Sermons on Deuteronomy

Sermons on Deuteronomy

Pendahuluan

Kitab Ulangan (Deuteronomy) merupakan salah satu kitab terpenting dalam Perjanjian Lama. Di dalamnya, Musa menyampaikan khotbah-khotbah terakhirnya kepada bangsa Israel sebelum mereka memasuki Tanah Perjanjian. Kitab ini mengulangi, menafsirkan, dan memperjelas hukum Allah bagi generasi baru Israel. Dalam tradisi teologi Reformed, Ulangan memiliki posisi istimewa sebagai kitab yang mengajarkan tentang perjanjian, ketaatan, kasih kepada Allah, dan kedaulatan-Nya.

Teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Meredith Kline, Geerhardus Vos, dan Sinclair Ferguson memberikan penekanan mendalam terhadap khotbah-khotbah dalam Ulangan. Mereka melihat Ulangan bukan hanya sebagai pengulangan hukum, tetapi sebagai deklarasi kasih karunia dan panggilan menuju ketaatan perjanjian.

Artikel ini akan membahas bagaimana para teolog Reformed memahami, mengkhotbahkan, dan menerapkan isi kitab Ulangan untuk kehidupan umat Allah.

1. Ulangan Sebagai Khotbah Perjanjian: Perspektif John Calvin

John Calvin, dalam komentarnya tentang Pentateukh, menggambarkan Ulangan sebagai "penegasan kembali cinta Allah kepada umat-Nya dalam bentuk panggilan untuk hidup kudus."

Menurut Calvin:

"Ulangan bukanlah sekadar pengulangan hukum, melainkan peneguhan kasih Allah, yang dalam belas kasihan-Nya memperbaharui hubungan perjanjian dengan umat-Nya."

Beberapa poin penting dalam khotbah-khotbah Ulangan menurut Calvin:

  • Kasih Allah sebagai dasar ketaatan (Ulangan 6:4-5, Shema Israel)

  • Perjanjian adalah relasi anugerah, bukan transaksi legalistik

  • Ketaatan sebagai jawaban syukur, bukan upaya meraih keselamatan

Calvin melihat Ulangan sebagai kitab yang berbicara langsung tentang doktrin covenantal grace — kasih karunia berdasarkan perjanjian yang mengundang umat untuk hidup taat dengan hati yang baru.

2. Struktur Kovenan dalam Ulangan: Penjelasan Meredith Kline

Meredith G. Kline, salah satu teolog Reformed terpenting dalam bidang studi perjanjian, menyoroti bahwa struktur kitab Ulangan sangat menyerupai suzerain-vassal treaty (perjanjian antara raja besar dan bawahannya) di zaman kuno.

Menurut Kline dalam The Treaty of the Great King:

"Ulangan disusun dalam bentuk perjanjian kerajaan; ini menunjukkan bahwa Allah adalah Raja Agung yang menetapkan hubungan dengan umat-Nya berdasarkan kasih dan hukum-Nya."

Struktur tersebut meliputi:

  1. Pendahuluan (Ulangan 1–4) – Sejarah karya Allah

  2. Syarat Perjanjian (Ulangan 5–26) – Hukum dan ketetapan

  3. Berkat dan Kutuk (Ulangan 27–30) – Konsekuensi ketaatan dan ketidaktaatan

  4. Saksi dan Penegasan (Ulangan 31–34) – Penyerahan mandat kepada Yosua

Dalam khotbah-khotbah berdasarkan kerangka ini, para pendeta Reformed menekankan bahwa kehidupan Kristen adalah hidup dalam perjanjian anugerah, di mana kita dipanggil untuk setia sebagai respons terhadap kasih Allah yang terlebih dahulu setia.

3. Ulangan dan Pengajaran Etis: Herman Bavinck

Dalam Reformed Dogmatics, Herman Bavinck menekankan bahwa hukum Allah dalam Ulangan bukan sekadar aturan moral eksternal, tetapi perwujudan kehendak Allah yang penuh kasih.

Bavinck berkata:

"Hukum adalah ekspresi dari karakter Allah itu sendiri, dan ketaatan terhadap hukum berarti partisipasi dalam hidup Allah."

Ajaran etis dari Ulangan yang dipaparkan Bavinck:

  • Ketaatan lahir dari hati yang mengasihi Allah (Ulangan 6:5)

  • Hubungan manusia dengan sesama diatur oleh prinsip kasih dan keadilan (Ulangan 24–25)

  • Tuntutan sosial terhadap keadilan bagi yatim piatu, janda, dan orang asing

Khotbah-khotbah tentang Ulangan dalam tradisi Reformed membawa pesan kuat bahwa iman sejati harus terwujud dalam tindakan kasih di dalam masyarakat.

4. Ulangan dan Narasi Kesetiaan: Perspektif Geerhardus Vos

Geerhardus Vos, dalam Biblical Theology, menyatakan bahwa Ulangan mengajak umat Allah untuk menengok kembali karya keselamatan Allah di masa lalu dan hidup dengan kesetiaan di masa depan.

Menurut Vos:

"Ulangan memperlihatkan bagaimana seluruh sejarah umat Allah adalah kesaksian tentang kesetiaan Allah terhadap janji-Nya."

Hal ini tercermin dalam:

  • Pengulangan sejarah penyelamatan (Ulangan 1–4)

  • Seruan untuk mengingat karya Allah (Ulangan 8)

  • Ancaman terhadap lupa dan murtad (Ulangan 6:12; 8:11-20)

Dalam khotbah Reformed, Ulangan diajarkan sebagai pengingat bahwa identitas umat Allah didasarkan pada karya penyelamatan-Nya, bukan pada prestasi manusia.

5. Kasih sebagai Inti Ketaatan: Sinclair Ferguson

Dalam karyanya, Sinclair Ferguson menekankan bahwa kitab Ulangan adalah "kitab tentang kasih dan ketaatan."

Ferguson menguraikan:

"Dalam Ulangan, kita melihat bahwa perintah Allah tidak boleh dipisahkan dari kasih-Nya. Allah memanggil kita untuk mengasihi Dia dengan segenap hati, dan dari kasih itulah seluruh hidup kita mengalir."

Aplikasi penting yang sering ditekankan dalam khotbah:

  • Kasih kepada Allah harus mencakup seluruh keberadaan: hati, jiwa, kekuatan (Ulangan 6:5)

  • Ketaatan sejati bukan sekadar perbuatan lahiriah, tetapi buah dari kasih

  • Kehidupan di Tanah Perjanjian adalah gambaran tentang hidup dalam persekutuan dengan Allah di bawah pemerintahan kasih-Nya

6. Khotbah-Khotbah tentang Berkat dan Kutuk: Prinsip Kehidupan Perjanjian

Salah satu tema penting dalam Ulangan adalah pasal 27–30, yang berbicara tentang berkat dan kutuk.

Dalam perspektif Reformed:

  • Berkat diberikan kepada mereka yang hidup dalam ketaatan iman

  • Kutuk datang sebagai konsekuensi pemberontakan terhadap Allah

  • Namun, Allah tetap menyediakan pertobatan dan pemulihan (Ulangan 30:1-10)

Martyn Lloyd-Jones, walaupun lebih dikenal lewat pelayanan di Westminster Chapel, dalam khotbah-khotbahnya sering menekankan bahwa berkat-kutuk dalam Ulangan menggambarkan prinsip dasar kehidupan: bahwa tanpa Allah, manusia tidak dapat hidup dalam berkat sejati.

Bagi gereja masa kini, khotbah-khotbah dari bagian ini mengingatkan bahwa:

  • Kehidupan iman adalah tentang pilihan sadar untuk berjalan bersama Allah

  • Pertobatan selalu mungkin karena belas kasihan Allah yang tidak berubah

7. Ulangan dan Penggenapannya dalam Kristus

Akhirnya, tradisi Reformed selalu melihat Ulangan dalam terang penggenapannya dalam Kristus.

John Owen menulis:

"Hukum dalam Ulangan adalah bayang-bayang, Kristus adalah penggenapannya. Namun, hukum itu tetap mengajarkan kepada kita tentang karakter Allah dan kebutuhan akan Sang Juru Selamat."

Beberapa poin penting:

  • Kristus adalah Penyempurna Hukum (Matius 5:17)

  • Kristus menghidupi ketaatan sempurna yang dituntut dalam Ulangan

  • Dalam Kristus, umat Allah menerima berkat perjanjian secara penuh

Dalam khotbah Reformed modern, Ulangan tidak dikhotbahkan hanya sebagai moralitas, melainkan sebagai seruan untuk datang kepada Kristus yang telah menggenapi seluruh tuntutan hukum Allah.

8. Penerapan Khotbah Ulangan di Gereja Masa Kini

Para pakar Reformed seperti Joel Beeke dan Michael Horton menekankan penerapan praktis dari khotbah-khotbah Ulangan:

  • Mendidik generasi muda dalam iman (Ulangan 6:6-9)

  • Menghidupi kebenaran dalam konteks keluarga, gereja, dan masyarakat

  • Mengasihi Allah di atas segala sesuatu, bukan hanya secara emosional, tetapi melalui komitmen hidup sehari-hari

  • Mewaspadai bahaya kelupaan rohani dalam kemakmuran (Ulangan 8:11-20)

Kesimpulan: Deuteronomy sebagai Khotbah Cinta dan Anugerah

Dalam terang teologi Reformed, Sermons on Deuteronomy adalah pengingat abadi tentang:

  • Kasih Allah yang mengikat perjanjian dengan umat-Nya

  • Ketaatan iman yang lahir dari kasih, bukan dari usaha legalistik

  • Janji keselamatan yang digenapi dalam Kristus

  • Panggilan untuk hidup kudus sebagai umat perjanjian

Kitab Ulangan mengajarkan bahwa seluruh hidup kita adalah jawaban terhadap anugerah Allah, dan setiap khotbah dari kitab ini harus membangkitkan umat untuk mengasihi, percaya, dan taat kepada Allah yang setia.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post