Kejadian 3:4–5 - Kamu Sekali-Kali Tidak Akan Mati

Kejadian 3:4–5 - Kamu Sekali-Kali Tidak Akan Mati

I. Pendahuluan: Dosa Masuk ke Dunia

Pasal ketiga dalam Kitab Kejadian mencatat momen paling tragis dalam sejarah manusia: kejatuhan dalam dosa. Dalam Kejadian 3:1–3, kita melihat bagaimana Iblis, dalam wujud ular, mulai menggoda Hawa dengan mempertanyakan Firman Allah. Namun, dalam ayat 4–5, godaan itu berubah menjadi penyangkalan terang-terangan terhadap kebenaran Allah, dan tawaran palsu tentang keilahian diri.

Dua ayat ini merupakan kunci pemahaman atas asal mula dosa, natur kejatuhan manusia, dan akar dari seluruh penolakan manusia terhadap otoritas Allah. Dalam kerangka teologi Reformed, Kejadian 3:4–5 memperlihatkan gambaran awal total depravity — kerusakan total dalam hati manusia.

II. Teks Kejadian 3:4–5 (AYT)

4 Akan tetapi, ular itu berkata kepada perempuan itu, “Kamu sekali-kali tidak akan mati.
5 Sebab, Allah tahu bahwa pada hari kamu memakannya, matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi seperti Allah, mengetahui yang baik dan yang jahat.”

III. Eksposisi Ayat demi Ayat

A. Kejadian 3:4: “Kamu Sekali-Kali Tidak Akan Mati”

1. Penyangkalan Terhadap Firman Allah

Allah berkata dalam Kejadian 2:17:

“...pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”

Namun, Iblis justru berkata: “Sekali-kali kamu tidak akan mati.” Di sinilah dusta pertama dalam sejarah dimulai. Ini adalah konflik antara kebenaran ilahi dan kebohongan setan.

John Calvin menulis:

“Setan menghapuskan rasa takut akan penghukuman, dan dengan itu menghancurkan benteng terakhir pertahanan terhadap dosa.”

Sikap ini adalah akar dari semua dosa — keraguan terhadap keadilan dan kebenaran Allah. Manusia berdosa percaya bahwa ia bisa melanggar Allah tanpa konsekuensi.

2. Serangan Terhadap Karakter Allah

Dengan menyangkal akibat dari pelanggaran, Iblis menyerang keadilan Allah. Jika Allah berkata bahwa manusia akan mati, dan Iblis berkata sebaliknya, maka pada dasarnya ia mengatakan bahwa Allah berbohong.

R.C. Sproul menyebut ini sebagai bentuk kosmis pemberontakan:

“Dosa pertama bukan sekadar makan buah, tetapi penolakan total terhadap otoritas Allah, dan penyataan bahwa Firman Allah salah.”

B. Kejadian 3:5: “Kamu akan menjadi seperti Allah...”

1. Godaan Menuju Keilahian Diri

Setelah meruntuhkan kepercayaan terhadap firman, Iblis menawarkan kebohongan kedua: keilahian manusia. “Kamu akan menjadi seperti Allah.”

Ini adalah puncak kesombongan, dan dalam teologi Reformed, ini mencerminkan dosa asli (original sin) — keinginan untuk hidup di luar otoritas Allah, menjadi pusat dari segalanya.

Jonathan Edwards dalam Freedom of the Will menulis:

“Inti dari dosa manusia adalah keinginan untuk menjadi Allah bagi dirinya sendiri — menolak Tuhan sebagai Tuhan.”

2. “Mengetahui yang Baik dan yang Jahat”

Iblis menjanjikan pengetahuan moral, tetapi bukan dalam pengertian seperti Allah (yang suci dan sempurna), melainkan pengetahuan yang dialami melalui pemberontakan.

Louis Berkhof menjelaskan:

“Pengetahuan yang dijanjikan oleh Setan bukanlah pemahaman ilahi, tetapi pengalaman berdosa. Manusia belajar tentang dosa bukan secara teoritis, tetapi melalui kejatuhan.”

Manusia akhirnya “mengetahui yang baik dan jahat” bukan sebagai hakim moral, tetapi sebagai makhluk berdosa yang rusak, dan dengan itu jatuh dalam penghukuman.

IV. Perspektif Teologi Reformed atas Dosa Pertama

1. Total Depravity (Kerusakan Total)

Teologi Reformed mengajarkan bahwa akibat dari dosa ini, seluruh aspek manusia (pikiran, kehendak, perasaan) menjadi rusak. Kejatuhan ini bukan sekadar moral, tetapi rohani, total, dan universal.

Efesus 2:1 – “Kamu dahulu mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.”

Calvin menyatakan:

“Dosa telah mengaburkan pikiran kita, memutarbalikkan kehendak kita, dan mengikat hati kita kepada dunia.”

2. Kedaulatan Allah dan Rencana Penebusan

Meskipun Iblis tampaknya menang, Kejadian 3:15 menunjukkan bahwa Allah sudah merancang penebusan — “benih perempuan akan meremukkan kepala ular.”

Dalam kerangka Reformed, Allah tidak tertangkap basah oleh dosa manusia, tetapi Ia telah menentukan Kristus sebagai Penebus sebelum dunia dijadikan (Efesus 1:4).

V. Aplikasi Teologis dan Pastoral

1. Waspadai Dusta Terbesar Dunia: “Kamu tidak akan mati”

Kita hidup dalam zaman yang sangat serupa: manusia percaya bahwa mereka bisa hidup sesuka hati tanpa pertanggungjawaban. Narasi modern sering kali berkata:

  • “Ikuti kata hatimu.”

  • “Tuhan tidak akan menghukummu.”

  • “Semua agama sama.”

Ini adalah gema dari dusta ular dalam Kejadian 3:4.

2. Kebutuhan Akan Injil yang Jelas dan Tegas

Gereja harus menyuarakan kembali bahwa upah dosa adalah maut (Roma 6:23), dan hanya Kristus yang dapat menyelamatkan.

“Jika kamu tidak mempercayai bahwa kamu berdosa, kamu tidak membutuhkan Juruselamat.” – R.C. Sproul

3. Pendidikan Iman Sejak Dini

Karena kejatuhan pertama terjadi melalui pemutarbalikan firman Allah, gereja dan keluarga harus menanamkan pengertian yang benar dan utuh tentang Alkitab kepada generasi muda.

VI. Kristus sebagai Jawaban terhadap Kebohongan Ular

Yesus datang bukan hanya untuk mengampuni dosa, tetapi untuk membalik kebohongan setan:

  • Iblis berkata: “Kamu tidak akan mati.”
    → Yesus berkata: “Barang siapa tidak percaya, telah dihukum.” (Yohanes 3:18)

  • Iblis berkata: “Kamu akan menjadi seperti Allah.”
    → Yesus, walau setara dengan Allah, merendahkan diri menjadi hamba (Filipi 2:6–8).

  • Iblis menjanjikan kemuliaan melalui pemberontakan.
    → Yesus memperoleh kemuliaan melalui ketaatan sampai mati.

Kristus adalah Adam kedua (lihat Roma 5:12–21), yang tidak menyerah pada godaan, tetapi menang, dan memberikan hidup kekal bagi mereka yang percaya kepada-Nya.

VII. Penutup: Dua Ayat yang Mengguncang Dunia

Kejadian 3:4–5 adalah momen ketika manusia pertama kali mempertanyakan Allah dan menolak kedaulatan-Nya. Ini bukan sekadar awal dosa, melainkan pintu masuk dari segala bentuk pemberontakan dan kehancuran dalam sejarah manusia.

Namun dalam terang Injil, dua ayat ini juga menjadi latar belakang paling gelap dari mana cahaya Injil bersinar paling terang. Kristus datang sebagai kegenapan dari janji Allah, untuk menghancurkan kepala ular dan memulihkan hubungan antara Allah dan manusia.

Next Post Previous Post