Bukti-bukti Alkitab Yang Menegaskan Keilahian Yesus
.jpg)
Pendahuluan:
Yesus Kristus adalah tokoh sentral dalam Kekristenan. Namun, pertanyaan mengenai keilahian-Nya telah menjadi topik perdebatan sepanjang sejarah. Beberapa kelompok menerima-Nya sebagai Tuhan, sementara yang lain hanya menganggap-Nya sebagai nabi atau guru yang hebat.
Alkitab, sebagai sumber utama ajaran Kristen, dengan jelas mengajarkan bahwa Yesus adalah Allah. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri bukti-bukti Alkitab yang menegaskan keilahian Yesus berdasarkan pendapat para pakar teologi.
1. Pernyataan Langsung dalam Alkitab bahwa Yesus adalah Allah
a. Yohanes 1:1-3 – Yesus adalah Firman yang Kekal
"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan." (Yohanes 1:1-3)
Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus (Firman) bukan hanya bersama Allah, tetapi juga adalah Allah. Dr. Craig Keener, seorang pakar Perjanjian Baru, menjelaskan bahwa struktur bahasa Yunani dalam ayat ini mempertegas bahwa Yesus memiliki esensi ilahi yang sama dengan Allah Bapa.
b. Yohanes 20:28 – Pengakuan Tomas
Ketika Yesus menampakkan diri kepada Tomas setelah kebangkitan-Nya, Tomas berseru:
"Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yohanes 20:28)
Teolog F.F. Bruce menekankan bahwa Yesus tidak menegur Tomas karena pernyataannya ini, tetapi justru menerima penyembahannya. Ini membuktikan bahwa Yesus menerima pengakuan sebagai Allah.
c. Kolose 2:9 – Yesus Memiliki Keilahian Sepenuhnya
"Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmani seluruh kepenuhan ke-Allahan."
John MacArthur menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan Yesus bukan hanya memiliki sifat ilahi, tetapi seluruh kepenuhan keilahian tinggal dalam diri-Nya. Artinya, Yesus tidak sekadar makhluk yang diberi kuasa ilahi, tetapi Ia adalah Allah sendiri.
2. Yesus Memiliki Sifat-Sifat Allah
Jika Yesus adalah Allah, maka Ia harus memiliki sifat yang hanya dimiliki oleh Allah. Berikut adalah beberapa sifat Allah yang juga ada pada Yesus:
a. Kekekalan – Yesus Ada Sejak Kekal
Yesus berkata dalam Yohanes 8:58:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."
N.T. Wright menjelaskan bahwa dalam bahasa Yunani, frasa "Aku telah ada" (Ego eimi) adalah klaim eksplisit bahwa Yesus memiliki keberadaan kekal, sama seperti Allah dalam Keluaran 3:14 yang menyatakan diri-Nya sebagai "Aku adalah Aku".
b. Kemahatahuan – Yesus Mengetahui Segala Sesuatu
Dalam Yohanes 16:30, murid-murid Yesus berkata:
"Sekarang kami tahu bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu..."
Dr. Wayne Grudem menegaskan bahwa pernyataan ini menunjukkan kesadaran murid-murid bahwa Yesus memiliki pengetahuan ilahi, sesuatu yang hanya dimiliki oleh Allah.
c. Kuasa untuk Mengampuni Dosa
Yesus berkata dalam Markus 2:5-7:
"Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni." Tetapi beberapa ahli Taurat berpikir dalam hatinya: "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah! Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"
Para ahli Taurat mengerti bahwa hanya Allah yang bisa mengampuni dosa. Dengan demikian, ketika Yesus mengampuni dosa, Ia mengklaim otoritas ilahi-Nya.
3. Yesus Dinyatakan sebagai Allah dalam Perjanjian Lama dan Nubuat Mesianik
a. Yesaya 9:6 – Mesias adalah Allah yang Perkasa
"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai."
Teolog R.C. Sproul menjelaskan bahwa gelar "Allah yang Perkasa" (El Gibbor) adalah gelar yang hanya diberikan kepada Allah, yang menunjukkan bahwa Mesias yang dinubuatkan adalah Tuhan sendiri.
b. Zakharia 12:10 – Allah yang Tertikam
"Mereka akan memandang kepada-Ku, yang telah mereka tikam."
Ayat ini berbicara tentang Allah yang akan ditikam. Yohanes 19:37 mengutip ayat ini dan menerapkannya kepada Yesus, yang berarti Yesus adalah Allah yang digenapi dalam nubuat ini.
4. Yesus Menerima Penyembahan sebagai Allah
Dalam Alkitab, hanya Allah yang boleh disembah (Ulangan 6:13, Matius 4:10). Namun, Yesus menerima penyembahan berulang kali tanpa menolak:
- Para murid menyembah Yesus setelah kebangkitan-Nya (Matius 28:9, 17).
- Orang buta yang disembuhkan menyembah-Nya (Yohanes 9:38).
- Malaikat menolak penyembahan, tetapi Yesus menerimanya (Wahyu 19:10 vs. Matius 14:33).
John Piper menyatakan bahwa jika Yesus bukan Allah, maka menerima penyembahan adalah suatu dosa. Fakta bahwa Ia tidak menolak penyembahan menunjukkan bahwa Ia adalah Tuhan yang layak disembah.
5. Yesus Memiliki Kuasa yang Hanya Dimiliki Allah
Yesus menunjukkan bahwa Ia memiliki otoritas ilahi melalui berbagai tindakan-Nya:
a. Kuasa atas Alam
Dalam Markus 4:39, Yesus menghardik badai dan berkata:
"Diam! Tenanglah!"
Para murid kagum dan bertanya:
"Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"
Dr. William Lane Craig menekankan bahwa tindakan Yesus ini menunjukkan otoritas atas ciptaan, sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh Allah.
b. Kuasa atas Kematian
Yesus membangkitkan Lazarus (Yohanes 11:43-44) dan bahkan menyatakan bahwa Ia memiliki kuasa untuk menyerahkan nyawa-Nya dan mengambilnya kembali (Yohanes 10:18).
Timothy Keller berpendapat bahwa Yesus bukan hanya memiliki kuasa atas kehidupan, tetapi juga berdaulat atas kematian-Nya sendiri, yang merupakan atribut ilahi.
Kesimpulan: Yesus adalah Allah
Berdasarkan bukti-bukti Alkitab, dapat disimpulkan bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Beberapa poin utama yang membuktikan keilahian-Nya adalah:
- Alkitab secara eksplisit menyatakan bahwa Yesus adalah Allah (Yohanes 1:1, Yohanes 20:28, Kolose 2:9).
- Yesus memiliki sifat-sifat Allah (kekekalan, kemahatahuan, kuasa mengampuni dosa).
- Nubuat Perjanjian Lama menunjukkan bahwa Mesias adalah Allah (Yesaya 9:6, Zakharia 12:10).
- Yesus menerima penyembahan sebagai Tuhan tanpa menolak (Matius 28:9, Yohanes 9:38).
- Yesus memiliki kuasa yang hanya dimiliki Allah (mengendalikan alam, mengalahkan kematian).
Para pakar teologi sepakat bahwa keilahian Yesus adalah inti dari iman Kristen. Jika Yesus bukan Allah, maka kematian-Nya di kayu salib tidak memiliki kuasa untuk menyelamatkan. Namun, karena Yesus adalah Tuhan yang mengambil rupa manusia, pengorbanan-Nya memiliki nilai kekal bagi keselamatan umat manusia.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk tidak hanya mengakui bahwa Yesus adalah Allah, tetapi juga untuk menyembah, mengasihi, dan menaati-Nya dalam kehidupan kita.