Kisah Para Rasul 5:12-16: Kuasa, Kesaksian, dan Pertumbuhan Jemaat Perdana
Pendahuluan
Kitab Kisah Para Rasul merupakan catatan historis dan teologis mengenai berdirinya gereja mula-mula setelah kenaikan Yesus Kristus. Salah satu bagian yang sangat penting adalah Kisah Para Rasul 5:12-16, yang menggambarkan bagaimana mujizat-mujizat dan tanda-tanda ilahi menyertai pelayanan para rasul sehingga jemaat bertumbuh dengan luar biasa. Bagian ini menunjukkan bahwa kuasa Allah bekerja melalui tangan manusia biasa untuk menyatakan kemuliaan Kristus dan menguatkan kesaksian Injil.
Perikop ini menekankan tiga hal penting:
-
Kuasa Allah melalui tangan para rasul (Kisah Para Rasul 5:12).
-
Kesatuan dan kesaksian jemaat (Kisah Para Rasul 5:13-14).
-
Pengaruh mujizat terhadap orang banyak (Kisah Para Rasul 5:15-16).
Eksposisi ini akan menguraikan secara mendalam setiap ayat, dilengkapi dengan pandangan dari beberapa pakar Alkitab, serta relevansinya bagi kehidupan gereja masa kini.
Teks Alkitab: Kisah Para Rasul 5:12-16 (TB)
“Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat. Orang-orang lain tidak ada yang berani menggabungkan diri dengan mereka. Namun mereka sangat dihormati oleh orang banyak. Dan makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan, dalam jumlah besar. Bahkan mereka membawa orang sakit keluar ke jalan dan membaringkan mereka di atas balai-balai dan tilam, supaya apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka. Dan juga banyak orang dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun membawa orang sakit dan orang yang diganggu roh jahat, dan mereka semua disembuhkan.”
Eksposisi Ayat demi Ayat
1. Kisah Para Rasul 5:12 – Kuasa Melalui Tangan Para Rasul
“Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak…”
Ayat ini menegaskan bahwa kuasa mujizat bukan berasal dari rasul itu sendiri, melainkan dari Allah yang bekerja melalui mereka. Dalam konteks gereja mula-mula, mujizat berfungsi sebagai pengesahan ilahi atas otoritas para rasul dan sebagai bukti bahwa Injil yang mereka sampaikan berasal dari Allah.
-
John Stott menekankan bahwa tanda dan mujizat memiliki tujuan ganda: mengonfirmasi kebenaran Injil dan menolong mereka yang menderita. Dengan demikian, mujizat bukan sekadar pertunjukan kuasa, melainkan sarana kasih Allah bagi manusia.
-
Matthew Henry menafsirkan bahwa mujizat ini juga menunjukkan kesatuan kuasa Roh Kudus dengan pelayanan para rasul, sehingga orang banyak tidak dapat menyangkal bahwa Injil adalah kebenaran Allah.
Selain itu, disebutkan bahwa semua orang percaya berkumpul di Serambi Salomo, yaitu bagian dari Bait Allah. Ini menegaskan bahwa jemaat mula-mula masih setia pada ibadah Yahudi, namun kini dengan pusat iman yang baru, yaitu Yesus Kristus. Kebersamaan ini juga mencerminkan persekutuan yang erat (koinonia), suatu ciri khas kehidupan gereja sejati.
2. Kisah Para Rasul 5:13 – Kekudusan Jemaat yang Menggentarkan
“Orang-orang lain tidak ada yang berani menggabungkan diri dengan mereka. Namun mereka sangat dihormati oleh orang banyak.”
Setelah peristiwa kematian Ananias dan Safira (Kis. 5:1-11), jemaat mula-mula dikenal sebagai komunitas yang kudus. Ada rasa takut dan hormat yang membuat orang luar segan untuk bergabung secara sembarangan. Namun pada saat yang sama, mereka tetap dihormati karena kesaksian hidup yang murni.
-
F.F. Bruce menafsirkan ayat ini sebagai bukti bahwa gereja mula-mula memiliki reputasi moral yang tinggi. Kekudusan membuat mereka disegani, bukan ditolak.
-
William Barclay menambahkan bahwa rasa hormat ini lahir dari kesadaran bahwa jemaat hidup dalam dimensi rohani yang berbeda, sehingga tidak semua orang berani masuk tanpa pertobatan yang sungguh.
Implikasinya, gereja masa kini dipanggil untuk menjaga kekudusan dan integritas. Gereja yang penuh kompromi mungkin mudah diterima dunia, tetapi kehilangan kuasa rohaninya. Sebaliknya, gereja yang hidup kudus mungkin menggentarkan, tetapi justru memberi kesaksian yang otentik.
3. Kisah Para Rasul 5:14 – Pertumbuhan Jemaat yang Luar Biasa
“Dan makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan, dalam jumlah besar.”
Meski orang luar merasa takut, Injil tetap memiliki daya tarik yang luar biasa. Pertumbuhan gereja mula-mula bukan hasil strategi manusia, melainkan pekerjaan Roh Kudus yang menyentuh hati orang banyak. Pertambahan jemaat ini juga menunjukkan bahwa kesaksian hidup lebih kuat daripada ancaman penganiayaan.
-
Craig Keener menegaskan bahwa pertumbuhan ini bukan fenomena sosiologis semata, tetapi bukti karya Roh Kudus yang menyelamatkan jiwa-jiwa.
-
John Calvin menekankan bahwa iman yang sejati adalah karya Allah, dan pertumbuhan jemaat membuktikan bahwa Injil tidak dapat dibatasi oleh rasa takut atau ancaman.
Fakta bahwa baik laki-laki maupun perempuan bertobat menegaskan inklusivitas Injil. Dalam budaya Yahudi yang patriarkal, hal ini sangat revolusioner: Injil meruntuhkan sekat sosial dan membuka pintu bagi semua orang.
4. Kisah Para Rasul 5:15 – Kuasa yang Membawa Harapan
“Bahkan mereka membawa orang sakit keluar ke jalan… supaya apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka.”
Ayat ini menunjukkan betapa besar kepercayaan masyarakat terhadap kuasa Allah yang bekerja melalui rasul-rasul, khususnya Petrus. Orang-orang sakit ditempatkan di jalan dengan harapan hanya terkena bayangan Petrus pun dapat membawa kesembuhan.
-
I. Howard Marshall menekankan bahwa Lukas tidak secara eksplisit menyatakan bahwa bayangan itu menyembuhkan, tetapi yang ditekankan adalah iman besar dari orang banyak terhadap kuasa Allah.
-
R.C. Sproul mengingatkan bahwa fokusnya bukan pada Petrus sebagai manusia, melainkan pada Allah yang berkenan menyatakan kuasa-Nya melalui sarana yang sederhana.
Fenomena ini menunjukkan bahwa Allah dapat bekerja melalui cara apa pun, bahkan hal yang tampak sepele seperti bayangan. Hal ini paralel dengan peristiwa dalam Injil ketika orang hanya menyentuh jubah Yesus lalu sembuh (Markus 5:27-29).
5. Kisah Para Rasul 5:16 – Kuasa yang Meluas ke Luar Yerusalem
“Dan juga banyak orang dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun membawa orang sakit dan orang yang diganggu roh jahat, dan mereka semua disembuhkan.”
Kuasa Allah tidak hanya bekerja di dalam Yerusalem, tetapi menjangkau kota-kota di sekitarnya. Injil mulai menembus batas geografis, menjadi penggenapan janji Yesus dalam Kisah Para Rasul 1:8, bahwa Injil akan diberitakan mulai dari Yerusalem sampai ke ujung bumi.
-
John MacArthur menafsirkan bahwa penyembuhan total (“mereka semua disembuhkan”) menunjukkan kuasa Kristus yang sempurna, berbeda dengan praktik penyembuhan palsu yang parsial.
-
Darrell Bock melihat fenomena ini sebagai tanda bahwa Injil mulai menyiapkan ekspansi lebih luas ke luar Yerusalem, menuju Samaria dan bangsa-bangsa lain.
Penyembuhan orang sakit dan pengusiran roh jahat juga menegaskan bahwa Kerajaan Allah telah hadir melalui Kristus, yang menghancurkan kuasa kegelapan.
Aplikasi Teologis dan Praktis
-
Kuasa Injil Tidak Terbatas
Gereja masa kini perlu menyadari bahwa kuasa Injil tidak terbatas pada zaman para rasul. Meski mujizat mungkin tidak terjadi dengan cara yang sama, Roh Kudus tetap bekerja melalui pemberitaan Injil, doa, dan kesaksian hidup. -
Kekudusan Adalah Kesaksian
Dunia tidak hanya menilai kata-kata gereja, tetapi juga integritas hidup jemaat. Kekudusan, ketulusan, dan kasih adalah kesaksian yang lebih kuat daripada retorika. -
Iman yang Hidup Menggerakkan Mujizat
Orang banyak percaya bahwa bahkan bayangan Petrus dapat menyembuhkan. Iman seperti inilah yang membawa mereka kepada Allah. Gereja dipanggil untuk menumbuhkan iman jemaat, bukan sekadar ritual. -
Pertumbuhan Sejati Adalah Pekerjaan Roh Kudus
Strategi misi dan program gereja penting, tetapi pertumbuhan sejati hanya terjadi jika Roh Kudus bekerja. Gereja perlu kembali mengandalkan doa dan kuasa Roh Kudus, bukan hanya metode manusia. -
Misi yang Meluas ke Segala Tempat
Sama seperti Injil meluas dari Yerusalem ke kota-kota sekitar, gereja dipanggil untuk membawa Injil keluar dari tembok gereja, menjangkau masyarakat luas, dan menjadi terang di tengah dunia.
Pandangan Pakar Mengenai Perikop Ini
-
John Stott: Mujizat para rasul adalah bukti kuasa Kristus yang hidup dan bertujuan menguatkan kesaksian Injil.
-
Matthew Henry: Kekudusan jemaat membuat orang segan sekaligus menghormati mereka.
-
F.F. Bruce: Pertumbuhan jemaat adalah hasil reputasi moral dan kuasa Roh Kudus.
-
Craig Keener: Pertumbuhan luar biasa ini menandakan pekerjaan Allah, bukan sekadar fenomena sosial.
-
John Calvin: Semua iman sejati berasal dari karya Allah, sehingga gereja harus menaruh harapan pada anugerah-Nya.
Kesimpulan
Kisah Para Rasul 5:12-16 adalah gambaran nyata bagaimana gereja mula-mula hidup dalam kuasa Roh Kudus, kekudusan, dan pertumbuhan yang pesat. Mujizat-mujizat bukan sekadar fenomena spektakuler, melainkan tanda kasih Allah, pengesahan Injil, dan sarana untuk menarik orang kepada Kristus.
Bagi gereja masa kini, pesan utamanya jelas: kuasa Injil tetap hidup, kesaksian hidup yang kudus tetap penting, dan pertumbuhan sejati hanya mungkin melalui pekerjaan Roh Kudus. Dengan demikian, gereja dipanggil untuk hidup dalam kekudusan, mengandalkan kuasa Roh Kudus, dan setia memberitakan Kristus sampai ke ujung bumi.