Misteri Pengudusan oleh Kristus yang Diungkapkan

 

Misteri Pengudusan oleh Kristus yang Diungkapkan

“Karena itu, sebagaimana kamu telah menerima Kristus Yesus sebagai Tuhan, tetaplah hidup di dalam Dia.”Kolose 2:6, AYT

Pendahuluan

Pengudusan (sanctification) adalah salah satu aspek terpenting dalam kehidupan Kristen. Namun, tidak sedikit orang Kristen yang mengalami kebingungan dan frustrasi ketika menghadapi proses pengudusan. Apa sebenarnya pengudusan itu? Apakah itu hasil usaha manusia atau karya Kristus? Apakah kita bisa menjadi kudus di dunia yang penuh dosa ini?

Teologi Reformed memandang pengudusan bukan sebagai upaya manusia untuk mencapai kekudusan melalui perbuatan, melainkan sebagai karya anugerah Allah melalui Kristus dan digenapi oleh Roh Kudus, yang bekerja dalam dan melalui orang percaya.

Dalam artikel ini, kita akan mengungkap misteri pengudusan oleh Kristus, berdasarkan firman Tuhan dan pengajaran para teolog Reformed. Tujuannya adalah agar kita semakin memahami dan menghargai karya Kristus yang menyucikan umat-Nya serta menjalani hidup yang kudus, bukan dalam beban, tetapi dalam sukacita dan kuasa Roh.

1. Pengertian Pengudusan dalam Teologi Reformed

a. Definisi Dasar

Menurut John Owen, pengudusan adalah “karya Roh Kudus yang terus-menerus dalam kehidupan orang percaya, untuk membebaskan mereka dari kuasa dosa dan membentuk mereka dalam keserupaan dengan Kristus.”

Secara sederhana, pengudusan adalah proses menjadi serupa Kristus — dipisahkan dari dosa dan dipersembahkan bagi Allah.

b. Dua Dimensi Pengudusan

Teologi Reformed membedakan antara dua aspek pengudusan:

  1. Pengudusan Posisi (Positional Sanctification) – Diterima saat seseorang percaya kepada Kristus; status kudus karena dibenarkan (1 Korintus 6:11).

  2. Pengudusan Progresif (Progressive Sanctification) – Proses pertumbuhan dalam kekudusan seumur hidup, melalui Roh Kudus (2 Korintus 3:18).

2. Pengudusan Berakar dalam Kristus

a. Kristus Adalah Sumber Segala Kekudusan

Dalam 1 Korintus 1:30, dikatakan bahwa Kristus telah menjadi “hikmat, pembenaran, pengudusan, dan penebusan” bagi kita. Ini berarti bahwa pengudusan bukan dimulai dari usaha kita, tetapi dari kesatuan kita dengan Kristus.

“Kesatuan dengan Kristus adalah sumber segala berkat rohani, termasuk pengudusan.”
John Murray

b. Kesatuan dengan Kristus (Union with Christ)

Teologi Reformed menekankan kesatuan mistik tetapi nyata antara orang percaya dan Kristus. Ketika kita percaya, kita tidak hanya diampuni, tetapi juga dipersatukan dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya (Roma 6:5).

“Tanpa kesatuan dengan Kristus, tidak ada pengudusan yang sejati.”
John Calvin

3. Peran Roh Kudus dalam Pengudusan

a. Roh Kudus adalah Agen Utama

Roh Kudus bukan hanya menyertai kita dalam proses pengudusan, tetapi menjadi subjek aktif yang membentuk, mengajar, menegur, dan mengarahkan kita kepada kebenaran (Yohanes 16:13).

“Roh Kudus membuat kekudusan Kristus menjadi kekudusan kita secara nyata.”
Sinclair Ferguson

b. Buah Roh sebagai Tanda

Galatia 5:22-23 menjelaskan bahwa buah Roh — kasih, sukacita, damai, kesabaran, dan lainnya — adalah hasil nyata dari proses pengudusan dalam hidup orang percaya.

4. Peran Hukum Allah dan Ketaatan dalam Pengudusan

a. Bukan Legalisme, Tapi Tunduk karena Anugerah

Teologi Reformed menolak legalisme (usaha menyelamatkan diri lewat hukum), namun menekankan bahwa hukum Allah tetap berlaku sebagai standar kekudusan dan sarana pertumbuhan.

“Anugerah tidak meniadakan hukum, tetapi memampukan kita untuk menaati hukum.”
R.C. Sproul

b. Ketaatan sebagai Buah, Bukan Akar

Ketaatan bukanlah syarat keselamatan, tetapi buah dari keselamatan. Pengudusan mengalir dari hati yang telah diubah, bukan karena takut dihukum, tetapi karena kasih kepada Allah.

5. Misteri: Mengapa Pengudusan Bisa Lambat dan Menyakitkan?

a. Perjuangan Melawan Dosa yang Masih Melekat

Meskipun sudah diselamatkan, orang percaya masih hidup dalam daging dan dunia yang berdosa. Proses pengudusan menjadi peperangan spiritual seumur hidup (Roma 7:15-25).

“Orang Kristen sejati adalah orang yang sadar dan berperang melawan dosanya.”
John Owen

b. Allah Memproses Melalui Penderitaan

Sering kali, Allah memakai penderitaan untuk menyucikan kita (Ibrani 12:10). Dalam penderitaan, kesombongan dihancurkan, dan iman dimurnikan.

“Allah lebih tertarik pada kekudusan kita daripada kenyamanan kita.”
Joel Beeke

6. Tanggung Jawab Manusia dalam Pengudusan

a. Bekerja Sama dengan Anugerah

Filipi 2:12-13 mengatakan: “kerjakan keselamatanmu… karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu.” Ini adalah kooperasi rohani antara karya Allah dan tanggapan manusia.

b. Disiplin Rohani

Pengudusan bukan terjadi secara otomatis. Orang percaya perlu memelihara hidup rohani dengan:

  • Membaca dan merenungkan Alkitab

  • Berdoa

  • Menghadiri persekutuan dan ibadah

  • Menjalani hidup kudus dalam pekerjaan dan relasi

“Kasih karunia Allah tidak pasif. Ia bekerja dalam dan melalui tindakan manusia.”
Richard Baxter

7. Tantangan dalam Proses Pengudusan

a. Rasa Gagal dan Kejatuhan

Banyak orang percaya merasa gagal karena sering jatuh dalam dosa. Teologi Reformed menegaskan bahwa proses pengudusan tidak linier. Ada masa naik-turun, tetapi Allah yang memulai, akan menyelesaikan (Filipi 1:6).

b. Perbandingan dan Perfeksionisme

Jangan membandingkan pertumbuhan rohani kita dengan orang lain. Fokuslah pada kesetiaan dan pertobatan terus-menerus, bukan pada kesempurnaan.

“Pertumbuhan rohani diukur bukan dari seberapa tinggi kita telah naik, tetapi dari seberapa dekat kita berjalan dengan Allah.”
J.C. Ryle

8. Tujuan Akhir Pengudusan: Kemuliaan

a. Menuju Keserupaan dengan Kristus

Pengudusan bertujuan agar kita semakin serupa dengan Kristus — dalam karakter, kasih, dan kebenaran.

b. Persiapan Menuju Kemuliaan Kekal

Dalam teologi Reformed, pengudusan adalah tahap menuju pemuliaan (glorification). Suatu hari, kita akan sepenuhnya bebas dari dosa dan menjadi sempurna bersama Kristus (1 Yohanes 3:2).

“Pengudusan adalah bukti bahwa kita sedang disiapkan untuk surga.”
Thomas Watson

9. Pengudusan dalam Kehidupan Sehari-Hari

a. Dalam Pekerjaan dan Keluarga

Kekudusan bukan hanya terjadi dalam doa atau gereja, tetapi juga di tempat kerja, dalam pernikahan, dan hubungan sosial. Teologi Reformed menekankan bahwa seluruh hidup adalah ibadah (Roma 12:1).

“Panggilan kerja adalah altar di mana kita mempersembahkan kekudusan kepada Allah.”
Abraham Kuyper

b. Dalam Pelayanan dan Komunitas

Pengudusan juga terwujud dalam melayani sesama, mengampuni, dan hidup rendah hati dalam komunitas gereja. Roh Kudus memakai komunitas untuk membentuk karakter kita.

10. Penghiburan: Kristus Tidak Akan Membiarkan Proses Ini Gagal

a. Kesetiaan Kristus

Kristus tidak hanya memulai proses pengudusan, tetapi juga akan menyempurnakannya. Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya (Roma 8:39).

b. Pengharapan dalam Janji

Dalam segala kegagalan dan pergumulan, kita memiliki pengharapan yang tidak akan mengecewakan. Allah sedang bekerja dalam segala sesuatu untuk membentuk kita menjadi pribadi yang serupa Anak-Nya.

“Pengudusan bisa lambat, tetapi tidak akan berhenti karena itu adalah karya Allah.”
John Piper

Kesimpulan: Terbukanya Misteri Pengudusan dalam Kristus

Pengudusan bukan sekadar tugas berat, melainkan misteri indah di mana Kristus sendiri bekerja dalam umat-Nya, melalui Roh Kudus, dengan kasih yang sabar, untuk membentuk mereka menjadi kudus seperti Dia.

Dalam terang teologi Reformed, kita melihat bahwa:

  • Pengudusan adalah karya anugerah

  • Berakar dalam kesatuan dengan Kristus

  • Digerakkan oleh Roh Kudus

  • Melibatkan tanggung jawab manusia

  • Berujung pada kemuliaan kekal

Semoga kita tidak lagi melihat pengudusan sebagai beban, tetapi sebagai anugerah progresif, tempat kita berjalan bersama Allah dalam proses yang indah, meski tidak selalu mudah. Dan di setiap langkah, kita dapat berkata:

“Aku tahu kepada siapa aku percaya, dan aku yakin bahwa Ia sanggup memeliharakan apa yang telah dipercayakan kepadaku sampai pada hari-Nya.”
2 Timotius 1:12

Next Post Previous Post