Matius 24:5: Peringatan Yesus tentang Penyesat dan Mesias Palsu

Matius 24:5: Peringatan Yesus tentang Penyesat dan Mesias Palsu

"Sebab, banyak yang akan datang dalam nama-Ku dan berkata, ‘Aku adalah Kristus,’ dan mereka akan menyesatkan banyak orang." (Matius 24:5, AYT)

Pendahuluan

Perikop Matius 24 merupakan bagian dari khotbah eskatologis Yesus di Bukit Zaitun yang dikenal sebagai "Khotbah Akhir Zaman". Ayat 5 secara khusus memperingatkan umat percaya akan munculnya penyesat dan Mesias palsu. Di tengah meningkatnya perbincangan eskatologi modern, ayat ini tetap relevan karena memperlihatkan ancaman penyesatan dalam konteks zaman akhir.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi Matius 24:5 dengan pendekatan eksposisi Reformed, meninjau makna teks, konteks historis, serta tafsiran dari berbagai teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, dan Hendrikus Berkhof, serta membandingkan dengan pemikiran kontemporer. Di akhir, pembaca akan mendapatkan aplikasi praktis dari teks ini dalam kehidupan Kristen masa kini.

I. Konteks Historis dan Literer Matius 24:5

A. Latar Belakang Injil Matius

Injil Matius ditulis terutama bagi pembaca Yahudi dengan maksud memperkenalkan Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Pasal 24 muncul setelah Yesus meninggalkan Bait Allah dan menyampaikan nubuatan tentang kehancurannya (ay. 2), yang kemudian memicu pertanyaan murid-murid tentang tanda-tanda kedatangan dan akhir zaman (ay. 3).

B. Posisi Ayat dalam Narasi Eskatologis

Ayat 5 adalah bagian dari respon Yesus atas pertanyaan murid-murid tentang waktu dan tanda-tanda kedatangan-Nya dan akhir zaman. Peringatan tentang penyesatan muncul sebagai peringatan pertama, menekankan urgensi ancaman spiritual sebelum tanda-tanda fisik atau politik.

II. Eksposisi Kata per Kata Matius 24:5

A. “Banyak yang akan datang dalam nama-Ku”

Pernyataan ini menyiratkan peniruan otoritas Kristus. Dalam konteks Yahudi, nama melambangkan karakter dan otoritas. Mengaku datang “dalam nama-Ku” berarti menyatakan memiliki otoritas ilahi atau utusan Allah.

Menurut John Calvin, para penyesat ini bukan hanya sekadar penipu biasa, tetapi orang-orang yang menyusup dengan membawa kesan rohani dan bahkan menggunakan nama Yesus untuk menguatkan ajarannya. Calvin menulis:

"Orang-orang ini akan mengklaim mewakili Kristus, dan karena mereka datang dalam nama-Nya, mereka akan berhasil memperdaya orang yang tidak waspada." (Calvin, Commentary on a Harmony of the Evangelists)

B. “Berkata, ‘Aku adalah Kristus’”

Pernyataan ini adalah bentuk klaim mesianis palsu. Ini bukan hanya pengakuan bahwa mereka adalah guru, nabi, atau pemimpin spiritual, tapi bahwa mereka adalah “Kristus” sendiri.

Teolog Reformed D.A. Carson dalam Expositor’s Bible Commentary menjelaskan bahwa sepanjang sejarah Gereja, muncul tokoh-tokoh yang mengaku sebagai Mesias dengan tujuan membangun pengaruh politik atau spiritual, baik dalam konteks Yahudi maupun Kristen.

C. “Dan mereka akan menyesatkan banyak orang”

Penyesatan (Yunani: πλανήσουσιν – planēsousin) menunjukkan keberhasilan para penyesat ini dalam memengaruhi banyak orang. Ini bukanlah upaya kecil atau terbatas; banyak akan tertipu.

R.C. Sproul menekankan bahwa peringatan ini tidak bisa diabaikan karena ia melihat bahwa dalam zaman modern, penyesatan bisa terjadi melalui media, pengajaran palsu, atau bahkan kultus religius yang mengklaim penglihatan atau wahyu baru dari Tuhan.

III. Tafsiran Reformed dari Matius 24:5

A. John Calvin: Penyesatan dari Dalam Gereja

Calvin memandang penyesatan dalam ayat ini sebagai sesuatu yang mengancam umat pilihan sendiri, bukan hanya orang luar. Ia mencatat bahwa:

"Musuh paling berbahaya dari Injil sering kali muncul dari dalam Gereja."
(Calvin, Harmony of the Gospels)

Artinya, bukan hanya guru palsu dari luar, tetapi juga mereka yang menyusup dari dalam komunitas iman yang dapat menyesatkan.

B. Herman Bavinck: Kristologi Palsu

Bavinck, dalam Reformed Dogmatics, mengaitkan penyesat ini dengan pengajaran kristologi palsu yang tidak berdasarkan pada pribadi Yesus yang sejati. Mereka mungkin berbicara tentang Yesus, tetapi menafsirkan Dia bukan sebagai Anak Allah yang sejati dan satu-satunya Penebus.

C. D.A. Carson: Peringatan Awal

Carson melihat ayat ini sebagai pola peringatan eskatologis yang mendalam, menempatkan spiritual deception sebagai tanda utama kedatangan akhir zaman. Sebelum gempa bumi, perang, atau kelaparan — terlebih dahulu akan muncul “kebingungan teologis”.

IV. Aplikasi Kontemporer

A. Mewaspadai “Kristus” Modern

Saat ini, banyak individu atau kelompok yang menyatakan memiliki “wahyu khusus”, “pengetahuan ilahi”, atau bahkan mengklaim sebagai reinkarnasi Kristus. Penyesatan bukan hanya melalui doktrin, tetapi melalui emosi, karisma, dan strategi manipulatif.

Sebagai contoh:

  • Gerakan New Age sering menyatukan ajaran Yesus dengan mistisisme timur.

  • Sekte-sekte seperti Unification Church dan Rhema Movement telah mengklaim bahwa pemimpin mereka adalah Mesias baru.

B. Mengenali Otoritas Firman

Dalam tradisi Reformed, satu-satunya penangkal terhadap penyesatan adalah penggenggaman pada Sola Scriptura. Kitab Suci adalah filter utama untuk menilai apakah suatu ajaran benar atau tidak.

Seperti yang dikatakan oleh Charles Spurgeon:

"Ketika kita menaruh Alkitab di satu tangan dan pengajaran manusia di tangan lain, pastikan yang kita ikuti adalah kebenaran yang kekal, bukan suara terbanyak."

C. Menjaga Jemaat dari Penyesatan

Gembala, penatua, dan pengajar jemaat perlu aktif memberikan pengajaran yang sehat. Pembinaan doktrin yang kuat dapat melindungi umat dari bujuk rayu “mesias palsu” yang pandai memutarbalikkan firman.

V. Relevansi Eskatologis

A. Matius 24:5 dan Zaman Akhir

Beberapa teolog Reformed seperti Anthony Hoekema melihat ayat ini sebagai bagian dari “tanda umum” zaman akhir, bukan sebagai peristiwa spesifik. Penyesatan bukan hanya terjadi di ujung waktu, tapi adalah bagian dari sejarah gereja sepanjang masa.

B. Korelasi dengan 2 Tesalonika 2:3-4

Penyesatan ini juga selaras dengan nubuat Paulus:

Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan oleh siapapun juga dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa.”

Gereja harus bersiaga terhadap gelombang “kemurtadan” yang akan semakin meningkat menjelang kedatangan Kristus yang kedua.

Kesimpulan: Seruan untuk Kewaspadaan Rohani

Matius 24:5 bukan sekadar nubuatan, melainkan peringatan pastoral dari Tuhan Yesus untuk menjaga kawanan-Nya. Yesus tidak menyuruh murid-Nya untuk menebak kapan akhir zaman terjadi, tapi agar mereka berjaga-jaga terhadap bahaya rohani.

Matius 24:5 memperingatkan kita bahwa musuh kebenaran tidak selalu datang dengan wajah jahat. Ia bisa tersenyum, menyebut nama Yesus, bahkan mengutip ayat, namun hati-hati: apakah ia setia pada Injil yang sejati?

Next Post Previous Post