Yohanes 16:23-26: Doa dalam Nama Yesus

Pendahuluan
Pasal 16 dalam Injil Yohanes adalah bagian dari pengajaran terakhir Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum penyaliban, yang dikenal sebagai Upper Room Discourse (Yohanes 13–17). Dalam bagian ini, Yesus menghibur dan memperlengkapi para murid menghadapi kepergian-Nya, serta menyatakan penghiburan Roh Kudus dan akses langsung kepada Bapa melalui nama-Nya.
Bagi teologi Reformed, bagian ini sangat penting karena menunjukkan bagaimana perantara satu-satunya antara manusia dan Allah adalah Kristus, dan bagaimana doa dalam nama Yesus bukan sekadar formula, melainkan realitas rohani yang mengubah hubungan kita dengan Bapa.
1. Konteks Historis dan Theologis
Yohanes 16:23-26 berada dalam konteks penghiburan yang Yesus berikan kepada para murid yang sedang gundah karena nubuat penderitaan-Nya. Yesus berbicara tentang perubahan besar dalam relasi manusia dengan Allah setelah penebusan digenapi. Melalui salib dan kebangkitan-Nya, orang percaya akan memiliki akses langsung kepada Allah Bapa, sesuatu yang sebelumnya hanya dapat diwakili oleh para imam.
2. Eksposisi Ayat per Ayat
Yohanes 16:23 – "Apa pun yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku"
Frasa ini adalah pengungkapan dari akses baru kepada Allah. Yesus tidak mengatakan bahwa kita akan bertanya kepada-Nya, melainkan kepada Bapa langsung, melalui nama-Nya.
John Calvin menulis:
“Kristus adalah satu-satunya pengantara kita. Oleh karena itu, kita memiliki keberanian untuk mendekati Allah tanpa ketakutan, sebab kita datang dengan nama Putra-Nya yang dikasihi.”
Menurut Calvin, doa dalam nama Yesus berarti berdoa dengan pengakuan atas karya-Nya, berdasarkan otoritas-Nya, dan menurut kehendak-Nya.
Yohanes 16:24 – "Mintalah, dan kamu akan menerimanya supaya sukacitamu menjadi penuh"
Doa dalam nama Yesus bukan hanya permintaan yang dikabulkan, tetapi sarana untuk memperdalam sukacita rohani. Sukacita ini adalah buah dari relasi yang dipulihkan dengan Allah melalui Kristus.
John Piper dalam khotbahnya menyatakan:
“Sukacita yang penuh adalah hasil dari pengalaman akan Allah secara langsung. Dan melalui nama Yesus, kita bisa menikmati hadirat-Nya sebagai anak-anak-Nya.”
Yohanes 16:25 – “Aku tidak lagi berbicara kepadamu dengan perumpamaan...”
Yesus mengindikasikan bahwa setelah kebangkitan dan pencurahan Roh Kudus, pewahyuan Allah akan lebih jelas. Para murid akan lebih memahami Injil, bukan hanya secara simbolik, tapi dengan pewahyuan langsung oleh Roh Kudus.
R.C. Sproul menjelaskan:
“Yesus mengubah cara manusia mengenal Allah. Melalui pengenalan akan Kristus, Allah Bapa tidak lagi asing dan jauh, tetapi dapat dimengerti dan didekati.”
Yohanes 16:26 – "Kamu akan meminta dalam nama-Ku..."
Ayat ini menegaskan kembali bahwa orang percaya akan memiliki hak istimewa untuk berdoa langsung kepada Bapa, bukan karena Yesus memohon secara terpisah, tetapi karena mereka sudah bersatu dengan Kristus. Doa dalam nama Yesus menjadi refleksi dari posisi baru kita dalam Kristus.
Sinclair Ferguson menambahkan:
“Kristus bukan hanya pengantara kita, tetapi juga jaminan bahwa permohonan kita diterima di hadapan Bapa. Ketika kita berdoa dalam nama-Nya, kita sebenarnya berdiri di tempat-Nya.”
3. Teologi Reformed tentang Doa dalam Nama Yesus
a. Bukan sekadar frase penutup
Dalam teologi Reformed, doa dalam nama Yesus bukan hanya ucapan formula seperti “dalam nama Yesus, Amin”, tetapi merupakan pengakuan teologis bahwa kita tidak layak mendekat kepada Allah kecuali melalui pengantara Kristus.
b. Penuh iman dan sesuai kehendak Allah
Doa yang sah dalam nama Yesus adalah doa yang berdasarkan iman dan selaras dengan kehendak-Nya, bukan untuk keinginan egois.
c. Doa berdasarkan posisi kita sebagai anak-anak Allah
Karena kita telah diangkat menjadi anak-anak Allah (Galatia 4:4-7), kita memiliki hak istimewa untuk meminta dengan keyakinan.
4. Hubungan dengan Union with Christ
Doa dalam nama Yesus tidak mungkin tanpa penyatuan kita dengan Kristus (union with Christ). Teologi Reformed menekankan bahwa semua berkat rohani, termasuk doa, hanya tersedia karena kita berada di dalam Kristus.
John Murray, dalam Redemption Accomplished and Applied, menulis:
“Union with Christ adalah dasar dari setiap aspek keselamatan – termasuk doa yang dijawab.”
5. Doa, Sukacita, dan Kehadiran Allah
a. Doa sebagai relasi, bukan transaksi
Yesus ingin murid-murid memahami bahwa doa adalah hubungan pribadi dengan Allah, bukan sekadar permintaan.
b. Sukacita penuh berasal dari keintiman dengan Bapa
Doa yang dijawab memberikan sukacita bukan karena keinginan kita tercapai, tetapi karena Allah menyatakan diri-Nya dalam jawaban itu.
6. Aplikasi Praktis dalam Hidup Orang Percaya
a. Bangun kehidupan doa yang berdasarkan Injil
Kita berdoa bukan karena kita layak, tetapi karena kita berada dalam Kristus.
b. Jangan ragu berdoa kepada Bapa
Yesus telah membuka jalan. Kita bisa datang dengan keberanian (Ibrani 4:16).
c. Berdoa sesuai kehendak-Nya, bukan hawa nafsu kita
Kita perlu belajar berdoa dengan Firman dan kehendak Allah sebagai pedoman.
7. Kesalahan Umum dalam Memahami "Doa dalam Nama Yesus"
Pemahaman Salah | Pemahaman Reformed |
---|---|
Sekadar kalimat penutup doa | Identitas rohani dalam Kristus |
Cara untuk “memaksa” Tuhan | Sarana untuk selaras dengan kehendak Allah |
Fokus pada hasil | Fokus pada relasi dengan Bapa |
Doa demi kepentingan pribadi | Doa demi kemuliaan Kristus |
8. Relevansi di Dunia Modern
Banyak pengajaran modern menyalahgunakan ayat ini untuk mendukung teologi kemakmuran—seolah-olah doa dalam nama Yesus menjamin semua keinginan dikabulkan.
Namun dalam terang Injil, doa dalam nama Yesus adalah panggilan untuk hidup selaras dengan kehendak Allah, bukan kehendak pribadi.
Kesimpulan
Yohanes 16:23-26 bukan hanya menjanjikan doa yang dijawab, tetapi juga membuka dimensi baru dari hubungan dengan Allah Bapa melalui Kristus. Doa dalam nama Yesus adalah:
-
Pengakuan bahwa kita datang kepada Bapa karena Kristus
-
Bukti bahwa kita telah dipersatukan dengan-Nya
-
Sarana pertumbuhan iman dan sukacita rohani
Dalam terang teologi Reformed, doa bukanlah alat manipulasi ilahi, tetapi pintu masuk ke dalam persekutuan kasih antara Bapa, Anak, dan umat-Nya.
“Mintalah, dan kamu akan menerimanya supaya sukacitamu menjadi penuh.” – Yohanes 16:24