Janji Pembebasan dan Penghakiman: Obaja 1:17-18
- Pendahuluan
- Konteks Historis Kitab Obaja
- Eksposisi Obaja 1:17-18
- 1. “Di atas Gunung Sion akan ada pembebasan” – Anugerah Pemulihan bagi Umat Allah
- 2. “Akan ada kekudusan” – Kehidupan yang Dipisahkan bagi Allah
- 3. “Kaum keturunan Yakub akan menduduki tanah miliknya” – Pemulihan Hak Umat Allah
- 4. “Keturunan Yakub akan menjadi api … keturunan Esau akan menjadi jerami” – Penghakiman atas Orang Fasik
- Implikasi Praktis bagi Orang Percaya
- Kesimpulan

Pendahuluan
Kitab Obaja adalah kitab paling pendek dalam Perjanjian Lama, tetapi memiliki pesan yang kuat tentang keadilan Allah dan pemulihan umat-Nya. Obaja 1:17-18 dari kitab ini berbicara tentang pembebasan di Gunung Sion dan penghukuman atas keturunan Esau.
Obaja 1:17-18 (AYT)
"Akan tetapi, di atas Gunung Sion akan ada pembebasan, akan ada kekudusan; dan kaum keturunan Yakub akan menduduki tanah miliknya." (Obaja 1:17)
"Keturunan Yakub akan menjadi api dan keturunan Yusuf menjadi nyala api, dan keturunan Esau akan menjadi jerami. Mereka akan terbakar di dalamnya Dan, tidak akan ada yang selamat yang tinggal di rumah Esau, demikianlah TUHAN telah berfirman." (Obaja 1:18)
Bagaimana ayat ini dipahami dalam teologi Reformed? Artikel ini akan menggali makna teologis dari ayat ini berdasarkan pemikiran para teolog Reformed seperti John Calvin, Charles Hodge, R.C. Sproul, dan lainnya.
Konteks Historis Kitab Obaja
Kitab Obaja ditulis sebagai nubuatan terhadap bangsa Edom (keturunan Esau) karena mereka bersikap jahat terhadap Israel (keturunan Yakub). Ketika Yerusalem dihancurkan oleh Babel, orang Edom malah bersorak dan membantu musuh Israel. Karena itu, Allah menyatakan penghukuman bagi mereka.
Namun, di tengah hukuman, Tuhan menjanjikan pembebasan bagi umat-Nya. Gunung Sion akan menjadi tempat pemulihan, dan keturunan Yakub akan kembali kepada tanah milik mereka.
Eksposisi Obaja 1:17-18
1. “Di atas Gunung Sion akan ada pembebasan” – Anugerah Pemulihan bagi Umat Allah
Bagian pertama dari ayat 17 menekankan bahwa akan ada pembebasan (deliverance). Dalam bahasa Ibrani, kata yang digunakan adalah peletah (פְּלֵיטָה), yang berarti "keselamatan" atau "keluputan dari bahaya."
John Calvin: Keselamatan Melalui Anugerah Allah
John Calvin dalam komentarnya mengenai kitab Obaja menekankan bahwa keselamatan umat Allah selalu berdasarkan anugerah, bukan usaha manusia.
"Gunung Sion melambangkan tempat pemeliharaan Allah bagi umat-Nya. Pembebasan ini tidak datang karena kekuatan manusia, tetapi karena janji dan anugerah Allah yang setia kepada perjanjian-Nya."
Dalam konteks Perjanjian Baru, Sion sering digunakan sebagai gambaran kerajaan Allah (Ibrani 12:22). Dengan demikian, janji ini mengarah pada keselamatan yang akan digenapi sepenuhnya dalam Kristus.
R.C. Sproul: Tipologi Keselamatan dalam Kristus
Sproul melihat ayat ini sebagai bayangan dari Injil. Gunung Sion bukan hanya tempat fisik di Yerusalem, tetapi juga melambangkan kehadiran Allah di tengah umat-Nya.
"Pembebasan di Gunung Sion menunjuk kepada keselamatan yang digenapi dalam Kristus. Sebagaimana umat Israel dibebaskan dari pembuangan, demikian juga orang percaya dibebaskan dari perbudakan dosa melalui karya Kristus di kayu salib."
Dengan kata lain, ayat ini tidak hanya berbicara tentang pemulihan historis Israel tetapi juga keselamatan rohani dalam Yesus Kristus.
2. “Akan ada kekudusan” – Kehidupan yang Dipisahkan bagi Allah
Bagian kedua dari Obaja 1:17 menekankan bahwa di Gunung Sion akan ada kekudusan (holiness). Ini menunjukkan bahwa pembebasan Allah tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga moral dan spiritual.
Charles Hodge: Kekudusan Sebagai Tanda Umat yang Ditebus
Dalam teologi Reformed, kekudusan adalah bukti dari pekerjaan Allah dalam diri umat-Nya. Charles Hodge menulis bahwa keselamatan selalu diikuti oleh transformasi moral:
"Orang percaya tidak hanya dibebaskan dari hukuman dosa, tetapi juga dipanggil untuk hidup dalam kekudusan. Inilah tanda bahwa mereka benar-benar adalah umat milik Allah."
Kekudusan dalam konteks ini berarti bahwa umat Tuhan akan hidup dalam ketaatan kepada firman-Nya dan tidak lagi mengikuti jalan dunia.
Martyn Lloyd-Jones: Ketaatan sebagai Bukti Iman yang Sejati
Lloyd-Jones menegaskan bahwa tidak ada keselamatan sejati tanpa pertobatan dan perubahan hidup.
"Seorang yang telah menerima keselamatan sejati pasti akan menunjukkan kehidupan yang kudus. Jika tidak ada perubahan dalam kehidupan seseorang, maka keselamatannya patut dipertanyakan."
Hal ini sejalan dengan pengajaran Yesus dalam Matius 7:16 bahwa pohon yang baik dikenal dari buahnya.
3. “Kaum keturunan Yakub akan menduduki tanah miliknya” – Pemulihan Hak Umat Allah
Bagian ketiga dari Obaja 1:17 berbicara tentang pemulihan tanah bagi keturunan Yakub. Ini mengacu pada janji Allah bahwa umat-Nya akan kembali ke tanah perjanjian.
Teologi Reformed dan Pemulihan Janji Allah
Dalam teologi Reformed, janji tanah ini tidak hanya berbicara tentang Israel secara fisik tetapi juga tentang warisan kekal bagi umat percaya.
"Tanah perjanjian dalam Perjanjian Lama adalah bayangan dari warisan kekal yang dijanjikan kepada orang percaya dalam Kristus." (R.C. Sproul)
Warisan ini digenapi sepenuhnya dalam kerajaan Allah yang kekal (Matius 5:5, Wahyu 21:1).
4. “Keturunan Yakub akan menjadi api … keturunan Esau akan menjadi jerami” – Penghakiman atas Orang Fasik
Obaja 1:18 menggambarkan bahwa keturunan Yakub akan menjadi seperti api yang membakar keturunan Esau, yang dilambangkan sebagai jerami. Ini melambangkan penghukuman Allah atas musuh-musuh-Nya.
John Calvin: Penghakiman Allah yang Adil
Calvin menekankan bahwa penghukuman terhadap Edom adalah bukti keadilan Allah.
"Allah tidak akan membiarkan dosa terus berlangsung tanpa hukuman. Penghakiman terhadap Esau melambangkan penghukuman atas semua yang menentang Allah dan umat-Nya."
Dalam Perjanjian Baru, penghukuman ini digenapi dalam penghakiman akhir yang akan datang kepada semua orang yang menolak Kristus (2 Tesalonika 1:8-9).
Charles Hodge: Kristus sebagai Hakim yang Adil
Hodge menambahkan bahwa Kristus adalah Hakim yang akan membedakan antara orang benar dan orang fasik.
"Hari penghakiman akan menunjukkan bahwa hanya mereka yang berada dalam Kristus yang akan menerima kehidupan kekal, sementara mereka yang menolak-Nya akan menghadapi penghukuman kekal."
Dengan demikian, ayat ini menegaskan prinsip teologis bahwa Allah akan membela umat-Nya dan membinasakan musuh-Nya.
Implikasi Praktis bagi Orang Percaya
-
Keselamatan hanya ada dalam Kristus – Janji pembebasan di Sion menunjuk kepada keselamatan yang digenapi dalam Yesus.
-
Kehidupan kudus sebagai bukti keselamatan – Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam kekudusan sebagai respons terhadap anugerah Allah.
-
Harapan akan pemulihan penuh – Tuhan akan memulihkan segala sesuatu dalam kerajaan-Nya yang kekal.
-
Keadilan Allah yang sempurna – Tuhan akan menghakimi kejahatan dan membela umat-Nya.
Kesimpulan
Obaja 1:17-18 menegaskan bahwa Allah adalah pembela umat-Nya. Ia menjanjikan pembebasan, kekudusan, dan pemulihan bagi mereka yang percaya kepada-Nya, tetapi juga penghukuman bagi mereka yang menolak-Nya. Dalam terang Perjanjian Baru, janji ini digenapi dalam Kristus, yang membawa keselamatan bagi umat-Nya dan akan datang kembali sebagai Hakim yang adil.