Kolose 4:12 – Doa, Ketekunan, dan Pertumbuhan Rohani

Ayat Referensi
"Epafras, saudara seimanmu, hamba Kristus Yesus, juga mengirim salam untukmu. Ia selalu bergumul dalam doa demi kamu supaya kamu dapat berdiri teguh dan berkeyakinan penuh dalam segala kehendak Allah." (Kolose 4:12, AYT)
Pendahuluan
Kolose 4:12 adalah bagian dari penutup surat Paulus kepada jemaat di Kolose. Dalam ayat ini, Paulus menyebut Epafras, seorang pelayan Tuhan yang setia, dan mengapresiasi doa-doanya yang tekun untuk jemaat Kolose. Paulus menyoroti bagaimana doa yang sungguh-sungguh berperan penting dalam pertumbuhan rohani jemaat, dan bagaimana seorang hamba Tuhan harus memiliki hati yang terbeban bagi orang-orang yang dilayaninya.
Dari perspektif teologi Reformed, ayat ini menekankan beberapa poin utama:
-
Pentingnya doa dalam kehidupan gereja – Epafras dikenal karena perjuangannya dalam doa.
-
Peran doa dalam pengudusan – Epafras berdoa agar jemaat berdiri teguh dan yakin dalam kehendak Allah.
-
Kedaulatan Allah dalam doa – Doa bukanlah upaya manusia semata, tetapi terkait dengan pekerjaan Allah dalam membentuk umat-Nya.
Artikel ini akan mengupas ayat ini berdasarkan pandangan para teolog Reformed seperti John Calvin, Matthew Henry, Charles Spurgeon, dan R.C. Sproul.
1. Latar Belakang Kolose 4:12
a. Surat Paulus kepada Jemaat Kolose
Surat Kolose ditulis oleh Paulus ketika ia berada dalam penjara di Roma (sekitar 60-62 M). Paulus menulis surat ini untuk meneguhkan jemaat dalam iman yang benar dan memperingatkan mereka terhadap ajaran sesat, terutama Gnostisisme yang berkembang saat itu.
Dalam pasal 4, Paulus memberikan berbagai instruksi praktis, termasuk dorongan untuk bertekun dalam doa (Kolose 4:2) dan menyebut beberapa rekan sepelayanannya, termasuk Epafras.
b. Siapakah Epafras?
Epafras adalah seorang pemimpin rohani yang berasal dari Kolose (Kolose 1:7). Ia adalah seorang yang setia dalam pelayanannya dan memiliki beban yang besar untuk jemaat Kolose.
John Calvin dalam Commentary on Colossians menyatakan:
"Epafras adalah contoh dari seorang gembala yang sejati. Dia tidak hanya mengajarkan firman, tetapi juga berjuang dalam doa bagi jemaat yang dia kasihi."
Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin rohani yang sejati tidak hanya mengajar, tetapi juga berdoa dengan sungguh-sungguh bagi pertumbuhan rohani jemaatnya.
2. Eksposisi Kolose 4:12 dalam Teologi Reformed
a. Epafras: Contoh Doa yang Bertekun
Paulus menggambarkan Epafras sebagai seseorang yang "selalu bergumul dalam doa". Dalam bahasa Yunani, kata yang digunakan adalah agonizomai, yang berarti berjuang atau bertarung.
Matthew Henry dalam komentarnya mengatakan:
"Doa Epafras bukanlah doa yang dangkal atau mekanis, tetapi doa yang penuh kesungguhan, menggambarkan beban seorang gembala bagi kawanan dombanya."
Ini menunjukkan bahwa doa yang sejati bukan sekadar rutinitas, tetapi sebuah perjuangan batin yang sungguh-sungguh.
Charles Spurgeon menambahkan:
"Banyak orang berdoa dengan kata-kata, tetapi sedikit yang berdoa dengan hati. Epafras adalah contoh dari seseorang yang benar-benar berdoa dengan hati yang tulus."
Aplikasi bagi kita:
-
Kita harus bertekun dalam doa bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga bagi saudara seiman dan gereja.
-
Doa bukan hanya sekadar meminta, tetapi juga suatu bentuk perjuangan iman di hadapan Allah.
b. Tujuan Doa: Berdiri Teguh dan Yakin dalam Kehendak Allah
Epafras berdoa agar jemaat Kolose "berdiri teguh dan berkeyakinan penuh dalam segala kehendak Allah."
Apa artinya?
-
Berdiri Teguh (perfect and complete dalam beberapa terjemahan)
-
Mengacu pada pertumbuhan rohani yang matang.
-
Berarti tidak mudah goyah oleh ajaran sesat atau pencobaan.
-
Dalam konteks Kolose, Paulus ingin mereka tidak terpengaruh oleh ajaran Gnostik yang meragukan supremasi Kristus.
-
-
Berkeyakinan Penuh dalam Kehendak Allah
-
Mengacu pada pengenalan akan kehendak Allah yang sejati.
-
Kehendak Allah bukan hanya soal apa yang harus kita lakukan, tetapi juga bagaimana kita memahami karakter Allah dan janji-Nya dalam hidup kita.
-
R.C. Sproul dalam Knowing God's Will mengatakan:
"Mengenal kehendak Allah bukan berarti mengetahui setiap detail masa depan kita, tetapi memiliki hati yang tunduk kepada firman-Nya dan rencana-Nya."
Aplikasi bagi kita:
-
Kita harus berdoa bukan hanya untuk berkat, tetapi juga untuk pengenalan akan kehendak Allah dalam hidup kita.
-
Iman yang sejati berarti berdiri teguh dalam kebenaran firman Tuhan, meskipun dunia menawarkan banyak godaan dan kompromi.
3. Kedaulatan Allah dalam Doa
a. Doa dan Kedaulatan Allah
Dalam teologi Reformed, doa bukanlah untuk mengubah kehendak Allah, tetapi sarana bagi kita untuk tunduk kepada-Nya.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menulis:
"Doa adalah alat yang telah ditetapkan Tuhan untuk membawa kehendak-Nya dalam hidup kita."
Ini berarti bahwa doa Epafras bukanlah usaha manusiawi untuk mengendalikan Tuhan, tetapi ekspresi ketergantungan kepada Tuhan dalam membawa jemaat Kolose kepada kematangan rohani.
b. Doa sebagai Sarana Anugerah
Dalam pandangan Reformed, doa adalah sarana anugerah (means of grace), seperti firman Tuhan dan sakramen.
Charles Spurgeon berkata:
"Doa bukanlah jalan untuk membujuk Tuhan, tetapi jalan bagi kita untuk bersekutu dengan Dia dan memahami rencana-Nya."
Aplikasi bagi kita:
-
Kita harus memahami bahwa doa adalah bagian dari rencana Allah untuk membentuk karakter dan iman kita.
-
Doa bukan hanya meminta sesuatu dari Tuhan, tetapi bersekutu dengan-Nya dan memahami kehendak-Nya.
4. Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Bagaimana kita bisa menerapkan Kolose 4:12 dalam kehidupan kita?
-
Doakan Orang Lain dengan Serius
-
Seperti Epafras, kita harus memiliki beban doa bagi saudara seiman, gereja, dan pemimpin rohani.
-
Jangan hanya berdoa untuk kebutuhan sendiri, tetapi juga bagi pertumbuhan rohani orang lain.
-
-
Jadilah Orang yang Teguh dalam Iman
-
Dunia penuh dengan ajaran yang menyesatkan. Kita harus berakar dalam firman Tuhan agar tidak mudah goyah.
-
Kita harus selalu bertanya: Apakah hidup saya mencerminkan kebenaran firman Tuhan?
-
-
Tunduk kepada Kedaulatan Allah dalam Doa
-
Jangan berdoa hanya untuk mengubah keadaan, tetapi berdoalah agar kita dikuatkan untuk tetap setia kepada Tuhan dalam setiap keadaan.
-
Doa harus menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari kita.
-
Kesimpulan
Kolose 4:12 mengajarkan bahwa doa yang sungguh-sungguh adalah bagian penting dari kehidupan iman. Epafras adalah contoh seorang hamba Tuhan yang berjuang dalam doa demi jemaatnya.
Kita dipanggil untuk:
-
Berdoa dengan sungguh-sungguh bagi sesama orang percaya.
-
Berdiri teguh dalam iman dan mengenal kehendak Allah.
-
Mengandalkan kedaulatan Allah dalam setiap doa kita.