Kemuliaan di Atas Tutup Pendamaian: Ibrani 9:5

Kemuliaan di Atas Tutup Pendamaian: Ibrani 9:5

Pendahuluan

Ayat ini merupakan bagian dari pembahasan yang sangat kaya secara teologis dalam surat kepada orang Ibrani, khususnya pasal 9 yang membandingkan ibadah Perjanjian Lama dengan penggenapannya dalam Yesus Kristus. Ibrani 9:5 secara khusus menyebut dua elemen penting dari Kemah Suci: para kerub kemuliaan dan tutup pendamaian (hilastērion dalam Yunani), juga dikenal sebagai tutup pendamaian dari tabut perjanjian.

Bagi teologi Reformed, bagian ini adalah landasan penting untuk membahas:

  1. Simbolisme Perjanjian Lama dan penggenapannya dalam Kristus

  2. Konsep penebusan, pengampunan, dan pendamaian

  3. Kemuliaan Allah dan keterbatasan manusia

  4. Transisi dari bayangan kepada kenyataan dalam ibadah yang sejati

Artikel ini akan membahas secara ekspositori, sistematis, dan mendalam mengenai Ibrani 9:5 berdasarkan pendapat teolog Reformed ternama seperti John Owen, R.C. Sproul, John Calvin, dan Louis Berkhof. Disusun secara SEO-friendly, artikel ini juga akan menawarkan aplikasi praktis bagi gereja masa kini.

1. Latar Belakang Konteks Ibrani 9

Surat Ibrani ditulis untuk jemaat Kristen Yahudi yang mulai goyah dalam iman mereka dan tergoda untuk kembali kepada sistem ibadah lama. Penulis ingin menunjukkan bahwa ibadah dalam Kristus jauh lebih tinggi dan sejati dibanding ibadah simbolik dalam sistem Musa.

Dalam Ibrani 9, penulis menjelaskan struktur Kemah Suci:

  • Ruangan pertama (Tempat Kudus)

  • Ruangan kedua (Tempat Mahakudus) yang berisi Tabut Perjanjian

  • Di atas Tabut terdapat tutup pendamaian, dinaungi oleh kerub-kerub kemuliaan

Fokus ayat 5 adalah pada elemen tertinggi dalam simbolisme: kerub kemuliaan dan tutup pendamaianrepresentasi hadirat Allah dan tempat penebusan.

2. Tafsiran Frasa Utama dalam Ibrani 9:5

Para kerub kemuliaan yang menaungi...”

Kerubim (Ibrani: keruvim) pertama kali muncul di Kejadian 3:24 sebagai penjaga jalan ke pohon kehidupan. Dalam tabernakel, mereka melambangkan kehadiran Allah yang kudus dan agung.

John Owen dalam komentarnya menyatakan:

Kerub-kerub bukan sekadar dekorasi, tetapi lambang kehadiran Allah yang kudus, yang tak terjangkau oleh manusia berdosa.”

Mereka “menaungi” (episkiazontesYunani) artinya: melindungi, meneduhkan, atau menutupi. Ini menunjukkan bahwa Allah adalah Pribadi yang kudus, ditinggikan, dan hanya dapat didekati melalui cara yang Ia tetapkan.

“...tutup pendamaian” (hilastērion)

Istilah Yunani hilastērion diterjemahkan sebagai “tutup pendamaian” atau “tempat pendamaian.” Ini adalah tempat di mana imam besar menaburkan darah kurban pada Hari Pendamaian (Imamat 16), dan dari sanalah pengampunan diberikan.

Dalam teologi Reformed, ini sangat penting. Louis Berkhof menulis:

Hilastērion adalah bayang-bayang dari pekerjaan Kristus sebagai Pendamaian. Ia bukan hanya imam besar, tetapi juga kurban dan tempat pendamaian itu sendiri.”

3. Penafsiran Reformed atas Ibrani 9:5

John Calvin

Calvin menganggap seluruh sistem ibadah tabernakel sebagai “tipologi yang menunjuk kepada Kristus.” Ia mencatat bahwa meskipun para rasul tidak membahasnya secara rinci, tetapi elemen ini menunjuk pada realitas rohani yang besar:

Tutup pendamaian itu adalah simbol dari pengampunan yang penuh, bukan melalui darah binatang, tetapi melalui darah Kristus yang sejati.”

John Owen

John Owen menyusun tafsiran paling lengkap tentang Kitab Ibrani dalam tradisi Reformed. Tentang ayat ini, ia menekankan bahwa:

  1. Kerubim menunjuk pada kekudusan dan pelayanan ilahi (sebagai utusan dan penjaga kemuliaan).

  2. Tutup pendamaian menunjuk pada karya pendamaian Kristus, satu-satunya jalan masuk ke hadirat Allah.

  3. Ketidaksediaan penulis untuk membahas lebih jauh adalah bentuk pengakuan bahwa pengertian tentang kemuliaan Allah tidak bisa dicapai sepenuhnya oleh manusia.

R.C. Sproul

Sproul menyoroti makna hilastērion dalam konteks Roma 3:25 (“Kristus telah ditentukan sebagai hilastērion oleh darah-Nya”). Ia berkata:

Tutup pendamaian bukan hanya simbol pengampunan, melainkan adalah Kristus sendiri yang menjadi titik pusat hubungan manusia dengan Allah.”

4. Teologi Pendamaian dalam Ibrani 9:5

Dalam teologi Reformed, pendamaian adalah pusat injil. Ibrani 9:5 menjadi gambaran visual dari doktrin ini. Beberapa aspek utama yang diajarkan melalui ayat ini:

a. Tempat penghakiman menjadi tempat pengampunan

Tabut Perjanjian berisi hukum yang dilanggar manusia (Sepuluh Perintah). Di atasnya ada tutup pendamaian yang ditaburi darah — inilah gambaran bagaimana murka Allah diredakan melalui pengorbanan.

b. Kristus sebagai hilastērion

Yesus bukan hanya korban (lamb), tetapi juga hilastērion itu sendiri. Ia menjadi titik pertemuan antara keadilan dan kasih karunia Allah.

c. Akses kepada Allah diperoleh melalui darah

Tanpa darah, tak seorang pun bisa memasuki hadirat Allah. Ini ditekankan dalam Ibrani 9:22: “Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.”

5. Misteri yang Tidak Dijelaskan: Mengapa Penulis Tidak Merinci?

Ayat ini berakhir dengan catatan menarik:

Hal-hal ini tidak dapat kita bahas secara rinci sekarang.”

Ada beberapa tafsiran dari kalangan Reformed mengenai ini:

  • Keterbatasan ruang dan waktu

  • Fokus utama penulis adalah Kristus, bukan simbol

  • Menghindari penyembahan simbol atau legalisme Yahudi

John Owen berkata:

Roh Kudus tidak bermaksud agar perhatian kita tertahan pada lambang, melainkan beralih kepada penggenapan dalam Kristus.”

6. Aplikasi Teologi Ibrani 9:5 bagi Gereja Masa Kini

a. Menghormati Kekudusan Allah

Kerub menaungi tempat pendamaian — ini mengingatkan kita bahwa Allah itu kudus dan tidak dapat didekati sembarangan. Ibadah harus ditujukan dengan hormat dan kesadaran akan kekudusan-Nya.

b. Pusat Ibadah adalah Kristus

Bukan pada liturgi, tempat, atau tradisi. Tutup pendamaian menunjuk pada Kristus, dan Dialah pusat ibadah sejati gereja.

c. Pengampunan melalui darah Kristus

Semua manusia berdosa, tetapi pendamaian tersedia melalui pengorbanan Kristus. Ini adalah kabar baik yang harus diberitakan terus-menerus.

d. Penekanan pada teologi salib

Simbol dalam tabut semuanya menunjuk ke salib: hukum (yang dilanggar), darah (yang menebus), dan kemuliaan Allah (yang didekati melalui pendamaian). Gereja harus kembali ke salib sebagai fondasi iman.

Penutup

Ibrani 9:5 mengajak kita untuk merenungkan misteri besar dalam sistem ibadah Perjanjian Lama yang mencapai kepenuhannya dalam Kristus. Para kerub kemuliaan dan tutup pendamaian bukan sekadar ornamen religius, melainkan gambaran dari kebenaran Injil yang kekal: Allah menyediakan jalan masuk ke hadirat-Nya melalui darah Anak-Nya.

Dalam terang teologi Reformed, ayat ini memperkaya pemahaman kita akan pendamaian, kekudusan, dan karya keselamatan yang sempurna dalam Kristus. Meskipun penulis Ibrani memilih untuk tidak membahasnya secara rinci, kita dipanggil untuk menggali dan menyelami makna yang terkandung demi memperdalam iman dan pengabdian kita kepada Allah yang kudus.

Next Post Previous Post