Efesus 5:20: Hidup dalam Ucapan Syukur kepada Allah
Pendahuluan
Surat Efesus adalah salah satu surat Paulus yang penuh dengan ajaran tentang kehidupan Kristen yang berpusat pada Kristus. Dalam Efesus 5:20, Paulus menekankan pentingnya hidup dalam ucapan syukur sebagai ekspresi iman dan ketaatan kepada Allah.
"Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu kepada Allah Bapa dalam nama Tuhan kita, Kristus Yesus." (Efesus 5:20, AYT)
Ayat ini mengajarkan bahwa:
- Ucapan syukur harus menjadi gaya hidup orang percaya.
- Kita harus bersyukur dalam segala hal, bukan hanya dalam keadaan baik.
- Ucapan syukur harus dipersembahkan kepada Allah melalui Kristus.
Dalam artikel ini, kita akan membahas eksposisi Efesus 5:20 berdasarkan perspektif teologi Reformed, serta bagaimana kebenaran ini dapat diterapkan dalam kehidupan orang percaya.
1. Konteks Historis dan Teologis Efesus 5:20
Surat Efesus ditulis oleh Rasul Paulus dari dalam penjara (Efesus 3:1), kepada jemaat di Efesus, yang hidup di tengah budaya yang penuh dengan penyembahan berhala dan kehidupan yang tidak bermoral.
a. Hidup Baru dalam Kristus
Efesus 5 adalah bagian dari nasihat Paulus tentang kehidupan Kristen yang benar. Paulus menekankan:
- Hidup dalam terang, bukan dalam kegelapan (Efesus 5:8).
- Menjalani hidup yang berhikmat, bukan bodoh (Efesus 5:15-16).
- Dikuasai oleh Roh Kudus, bukan oleh hawa nafsu duniawi (Efesus 5:18).
John Calvin dalam Commentary on Ephesians menekankan bahwa hidup dalam Roh akan menghasilkan sikap hati yang penuh syukur kepada Allah.
"Orang yang dikuasai oleh Roh Kudus akan selalu memiliki hati yang bersyukur, bukan karena keadaan dunia, tetapi karena anugerah Allah yang telah menyelamatkan mereka." — John Calvin
2. Eksposisi Kata Kunci dalam Efesus 5:20
a. “Ucaplah syukur senantiasa”
Paulus tidak mengatakan kita hanya bersyukur ketika keadaan baik, tetapi senantiasa (Yunani: πάντοτε, pantote), yang berarti setiap saat, dalam segala situasi.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa ucapan syukur bukanlah respons alami manusia yang berdosa, tetapi adalah hasil dari pekerjaan Roh Kudus dalam hati orang percaya.
"Ucapan syukur adalah tanda iman yang sejati, karena hanya mereka yang mengenal kasih karunia Allah yang bisa bersyukur dalam segala keadaan." — Herman Bavinck
Dalam 1 Tesalonika 5:18, Paulus juga menegaskan bahwa mengucap syukur dalam segala hal adalah kehendak Allah bagi orang percaya.
b. “Atas segala sesuatu”
Paulus menggunakan frasa "atas segala sesuatu", yang dalam bahasa Yunani adalah ὑπὲρ πάντων (hyper pantōn), yang berarti dalam semua keadaan, baik suka maupun duka.
Jonathan Edwards dalam Religious Affections menekankan bahwa iman sejati akan bersyukur kepada Tuhan bahkan dalam penderitaan, karena percaya bahwa segala sesuatu terjadi dalam kedaulatan-Nya.
"Orang yang sungguh-sungguh percaya kepada kedaulatan Tuhan akan selalu menemukan alasan untuk bersyukur, bahkan dalam masa sulit." — Jonathan Edwards
Roma 8:28 juga mengajarkan bahwa segala sesuatu bekerja untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah.
c. “Kepada Allah Bapa”
Ucapan syukur harus dipersembahkan kepada Allah Bapa, bukan kepada dunia atau diri sendiri.
John MacArthur dalam The MacArthur Bible Commentary menjelaskan bahwa orang percaya harus selalu mengakui bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan untuk kemuliaan-Nya.
"Ucapan syukur adalah pengakuan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan bahwa Dia berdaulat atas kehidupan kita." — John MacArthur
Yakobus 1:17 juga menegaskan bahwa segala berkat yang baik datangnya dari Allah Bapa.
d. “Dalam nama Tuhan kita, Kristus Yesus”
Paulus menegaskan bahwa ucapan syukur harus diberikan dalam nama Yesus Kristus, karena Dialah perantara kita kepada Allah.
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menjelaskan bahwa kita tidak bisa datang kepada Allah dengan kebenaran kita sendiri, tetapi hanya melalui Kristus.
"Kristus adalah pengantara kita, dan setiap doa, pujian, serta ucapan syukur harus diberikan dalam nama-Nya, karena hanya melalui Dia kita dapat menghampiri Allah." — R.C. Sproul
Kolose 3:17 juga mengajarkan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan harus dilakukan dalam nama Tuhan Yesus, dengan mengucap syukur kepada Allah Bapa.
3. Penerapan Efesus 5:20 dalam Kehidupan Kristen
a. Mengembangkan Gaya Hidup Bersyukur
Orang Kristen harus menjadikan ucapan syukur sebagai kebiasaan, bukan hanya sebagai respons terhadap hal-hal baik.
John Piper dalam Desiring God menekankan bahwa sukacita dan ucapan syukur dalam Tuhan adalah sumber kekuatan bagi orang percaya.
"Tuhan paling dimuliakan dalam kita ketika kita paling bersukacita dalam Dia, dan sukacita itu selalu menghasilkan ucapan syukur." — John Piper
Kita dapat melatih diri untuk lebih bersyukur dengan:
- Memulai hari dengan doa syukur.
- Menuliskan hal-hal yang bisa kita syukuri setiap hari.
- Menghindari keluhan dan menggantinya dengan doa.
b. Bersyukur dalam Penderitaan
Paulus menulis surat Efesus dari penjara, tetapi tetap mengajarkan tentang sukacita dan ucapan syukur. Ini menunjukkan bahwa kita bisa bersyukur bahkan dalam penderitaan.
Timothy Keller dalam Walking with God through Pain and Suffering menjelaskan bahwa iman sejati diuji bukan saat semuanya berjalan baik, tetapi saat kita bisa tetap bersyukur dalam pencobaan.
"Jika kita hanya bersyukur saat keadaan baik, maka kita belum memahami bahwa kasih dan kedaulatan Tuhan melampaui situasi kita." — Timothy Keller
Ayub 1:21 juga menunjukkan bagaimana Ayub tetap memuji Tuhan meskipun kehilangan segalanya:
"Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!"
c. Mengucap Syukur sebagai Bentuk Ibadah
Ucapan syukur bukan hanya sikap hati, tetapi juga bentuk ibadah yang menyenangkan Tuhan.
Charles Spurgeon dalam Morning and Evening menekankan bahwa seorang Kristen yang bersyukur adalah saksi hidup dari kebaikan Allah.
"Tidak ada kesaksian yang lebih kuat tentang kebaikan Allah selain dari kehidupan yang dipenuhi dengan ucapan syukur." — Charles Spurgeon
Mazmur 100:4 juga menegaskan bahwa kita harus masuk ke hadirat Tuhan dengan ucapan syukur dan pujian.
4. Kesimpulan: Hidup dalam Ucapan Syukur kepada Allah
Efesus 5:20 mengajarkan bahwa ucapan syukur harus menjadi gaya hidup orang percaya, dalam segala keadaan, karena Tuhan yang kita sembah adalah Allah yang baik dan berdaulat.
Poin-poin utama dari eksposisi ini adalah:
- Ucapan syukur harus menjadi kebiasaan dalam kehidupan Kristen.
- Kita harus bersyukur dalam segala keadaan, termasuk dalam penderitaan.
- Ucapan syukur adalah bentuk ibadah yang memuliakan Tuhan.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam sukacita dan ucapan syukur, karena Allah kita adalah sumber segala yang baik dan berdaulat atas hidup kita.
Soli Deo Gloria!