Lukas 19:28-44: Yesus, Raja yang Ditolak dan Penghakiman atas Yerusalem

Lukas 19:28-44: Yesus, Raja yang Ditolak dan Penghakiman atas Yerusalem

Pendahuluan

Lukas 19:28-44 mengisahkan perjalanan Yesus ke Yerusalem, yang dikenal sebagai Peristiwa Minggu Palma, serta tangisan Yesus atas kota itu. Perikop ini menggambarkan kedatangan Yesus sebagai Raja yang lemah lembut, tetapi juga menunjukkan penolakan umat-Nya dan hukuman yang akan datang atas Yerusalem.

Berikut adalah teks Lukas 19:28-44 dalam Alkitab AYT (ringkasan):

28 Setelah Yesus mengatakan hal-hal itu, Dia berjalan lebih dahulu menuju Yerusalem.
29-36 Yesus mengutus murid-murid untuk mengambil seekor anak keledai, lalu Ia menungganginya memasuki Yerusalem. Orang-orang membentangkan pakaian mereka di jalan sebagai bentuk penghormatan.
37-38 Murid-murid dan orang banyak memuji Allah, berseru: "Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan!"
39-40 Orang-orang Farisi menegur Yesus agar Ia menyuruh murid-murid-Nya diam, tetapi Yesus berkata: "Jika mereka diam, batu-batu ini akan berseru."
41-44 Yesus menangisi Yerusalem karena kota itu tidak mengenali waktunya untuk bertobat. Ia menubuatkan kehancuran kota itu oleh bangsa-bangsa lain.

Perikop ini mengandung banyak pelajaran teologis tentang keilahian Kristus, penggenapan nubuat Perjanjian Lama, dan penghakiman Allah atas orang yang menolak-Nya.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna sejati dari Lukas 19:28-44, berdasarkan pandangan teologi Reformed, dengan merujuk pada pemikiran John Calvin, Charles Hodge, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul.

1. Konteks Historis dan Sastra

Peristiwa dalam Lukas 19:28-44 terjadi menjelang akhir pelayanan Yesus di dunia. Yesus telah mengajarkan tentang Kerajaan Allah, melakukan banyak mujizat, dan sekarang memasuki Yerusalem sebagai Raja, tetapi bukan sebagai raja politik yang diharapkan banyak orang.

Di latar belakang historisnya:

  1. Orang Yahudi menantikan Mesias sebagai pemimpin politik
    • Mereka berharap Mesias akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi.
  2. Yesus memasuki Yerusalem dengan keledai
    • Ini menggenapi nubuat Zakharia 9:9: "Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai."
  3. Yesus menangisi Yerusalem
    • Ini menggambarkan kesedihan Allah atas dosa dan ketidakpercayaan umat-Nya.

2. Eksposisi Ayat dan Makna Teologis

a. "Yesus berjalan lebih dahulu menuju Yerusalem." (Lukas 19:28)

Yesus sadar akan tujuan-Nya. Ia tahu bahwa perjalanan ke Yerusalem akan membawa-Nya kepada salib, tetapi Ia tetap maju dengan penuh ketaatan kepada Bapa.

John Calvin dalam Commentary on Luke menulis:

"Yesus pergi ke Yerusalem bukan karena dipaksa, tetapi karena Ia menyerahkan diri-Nya untuk menyelesaikan rencana penebusan Allah."

Ini menunjukkan kedaulatan Allah dalam rencana keselamatan, sebagaimana ditegaskan dalam Yesaya 53:10, bahwa Allah berkenan meremukkan Mesias demi keselamatan umat-Nya.

b. "Pergilah ke desa... kamu akan melihat seekor anak keledai..." (Lukas 19:30)

Keputusan Yesus untuk masuk ke Yerusalem dengan seekor anak keledai bukanlah kebetulan. Ini adalah tindakan simbolis yang menunjukkan:

  1. Penggenapan nubuat dalam Zakharia 9:9.
  2. Kerendahan hati Yesus, berbeda dengan raja dunia yang menunggang kuda perang.

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menekankan:

"Yesus datang bukan untuk menaklukkan dunia dengan kekerasan, tetapi dengan kasih dan pengorbanan-Nya."

c. "Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan!" (Lukas 19:38)

Orang banyak memuji Yesus dengan mengutip Mazmur 118:26, tetapi pemahaman mereka tentang Dia masih keliru.

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menulis:

"Orang-orang menyambut Yesus sebagai Raja, tetapi mereka tidak mengerti bahwa Kerajaan-Nya bukan dari dunia ini."

Mereka menginginkan Mesias politik, bukan Mesias yang akan mati di kayu salib. Ini menunjukkan bahwa tanpa anugerah Allah, manusia tidak dapat memahami rencana keselamatan yang sejati.

d. "Jika mereka diam, batu-batu ini akan berseru." (Lukas 19:40)

Yesus menegaskan bahwa pujian kepada-Nya adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Bahkan jika manusia diam, ciptaan akan bersaksi tentang Dia.

Ini mengingatkan kita pada Roma 1:20, bahwa keagungan Allah dinyatakan dalam ciptaan, sehingga manusia tidak punya alasan untuk menolak-Nya.

John Calvin menambahkan:

"Penolakan manusia terhadap Kristus tidak mengubah fakta bahwa Ia adalah Tuhan atas segala sesuatu."

e. "Yesus menangisi Yerusalem." (Lukas 19:41-44)

Yesus melihat ke Yerusalem dan menangis karena kota itu tidak mengenali waktu lawatannya. Ini menunjukkan:

  1. Kasih Allah yang besar – Yesus rindu agar umat-Nya bertobat.
  2. Penghakiman Allah yang pasti – Karena mereka menolak Yesus, Yerusalem akan dihancurkan (tahun 70 M oleh tentara Romawi).

Charles Hodge dalam Commentary on Romans menulis:

"Penolakan manusia terhadap kasih karunia Allah tidak hanya mendatangkan penderitaan di dunia ini, tetapi juga penghakiman kekal."

Kisah ini mengingatkan kita pada Roma 2:5, bahwa hati yang keras akan mendatangkan murka Allah pada hari penghakiman.

3. Aplikasi Teologi Reformed dalam Kehidupan Sehari-hari

a. Yesus adalah Raja yang Sejati

Meskipun dunia menolak-Nya, Yesus tetap adalah Raja atas segala raja (Filipi 2:9-11). Sebagai orang percaya, kita harus:
Tunduk kepada-Nya dalam ketaatan
Menyembah Dia dengan hati yang benar
Mengabarkan Injil kepada mereka yang masih menolak-Nya

b. Peringatan bagi Mereka yang Menolak Kristus

Yerusalem dihancurkan karena menolak Kristus, ini adalah gambaran penghakiman akhir bagi mereka yang menolak keselamatan.

Sebagai orang percaya, kita harus:
Menjaga hati agar tidak mengeraskan diri terhadap firman Tuhan
Menyadari bahwa keselamatan hanya oleh anugerah, bukan karena kebaikan kita sendiri

c. Kesetiaan dalam Mengikut Yesus

Yesus tahu bahwa jalan ke Yerusalem berarti jalan menuju salib, tetapi Ia tetap maju. Ini mengajarkan kita bahwa mengikut Yesus bukan tentang kenyamanan, tetapi tentang kesetiaan.

Yesus berkata dalam Matius 16:24:

"Jika seseorang ingin mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku."

Sebagai orang percaya, kita harus siap untuk:
Menghadapi penderitaan demi Kristus
Tetap setia meskipun dunia menolak kita

Kesimpulan

Lukas 19:28-44 mengajarkan bahwa Yesus adalah Raja yang sejati, tetapi dunia menolak-Nya. Dalam teologi Reformed, kita melihat beberapa prinsip utama:

  1. Yesus adalah Mesias yang dijanjikan, tetapi banyak yang tidak mengenali-Nya.
  2. Keselamatan hanya oleh anugerah, bukan berdasarkan keinginan manusia.
  3. Penolakan terhadap Kristus membawa penghakiman, seperti yang terjadi pada Yerusalem.
  4. Sebagai murid Yesus, kita harus setia mengikut-Nya meskipun menghadapi kesulitan.

Mari kita hidup dalam ketaatan kepada Raja yang sejati, Yesus Kristus, dan mengabarkan Injil-Nya kepada dunia yang masih menolak-Nya.

Next Post Previous Post