Matius 13:33 – Perumpamaan tentang Ragi: Transformasi Kerajaan Allah

Matius 13:33 “Kemudian, Yesus menceritakan sebuah perumpamaan yang lain kepada mereka, ‘Kerajaan Surga itu seperti ragi, yang oleh seorang perempuan diambil dan dimasukkan ke dalam adonan tepung terigu sebanyak tiga sukat sampai seluruh adonan itu tercampur ragi.’”
Pendahuluan: Apa Makna Ragi dalam Pengajaran Yesus?
Yesus menggunakan berbagai perumpamaan untuk menggambarkan rahasia Kerajaan Surga. Salah satu perumpamaan paling pendek namun penuh makna adalah perumpamaan tentang ragi. Dalam perumpamaan ini, Yesus menggambarkan Kerajaan Allah seperti ragi yang bekerja diam-diam namun mengubah seluruh adonan.
Bagi para penafsir Reformed, perumpamaan ini tidak hanya menggambarkan pertumbuhan yang tak terlihat dari kerajaan Allah, tetapi juga berbicara tentang doktrin anugerah, transformasi rohani, dan kuasa Firman Allah dalam membentuk dunia.
1. Konteks Perumpamaan
Pasal 13 Matius: Kumpulan Perumpamaan Kerajaan
Matius 13 berisi tujuh perumpamaan tentang Kerajaan Surga. Semua ditujukan untuk menjelaskan bagaimana Allah bekerja dalam dunia ini melalui kerajaan-Nya, meskipun cara kerja-Nya berbeda dari kerajaan dunia.
Perumpamaan ragi secara langsung mengikuti perumpamaan biji sesawi. Keduanya mengangkat tema pertumbuhan kerajaan:
-
Biji sesawi menekankan pertumbuhan dari kecil ke besar.
-
Ragi menekankan pengaruh internal dan transformasi menyeluruh.
2. Makna Simbolik: Ragi dalam Kitab Suci
Ragi sering kali digunakan dalam Alkitab sebagai simbol pengaruh yang menyebar — baik positif maupun negatif. Dalam konteks ini, ragi adalah gambaran kuasa Kerajaan Allah yang tersembunyi namun aktif.
Dalam Perjanjian Lama:
-
Ragi sering dikaitkan dengan dosa dan kejahatan (Keluaran 12:15 – Paskah tanpa ragi).
-
Namun, makna simbol bisa bervariasi tergantung konteks.
Dalam Perumpamaan Ini:
Ragi memiliki makna positif, menandakan pertumbuhan rohani dan transformasi yang bekerja di dalam secara senyap, namun menghasilkan perubahan total.
3. Penafsiran Reformed terhadap Matius 13:33
A. John Calvin
Dalam Commentary on the Gospels, Calvin menafsirkan bahwa ragi melambangkan kuasa Injil, yang walaupun tampak kecil dan tidak signifikan di awal, akan bekerja untuk menembus seluruh masyarakat.
“Injil bekerja tidak seperti pedang dunia, tetapi seperti ragi: perlahan, senyap, namun pasti. Kuasanya bukan pada kebisingan, tapi pada kebenaran yang mengakar dalam hati manusia.”
B. Herman Bavinck
Bavinck dalam Reformed Dogmatics melihat perumpamaan ini sebagai lambang transformasi anugerah Allah dalam individu dan masyarakat. Ia menulis bahwa kerajaan Allah meresap ke dalam struktur kehidupan manusia dan secara bertahap menguduskan seluruh ciptaan.
“Kerajaan Allah bukan hanya pengampunan dosa, tetapi pembaruan seluruh hidup manusia dan tatanan dunia oleh kuasa anugerah.”
4. Tiga Unsur Penting dalam Perumpamaan Ragi
A. Seorang Perempuan
Yesus menyebut perempuan sebagai subjek yang menaruh ragi. Ini menunjukkan peran manusia dalam penyebaran Kerajaan Allah. Meski Allah adalah pemrakarsa Kerajaan, manusia dipakai-Nya sebagai alat.
Pandangan Reformed: Ini menggambarkan prinsip instrumental causality — bahwa Allah menggunakan manusia sebagai alat dalam karya penebusan dan penyebaran Injil.
B. Tiga Sukat Tepung
Tiga sukat (sekitar 20–25 kg tepung) menggambarkan jumlah besar, namun hanya sedikit ragi yang dibutuhkan untuk mencampurnya. Ini menggambarkan kekuatan transformatif kecil yang memiliki dampak besar.
R.C. Sproul
Dalam khotbahnya tentang perumpamaan ini, Sproul menyatakan bahwa tiga sukat tepung adalah simbol dunia yang luas, dan ragi adalah Injil yang meresap dalam segala aspek kehidupan manusia — pribadi, keluarga, gereja, dan budaya.
“Jangan remehkan pelayanan kecil yang setia. Tuhan menggunakannya untuk membentuk sejarah.”
C. Sampai Seluruh Adonan Itu Tercampur Ragi
Transformasi dari dalam ini tidak segera terlihat, namun akhirnya seluruh adonan berubah. Ini menunjukkan bagaimana kerajaan Allah bekerja dalam keheningan, kesabaran, dan ketekunan, namun menghasilkan perubahan total.
5. Aplikasi Teologis dalam Pandangan Reformed
A. Kerajaan Allah adalah Kerajaan Anugerah
Teologi Reformed menekankan bahwa Kerajaan Allah bukan hasil usaha manusia, melainkan karya anugerah Allah dalam Kristus. Namun, anugerah ini bekerja dalam dan melalui umat-Nya.
“Kerajaan Allah tumbuh bukan karena kekuatan militer atau politik, tetapi oleh Injil yang dihidupi dengan setia dalam dunia.”
— Abraham Kuyper
B. Transformasi Batiniah Sebelum Lahiriah
Perumpamaan ini menggambarkan prinsip Reformed bahwa regenerasi mendahului reformasi. Artinya, perubahan sejati dalam masyarakat harus dimulai dari hati yang diperbarui oleh Roh Kudus.
C. Kesetiaan dalam Hal Kecil
Terkadang pelayanan atau penginjilan tampak tidak berdampak, tapi Yesus mengajarkan bahwa kesetiaan dalam hal kecil menghasilkan buah besar. Tuhan tidak bekerja melalui kehebatan manusia, melainkan melalui kuasa firman-Nya.
6. Kontras dengan Strategi Dunia
Kerajaan dunia bekerja dari atas ke bawah (top-down), melalui kekuatan dan sistem. Namun, Kerajaan Allah bekerja dari dalam keluar (inside-out), melalui transformasi batiniah yang merembet ke seluruh hidup.
“Allah menaklukkan dunia, bukan dengan pedang, tetapi dengan salib.” — John Stott
7. Pengaruh Injil dalam Sejarah (Aplikasi Historis)
Teologi Reformed menekankan bahwa Injil membawa dampak luas:
-
Reformasi Protestan dimulai dari keyakinan pribadi Martin Luther yang disebarkan hingga mengubah seluruh Eropa.
-
Gerakan misi seperti William Carey di India atau Hudson Taylor di Tiongkok memulai dari “ragi kecil” yang kemudian mempengaruhi jutaan jiwa.
8. Relevansi Bagi Gereja Masa Kini
A. Pelayanan Setia di Tengah Budaya Sekuler
Di zaman ketika pengaruh Kekristenan mulai terpinggirkan di banyak budaya, perumpamaan ini memberi harapan bahwa Kerajaan Allah tidak mati, hanya bekerja secara tersembunyi.
B. Mendorong Pendekatan Holistik
Kerajaan Allah bukan hanya menyangkut keselamatan jiwa, tetapi juga pembaruan budaya, pendidikan, hukum, dan keluarga. Ragi Injil bekerja dalam semua bidang kehidupan.
9. Konteks Eskatologis: Sudah dan Belum
Perumpamaan ragi menekankan bahwa Kerajaan Allah sudah datang, namun belum sepenuhnya digenapi. Dalam teologi Reformed, ini dikenal sebagai prinsip “already and not yet”.
Kerajaan hadir sekarang melalui pekerjaan Roh, tetapi akan digenapi dalam kedatangan Kristus yang kedua.
10. Penutup: Hidup Sebagai Ragi
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadi ragi di tengah dunia:
-
Menghidupi Injil secara nyata di rumah, tempat kerja, dan masyarakat.
-
Menjadi pengaruh positif yang menguduskan lingkungan.
-
Menabur Firman dengan sabar dan setia.