Pembenaran oleh Iman dalam Perjanjian Lama (Kejadian 15:6)

Pembenaran oleh Iman dalam Perjanjian Lama (Kejadian 15:6)

Pendahuluan: Apakah Pembenaran oleh Iman Saja Hanya Ajaran Perjanjian Baru?

Salah satu ciri khas dari teologi Reformed adalah penekanan kuat pada doktrin justifikasi atau pembenaran oleh iman saja (justification by faith alone). Ini merupakan “artikulus stantis et cadentis ecclesiae” – artikel doktrin yang membuat gereja berdiri atau runtuh, menurut Martin Luther.

Namun, muncul pertanyaan besar: apakah doktrin ini hanya diajarkan dalam Perjanjian Baru, ataukah Perjanjian Lama juga menyampaikan hal yang sama?

Artikel ini akan mengeksplorasi pertanyaan tersebut dengan menyoroti Kejadian 15:6 sebagai dasar eksposisi utama, sambil mengacu pada pengajaran para teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul, serta penjelasan teologis dari Roma 4 dan Galatia 3.

Teks Utama – Kejadian 15:6 (AYT)

“Abram percaya kepada TUHAN, dan Dia memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.”

1. Kejadian 15:6 – Pembenaran Pertama Kali dalam Alkitab

Konteks Historis

Kejadian 15 terjadi setelah Abram (kemudian menjadi Abraham) menolak harta rampasan dari raja Sodom dan menerima janji Tuhan bahwa keturunannya akan menjadi seperti bintang di langit. Abram percaya kepada Tuhan, dan di sinilah untuk pertama kalinya Alkitab menggunakan konsep “diperhitungkan sebagai kebenaran”.

John Calvin dalam komentarnya menyebut ayat ini sebagai:

“Sumber dari seluruh doktrin pembenaran.”

Abram tidak memperoleh kebenaran karena perbuatannya, melainkan karena dia percaya kepada janji Tuhan.

2. Kata Kunci: “Diperhitungkan” (Ibrani: וַיַּחְשְׁבֶהָ)

Kata kerja Ibrani “chashab” berarti memperhitungkan atau mengkreditkan, digunakan dalam konteks akuntansi. Dalam konteks ini, Allah memperhitungkan iman Abram sebagai kebenaran, walaupun Abram belum melakukan sesuatu yang luar biasa.

Louis Berkhof menyatakan dalam Systematic Theology:

“Kebenaran bukanlah sesuatu yang dihasilkan oleh manusia, tetapi dikreditkan kepada mereka berdasarkan iman.”

Ini menjadi dasar dari doktrin pembenaran imputed – kebenaran Kristus diperhitungkan kepada orang berdosa karena iman, bukan karena jasa atau kerja mereka.

3. Eksposisi Paulus dalam Roma 4

Roma 4:2-3

“Sebab, jika Abraham dibenarkan karena perbuatannya, ia mempunyai alasan untuk bermegah—tetapi bukan di hadapan Allah. Sebab, apa kata Kitab Suci? ‘Abraham percaya kepada Allah, dan itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.’”

Paulus dengan jelas mengutip Kejadian 15:6 untuk menunjukkan bahwa pembenaran oleh iman sudah berlaku sejak awal, bahkan sebelum Taurat diberikan.

R.C. Sproul menegaskan:

“Paulus tidak memperkenalkan doktrin baru. Dia hanya menjelaskan kebenaran yang sudah tertanam sejak awal, bahwa keselamatan selalu oleh kasih karunia, melalui iman, bukan perbuatan.”

4. Apakah Taurat Menyangkal Pembenaran oleh Iman?

Beberapa orang menganggap bahwa sistem hukum Taurat (Imamat, Ulangan) mendukung pembenaran oleh perbuatan. Tapi Galatia 3:11 berkata:

“Tidak ada seorang pun yang dibenarkan oleh hukum Taurat di hadapan Allah adalah jelas, karena ‘Orang benar akan hidup oleh iman.’”

Paulus bahkan menjelaskan bahwa Taurat diberikan bukan untuk menyelamatkan, tetapi untuk menunjukkan dosa (Galatia 3:19).

5. Bukti Tambahan dari Perjanjian Lama

Habakuk 2:4

“Orang benar akan hidup oleh imannya.”

Ayat ini dikutip tiga kali dalam Perjanjian Baru (Roma 1:17, Galatia 3:11, Ibrani 10:38) untuk menegaskan bahwa iman adalah jalan hidup umat Allah sejak dulu.

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics mengatakan:

“Tidak pernah ada dua cara keselamatan: satu oleh iman dan satu oleh perbuatan. Keselamatan dalam Perjanjian Lama dan Baru adalah satu dan sama – oleh anugerah melalui iman.”

6. Peran Iman dalam Sistem Persembahan

Dalam sistem korban Perjanjian Lama, orang Israel menyadari bahwa darah binatang tidak bisa menyucikan dosa secara final. Korban binatang menunjuk pada pengorbanan Mesias yang akan datang (Ibrani 10:1-4).

Jonathan Edwards menyatakan:

“Iman orang-orang Perjanjian Lama adalah iman yang menatap ke depan – kepada Kristus yang dijanjikan.”

Jadi, pembenaran oleh iman dalam Perjanjian Lama tetap berpusat pada Kristus, meskipun dalam bentuk janji.

7. Pertanyaan Penting: Bagaimana Orang Perjanjian Lama Diselamatkan?

Jawaban Reformed:

  • Mereka diselamatkan oleh kasih karunia saja, melalui iman saja, di dalam Kristus saja.

  • Bedanya hanyalah arah pandangan iman mereka – mereka menatap ke depan, kita menatap ke belakang.

Westminster Confession of Faith 11.6 menegaskan:

“Orang-orang dalam Perjanjian Lama diselamatkan dalam cara yang sama dengan orang-orang dalam Perjanjian Baru, oleh iman dalam Mesias yang akan datang.”

8. Implikasi Teologis dan Pastoral

A. Kesatuan Injil

Keselamatan tidak berubah sepanjang zaman. Dari Abraham, Daud, para nabi, hingga kita—semua dibenarkan karena iman.

B. Anugerah yang Konsisten

Allah tidak pernah menyelamatkan berdasarkan usaha manusia. Hal ini menegaskan konsistensi kasih karunia-Nya, bukan perubahan sistem.

C. Kepastian Keselamatan

Jika Abraham saja dibenarkan oleh iman—sebelum ada Taurat, sebelum sunat, sebelum perbuatan—maka kita pun tidak perlu berusaha membayar keselamatan, hanya menerimanya dengan iman.

9. Kesalahan Pandangan Alternatif

Beberapa sistem teologi liberal atau Katolik Roma menyiratkan bahwa Perjanjian Lama memiliki sistem keselamatan yang berbeda. Tapi ini bertentangan dengan:

  • Eksposisi Paulus dalam Roma dan Galatia

  • Kesaksian Kristus sendiri (Lukas 24:27)

  • Konsensus teologi Reformed

John Owen memperingatkan:

“Untuk mengatakan bahwa pembenaran dalam Perjanjian Lama terjadi melalui hukum adalah meruntuhkan dasar Injil.”

Kesimpulan: Injil di Tengah Kitab Kejadian

Kejadian 15:6 bukan hanya sebuah catatan sejarah iman Abraham, tapi adalah deklarasi Injil. Ini adalah pengingat bahwa:

  • Allah tidak pernah berubah.

  • Keselamatan selalu melalui iman, bukan perbuatan.

  • Kristus adalah pusat keselamatan—baik untuk Abraham maupun untuk kita.

Poin Utama:

  • Kejadian 15:6 mengajarkan pembenaran oleh iman saja.

  • Doktrin ini dijelaskan dalam Roma 4 dan Galatia 3 oleh Paulus.

  • Para teolog Reformed menegaskan bahwa tidak pernah ada dua cara keselamatan.

  • Iman orang Perjanjian Lama adalah iman dalam Kristus yang dijanjikan.

  • Kita dibenarkan seperti Abraham – melalui iman, oleh kasih karunia, demi Kristus.

Next Post Previous Post