Kolose 4:16: Otoritas Firman dan Penyebarannya dalam Gereja

Kolose 4:16: Otoritas Firman dan Penyebarannya dalam Gereja

Pendahuluan

Kolose 4:16 berbunyi:

"Setelah surat ini dibacakan kepada kamu, bacakanlah juga kepada jemaat Laodikia. Sebaliknya, bacalah juga surat untuk jemaat Laodikia." (Kolose 4:16, AYT)

Ayat ini menyoroti pentingnya pembacaan dan penyebaran surat Rasul Paulus di antara jemaat-jemaat di masa gereja mula-mula. Dalam teologi Reformed, ayat ini sering dikaitkan dengan doktrin wahyu tertulis, otoritas Alkitab, serta penyelenggaraan gereja dalam pemeliharaan firman Tuhan. Artikel ini akan mengupas makna ayat ini berdasarkan tafsiran para teolog Reformed serta relevansinya bagi gereja masa kini.

1. Latar Belakang Historis dan Konteks Kolose 4:16

Surat kepada jemaat di Kolose ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 60-62 M dari penjara di Roma. Tujuan utama Paulus dalam surat ini adalah untuk memperingatkan jemaat Kolose terhadap ajaran sesat, yang dikenal sebagai "sinkretisme Kolose," yaitu campuran antara Yudaisme, filsafat Yunani, dan mistisisme.

Dalam konteks ini, Paulus menekankan pentingnya firman Tuhan yang harus terus disebarkan dan diajarkan secara luas di antara jemaat. Kolose 4:16 secara khusus menunjukkan praktik jemaat mula-mula dalam membaca surat rasuli secara publik, sebuah kebiasaan yang menjadi cikal bakal kanonisasi Perjanjian Baru.

Teolog Reformed seperti John Calvin dan Herman Bavinck menekankan bahwa ayat ini menegaskan otoritas tulisan rasuli sebagai wahyu ilahi yang harus dibagikan kepada seluruh umat percaya.

2. Makna Teologis Kolose 4:16 dalam Tradisi Reformed

a. Firman Tuhan sebagai Otoritas Tertinggi (Sola Scriptura)

Teologi Reformed sangat menekankan prinsip Sola Scriptura, yaitu bahwa Alkitab adalah otoritas tertinggi dalam iman dan kehidupan Kristen. John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menjelaskan bahwa firman Tuhan harus menjadi pusat kehidupan gereja, bukan tradisi manusia.

John Calvin menafsirkan Kolose 4:16 sebagai bukti bahwa tulisan rasuli memiliki otoritas yang sama dengan firman Tuhan dalam Perjanjian Lama. Ini menunjukkan bahwa sejak awal gereja, tulisan rasuli diakui sebagai wahyu yang berotoritas dan harus disebarluaskan kepada jemaat.

"Ketika Paulus memerintahkan agar suratnya dibaca di berbagai jemaat, ini adalah bukti bahwa ajarannya tidak hanya untuk Kolose, tetapi untuk seluruh gereja. Ini menunjukkan bahwa Kitab Suci harus diajarkan kepada semua orang percaya." (Calvin, Commentary on Colossians)

Dari sudut pandang teologi Reformed, Kolose 4:16 adalah salah satu ayat yang memperkuat doktrin kanonisasi Alkitab, di mana firman Tuhan disebarkan dalam bentuk tertulis agar dapat dipelajari dan ditaati oleh seluruh gereja.

b. Penyebaran Firman Tuhan dan Kepentingan Jemaat Laodikia

Paulus secara khusus menyebut jemaat Laodikia, yang terletak sekitar 15 km dari Kolose. Fakta bahwa surat ini harus dibacakan di Laodikia menunjukkan bahwa ajaran dalam surat Kolose tidak hanya relevan bagi satu jemaat tertentu, tetapi bagi gereja universal.

Louis Berkhof, seorang teolog Reformed, mengaitkan ayat ini dengan prinsip penyebaran Injil:

"Gereja harus menjadi tempat di mana firman Tuhan diproklamasikan dan disebarkan. Apa yang dilakukan oleh jemaat mula-mula dalam membacakan surat rasuli harus terus dilakukan oleh gereja saat ini melalui khotbah dan pengajaran Alkitab." (Systematic Theology, Berkhof)

Gereja modern dapat belajar dari contoh ini, bahwa pembacaan dan penyebaran firman Tuhan harus tetap menjadi pusat ibadah dan kehidupan jemaat.

c. Hubungan Kolose 4:16 dengan Kanonisasi Perjanjian Baru

Dalam doktrin Reformed, pemahaman tentang kanon Alkitab sangat penting. B.B. Warfield, seorang teolog dari Princeton, menjelaskan bahwa ayat ini adalah salah satu bukti historis bahwa tulisan rasuli diakui sebagai otoritatif oleh gereja mula-mula.

Menurut Warfield, fakta bahwa jemaat diminta untuk berbagi surat ini menunjukkan bahwa tulisan rasuli bukan hanya untuk komunitas lokal, tetapi memiliki otoritas universal. Inilah yang menjadi dasar pembentukan kanon Perjanjian Baru.

3. Aplikasi Praktis untuk Gereja Masa Kini

a. Pentingnya Pembacaan Firman Tuhan dalam Ibadah

Kolose 4:16 menunjukkan bahwa jemaat mula-mula secara aktif membaca dan membagikan firman Tuhan dalam pertemuan mereka. Ini mengajarkan gereja masa kini untuk menekankan pembacaan dan pengajaran Alkitab dalam ibadah.

Dalam tradisi Reformed, praktik ini tetap dipertahankan melalui:

  • Eksposisi Alkitab dalam khotbah, seperti yang diajarkan oleh John Calvin dan Charles Spurgeon.

  • Liturgi yang berpusat pada pembacaan Alkitab, bukan pada pengalaman emosional semata.

b. Menjaga Kemurnian Doktrin Gereja

Kolose 4:16 juga mengingatkan gereja untuk tetap berpegang teguh pada ajaran yang benar. Karena surat Kolose ditulis untuk menanggapi ajaran sesat, ayat ini menjadi pengingat bagi gereja masa kini untuk tetap setia pada doktrin yang benar.

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menekankan bahwa gereja harus terus mengajarkan kebenaran Alkitab secara sistematis agar tidak tersesat oleh ajaran yang salah.

"Gereja harus memastikan bahwa firman Tuhan diajarkan dengan setia dan tidak dipengaruhi oleh ajaran yang menyimpang dari kebenaran." (Bavinck, Reformed Dogmatics)

Kesimpulan

Kolose 4:16 mengajarkan bahwa firman Tuhan harus disebarkan, dibaca, dan ditaati oleh seluruh gereja. Ayat ini menjadi bukti bahwa tulisan rasuli diakui sebagai otoritas ilahi dan menjadi dasar kanon Perjanjian Baru.

Dari perspektif teologi Reformed, ayat ini menegaskan:

  1. Otoritas firman Tuhan (Sola Scriptura) dalam kehidupan gereja.

  2. Penyebaran Injil yang harus dilakukan oleh jemaat.

  3. Pentingnya pengajaran yang benar untuk menjaga kemurnian doktrin gereja.

Sebagai gereja masa kini, kita harus terus membaca, menyebarkan, dan menghidupi firman Tuhan, sebagaimana yang dilakukan oleh jemaat mula-mula.

Next Post Previous Post