Perjanjian Hidup yang Dibuka

Perjanjian Hidup yang Dibuka

I. Pendahuluan: Apa Itu Perjanjian Hidup?

“The Covenant of Life” (Perjanjian Hidup) adalah istilah klasik dalam teologi Reformed yang merujuk pada perjanjian Allah dengan Adam sebelum kejatuhan (disebut juga sebagai Covenant of Works atau Perjanjian Karya). Dalam perjanjian ini, hidup kekal dijanjikan kepada Adam dan keturunannya jika ia taat sepenuhnya kepada hukum Allah.

Meski istilah “perjanjian” tidak eksplisit digunakan dalam Kejadian 2, unsur-unsurnya jelas:

  • Pihak-pihak: Allah dan manusia

  • Syarat: ketaatan penuh

  • Janji: hidup

  • Kutuk: kematian

Teologi Reformed melihat perjanjian ini sebagai fondasi seluruh sejarah penebusan, karena kejatuhan dalam perjanjian ini menjadikan Perjanjian Anugerah (Covenant of Grace) sangat diperlukan.

II. Dasar Alkitabiah Perjanjian Hidup

Kejadian 2:16–17 (AYT)

"Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia, 'Semua pohon dalam taman ini boleh kamu makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kamu makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah kamu mati.'"

Hosea 6:7

“Tetapi mereka itu telah melanggar perjanjian seperti Adam…”

Hosea 6:7 digunakan banyak teolog Reformed sebagai bukti bahwa relasi Allah dengan Adam adalah sebuah perjanjian hukum. Allah bukan hanya memberikan perintah, tetapi menyertainya dengan janji dan konsekuensi.

III. Perspektif Para Teolog Reformed

1. John Calvin

Calvin dalam Institutes tidak secara sistematis mengembangkan istilah “Perjanjian Karya”, tetapi ia berbicara tentang tanggung jawab moral Adam dan kemungkinan memperoleh hidup kekal melalui ketaatan.

“Hidup kekal dijanjikan kepada manusia jika ia tetap taat kepada kehendak Allah.”

2. Robert Rollock

Robert Rollock (1555–1599) adalah salah satu teolog awal Reformed yang secara eksplisit menyebutkan “Perjanjian Hidup”. Dalam bukunya A Treatise of God’s Effectual Calling, ia menulis:

“Perjanjian dengan Adam adalah perjanjian hidup, karena jika ia menaati, ia akan hidup; jika ia melanggar, ia akan mati.”

Rollock adalah yang pertama menyusun istilah foedus vitae (perjanjian hidup) dalam kerangka perjanjian ganda: Perjanjian Karya dan Perjanjian Anugerah.

3. Herman Witsius

Dalam The Economy of the Covenants, Witsius menyebut bahwa perjanjian ini:

“Merupakan janji hidup kekal kepada Adam dan keturunannya, dengan syarat ketaatan sempurna.”

Witsius sangat menekankan bahwa ini adalah perjanjian hukum moral, dan pelanggaran terhadapnya membawa kutuk.

4. Louis Berkhof

Dalam Systematic Theology, Berkhof menyebut perjanjian ini sebagai Covenant of Works, tetapi ia juga menerima istilah Covenant of Life karena sifat janji yang terkandung di dalamnya.

“Adam ditempatkan dalam ujian untuk menerima hidup kekal, bukan sekadar hidup natural.”

IV. Unsur-Unsur Perjanjian Hidup

1. Pihak dalam Perjanjian

  • Allah: Pemberi hukum dan pemberi hidup

  • Adam: Kepala federal umat manusia

Konsep federal headship sangat penting: Adam bukan bertindak untuk dirinya sendiri, tetapi mewakili seluruh umat manusia. Karena itulah dosa Adam diperhitungkan kepada kita (lih. Roma 5:12–21).

2. Syarat: Ketaatan Sempurna

Adam dituntut ketaatan penuh dan berkelanjutan. Sekali saja ia melanggar, maka konsekuensi kematian berlaku.

3. Janji: Hidup Kekal

Walau teks Kejadian tidak menyebut secara eksplisit “hidup kekal”, banyak teolog Reformed menegaskan bahwa hidup natural bukanlah tujuan akhir Allah bagi manusia. Allah menjanjikan hidup yang kekal dalam kemuliaan jika manusia lulus ujian.

Bavinck menyebut ini sebagai “hidup yang ditinggikan” (elevated life) – hidup dalam persekutuan kekal dengan Allah.

4. Kutuk: Kematian

Konsekuensi dari pelanggaran adalah kematian total: fisik, rohani, dan kekal.

“Sebab upah dosa adalah maut.” (Roma 6:23)

V. Kejatuhan Adam dan Runtuhnya Perjanjian Hidup

Kejadian 3 mencatat bagaimana Adam dan Hawa melanggar perjanjian ini dengan makan dari pohon yang dilarang. Akibatnya:

  • Mereka mengalami kematian rohani (dipisahkan dari Allah)

  • Mereka mulai mengalami kematian fisik

  • Mereka terhukum menuju kematian kekal

Menurut teologi Reformed, pelanggaran ini mewariskan dosa dan hukuman kepada seluruh umat manusia (lih. Roma 5:12–14).

VI. Perjanjian Anugerah sebagai Respons Allah

Kejatuhan dalam Perjanjian Hidup membuka jalan bagi Perjanjian Anugerah, di mana Allah berjanji menyelamatkan umat-Nya melalui wakil baru, yaitu Yesus Kristus.

Kristus sebagai Adam kedua:

  • Diutus oleh Allah (Roma 5:19)

  • Taat sempurna kepada hukum

  • Menanggung kutuk dosa di salib

  • Memberikan kebenaran-Nya bagi umat pilihan

“Sebab sama seperti karena ketidaktaatan satu orang semua menjadi berdosa, demikian pula karena ketaatan satu orang semua menjadi benar.” (Roma 5:19)

R.C. Sproul menyebut bahwa:

“Kristus tidak hanya mati untuk dosa kita, tetapi hidup bagi ketaatan kita.”

VII. Relevansi Perjanjian Hidup Bagi Orang Percaya

1. Menjelaskan Asal Usul Dosa dan Kebutuhan Penebusan

Tanpa doktrin ini, kita tidak bisa menjelaskan mengapa manusia bersalah sejak lahir. Dengan pemahaman ini, kita mengerti bahwa dosa adalah pelanggaran hukum yang mengikat seluruh umat manusia karena satu wakil kita — Adam.

2. Meninggikan Anugerah Kristus

Semakin kita mengerti kejatuhan melalui Adam, semakin kita menyadari kemuliaan Kristus sebagai Penebus yang sempurna. Ia taat di mana Adam gagal, dan karena itu anugerah-Nya menjadi nyata.

3. Memahami Hukum sebagai Cermin, Bukan Sarana Keselamatan

Perjanjian Hidup mengajarkan bahwa ketaatan hukum tidak menyelamatkan manusia yang telah jatuh. Ini meneguhkan prinsip Reformasi: sola gratia, sola fide — keselamatan hanya oleh anugerah melalui iman.

VIII. Kritik dan Klarifikasi

Beberapa pihak mengkritik konsep Perjanjian Hidup karena:

  • Istilah “perjanjian” tidak eksplisit di Kejadian 2.

  • Menekankan hukum sebelum kasih.

Namun teologi Reformed menjawab:

  • Banyak perjanjian dalam Alkitab (seperti 2 Samuel 7) tidak menyebut kata “perjanjian”, tetapi jelas mengandung unsur perjanjian.

  • Ketaatan Adam adalah ekspresi kasih dan penghormatan kepada Allah, bukan hukum mekanistik.

IX. Kesimpulan: Perjanjian yang Terbuka, Anugerah yang Mengalir

“The Covenant of Life Opened” bukan hanya judul sistem teologi, tetapi jendela yang memperlihatkan struktur keselamatan Alkitab. Ketika perjanjian hidup dilanggar oleh Adam, Allah membuka jalan baru melalui Kristus, Adam kedua. Melalui-Nya, kita memperoleh:

  • Pengampunan atas pelanggaran

  • Kebenaran yang diperhitungkan kepada kita

  • Hidup kekal seperti yang dijanjikan sejak semula

Inilah Injil yang utuh — yang dimulai di Eden, digenapi di Golgota, dan disempurnakan dalam kekekalan.

Next Post Previous Post