Dibenarkan oleh Iman: Roma 3:27-28

Pendahuluan
Salah satu doktrin utama dalam teologi Reformed adalah doktrin justification by faith alone (pembenaran oleh iman saja). Doktrin ini ditegaskan dengan sangat jelas dalam Roma 3:27-28, di mana Rasul Paulus menolak segala bentuk kemegahan diri dan menegaskan bahwa manusia dibenarkan hanya melalui iman, bukan oleh perbuatan Hukum Taurat.
Para teolog Reformed seperti John Calvin, Martin Luther, Charles Hodge, dan R.C. Sproul memandang ayat ini sebagai inti dari Injil. Artikel ini akan menguraikan eksposisi Roma 3:27-28 berdasarkan perspektif teologi Reformed, menjelaskan makna mendalam dari ayat ini, serta relevansinya bagi kehidupan Kristen saat ini.
Eksposisi Ayat per Ayat
1. Roma 3:27 – Kemegahan Diri yang Dihapuskan
"Jadi, apa yang menjadi kemegahan diri kita? Sudah disingkirkan! Oleh hukum apa? Oleh hukum perbuatan kita? Bukan, melainkan oleh hukum iman."
Menolak Kesombongan Manusia
Dalam ayat ini, Paulus mengajukan pertanyaan retoris untuk menekankan bahwa tidak ada ruang bagi manusia untuk bermegah dalam keselamatan mereka. John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menegaskan bahwa:
"Semua kemegahan diri manusia harus dilenyapkan karena keselamatan sepenuhnya adalah anugerah Allah. Iman bukanlah pekerjaan manusia, melainkan karunia yang diberikan oleh Allah sendiri."
Paulus menggunakan istilah "hukum iman" untuk menunjukkan bahwa keselamatan bukanlah hasil dari kepatuhan terhadap hukum moral atau perbuatan baik, tetapi karena iman kepada Kristus. Charles Hodge menambahkan bahwa sistem pembenaran berdasarkan hukum menuntut ketaatan sempurna, sesuatu yang tidak mungkin dicapai manusia yang berdosa.
Kontras antara Hukum Taurat dan Hukum Iman
Paulus membandingkan dua sistem hukum:
-
Hukum perbuatan – sistem di mana manusia mencoba mendapatkan kebenaran melalui usaha mereka sendiri.
-
Hukum iman – sistem di mana kebenaran diberikan sebagai karunia kepada mereka yang percaya kepada Kristus.
Martin Luther menegaskan bahwa penghapusan kemegahan diri dalam keselamatan adalah kunci dari Reformasi Protestan. Ia menulis dalam Komentar atas Roma:
"Orang yang membanggakan perbuatannya untuk keselamatan adalah orang yang belum memahami anugerah Allah. Kita dibenarkan bukan oleh apa yang kita lakukan, tetapi oleh apa yang Kristus telah lakukan bagi kita."
2. Roma 3:28 – Pembenaran Melalui Iman Saja
"Karena itu, kita berpendapat, bahwa manusia dibenarkan melalui iman, terlepas dari perbuatan-perbuatan berdasarkan Hukum Taurat."
Pembenaran: Doktrin Utama Teologi Reformed
Ayat ini menjadi dasar dari doktrin sola fide (iman saja), yang menyatakan bahwa manusia dibenarkan di hadapan Allah bukan karena perbuatan mereka, tetapi semata-mata karena iman kepada Kristus.
R.C. Sproul menjelaskan bahwa doktrin ini adalah pilar utama iman Kristen:
"Jika kita menghilangkan doktrin pembenaran oleh iman saja, maka kita menghancurkan inti dari Injil. Keselamatan bukanlah hasil kerja sama antara manusia dan Allah, tetapi sepenuhnya anugerah-Nya."
Dalam teologi Reformed, pembenaran (justification) berarti bahwa Allah secara hukum menyatakan seorang berdosa menjadi benar di hadapan-Nya, bukan berdasarkan kebenaran mereka sendiri, tetapi karena kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada mereka.
Kontras dengan Hukum Taurat
Paulus dengan tegas mengatakan bahwa pembenaran terjadi "terlepas dari perbuatan-perbuatan berdasarkan Hukum Taurat." Ini menekankan bahwa tidak ada perbuatan baik yang dapat berkontribusi pada pembenaran.
John Owen, seorang teolog Puritan, menegaskan bahwa jika ada unsur perbuatan dalam pembenaran, maka itu akan merusak anugerah Allah:
"Jika kita menambahkan satu persen usaha manusia ke dalam pembenaran, maka kita telah menghapus seluruh anugerah Injil."
Charles Hodge juga menjelaskan bahwa pembenaran bukanlah perubahan internal, tetapi sebuah status hukum yang diberikan oleh Allah kepada orang percaya. Ini berbeda dengan pengudusan (sanctification), yang merupakan proses perubahan moral dalam kehidupan Kristen.
Implikasi Doktrinal dan Praktis
1. Keselamatan adalah Anugerah, Bukan Hasil Usaha
Karena manusia dibenarkan hanya oleh iman, tidak ada satu pun yang bisa membanggakan diri dalam keselamatannya. Ini menghancurkan konsep legalisme, yaitu pandangan bahwa keselamatan diperoleh dengan usaha manusia.
2. Ketaatan Adalah Buah, Bukan Syarat Keselamatan
Beberapa orang mungkin salah memahami doktrin sola fide sebagai izin untuk hidup sembarangan (antinomianisme). Namun, seperti yang ditekankan oleh John Calvin, iman yang sejati akan menghasilkan buah ketaatan:
"Kita diselamatkan oleh iman saja, tetapi iman yang menyelamatkan tidak pernah berdiri sendiri."
Dengan kata lain, perbuatan baik tidak menyelamatkan, tetapi merupakan bukti nyata dari iman yang sejati.
3. Menolak Sistem Keselamatan yang Berbasis Perbuatan
Roma 3:27-28 secara langsung menolak doktrin yang mengajarkan bahwa manusia harus menambah perbuatan mereka dalam keselamatan. Dalam konteks historis, Reformasi Protestan menolak sistem Katolik Roma yang mengajarkan bahwa sakramen dan perbuatan baik berperan dalam pembenaran.
R.C. Sproul dengan tegas menyatakan:
"Satu-satunya kebenaran yang dapat membuat kita benar di hadapan Allah adalah kebenaran Kristus, bukan kebenaran kita sendiri."
4. Memberikan Kepastian Keselamatan
Jika keselamatan bergantung pada perbuatan kita, maka kita tidak akan pernah memiliki kepastian. Namun, karena pembenaran adalah anugerah Allah berdasarkan karya Kristus, orang percaya dapat memiliki kepastian keselamatan.
Jonathan Edwards menyebutkan bahwa kepastian keselamatan ini membawa sukacita sejati dalam hidup orang percaya:
"Hanya ketika kita menyadari bahwa keselamatan adalah murni karena anugerah, kita dapat benar-benar hidup dalam kebebasan dan sukacita yang Allah berikan."
Kesimpulan
Roma 3:27-28 adalah inti dari Injil yang diajarkan oleh Paulus dan menjadi dasar dari teologi Reformed. Ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa:
-
Tidak ada ruang untuk kemegahan diri dalam keselamatan.
-
Pembenaran terjadi hanya melalui iman kepada Kristus, bukan melalui perbuatan baik atau kepatuhan kepada hukum.
-
Keselamatan adalah anugerah Allah yang diberikan secara cuma-cuma, bukan hasil usaha manusia.
-
Perbuatan baik bukanlah syarat keselamatan, tetapi merupakan bukti dari iman yang sejati.
Doktrin pembenaran oleh iman saja merupakan pilar utama dari teologi Reformed dan telah menjadi dasar dari iman Protestan selama berabad-abad. Pemahaman yang benar tentang Roma 3:27-28 akan membawa kita kepada penyembahan yang lebih dalam kepada Allah, yang telah menyediakan keselamatan melalui anugerah-Nya semata.