Tetap Berpegang pada Injil yang Sejati: 1 Yohanes 2:24

Pendahuluan
Di sepanjang sejarah gereja, umat Kristen selalu menghadapi berbagai ajaran sesat yang berusaha menyimpangkan kebenaran Injil. Rasul Yohanes dalam suratnya memberi peringatan yang kuat agar orang percaya tetap berpegang pada ajaran yang benar dan tidak tergoda oleh kebohongan.
Dalam 1 Yohanes 2:24, ia menulis:
"Biarlah apa yang sudah kamu dengar sejak semula tetap tinggal di dalammu. Jika apa yang sudah kamu dengar dari semula tetap tinggal di dalammu, kamu juga akan tetap tinggal di dalam Anak dan Bapa." (1 Yohanes 2:24, AYT)
Ayat ini menekankan pentingnya ketekunan dalam iman dan kesetiaan pada Injil yang sejati. Dalam teologi Reformed, ini terkait dengan doktrin ketekunan orang kudus (Perseverance of the Saints), yaitu bahwa mereka yang sungguh-sungguh diselamatkan akan terus berpegang pada kebenaran sampai akhir.
Artikel ini akan mengeksplorasi makna 1 Yohanes 2:24 dengan merujuk pada pemikiran para teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul.
1. Konteks 1 Yohanes 2:24
Surat 1 Yohanes ditulis untuk meneguhkan iman orang percaya dalam menghadapi ancaman ajaran sesat, terutama Gnostisisme, yang menyangkal bahwa Yesus adalah Mesias. Yohanes mengingatkan mereka agar tetap setia kepada Injil yang telah mereka dengar sejak awal.
Ayat ini berada dalam bagian yang berbicara tentang Antikristus dan para pengajar sesat yang telah muncul di tengah jemaat (1 Yohanes 2:18-23). Dalam konteks ini, Yohanes menekankan bahwa satu-satunya cara untuk tetap tinggal dalam Kristus adalah dengan berpegang teguh pada firman yang telah diajarkan sejak semula.
2. Tetap Berpegang pada Ajaran yang Benar
1. Injil yang Sejati Tidak Berubah
Yohanes menggunakan frasa "apa yang sudah kamu dengar sejak semula", yang merujuk pada ajaran Injil yang telah mereka terima dari para rasul.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa Injil adalah kebenaran yang tidak berubah dan harus dijaga dengan ketat:
"Kita tidak boleh mencari Injil yang baru, tetapi harus tetap berpegang pada Injil yang telah diwahyukan sejak semula oleh Kristus dan para rasul-Nya." – John Calvin
Banyak orang tergoda untuk mengikuti ajaran baru yang tampaknya lebih menarik atau lebih relevan dengan budaya. Namun, Yohanes memperingatkan bahwa hanya ajaran asli yang berasal dari Kristus yang dapat membawa kita kepada keselamatan sejati.
2. Bahaya Menyimpang dari Kebenaran
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa salah satu tanda utama ajaran sesat adalah bahwa mereka menambahkan atau mengubah ajaran asli Injil.
"Ajaran sesat selalu berusaha untuk menggantikan atau menambahkan sesuatu kepada Injil yang sejati. Namun, kebenaran Allah tidak perlu diperbarui atau diubah." – Louis Berkhof
Yohanes memperingatkan bahwa jika seseorang tidak berpegang pada ajaran yang benar, ia tidak akan tinggal dalam Anak dan Bapa. Ini berarti bahwa penyimpangan dari Injil bukan hanya sekadar kesalahan teologis, tetapi berakibat pada hilangnya persekutuan dengan Allah.
3. Tinggal dalam Kristus dan Bapa: Doktrin Perseverance of the Saints
Bagian kedua dari ayat ini berbunyi:
"Jika apa yang sudah kamu dengar dari semula tetap tinggal di dalammu, kamu juga akan tetap tinggal di dalam Anak dan Bapa."
Ini menunjukkan bahwa tinggal dalam Kristus adalah tanda bahwa seseorang benar-benar menjadi milik-Nya. Dalam teologi Reformed, ini berhubungan erat dengan doktrin ketekunan orang kudus (Perseverance of the Saints).
1. Keselamatan Sejati Ditandai oleh Ketekunan
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menegaskan bahwa mereka yang sungguh-sungguh diselamatkan akan terus berpegang pada Injil sampai akhir.
"Allah yang memulai karya keselamatan dalam diri seseorang juga akan menyelesaikannya. Mereka yang benar-benar milik Kristus akan tetap tinggal di dalam Dia." – Herman Bavinck
Ini berarti bahwa mereka yang meninggalkan iman sebenarnya tidak pernah benar-benar menjadi bagian dari Kristus sejak awal (1 Yohanes 2:19).
2. Bagaimana Orang Percaya Tetap Tinggal dalam Kristus?
Dalam 1 Yohanes 2:24, Yohanes memberikan prinsip penting: orang percaya tetap tinggal dalam Kristus dengan cara berpegang teguh pada firman yang telah mereka terima sejak semula.
R.C. Sproul dalam Knowing Scripture menjelaskan bahwa kehidupan Kristen yang sejati harus berakar dalam firman Tuhan:
"Firman Tuhan adalah alat yang digunakan Roh Kudus untuk mempertahankan iman orang percaya dan memastikan bahwa mereka tetap tinggal dalam Kristus." – R.C. Sproul
Tanpa pengenalan yang mendalam terhadap firman Tuhan, seseorang akan mudah disesatkan oleh ajaran yang salah.
4. Implikasi Teologis dalam Kehidupan Orang Percaya
1. Ketekunan dalam Iman adalah Tanda Keselamatan Sejati
John Calvin menekankan bahwa mereka yang tetap berpegang pada Injil menunjukkan bahwa mereka benar-benar telah dilahirkan kembali.
"Orang percaya sejati akan tetap berpegang pada Injil, bukan karena kekuatan mereka sendiri, tetapi karena pekerjaan Roh Kudus dalam diri mereka." – John Calvin
Sebaliknya, mereka yang meninggalkan Injil membuktikan bahwa mereka tidak pernah benar-benar menjadi bagian dari umat Allah.
2. Menguji Ajaran dengan Kebenaran Injil
Yohanes menekankan bahwa kita harus tetap tinggal dalam kebenaran yang telah diajarkan sejak semula. Ini berarti kita harus terus menguji setiap ajaran yang kita dengar.
Louis Berkhof menekankan pentingnya discernment (kepekaan rohani) dalam menghadapi berbagai ajaran di dunia ini:
"Tidak semua yang mengaku berbicara atas nama Kristus benar-benar membawa firman-Nya. Orang percaya harus selalu menguji segala sesuatu dengan firman Tuhan." – Louis Berkhof
Sebagai orang Kristen, kita tidak boleh menerima begitu saja setiap ajaran yang populer, tetapi harus memastikan bahwa ajaran tersebut sesuai dengan Alkitab.
3. Hidup dalam Persekutuan dengan Kristus dan Bapa
Ketika kita tetap tinggal dalam firman, kita juga tetap tinggal dalam Anak dan Bapa. Ini berarti bahwa persekutuan kita dengan Allah tidak hanya ditandai oleh pengalaman rohani, tetapi oleh ketekunan dalam kebenaran.
Herman Bavinck menjelaskan bahwa hubungan dengan Allah tidak terpisah dari firman-Nya:
"Persekutuan dengan Allah tidak hanya bersifat mistik, tetapi juga didasarkan pada kebenaran yang telah Dia wahyukan kepada kita." – Herman Bavinck
Orang yang hidup dalam kebenaran akan mengalami sukacita dalam persekutuan yang erat dengan Allah.
Kesimpulan: Tetap Berpegang pada Injil yang Sejati
1 Yohanes 2:24 mengajarkan bahwa:
- Orang percaya harus tetap berpegang pada ajaran Injil yang sejati.
- Mereka yang menyimpang dari Injil menunjukkan bahwa mereka tidak pernah benar-benar milik Kristus.
- Keselamatan sejati ditandai oleh ketekunan dalam iman.
- Persekutuan dengan Kristus dan Bapa hanya dapat terjadi jika kita tetap tinggal dalam firman-Nya.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk tetap teguh dalam firman, menolak ajaran sesat, dan hidup dalam persekutuan dengan Kristus. Dengan demikian, kita menunjukkan bahwa kita benar-benar milik-Nya dan akan bertahan dalam iman sampai akhir.