Roma 6:1–2: Mati dalam Kristus dan Hidup oleh Roh Kudus

Roma 6:1–2: Mati dalam Kristus dan Hidup oleh Roh Kudus

Pendahuluan

Roma 6:1–2 merupakan salah satu bagian paling penting dalam surat Paulus yang membahas secara eksplisit hubungan antara anugerah, dosa, dan transformasi hidup orang percaya:

“Jadi apa yang harus kita katakan? Apakah kita akan terus dalam dosa supaya anugerah semakin berlimpah?”
“Tentu saja tidak! Bagaimana mungkin kita yang telah mati bagi dosa masih hidup di dalamnya?” (Roma 6:1–2, AYT)

Ayat ini muncul setelah penjelasan Paulus tentang melimpahnya kasih karunia Allah di Roma 5. Namun, Paulus tahu bahwa ajaran ini bisa disalahpahami seolah-olah kasih karunia memberikan lisensi untuk hidup dalam dosa. Karena itu, dalam Roma 6, ia menjelaskan dengan tegas bahwa mereka yang telah diselamatkan oleh kasih karunia telah mati terhadap dosa dan dipanggil untuk hidup dalam kekudusan melalui karya Roh Kudus.

Teologi Reformed memberikan penekanan kuat pada kematian bersama Kristus dan kehidupan baru oleh Roh Kudus, sebagai bagian dari kesatuan orang percaya dengan Kristus (union with Christ). Dalam artikel ini, kita akan menelusuri makna teologis dan praktis Roma 6:1–2 dengan mengacu pada pandangan para teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, Louis Berkhof, Herman Bavinck, dan Sinclair Ferguson.

1. Latar Belakang Kontekstual Roma 6:1–2

Sebelum kita masuk ke eksposisi, penting untuk memahami posisi Roma 6 dalam struktur teologis surat Paulus. Di pasal 1–5, Paulus menekankan bahwa pembenaran (justification) datang melalui iman, bukan melalui perbuatan hukum Taurat. Dalam Roma 5:20, Paulus menyatakan:

“Di mana dosa bertambah, di sana kasih karunia menjadi semakin melimpah.”

Pernyataan ini bisa menimbulkan pertanyaan atau bahkan kesimpulan keliru: Jika kasih karunia bertambah di tengah dosa, haruskah kita tetap berdosa supaya kasih karunia semakin bertambah?

Paulus langsung menolak dengan tegas: “Tentu saja tidak!” (me genoito dalam bahasa Yunani, ungkapan penolakan paling keras dalam bahasa Yunani Koine).

2. Eksposisi Ayat 1 – Apakah kita akan terus dalam dosa supaya anugerah semakin berlimpah?

2.1. Penyalahgunaan Anugerah

Dalam teologi Reformed, anugerah adalah kasih Allah yang menyelamatkan tanpa syarat. Namun, anugerah sejati tidak pernah mendorong dosa, melainkan mendorong pertobatan dan ketaatan.

R.C. Sproul dalam Holiness of God menjelaskan bahwa pemahaman salah tentang kasih karunia bisa mengarah pada antinomianisme — ajaran yang menyatakan bahwa hukum moral tidak lagi berlaku bagi orang Kristen.

John Calvin menulis dalam Institutes bahwa meskipun anugerah Allah tak terbatas, mereka yang sungguh-sungguh mengalami kasih karunia tidak akan menggunakan kasih karunia sebagai alasan untuk hidup dalam dosa.

“Anugerah tidak memanjakan dosa, tetapi menghancurkannya.” — Calvin

3. Eksposisi Ayat 2 – Tentu saja tidak! Bagaimana mungkin kita yang telah mati bagi dosa masih hidup di dalamnya?

3.1. Kematian terhadap Dosa: Doktrin Union with Christ

Pusat dari ayat ini adalah konsep bahwa orang percaya telah mati terhadap dosa. Ini berarti bahwa melalui kesatuan dengan Kristus, orang percaya:

  • Berpartisipasi dalam kematian-Nya (Roma 6:6)

  • Dipersatukan dengan kebangkitan-Nya (Roma 6:4–5)

  • Tidak lagi diperhamba oleh kuasa dosa

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menyatakan bahwa kematian terhadap dosa bukanlah pengalaman psikologis semata, tetapi realitas spiritual yang objektif karena kesatuan kita dengan Kristus.

Kematian Kristus bukan hanya untuk kita (substitutionary), tetapi juga melibatkan kita (representative). Melalui iman, kita dipersatukan dalam kematian dan kebangkitan-Nya — itulah inti dari kehidupan Kristen.

3.2. Hidup Baru melalui Roh Kudus

Dalam teologi Reformed, transformasi rohani tidak hanya karena kita “berusaha lebih baik,” tetapi karena Roh Kudus memberi hidup baru.

Herman Bavinck menjelaskan bahwa regenerasi oleh Roh Kudus mengubah hati dan kehendak manusia sehingga kita membenci dosa dan mengasihi kebenaran.

Ini disebut sanctification (pengudusan): proses oleh mana Roh Kudus secara aktif mematikan dosa dan menghidupkan kebenaran dalam hidup orang percaya.

Sinclair Ferguson dalam Devoted to God menyatakan:

“Pengudusan bukanlah proyek sampingan dari keselamatan. Ia adalah bagian integral dari keselamatan itu sendiri — bukti bahwa kita telah mati terhadap dosa dan hidup dalam Kristus.”

4. Implikasi Teologi Reformed terhadap Roma 6:1–2

4.1. Keselamatan Tidak Dapat Dipisahkan dari Kekudusan

Teologi Reformed mengajarkan bahwa meskipun pembenaran adalah sekali untuk selamanya, keselamatan sejati selalu diikuti oleh pengudusan.

John Calvin berkata:

“Kristus tidak bisa dibagi. Kita tidak mungkin menerima pembenaran dari-Nya tanpa menerima kekudusan-Nya juga.”

Dengan kata lain, seseorang yang mengaku percaya tetapi terus hidup dalam dosa tanpa perubahan hati belum sungguh-sungguh bersatu dengan Kristus.

4.2. Hidup Kristen Bukan Hidup dalam Dosa, Tetapi Perjuangan Melawan Dosa

Kematian terhadap dosa bukan berarti dosa tidak lagi menggoda kita, tetapi bahwa kita tidak lagi menjadi budak dosa.

R.C. Sproul menyebutnya sebagai “kemerdekaan yang benar” — bukan kemerdekaan untuk melakukan apa pun yang kita mau, tetapi kemerdekaan untuk menaati Allah, sesuatu yang tidak mungkin kita lakukan sebelum dilahirkan kembali.

4.3. Roh Kudus Memberdayakan untuk Hidup Kudus

Roma 8:13 menekankan bahwa kita mematikan perbuatan daging "oleh Roh". Kehidupan Kristen adalah kehidupan yang dijalani dalam ketergantungan penuh pada Roh Kudus.

Berkhof menekankan bahwa Roh Kudus:

  • Melahirbarukan (regenerasi)

  • Mempersatukan kita dengan Kristus

  • Memberi kekuatan untuk melawan dosa

  • Menghasilkan buah Roh (Galatia 5:22-23)

5. Penerapan Praktis Roma 6:1–2 dalam Kehidupan Kristen

5.1. Jangan Main-main dengan Dosa

Menganggap ringan dosa adalah mengingkari kematian Kristus. Jika kita telah mati terhadap dosa, kita tidak akan nyaman hidup dalamnya lagi.

5.2. Kejar Kekudusan sebagai Bukti Keselamatan

Kekudusan bukan syarat keselamatan, tetapi buah keselamatan. Orang yang hidup dalam kasih karunia akan menunjukkan kehidupan yang berubah.

5.3. Tinggalkan Dosa Lama karena Identitas Baru

Kita tidak lagi budak dosa. Ketika pencobaan datang, kita harus mengingat bahwa kita telah mati terhadap dosa dan hidup bagi Allah (Roma 6:11).

5.4. Bergantung pada Roh Kudus Setiap Hari

Tanpa Roh Kudus, kita tidak bisa bertumbuh. Doa, pembacaan Firman, dan persekutuan dengan orang kudus adalah sarana anugerah untuk menjaga relasi kita dengan Allah tetap hidup dan kuat.

Kesimpulan

Roma 6:1–2 mengajarkan kebenaran teologis yang sangat penting dalam hidup Kristen:

  1. Kita tidak diselamatkan untuk terus berdosa, tetapi untuk hidup dalam kebenaran.

  2. Kita telah mati terhadap dosa melalui kesatuan dengan Kristus.

  3. Kehidupan baru kita dipimpin dan dikuatkan oleh Roh Kudus.

  4. Keselamatan sejati akan selalu membuahkan kehidupan kudus.

Dalam terang teologi Reformed, keselamatan bukan hanya tentang “masuk surga,” tetapi juga tentang kehidupan yang diperbarui sekarang melalui karya Kristus dan Roh Kudus.

Next Post Previous Post