10 Things You Should Know About Chaos and Cosmos in God’s Creation
- 1. Allah Menciptakan dari Kekacauan menjadi Keteraturan (Creatio ex Nihilo)
- 2. Kekacauan Tidak Berarti Ketidakteraturan Mutlak
- 3. Firman Tuhan Mengatur Kekacauan Menjadi Kosmos
- 4. Kekacauan Melambangkan Ketidakberesan Akibat Dosa
- 5. Allah Tetap Berdaulat atas Kekacauan Dunia
- 6. Kosmos adalah Refleksi dari Kebijaksanaan dan Kemuliaan Allah
- 7. Pekerjaan Penebusan Memulihkan Kosmos dari Kekacauan Dosa
- 8. Kekacauan dalam Sejarah Manusia Mengarah ke Rencana Allah
- 9. Kerajaan Allah Akan Menghapus Kekacauan Selamanya
- 10. Kita Dipanggil untuk Membawa Keteraturan di Tengah Kekacauan
- Kesimpulan

Pendahuluan:
Dalam teologi Kristen, penciptaan dunia oleh Allah adalah salah satu doktrin yang paling fundamental. Kitab Kejadian menggambarkan bagaimana Tuhan menciptakan dunia dari kekacauan menjadi keteraturan, dari ketiadaan menjadi keberadaan. Dalam teologi Reformed, banyak pakar berpendapat bahwa pemahaman tentang "chaos" (kekacauan) dan "cosmos" (keteraturan) dalam penciptaan Allah memiliki makna yang lebih dalam, tidak hanya dalam konteks penciptaan fisik tetapi juga dalam kehidupan rohani dan sejarah keselamatan.
Artikel ini akan mengupas sepuluh hal penting yang perlu Anda ketahui mengenai "chaos" dan "cosmos" dalam penciptaan Tuhan, berdasarkan pandangan teolog Reformed seperti Herman Bavinck, Cornelius Van Til, John Calvin, dan lainnya.
1. Allah Menciptakan dari Kekacauan menjadi Keteraturan (Creatio ex Nihilo)
Salah satu prinsip dasar dalam teologi Reformed adalah creatio ex nihilo, yang berarti Allah menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan.
Kejadian 1:2 menyebutkan bahwa "bumi belum berbentuk dan kosong" (Ibrani: tohu wabohu), yang sering diartikan sebagai kondisi "kekacauan" sebelum Tuhan membentuk dan mengatur alam semesta.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menekankan bahwa ini bukan berarti Allah menciptakan sesuatu yang cacat atau tidak sempurna, tetapi bahwa proses penciptaan memang melibatkan transisi dari kekacauan menuju keteraturan sesuai dengan rencana Tuhan.
“All created things are brought forth by the power of God, and nothing has an independent existence apart from Him.” – Herman Bavinck
2. Kekacauan Tidak Berarti Ketidakteraturan Mutlak
Meskipun Kejadian 1:2 menggambarkan bumi sebagai "belum berbentuk dan kosong", ini tidak berarti bahwa dunia dalam kondisi kacau tanpa kendali.
John Calvin menafsirkan bahwa "kekacauan" dalam ayat ini adalah keadaan awal dari dunia sebelum Tuhan menatanya, bukan kekacauan dalam pengertian moral atau ketidakteraturan mutlak. Ia menegaskan bahwa sejak awal, Tuhan tetap berdaulat atas ciptaan-Nya.
"The world was created good but not yet complete. Order and purpose come as God speaks and works.” – John Calvin (Commentary on Genesis)
3. Firman Tuhan Mengatur Kekacauan Menjadi Kosmos
Teologi Reformed menekankan bahwa penciptaan bukan hanya suatu tindakan mekanis, tetapi juga pekerjaan Firman Tuhan yang penuh kuasa.
Di Kejadian 1, setiap bagian dari penciptaan dimulai dengan, “Berfirmanlah Allah…”, yang menunjukkan bahwa Allah menciptakan keteraturan melalui Firman-Nya.
Cornelius Van Til menyatakan bahwa dalam penciptaan, "kekacauan" adalah bagian dari rancangan ilahi yang disusun oleh Allah melalui perintah-Nya. Ini menunjukkan otoritas dan keteraturan Tuhan yang mutlak dalam menciptakan alam semesta.
4. Kekacauan Melambangkan Ketidakberesan Akibat Dosa
Setelah penciptaan yang sempurna, dunia kembali mengalami "kekacauan" akibat dosa. Kejatuhan manusia dalam Kejadian 3 membawa ketidakteraturan ke dalam kehidupan manusia dan alam semesta.
Teolog seperti R.C. Sproul menekankan bahwa dosa adalah penyebab utama dari semua "chaos" dalam dunia, termasuk penderitaan, kejahatan, dan kematian.
"There is not one single molecule in the universe that is outside of God’s control, but sin brought chaos into man’s moral order.” – R.C. Sproul
Dengan kata lain, dunia diciptakan dalam keteraturan yang sempurna, tetapi dosa membawa gangguan dalam tatanan ciptaan Allah.
5. Allah Tetap Berdaulat atas Kekacauan Dunia
Meski dunia jatuh dalam dosa dan mengalami kekacauan, teologi Reformed mengajarkan bahwa Allah tetap berdaulat atas segala sesuatu.
Herman Bavinck menyebutkan bahwa providence (pemeliharaan ilahi) Tuhan memastikan bahwa dunia tetap berada dalam rencana-Nya, meskipun ada unsur "chaos" dalam kehidupan manusia.
Paulus dalam Kolose 1:17 berkata, "Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia." Ini menegaskan bahwa di tengah ketidakteraturan akibat dosa, Kristus tetap menopang seluruh ciptaan.
6. Kosmos adalah Refleksi dari Kebijaksanaan dan Kemuliaan Allah
Mazmur 19:1 mengatakan, "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya."
Bavinck menjelaskan bahwa dunia yang teratur ini bukan hanya bukti keberadaan Tuhan, tetapi juga kesaksian tentang hikmat-Nya. Ilmu pengetahuan dan hukum alam mencerminkan keteraturan yang telah Tuhan tetapkan sejak penciptaan.
Bahkan dalam sains modern, hukum-hukum fisika menunjukkan keteraturan luar biasa dalam kosmos, yang sesuai dengan prinsip bahwa Allah adalah Tuhan yang menciptakan dunia dalam tatanan yang sempurna.
7. Pekerjaan Penebusan Memulihkan Kosmos dari Kekacauan Dosa
Teologi Reformed melihat keselamatan bukan hanya sebagai penyelamatan individu dari dosa, tetapi juga pemulihan seluruh ciptaan.
Dalam Roma 8:21, Paulus mengatakan bahwa seluruh ciptaan "akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan".
R.C. Sproul menjelaskan bahwa Kristus datang bukan hanya untuk menyelamatkan manusia, tetapi juga untuk mengembalikan keteraturan dalam seluruh ciptaan. Keselamatan dalam Kristus adalah proses di mana Allah sedang membawa kembali keteraturan ke dunia yang telah hancur oleh dosa.
8. Kekacauan dalam Sejarah Manusia Mengarah ke Rencana Allah
Sepanjang sejarah, manusia sering mengalami periode kekacauan—perang, bencana, dan ketidakadilan. Namun, dalam pandangan Reformed, tidak ada kekacauan yang terjadi di luar rencana Tuhan.
John Piper menekankan bahwa meskipun manusia melihat sejarah sebagai serangkaian peristiwa acak, Tuhan memegang kendali penuh atas semuanya.
“History is not meaningless. Every event is under the sovereign hand of God.” – John Piper
Seperti dalam kisah Yusuf (Kejadian 50:20), Allah memakai kejahatan dan kekacauan untuk tujuan yang lebih besar.
9. Kerajaan Allah Akan Menghapus Kekacauan Selamanya
Kitab Wahyu menggambarkan bagaimana pada akhirnya, Tuhan akan menghapus segala bentuk kekacauan dan memulihkan dunia dalam keadaan sempurna.
Wahyu 21:4 berkata, "Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, ratap tangis, atau dukacita."
Teologi Reformed melihat ini sebagai pemulihan final dari kosmos, di mana Allah akan mengembalikan dunia kepada keadaan sempurna seperti semula.
10. Kita Dipanggil untuk Membawa Keteraturan di Tengah Kekacauan
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk ikut serta dalam pekerjaan Tuhan dalam membawa keteraturan di tengah dunia yang kacau.
Yesus berkata dalam Matius 5:14, "Kamu adalah terang dunia." Ini berarti kita dipanggil untuk hidup dalam keteraturan, menegakkan keadilan, dan menjadi saksi bagi Kristus di dunia ini.
Sebagaimana Bavinck katakan, orang Kristen harus menjadi alat Tuhan dalam membawa keteraturan dan kebenaran di dunia yang berdosa.
Kesimpulan
Dalam penciptaan, Allah mengubah kekacauan menjadi kosmos yang penuh keteraturan. Meskipun dosa membawa kembali kekacauan ke dunia, Allah tetap berdaulat, dan melalui Kristus, Dia sedang memulihkan segala sesuatu.
Sebagai umat-Nya, kita dipanggil untuk hidup dalam terang-Nya dan berpartisipasi dalam pemulihan dunia sesuai dengan rencana Allah.
Berdoalah, mohon Roh Kudus memberi pengertian dalam memahami karya besar Tuhan dari kekacauan menjadi keteraturan!