Galatia 4:22: Alegori Hagar dan Sara

Galatia 4:22: Alegori Hagar dan Sara

Pendahuluan

Surat Paulus kepada jemaat di Galatia adalah salah satu tulisan paling kuat dalam Perjanjian Baru mengenai tema pembenaran oleh iman. Dalam pasal 4, khususnya pada Galatia 4:22, Paulus mengutip kisah Perjanjian Lama untuk menjelaskan perbedaan antara perjanjian menurut daging dan perjanjian berdasarkan janji.
Ayat tersebut berbunyi:

"Karena ada tertulis bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka." (Galatia 4:22, LAI-TB)

Melalui ayat ini, Paulus menggunakan alegori untuk mengajarkan kebenaran penting tentang:

  • Hukum dan Injil,

  • Perbudakan dan kemerdekaan,

  • Hidup menurut daging dan hidup oleh Roh.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi eksposisi Galatia 4:22 berdasarkan pendapat para teolog Reformed seperti John Calvin, Charles Hodge, Martyn Lloyd-Jones, dan R.C. Sproul, sambil menekankan aplikasinya dalam kehidupan Kristen masa kini.

1. Konteks Surat Galatia

a. Latar Belakang

Paulus menulis surat ini untuk menentang ajaran para Yudaisme Kristen yang mencoba memaksakan hukum Taurat, khususnya sunat, atas orang-orang bukan Yahudi.

Para pengajar palsu ini mengklaim:

  • Bahwa iman kepada Kristus saja tidak cukup,

  • Melainkan harus ditambah dengan ketaatan pada hukum Musa.

Paulus dengan tegas membantah:

  • Keselamatan adalah semata-mata karena anugerah,

  • Diterima melalui iman saja (sola fide).

b. Konteks Pasal 4

Dalam Galatia 4, Paulus membandingkan:

  • Keadaan sebelum Kristus datang: perhambaan di bawah hukum,

  • Dengan keadaan setelah Kristus datang: adopsi sebagai anak-anak Allah.

Di ayat 22 dan seterusnya, Paulus mengutip kisah Hagar dan Sara untuk menekankan ajarannya.

2. Eksposisi Galatia 4:22

a. "Abraham mempunyai dua anak"

Kisah ini merujuk pada Kejadian 16 dan 21:

  • Ismael, anak dari Hagar (hamba),

  • Ishak, anak dari Sara (perempuan merdeka).

Menurut John Calvin, penyebutan dua anak ini:

"Bukan sekadar catatan sejarah, tetapi memiliki makna teologis yang dalam, memperlihatkan dua perjanjian dan dua jenis keturunan rohani."

b. "Seorang dari perempuan yang menjadi hambanya"

Ismael lahir dari inisiatif manusia:

  • Sara, yang tidak sabar menunggu janji Allah, memberikan Hagar kepada Abraham.

  • Ini melambangkan usaha manusia untuk memperoleh berkat Allah dengan kekuatan sendiri.

Dalam pandangan teologi Reformed:

  • Ini menggambarkan sistem hukum: usaha manusia untuk mencapai kebenaran melalui perbuatan.

Charles Hodge menulis:

"Hagar mewakili perjanjian Sinai, yang mengikat manusia kepada hukum tanpa memberikan kuasa untuk memenuhinya."

c. "Seorang dari perempuan yang merdeka"

Ishak lahir karena janji Allah:

  • Sara mandul secara alami,

  • Tetapi Allah menggenapi janji-Nya dengan mukjizat.

Dalam teologi Reformed:

  • Ishak melambangkan orang percaya sejati,

  • Yang dilahirkan bukan dari usaha diri sendiri, melainkan oleh kuasa Roh melalui janji Injil.

Martyn Lloyd-Jones berkata:

"Orang Kristen sejati adalah mereka yang lahir karena janji, bukan karena usaha manusia."

3. Alegori Hagar dan Sara: Dua Perjanjian

Paulus menjelaskan bahwa kisah ini adalah alegori (Galatia 4:24):

  • Hagar = Perjanjian di Gunung Sinai = Perhambaan,

  • Sara = Perjanjian anugerah = Kemerdekaan.

a. Perjanjian Sinai: Sistem Hukum

  • Menuntut ketaatan sempurna,

  • Tanpa menyediakan kuasa rohani untuk memenuhinya,

  • Membawa manusia kepada perbudakan dosa.

John Owen menegaskan:

"Hukum tidak dapat membebaskan manusia; itu hanya mengungkapkan dosa dan mengunci manusia dalam ketidakmampuan."

b. Perjanjian Anugerah: Keselamatan oleh Iman

  • Diberikan melalui janji Kristus,

  • Menjamin pembebasan dari dosa dan kematian,

  • Memberikan status sebagai anak-anak Allah.

R.C. Sproul menambahkan:

"Anugerah itu membebaskan. Dalam Kristus, kita tidak lagi budak, melainkan anak-anak yang merdeka."

4. Implikasi Teologi Reformed dari Galatia 4:22

a. Pembenaran Hanya oleh Iman (Sola Fide)

Pelajaran utama dari kisah ini adalah:

  • Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri,

  • Keselamatan adalah hasil karya Allah semata.

Galatia 2:16:

"Sebab tidak seorang pun dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus."

b. Kehidupan Kristen Berdasarkan Anugerah, Bukan Perbuatan

Kehidupan orang percaya:

  • Dimulai oleh Roh,

  • Dipelihara oleh Roh,

  • Disempurnakan oleh Roh.

Galatia 3:3:

"Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?"

John Calvin memperingatkan:

"Sama seperti Sara berusaha menyelesaikan janji Allah dengan akalnya sendiri, demikian pula banyak orang Kristen hari ini mencoba hidup rohani berdasarkan kekuatan daging."

c. Kemerdekaan Rohani Sejati

Orang percaya adalah:

  • Anak-anak perjanjian anugerah,

  • Dimerdekakan dari kuk perhambaan dosa.

Galatia 5:1:

"Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita."

5. Kesalahan Umum dalam Menafsirkan Galatia 4:22

a. Mengabaikan Makna Alegoris

Beberapa penafsir liberal menganggap penggunaan alegori oleh Paulus sebagai contoh tafsir rabinik yang "kurang ketat".
Namun, dalam teologi Reformed:

  • Dipahami bahwa Paulus menulis di bawah ilham Roh Kudus,

  • Alegorinya didasarkan pada makna rohani yang sesungguhnya terkandung dalam sejarah.

Charles Hodge menulis:

"Paulus tidak memaksakan makna pada teks; ia menyingkapkan makna yang sudah ditanamkan Allah di dalam sejarah tersebut."

b. Menafsirkan Secara Moralistik

Ada kecenderungan menafsirkan kisah ini hanya sebagai:

  • Ajakan untuk bersabar,

  • Atau larangan bertindak ceroboh.

Namun, fokus utama Paulus adalah:

  • Kontras antara keselamatan melalui usaha manusia versus keselamatan oleh janji Allah.

6. Aplikasi Praktis bagi Kehidupan Kristen

a. Mengandalkan Janji Allah, Bukan Usaha Sendiri

Kita dipanggil untuk:

  • Hidup dalam iman kepada janji-janji Allah,

  • Bukan bersandar pada kekuatan atau logika manusia.

Ibrani 10:23:

"Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia."

b. Menolak Kembali kepada Perbudakan Hukum

Kristus telah membebaskan kita:

  • Bukan untuk kembali hidup di bawah rasa bersalah dan tuntutan hukum,

  • Tetapi untuk hidup dalam kebebasan kasih dan iman.

Galatia 5:4 memperingatkan:

"Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat."

c. Bersyukur atas Anugerah

Kisah ini mendorong kita untuk:

  • Rendah hati,

  • Bersyukur,

  • Mengakui bahwa keselamatan adalah karya Allah dari awal sampai akhir.

Efesus 2:8-9:

"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah."

Penutup

Galatia 4:22 mengajarkan pelajaran penting tentang hubungan antara hukum dan anugerah:

  • Usaha manusia hanya menghasilkan perhambaan,

  • Anugerah Allah melalui janji menghasilkan kemerdekaan sejati.

Dalam terang teologi Reformed, kita diteguhkan bahwa:

  • Keselamatan adalah anugerah murni,

  • Kita adalah anak-anak perjanjian, bukan hasil dari usaha daging.

Sebagai orang percaya, marilah kita hidup sebagai anak-anak merdeka, berpegang teguh pada janji Allah yang setia, dan menolak segala bentuk ketergantungan pada usaha diri sendiri untuk memperoleh kebenaran di hadapan-Nya.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post