Tersesat dari Anugerah: Galatia 5:4
.png)
Pendahuluan
Salah satu ajaran paling revolusioner dalam Kekristenan adalah pembenaran oleh iman saja (sola fide). Namun, ajaran ini bukan tanpa tantangan, bahkan sejak gereja mula-mula. Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Rasul Paulus menulis dengan nada tajam dan penuh urgensi kepada orang-orang percaya yang tergoda untuk meninggalkan Injil kasih karunia dan kembali kepada usaha pembenaran melalui Hukum Taurat.
Galatia 5:4 adalah salah satu ayat paling penting dan menakutkan dalam seluruh Perjanjian Baru. Paulus tidak hanya memperingatkan tentang kesalahan doktrinal, tetapi tentang bahaya rohani yang fatal: berusaha dibenarkan oleh hukum sama dengan memisahkan diri dari Kristus dan jatuh dari anugerah.
Bagian I: Konteks Surat Galatia
1. Latar Belakang
Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus kepada gereja-gereja di wilayah Galatia yang sedang terpengaruh oleh ajaran sesat dari kelompok Yudaisme Kristen, yang mengajarkan bahwa iman kepada Kristus harus dilengkapi dengan ketaatan terhadap Hukum Taurat—khususnya sunat—untuk memperoleh keselamatan.
Paulus menulis untuk meluruskan Injil yang telah dinodai oleh percampuran antara anugerah dan hukum. Galatia 5 merupakan bagian akhir dari argumen teologis Paulus sebelum ia beralih ke aplikasi praktis.
2. Perikop Galatia 5:1–6
Dalam konteks lebih luas, Paulus membahas tentang kemerdekaan orang percaya dalam Kristus (ay.1) dan bahayanya kembali ke perbudakan hukum. Ayat 4 menjadi klimaks dari peringatan Paulus: memilih hukum berarti menolak anugerah.
Bagian II: Eksposisi Galatia 5:4
“Jika kamu berusaha untuk dibenarkan dengan menjalankan Hukum Taurat, hidupmu telah dipisahkan dari Kristus dan kamu telah meninggalkan anugerah.”
1. "Berusaha untuk dibenarkan dengan menjalankan Hukum Taurat"
John Calvin menekankan bahwa kalimat ini menyasar langsung kepada usaha manusia untuk memperoleh keselamatan melalui perbuatan baik atau ritual keagamaan. Bagi Calvin, ini bukan semata sunat atau hukum Musa, tapi segala bentuk usaha pembenaran diri di luar Kristus.
Martin Luther, dalam komentarnya yang terkenal atas Galatia, menulis:
“Barang siapa ingin menjadi benar oleh hukum, ia menolak Kristus. Karena jika kebenaran datang dari hukum, maka Kristus mati dengan sia-sia.”
Luther melihat ayat ini sebagai pondasi Reformasi: keselamatan tidak bisa diraih melalui usaha manusia, hanya oleh anugerah melalui iman.
2. "Hidupmu telah dipisahkan dari Kristus"
Frasa ini menunjukkan konsekuensi yang mengerikan: orang yang mengandalkan hukum untuk pembenaran kehilangan persekutuan dengan Kristus. Charles Spurgeon berkata, “Seorang yang mengandalkan hukum sebagai fondasi pembenaran telah menolak satu-satunya dasar keselamatan.”
Ini bukan berarti orang percaya sejati bisa kehilangan keselamatan dengan mudah, tetapi memperlihatkan bahwa siapa pun yang mengandalkan hukum belum benar-benar berada dalam Kristus secara sejati.
3. "Kamu telah meninggalkan anugerah"
Frasa ini bukan sekadar kehilangan manfaat anugerah, tetapi menolak anugerah itu sendiri. R.C. Sproul menafsirkan ini sebagai bentuk apostasi doktrinal—meninggalkan Injil kasih karunia dan memilih jalan keselamatan alternatif yang sebenarnya tidak menyelamatkan.
Bagian III: Ajaran-Ajaran Reformed yang Terkandung dalam Ayat Ini
1. Sola Gratia dan Sola Fide
Galatia 5:4 adalah manifestasi nyata dari dua prinsip utama Reformasi:
-
Keselamatan hanya oleh anugerah (sola gratia)
-
Melalui iman saja (sola fide)
Menggabungkan hukum dengan anugerah berarti membatalkan keduanya. Seperti yang ditegaskan oleh J. Gresham Machen, “Agama hukum selalu berakhir dengan keputusasaan, karena hukum tidak memberi kuasa untuk taat.”
2. Tidak Ada Kebenaran Lain di Luar Kristus
John Calvin berkata bahwa kita hanya dapat memiliki kebenaran jika kita bersatu dengan Kristus. Siapa yang mencoba mencari kebenaran dari sumber lain, berarti ia memisahkan diri dari sumber kehidupan.
3. Ketegasan Injil yang Eksklusif
Dalam tradisi Reformed, tidak ada ruang untuk “setengah Injil.” Paulus sangat tegas: mengandalkan hukum berarti menyangkal Kristus. Tidak ada “jalan tengah” antara kasih karunia dan usaha manusia.
Bagian IV: Relevansi Praktis bagi Gereja Masa Kini
1. Bahaya Legalisme
Legetisme masih hidup dalam banyak bentuk modern:
-
Menjadikan tradisi gereja sebagai syarat keselamatan
-
Mengukur kesalehan berdasarkan penampilan lahiriah
-
Menyandarkan diri pada moralitas diri sebagai jaminan keselamatan
Galatia 5:4 memperingatkan bahwa legalisme adalah jalan menuju kehancuran rohani.
2. Injil Harus Dijaga dengan Murni
R.C. Sproul sering mengingatkan bahwa gereja perlu menjaga kemurnian Injil dengan waspada, sebab pencampuran anugerah dengan hukum adalah pengkhianatan terhadap salib Kristus.
3. Penghiburan Bagi Orang Berdosa
Ayat ini juga, secara implisit, memberikan penghiburan bagi mereka yang tahu bahwa mereka tidak dapat membenarkan diri. Injil sejati berkata: “Kristus cukup.” Tak perlu hukum, sunat, atau ritual untuk memperoleh kasih Allah. Kita hanya perlu iman sejati kepada Kristus.
Bagian V: Perspektif Tokoh-Tokoh Reformed
1. Martin Luther
“Galatia 5:4 adalah ayat yang membuatku gemetar. Karena ini menunjukkan bahwa dengan satu langkah ke arah hukum, seluruh kasih karunia hilang.”
Luther memandang surat Galatia sebagai “surat kebebasan Kristen” yang melepaskan umat dari beban perbudakan hukum.
2. John Calvin
Calvin menegaskan bahwa anugerah dan hukum adalah dua prinsip yang tidak bisa dicampur. Ia menulis, “Orang yang mencari pembenaran di luar Kristus telah jatuh dari kasih karunia.”
3. R.C. Sproul
Dalam pelayanannya, Sproul sering mengangkat Galatia 5:4 sebagai bukti bahwa teologi Reformed bukan sekadar pilihan doktrinal, tapi soal keselamatan atau kehancuran.
Bagian VI: Doa, Iman, dan Ketaatan sebagai Buah, Bukan Syarat
Teologi Reformed menekankan bahwa ketaatan, kesalehan, dan buah Roh adalah hasil dari pembenaran, bukan syaratnya. Galatia 5:4 tidak menentang ketaatan, tapi menentang usaha untuk mendapatkan pembenaran melalui ketaatan.
Kehidupan Kristen adalah buah dari kasih karunia, bukan usaha untuk mendapatkannya. Seperti dikatakan Yesus, “Tanpa Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15:5).
Penutup: Kembali ke Kasih Karunia
Galatia 5:4 adalah panggilan keras untuk gereja masa kini. Ini adalah peringatan terhadap Injil palsu yang mencoba menambahkan sesuatu pada karya Kristus yang sempurna.
Kristus cukup. Kasih karunia cukup. Iman cukup.
Menambah apa pun pada Injil adalah memisahkan diri dari Kristus dan jatuh dari kasih karunia.
Doa Penutup
Tuhan, jangan biarkan kami berpaling dari kasih karunia-Mu. Lindungilah kami dari hati yang mengandalkan hukum dan perbuatan. Ajari kami untuk percaya penuh kepada Kristus dan hidup oleh iman. Amin.