Ibrani 11:25 Lebih Memilih Menderita

I. Pendahuluan: Pilihan yang Tidak Masuk Akal bagi Dunia
Dalam dunia yang mendewakan kenyamanan, pilihan Musa sebagaimana dituliskan dalam Ibrani 11:25 terdengar radikal. Ia menolak kemewahan istana Mesir dan lebih memilih menderita bersama umat Allah. Pilihan ini tampak irasional bagi orang dunia, tetapi justru menjadi model iman sejati dalam teologi Kristen. Dalam kerangka Reformed, ayat ini menjadi salah satu fondasi penting dalam memahami panggilan salib, nilai penderitaan, dan kemuliaan yang akan datang.
II. Teks Ibrani 11:25 (AYT)
"Ia lebih memilih untuk menderita bersama umat Allah daripada untuk menikmati kesenangan sementara dari dosa."
III. Konteks Ibrani 11 dan Kehidupan Musa
Pasal 11 dari Ibrani dikenal sebagai galeri “pahlawan iman.” Musa menjadi sorotan dalam ayat 23–29. Penulis Ibrani tidak hanya melihat tindakan Musa secara historis, tetapi juga menyajikannya sebagai contoh keputusan iman. Dalam konteks Musa:
-
Ia dibesarkan di istana Firaun (Keluaran 2:10),
-
Ia memiliki status sebagai anak angkat putri Firaun,
-
Tetapi ia menolak itu semua dan berpihak kepada bangsa Israel yang tertindas.
IV. Eksposisi Ayat Ibrani 11:25
1. “Ia lebih memilih...” — Pilihan berdasarkan iman
Kata “memilih” (Greek: προαιρεομαι / proaireomai) bukan hanya menggambarkan keputusan rasional, tetapi pilihan yang disengaja dan sadar, melawan arus dunia. Musa tidak sekadar ikut arus, tetapi mengambil sikap.
John Calvin berkomentar:
“Iman membuat kita melihat dunia bukan sebagaimana adanya di mata manusia, tetapi sebagaimana adanya di mata Allah.”
2. “...untuk menderita bersama umat Allah...” — Solidaritas Perjanjian
Dalam tradisi Reformed, umat Allah adalah komunitas perjanjian (covenant people). Musa tidak hanya menolak istana Mesir, ia menegaskan identitasnya sebagai bagian dari umat pilihan Allah — walau itu berarti penderitaan.
R.C. Sproul menyatakan:
“Iman sejati menuntun kita untuk merelakan dunia dan memeluk Kristus, meski itu berarti kehilangan segalanya.”
Musa bersedia menderita karena ia melihat sesuatu yang lebih besar: janji Allah.
3. “...daripada menikmati kesenangan sementara dari dosa”
Istilah “kesenangan sementara” menegaskan bahwa dosa memang menawarkan kenikmatan, tetapi hanya untuk sesaat. Ini adalah kontras antara kenyamanan duniawi yang fana dan kemuliaan kekal yang dijanjikan.
Jonathan Edwards memperingatkan:
“Dosa menjanjikan surga, tetapi selalu memberikan neraka.”
V. Tema-Tema Reformed dalam Ibrani 11:25
1. Doktrin Salib: Memikul Salib adalah Jalan Orang Percaya
Dalam kerangka Reformed, kehidupan orang percaya adalah hidup dalam penderitaan bersama Kristus. Musa adalah gambaran orang percaya yang memilih salib daripada mahkota dunia.
Yesus berkata:
“Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Lukas 9:23)
2. Eschatological Vision: Mengutamakan Kekekalan daripada Kenikmatan Dunia
Musa melihat ke depan. Dalam ayat 26 (lanjutan dari ayat ini), dikatakan bahwa ia memandang "upah" yang lebih besar. Inilah iman: melihat yang tidak kelihatan, seperti disebut dalam Ibrani 11:1.
Herman Bavinck menulis:
“Iman mengangkat mata manusia dari dunia yang fana kepada Allah yang kekal.”
3. Perlawanan terhadap Dunia
Dalam teologi Reformed, gereja adalah komunitas yang berbeda dari dunia. Pilihan Musa adalah contoh perlawanan terhadap dunia dan semua nilai fana yang ditawarkannya.
VI. Aplikasi Praktis Bagi Orang Percaya Masa Kini
1. Iman Sejati Selalu Melibatkan Pilihan
Kita tidak bisa netral. Mengikut Kristus berarti menolak jalan dunia. Seperti Musa, kita juga dihadapkan pada pilihan: hidup nyaman dalam dosa, atau menanggung salib bersama Kristus.
Apakah kita sedang memilih kenyamanan yang merusak, atau penderitaan yang memurnikan?
2. Menderita Bersama Umat Allah adalah Kehormatan, Bukan Kutuk
Di zaman individualisme, solidaritas dalam penderitaan gereja sering dihindari. Tapi dalam terang Ibrani 11:25, justru di sanalah kita menegaskan identitas kita sebagai tubuh Kristus.
3. Mengukur Segala Sesuatu dengan Kekekalan
Kita harus belajar, seperti Musa, untuk menilai semua tawaran dunia berdasarkan kekekalan. Reformed Theology mengajarkan bahwa semua keputusan hidup harus dilihat dari kerajaan Allah yang akan datang.
VII. Musa sebagai Tipe Kristus
Dalam tradisi Reformed, Musa juga dilihat sebagai tipe Kristus — ia melepaskan kemuliaan istana untuk memimpin umat Allah yang menderita.
Demikian juga Kristus:
-
Meninggalkan kemuliaan surga (Filipi 2:6–7),
-
Mengambil rupa hamba,
-
Menderita di antara manusia,
-
Untuk menyelamatkan umat perjanjian.
“Musa menolak istana Mesir, Kristus menolak takhta surga. Musa memikul aib umatnya, Kristus memikul salibnya.”
VIII. Kontras: Dosa vs. Penderitaan Kudus
Aspek | Kesenangan Dosa | Penderitaan Bersama Allah |
---|---|---|
Durasi | Sementara | Kekal |
Nilai | Merusak | Menyucikan |
Tujuan | Ego | Kemuliaan Allah |
Akhir | Kematian | Hidup kekal |
IX. Penutup: Pilihannya Masih Berlaku Hari Ini
Ibrani 11:25 bukan hanya kisah Musa. Ini adalah panggilan bagi setiap orang percaya untuk:
-
Menolak godaan dunia,
-
Mengasihi umat Allah,
-
Menjalani hidup dengan mata tertuju kepada kekekalan.
Pilihan Musa adalah pilihan yang harus dibuat oleh semua orang yang telah lahir baru oleh iman.