Kisah Para Rasul 3:14–15 Kamu Membunuh Sumber Hidup

I. Pendahuluan: Dari Mukjizat ke Injil
Setelah menyembuhkan orang lumpuh di Gerbang Indah, Petrus berdiri di tengah kerumunan orang Yahudi dan menyampaikan salah satu khotbah yang paling tajam dan penuh kuasa dalam Kisah Para Rasul. Ia mengarahkan perhatian mereka bukan kepada mujizat, tetapi kepada Yesus Kristus yang telah mereka tolak dan salibkan. Dalam Kisah Para Rasul 3:14–15, Petrus menyampaikan dakwaan serius: bahwa mereka telah membunuh Sumber Hidup, namun Allah membangkitkan Dia dari kematian.
Dalam pendekatan teologi Reformed, bagian ini sangat penting karena menekankan beberapa tema inti:
-
Penolakan manusia terhadap Mesias,
-
Pembenaran oleh kebangkitan,
-
Kuasa hidup yang hanya berasal dari Kristus.
II. Teks Alkitab (Kisah Para Rasul 3:14–15, AYT)
14 Namun, kamu menolak Yang Kudus dan Yang Benar, dan meminta supaya seorang pembunuh dibebaskan untukmu.
15 Kamu membunuh Sumber Hidup, yang telah dibangkitkan oleh Allah dari antara orang mati. Tentang hal itu, kami adalah saksi-saksinya.
III. Latar Belakang Historis dan Teologis
Setelah mujizat penyembuhan, banyak orang terheran-heran. Petrus dengan cepat mengalihkan fokus dari dirinya sendiri kepada Yesus Kristus. Dalam ayat-ayat sebelumnya (3:12–13), Petrus menekankan bahwa kuasa mukjizat bukan berasal dari “kesalehan” mereka, tetapi karena Allah “memuliakan Hamba-Nya, Yesus”.
Ayat 14–15 membawa pendengar kepada kebenaran yang lebih dalam: mereka telah menolak Yesus, Mesias sejati, dan justru memilih pembunuh, Barabas, untuk dibebaskan.
IV. Eksposisi Ayat per Ayat
A. Kisah Para Rasul 3:14: “Kamu menolak Yang Kudus dan Yang Benar”
1. “Yang Kudus dan Yang Benar”
Ini adalah gelar-gelar Mesianik. Dalam Perjanjian Lama, Allah sering disebut sebagai “Yang Kudus” (Yesaya 6:3) dan “Yang Benar” (Mazm. 145:17). Dengan memakai dua gelar ini, Petrus secara eksplisit menyatakan keilahian Yesus.
John Calvin menulis:
“Dengan menyebut Kristus sebagai Kudus dan Benar, Petrus menunjukkan bahwa tidak ada alasan sah untuk menolak Dia, karena Ia sepenuhnya layak dipercaya dan disembah.”
Kristus sebagai "Yang Kudus" mengacu pada kekudusan moral dan rohani-Nya, sedangkan "Yang Benar" menekankan keadilan dan kejujuran-Nya.
2. “Kamu menolak... dan meminta pembunuh”
Penolakan ini bukan sekadar keputusan moral, tapi pemberontakan aktif terhadap Allah. Mereka memilih Barabas, seorang pembunuh, dibandingkan Yesus, Sang Kehidupan. Ini menggambarkan pembalikan nilai moral yang tragis.
R.C. Sproul menyebut peristiwa ini sebagai:
“The ultimate treason of the human heart — rejecting the only righteous One, and embracing a criminal.”
B.Kisah Para Rasul 3:15: “Kamu membunuh Sumber Hidup...”
1. "Sumber Hidup" (Yunani: ἀρχηγὸν τῆς ζωῆς)
Istilah "Sumber Hidup" atau "Author of Life" merujuk pada Kristus sebagai pencipta dan pemberi hidup. Ini menekankan dua hal:
-
Kristus adalah sumber kehidupan fisik (Yohanes 1:3–4)
-
Kristus adalah sumber kehidupan rohani dan kekal (Yohanes 14:6)
Louis Berkhof menegaskan:
“Kristus bukan hanya membawa hidup, Ia adalah hidup itu sendiri. Segala bentuk kehidupan bersumber dari Dia.”
Petrus menekankan absurditas dosa: mereka membunuh Sang Pemberi Hidup.
2. “...yang telah dibangkitkan oleh Allah”
Ini menunjukkan bahwa kematian bukan akhir cerita. Allah membangkitkan Yesus, bukan hanya untuk menunjukkan kuasa-Nya, tetapi sebagai pembenaran atas kebenaran dan misi Yesus.
Dalam Reformed Theology, kebangkitan adalah tanda Allah menerima korban Kristus dan membenarkan umat pilihan melalui-Nya (lih. Roma 4:25).
3. “Tentang hal itu, kami adalah saksi-saksinya”
Petrus bukan berbicara sebagai pengamat netral. Ia menegaskan: “kami melihat ini.” Dalam konteks Kisah Para Rasul, kesaksian para rasul adalah fondasi otoritatif gereja. Inilah yang membedakan pemberitaan mereka dari ajaran palsu.
V. Tema-tema Reformed yang Terkandung
1. Total Depravity (Kerusakan Total)
Menolak Yesus dan memilih Barabas bukan sekadar kesalahan intelektual, tetapi manifestasi dari hati manusia yang telah rusak secara total. Ini adalah penolakan terang yang penuh kesadaran.
R.C. Sproul menekankan bahwa:
“Dosa terbesar manusia adalah membenci terang ketika terang itu datang ke dalam dunia.”
2. Substitutionary Atonement (Penebusan Gantian)
Penolakan terhadap Yesus dan pembebasan Barabas merupakan simbol nyata dari penebusan pengganti. Orang berdosa (Barabas) dibebaskan, sedangkan Yang Benar (Yesus) disalibkan. Ini adalah gambaran Injil itu sendiri.
John Owen menyebut ini:
“The exchange of Barabbas for Christ is the clearest earthly symbol of the Gospel: the guilty set free, the innocent condemned.”
3. Kebangkitan Sebagai Pembenaran
Allah membangkitkan Kristus sebagai tanda pembenaran (justification) — pengakuan ilahi bahwa korban Kristus telah diterima sepenuhnya sebagai ganti dosa umat-Nya.
VI. Aplikasi Praktis Bagi Gereja Masa Kini
1. Injil Bukan tentang Mukjizat, Tapi tentang Salib
Petrus mengalihkan perhatian dari mukjizat kepada Kristus. Gereja hari ini juga harus tidak terjebak dalam budaya sensasi, tetapi berfokus kepada Injil Kristus yang disalibkan dan dibangkitkan.
2. Serius dalam Menghadapi Dosa Penolakan
Menolak Yesus adalah dosa tertinggi. Gereja harus berani menyatakan dosa dan memanggil pada pertobatan, sebagaimana Petrus melakukannya di hadapan publik.
3. Kebangkitan Adalah Pengharapan Kita
Kristus telah bangkit, dan oleh kebangkitan itu kita memiliki jaminan kehidupan kekal. Iman kepada Yesus bukan sekadar moralitas, tetapi penerimaan akan hidup baru yang dijamin oleh kebangkitan-Nya.
VII. Kesimpulan: Dari Kematian kepada Hidup
Kisah Para Rasul 3:14–15 menggambarkan paradoks agung: manusia membunuh Sang Hidup, tetapi Allah membangkitkan Dia sebagai sumber keselamatan.
Ini adalah panggilan untuk:
-
Mengenali kedalaman dosa kita,
-
Berbalik kepada Kristus yang telah bangkit,
-
Menjadi saksi dari hidup baru yang hanya ada dalam Dia.