Diciptakan dalam Kristus Yesus untuk Melakukan Pekerjaan Baik
Pendahuluan
Dalam dunia yang serba cepat dan pragmatis, banyak orang Kristen bertanya-tanya tentang relevansi pekerjaan baik dalam kehidupan rohani. Jika keselamatan adalah anugerah, lalu apa peran dari perbuatan baik? Apakah pekerjaan baik masih penting? Jawabannya terdapat dalam Efesus 2:10:
“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2:10)
Ayat ini adalah penutup dari bagian yang menekankan keselamatan oleh kasih karunia Allah melalui iman (Efesus 2:8-9). Namun, ayat 10 memberikan landasan teologis dan praktis bagi kehidupan orang percaya: kita diciptakan ulang dalam Kristus untuk melakukan pekerjaan baik yang sudah dipersiapkan oleh Allah.
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi ayat ini secara mendalam berdasarkan tafsiran para teolog Reformed dan implikasinya bagi kehidupan Kristen dalam terang Injil.
I. Eksposisi Efesus 2:10
1. “Karena kita ini buatan Allah...”
Kata “buatan” dalam bahasa Yunani adalah poiēma, yang bisa diterjemahkan sebagai “karya seni” atau “ciptaan”. Paulus ingin menekankan bahwa orang percaya adalah hasil karya Allah yang agung. Bukan hanya secara fisik, tetapi secara rohani—dalam penciptaan baru. Ini adalah ciptaan yang baru dalam Kristus (2 Korintus 5:17).
John Calvin menafsirkan bahwa frasa ini menegaskan bahwa tidak ada satu pun dalam keselamatan yang berasal dari manusia. Bahkan kapasitas untuk melakukan perbuatan baik pun berasal dari Allah.
“We are not only the workmanship of God by creation, but also by regeneration.” – Calvin’s Commentary on Ephesians
2. “...diciptakan dalam Kristus Yesus...”
Ini merujuk pada kelahiran baru atau kelahiran dari atas (regeneration). Allah menciptakan ulang umat-Nya melalui penyatuan dengan Kristus. Kita tidak hanya diselamatkan oleh Kristus, tetapi juga dijadikan baru di dalam Dia.
Menurut Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics, penciptaan baru ini merupakan bagian dari karya Roh Kudus dalam mengaplikasikan keselamatan kepada umat pilihan. Kristus adalah dasar dan pusat dari penciptaan ulang manusia.
3. “...untuk melakukan pekerjaan baik...”
Inilah tujuan dari penciptaan baru: melakukan pekerjaan baik. Kata “untuk” (epi) menyatakan maksud atau tujuan ilahi. Allah tidak hanya menyelamatkan kita agar kita lolos dari hukuman, tetapi agar kita hidup dalam kekudusan.
Louis Berkhof menyatakan dalam Systematic Theology bahwa pekerjaan baik adalah buah yang pasti dari iman sejati. Mereka bukan dasar keselamatan, tetapi hasil dari kehidupan yang telah diperbarui.
4. “...yang dipersiapkan Allah sebelumnya...”
Pekerjaan baik ini bukan hasil kebetulan, tetapi telah ditentukan Allah sebelumnya. Ini sejalan dengan doktrin Reformed tentang providensi dan penetapan ilahi. Allah bukan hanya menetapkan siapa yang diselamatkan, tetapi juga jalan hidup yang mereka jalani.
“God has preordained not only the end but also the means.” – Charles Hodge
5. “...Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”
Kata “hidup di dalamnya” (peripateō dalam Yunani) menunjukkan gaya hidup. Hidup Kristen bukan sekadar pengalaman spiritual sesaat, tetapi suatu perjalanan yang terus-menerus dalam ketaatan dan pertumbuhan dalam kekudusan.
II. Teologi Reformed: Hubungan antara Anugerah dan Pekerjaan Baik
1. Keselamatan oleh Anugerah Saja
Efesus 2:8-9 dengan jelas menyatakan:
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”
Doktrin sentral Reformasi adalah sola gratia—keselamatan hanya oleh kasih karunia. Manusia yang telah mati dalam dosa tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri atau menghasilkan kebaikan rohani tanpa pertolongan Allah.
2. Pekerjaan Baik sebagai Buah Iman
Namun teologi Reformed juga menekankan bahwa iman yang sejati pasti menghasilkan buah berupa pekerjaan baik. Ini bukan kontradiksi, melainkan keseimbangan Injili. Seperti yang dikatakan Martin Luther:
“We are saved by faith alone, but the faith that saves is never alone.”
Pekerjaan baik adalah tanda kehidupan rohani yang sejati. Ini membedakan antara iman sejati dan iman yang mati (Yakobus 2:17).
3. Pekerjaan Baik dan Kekudusan Hidup
Hidup kudus adalah bagian dari keselamatan itu sendiri. Dalam Roma 6, Paulus menyatakan bahwa mereka yang telah mati bagi dosa tidak dapat lagi hidup dalam dosa. Regenerasi menghasilkan perubahan hati, pikiran, dan kehendak. Orang percaya bukan hanya dideklarasikan benar, tetapi juga dikuduskan.
III. Pandangan Beberapa Pakar Teologi Reformed
A. John Owen – Kekudusan sebagai Tujuan Utama Penebusan
John Owen dalam The Mortification of Sin menekankan bahwa salah satu tujuan utama penebusan Kristus adalah agar umat-Nya dikuduskan dan mematikan dosa.
“The choicest believers, who are assuredly free from the condemning power of sin, ought to make it their business all their days to mortify the indwelling power of sin.”
Ini memperkuat Efesus 2:10 bahwa kita diciptakan ulang untuk hidup dalam pekerjaan baik, termasuk mematikan dosa dan mengejar kekudusan.
B. Jonathan Edwards – Pekerjaan Baik sebagai Refleksi Kemuliaan Allah
Dalam Religious Affections, Edwards menjelaskan bahwa tanda iman sejati adalah kasih yang aktif dalam pekerjaan baik. Ia menekankan bahwa buah rohani nyata adalah bentuk kemuliaan Allah yang tercermin dalam kehidupan orang percaya.
“True religion, in great part, consists in holy affections.”
C. R.C. Sproul – Keselamatan yang Tidak Pernah Terpisah dari Kekudusan
R.C. Sproul menulis:
“We are justified by faith alone, but not by a faith that is alone.”
Dalam bukunya Essential Truths of the Christian Faith, Sproul menjelaskan bahwa iman yang menyelamatkan selalu menghasilkan ketaatan. Efesus 2:10 menunjukkan bahwa pekerjaan baik adalah bagian dari rencana keselamatan Allah sejak semula.
IV. Aplikasi Praktis: Hidup dalam Pekerjaan Baik
1. Menyadari Identitas Baru dalam Kristus
Karena kita adalah ciptaan baru dalam Kristus, kita dipanggil untuk hidup sesuai dengan identitas baru tersebut. Ini berarti menjauhi cara hidup lama dan mengenakan manusia baru (Efesus 4:24).
2. Mengembangkan Buah Roh
Pekerjaan baik bukan semata-mata aktivitas luar, tetapi merupakan buah Roh yang nyata: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kelemahlembutan, pengendalian diri (Galatia 5:22-23). Hidup yang dipimpin Roh menghasilkan karakter seperti Kristus.
3. Melayani Sesama dengan Kasih
Pekerjaan baik juga mencakup pelayanan kepada orang lain. Dalam Matius 5:16, Yesus berkata:
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Hidup kita harus menjadi kesaksian yang hidup bagi Injil.
4. Bertumbuh dalam Ketaatan
Orang percaya dipanggil untuk bertumbuh dalam ketaatan setiap hari. Ini berarti membaca Firman, berdoa, dan aktif dalam persekutuan tubuh Kristus. Setiap aspek kehidupan adalah kesempatan untuk hidup dalam pekerjaan baik yang Allah persiapkan.
V. Kesimpulan: Diciptakan untuk Kemuliaan-Nya
Efesus 2:10 menyatakan kebenaran yang mendalam: kita diselamatkan bukan hanya untuk masuk surga, tetapi untuk hidup dalam pekerjaan baik yang telah Allah rancang sebelumnya. Pekerjaan baik bukanlah syarat keselamatan, tetapi hasil pasti dari iman yang sejati.
Sebagai orang percaya, kita adalah ciptaan baru—poiēma—ciptaan artistik dari Sang Pencipta. Kita dipanggil untuk merefleksikan kemuliaan Allah melalui hidup yang kudus, penuh kasih, dan taat. Surga terbuka bukan hanya untuk menyelamatkan kita, tetapi untuk mengubah kita sepenuhnya agar hidup kita menjadi pujian bagi nama-Nya.
Kiranya kita semua, yang telah diciptakan dalam Kristus Yesus, sungguh-sungguh hidup dalam pekerjaan baik yang telah disiapkan Allah sejak semula.
“Soli Deo Gloria – Segala kemuliaan hanya bagi Allah.”