ASLI TIDAKNYA MARKUS 16:8b-20

PDT.BUDI ASALI,M.DIV
ASLI TIDAKNYA MARKUS 16:8b-20
tutorial, gadget
Markus 16:1-20 - (Markus 16:1) Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. (2) Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur. (3) Mereka berkata seorang kepada yang lain: Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur? (4) Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling. (5) Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Merekapun sangat terkejut, (6) tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. (7) Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-muridNya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakanNya kepada kamu. (8a) Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun juga karena takut. (8b) Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-muridNya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu. (9) Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diriNya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. (10) Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. (11) Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. (12) Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. (13) Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada merekapun teman-teman itu tidak percaya. (14) Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitanNya. (15) Lalu Ia berkata kepada mereka: Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. (16) Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. (17) Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi namaKu, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, (18) mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh. (19) Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. (20) Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya”.

Asli tidaknya Markus 16:8b dan Markus 16:9-20.

Beberapa penafsir seperti Calvin, Albert Barnes, Matthew Henry tidak berbicara apapun tentang asli tidaknya Mark 16:8b-20.

Ada hal-hal yang perlu diketahui sebelum kita mulai membahas asli-tidaknya Markus 16:8b-20.

1) Penggunaan istilah-istilah yang perlu diketahui.

a) Tidak ada penafsir yang menggunakan istilah Markus 16: 8a atau Markus 16:8a. Itu istilah saya untuk menunjuk pada kata-kata “Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun juga karena takut.”. Para penafsir menyebut bagian ini hanya dengan istilah ay 8 atau Markus 16:8.

b) Shorter ending (= akhiran yang lebih pendek) = Markus 16:8b.
Tidak ada penafsir yang menggunakan istilah ay 8b atau Mark 16:8b; itu istilah saya untuk menunjuk pada bagian yang saya beri garis bawah tunggal, yaitu kata-kata “Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-muridNya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu” dalam terjemahan dari LAI. Para penafsir menggunakan istilah shorter ending (= akhiran yang lebih pendek) untuk bagian ini.

c) Longer ending (= akhiran yang lebih panjang) = Markus 16:9-20.
Para penafsir menyebut Mark 16:9-20 (bagian yang saya beri garis bawah ganda) dengan istilah longer ending (= akhiran yang lebih panjang).

2) Dalam persoalan Markus 16 ini, ada 4 golongan manuscript:
a) Memuat Markus 16:1-8a, tetapi tidak memuat Mark 16:8b dan Markus 16:9-20.
b) Memuat Markus 16:1-8a dan Markus 16:8b, tetapi tidak memuat Markus 16:9-20.
c) Memuat Markus 16:1-8a dan Markus 16:9-20, tetapi tidak memuat Markus 16:8b.
d) Memuat Markus 16:1-8a, Markus 16:8b, dan Markus 16:9-20.

Catatan: Untuk manuscript-manuscript yang memuat Markus 16:9-20, ada yang disertai suatu penambahan setelah Markus 16:14.

Donald Guthrie: One MS, Codex W, contains a third ending which comprises verses 9-20, plus an additional interpolation after verse 14. (= Satu manuscript, Codex W, berisi / mengandung akhiran ketiga yang terdiri dari ay 9-20, ditambah suatu penyisipan tambahan setelah ay 14) - New Testament Introduction, hal 76.

Bruce Metzger: “(4) In the fourth century the traditional ending also circulated, according to testimony preserved by Jerome, in an expanded form, preserved today in one Greek manuscript. Codex Washingtonianus includes the following after ver. 14: And they excused themselves, saying, This age of lawlessness and unbelief is under Satan, who does not allow the truth and power of God to prevail over the unclean things of the spirits (or, does not allow what lies under the unclean spirits to understand the truth and power of God). Therefore reveal your righteousness now - thus they spoke to Christ. And Christ replied to them, The term of years of Satans power has been fulfilled, but other terrible things draw near. And for those who have sinned I was handed over to death, that they may return to the truth and sin no more, in order that they may inherit the spiritual and incorruptible glory of righteousness that is in heaven. How should the evidence of each of these endings be evaluated? It is obvious that the expanded form of the long ending (4) has no claim to be original. Not only is the external evidence extremely limited, but the expansion contains several non-Markan words and expressions (including ‎o( ‎‎ai)w\n ‎‎ou!to$‎, ‎a(marta/nw‎, ‎a)pologe/w‎, ‎a)lhqino/$‎, ‎u(postre/fw‎) as well as several that occur nowhere else in the New Testament (‎deino/$‎, ‎o%ro$ ‎‎prosle/gw‎). The whole expansion has about it an unmistakable apocryphal flavor. It probably is the work of a second or third century scribe who wished to soften the severe condemnation of the Eleven in 16:14” [= (4) Pada abad keempat akhiran yang tradisional juga beredar, sesuai dengan kesaksian yang dipelihara oleh Jerome, dalam bentuk yang diperpanjang, dipelihara sekarang dalam satu manuscript Yunani. Codex Washingtonianus mencakup kata-kata yang berikut setelah ay 14: Dan mereka menjelaskan untuk membela diri mereka sendiri, dengan berkata, Jaman kedurhakaan / ketidak-adaan hukum dan ketidak-percayaan ini ada di bawah Iblis, yang tidak mengijinkan kebenaran dan kuasa Allah untuk menang atas hal-hal yang najis dari roh-roh (atau, tidak mengijinkan apa yang ada di bawah roh-roh yang najis untuk mengerti kebenaran dan kuasa Allah). Karena itu nyatakanlah kebenaranMu sekarang - demikianlah mereka berkata kepada Kristus. Dan Kristus menjawab mereka, Masa dari tahun-tahun dari kuasa Iblis telah digenapi, tetapi hal-hal mengerikan / menakutkan yang lain mendekat. Dan untuk mereka yang telah berdosa Aku telah diserahkan pada kematian, supaya mereka bisa kembali pada kebenaran dan tidak berbuat dosa lagi, supaya mereka bisa mewarisi kemuliaan rohani dan yang tidak bisa rusak dari kebenaran yang ada di surga. Bagaimana bukti dari setiap akhiran ini harus dinilai? Adalah jelas bahwa bentuk yang diperpanjang dari akhiran yang panjang (4) tidak mempunyai claim sebagai sesuatu yang orisinil. Bukan hanya bahwa bukti luar / external sangat terbatas, tetapi juga bahwa perpanjangan itu mencakup beberapa kata-kata dan ungkapan-ungkapan non-Markus (termasuk o( ‎‎ai)w\n ‎‎ou!to$‎, ‎a(marta/nw‎, ‎a)pologe/w‎, ‎a)lhqino/$‎, ‎u(postre/fw / HO AION HOUTOS, HAMARTANO, APOLOGEO, ALETHINOS, HUPOSTREPHO‎) maupun beberapa yang tidak muncul di tempat lain manapun dalam Perjanjian Baru (‎deino/$‎, ‎o%ro$ ‎‎prosle/gw‎ / DEINOS, HOROS PROSLEGO). Seluruh perpanjangan mempunyai di sekitarnya suatu bau / rasa yang tidak bisa salah dari apocrypha. Itu mungkin merupakan pekerjaan dari seorang penyalin abad kedua atau ketiga yang ingin melunakkan kecaman yang keras terhadap ke 11 rasul itu dalam 16:14] - A Textual Commentary on the Greek New Testament.
Catatan: Markus 16:14 - “Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitanNya.”.

Perlu dicamkan bahwa perbedaan-perbedaan antar manuscript-manuscript inilah yang menyebabkan timbulnya keraguan akan asli tidaknya Mark 16:8b-20 ini, dan keraguan ini jelas merupakan sesuatu yang sah dan benar, karena yang menjadi acuan kita adalah manuscript-manuscript, bukan terjemahan dalam versi manapun!

3) Petunjuk dalam Kitab Suci bahwa Markus 16:8b dan Markus 16:9-20 diragukan keasliannya.

Kitab Suci Indonesia, baik Terjemahan Lama (TL) maupun  Terjemahan Baru (TB1-LAI), tidak memberi petunjuk apapun bahwa bagian ini (Markus 16:8b dan Mark 16:9-20) diragukan keasliannya. Demikian juga Kitab Suci bahasa Inggris yang kuno, yaitu KJV / AV tidak memberikan petunjuk apapun tentang hal ini.

Tetapi Kitab Suci Indonesia TB2-LAI dan juga Kitab-kitab Suci bahasa Inggris versi yang lebih baru, semuanya memberi petunjuk bahwa Markus 16:8b dan Markus 16:9-20 diragukan keasliannya.

William Hendriksen: Did Mark write verses 9-20? Though the Authorized (King James) Version of our English Bible contains them, modern translations all indicate in one way or another that there is considerable doubt about their authenticity [= Apakah Markus menulis ay 9-20? Sekalipun Authorized (King James) Version dari Alkitab bahasa Inggris kita mempunyai ayat-ayat itu, penterjemah-penterjemah modern semuanya memberi petunjuk dengan satu cara atau lainnya, bahwa di sana ada keraguan yang penting / layak dipertimbangkan tentang ke-otentik-an ayat-ayat itu] - hal 682.

a) TB2-LAI meletakkan, baik Markus 16:8b maupun Markus 16:9-20, dalam tanda kurung besar / tegak, dan dalam bagian Kata Pengantarnya (hal 3) dikatakan sebagai berikut: Dalam edisi kedua ini, teks-teks yang tidak terdapat dalam naskah-naskah yang dinilai paling baik atau kuno dicantumkan dalam tanda kurung tegak, misalnya dalam Matius 6:13. Nas-nas lain seperti Markus 16:9-20 dan Yohanes 7:53-8:11 juga diberi tanda kurung tegak.

b) NIV memberikan headnote sebagai berikut: the two most reliable early manuscripts do not have Markus 16:9-20 (= dua manuscript yang paling kuno dan paling bisa dipercaya tidak mempunyai Markus 16:9-20).

c) NASB memberikan footnote: Some of the oldest mss. do not contain vv 9-20 (= Beberapa dari manuscript yang paling kuno tidak mempunyai ay 9-20).

d) ASV memberikan footnote / catatan kaki sebagai berikut: The two oldest Greek manuscripts, and some other authorities, omit from ver. 9 to the end. Some other authorities have a different ending to the Gospel (= Dua manuscript Yunani yang paling tua, dan beberapa otoritas yang lain, mengabaikan / menghapuskan dari ay 9 sampai akhir. Beberapa otoritas yang lain mempunyai akhiran yang berbeda bagi Injil ini).

e) GNB (Good News Bible) meletakkan Markus 16:9-20 di dalam tanda kurung tegak, dan memberikan headnote / catatan kepala di atas ay 9 yang berbunyi: AN OLD ENDING TO THE Gospel” (= Suatu akhiran yang kuno bagi Injil ini). Juga GNB memberikan catatan kaki yang berbunyi: Some manuscripts and ancient translations do not have this ending to the Gospel (verses 9-20) [= Beberapa manuscript-manuscript dan terjemahan-terjemahan kuno tidak mempunyai akhiran ini bagi Injil ini (ay 9-20)].

Setelah itu GNB memberikan Markus 16: 8b dalam tanda kurung tegak (tetapi diberi penomoran ay 9 dan ay 10), dan lalu memberikan catatan kaki tentang bagian ini dengan kata-kata sebagai berikut: Some manuscripts and ancient tranlations have this shorter ending to the Gospel in addition to the longer ending (verses 9-20) [= Beberapa manuscript-manuscript dan terjemahan-terjemahan kuno mempunyai akhiran yang lebih pendek ini sebagai tambahan pada akhiran yang lebih panjang (ay 9-20)].

f) NEB (New English Bible) memberikan Markus 16:8b setelah Markus 16:8a, dan lalu memberikan catatan kaki sebagai berikut: Some manuscripts add this paragraph, which in one of them is the conclusion of the boook (= Beberapa manuscript-manuscript menambahkan paragraf ini, yang dalam salah satu dari mereka adalah konklusi / penutup dari buku ini).

Lalu NEB menuliskan Markus 16:9-20, dan lalu memberikan catatan kaki yang berbunyi sebagai berikut: Some manuscripts give verses 9-20 either instead of, or in addition to, the paragraph And they delivered ... eternal salvation (here printed before verse 9), and so bring the book to a close. Others insert further additional matter [= Beberapa manuscript-manuscript memberikan ay 9-20, atau sebagai pengganti dari, atau sebagai tambahan pada, paragraf Dan mereka menyampaikan .... keselamatan kekal (di sini dicetak sebelum ay 9), dan dengan demikian mengakhiri buku / kitab ini. Yang lain menyisipkan bahan tambahan lebih banyak lagi].

g) LB (Living Bible) sama sekali tidak menuliskan Markus 16:8b, tetapi memberikan Mark 16:9-20, dengan catatan kaki sebagai berikut: Verses 9 through 20 are not found in the most ancient manuscript, but may be considered an appendix giving additional facts (= Markus 16: 9 sampai 20 tidak ditemukan dalam manuscript yang paling kuno, tetapi bisa dianggap sebagai suatu apendix / tambahan yang memberikan fakta-fakta tambahan).

h) RSV memberikan footnote / catatan kaki yang agak panjang yang berbunyi sebagai berikut: Some of the most ancient authorities bring the book to a close at the end of verse 8. One authority concludes the book by adding after verse 8 the following: But they reported briefly to Peter and those with him all that they had been told. And after this, Jesus himself sent out by means of them, from east to west, the sacred and imperishable proclamation of eternal salvation. Other authorities include the preceding passage and continue with verses 9-20. In most authorities verses 9-20 follow immediately after verse 8; a few authorities insert additional material after verse 14 (= Beberapa otoritas / manuscript yang paling kuno mengakhiri kitab ini pada akhir ayat 8. Satu otoritas / manuscript menyimpulkan kitab ini dengan menambahkan setelah ayat 8 kata-kata ini: Tetapi mereka menyampaikan secara singkat kepada Petrus dan mereka yang bersama dengan dia semua yang telah diceritakan kepada mereka. Sesudah ini, Yesus sendiri memberitakannya dengan perantaraan mereka, dari Timur ke Barat, proklamasi keselamatan yang kudus / sakral dan tak bisa binasa itu. Otoritas / manuscript yang lain memasukkan bagian sebelumnya dan melanjutkan dengan ayat 9-20. Dalam kebanyakan otoritas / manuscript ayat 9-20 langsung menyusul ayat 8; sedikit otoritas / manuscript memasukkan tambahan materi setelah Markus 16: 14).

i) The New Scoffield Study Bible memberikan keterangan sebagai berikut: Verses 9-20 are not found in the two most ancient manuscripts, the Sinaiticus and Vaticanus; others have them with partial omissions and variations. But the passage is quoted by Irenaeus and Hippolytus in the second and third century (= Ayat-ayat 9-20 tidak ditemukan dalam dua manuscript yang paling kuno, Sinaiticus dan Vaticanus; manuscript-manuscript yang lain mempunyai ayat-ayat ini dengan penghapusan sebagian dan variasi-variasi / perbedaan-perbedaan. Tetapi bagian ini dikutip oleh Irenaeus dan Hippolytus dalam abad kedua dan ketiga).

Catatan: Tentang manuscript-manuscript kuno yang diberi nama Sinaiticus dan Vaticanus, perhatikan komentar-komentar di bawah ini.

J. Harold Greenlee: Codex Aleph (01), Codex Sinaiticus, is now on display in the British Museum. Written about A. D. 350, it originally contained the Old Testament, the New Testament, and some other Christian writings. This large manuscript (about 15 by 13-1/2 inches) contains four columns of writing on each page. It is one of the most important manuscripts of the New Testament. It was taken from Mount Sinai by Tischendorf and presented to the Czar of Russia. In 1933 the British government purchased it for about $ 500.000 that had been raised by private donations [= Codex Aleph (01), Codex Sinaiticus, sekarang dipajang / dipamerkan di Musium Inggris. Ditulis sekitar tahun 350 M., itu terutama berisikan Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, dan beberapa tulisan-tulisan Kristen lain. Manuscript yang besar ini (sekitar 15 x 13 ½ inci / 38 x 34 cm) memuat 4 kolom tulisan pada setiap halaman. Itu adalah salah satu manuscript yang terpenting dari Perjanjian Baru. Itu diambil dari Gunung Sinai oleh Tischendorf dan dihadiahkan / diberikan kepada kaisar / raja Rusia. Pada tahun 1933 pemerintahan Inggris membelinya seharga sekitar 500.000 dolar yang telah didapatkan / dikumpulkan oleh sumbangan-sumbangan pribadi] - Scribes, Scrolls, & Scripture, hal 25.

J. Harold Greenlee: Codex B (03), Codex Vaticanus, has rested in the Vatican Library for many centuries. Written about the middle of the fourth century, it is the most important single manuscript of the New Testament. This manuscript, too, contained both testaments, written three columns to the page [= Codex B (03), Codex Vaticanus, telah diletakkan di Perpustakaan Vatican selama banyak abad. Ditulis sekitar pertengahan abad keempat, itu merupakan manuscript tunggal yang terpenting dari Perjanjian Baru. Manuscript ini, juga, berisikan kedua perjanjian, ditulis 3 kolom tiap halaman] - Scribes, Scrolls, & Scripture, hal 26.

Catatan: Codex adalah manuscript dalam bentuk buku. Ini bentuk yang lebih baru / modern dan lebih praktis dalam penggunaannya dibandingkan dengan bentuk gulungan (scroll) yang merupakan bentuk manuscript yang lebih kuno. Tidak ada peninggalan manuscript Perjanjian Baru dalam bentuk scroll (gulungan); semua manuscript Perjanjian Baru yang ada saat ini, ada dalam bentuk codex.

j) New Geneva Study Bible memberikan keterangan sebagai berikut: Scholars differ regarding whether these verses were originally part of this Gospel. Some important early Greek manuscripts lack these verses, other manuscripts have vv 9-20 (known as the longer Ending), and still others have a Shorter Ending (roughly one verse long). A few manuscripts have both the Shorter Ending and the Longer Ending. Because of these differences, some scholars believe that vv 9-20 were added later and not written by Mark. On the other hand, the verses are cited by writers from the late second century and are found in the overwhelming majority of existing Greek manuscripts of the Gospel of Mark. For other scholars, these facts establish the authenticity of the passage [= Para ahli berbeda pendapat tentang apakah ayat-ayat ini merupakan bagian orisinil dari Injil ini. Beberapa manuscript Yunani kuno tidak mempunyai ayat-ayat ini, beberapa manuscript yang lain mempunyai ayat-ayat 9-20 (dikenal sebagai Akhiran yang panjang), dan ada lagi manuscript-manuscript yang lain yang mempunyai Akhiran yang pendek (kira-kira panjangnya satu ayat). Sedikit manuscript mempunyai baik Akhiran yang pendek maupun Akhiran yang panjang. Karena perbedaan-perbedaan ini, beberapa ahli percaya bahwa ayat-ayat 9-20 ditambahkan belakangan dan tidak ditulis oleh Markus. Di lain pihak, ayat-ayat ini dikutip oleh penulis-penulis dari akhir abad kedua dan ditemukan dalam kebanyakan manuscript Yunani dari Injil Markus. Untuk para ahli yang lain, fakta-fakta ini menegakkan keaslian dari bagian ini].

4) Sangat jarang ada pendeta / hamba Tuhan yang membahas asli tidaknya Markus 16:8b-20, dan ini menyebabkan sangat jarang jemaat awam yang mengetahui bahwa bagian ini diragukan keasliannya.
Mungkin ada 2 alasan mengapa asli tidaknya bagian ini jarang sekali dibahas:

a) Para hamba Tuhan takut bahwa pembahasan hal ini akan menggoyahkan iman jemaat terhadap Kitab Suci.
Saya berpendapat bahwa ini merupakan alasan yang salah, karena Firman Tuhan merupakan dasar dari iman (Roma 10:17). Karena itu jemaat perlu tahu bagian mana yang betul-betul Firman Tuhan dan bagian mana yang diragukan keasliannya atau bahkan dipastikan ketidak-asliannya.

b) Mereka takut bahwa mereka sendiri akan dianggap sebagai Liberal / sesat kalau mengajarkan bahwa bagian ini diragukan keasliannya.

Untuk itu perlu diketahui 2 hal:
1. Yang memperdebatkan asli tidaknya bagian ini bukanlah kelompok Liberal, tetapi kelompok orang-orang yang sangat Alkitabiah dan Injili.
2. Berbeda dengan kelompok Liberal yang membuang atau mengabaikan bagian-bagian tertentu dari Kitab Suci karena memang tidak mempunyai rasa hormat terhadap Kitab Suci sebagai Firman Tuhan, maka orang-orang yang Alkitabiah dan Injili memperdebatkan hal ini justru karena rasa hormat mereka terhadap Kitab Suci. Mereka tidak mau apa yang bukan Firman Tuhan masuk ke dalam Kitab Suci dan sebaliknya mereka juga tidak mau membuang Firman Tuhan dari Kitab Suci. Karena itu perlu ditentukan lebih dulu asli tidaknya bagian ini, dan karena itu muncul perdebatan yang luar biasa hebatnya tentang bagian ini.

5) Tidak ada posisi yang aman dalam hal ini.
Ada banyak orang Kristen yang kurang berpikir, dan menuduh orang yang menolak Markus 16:8b-20 ini sebagai orang yang membuang sebagian dari Kitab Suci. Harus diakui bahwa memang benar bahwa kalau bagian ini memang asli, maka siapapun yang menolaknya berarti ia membuang sebagian dari Kitab Suci, dan itu memang merupakan dosa. Tetapi para penuduh ini kelihatannya lupa bahwa kalau ternyata sebetulnya bagian ini tidak asli, maka siapapun yang menerima bagian ini sebagai Kitab Suci, itu berarti bahwa ia menambahi Kitab Suci, dan itu sama berdosanya seperti orang yang mengurangi Kitab Suci. Jadi, tidak ada posisi yang aman dalam persoalan ini. Menurut saya, setiap orang Kristen, apalagi hamba Tuhan, harus menggumulkan bagian ini, dengan mempelajarinya sambil banyak berdoa, dan lalu mengambil kesimpulan / keputusan untuk dirinya sendiri, apakah ia mau menerima atau menolak bagian ini sebagai Kitab Suci. Kalau toh ia salah, maka itu merupakan kesalahan yang tidak disengaja, dan saya tidak menganggap kesalahan seperti itu sebagai kesesatan!

6) Untuk Markus 16:8b (shorter ending / akhiran yang lebih pendek) boleh dikatakan tidak ada penafsir yang menganggap bagian itu sebagai asli. Semua menganggap bagian itu sebagai suatu penambahan. Dan kalau kita melihat pada terjemahan-terjemahan Kitab Suci bahasa Inggris, maka sepanjang yang saya ketahui, tidak ada yang memasukkan ay 8b ke dalam textnya; paling-paling ada yang memasukkan ay 8b ke catatan kaki, dan NASB menuliskannya setelah ay 20 dengan cetakan miring dan meletakkannya dalam tanda kurung tegak / besar, disertai catatan kaki yang mengatakan In a few later mss and versions contain this paragraph, usually after verse 8; a few have it at the end of chapter (= Dalam sedikit manuscript-manuscript dan versi-versi belakangan berisi paragraf ini, biasanya setelah ayat 8; sedikit manuscript mempunyainya pada akhir dari pasal).
Catatan: Bruce Metzger mengatakan bahwa ay 8b (shorter ending / akhiran yang lebih pendek) ini seharusnya diakhiri dengan kata Amin.

Adam Clarke (tentang ay 9): Now when Jesus was risen early the first day of the week, he appeared first to Mary Magdalene, out of whom he had cast seven devils. ... In the margin of the later Syriac version, there is a remarkable addition after this verse; it is as follows: And they declared briefly all that was commanded, to them that were with Peter. Afterward Jesus himself published by them, from east to west, the holy and incorruptible preaching of eternal salvation. Amen (= Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama dari minggu itu, Ia pertama-tama menampakkan diriNya kepada Maria Magdalena, dari siapa Yesus telah mengusir tujuh setan. ... Di bagian tepi dari versi Syriac belakangan, ada suatu tambahan yang patut diperhatikan setelah ayat ini; itu adalah sebagai berikut: Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-muridNya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu. Amin).

Catatan: Jadi menurut kata-kata Clarke ini, dalam versi Syria belakangan, ay 8b ini diletakkan setelah Markus 16: 9!

Bible Knowledge Commentary: Several later manuscripts (seventh century on) and versions supply a shorter ending after verse 8 which is clearly not genuine but all these manuscripts (except one) continue on with verses 9-20 [= Beberapa manuscript-manuscript belakangan (abad ketujuh dan selanjutnya) dan versi-versi belakangan menyuplai suatu akhiran yang pendek setelah ayat 8 yang jelas tidak asli tetapi semua manuscript-manuscript ini (kecuali satu) melanjutkan dengan ay 9-20].

Donald Guthrie: It remains to discuss the alternative endings. The shorter may be dismissed as obviously of late origin, but the longer ending would appear to possess greater antiquity (= Sekarang tinggal mendiskusikan akhiran-akhiran yang harus dipilih. Akhiran yang lebih pendek bisa dibuang / disingkirkan karena jelas mempunyai asal usul belakangan, tetapi akhiran yang lebih panjang kelihatannya mempunyai ke-kuno-an yang lebih besar) - New Testament Introduction, hal 79.

William Hendriksen: Since this ending has found even less general acceptance than the longer one, and its spurious nature is evident even on the surface, additional remarks are unnecessary. This holds also for other endings (= Karena akhiran ini telah mendapatkan lebih sedikit penerimaan umum dari akhiran yang lebih panjang, dan sifat palsunya jelas terlihat dari luar, maka tidak perlu ada komentar-komentar tambahan. Ini juga berlaku untuk akhiran-akhiran yang lain) - hal 687.

Bruce Metzger: “The internal evidence for the shorter ending (2) is decidedly against its being genuine. Besides containing a high percentage of non-Markan words, its rhetorical tone differs totally from the simple style of Mark’s Gospel” [= Bukti internal untuk akhiran yang lebih pendek (2) pasti menentang keorisinilannya. Selain memuat persentase yang tinggi dari kata-kata non-Markus, nada retoriknya berbeda secara total dari gaya yang sederhana dari Injil Markus] - A Textual Commentary on the Greek New Testament.

7) Tetapi untuk Markus 16:9-20 (longer ending / akhiran yang lebih panjang), ada suatu perdebatan yang luar biasa hebatnya. Penafsir-penafsir kuno pada umumnya menerima bagian itu sebagai bagian asli dari Injil Markus, sedangkan penafsir-penafsir modern pada umumnya menganggap bagian itu tidak asli.

a) Argumentasi untuk menolak Markus 16:9-20.

1. Markus 16:9-20 ini tidak ada dalam 2 manuscript yang paling kuno, dan juga dalam banyak manuscript kuno dan penting lainnya. Dan ada manuscript yang tidak mempunyai Markus 16:9-20 tetapi memberikan tempat kosong di tempat itu.

Vincent: It is omitted from the two oldest manuscripts (= Itu dihapuskan dari dua manuscript yang tertua).

UBS New Testament Handbook Series: It is omitted by the two most ancient Greek Uncial manuscripts of the New Testament, Codex Vaticanus and Codex Sinaiticus, both of the 4th century. It is also omitted by the Old Latin manuscript k (4th or 5th century), by the oldest Syriac version of the Gospels, the Sinaitic Syriac (4th or 5th century), and by important codices of the Armenian, Ethiopic and Georgian versions [= Itu dihapuskan oleh dua manuscript uncial Yunani yang tertua dari Perjanjian Baru, Codex Vaticanus dan Codex Sinaiticus, keduanya dari abad ke 4. Itu juga dihapuskan oleh manuscript Latin kuno k (abad ke 4 atau ke 5), oleh versi Syria yang paling kuno dari Injil-injil, Sinaitic Syriac (abad ke 4 atau ke 5), dan oleh codex-codex penting dari versi-versi Armenian, Ethiopic dan Georgian].
Catatan: uncial adalah type / bentuk / jenis huruf Yunani yang dipakai untuk menyalin manuscript. Ada tiga type / jenis huruf Yunani, yaitu uncial, cursive dan minuscule. Mula-mula yang dipakai adalah uncial (huruf besar), lalu berubah menjadi cursive, dan akhirnya menjadi minuscule. Karena itu manuscript yang menggunakan uncial biasanya adalah manuscript yang kuno, yang menggunakan minuscule biasanya adalah manuscript yang lebih baru (Greenlee, hal 17,28).

Bruce Metzger: “The last twelve verses of the commonly received text of Mark are absent from the two oldest Greek manuscripts (a and B), from the Old Latin codex Bobiensis (it), the Sinaitic Syriac manuscript, about one hundred Armenian manuscripts, and the two oldest Georgian manuscripts (written  A.D. 897 and  A.D. 913)” [= Dua belas ayat terakhir dari text Markus yang pada umumnya diterima, absen dari dua manuscript Yunani yang tertua (a and B), dari manuscript Latin kuno codex Bobiensis (it), manuscript Syria Sinaitic, sekitar seratus manuscript Armenian, dan dua manuscript Georgia yang paling kuno (ditulis 897 M. dan 913 M.)] - A Textual Commentary on the Greek New Testament.

Catatan: manuscript yang dinamai a (Aleph = huruf pertama dalam abjad Ibrani) adalah Codex Sinaiticus, dan yang dinamai B adalah Codex Vaticanus.

Jamieson, Fausset & Brown: All the verses of this chapter, from the 9th to the end, are regarded by Griesbach, Tischendorf, and Tregelles as no part of the original text of this Gospel, but as added by a later hand: Because, first, they are missing in B and 'Aleph (a) - the well-known Codex Vaticanus and the recently discovered Codex Sinaiticus, being the oldest manuscripts yet known; in one copy of the Old Latin Version; in some copies of the Armenian Version; and in an Arabic Lectionary or Church Lesson [= Semua ayat-ayat dari pasal ini, dari ayat ke 9 sampai akhir, dianggap oleh Griesbach, Tischendorf, dan Tregelles bukan sebagai bagian dari text orisinil dari Injil ini, tetapi ditambahkan oleh tangan / penulis belakangan: Karena, pertama ayat-ayat itu tidak ada dalam B dan 'Aleph (a) - Codex Vaticanus yang termasyhur dan Codex Sinaiticus yang baru ditemukan, yang merupakan manuscript-manuscript tertua yang diketahui / dikenal; dalam satu copy dari Versi Latin kuno; dalam beberapa copy dari Versi Armenian; dan dalam suatu Pembacaan atau Pelajaran Gereja dalam bahasa Arab].

Bible Knowledge Commentary: The two earliest (fourth century) uncial manuscripts (Sinaiticus and Vaticanus) omit the verses though their respective scribes left some blank space after verse 8, suggesting that they knew of a longer ending but did not have it in the manuscript they were copying [= Dua manuscript uncial yang paling awal dari abad keempat (Sinaiticus and Vaticanus) menghapuskan / membuang ayat-ayat itu sekalipun penyalin-penyalin mereka masing-masing meninggalkan suatu tempat kosong setelah ayat 8, yang menunjukkan bahwa mereka tahu tentang suatu akhiran yang panjang tetapi tidak mempunyainya dalam manuscript yang sedang mereka copy / salin].
Catatan: penafsir ini mengatakan kedua manuscript yang tidak mempunyai Mark 16:9-20 ini memberi tempat kosong. Tetapi Pulpit Commentary di bawah ini mengatakan bahwa hanya satu dari 2 manuscript itu yang memberi tempat kosong. Kelihatannya Pulpit Commentary yang benar, karena UBS New Testament Handbook Series juga berkata demikian (lihat kutipannya di belakang)

Pulpit Commentary: The two oldest, namely, the Sinaitio and the Vatican, omit the whole passage, but under different conditions. The Sinaitic omits the passage absolutely. The Vatican omits it, but with a space left blank between the eighth verse of Mark 16, and the beginning of St. Luke, just sufficient for its insertion; as though the writer of the manuscript, hesitating whether to omit or to insert the verses, thought it safest to leave a space for them (= Dua yang tertua, Sinaiticus dan Vaticanus, menghapuskan seluruh text, tetapi dengan kondisi / keadaan yang berbeda. Sinaiticus menghapuskan text itu secara mutlak / sama sekali. Vaticanus menghapuskannya, tetapi dengan suatu tempat dibiarkan kosong di antara ayat ke 8 dari Mark 16, dan permulaan dari Injil Lukas, persis cukup untuk pemasukannya; seakan-akan sang penulis dari manuscript, ragu-ragu apakah menghapuskan atau memasukkan ayat-ayat itu, menganggapnya sebagai jalan yang paling aman untuk meninggalkan suatu tempat yang kosong untuk ayat-ayat itu) - Introduction, hal viii.

Jamieson, Fausset & Brown: in one or two manuscripts in which they are not found, a space is left to show that something is wanting - not large enough, indeed, to contain the verses, but this probably only to save space” (= dalam satu atau dua manuscript dalam mana mereka / ayat-ayat ini ditemukan, suatu tempat kosong ditinggalkan untuk menunjukkan bahwa ada sesuatu yang kurang - memang tidak cukup besar untuk menampung / memuat ayat-ayat itu, tetapi ini mungkin hanya untuk menghemat tempat).
Catatan: Pulpit Commentary mengatakan tempat kosong itu persis cukup untuk Mark 16:9-20 ini, tetapi Jamieson, Fausset & Brown mengatakan tidak demikian. Tetapi Jamieson, Fausset & Brown memang tidak menyebutkan Sinaiticus dan Vaticanus. Apakah ia memaksudkan manuscript yang lain lagi?

Perlu dicamkan bahwa kalau saya memberikan kutipan dari penafsir-penafsir di atas, itu tidak berarti bahwa mereka semua percaya pada pandangan itu. Bisa saja mereka hanya menyebutkan argumentasi ini tetapi mereka tidak mempercayainya. Misalnya Jamieson, Fausset & Brown memasukkan hal ini sebagai argumentasi dari pihak yang menolak Mark 16:9-20 ini, tetapi Jamieson, Fausset & Brown lalu memberikan argumentasi-argumentasi tandingan, dan akhirnya menyimpulkan bahwa Mark 16:9-20 itu asli. Ini juga berlaku untuk pengutipan-pengutipan di bawah.

2. Manuscript-manuscript yang mempunyai Markus 16:9-20, mempunyai variasi-variasi / perbedaan-perbedaan di antara mereka.
Jamieson, Fausset & Brown: the variations in the text itself are just ground of suspicion (= variasi-variasi dalam text itu sendiri merupakan dasar yang benar tentang keragu-raguan).

Catatan: Memang pada umumnya, suatu ayat / text ada dalam manuscript-manuscript tertentu, dan tidak ada dalam manuscript-manuscript yang lain, maka dalam manuscript-manuscript yang mempunyai ayat / text itu, ada variasi-variasi / perbedaan-perbedaan.

3. Manuscript-manuscript yang mempunyai Markus 16:9-20 banyak yang memberikan catatan bahwa manuscript Yunani yang lebih tua tidak memiliki bagian ini, atau memberikan tanda yang menunjukkan bahwa bagian ini merupakan suatu penambahan yang palsu.

Bruce Metzger: “Not a few manuscripts that contain the passage have scribal notes stating that older Greek copies lack it, and in other witnesses the passage is marked with asterisks or obeli, the conventional signs used by copyists to indicate a spurious addition to a document” (= Tidak sedikit manuscript-manuscript yang memuat text itu mempunyai catatan dari penyalin yang menyatakan bahwa copy-copy Yunani yang lebih tua tidak mempunyai bagian itu, dan dalam saksi-saksi / manuscript-manuscript yang lain text itu ditandai dengan asterisks atau obeli, tanda-tanda yang lazim yang digunakan oleh para penyalin untuk menunjukkan suatu penambahan yang palsu pada suatu dokumen) - A Textual Commentary on the Greek New Testament.

Catatan: asterisk adalah tanda ( ; sedangkan obelus (bentuk tunggal dari obeli) adalah tanda - atau ( .

4. Gaya bahasa yang berbeda dan perbendaharaan kata yang berbeda antara Markus 16:9-20 dan Markus 1:1-16:8a.

Jamieson, Fausset & Brown: And further, because the style of this portion so differs from the rest of this Gospel as to suggest a different author (= Dan selanjutnya, karena gaya dari bagian ini begitu berbeda dari sisa dari Injil ini sehingga menunjukkan seorang pengarang yang berbeda).

William Barclay: the style of the Greek is so different that they cannot have been written by the same person as wrote the rest of the gospel (= gaya dari bahasa Yunaninya begitu berbeda sehingga mereka / ayat-ayat itu tidak mungkin telah ditulis oleh orang yang sama seperti yang telah menulis sisa dari injil itu) - hal 5.

Bible Knowledge Commentary: The Greek literary style lacks the vivid, lifelike detail so characteristic of Marks historical narrative (= Gaya literatur Yunaninya tidak mempunyai detail yang bersemangat, seperti hidup, yang begitu merupakan karakteristik dari cerita sejarah Markus).

Donald Guthrie: There is a different in Greek style between 16:9-20 and the rest of the Gospel, and while this would not of itself rule out common authorship it is difficult to believe in common authorship in face of the combination of stylistic difficulties with textual suspicions (= Ada suatu perbedaan dalam gaya bahasa Yunani antara 16:9-20 dan sisa dari Injil itu, dan sementara hal ini sendiri tidak mengesampingkan ke-pengarang-an yang sama, adalah sukar untuk mempercayai ke-pengarang-an yang sama di hadapan dari gabungan dari kesukaran-kesukaran yang berhubungan dengan gaya dengan kecurigaan textual) - New Testament Introduction, hal 77.

Catatan: saya tidak mengerti mengapa Donald Guthrie menganggap bahwa perbedaan gaya itu sendiri tidak mengesampingkan kemungkinan kepengarangan yang sama.

Bible Knowledge Commentary: About 1/3 of the significant Greek words in verses 9-20 are non-Marcan, that is, they do not appear elsewhere in Mark or they are used differently from Marks usage prior to verse 9 (= Sekitar 1/3 dari kata-kata Yunani yang penting / berarti dalam ayat 9-20 adalah non-Markus, artinya, kata-kata itu tidak muncul dalam Markus atau kata-kata itu digunakan secara berbeda dari penggunaan Markus sebelum ayat 9).

UBS New Testament Handbook Series: “Vocabulary. The Longer Ending contains (in the Nestle text) 101 different words (the total number of words is 167). Excluding irrelevant words such as proper names, connectives, numerals, prepositions, negative particles and the definite article, there is left a total of 75 different significant words in the section. Of these 75 a total of 15 (including 10 verbs) occur which do not appear in Mark, and 11 others are used in a sense different from that in which they are used in Mark. This means that in the passage slightly over one-third of the significant words used are not Marcan, that is, either they do not appear in Mark or they are used in a way differing from that in which Mark uses them. ... In every verse in this passage there is either a word not found in Mark or else a word or phrase used in a non-Marcan manner” [= Perbendaharaan kata. Akhiran yang lebih panjang berisi (dalam text Nestle) 101 kata-kata yang berbeda (jumlah total dari kata-kata adalah 167). Dengan membuang kata-kata yang tak relevan, seperti nama-nama pribadi, kata-kata penghubung, bilangan-bilangan, kata-kata depan, partikel-partikel negatif, dan kata-kata sandang tertentu, disana tersisa sejumlah 75 kata-kata signifikan yang berbeda dalam bagian ini. Dari 75 ini muncul sejumlah 15 kata (termasuk 10 kata kerja) yang tidak pernah muncul dalam Markus, dan 11 kata lainnya digunakan dalam arti yang berbeda dari arti dalam mana kata-kata itu digunakan dalam Markus. Ini berarti bahwa dalam text itu sedikit lebih dari 1/3 dari kata-kata signifikan yang digunakan adalah non Markus, artinya, atau kata-kata itu tidak muncul dalam Markus, atau kata-kata itu digunakan dengan cara yang berbeda dari cara dalam mana Markus menggunakan kata-kata itu. ... Dalam setiap ayat dalam text ini disana ada, atau suatu kata yang tidak ditemukan dalam Markus, atau suatu kata atau ungkapan / kombinasi kata yang digunakan bukan dengan cara Markus].

J. Harold Greenlee: The words and forms in these verses are so different from the rest of the Gospel that a student who had read Mark in Greek up to this point but had not read any of the rest of the New Testament in Greek would find himself in unfamiliar material in these last verses. ... There is another small but significant point. In the seven other instances in the New Testament in which the phrase the first day of the week occurs, including one instance in Mark 16:2, the Greek form is literally day one rather than the first day. Yet in Mark 16:9 the form is the first day - which sounds better in English but is not the characteristic New Testament form (= Kata-kata dan bentuk-bentuk dalam ayat-ayat ini begitu berbeda dari sisa dari Injil ini sehingga seorang pelajar yang telah membaca Markus dalam bahasa Yunani sampai pada titik ini tetapi tidak / belum membaca yang manapun dari sisa Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani, akan mendapati dirinya sendiri dalam materi / bahan yang tidak lazim dalam ayat-ayat terakhir ini. ... Ada suatu hal lain yang kecil tetapi penting / berarti. Dalam tujuh contoh lainnya dalam Perjanjian Baru dalam mana ungkapan hari pertama dalam minggu itu muncul, termasuk satu contoh dalam Markus 16:2, bentuk Yunaninya secara hurufiah adalah hari satu dan bukannya hari pertama. Tetapi dalam Markus 16:9 bentuknya adalah hari pertama - yang bunyinya lebih baik dalam bahasa Inggris tetapi bukanlah ciri dari bentuk Perjanjian Baru) - Scribes, Scrolls, & Scripture, hal 91.

Bruce Metzger: “The vocabulary and style of verses 9-20 are non-Markan (e.g. ‎a)piste/w, ‎‎bla/ptw, bebaio/w‎, ‎e)pakolouqe/w‎, ‎qea/omai‎, ‎meta\ ‎‎tau=ta‎, ‎poreu/omai‎, ‎sunerge/w‎, ‎u%steron ‎are found nowhere else in Mark; and ‎qana/simon ‎and ‎toi=$ ‎met ) au)tou= ‎‎genome/noi$‎, as designations of the disciples, occur only here in the New Testament)” [= Perbendaharaan kata dan gaya dari ayat 9-20 adalah non-Markus (misalnya  ‎a)piste/w / APISTEO, ‎‎bla/ptw / BLAPTO, bebaio/w / BEBAIOO‎, ‎e)pakolouqe/w / EPAKOLOUTHEO‎, ‎qea/omai / THEAOMAI‎, ‎meta\ ‎‎tau=ta / META TAUTA‎, ‎poreu/omai / POREUOMAI‎, ‎sunerge/w / SUNERGEO‎, ‎u%steron / HUSTERON tidak ditemukan di tempat lain dalam Markus; dan ‎qana/simon / THANASIMON dan ‎toi=$‎ ‎met  ) au)tou= ‎‎genome/noi$‎ / TOIS MET AUTOU GENOMENOIS, sebagai penunjukan-penunjukan kepada murid-murid, muncul hanya di sini dalam Perjanjian Baru)] - A Textual Commentary on the Greek New Testament.

Catatan: semua kata Yunani ini dibahas dan diberi terjemahannya oleh William Hendriksen di bawah, yang bahkan memberikan lebih banyak lagi kata-kata Yunani yang non-Markus. Karena itu, di sini saya tidak memberi arti dari kata-kata Yunani ini. 

Bagian / ungkapan yang tidak dibahas oleh William Hendriksen adalah:
kata-kata toi=$‎ ‎met ) au)tou= ‎‎genome/noi$‎ ‎/ TOIS MET AUTOU GENOMENOIS (ay 10), yang oleh NIV/NASB diterjemahkan ‘those who had been with Him’ (= mereka yang telah bersama-sama dengan Dia). Dalam terjemahan LAI diterjemahkan ‘mereka yang selalu mengiringi Yesus’. Bruce Metzger mengatakan bahwa ungkapan / istilah ini tidak pernah digunakan dalam sepanjang Perjanjian Baru untuk menunjuk kepada murid-murid Yesus. Jadi, ini bukan hanya merupakan istilah non-Markus, tetapi bahkan istilah non-Perjanjian Baru.
kata-kata meta\ ‎‎tau=ta / META TAUTA‎ (after these things / sesudah hal-hal ini / ‘sesudah itu’) dalam Markus 16: 12 awal. Lenski mengakui bahwa ungkapan / istilah ini hanya muncul di sini dalam Injil Markus.

Berkenaan dengan gaya yang berbeda dan perbendaharaan kata yang berbeda ini, William Hendriksen memberikan penjelasan yang sangat terperinci dan panjang lebar. Ada 3 hal yang saya berikan di sini dari William Hendriksen:

a. Penggunaan kata penghubung bahasa Yunani KAI (= dan) pada awal kalimat atau anak kalimat. Dalam Markus 16:1-8a kata KAI ini muncul 8 x, tetapi dalam Markus 16:9-20, kata KAI ini muncul hanya 6 x (atau mungkin 7 x).

William Hendriksen: This means that in the first eight verses KAI occurs, on the average, once per verse; in the latter twelve verses, on the average, only once (or slightly more than once) in  every two verses. There is accordingly a transition from co-ordination of clauses to subordination, from paratactic to hypotactic style. The transition, to be sure, is not radical or absolute: even in the last twelve verses there is a degree of co-ordination. But the difference is, nevertheless, rather striking [= Ini berarti bahwa dalam 8 ayat pertama kata KAI muncul, rata-rata satu kali per ayat; dalam 12 ayat belakangan, rata-rata hanya sekali (atau sedikit lebih dari sekali) dalam setiap dua ayat. Jadi, disana ada suatu peralihan dari koordinasi dari anak-anak kalimat ke subordinasi, dari gaya menggunakan anak-anak kalimat yang sejajar ke gaya menggunakan anak-anak kalimat dimana yang satu tergantung pada yang lain. Memang peralihannya tidaklah radikal atau mutlak: bahkan dalam 12 ayat yang terakhir ada suatu tingkat dari koordinasi. Tetapi bagaimanapun, perbedaannya agak menyolok] - hal 685.

Catatan: Websters New World Dictionary mengatakan bahwa dalam gramatika kata subordination bisa menunjuk pada anak kalimat yang tergantung pada anak kalimat yang lain, dan yang kalau sendirian tidak membentuk kalimat.

Keterangan: jadi, bukan sekedar perbedaan frekwensi penggunaan kata Yunani KAI (= dan) yang dipersoalkan oleh William Hendriksen. Penggunaan kata dan yang banyak dalam ay 1-8 menunjukkan bahwa gaya yang digunakan di sana adalah menggunakan anak-anak kalimat secara setingkat / sejajar. Sedangkan penggunaan kata dan yang hanya sedikit dalam ay 9-20 menunjukkan bahwa gaya yang digunakan adalah menggunakan anak-anak kalimat secara tergantung satu kepada yang lain.

b. Perbedaan / kontras antara gaya yang hidup / bersemangat / menarik dari ay 1-8 dan gaya yang membosankan dari ay 9-20.

William Hendriksen: Moreover, speaking about style, in making the transition from 16:1-8 to verses 9-20, who does not sense the striking contrast between the graphic and colorful style of the former and the prosaic summarizing style of the latter? [= Selanjutnya / lebih lagi, berbicara tentang gaya, dalam membuat peralihan dari 16:1-8 ke ay 9-20, siapa yang tidak merasakan kontras yang menyolok antara gaya yang seperti keadaan sebenarnya / aslinya dan bersemangat / menarik dari yang pertama (ay 1-8) dan gaya yang biasa / membosankan yang bersifat ringkasan dari yang belakangan (ay 9-20)?] - hal 685.

c. Tentang perbendaharaan kata yang berbeda.
William Hendriksen mengatakan (hal 683) bahwa dalam Mark 16:1-8 hanya ada 4 kata yang tidak pernah digunakan oleh Markus mulai Mark 1:1-15:47. Tetapi dalam Markus 16:9-20 ada sedikitnya 14 kata yang berbeda yang tidak ditemukan dalam Mark 1:1-16:8. Dan karena kata-kata baru itu ada yang muncul lebih dari sekali, maka total menjadi 18 kata baru. Inilah kata-kata itu:
ay 10: to go / pergi (Yunani: POREUTHEISA - POREUOMAI).
ay 10: to mourn / berkabung (Yunani: PENTHOUSI - PENTHEO).
ay 11: to see / melihat (Yunani: ETHEATHE - THEAOMAI).
ay 11: to disbelieve / tidak percaya (Yunani: EPISTESAN - APISTEO).
ay 12: different / berbeda / yang lain (Yunani: HETERA - HETEROS).
ay 12: form / bentuk / rupa (Yunani: MORPHE - MORPHE).
ay 12: to go / pergi (Yunani: POREUOMENOIS - POREUOMAI).
ay 14: afterward / setelah itu / akhirnya (Yunani: HUSTERON - HUSTEROS).
ay 14: to see / melihat (Yunani: THEASAMENOIS - THEAOMAI).
ay 15: to go / pergi (Yunani: POREUTHENTES - POREUOMAI).
ay 16: to disbelieve / tidak percaya (Yunani: APISTESAS - APISTEO).
ay 18: serpent / ular (Yunani: OPHEIS - OPHIS).
ay 18: deadly / mematikan / maut (Yunani: THANASIMON - THANASIMOS).
ay 18: to harm / mencelakai (Yunani: BLAPHE - BLAPTO).
ay 19: to take up / terangkat (Yunani: ANELEMPHTHE - ANALAMBANO).
ay 20: to work with / turut bekerja (Yunani: SUNERGOUNTOS - SUNERGEO).
ay 20: to confirm / meneguhkan (Yunani: BEBAIOUNTOS - BEBAIOO).
ay 20: to follow, attend / menyertai (Yunani: EPAKOLOUTHOUNTON - EPAKOLOUTHEO).

A. T. Robertson dan Vincent, yang merupakan ahli-ahli bahasa Yunani, juga memberikan perbendaharaan kata-kata non Markus dalam Mark 16:9-20 ini.

Vincent (ay 9): The first day of the week ‎(prootee ‎‎sabbatou)‎. A phrase which Mark does not use. In Markus 16:2 it is ‎mias ‎‎sabbatoon‎” [= ‘Hari pertama dari minggu’ (PROOTEE SABBATOU). Suatu ungkapan yang tidak biasanya digunakan oleh Markus. Dalam Mark 16:2 ungkapan yang dipakai adalah MIAS SABBATOON].

A. T. Robertson (ay 9): “‎The verb ‎efanee ‎(second aorist passive of ‎fainoo‎) is here alone of the Risen Christ (cf. ‎Eelias ‎‎efanee‎, Luke 9:8), the usual verb being ‎oofthee ‎(Luke 24:34; 1 Cor 15:5ff.)” [= Kata kerja EFANEE (aorist kedua pasif dari FAINOO) hanya di sini saja tentang Kristus yang telah bangkit (bdk. EELIAS EFANEE, Lukas 9:8), kata kerja yang biasanya dipakai adalah OOFTHEE (Luk 24:34; 1Kor 15:5-dst)].

A. T. Robertson (ay 9): “From whom ‎(par’ ‎‎hees)‎. Only instance of ‎para ‎with the casting out of demons, ‎ek ‎being usual (Mark 1:25-26; 5:8; 7:26,29; 9:25)” [= ‘Dari siapa’ (PAR’ HEES). Satu-satunya kejadian / contoh dari PARA dengan pengusiran setan, EK merupakan kata yang lazim dipakai (Markus 1:25-26; 5:8; 7:26,29; 9:25)].

Vincent (ay 9): “Out of whom (‎af’ ‎‎hees)‎. An unusual expression. Mark habitually uses the preposition ‎ek ‎in this connection (Mark 1:25-26; 5:8; 7:26,29; 9:25). Moreover, ‎apo‎, ‘from,’ is used with ‎ekballein‎, ‘cast out,’ nowhere else in the New Testament. The peculiarity is equally marked if we read with some, ‎par’ ‎‎hees‎” [= ‘Keluar dari siapa’ (AF’ HEES). Suatu ungkapan yang tidak lazim. Markus biasanya menggunakan kata depan EK dalam hubungan ini (Mark 1:25-26; 5:8; 7:26,29; 9:25). Lebih lagi, APO, dari, digunakan dengan EKBALLEIN, mengusir, tak ada di tempat lain dalam Perjanjian Baru. Kekhasannya / keanehannya terlihat secara sama jika kita membaca dengan beberapa / sebagian orang lain, PAR HEES].

Catatan: untuk bagian ini ada problem text / perbedaan manuscript. Ada yang menuliskan PAR HEES, dan ada yang menuliskan AF HEES.

Vincent (Markus 16: 10): She (‎ekeinee)‎. An absolute use of the pronoun unexampled in Mark. See also Mark 16:11,13. It would imply an emphasis which is not intended. Compare Mark 4:11; 12:4-5,7; 14:21. ‘Went’ (‎poreutheisa)‎. So in Mark 16:12,15. ‘Went, go.’ This verb for ‘to go’ occurs nowhere else in this Gospel except in compounds. ‘Them that had been with him’ ‎(tois ‎‎met’ ‎‎autou ‎‎genomenois)‎. A circumlocution foreign to the Gospels” [= ‘Ia’ (EKEINEE). Suatu penggunaan mutlak kata ganti orang yang tidak ada paralelnya dalam Markus. Lihat juga Mark 16:11,13. Itu secara implicit menunjukkan suatu penekanan yang tidak dimaksudkan. Bandingkan dengan Mark 4:11; 12:4-5,7; 14:21. Pergi (POREUTHEISA). Demikianlah dalam Mark 16:12,15. Pergi. Kata kerja untuk pergi ini tidak muncul di tempat lain manapun juga dalam Injil ini kecuali digabungkan dengan kata lain. Mereka yang telah bersama-sama dengan Dia (tois ‎‎met’ ‎‎autou ‎‎genomenois)‎. Suatu pemakaian kata yang berlebihan yang asing bagi Injil-injil].

A. T. Robertson (ay 10): “Them that had been with him (‎tois ‎‎met’ ‎‎autou ‎‎genomenois)‎. This phrase for the disciples occurs here alone in Mark and the other Gospels if the disciples ‎matheetai ‎are meant. All these items suggest another hand than Mark for this closing portion” [= ‘Mereka yang telah bersama-sama dengan Dia’ (tois ‎‎met’ ‎‎autou ‎‎genomenois)‎. Ungkapan ini bagi murid-murid muncul hanya di sini dalam Markus dan Injil-injil yang lain jika ‘murid-murid’ (MATHEETAI) yang dimaksudkan. Semua hal-hal ini menunjukkan tangan yang lain dari pada tangan Markus untuk bagian penutup ini].

A. T. Robertson (Markus 16: 11): “Disbelieved (‎eepisteesan)‎. This verb is common in the ancient Greek, but rare in the New Testament and here again verse 16 and nowhere else in Mark. The usual New Testament word is ‎apeitheoo. ‎Luke 24:11 uses this verb ‎eepistoun ‎of the disbelief of the report of Mary Magdalene and the other women. The verb ‎etheathee ‎(from ‎theaoomai‎) occurs only here and in Mark 16:14 in Mark” [= ‘Tidak percaya’ (EEPISTEESAN). Kata kerja ini umum dalam bahasa Yunani kuno, tetapi jarang dalam Perjanjian Baru dan di sini lagi ayat 16 dan tidak ada lagi di tempat lain dalam Markus. Kata Perjanjian Baru yang umum adalah APEITHEOO. Luk 24:11 menggunakan kata kerja ini (EEPISTOUN) tentang ketidakpercayaan terhadap laporan dari Maria Magdalena dan perempuan-perempuan yang lain. Kata kerja ETHEATHEE (dari THEAOOMAI) muncul hanya di sini dan dalam Mark 16:14 dalam Markus].

A. T. Robertson (ay 12): “After these things ‎(meta ‎‎tauta)‎. Only here in Mark” [= ‘Sesudah itu / Setelah hal-hal ini’ (META TAUTA). Hanya di sini dalam Markus].

Vincent (Markus 16: 12): “After these things ‎(meta ‎‎tauta)‎. An expression never used by Mark” [= ‘Sesudah itu / Setelah hal-hal ini’ (META TAUTA). Suatu ungkapan yang tidak pernah digunakan oleh Markus].

A. T. Robertson (Markus 16: 14): “Afterward (‎husteron) ‎is here alone in Mark, though common in Matthew” [= ‘Sesudah itu / kemudian’ (HUSTERON) hanya di sini saja dalam Markus, sekalipun umum dalam Matius].

Vincent (ay 14): “Afterward ‎(husteron)‎. Not found elsewhere in Mark. Often in Matthew” [= ‘Sesudah itu / kemudian’ (HUSTERON). Tidak ditemukan di tempat lain dalam Markus. Sering dalam Matius].

A. T. Robertson (Markus 16: 18): “If they drink any deadly thing ‎(k’an ‎‎thanasimon ‎‎ti ‎‎pioosin)‎. This is the only New Testament instance of the old Greek word ‎thanasimos ‎(deadly). James 3:8 has ‎thanateeforos‎, death-bearing” [= ‘Jika mereka minum sesuatu yang mematikan’ ‎(k’an ‎‎thanasimon ‎‎ti ‎‎pioosin)‎. Ini adalah satu-satunya contoh Perjanjian Baru dari kata Yunani kuno THANASIMOS (mematikan). Yakobus 3:8 mempunyai ‎thanateeforos, ‘menghasilkan kematian’].

A. T. Robertson (Markus 16: 20): “The Lord working with them (‎tou ‎‎kuriou ‎‎sunergountos)‎. Genitive absolute. This participle not in Gospels elsewhere nor is ‎bebaiountos ‎nor the compound ‎epakolouthountoon‎, all in Paul’s Epistles. ‎Pantachou ‎once in Luke” [= ‘Tuhan bekerja dengan mereka’ (‎tou ‎‎kuriou ‎‎sunergountos)‎. Genitive mutlak. Participle ini tidak ada dimanapun dalam Injil-injil, demikian juga BEBAIOUNTOS ataupun kata gabungan ‎epakolouthountoon, semua dalam Surat-surat Paulus. PANTACHOU sekali dalam Lukas].

Vincent (ay 20): “‘Following’ ‎(epakolouthountoon)‎. Following ‘closely:’ force of ‎epi‎. Both this and the word for ‘follow,’ in Mark 16:17, are foreign to Mark’s diction, though he frequently uses the simple verb” [= ‘Mengikuti’ (‎epakolouthountoon). Mengikut ‘dari dekat’; kekuatan dari EPI. Baik kata ini maupun kata untuk mengikut, dalam Mark 16:17, adalah asing bagi gaya menulis Markus, sekalipun ia sering menggunakan kata kerjanya yang sederhana].

5. Aliran cerita yang tak cocok dari Markus 16:1-8a ke Markus 16:9-20.
Ingat, kalau mau melihat hal ini, kita harus lebih dulu membuang ay 8b-nya (akhiran yang lebih pendek). Jadi, dari ay 8a ke ay 9-20, aliran ceritanya tidak cocok.

Jewish New Testament Commentary: 9-20. These verses do not appear in the two oldest Greek manuscripts, their style differs from the rest of Mark, and the transition from v. 8 is awkward” (= 9-20. Ayat-ayat ini tidak muncul dalam dua manuscript Yunani yang tertua, gaya mereka berbeda dari sisa dari Markus, dan peralihan dari ay 8 adalah aneh / kaku / buruk sekali).

Donald Guthrie: Moreover, 16:9 does not well follow on from 16:1-8 since Mary Magdalene is described as one from whom he had cast out seven demons in spite of the fact that she had already been mentioned in the first part (= Lebih lagi, 16:9 tidak mengikuti / menyambung dengan baik 16:1-8, karena Maria Magdalena digambarkan sebagai seseorang dari siapa Ia telah mengusir 7 setan sekalipun dalam faktanya ia telah disebutkan dalam bagian pertama) - New Testament Introduction, hal 77.

William Hendriksen: Mary Magdalene has just been mentioned twice (Mark 15:47; 16:1). Then, in verse 9, she is introduced as if she had not yet been mentioned at all: Mary Magdalene, from whom he had cast out seven demons (cf. Luke 8:2) [= Maria Magdalena baru saja telah disebutkan dua kali (Mark 15:47; 16:1). Lalu, dalam ay 9, ia diperkenalkan seakan-akan ia belum disebutkan sama sekali: Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan (bdk. Lukas 8:2)] - hal 686.

J. Harold Greenlee: Furthermore, as we have noted, the connection between verses 8 and 9 is exceedingly harsh. The subject changes from the women in verse 8 to Jesus in verse 9, and yet Jesus is not named. In verse 9 the writer tells us who Mary Magdalene is, although she has already been named in verse 1 (= Selanjutnya, seperti telah kami sebutkan, hubungan antara ay 8 dan ay 9 sangat kasar / tajam. Subyeknya berubah dari perempuan-perempuan dalam ay 8 ke Yesus dalam ay 9, tetapi Yesus tidak disebutkan. Dalam ay 9 sang penulis memberitahu kita siapa Maria Magdalena itu, sekalipun ia telah disebutkan dalam ay 1) - Scribes, Scrolls, & Scripture, hal 91.

Bible Knowledge Commentary: Internal evidence includes this data: (1) The transition from verse 8 to verse 9 involves an abrupt change of subject from women to the presumed subject Jesus since His name is not stated in verse 9 of the Greek text. (2) Mary Magdalene is introduced with a descriptive clause in verse 9 as though she had not been mentioned already in 15:40,47 and 16:1 [= Bukti internal mencakup data ini: (1) Perpindahan dari ayat 8 ke ayat 9 melibatkan suatu perubahan subyek yang tiba-tiba / mendadak, dari perempuan-perempuan (mereka) ke Yesus yang dianggap subyek karena namaNya tidak disebutkan / dituliskan dalam ayat 9 dari text Yunani. (2) Maria Magdalena diperkenalkan dengan suatu anak kalimat yang menggambarkan dalam ayat 9 seakan-akan ia belum disebutkan dalam 15:40,47 dan 16:1].

Untuk mengerti dengan lebih jelas apa yang dimaksudkan oleh Bible Knowledge Commentary ini, perhatikan Mark 15:40, Markus 15:47, dan Markus 16:1-9 di bawah ini (saya membuang Markus 16:8b-nya!).

Mark 15:40 - Ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh, di antaranya Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Salome.
Mark 15:47 - “Maria Magdalena dan Maria ibu Yoses melihat di mana Yesus dibaringkan.
Markus 16:1-9 - (1) Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. (2) Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur. (3) Mereka berkata seorang kepada yang lain: Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur? (4) Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling. (5) Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Merekapun sangat terkejut, (6) tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. (7) Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-muridNya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakanNya kepada kamu. (8a) Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun juga karena takut. (9) Setelah Yesus (Ia) bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diriNya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus (Ia) pernah mengusir tujuh setan”.

Catatan:
a. Dalam ay 9, seperti dikatakan penafsir di atas, dalam bahasa Yunaninya tidak ada kata Yesus. Seharusnya kedua kata Yesus yang muncul dalam ay 9 dari  terjemahan LAI adalah Ia.

b. Mulai ay 1-8a, kata mereka yang berkali-kali muncul, selalu menunjuk kepada para perempuan yang diceritakan dalam ay 1. Dalam ay 8a, jelas kata mereka yang menjadi subyek dari ayat itu, juga menunjuk kepada para perempuan itu. Tetapi dalam ay 9, terjadi perpindahan subyek yang sangat mendadak, dan sekarang subyeknya adalah Ia. Seharusnya kalau ada perpindahan subyek seperti itu, nama Yesus dimunculkan, tetapi ternyata tidak.

Bagi saya, point ini merupakan bukti yang sangat kuat, bahwa Mark 16:9-20 memang tidak cocok untuk dihubungkan dengan Mark 16:1-8a.

c. Maria Magdalena yang sudah diperkenalkan dalam 16:1, dan bahkan juga sudah dalam 15:40,47, sekarang diperkenalkan lagi dalam 16:9b, seakan-akan ia belum pernah disebutkan / diperkenalkan sebelumnya.

Bruce Metzger: “The connection between ver. 8 and verses 9-20 is so awkward that it is difficult to believe that the evangelist intended the section to be a continuation of the Gospel. Thus, the subject of ver. 8 is the women, whereas Jesus is the presumed subject in ver. 9; in ver. 9 Mary Magdalene is identified even though she has been mentioned only a few lines before (15:47 and 16:1); the other women of verses 1-8 are now forgotten; the use of ‎a)nasta\$ ‎‎de/ ‎and the position of ‎prw=ton ‎are appropriate at the beginning of a comprehensive narrative, but they are ill-suited in a continuation of verses 1-8. In short, all these features indicate that the section was added by someone who knew a form of Mark that ended abruptly with ver. 8 and who wished to supply a more appropriate conclusion. In view of the inconcinnities between verses 1-8 and 9-20, it is unlikely that the long ending was composed ad hoc to fill up an obvious gap; it is more likely that the section was excerpted from another document, dating perhaps from the first half of the second century” [= Hubungan antara ay 8 dan ay 9-20 begitu aneh / kaku / buruk sekali sehingga sukar untuk mempercayai bahwa sang penginjil memaksudkan bagian ini sebagai suatu sambungan / lanjutan dari Injil ini. Lalu, subyek dari ay 8 adalah perempuan-perempuan, sedangkan Yesus adalah yang dianggap subyek dalam ay 9; dalam ay 9 Maria Magdalena diperkenalkan sekalipun ia telah disebutkan hanya beberapa baris sebelumnya (15:47 dan 16:1); perempuan-perempuan yang lain dari ay 1-8 sekarang dilupakan; penggunaan dari ‎a)nasta\$ ‎‎de/ ‎(ANASTAS DE = and rose / dan bangkit) dan posisi dari ‎prw=ton (PROTON = first / pertama-tama / ‘mula-mula’) cocok untuk permulaan dari suatu cerita yang luas / meliputi banyak hal, tetapi mereka tidak cocok dalam suatu sambungan / lanjutan dari ay 1-8. Singkatnya, semua ciri ini menunjukkan bahwa bagian ini ditambahkan oleh seseorang yang mengetahui / mengenal suatu bentuk dari Markus yang berhenti secara mendadak dengan ay 8 dan yang ingin menyuplai suatu akhir / penutup yang lebih sesuai. Mengingat hal-hal yang tidak harmonis antara ay 1-8 dan 9-20, kecil kemungkinannya bahwa akhiran yang panjang ini disusun khusus dengan maksud untuk mengisi suatu celah yang nyata / jelas; adalah lebih memungkinkan bahwa bagian ini dikutip / dipetik dari dokumen yang lain, yang mungkin berasal dari pertengahan pertama dari abad kedua (antara tahun 100-150 M.)] - A Textual Commentary on the Greek New Testament.

Catatan: tentang kata ANASTAS DE memang kelihatan kalau tidak cocok kalau diletakkan di permulaan cerita, tetapi tentang kata PROTON saya tidak mengerti mengapa dianggap tidak cocok.

6. Isi dari Markus 16:9-20 tak cocok dengan Mark 16:1-8a.

William Hendriksen: Mark leads us to expect great things, a marvelous reunion in Galilee, but then all of a sudden his message breaks off. ... What we, along with many other interpreters of various theological positions, are saying is that we probably do not have all that Mark wrote (= Markus membimbing kita untuk mengharapkan hal-hal yang besar, suatu reuni di Galilea, tetapi lalu secara mendadak beritanya terputus / terpotong. ... Apa yang kami, bersama-sama dengan banyak penafsir lain dari bermacam-macam posisi theologia, katakan adalah bahwa mungkin kita tidak mempunyai semua yang Markus tuliskan) - hal 682.

Bible Knowledge Commentary: Mark would have been expected to include a Resurrection appearance to the disciples in Galilee (14:28; 16:7), but the appearances in verses 9-20 are in or near Jerusalem [= Markus diharapkan untuk memuat suatu pemunculan / penampakan Kebangkitan kepada murid-murid di Galilea (14:28; 16:7), tetapi pemunculan-pemunculan / penampakan-penampakan dalam ay 9-20 adalah di atau dekat Yerusalem].

Tetapi Pulpit Commentary, yang saya berikan kutipannya di bawah ini, menganggap bahwa Markus 16:9-20 bukan terjadi di Yerusalem. Kalau Markus 16:15-16 dianggap paralel dengan Mat 28:19-20, maka kata-kata itu diucapkan oleh Yesus di Galilea.

Pulpit Commentary: St. Mark had already recorded the words of Christ (Mark 14:28), But after that I am risen, I will go before you into Galilee. How natural, therefore, that he should refer in some way to our Lords presence in Galilee after his resurrection; which he does in the most effective manner by quoting the words which St. Matthew (Matt 27:16, etc.) tells us were spoken by him in Galilee [= Santo Markus telah mencatat kata-kata Kristus (Mark 14:28), Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea. Karena itu, alangkah wajarnya kalau ia menunjuk dengan cara tertentu pada kehadiran Tuhan kita di Galilea setelah kebangkitanNya; yang ia lakukan dengan cara yang paling efektif dengan mengutip kata-kata yang Santo Matius (Mat 27:16 dst) beritahukan kepada kita dikatakan olehNya di Galilea] - Introduction, hal ix.

Catatan: Mat 27:16 itu pasti salah cetak; seharusnya adalah Mat 28:16, yang memang menceritakan pertemuan Yesus dan murid-murid di Galilea.

Yang menjadi pertanyaan adalah: apakah memang Mat 28:19-20 dan Mark 16:15-16 itu paralel?
Matius 28:19-20 - (19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman..

Markus 16:15-16 - (15) Lalu Ia berkata kepada mereka: Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. (16) Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
Mark 16:15 memang sejalan dengan Mat 28:19, tetapi Mark 16:16 sangat berbeda dengan Mat 28:20. Memang tetap memungkinkan kedua text ini paralel, tetapi belum tentu.

William Hendriksen: In Mark 16:1-8 the young man dressed in a white robe tells the women to remind the disciples and Peter that Jesus, risen from the dead, will meet them in Galilee. One expects, therefore, that if any appearance of the Lord are going to be recorded, they will be those that took place in Galilee. What actually happens is the very opposite: verses 9-20 never even mention where the appearances there summarized occurred, whether in Judea or in Galilee. From the Gospel according to John (20:1,2,11-18) we learn that the appearance to Mary Magdalene (Mark 16:9-11), mentioned first of all, took place in the Jerusalem region; from Luke (24:13-35), that the appearance to the two men who were walking into the country (Mark 16:12,13) also occurred in that general vicinity. Next, Luke (24:36 f.) describes an appearance of Jesus to the eleven, etc. to which Mark seems to refer in verse 14. That, too, had nothing to do with Galilee. The only possible connection with Galilee is found in 16:15-20; for Marks verses 15,16 resemble Matt. 28:19, which records words spoken by the resurrected Lord in Galilee (Matt. 28:16). But even here whoever it was that wrote Mark 16:15f. never mentions Galilee at all” [= Dalam Mark 16:1-8 seorang muda yang memakai jubah putih menyuruh perempuan-perempuan itu untuk mengingatkan murid-murid dan Petrus bahwa Yesus, yang telah bangkit dari antara orang mati, akan menemui mereka di Galilea. Karena itu, orang mengharapkan bahwa jika ada pemunculan apapun dari Tuhan akan dicatat, itu akan merupakan pemunculan yang terjadi di Galilea. Apa yang betul-betul terjadi adalah persis sebaliknya: ay 9-20 bahkan tidak pernah menyebutkan dimana ringkasan pemunculan-pemunculan itu terjadi, apakah di Yudea atau di Galilea. Dari Injil Yohanes (20:1,2,11-18) kita mempelajari bahwa pemunculan kepada Maria Magdalena (Mark 16:9-11), disebutkan pertama dari semua, terjadi di daerah Yerusalem; dari Lukas (24:13-35), bahwa pemunculan kepada dua orang yang sedang berjalan ke sebuah desa / kampung (Mark 16:12,13) juga terjadi di daerah sekitar itu. Selanjutnya, Lukas (24:36-dst) menggambarkan pemunculan Yesus kepada sebelas murid, dsb, yang kelihatannya ditunjukkan oleh Markus dalam ay 14. Itu, juga, tidak ada hubungannya dengan Galilea. Satu-satunya hubungan yang memungkinkan dengan Galilea ditemukan dalam 16:15-20; karena ay 15,16 dari Markus menyerupai Mat 28:19, yang mencatat kata-kata yang diucapkan oleh Tuhan yang sudah dibangkitkan di Galilea (Mat 28:16). Tetapi bahkan di sini siapapun yang menulis Mark 16:15-dst tidak pernah menyebutkan Galilea sama sekali] - hal 685-686.

7. Banyak bapa-bapa gereja, yang tidak tahu tentang ay 9-20 ini, atau yang menolak ay 9-20 ini.
Clement dari Alexandria dan Origen tidak tahu tentang adanya Mark 16:9-20, dan Eusebius dan Jerome (abad ke 4) menolak Mark 16:9-20 ini.
Catatan: Encyclopedia Britannica 2010 mengatakan bahwa:
Clement dari Alexandria lahir pada tahun 150 M. dan mati sekitar tahun 211-215 M.
Origen lahir tahun 185 M. dan mati tahun 254 M.

Jamieson, Fausset & Brown: Again, because Eusebius and Jerome - most competent witnesses and judges, of the fourth century - pronounce against them, affirming that the genuine text of this Gospel ended with Mark 16:8 (= Juga, karena Eusebius dan Jerome - saksi-saksi dan hakim-hakim yang paling cakap / mampu / memenuhi syarat, dari abad keempat - memberikan ucapan yang menentang mereka / ayat-ayat itu, menegaskan bahwa text asli dari Injil ini berhenti dengan Mark 16:8).

Bible Knowledge Commentary: However, Eusebius (Questions to Marinus 1, ca.  A.D. 325) and Jerome (Epistle 120. 3; ad Hedibiam, ca. A.D. 407) said verses 9-20 were missing from Greek manuscripts known to them [= Tetapi Eusebius (Questions to Marinus 1, ca.  A.D. 325) dan Jerome (Epistle 120. 3; ad Hedibiam, ca. A.D. 407) berkata ay 9-20 tidak ada dalam manuscript Yunani yang mereka ketahui / kenal].

Bruce Metzger: “Clement of Alexandria and Origen show no knowledge of the existence of these verses; furthermore Eusebius and Jerome attest that the passage was absent from almost all Greek copies of Mark known to them” (= Clement dari Alexandria dan Origen menunjukkan bahwa mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang keberadaan dari ayat-ayat ini; selanjutnya Eusebius dan Jerome menegaskan bahwa text itu absen dari hampir semua copy / manuscript Yunani tentang Markus yang mereka kenal / ketahui) - A Textual Commentary on the Greek New Testament.

Donald Guthrie: Eusebius of Caesarea cites an apologist who appealed to inaccurate copies of Mark as evidence against the genuineness of 16:9-20. (= Eusebius dari Kaisarea mengutip seorang ahli apologetik yang menuntut copy-copy / manuscript-manuscript yang tidak akurat dari Markus sebagai bukti yang menentang keaslian dari 16:9-20) - New Testament Introduction, hal 76.

J. Harold Greenlee: The Alexandrian Codices Sinaiticus and Vativanus (Aleph and B) both omit Mark 16:9-20, as does the second Century Church Father Cyril of Alexandria and a few of other witnesses. ... Two third-century Church Fathers who quote Scripture very extensively make no reference to these closing verses in their writings” [= Codex Sinaiticus dan Vaticanus (Aleph dan B) keduanya menghapuskan Mark 16:9-20, seperti yang dilakukan oleh Bapa Gereja abad kedua Cyril dari Alexandria dan beberapa saksi-saksi yang lain. ... Dua Bapa Gereja abad ketiga yang mengutip Kitab Suci secara sangat banyak tidak membuat referensi pada ayat-ayat penutup ini dalam tulisan-tulisan mereka] - Scribes, Scrolls, & Scripture, hal 90.

Catatan: Encyclopedia Britannica 2010 mengatakan Cyril dari Alexandria hidup pada tahun 375-444 M. Jadi, ia adalah bapa gereja abad ke 4-5, bukan abad kedua, seperti yang dikatakan Greenlee di atas. Mungkin Greenlee memaksudkan Clement of Alexandria, yang memang merupakan bapa gereja abad 2, dan memang dari tulisan-tulisan bapa gereja ini terlihat bahwa ia tidak tahu tentang Mark 16:9-20. Lihat kutipan Bruce Metzger di atas.

Tentang bagaimana bapa-bapa gereja mengutip Kitab Suci perhatikan kata-kata J. Harold Greenlee di bawah ini.

J. Harold Greenlee: The final major source of our knowledge of the text of the New Testament is the quotation of the New Testament found in the writings of the ancient Christian writers commonly called the Church Fathers. The writings are known as patristic (from pater, Latin for father). Most of the Church Fathers wrote in Greek or Latin, but some wrote in Syriac and a few other languages. The New Testament quotations in these patristic writings are remarkable extensive. Indeed, it has been said that the whole New Testament could be reconstructed from the patristic quotations alone” [= Sumber besar terakhir dari pengetahuan kita tentang text dari Perjanjian Baru adalah kutipan dari Perjanjian Baru yang ditemukan dalam tulisan-tulisan dari penulis-penulis Kristen kuno yang disebut bapa-bapa Gereja. Tulisan-tulisan itu dikenal sebagai patristic (dari pater, kata bahasa Latin untuk bapa). Kebanyakan dari Bapa-bapa Gereja menulis dalam bahasa Yunani atau Latin, tetapi beberapa / sebagian menulis dalam bahasa Syria dan beberapa bahasa lainnya. Kutipan-kutipan Perjanjian Baru dalam tulisan bapa-bapa gereja ini sangat banyak. Bahkan, telah dikatakan bahwa seluruh Perjanjian Baru bisa direkonstruksi dari kutipan-kutipan dari tulisan-tulisan bapa-bapa gereja ini saja] - Scribes, Scrolls, & Scripture, hal 33.

Karena itu, kalau ternyata dua bapa gereja yang memang terkenal sangat banyak mengutip Kitab Suci ini ternyata tidak pernah mengutip dari Mark 16:9-20, ini bisa dijadikan argumentasi yang menunjukkan bahwa, atau mereka tidak mempunyai text itu dalam manuscript mereka, atau mereka tidak menganggapnya sebagai asli.

8. Matius dan Lukas paralel dengan Markus hanya sampai Mark 16:8a.
Bible Knowledge Commentary: Matthew and Luke parallel Mark until verse 8 and then diverge noticeably, suggesting that Mark began its literary existence without verses 9-20 (= Matius dan Lukas paralel dengan Markus sampai ay 8 dan lalu menyimpang secara jelas, menunjukkan bahwa Markus memulai keberadaan literaturnya tanpa ay 9-20).

9. Motivasi untuk menambahkan Mark 16:9-20 lebih kuat dari motivasi untuk membuang Mark 16:9-20.

Bible Knowledge Commentary: If Mark ended abruptly at verse 8, then it is easy to see why some early copyist(s) wanted to provide a suitable ending for the Gospel from other authoritative sources. However, if verses 9-20 were part of the original, it is difficult to see why the early copyists would have omitted it (= Jika Markus berhenti dengan mendadak pada ay 8, maka adalah mudah untuk mengerti mengapa beberapa penyalin awal ingin menyediakan suatu akhiran yang sesuai untuk Injil ini dari sumber-sumber berotoritas yang lain. Tetapi, jika ay 9-20 merupakan bagian dari text asli, adalah sukar untuk mengerti mengapa penyalin-penyalin awal menghapuskannya).

Dalam point ini saya sangat setuju dengan Bible Knowledge Commentary. Jika manuscript awal mempunyai ay 9-20, maka penghapusannya, apalagi penggantiannya dengan ay 8b, merupakan sesuatu yang sangat aneh / tak masuk akal. Kalau akhiran yang asli sebetulnya ada tetapi lalu sobek / hilang, maka munculnya ay 8b (akhiran yang lebih pendek) atau ay 9-20 (akhiran yang lebih panjang) bisa dijelaskan dengan menganggap bahwa hilangnya akhiran yang asli maupun penambahan dengan ay 8b atau ay 9-20, sudah dilakukan pada manuscript yang sangat awal.

Alan Cole (Tyndale): it seems reasonable to see this as an early attempt, known at least as early as Irenaeus, to round off a Gospel whose original ending had become in some way maimed or lost; that several such attempts were made is obvious from the different versions circulating (= kelihatannya masuk akal untuk melihat hal ini sebagai suatu usaha mula-mula / awal, diketahui setidaknya seawal Ireneaus, untuk membulatkan / mengakhiri suatu Injil yang akhiran aslinya karena suatu hal telah menjadi buntung atau hilang; bahwa beberapa dari usaha-usaha seperti itu dibuat adalah jelas dari versi-versi yang berbeda yang beredar) - hal 258.

10. Adanya manuscript-manuscript yang diakhiri oleh Mark 16:8b menunjukkan bahwa Mark 16:9-20 tidak orisinil.

Bruce Metzger: “Finally it should be observed that the external evidence for the shorter ending (2) resolves itself into additional testimony supporting the omission of verses 9-20. No one who had available as the conclusion of the Second Gospel the twelve verses 9-20, so rich in interesting material, would have deliberately replaced them with a few lines of a colorless and generalized summary. Therefore, the documentary evidence supporting (2) should be added to that supporting (1)” [= Akhirnya harus diperhatikan bahwa bukti luar / external untuk akhiran yang lebih pendek (2) memutuskan / menentukan dirinya sendiri ke dalam kesaksian tambahan yang mendukung penghapusan dari ay 9-20. Tak seorangpun yang mempunyai sebagai penutup dari Injil yang kedua ini 12 ayat 9-20, yang begitu kaya dengan bahan-bahan yang menarik, akan secara sengaja menggantikan ayat-ayat itu dengan beberapa baris dari suatu ringkasan yang tidak menarik dan bersifat tidak mendetail. Karena itu, bukti yang bersifat dokumen yang mendukung (2) harus ditambahkan pada bukti yang mendukung (1)] - A Textual Commentary on the Greek New Testament.

UBS New Testament Handbook Series: “As Warfield Textual Criticism, 200, says: The existence of the shorter conclusion... is fortiori evidence against the longer one. For no one doubts that this shorter conclusion is a spurious invention of the scribes; but it would not have been invented, save to fill the blank.” (= Seperti dikatakan oleh Warfield Textual Criticism: Adanya penutup yang lebih pendek ... merupakan bukti yang kuat terhadap / menentang penutup yang lebih panjang. Karena tak seorangpun meragukan bahwa penutup yang lebih pendek ini merupakan penemuan palsu dari penyalin-penyalin; tetapi itu tidak akan ditemukan, kecuali untuk mengisi kekosongan).

11. Adanya hal-hal yang aneh / tak cocok tempatnya dalam Mark 16:9-20 ini, yaitu:
a. Ay 12 mengatakan Yesus menampakkan diri dalam rupa yang lain. Untuk lebih jelasnya perhatikan exposisi tentang bagian ini di belakang.
b. Hal-hal yang sebetulnya tak termasuk dalam kitab Injil. Kitab Injil hanya mempersoalkan inkarnasi Yesus sampai dengan terangkatnya Yesus ke surga.
Bdk. Kis 1:1-2 - (1) Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, (2) sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintahNya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilihNya.

Memang yang dibicarakan di sini adalah Injil Lukas, tetapi Injil yang lainpun tak ada yang menceritakan apapun setelah Yesus naik ke surga. Hal-hal setelah Yesus naik ke surga diceritakan dalam Kisah Rasul, bukan dalam Injil. Tetapi dalam Mark 16:9-20 ini ada beberapa hal yang berbau Kisah Rasul, yaitu:

Yesus duduk di sebelah kanan Allah (ay 19). Ini tak ada dalam kitab Injil, karena Injil menceritakan hanya sampai naiknya Kristus ke surga, sedangkan duduknya Yesus di kanan Allah terjadi setelah Yesus naik ke surga. Ini berbau Kisah Rasul (Kis 2:33,35  5:31  7:55-56).

Kis 2:33,35 - (33) Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkanNya apa yang kamu lihat dan dengar di sini. ... (35) Duduklah di sebelah kananKu, sampai Kubuat musuh-musuhMu menjadi tumpuan kakiMu.
Kis 2:33 diterjemahkan berbeda oleh RSV/NIV/NASB.
KJV: by the right hand of God (= oleh tangan kanan Allah).
RSV: ‘at the right hand of God (= di sebelah kanan Allah).
NIV/NASB: ‘to the right hand of God (= ke sebelah kanan Allah).

Kis 5:31 - Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kananNya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.
KJV: with his right hand (= dengan tangan kananNya).
RSV: ‘at his right hand (= di sebelah kananNya).
NIV: ‘to his own right hand (= ke sebelah kananNya sendiri) .
NASB: ‘to His right hand (= ke sebelah kananNya).

Kis 7:55-56 - (55) Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. (56) Lalu katanya: Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah..

tanda bahasa-bahasa yang baru / bahasa Roh (ay 17,20b). Dalam seluruh kitab-kitab Injil tak pernah dibicarakan tentang bahasa Roh, karena bahasa Roh baru ada pada hari Pentakosta (Kis 2:1-dst).
William Hendriksen: It is possible, in fact, that in connection with four of the five items here mentioned the historical milieu is later than that of Christs earthly sojourn. The following facts must be borne in mind: Ability to speak in new tongues is never mentioned in the Gospels (= Dalam faktanya, adalah mungkin bahwa berhubungan dengan empat dari lima hal yang disebutkan di sini lingkungan / suasana historisnya adalah lebih belakangan dari pada lingkungan / suasana sejarah dari tinggal-sementaranya Kristus di bumi. Fakta-fakta berikut ini harus dicamkan: Kemampuan untuk berbicara dalam bahasa-bahasa baru tidak pernah disebutkan dalam Injil-injil) - hal 691.

Perginya para murid-murid untuk memberitakan Injil kemana-mana (ay 20).
William Hendriksen: In obedience to Christs command (verse 15; cf. Matt. 28:19) the disciples preached everywhere, a statement which one would naturally associate with a period of church history considerably later than Pentecost [= Dalam ketaatan pada perintah Kristus (ayat 15; bdk. Mat 28:19) murid-murid berkhotbah / memberitakan Injil dimana-mana, suatu pernyataan yang secara wajar akan dihubungkan dengan suatu periode sejarah gereja yang sangat lebih belakangan dari pada Pentakosta] - hal 692.

Bdk. Kis 1:4,5,8 - “(4) Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang - demikian kataNya - telah kamu dengar dari padaKu. (5) Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. ... (8) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.’”.

12. Ada satu manuscript Armenian dari abad ke 10 yang menganggap bahwa Mark 16:9-20 berasal dari penatua Ariston, yang mungkin menunjuk kepada Aristion, seseorang yang sebaya dengan Papias (60-130 M.) yang adalah seorang murid dari rasul Yohanes.

Bible Knowledge Commentary: An Armenian manuscript of the 10th century attributed verses 9-20 to the presbyter Ariston, probably Aristion, a contemporary of Papias (A.D. 60-130) who was purportedly a disciple of the Apostle John [= Suatu manuscript Armenian dari abad ke 10 menganggap ay 9-20 berasal dari penatua Ariston’, mungkin Aristion, seorang yang sejaman dengan Papias (60-130 M.) yang diakui sebagai seorang murid dari Rasul Yohanes].

A. T. Robertson: “‎One Armenian MS. (at Edschmiadzin) gives the long ending and attributes it to Ariston (possibly the Aristion of Papias)” [= Satu manuscript Armenian (at Edschmiadzin) memberikan akhiran yang lebih panjang dan menganggapnya berasal dari Ariston (mungkin Aristion dari Papias)].

b) Argumentasi untuk menerima Mark 16:9-20.

1. Manuscript-manuscript kuno yang mempunyai Mark 16:9-20 hanya lebih muda paling banyak 50 tahun dari manuscript tertua yang tidak mempunyai Mark 16:9-20.
Jamieson, Fausset & Brown: they are found in all the Uncial or earlier Greek manuscripts, except the two above-mentioned - including A, or the Alexandrian manuscript, which is admitted to be not more than fifty years later than the two oldest, and of scarcely less, if indeed of any less, authority [= mereka / ayat-ayat ini ditemukan dalam semua manuscript Yunani uncial atau lebih awal, kecuali dua yang telah disebutkan di atas - termasuk A, atau manuscript Alexandrian, yang diakui belakangan (lebih muda) tidak lebih dari 50 tahun dari pada dua manuscript yang tertua, dan hampir tidak kurang, jika memang kurang, otoritasnya].

Greenlee mengatakan bahwa Codex Alexandrinus ditulis pada abad ke 5, sedangkan Codex Sinaiticus pada kira-kira tahun 350 M. Jadi mestinya berbeda usia sedikitnya 50 tahun.
Greenlee mengatakan bahwa Codex Sinaiticus merupakan salah satu manuscript terpenting dari Perjanjian Baru, dan Codex Vaticanus sebagai the most important single manuscript of the New Testament (= manuscript tunggal terpenting dari Perjanjian Baru). Tentang kepentingan / bagusnya dari Codex Alexandrinus ia tidak mengatakan apa-apa (Scribes, Scrolls, & Scripture, hal 25,27).

Tetapi Halleys Bible Handbook mengatakan ketiganya sebagai paling berharga.
Halleys Bible Handbook: The three oldest, completest, best known and most valuable manuscripts are: The Sinaitic, Vatican and Alexandrian (= Tiga manuscript yang tertua, terlengkap, paling dikenal dan paling berharga adalah Sinaiticus, Vaticanus, Alexandrinus) - hal 751.

Penjelasan lebih terperinci kelihatannya diberikan oleh Encyclopedia Britannica 2010, yang mengatakan bahwa Codex Alexandrinus merupakan salah satu manuscript uncial utama pada abad 17-18. Tetapi pada abad ke 19 ada penemuan dan pemeriksaan terhadap manuscript-manuscript dan ini kelihatannya mengubah penilaian tentang mana manuscript-manuscript yang terpenting, dan 2 di antaranya adalah Aleph (Sinaiticus) dan B (Vaticanus). Kutipan dari Encyclopedia Britannica 2010 akan saya berikan di bawah.

2. Manuscript-manuscript yang tidak mempunyai Mark 16:9-20 memberikan tempat kosong setelah Mark 16:8a.

Jamieson, Fausset & Brown: in one or two manuscripts in which they are not found, a space is left to show that something is wanting - not large enough, indeed, to contain the verses, but this probably only to save space” (= dalam satu atau dua manuscript dalam mana mereka / ayat-ayat ini ditemukan, suatu tempat kosong ditinggalkan untuk menunjukkan bahwa ada sesuatu yang kurang - memang tidak cukup besar untuk menampung / memuat ayat-ayat itu, tetapi ini mungkin hanya untuk menghemat tempat).

Terlihat bahwa adanya tempat kosong dalam manuscript yang tidak mempunyai Mark 16:9-20, digunakan oleh kedua pihak untuk mendukung pandangan mereka.

Adanya tempat yang kosong memungkinkan beberapa kemungkinan:
a. Penyalin manuscript itu tidak mempunyai Mark 16:9-20 dalam manuscript yang sedang ia salin, tetapi ia tahu adanya manuscript lain yang mempunyainya.
b. Penyalin manuscript itu mempunyai Mark 16:9-20 dalam manuscript yang sedang ia salin, tetapi ia tahu kepalsuan bagian itu, atau ia tahu adanya manuscript lain yang tidak mempunyai bagian itu.

Jadi saya berpendapat bahwa adanya tempat kosong ini sama sekali tidak memberikan dukungan pada aslinya Mark 16:9-20, tetapi hanya menunjukkan bahwa manuscript-manuscript sebelum Codex Sinaiticus dan Codex Vaticanus sudah terbagi dalam sedikitnya 2 kelompok. Ada yang punya Mark 16:9-20 dan ada yang tidak punya Mark 16:9-20.

3. Dua manuscript paling kuno yang tidak mempunyai Mark 16:9-20 sebetulnya sekeluarga, dan karena itu sebetulnya bisa dikatakan hanya sebagai satu manuscript. Lalu ada satu manuscript belakangan (abad ke 8) yang juga sekeluarga dengan Codex Sinaiticus dan Codex Vaticanus, tetapi manuscript yang satu ini mempunyai Mark 16:9-20 (tetapi juga mempunyai ay 8b).

Pulpit Commentary: But there is another and much later Uncial Manuscript (1), of about the eighth century. Of this manuscript it may be said that, although some four centuries later, it bears a strong family resemblance to the Sinaitic and the Vatican. This manuscript does not omit the passage, but it interpolates between it and the eighth verse an apocryphal addition, and then goes on with ver. 9. ... It should be added here that there is a strong resemblance between the Sinaitic and Vatican manuscripts; so that practically the evidential value of these three manuscripts amounts to little more than one authority. ... the verses are retained in all but two old manuscripts, and those two in all probability not independent [= Tetapi ada manuscript Uncial yang lain dan jauh belakangan (1), dari sekitar abad ke 8. Tentang manuscript ini bisa dikatakan bahwa, sekalipun lebih belakangan 4 abad, manuscript itu mengandung suatu kemiripan keluarga yang kuat dengan Sinaiticus dan Vaticanus. Manuscript ini tidak membuang / menghapuskan text itu, tetapi menambahinya di antara text itu (ay 9-20) dan ay 8 suatu tambahan yang bersifat apocrypha, dan lalu melanjutkan dengan ay 9. ... Harus ditambahkan di sini bahwa ada suatu kemiripan yang kuat antara manuscript Sinaiticus dan Vaticanus; sehingga secara praktis nilai bukti dari ketiga manuscript ini adalah sama dengan sedikit lebih dari satu otoritas. ... ayat-ayat itu (ay 9-20) dipertahankan dalam semua kecuali dua manuscript, dan yang dua itu mungkin saling tergantung] - Introduction, hal viii.

Catatan: yang dimaksud suatu tambahan yang bersifat apocrypha itu pasti ay 8b (shorter ending / akhiran yang lebih pendek).

Kalaupun Pulpit Commentary benar dalam hal ini, saya menjawab sebagai berikut:

a. Kedua manuscript ini (Sinaiticus dan Vaticanus) diakui sebagai yang terbaik / terpenting oleh Greenlee, dan juga hampir sama kekunoannya. Jadi, kalaupun keduanya sekeluarga, tetap saja manuscript itu mempunyai nilai sangat penting dalam argumentasi berkenaan dengan asli tidaknya Mark 16:9-20.

b. Tentang manuscript abad ke 8 yang mempunyai Mark 16:9-20 ini:
Menurut saya, tak peduli sekeluarga atau tidak, tetapi usia yang beda jauh lebih memungkinkan masuknya bahan-bahan / kesalahan-kesalahan lain.
Bisa saja manuscript ini mengutip ay 9-20 itu dari manuscript lain, karena penyalinan manuscript tidak selalu hanya dari satu manuscript. Bisa dari dua atau lebih manuscript.

Greenlee, sekalipun memang mengakui adanya keluarga manuscript, tetapi mengatakan the path from autograph to extant manuscripts can be complicated; for instance, a given manuscript may have been copied from two different manuscripts” (= jalan dari autograph ke manuscript-manuscript yang masih ada bisa sangat rumit; sebagai contoh, suatu manuscript tertentu bisa telah disalin dari 2 manuscript yang berbeda) - Scribes, Scrolls, & Scripture, hal 40.

Jadi, kalaupun manuscript yang dibicarakan Pulpit Commentary itu memang sekeluarga dengan Codex Sinaiticus dan Codex Vaticanus, tetap bisa saja penyalin manuscript itu mendapatkan Mark 16:9-20 dari manuscript lain lagi (kalau ia menyalin manuscriptnya menggunakan lebih dari satu manuscript).
Lalu, ternyata manuscript abad ke 8 itu juga mempunyai Mark 16:8b (akhiran yang lebih pendek)! Kalau adanya Mark 16:9-20 dalam manuscript itu mau dijadikan argumentasi yang menunjukkan keaslian dari Mark 16:9-20, maka adanya ay 8b juga harus diperlakukan secara sama, dan ay 8b harus dianggap sebagai text asli. Tetapi ternyata Pulpit Commentary sendiri menganggap ay 8b itu sebagai suatu tambahan yang bersifat apocrypha!

4. Kebanyakan manuscript, termasuk TEXTUS RECEPTUS, mempunyai Mark 16:9-20.
UBS New Testament Handbook Series: The Longer Ending, conventionally printed as vv. 9-20 of chapter 16, is found in most manuscripts and versions (= Akhiran yang lebih panjang, yang biasanya dicetak sebagai ay 9-20 dari pasal 16, ditemukan dalam kebanyakan manuscript dan versi).
Bible Knowledge Commentary: Most all other manuscripts (fifth century on) as well as early versions support the inclusion of verses 9-20 [= Kebanyakan dari semua manuscript yang lain (abad ke 5 dan seterusnya) maupun versi-versi awal mendukung pemasukan dari ay 9-20].

Jamieson, Fausset & Brown: they are found in all the Uncial or earlier Greek manuscripts, except the two above-mentioned - including A, or the Alexandrian manuscript, ... They are found in all the Cursive or later Greek manuscripts: They are found in all the most ancient Versions (= mereka ditemukan dalam semua manuscript uncial atau awal / mula-mula, kecuali dua yang disebutkan di atas - termasuk A, atau manuscript Alexandrinus, ... Mereka ditemukan dalam semua manuscript Cursive atau belakangan: Mereka ditemukan dalam semua Versi-versi yang paling kuno).

A. T. Robertson: “‎The great mass of the documents have the long ending as seen in the English versions” (= Dokumen-dokumen yang sangat banyak mempunyai akhiran yang lebih panjang seperti terlihat dalam versi-versi bahasa Inggris).

Wycliffe Bible Commentary: “By far the greater number of manuscripts have the longer conclusion, but many of them are of a late date and an inferior quality (= Pasti jumlah manuscript yang lebih besar mempunyai kesimpulan / penutup yang lebih panjang, tetapi banyak dari mereka berasal dari tahun yang belakangan dan mempunyai kwalitet yang lebih rendah).

Bruce Metzger: “The traditional ending of Mark, so familiar through the AV and other translations of the Textus Receptus, is present in the vast number of witnesses, including A C D K W X ‎D ‎‎Q ‎‎P ‎‎Y ‎099 0112 f 28 33 al” (= Akhiran tradisionil dari Markus, yang begitu akrab melalui AV dan terjemahan-terjemahan lain dari ‘Text Yang Diterima’, hadir dalam jumlah saksi yang sangat banyak, termasuk A C D K W X ‎D ‎‎Q ‎‎P ‎‎Y ‎099 0112 f 28 33 al) - A Textual Commentary on the Greek New Testament.

Tanggapan saya:

a. Apakah TEXTUS RECEPTUS itu?
Textus Receptus (= Received Text / Text yang diterima), merupakan text Yunani cetakan pertama, yang dibuat oleh Erasmus (1469-1536), dan ini menjadi text yang digunakan oleh KJV dan versi-versi bahasa Inggris kuno. Apakah ini merupakan text yang baik? Perhatikan komentar Greenlee di bawah ini.
J. Harold Greenlee: Textus Receptus, or Received Text, the phrase commonly used to refer to the Greek text of Erasmus and his followers. ... this Greek text of Erasmus and the editors who followed him was by no means a precise text faithfully preserved from the original manuscript of the New Testament. Rather, it was based largely on Erasmuss hasty comparison of a few manuscripts of no unusual value that he happened to find in the University library in Basel. He did have one tenth-century manuscript, Codex 1, which was older and had a better text than did his other manuscripts - but the fact that its text differed from that of his other manuscripts made him doubt its value, and so he did not make much use of it. ... It is by no means a poor or bad text. In fact it is about as good, or reliable, as the average ancient manuscript of the New Testament. It gives us the whole Word of God. Yet in numerous details it is not as close to the exact original text as are the best of the ancient manuscripts, and it is certainly inferior to the best text that can be determined by a proper comparison of the manuscripts using sound principles of procedure (= Textus Receptus, atau Text Yang Diterima, ungkapan yang biasanya digunakan untuk menunjuk pada text Yunani dari Erasmus dan para pengikutnya. ... text Yunani dari Erasmus dan para editor yang mengikutinya ini sama sekali bukanlah text yang tepat / seksama yang dipelihara dengan setia dari manuscript orisinil dari Perjanjian Baru. Sebaliknya, itu sebagian besar didasarkan pada perbandingan yang tergesa-gesa dari Erasmus tentang beberapa manuscript yang nilainya tidak istimewa / luar biasa, yang ia dapatkan di perpustakaan Universitas di Basel. Ia memang mempunyai satu manuscript abad ke 10, Codex 1, yang lebih tua dan mempunyai text yang lebih baik dari manuscript-manuscriptnya yang lain - tetapi fakta bahwa textnya itu berbeda dari text dari manuscript-manuscriptnya yang lain membuatnya meragukan nilainya, sehingga ia tidak banyak menggunakannya. ... Itu sama sekali bukanlah text yang jelek atau buruk. Dalam faktanya text itu kira-kira sama baiknya, atau dapat dipercayanya, seperti rata-rata manuscript kuno dari Perjanjian Baru. Text itu memberi kita seluruh Firman Allah. Tetapi dalam banyak detail-detail text itu tidak sedekat text orisinil yang persis / tepat seperti manuscript-manuscript kuno yang terbaik, dan pasti lebih rendah dari text yang terbaik yang bisa ditentukan dengan perbandingan yang benar dari manuscript-manuscript menggunakan prinsip-prinsip prosedur yang sehat) - Scribes, Scrolls, & Scripture, hal 47.

b. Banyak tak berarti benar.
Kalau manuscript yang sangat awal ada yang punya Mark 16:9-20, tidak aneh bahwa banyak manuscript yang punya Mark 16:9-20.
Juga satu hal tak boleh dilupakan bahwa banyak dari manuscript yang mempunyai Mark 16:9-20 itu memberikan catatan / tanda yang menyebabkan bagian itu harus dicurigai keasliannya. Disamping, seperti kata-kata Wycliffe, manuscript-manuscript yang punya Mark 16:9-20 itu banyak yang berasal dari tahun-tahun belakangan dan kwalitetnya rendah.

Eerdmans Family Encyclopedia of the Bible: it was more important to ask how old a manuscript was and how good it was, than how many copies survived (= adalah lebih penting untuk menanyakan berapa tuanya suatu manuscript dan berapa bagusnya manuscript itu, dari pada berapa banyak copy / salinan yang masih ada) - hal 67.

5. Bukti dari versi (terjemahan) yang sangat awal.
Pulpit Commentary: Evidence of Ancient Versions. The most ancient versions, both of the Eastern and of the Western Churches, without a single exception, recognize this passage. Of the Eastern versions the evidence is very remarkable. The Peshito Syriac, which dates from the second century, bears witness to its genuineness; so does the Philoxenian; while the Curetonian Syriac, also very ancient, far earlier than the Sinaitic or Vatican manuscripts, bears a very singular testimony. In the only extant copy of that version, the Gospel of St. Mark is wanting, with the exception of one fragment only, and that fragment contains the last four of these disputed verses. The Coptic versions also recognize the passage. The same may be said of the versions of the Western Church. The earlier version of the Vulgate, called the Old Italic, has it. Jerome, who used the best manuscript of the Old Italic when he prepared his Vulgate, felt himself obliged to admit this disputed passage, although he did not scruple to allege the objections to its reception, which were the same as these urged by Eusebius. The Gothic Version of Ulphilas (fourth century) has the passage from ver. 8 to ver. 12 [= Bukti dari Versi-versi Kuno. Versi-versi yang paling kuno, baik dari Gereja-gereja Timur dan Barat, tanpa satu perkecualianpun, mengenali text ini. Dari versi-versi Timur buktinya sangat luar biasa. Peshito Syriac yang berasal dari abad kedua, memberi kesaksian tentang keasliannya; demikian juga dengan Philoxenian; sementara Curetonian Syriac, juga sangat kuno, jauh lebih tua dari manuscript Sinaiticus atau Vaticanus, memberi suatu kesaksian yang sangat istimewa / luar biasa. Dalam satu-satunya salinan yang masih ada dari versi itu, Injil Markus tidak ada, kecuali hanya satu fragmen / potongan saja, dan potongan itu berisi empat ayat terakhir dari ayat-ayat yang diperdebatkan ini. Versi-versi Coptic juga mengenali text ini. Hal yang sama bisa dikatakan tentang versi-versi dari Gereja Barat. Versi yang paling awal dari Vulgate, disebut Italic Kuno, mempunyainya. Jerome, yang menggunakan manuscript terbaik dari Italic Kuno pada waktu ia mempersiapkan Vulgate-nya, merasa dirinya wajib untuk mengakui / menerima text yang diperdebatkan ini, sekalipun ia tidak keberatan untuk menyatakan (tanpa bukti) keberatan-keberatan terhadap penerimaannya, yang merupakan hal yang sama dengan hal-hal yang didesakkan oleh Eusebius. Versi Gothic dari Ulphilas (abad keempat) mempunyai text itu dari ay 8-12] - Introduction, hal vii-ix.

Tanggapan saya:
a. Kalau manuscript yang sangat awal bisa punya Mark 16:9-20, maka tidak aneh kalau versi-versi awal juga mempunyainya.
b. Kesaksian tentang Jerome bertentangan dengan kesaksian yang diberikan oleh penafsir-penafsir yang menolak Mark 16:9-20 (lihat point ke 7. dari argumentasi dari pihak yang menolak Mark 16:9-20).
c. Versi-versi yang disebutkan oleh Pulpit Commentary itu ada  yang hanya mempunyai 4 ayat terakhir (Mark 16:17-20), ada juga yang hanya mempunyai Mark 16:8-12. Mengapa Pulpit Commentary tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang mencurigakan bagi keaslian Mark 16:9-20?

6. Mark 16:9-20 dikutip oleh beberapa bapa gereja dari abad kedua, yang berarti lebih tua dari manuscript-manuscript tertua yang tidak mempunyai Mark 16:9-20 ini, karena manuscript-manuscript tertua yang tidak mempunyai Mark 16:9-20 itu (Codex Sinaiticus dan Codex Vaticanus) berasal dari abad ke 4.

Bible Knowledge Commentary: Early patristic writers - such as Justin Martyr (Apology 1. 45 , ca.  A.D. 148), Tatian (Diatessaron , ca.  A.D. 170), and Irenaeus who quoted verse 19 (Against Heresies 3. 10.  6) - support the inclusion of these verses [= Penulis-penulis dari bapa-bapa gereja awal / mula-mula - seperti Justin Martyr (Apology 1. 45 , ca.  A.D. 148), Tatian (Diatessaron , ca.  A.D. 170), dan Irenaeus yang mengutip ayat 19 (Against Heresies 3. 10.  6)].

Catatan: Encyclopedia Britannica 2010 mengatakan Tatian lahir tahun 120 M. dan mati pada tahun 173 M. ia adalah murid dari Justin Martyr, yang lahir tahun 100 M. dan mati tahun 165 M. Jadi keduanya hidup hampir sejaman. Sedangkan Irenaeus, kelahirannya tak bisa ditentukan dengan pasti, sekitar tahun 120-140 M. dan mati tahun 200-203 M.

Jamieson, Fausset & Brown: They are quoted by Irenaeus, and so must have been known in the second century; by one father at least in the third century, and by two or three in the fourth, as part of this Gospel (= Mereka dikutip oleh Irenaeus, dan karena itu pasti telah dikenal pada abad kedua; oleh satu bapa gereja sedikitnya pada abad ketiga, dan oleh dua atau tiga dalam abad keempat, sebagai bagian dari Injil ini).

Pulpit Commentary: Evidence of the Early Fathers. There are some expressions in the Shepherd of Hermas, written in all probability not later than the middle of the second century, which are evidently taken from St. Mark (16:16). Justin Martyr (about A.D. 160) quotes the last two verses. The evidence of Irenaeus (A.D. 177) is yet more striking. In one of his books (Adv. Haer., 3:10) he quotes the beginning and the end of St. Marks Gospel in the same passage, in the latter part of which he says, But in the end of his Gospel Mark saith, And the Lord Jesus, after he had spoken unto them, was received into heaven, and sitteth at the right hand of God, confirming what was said by the prophet, The Lord saith unto my Lord, Sit thou on my right hand, until I make thine enemies thy footstool. This evidence of Irenaeus is conclusive as to the fact that in his time there was no doubt as to the genuineness and authenticity of the passage in Asia Minor, in Gaul, or in Italy [= Bukti dari Bapa-bapa Gereja Awal. Ada beberapa ungkapan dalam Shepherd of Hermas, yang mungkin sekali ditulis tidak lebih dari pertengahan abad kedua, yang jelas diambil dari Santo Markus (16:16). Justin Martyr (sekitar tahun 160 M.) mengutip dua ayat yang terakhir. Bukti dari Irenaeus (177 M.) lebih menyolok lagi. Dalam salah satu bukunya (Adv. Haer., 3:10) ia mengutip permulaan dan akhir dari Injil Markus dalam text yang sama, dalam bagian belakangan tentang mana ia berkata: Tetapi di bagian akhir dari Injilnya Markus berkata: Dan Tuhan Yesus, setelah Ia berkata-kata kepada mereka, diterima di surga, dan duduk di sebelah kanan Allah (Mark 16:19), meneguhkan apa yang telah dikatakan oleh nabi, Tuhan berkata kepada Tuhanku, Duduklah di sebelah kananKu, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu. (Maz 110:1) Bukti dari Irenaeus ini meyakinkan berkenaan dengan fakta bahwa pada jamannya tidak ada keraguan berkenaan dengan keaslian dan keotentikan dari text ini di Asia Kecil, di Gaul, atau di Italia] - Introduction, hal vii-ix.

UBS New Testament Handbook Series: Verbal similarity between v. 20 and a statement by Justin Martyr in ‎Apol‎. I.45  (c. A.D. 148) makes it possible (though not conclusively so) that he knew the passage. Tatian had the Longer Ending to Mark in his harmony of the four Gospels, the Diatessaron  (c.  A.D. 170). Irenaeus (c.  A.D. 180) is the first writer expressly to quote any part of this section as being from the Gospel of Mark: in his work Adv. Haer. III.x . 6 he says, Also, towards the conclusion of his Gospel Mark says... and quotes v. 19 [= Kemiripan verbal antara ay 20 dan suatu pernyataan oleh Justin Martyr dalam Apol. I.45 (kira-kira 148 M.) membuatnya mungkin (sekalipun tidak secara meyakinkan demikian) bahwa ia mengetahui / mengenal text itu. Tatian mempunyai Akhiran yang lebih panjang untuk Markus dalam harmony dari empat Injilnya, Diatessaron (kira-kira 170 M.). Irenaeus (kira-kira 180 M.) adalah penulis pertama yang mengutip secara explicit / jelas bagian manapun dari bagian ini sebagai bagian dari Injil Markus: dalam pekerjaannya / tulisannya Adv. Haer. III.x . 6 ia berkata: Juga, menjelang akhir dari Injilnya Markus berkata ... dan mengutip ay 19].

Bruce Metzger: “The earliest patristic witnesses to part or all of the long ending are Irenaeus and the Diatessaron. It is not certain whether Justin Martyr was acquainted with the passage; in his Apology (1:45) he includes five words that occur, in a different sequence, in ver. 20 (‎tou= ‎‎lo/gou ‎‎tou= ‎‎i)sxurou= ‎‎o^n ‎‎a)po\ ‎‎ )Ierousalh\m ‎‎oi( ‎‎a)po/stoloi ‎‎au)tou= ‎‎e)celqo/nte$ ‎‎pantaxou= ‎‎e)kh/rucan‎)” [= Saksi-saksi bapa-bapa gereja yang paling awal pada sebagian atau seluruh dari akhiran yang panjang adalah Irenaeus dan Diatessaron. Adalah tidak pasti apakah Justin Martyr mengenal text ini; dalam Apology-nya (1:45) ia memasukkan lima kata yang muncul, dengan suatu urut-urutan yang berbeda, dalam ay 20 (‎tou= ‎‎lo/gou ‎‎tou= ‎‎i)sxurou= ‎‎o^n ‎‎a)po\ ‎‎ )Ierousalh\m ‎‎oi( ‎‎a)po/stoloi ‎‎au)tou= ‎‎e)celqo/nte$ ‎‎pantaxou= ‎‎e)kh/rucan‎)] - ‘A Textual Commentary on the Greek New Testament’.

Tanggapan saya:

Tentang Justin Martyr, yang mungkin merupakan bapa gereja tertua dari bapa-bapa gereja yang dibicarakan dalam point ini, UBS New Testament Handbook Series dan juga Bruce Metzger hanya memberikan kemungkinan bahwa ia mengutip dari Mark 16:9-20 (padahal Pulpit Commentary kelihatannya memastikan!).

Ay 20 dalam bahasa Yunani sebetulnya adalah sebagai berikut: evkei/noi de. evxelqo,ntej evkh,ruxan pantacou/( tou/ kuri,ou sunergou/ntoj kai. to.n lo,gon bebaiou/ntoj dia. tw/n evpakolouqou,ntwn shmei,wn. Perbedaannya dengan tulisan Justin Martyr terlalu besar dan karena itu menurut saya ini tidak bisa dianggap sebagai pengutipan. Tetapi memang bapa-bapa gereja kadang-kadang mengutip hanya berdasarkan ingatan.

Sekalipun point 6 ini, dan mungkin juga point 5 di atas, menunjukkan adanya manuscript yang lebih tua dari Sinaiticus dan Vaticanus, dan yang memiliki Mark 16:9-20, ini tidak merupakan argumentasi yang mutlak. Kalau hilangnya akhiran yang asli dari Injil Markus, dan penambahan-penambahan yang berbeda-beda ini, sudah terjadi pada manuscript-manuscript yang sangat awal, maka tidak aneh kalau ada manuscript yang sangat tua yang mempunyai Mark 16:9-20.

Juga, adanya bapa-bapa gereja seperti Clement dari Alexandria dan Origen, yang hanya lebih belakangan sedikit dibandingkan dengan Tatian dan Irenaeus, yang menunjukkan bahwa mereka tidak tahu tentang Mark 16:9-20 (argumentasi ke 7. dari pihak yang menolak Mark 16:9-20), jelas juga menunjukkan bahwa ada manuscript-manuscript yang lebih tua dari Sinaiticus dan Vaticanus yang tidak mempunyai Mark 16:9-20.

Jadi menurut saya, dari fakta-fakta berkenaan dengan bapa-bapa gereja ini, jelas bahwa pada abad ke 2 itu manuscript-manuscript sudah berbeda-beda, ada yang punya Mark 16:9-20, dan ada yang tidak punya Mark 16:9-20. Jadi, argumentasi ini tidak menentukan bagi kedua belah pihak.

7. Tentang alur cerita.
Tentang hilangnya perempuan-perempuan yang lain dalam Mark 16:9, bukanlah sesuatu yang aneh, karena dalam Injil Yohanes juga terjadi hal seperti itu. Dalam Yoh 20:1-10 ada beberapa perempuan, tetapi dalam Yoh 20:11-dst tertinggal hanya Maria Magdalena saja (J. A. Alexander, hal 438).

Ini memang benar, tetapi bagaimana dengan perubahan subyek dari mereka (yang menunjuk kepada perempuan-perempuan itu) ke Ia (yang menunjuk kepada Yesus, tanpa menyebutkan namaNya)? Saya tidak menemukan satu penafsirpun yang menjawab / menjelaskan keanehan ini. Lenski memang menjawab dengan kata-kata di bawah ini.

Lenski: It is one of Marks peculiarities that he omits the subject Jesus as he does in the present instance (= Ini merupakan salah satu kekhususan Markus bahwa ia menghapuskan subyek Yesus seperti ia lakukan dalam contoh sekarang ini) - hal 757.

Betul-betul aneh kalau Lenski mengatakan ini merupakan one of Marks peculiarities (= salah satu kekhususan Markus), tetapi tidak memberikan satu contohpun!

8. Variasi / perbedaan yang ada di antara manuscript-manuscript yang mempunyai Mark 16:9-20, tidak melebihi text-text lain yang diterima keasliannya.

Jamieson, Fausset & Brown: nor do the variations in the text exceed those in some passages whose genuineness is admitted (= variasi-variasi / perbedaan-perbedaan dalam text ini tidak melebihi variasi-variasi dalam beberapa text yang keasliannya diakui).

Dalam hal-hal ini kata-kata Jamieson, Fausset & Brown memang masuk akal. Dan saya sendiri tidak menganggap bahwa variasi text berkenaan dengan Mark 16:9-20 (argumentasi ke 2. dari pihak yang menolak Mark 16:9-20) sebagai dasar yang kuat untuk memastikan kepalsuan dari Mark 16:9-20 ini. Variasi text dalam Mark 16:9-20 ini memang jauh lebih sedikit dari pada variasi text dalam persoalan Yoh 7:53-8:11.

Tetapi bagaimanapun juga, adanya variasi text ini, ditambah argumentasi-argumentasi yang lain, tetap memberikan dukungan tambahan bagi pihak yang menolak Mark 16:9-20.

9. Gaya bahasa yang berbeda, dan perbendaharaan kata yang berbeda, merupakan sesuatu yang biasa.

Jamieson, Fausset & Brown: The argument from difference of style is exceedingly slender - confined to a few words and phrases, which vary, as everyone knows, in different writings of the same author and even different portions of the same writing, with the varying aspects of the subject and the writers emotions (= Argumentasi dari perbedaan gaya sangat kecil / lemah - terbatas pada sedikit kata-kata dan ungkapan-ungkapan, yang berbeda, seperti setiap orang tahu, dalam tulisan-tulisan yang berbeda dari pengarang yang sama dan bahkan bagian-bagian yang berbeda dari tulisan yang sama, dengan aspek-aspek yang berbeda dari subyek / pokok dan emosi dari penulis).

Richard Glover: The new terms found would, to a large extent, be required by the new events, charges, and promises found here (= Istilah-istilah yang baru yang ditemukan, pada umumnya, dibutuhkan oleh peristiwa-peristiwa, perintah-perintah, dan janji-janji yang ditemukan di sini) - A Teachers Commentary on the Gospel of St. Mark, hal 316.

J. A. Alexander (hal 438) mengatakan bahwa perbedaan perbendaharaan kata-kata seperti itu ada dalam kitab manapun dalam Alkitab, tetapi ia tidak memberikan satupun contoh.

Saya menganggap pembelaan-pembelaan ini lemah sekali. Jamieson, Fausset & Brown mengatakan confined to a few words and phrases (= terbatas pada sedikit kata-kata dan ungkapan-ungkapan). Padahal Bible Knowledge Commentary mengatakan 1/3 dari kata-kata yang significant (= penting / berarti), adalah kata-kata non-Markus! Juga William Hendriksen menunjukkan 18 kata baru yang tak ada dalam Mark 1:1-16:8a (lihat point ke 4. dari argumentasi yang menolak Mark 16:9-20).

Juga kalau dikatakan bahwa perbedaan gaya dan perbendaharaan kata disebabkan karena perbedaan pokok yang ditulis, maka perlu dipertanyakan: mengapa Matius dan Lukas, yang juga menuliskan bagian-bagian yang mirip dengan yang ada dalam Mark 16:9-20, tidak mempunyai perbedaan gaya dan perbendaharaan kata itu?

Satu-satunya penafsir yang saya ketahui, yang memberikan pembelaan yang lumayan dalam hal ini adalah Lenski.
Mari kita mempelajari tafsirannya berkenaan dengan perbendaharaan kata yang berbeda yang digunakan dalam Mark 16:9-20 dan Mark 1:1-16:8a.

Tentang perbedaan istilah hari pertama dan hari satu, Lenski menjawab sebagai berikut.
Lenski: But what law requires that a writer dare not alter his expressions? See how Mark varies the indentification of the second Mary in 15:40, in 15:47, and again in 16:1 (= Tetapi hukum apa yang menuntut bahwa seorang penulis tidak berani / boleh mengubah ungkapan-ungkapannya? Lihat bagaimana Markus membeda-bedakan / mengubah-ubah pengenalan tentang Maria yang kedua dalam 15:40, dalam 15:47, dan lalu lagi dalam 16:1) - hal 756-757.

Mark 15:40,47 - (40) Ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh, di antaranya Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Salome. ... (47) Maria Magdalena dan Maria ibu Yoses melihat di mana Yesus dibaringkan.

Markus 16:1 - Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus.

Tanggapan saya: menurut saya ini argumentasi yang dipaksakan. Kata / ungkapan yang berbeda tentu tidak bisa disamakan dengan pemberian penjelasan yang berbeda-beda, tentang diri seseorang (Maria yang kedua).

Lenski menambahkan bahwa penggunaan kata pertama (PROTE) dalam Mark 16:9, disesuaikan oleh Markus dengan kata mula-mula (PROTON), yang dalam semua Kitab Suci bahasa Inggris diterjemahkan first (= pertama-tama).

Lalu tentang ay 11, Lenski berkata sebagai berikut: The fact that Mark uses the verb APISTEIN only in this connection is no stranger than for Luke to use it in the same connection in 24:11,41. The point in the use of certain words is not whether the writer has used them elsewhere but whether they fit what he wants to say. This is true also regarding ETHEATHE, which is certainly the correct term for beholding the glorified body of the Savior whether Marks short Gospel uses this word elsewhere or not (= Fakta bahwa Markus menggunakan kata kerja APISTEIN hanya dalam hubungan ini tidaklah lebih aneh dari pada Lukas pada waktu ia menggunakannya dalam hubungan yang sama dalam 24:11,41. Point dalam penggunaan kata-kata tertentu bukanlah apakah sang penulis telah menggunakannya di tempat lain tetapi apakah kata-kata itu cocok dengan apa yang hendak ia katakan. Ini juga benar berkenaan dengan ETHEATHE, yang pastilah merupakan istilah yang benar untuk melihat tubuh yang telah dimuliakan dari sang Juruselamat apakah Injil singkat dari Markus menggunakan kata ini di tempat lain atau tidak) - hal 759.

Luk 24:11,41 - (11) Tetapi bagi mereka perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya (EPISTOUN) kepada perempuan-perempuan itu. ... (41) Dan ketika mereka belum percaya (APISTOUNTON) karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: Adakah padamu makanan di sini?.

Dan tentang ay 15-18, Lenski berkata: META TAUTA is an entirely innocent phrase although it appears only here in Mark. Thus far we have been told about events that occurred in the morning, we are now taken to the evening, hence after these things. (= META TAUTA merupakan suatu ungkapan yang sama sekali tidak bersalah sekalipun ungkapan itu muncul hanya di sini dalam Markus. Sejauh ini kita telah diberitahu tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada pagi hari, sekarang kita dibawa ke sore / malam, dan karena itu digunakan kata-kata setelah hal-hal ini) - hal 760.

Lalu tentang ay 20, Lenski berkata: “When attention is drawn to the fact that several words appear here that are not otherwise found in Mark, in fact, not even in the other Gospels (SUNERGEIN, BEBAIOUN, EPAKOLOUTHEIN, and PANTAKHOU only once in Luke), this cannot be advanced as proof against the authorship of Mark. All the words are simple, the very ones that are proper for the thought, and no law exists that in a small book like Marks every word has to be used at least twice in order to be used at all. Many hapax-legomena occur throughout the New Testament, and all that is done is to note this interesting fact; the passages in which they occur are not considered to be of doubtful authorship. Let us treat Mark in the same fair way” [= Pada waktu perhatian ditarik pada fakta bahwa beberapa kata yang muncul di sini tidak ditemukan di tempat lain dalam Markus, faktanya, bahkan tidak dalam Injil-injil yang lain (SUNERGEIN, BEBAIOUN, EPAKOLOUTHEIN, dan PANTAKHOU hanya satu kali dalam Lukas), ini tidak bisa diajukan sebagai bukti untuk menentang kepengarangan Markus. Semua kata-kata itu adalah kata-kata yang sederhana, kata-kata yang benar untuk pemikirannya, dan tak ada hukum bahwa dalam suatu kitab / buku kecil seperti Markus, setiap kata harus digunakan sedikitnya dua kali untuk bisa digunakan. Banyak kata yang hanya muncul satu kali di sepanjang Perjanjian Baru, dan semua yang dilakukan adalah memperhatikan fakta yang menarik ini; text-text dalam mana mereka muncul tidak dianggap sebagai text dari kepengarangan yang meragukan. Marilah kita memperlakukan Markus dalam cara yang sama adilnya] - hal 774-775.

Tanggapan saya: Lenski menyimpang dari serangan. Yang dipersoalkan bukanlah apakah kata-kata itu salah atau tidak, atau apakah kata-kata itu cocok atau tidak dengan kalimatnya, tetapi apakah itu kata-kata yang biasa dipakai Markus, atau merupakan kata-kata non-Markus. Bahwa setiap orang, baik dalam menulis maupun berbicara, mempunyai kebiasaan menggunakan perbendaharaan kata tertentu, menurut saya merupakan suatu fakta yang tidak bisa dibantah! Karena itu, perbendaharaan kata yang berbeda, sekalipun digunakan secara benar, tetap merupakan argumentasi tentang adanya penulis yang berbeda yang menambahkan Mark 16:9-20. Memang kalau hanya satu atau dua kata-kata baru, itu masuk akal. Tetapi kata baru yang digunakan dalam Mark 16:9-20 banyak sekali!

Dari semua argumentasi Lenski yang bisa saya dapatkan, terlihat bahwa ia tidak menjelaskan semua kata-kata berbeda yang ada, tetapi hanya menjelaskan sedikit, dengan disertai komentar secara umum, bahwa tidak ada larangan bagi seorang penulis untuk menggunakan kata yang belum pernah ia pakai selama kata itu digunakan secara benar. Memang ini ada benarnya, seandainya tidak ada perbedaan manuscript, dan juga tidak ada semua argumentasi lain dari pihak yang menolak Mark 16:9-20. Tetapi gabungan dari semua argumentasi dari pihak yang menolak Mark 16:9-20, ditambah dengan perbedaan perbendaharaan kata, menurut saya membuat perbedaan perbendaharaan kata merupakan suatu argumentasi yang harus diperhitungkan.

Karena itu, kalau Lenski mendesak untuk memperlakukan Markus 16:9-20 dengan sama adilnya dengan kata-kata yang muncul hanya satu kali dalam Alkitab, itu justru tidak adil. Biarpun muncul kata-kata yang hanya muncul satu kali dalam Alkitab, tetapi kalau tak ada problem text (perbedaan manuscript) dan sebagainya, maka itu tentu sangat berbeda, dan justru tidak boleh diperlakukan secara sama dengan Mark 16:9-20 ini!

10. Cara Markus memulai Injilnya sama dengan caranya mengakhirinya (kalau Mark 16:9-20 diterima sebagai bagian asli dari Injil Markus).

Pulpit Commentary: On the other hand, having regard to the mode in which St. Mark opens his Gospel, we might suppose that he would condense at the close as he condenses at the beginning. The first year of our Lords ministry is disposed of very briefly; we might, therefore, expect a rapid and compendious conclusion. Two or three important evidences of our Lords resurrection are concisely stated; then, without any break, but where the reader must supply an interval, he is transported into Galilee. St. Mark had already recorded the words of Christ (Mark 14:28), But after that I am risen, I will go before you into Galilee. How natural, therefore, that he should refer in some way to our Lords presence in Galilee after his resurrection; which he does in the most effective manner by quoting the words which St. Matthew (Matt 27:16, etc.) tells us were spoken by him in Galilee. Then another stride from Galilee to Bethany, to the last earthly scene of all - the Ascension. The whole is eminently characteristic of St. Mark. His Gospel ends, as we might expect it to end, from the character of its beginning. On the whole, the evidence as to the genuineness and authenticity of this passage seems irresistible [= Di sisi yang lain, setelah memperhatikan cara dengan mana Santo Markus membuka / memulai Injilnya, kita bisa menduga bahwa ia akan memadatkan penutupnya seperti ia memadatkan pembukaannya. Tahun pertama dari pelayanan Tuhan kita diberikan dengan sangat singkat; dan karena itu, kita bisa mengharapkan suatu penutup yang cepat dan ringkas (tetapi lengkap). Dua atau tiga bukti yang penting tentang kebangkitan Tuhan kita dinyatakan dengan ringkas; lalu, tanpa pemutusan apapun, tetapi dimana pembaca harus menyuplai suatu jangka waktu, Ia dipindahkan ke Galilea. Santo Markus telah mencatat kata-kata Kristus (Mark 14:28), Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea. Karena itu, alangkah wajarnya bahwa ia menunjukkan dengan suatu cara tertentu kehadiran Tuhan di Galilea setelah kebangkitanNya; yang ia lakukan dengan cara yang paling efektif dengan mengutip kata-kata yang menurut Santo Matius (Mat 27:16 dst) diucapkan olehNya di Galilea. Lalu satu langkah yang lain dari Galilea ke Betania, ke suasana / adegan duniawi yang terakhir dari semua - KenaikanNya ke surga. Seluruhnya dengan jelas adalah karakteristik / ciri dari Santo Markus. Injilnya berakhir, seperti kita harapkan Injil itu berakhir, dari karakter dari permulaan Injil itu. Secara keseluruhan, bukti berkenaan dengan keaslian dan keotentikan dari text ini kelihatannya tidak bisa ditolak] - Introduction, hal ix.

Catatan: Mat 27:16 itu pasti salah; seharusnya adalah Mat 28:16.

Saya menganggap ini sebagai suatu argumentasi yang dibuat-buat, dan sama sekali tidak kuat. Disamping, seperti sudah saya katakan, belum tentu Mark 16:15-16 paralel dengan Mat 28:19-20.

11. Lebih masuk akal untuk menganggap bahwa manuscript-manuscript yang tidak mempunyai Mark 16:9-20, kehilangan bagian itu, dari pada untuk menganggap bahwa manuscript-manuscript yang mempunyai Mark 16:9-20, telah menambahinya, dalam bentuk yang pada pokoknya sama.

Richard Glover: It is much more easy to understand how, by mutilation or wear, a bit at the end should be lost from the one or two manuscripts from which the two copies were made which are without it, than to understand how it could have got in, in substantially the same form, into those which contain it (= Adalah jauh lebih mudah untuk mengerti bagaimana, oleh kerusakan atau pemakaian, sedikit pada bagian akhir hilang dari satu atau dua manuscript dari mana kedua copy / salinan yang tidak mempunyainya itu dibuat, dari pada untuk mengerti bagaimana bagian itu bisa masuk, dalam bentuk yang pada pokoknya sama, ke dalam manuscript-manuscript yang mempunyainya) - A Teachers Commentary on the Gospel of St. Mark, hal 316.

Baca Juga: Ciri-Ciri Nabi Palsu

Tanggapan saya: Glover memberikan 2 kemungkinan, yang keduanya didasarkan pada asumsi bahwa Mark 16:9-20 adalah asli. Seharusnya ada kemungkinan ke 3 dimana akhiran yang asli sama sekali hilang. Tetapi ini sama sekali tidak ia perhitungkan. Dan dari kemungkinan yang ia pilih itupun, bagaimana ia menjelaskan munculnya akhiran yang lebih pendek (ay 8b)?? Juga bagaimana bisa ada manuscript yang mempunyai kedua akhiran itu (ay 8b dan ay 9-20)? Juga bagaimana mungkin manuscript-manuscript yang mempunyai kedua akhiran itu, ada yang mendahulukan ay 8b dari ay 9-20, tetapi ada yang sebaliknya? [lihat catatan kaki dari NASB: In a few later mss and versions contain this paragraph, usually after verse 8; a few have it at the end of chapter [= Dalam sedikit manuscript-manuscript dan versi-versi belakangan berisi paragraf ini (maksudnya ay 8b), biasanya setelah ayat 8; sedikit manuscript mempunyainya pada akhir dari pasal].

Lenski: Which is easier to conceive: a) that Mark left his Gospel unfinished and allowed it to be published in its unfinished form so that others later on invented an ending for it; or b) that Mark did finish his Gospel by writing v. 9-20, but that many copies later on omitted these verses? ... as between the answer that Mark stopped writing at v. 8 and the other that he wrote on to v. 20, it is beyond question the latter that seems most conceivable (= Mana yang lebih mudah untuk dipahami / dibayangkan: a) bahwa Markus meninggalkan Injilnya tanpa diselesaikan dan mengijinkannya untuk dipublikasikan / diterbitkan dalam bentuknya yang belum diselesaikan sehingga belakangan orang-orang lain menciptakan suatu akhiran baginya; atau b) bahwa Markus memang menyelesaikan Injilnya dengan menulis ay 9-20, tetapi bahwa banyak salinan belakangan membuang ayat-ayat ini? ... kalau antara jawaban bahwa Markus berhenti menulis pada ay 8 dan yang lain bahwa ia menulis sampai ay 20, tak diragukan bahwa yang belakangan adalah yang kelihatannya paling bisa dibayangkan / dipercaya) - hal 752,755.

Lenski kelihatannya kurang ahli dalam menganalisa kemungkinan. Ada dua hal yang perlu disoroti:
a. Kalau harus memilih dari dua kemungkinan yang ia berikan, saya sendiri tetap memilih pilihan dimana Markus tidak menyelesaikan Injilnya (dengan alasan yang tidak kita ketahui), dan lalu orang-orang yang berbeda-beda memberikan akhiran yang berbeda-beda juga, dan ada yang tidak mau memberi akhiran apa-apa. Kalau kita memilih pilihan yang merupakan pilihan dari Lenski sendiri, lalu bagaimana bisa dijelaskan adanya penyalin-penyalin yang membuang begitu saja akhiran asli itu? Juga bagaimana mungkin ada penyalin yang mengganti akhiran asli itu dengan akhiran yang lebih pendek (ay 8b)? Ini merupakan pilihan yang menurut saya jauh lebih tak terbayangkan!

b. Mengapa Lenski tidak memberikan kemungkinan ketiga, yaitu bahwa Markus memang menuliskan akhiran yang asli, tetapi lalu hilang / sobek, dan penyalin-penyalin ada yang mengosonginya, ada yang menambahkan akhiran yang lebih pendek (Mark 16:8b), dan ada yang menambahkan akhiran yang lebih panjang (Mark 16:9-20)? Lenski sebetulnya memikirkan kemungkinan ini, tetapi ia dengan cepat (terlalu cepat) membuangnya dengan mengatakan bahwa kalau akhiran yang orisinil hilang, Markus bisa menuliskannya lagi (hal 754). Apakah ia tidak memperhitungkan kemungkinan bahwa hilangnya akhiran yang orisinil itu terjadi setelah Markus mati?

Saya menganggap bahwa dalam point ini, kata-kata dari Bible Knowledge Commentary dan Alan Cole (Tyndale) jauh lebih masuk akal (lihat point ke 9. dari argumentasi yang menolak Mark 16:9-20).

12. Markus 16:9-20 dibacakan dalam ibadah gereja abad ke 4 atau lebih awal lagi.
Pulpit Commentary: It has been clearly shown by Dean Burgon that the verses were read in the public services of the Church in the fourth century, and probably much earlier, as shown by the ancient Evangelisteria (= Telah ditunjukkan dengan jelas oleh Dekan Burgon bahwa ayat-ayat ini dibacakan dalam kebaktian umum dari Gereja pada abad keempat, dan mungkin jauh lebih awal, seperti ditunjukkan oleh Evangelisteria kuno) - Introduction, hal viii.

Tanggapan saya: Di atas sudah kita lihat bahwa memang sangat memungkinkan adanya manuscript-manuscript yang sangat awal yang mempunyai Markus 16:9-20, dan karena itu tidak aneh, kalau orang-orang pada saat itu mengira Markus 16:9-20 sebagai Alkitab dan lalu menggunakannya dalam ibadah / kebaktian.

Kesimpulan: dari adu argumentasi di atas, saya melihat bahwa argumentasi-argumentasi no 3,4,5,6,8,9,10 dari pihak yang menolak Markus 16:9-20, atau tidak dijawab, atau dijawab secara tak memuaskan oleh pihak yang menerima Mark 16:9-20. Dan sebaliknya, boleh dikatakan tidak ada argumentasi dari pihak yang menerima Markus 16:9-20, yang tidak bisa dijawab oleh pihak yang menolak Markus 16:9-20. Karena itu, saya sendiri lebih condong untuk menolak Markus 16:9-20 sebagai tulisan asli dari Markus.

Donald Guthrie: The following deductions may be made from this evidence: (1) the longer ending must have been attached to the Gospel at a very early period in its history; (2) the shorter ending is not well attested and must have been added in an attempt to fill a gap, a testimony to the circulation of Gospels ending at 16:8; (3) indeed, the most satisfactory explanation of all the textual evidence is that the original ended at 16:8 and that the three ending were different editorial attempts to deal with verse 8. If these deductions are correct the mass of MSS containing the longer ending must have been due to the acceptance of this ending as the most preferable [= Pengambilan kesimpulan yang berikut ini bisa dibuat dari bukti ini: (1) akhiran yang lebih panjang pasti telah diberikan pada Injil ini pada masa yang sangat awal dari sejarahnya; (2) akhiran yang lebih pendek tidak terbukti dengan baik dan pasti telah ditambahkan dalam suatu usaha untuk mengisi kekosongan, suatu kesaksian pada peredaran dari Injil-injil yang berhenti pada 16:8; (3) tentu saja, penjelasan yang paling memuaskan dari semua bukti text adalah bahwa injil orisinilnya berakhir pada 16:8 dan bahwa ketiga akhiran adalah usaha-usaha mengedit yang berbeda untuk menangani ay 8. Jika kesimpulan ini benar, manuscript-manuscript yang banyak sekali yang mempunyai akhiran yang lebih panjang pasti telah disebabkan karena penerimaan dari akhiran ini sebagai yang paling dipilih] - New Testament Introduction, hal 76-77.

Catatan: yang ia maksudkan dengan akhiran yang ketiga ialah akhiran yang lebih panjang, yang mempunyai penambahan pada ay 14nya.

Kalau Markus 16:9-20 memang tidak asli / tidak ditulis oleh Markus, lalu apa yang sebenarnya terjadi yang menyebabkan Markus 16:9-20 ini bisa ada di sana? Apakah Markus memang berhenti hanya sampai Markus 16:8a? Atau akhiran yang asli sebetulnya ada, tetapi lalu hilang? Dan lalu ada penyalin yang menambahkan Markus 16:8b, dan ada yang menambahkan Markus 16:9-20, dan ada yang menambahkan gabungan dari keduanya? Lalu bagaimana sikap kita yang seharusnya tentang Markus 16:9-20?

I) Ada beberapa pandangan mengapa Injil Markus ini berhenti pada Markus 16:8a.

Bible Knowledge Commentary: Four possible solutions for this have been suggested: (1) Mark finished his Gospel but the original ending was lost or destroyed in some way now unknown before it was copied. (2) Mark finished his Gospel but the original ending was deliberately suppressed or removed for some reason now unknown. (3) Mark was unable to finish his Gospel for some reason now unknown - possibly sudden death. (4) Mark purposely intended to end his Gospel at verse 8 [= Empat solusi yang memungkinkan untuk ini telah diusulkan: (1) Markus menyelesaikan Injilnya tetapi akhiran yang asli hilang atau dihancurkan dengan suatu cara yang sekarang tak diketahui sebelum bagian itu disalin. (2) Markus menyelesaikan Injilnya tetapi akhiran yang asli dengan sengaja dihilangkan atau disingkirkan karena suatu alasan yang sekarang tidak diketahui. (3) Markus tidak bisa menyelesaikan Injilnya karena alasan yang sekarang tak diketahui - mungkin kematian yang mendadak. (4) Markus dengan sengaja bermaksud untuk mengakhiri Injilnya pada ayat 8].

UBS New Testament Handbook Series: By most scholars it is held that the Gospel is not complete, and various solutions to the problem are proposed: the ending was never written; the ending was lost; the ending, for some reason, was suppressed. The position which raises the least formidable counter arguments is that, for some reason or other, the Gospel was never completed. Some, however, hold that the author did in fact purposely end his Gospel with v. 8 (= Kebanyakan sarjana berpandangan bahwa Injil ini tidak lengkap, dan bermacam-macam solusi terhadap problem ini diusulkan: akhiran itu tidak pernah dituliskan; akhiran itu hilang; akhiran itu, karena alasan tertentu, dibuang. Posisi yang menimbulkan argumentasi kontra yang paling lemah adalah bahwa, karena satu dan lain hal, Injil ini tidak pernah diselesaikan. Tetapi, beberapa orang berpandangan bahwa sang pengarang dalam faktanya memang sengaja untuk mengakhiri Injilnya dengan ay 8).

1) Markus memang hanya menulis sampai di sana (Markus 16:8a).
Ini memungkinkan beberapa kemungkinan lagi:

a) Ia memang bermaksud untuk berhenti pada Markus 16:8a.

Bible Knowledge Commentary: Several interpreters believe that Mark concluded his Gospel at this point. The abrupt ending is consistent with Marks style and punctuates his development of the themes of fear and astonishment throughout his Gospel. The reader is left to ponder with awe the meaning of the empty tomb as interpreted by the angels revelatory message [= Beberapa penafsir percaya bahwa Markus menutup Injilnya di titik ini. Akhiran yang mendadak sesuai dengan gaya Markus dan menekankan perkembangan thema-themanya tentang rasa takut dan keheranan dalam sepanjang Injilnya. Pembaca ditinggalkan untuk merenungkan dengan perasaan kagum / terpesona arti dari kubur yang kosong sebagaimana ditafsirkan oleh berita yang bersifat wahyu dari malaikat].

Keberatan:

Tak masuk akal kalau Markus betul-betul bermaksud untuk berhenti di tengah jalan seperti itu. Juga tak masuk akal bahwa suatu Injil / kabar baik diakhiri dengan cerita tentang perempuan-perempuan yang ketakutan.

Pulpit Commentary: If it is assumed that St. Marks Gospel ended at the close of ver. 8, the abruptness of the conclusion is very stalking in the English, and still more so in the Greek (e)fobou=nto ga/r). It seems scarcely possible to suppose that it could have ended here [= Jika dianggap bahwa Injil dari Santo Markus berhenti pada akhir ay 8, ke-mendadak-an dari penutup itu sangat kaku dalam bahasa Inggris, dan lebih-lebih lagi dalam bahasa Yunani (e)fobou=nto ga/r). Kelihatannya tidak mungkin untuk menganggap bahwa Injil itu bisa berhenti di sini] - Introduction, hal ix.

Catatan: kata-kata bahasa Yunani itu berbunyi: EPHOBOUNTO GAR [= for they were afraid (= karena mereka takut)].

Donald Guthrie: The question next arises whether the present form of 16:8 (e]fobounto gar) could conceivably have been Marks intended ending. Many scholars have answered in the affirmative on the basis of biblical and extra-biblical parallels and yet there is no other example of a book ending like this. It would be moreover be strange to find a Gospel, a book of good news, ending on a note of fear. To meet this objection some have understood e]fobounto as reverential awe rather than fearful apprehension [= Muncul pertanyaan selanjutnya apakah bentuk present dari 16:8 (e]fobounto gar) bisa secara masuk akal merupakan akhiran yang dimaksudkan oleh Markus. Banyak sarjana menjawab ya berdasarkan bagian-bagian yang paralel dalam Alkitab maupun di luar Alkitab, tetapi tidak ada contoh lain dari suatu kitab yang berakhir seperti ini. Lebih lagi, merupakan sesuatu yang aneh untuk mendapati suatu Injil, suatu kitab kabar baik, berakhir dengan suatu catatan tentang rasa takut. Untuk menghadapi keberatan ini beberapa orang lebih mengartikan e]fobounto sebagai perasaan kagum yang bersifat menghormat dari pada ketakutan] - New Testament Introduction, hal 77-78.

Donald Guthrie: On the whole it seems improbable that Marks resurrection account would have lacked any personal appearance of the risen Lord (in verses 1-8 only the fact of His resurrection is mentioned) The author of verses 9-20 clearly recognized this [= Secara keseluruhan kelihatannya tidak mungkin bahwa cerita kebangkitan Markus tidak mempunyai pemunculan pribadi dari Tuhan yang bangkit (dalam ay 1-8 hanya fakta dari kebangkitan yang disebutkan). Pengarang dari ay 9-20 dengan jelas mengerti hal ini] - New Testament Introduction, hal 78.

b) Ia memang ingin berhenti pada Mark 16:8a, dan akan melanjutkannya dalam buku yang lain.

Donald Guthrie: It has further been suggested that something happened to Mark at this point, so that he never completed the task, a suggestion which is not impossible, but which in the nature of the case cannot be confirmed. Yet another idea is that Mark intended a continuation volume similar to Acts (see p. 371) and would not therefore have regarded 16:8 as the virtual end of his story [= Selanjutnya diusulkan bahwa sesuatu terjadi terhadap Markus pada titik ini, sehingga ia tidak pernah menyelesaikan tugas itu, suatu usul yang bukannya tidak mungkin, tetapi yang dalam kasus seperti ini tidak bisa dikonfirmasikan. Tetapi gagasan yang lain adalah bahwa Markus memaksudkan suatu kitab lanjutan mirip dengan Kisah Para Rasul (lihat hal 371) dan karena itu tidak menganggap 16:8 sebagai akhir yang sesungguhnya dari ceritanya] - New Testament Introduction, hal 78.
Catatan: Kitab Kisah Para Rasul ditulis oleh Lukas, boleh dikatakan sebagai lanjutan dari kitab Injil Lukas.

Saya beranggapan bahwa pandangan ini sama sekali tak berdasar, dan terlalu dibuat-buat.

c) Ia sebetulnya ingin menyelesaikan Injilnya, tetapi terhalang oleh sesuatu, mungkin kematiannya.

W. B. Godbey: “As it is believed that Peter dictated this Gospel to Mark, his faithful amanuensis and gospel helper, while in Rome, about A.D. 63, some suppose his martyrdom stopped the work, and consequently some one took it on himself to finish it out somewhat after the order of Matthews, which had been written A.D. 48” (= Sebagaimana dipercaya bahwa Petrus mendiktekan Injil ini kepada Markus, penulisnya dan penolong injilnya yang setia, pada waktu di Roma, sekitar tahun 63 M., beberapa orang menduga kematian syahidnya menghentikan pekerjaannya, dan karena itu seseorang menyelesaikannya menurut urut-urutan dari Injil Matius, yang telah ditulis pada tahun 48 M.) - hal 287 (AGES, vol 15).

Catatan: Matius ditulis tahun 48 M.? Saya tak pernah tahu ada orang berpandangan bahwa Matius ditulis sedini itu, lebih dahulu dari Injil Markus.

Keberatan: Lenski mengatakan bahwa Markus masih hidup dan melayani bertahun-tahun setelah ia menuliskan Injilnya.

Lenski: Among the arguments and hypotheses is that of Marks sudden death which compelled him to stop at 16:8; his friends then felt it their duty to publish the book without additions. No; granting the death, all books of such a nature are published with a note concerning the authors death in explanation of the unfinished product which he left behind. In ordinary cases, especially if the part lacking be small, a competent friend adds what is still necessary in the spirit and the form of the author. But as regards Mark, tradition reports that he lived for some years after writing his Gospel in Rome, that he labored in Egypt and was the first to found churches in Alexandria, Eusebius, 2, 16; Zahn, Introduction, II, 431 and 448 (= Di antara argumentasi-argumentasi dan dugaan-dugaan adalah bahwa kematian mendadak dari Markuslah yang memaksanya untuk berhenti pada 16:8; lalu sahabat-sahabatnya merasakan sebagai kewajiban mereka untuk menerbitkan kitab itu tanpa penambahan-penambahan. Tidak; kalaupun kita mau menerima tentang kematiannya, semua kitab seperti itu diterbitkan dengan suatu catatan berkenaan dengan kematian sang pengarang sebagai penjelasan tentang hasil yang belum selesai yang ia tinggalkan. Dalam kasus-kasus biasa, khususnya jika bagian yang kurang itu kecil / sedikit, seorang sahabat yang mempunyai kemampuan menambahkan apa yang masih perlu dalam roh dan bentuk dari si pengarang. Tetapi berkenaan dengan Markus, tradisi melaporkan bahwa ia hidup untuk bertahun-tahun setelah menuliskan Injilnya di Roma, bahwa ia berjerih payah di Mesir dan merupakan yang pertama-tama mendirikan gereja-gereja di Alexandria, Eusebius, 2, 16; Zahn, Pendahuluan, II, 431 dan 448) - hal 753-754.

2) Markus sebetulnya menuliskan akhiran yang asli, tetapi akhiran yang asli ini lalu hilang.

F. F. Bruce: As appears from the textual evidence, the original ending of this Gospel may have been lost at a very early date, and the narrative breaks off short at 16:8. (The verses which follow in our Bibles are a later appendix.) [= Sebagaimana kelihatan dari bukti textual, akhiran yang asli dari Injil ini bisa telah hilang pada masa yang sangat awal, dan cerita itu putus pada 16:8. (Ayat-ayat yang mengikutinya dalam Alkitab-Alkitab kita adalah tambahan belakangan)] - The New Testament Documents: Are They Reliable?, hal 65.

William Barclay: More likely, it may be that at one time only one copy of the gospel remained, and that a copy in which the last part of the roll on which it was written had got torn off. There was a time when the church did not much use Mark, preferring Matthew and Luke. It may well be that Marks gospel was so neglected that all copies except for a mutilated one were lost. If that is so we were within an ace of losing the gospel which in many ways is the most important of all (= Lebih memungkinkan, pada suatu saat hanya satu salinan dari injil itu yang tersisa, dan itu adalah suatu salinan dalam mana bagian terakhir dari gulungan pada mana injil itu dituliskan sobek. Ada suatu masa dimana gereja tidak banyak menggunakan Markus, karena lebih memilih Matius dan Lukas. Bisa saja terjadi bahwa injil Markus begitu diabaikan sehingga semua salinan, kecuali yang terpotong itu, hilang. Jika demikian maka kita hampir kehilangan injil yang dalam banyak hal adalah yang terpenting dari semua) - hal 5.

Catatan: saya tidak pernah tahu ada penafsir lain yang mengatakan bahwa ada saat dimana Injil Markus diabaikan, dan saya juga tidak bisa mengerti mengapa Barclay mengatakan bahwa dalam banyak hal Injil Markus adalah Injil yang terpenting dari semua. Perkataan orang Liberal ini tidak bisa diterima begitu saja.

Donald Guthrie: But if 16:8 is not likely to have been the intentional ending, could it have been accidental? It is possible to conjecture that the scroll was damaged, but if so it must have happened to the original copy, or else to a very early copy. There is no means of ascertaining the correctness or otherwise of this conjecture (= Tetapi jika 16:8 rasanya tidak mungkin merupakan akhiran yang dimaksudkan, bisakah itu merupakan sesuatu yang tidak disengaja? Merupakan sesuatu yang memungkinkan untuk menduga bahwa gulungan itu rusak, tetapi jika demikian itu harus telah terjadi pada salinan orisinil, atau salinan yang sangat awal. Tidak ada jalan untuk memastikan benar tidaknya dugaan ini) - New Testament Introduction, hal 77-78.

Wycliffe Bible Commentary: Perhaps the most acceptable explanation is that the end of the original Gospel may have been torn off and lost before additional copies could be made. Perhaps others attempted to supply a substitute ending, the most successful of which was that which now appears in 16:9-20 (= Mungkin penjelasan yang paling bisa diterima adalah bahwa akhiran dari Injil yang asli telah sobek dan hilang sebelum salinan-salinan tambahan bisa dibuat. Mungkin orang-orang lain berusaha untuk menyuplai suatu akhiran pengganti, dan akhiran pengganti yang paling sukses adalah apa yang sekarang muncul dalam 16:9-20).

A. T. Robertson: “‎It is difficult to believe that Mark ended his Gospel with Mark 16:8 unless he was interrupted. A leaf or column may have been torn off at the end of the papyrus roll. The loss of the ending was treated in various ways. Some documents left it alone. Some added one ending, some another, some added both” (= Sukar untuk percaya bahwa Markus mengakhiri Injilnya dengan Mark 16:8 kecuali ia diinterupsi. Suatu lembaran atau kolom mungkin telah sobek pada akhir dari gulungan papirus. Hilangnya akhiran itu ditangani dengan bermacam-macam cara. Beberapa dokumen membiarkannya begitu saja. Beberapa menambahkan satu akhiran, beberapa lagi menambahkan akhiran yang lain, dan beberapa lagi menambahkan keduanya).

Bagaimana akhiran asli itu bisa hilang / sobek / rusak?

Bible Knowledge Commentary: Of these options, numbers 1 and 2 are unlikely even though the view that the original ending was accidentally lost is widely accepted. If Marks Gospel was a scroll manuscript rather than a codex (leaf form of book) the ending would normally be on the inside of the scroll and less likely to be damaged or lost than the beginning of the scroll [= Dari pilihan-pilihan ini, nomor 1 dan 2 sangat kecil kemungkinannya sekalipun pandangan bahwa akhiran yang asli hilang dengan tidak disengaja diterima secara luas. Jika Injil Markus merupakan manuscript berbentuk gulungan, dan bukannya codex (lembaran berbentuk buku) maka akhirannya secara normal ada di bagian dalam dari gulungan itu, dan lebih kecil kemungkinannya untuk rusak atau hilang dari pada permulaan / awal dari gulungan].

J. Harold Greenlee: The Codex. Although the scroll was the accepted form for a book in the first Christian century, there are no known surviving ancient manuscripts of the New Testament in scroll form. ... when a form of book different from the scroll came into use, Christians were quick to see its advantages and began using this new form for their scriptures when new copies were made. ... Christians began to copy their scriptures in codex manuscripts at an early date, although we cannot be sure exactly when. ... scholars speculate that a problem involving the last twelve verses of Mark that we will investigate in a later chapter could have resulted from the loss of some text from the autograph or a very early copy. It would have been much easier to lose the final page or quire from a codex than to lose the last portion of a scroll, since the last portion of a scroll would normally be at the inside of the roll. ... even the oldest manuscripts of the New Testament known today do not take us back to a time when it was copied on scrolls. The oldest New Testament manuscript now known, as we mentioned earlier, is a small papyrus fragment in the Ryland Library of Manchester, England, containing about four verses of Johns Gospel. It is clearly part of a codex, not a scroll, since the text is written on both sides of the papyrus (= Codex. Sekalipun gulungan merupakan bentuk yang diterima untuk sebuah kitab pada abad pertama Kristen, tidak diketahui adanya manuscript kuno yang masih tertinggal dari Perjanjian Baru dalam bentuk gulungan. ... pada waktu suatu bentuk buku yang berbeda dengan gulungan mulai digunakan, orang-orang Kristen dengan cepat melihat keuntungan / manfaatnya dan mulai menggunakan bentuk baru ini untuk Kitab Suci mereka pada waktu salinan-salinan yang baru dibuat. ... Orang-orang Kristen mulai menyalin Kitab Suci mereka dalam manuscript codex pada waktu yang sangat awal, sekalipun kita tidak bisa memastikan saatnya dengan persis. ... sarjana-sarjana berspekulasi bahwa suatu problem yang melibatkan 12 ayat terakhir dari Markus yang akan kita selidiki dalam pasal / bab belakangan bisa telah terjadi dari hilangnya sebagian text dari autograph atau salinan yang sangat awal. Adalah jauh lebih mudah kehilangan halaman terakhir dari sebuah codex dari pada kehilangan bagian terakhir dari sebuah gulungan, karena bagian terakhir dari sebuah gulungan secara normal ada di bagian dalam dari gulungan itu. ... bahkan manuscript-manuscript tertua dari Perjanjian Baru yang dikenal jaman ini tidak membawa kita kembali pada masa dimana manuscript itu disalin pada gulungan. Manuscript Perjanjian Baru tertua yang sekarang dikenal, seperti kami sebutkan di depan, adalah sebuah potongan papirus di Perpustakaan Ryland, Manchester, Inggris, yang berisikan sekitar 4 ayat dari Injil Yohanes. Itu jelas merupakan bagian dari sebuah codex, bukan sebuah gulungan, karena textnya ditulis pada kedua sisi dari papirus itu) - Scribes, Scrolls, & Scripture, hal 14,15.

J. Harold Greenlee: How might the final part of the Gospel have been lost? Early in this book we noted that the original manuscripts - the autographs - of the Gospels were written on papyrus, likely in scroll form. When someone finished reading a scroll, the outer part of the scroll would be the end of the book if the reader did not bother to reroll it. It is possible that the autograph of Mark, or a very early copy, could have been left without being rerolled, in which case the last one or two spirals of the scrolls could have been accidentally torn off” (= Bagaimana bagian terakhir dari Injil ini bisa telah hilang? Di awal buku ini kami menyebutkan / menuliskan bahwa manuscript asli / orisinil - autograph - dari Injil-injil ditulis pada papirus, mungkin dalam bentuk gulungan. Pada waktu seseorang selesai membaca sebuah gulungan, bagian luar dari gulungan itu adalah bagian akhir dari kitab itu jika si pembaca tidak mau bersusah-susah untuk menggulung kembali gulungan itu. Adalah mungkin bahwa autograph dari Markus, atau suatu salinan yang sangat awal, dibiarkan tanpa digulung kembali, dalam kasus mana satu atau dua spiral dari gulungan itu secara tak sengaja telah sobek) - Scribes, Scrolls, & Scripture, hal 91-92.

J. Harold Greenlee: When a reader or writer had completed a scroll, he would reroll it by holding it under his chin and rolling it with both hands. It was considered to be a mark of laziness if a reader failed to reroll his book when he had finished with it” (= Pada waktu seorang pembaca atau penulis telah menyelesaikan sebuah gulungan, ia akan menggulung kembali gulungan itu dengan memegangnya di bawah dagunya dan menggulungnya dengan kedua tangannya. Dianggap sebagai suatu tanda kemalasan jika seorang pembaca gagal untuk menggulung kembali kitabnya pada waktu ia telah selesai dengannya) - Scribes, Scrolls, & Scripture, hal 13.

J. Harold Greenlee: On the other hand, we also noted that at a very early date manuscripts of the New Testament were also produced in codex form, like our present books; it is possible that even the original or at least one of the earliest copies was produced in this form. If this were the case, it would have been even easier for the final quire or the final one or two sheets to have been torn off accidentally, leaving the Gospel with the abrupt ending at 16:8 (= Pada sisi lain, kami juga sudah menyebutkan / menulis bahwa pada masa yang sangat awal manuscript dari Perjanjian Baru juga sudah diproduksi dalam bentuk codex, seperti buku-buku kita sekarang; adalah mungkin bahwa bahkan salinan orisinil / asli atau setidaknya satu dari salinan-salinan paling awal diproduksi dalam bentuk ini. Jika ini adalah kasusnya, bahkan adalah lebih mudah bagi halaman terakhir atau satu atau dua halaman terakhir telah sobek dengan tidak sengaja, meninggalkan Injil ini dengan akhiran mendadak pada 16:8) - Scribes, Scrolls, & Scripture, hal 91-92.

Problem dengan pandangan ini: Firman Tuhan kok bisa hilang? Mengapa Tuhan biarkan itu terjadi?
Wiersbes Expository Outlines (New Testament): others think they were added by another author as a summary because the original text was lost. (It is difficult to believe that a part of inspired Scripture could be lost.) [= orang-orang lain menganggap bahwa mereka ditambahkan oleh pengarang yang lain sebagai suaru ringkasan karena text orisinilnya hilang. (Adalah sukar untuk percaya bahwa suatu bagian dari Kitab Suci yang diilhamkan bisa hilang)].

Harus diakui bahwa kalau akhiran yang asli itu hilang, ini aneh, karena bagaimana Tuhan membiarkan FirmanNya hilang? Tetapi dalam seluruh Kitab Suci ada banyak bagian yang salah, dan kalau salah, berarti pasti ada suatu perubahan (baik terjadinya disengaja atau tidak), dan ini sama saja dengan menganggap bahwa bagian yang asli itu hilang. Kalau keanehan ini tetap kita terima, mengapa kita tidak mau menerimanya berkenaan dengan akhiran asli dari Markus?

Saya sendiri sangat condong pada pandangan ini.

II) Sikap kita terhadap Markus 16:9-20.

Setelah akhiran asli itu hilang, lalu muncul penambahan-penambahan. Lalu bagaimana sikap kita yang seharusnya terhadap penambahan-penambahan itu? Untuk Mark 16:8b semua penafsir menganggap ini betul-betul palsu. Tetapi tentang Mark 16:9-20, ada beberapa pandangan:

1) Siapapun yang menuliskan Mark 16:9-20, ia juga diilhami oleh Roh Kudus, sehingga Mark 16:9-20 ini tetap harus dianggap sebagai Alkitab / Firman Tuhan.

Jewish New Testament Commentary: some scholars believe them to be scribal additions. Others consider them apostolic in origin and inspired by God, but not written by Mark, having been added by an editor to bring closure to the otherwise abrupt ending (= beberapa sarjana percaya bahwa ayat-ayat itu merupakan tambahan-tambahan dari para penyalin. Yang lain menganggap ayat-ayat itu mempunyai asal usul rasuli dan diilhamkan oleh Allah, tetapi tidak ditulis oleh Markus, tetapi telah ditambahkan oleh seorang editor untuk memberikan penutup pada akhiran yang mendadak itu).

Bible Knowledge Commentary: A final conclusion to the problem probably cannot be reached on the basis of presently known data. A view which seems to account for the relevant evidence and to raise the least number of objections is that (a) Mark purposely ended his Gospel with verse 8 and (b) verses 9-20, though written or compiled by an anonymous Christian writer, are historically authentic and are part of the New Testament canon (cf. similarly the last chapter of Deut.). ... Possibly these verses were brief extracts from the post-Resurrection accounts found in the other three Gospels and were known through oral tradition to have the approval of the Apostle John who lived till near the end of the first century. Thus the material was included early enough in the transmission process to gain recognition and acceptance by the church as part of canonical Scripture. These verses are consistent with the rest of Scripture [= Mungkin suatu kesimpulan akhir terhadap problem ini tidak bisa dicapai berdasarkan data yang diketahui saat ini. Pandangan yang kelihatannya mempertanggung-jawabkan / memperhitungkan bukti yang relevan dan menimbulkan keberatan-keberatan yang paling sedikit adalah bahwa (a) Markus dengan sengaja mengakhiri Injilnya dengan ay 8 dan (b) ayat 9-20, sekalipun ditulis atau disusun oleh penulis Kristen yang tidak dikenal, otentik / berotoritas secara sejarah dan merupakan bagian dari kanon Perjanjian Baru (bandingkan dengan cara yang sama / mirip pasal yang terakhir dari Ulangan). ... Mungkin ayat-ayat ini adalah sari yang ringkas dari cerita setelah Kebangkitan yang ditemukan dalam ketiga Injil yang lain dan dikenal / diketahui melalui tradisi oral untuk mendapat persetujuan dari Rasul Yohanes yang hidup hampir sampai akhir abad pertama. Jadi, materi itu dimasukkan cukup awal dalam proses transmisi / penyebaran untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan oleh gereja sebagai bagian dari Kitab Suci yang bersifat kanon. Ayat-ayat ini konsisten dengan sisa Kitab Suci].

Alasan yang dipakai: Musa menulis kitab Kejadian - Ulangan, kecuali Ul 34 yang membicarakan kematiannya. Mungkin juga bisa ditambahkan kasus akhir dari Injil Yohanes (Yoh 21:24-25) yang sangat diperdebatkan apakah ditulis oleh Yohanes atau tidak. Tetapi kita toh menganggap keduanya sebagai Firman Tuhan. Lalu mengapa untuk Mark 16:9-20 ini tidak? Mari kita sekarang memperhatikan kedua text tersebut.

a) Ul 34:1-12 - (1) Kemudian naiklah Musa dari dataran Moab ke atas gunung Nebo, yakni ke atas puncak Pisga, yang di tentangan Yerikho, lalu TUHAN memperlihatkan kepadanya seluruh negeri itu: daerah Gilead sampai ke kota Dan, (2) seluruh Naftali, tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut sebelah barat, (3) Tanah Negeb dan lembah Yordan, lembah Yerikho, kota pohon korma itu, sampai Zoar. (4) Dan berfirmanlah TUHAN kepadanya: Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub; demikian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu. Aku mengizinkan engkau melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana. (5) Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. (6) Dan dikuburkanNyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini. (7) Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang. (8) Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu. (9) Dan Yosua bin Nun penuh dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah meletakkan tangannya ke atasnya. Sebab itu orang Israel mendengarkan dia dan melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. (10) Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel, (11) dalam hal segala tanda dan mujizat, yang dilakukannya atas perintah TUHAN di tanah Mesir terhadap Firaun dan terhadap semua pegawainya dan seluruh negerinya, (12) dan dalam hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar yang dilakukan Musa di depan seluruh orang Israel.

Ada 3 hal yang bisa saya lihat dari penafsir-penafsir yang memberikan komentar tentang siapa pengarang / penulis sebenarnya dari Ul 34:
1. Mereka semua menyatakan bahwa bukan Musa yang menulis bagian itu (dengan hanya Josephus sebagai perkecualian, tetapi dia bukan penafsir, tetapi ahli sejarah Yahudi pada abad 1).
2. Tidak ada satupun penafsir yang meragukan bahwa Ul 34 itu adalah Alkitab / Firman Tuhan.
3. Tidak ada satupun penafsir yang mengatakan tentang adanya problem textual berkenaan dengan Ul 34. Jadi, tidak ada manuscript-manuscript yang tidak mempunyai Ul 34.

Karena itu, tidaklah mengherankan kalau Ul 34 ini diterima secara mutlak sebagai Alkitab / Firman Tuhan. Ini sangat berbeda dengan Mark 16:9-20, yang mempunyai problem text, variasi text dan sebagainya.

b) Yoh 21:24-25 - (24) Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar. (25) Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.

Bukan hanya Yoh 21:24-25 ini yang diperdebatkan apakah bagian itu ditulis oleh Rasul Yohanes atau tidak, tetapi bahkan seluruh Yoh 21. Mengapa? Karena Yoh 20:30-31, yang merupakan akhir dari Yoh 20, kelihatannya sudah merupakan suatu penutup dari Injil Yohanes itu.

Yoh 20:30-31 - (30) Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-muridNya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, (31) tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya.

Pulpit Commentary [tentang Yoh 21 (seluruh pasal)]: There are no rational external grounds for attributing any portion of ch. 21 (unless it be the two verses, 24 and 25) to any other hand than to that of the author of the previous portion of the Gospel. Manuscript authority is entirely unanimous in assuming the integrity of the Gospel in this respect. There could not have been any period when the first twenty chapters were published without the accompaniment of this appendix. [= Tidak ada dasar external / luar yang rasionil untuk menghubungkan bagian manapun dari pasal 21 (kecuali itu adalah dua ayat, 24 dan 25) kepada tangan lain manapun dari pada tangan dari pengarang dari bagian sebelumnya dari Injil ini. Otoritas manuscripts dengan suara bulat sepenuhnya menganggap keutuhan dari Injil ini dalam hal ini. Tidak bisa pernah ada saat manapun dimana dua puluh pasal yang pertama diterbitkan tanpa disertai oleh tambahan ini] - hal 496.

Leon Morris / NICNT (tentang Yoh 21): Those who see this section as integral to the Gospel point to the fact that there is no break in style. As far as we can see this last chapter came from the same pen as did the first twenty (= Mereka yang melihat bagian ini sebagai pelengkap dari Injil ini menunjuk kepada fakta bahwa di sana tidak ada perubahan dalam gaya. Sejauh yang bisa kami lihat pasal terakhir ini datang dari pena / penulis yang sama seperti halnya dua puluh pasal yang pertama) - hal 858.
Leon Morris / NICNT mengutip kata-kata Strachan (tentang Yoh 21): There is no trace of any manuscript of the Gospel without this chapter (= Tidak ada jejak dari manuscripts manapun dari Injil ini tanpa pasal ini) - hal 858 (footnote).

Leon Morris / NICNT mengutip kata-kata Lenski (tentang Yoh 21): No copies of the Fourth Gospel have ever been found from which chapter 21 is omitted, and no trace of such copies has ever been discovered (= Tidak ada copy dari Injil Keempat ini yang pernah ditemukan dari mana pasal 21 dihapuskan, dan tidak ada jejak tentang copy seperti itu yang pernah ditemukan) - hal 858 (footnote).

Leon Morris / NICNT (tentang Yohanes 21:24-25): The last two verses look like a conclusion written by someone other than the author of the preceding. The conclusion brings in a number of people to authenticate what has been written. They can say, we know that his witness is true. Who these people were it is idle to speculate. They have left no indication as to their identity, and we can only conjecture that they were people who were respected in the church and who knew the facts of the case. So they tell us now that this disciple wrote these things and they certify that his witness is to be relied on. The strongest objection to this is that v. 23 is a curious if not impossible way to end a Gospel. This leads to the suggestion that the author is here supported by others who can vouch for his testimony and that he then goes on to write v. 25 in his own name (but see 1Thess 2:18 for a transition from the plural to singular when there is no question as to authorship) [= Dua ayat yang terakhir kelihatannya seperti suatu penutup yang ditulis oleh seseorang yang lain dari pada pengarang dari bagian yang mendahuluinya. Penutup itu memasukkan / mengemukakan sejumlah orang untuk membuktikan apa yang telah ditulis. Mereka bisa mengatakan, kami tahu bahwa kesaksiannya benar. Merupakan sesuatu yang sia-sia untuk berspekulasi siapa orang-orang itu. Mereka tidak meninggalkan petunjuk berkenaan dengan identitas mereka, dan kita hanya bisa menerka bahwa mereka adalah orang-orang yang dihormati dalam gereja dan yang tahu fakta-fakta dari kasus itu. Maka mereka memberitahu kita bahwa murid ini menulis hal-hal ini dan mereka menyatakan bahwa kesaksiannya bisa dipercaya. Keberatan yang terkuat terhadap hal ini adalah bahwa ay 23 merupakan suatu cara yang aneh, kalau bukannya mustahil, untuk mengakhiri suatu Injil. Ini membimbing pada usul bahwa sang pengarang di sini didukung oleh orang-orang lain yang bisa menjamin kesaksiannya, dan bahwa ia lalu melanjutkan dengan menulis ay 25 atas namanya sendiri (tetapi lihat 1Tes 2:18 untuk suatu perpindahan / peralihan dari bentuk jamak ke bentuk tunggal dimana disana tidak ada pertanyaan berkenaan dengan ke-pengarang-an)] - hal 879.

Ada beberapa hal yang perlu dinyatakan sebagai kesimpulan dari seluruh perdebatan berkenaan dengan Yoh 21, khususnya Markus 16: 24-25 ini:
1. Untuk Yoh 21, kecuali ay 24-25, boleh dikatakan pada umumnya para penafsir masih menganggap itu ditulis oleh Rasul Yohanes.
2. Tidak ada perbedaan gaya ataupun perbendaharaan kata antara Yoh 21 dengan Yoh 1-20.
3. Yoh 21 tidak mempunyai problem text.
a. Untuk Yoh 21, dengan ay 25 saja sebagai perkecualian, semua manuscript dan versi mempunyainya.
b. Untuk Yoh 21:25, hanya satu manuscript, yaitu Codex Sinaiticus, tidak mempunyainya, tetapi itu kelihatannya karena terpotong / hilang dari manuscript tersebut.
4. Bahkan untuk Yohanes 21:24-25 tetap ada pro kontra siapa yang menulisnya. Saya sendiri menganggapnya tetap sangat memungkinkan bahwa Yohanes sendiri yang menuliskan kedua ayat terakhir itu. Argumentasi dari Leon Morris bagi saya merupakan argumentasi yang sangat kuat.

Setelah membahas Ul 34 dan Yohanes 21:24-25, maka saya berpendapat bahwa kasus dari kedua text tersebut sangat berbeda dengan kasus dari Markus 16:9-20. Jadi, kedua text ini tak bisa digunakan sebagai dasar untuk menerima Markus 16:9-20 sebagai bagian dari Alkitab / Firman Tuhan, sekalipun bagian itu tidak ditulis oleh Markus.

Hal lain yang tidak memungkinkan saya menerima pandangan ini adalah: kalau Markus sebetulnya menuliskan akhiran yang asli dibawah pengilhaman Roh Kudus, maka akhiran asli itu adalah Firman Tuhan / Alkitab. Lalu akhiran asli itu hilang, dan Tuhan memakai orang lain untuk menuliskan Markus 16:9-20, juga dibawah pengilhaman Roh Kudus, sehingga Markus 16:9-20 juga adalah Firman Tuhan / Alkitab. Bukankah ini aneh? Tuhan menggunakan Markus untuk menuliskan akhiran asli yang adalah Firman Tuhan, lalu membiarkan bagian itu hilang, dan lalu menggunakan orang lain menuliskan Markus 16:9-20, yang sekalipun berbeda dengan akhiran asli dari Markus, tetapi juga merupakan Firman Tuhan? Jadi, Firman Tuhan digantikan dengan Firman Tuhan yang lain! Ini menurut saya sangat tidak masuk akal.

2) Sekalipun Markus 16:9-20 itu tidak ditulis oleh Markus, tetapi karena text itu sudah lama ada dalam Alkitab, maka kita harus menganggapnya sebagai termasuk dalam Alkitab / Firman Tuhan.

Tanggapan saya:
Ini pandangan yang sama sekali tidak masuk akal. Saya ingin bertanya: Alkitab yang mana yang kita jadikan acuan? Alkitab yang terjemahan? Atau manuscript-manuscript yang masih dalam bahasa asli? Atau autographnya? Kalau dijawab Alkitab terjemahan, atau manuscript-manuscript yang masih dalam bahasa asli, maka perlu diketahui bahwa ada banyak Alkitab terjemahan, dan juga ada banyak sekali manuscript-manuscript yang masih dalam bahasa asli, dan semuanya mengandung kesalahan dan bahkan pertentangan satu dengan yang lain. Lalu bagaimana mungkin ini dijadikan acuan? Itu akan berarti bahwa hal-hal yang salah dan bertentangan di dalamnya juga harus kita jadikan acuan!
Juga bagaimana sikap kita terhadap Deuterokanonika dari Gereja Roma Katolik yang juga sudah lama ada dalam Alkitab? Haruskah kita juga menerimanya? Nonsense!

Acuan kita harus adalah autograph. Memang autograph sudah tidak ada. Tetapi dari manuscript-manuscript yang ada, kita harus berusaha memperkirakan bagaimana autographnya, dan itu yang menjadi acuan kita.

Jadi, kalau dari manuscript-manuscript dan versi-versi yang ada dan semua bukti-bukti / argumentasi-argumentasi yang lain kita menyimpulkan bahwa Markus 16:8b dan Markus 16:9-20 tidak ada dalam autographnya, maka kita harus menganggapnya sebagai bukan Alkitab / Firman Tuhan!

3) Sekalipun Markus 16:9-20 itu benar (tidak mengandung kesalahan atau pertentangan dengan ayat-ayat lain dari Alkitab), tetapi itu tetap bukan Firman Tuhan / Alkitab, dan karena itu kita tidak boleh memberikan / menerima ajaran yang hanya didasarkan pada ayat-ayat itu.

Alan Cole (Tyndale): What, then, is the theological value of this Longer Ending? It may be compared with the story of the woman taken in adultery, in John 8, as an example of an early tradition which may very well be genuine and is undoubtedly primitive, but does not belong to the actual Gospel text as it stands (= Lalu, apa nilai theologis dari akhiran yang lebih panjang ini? Itu bisa dibandingkan dengan cerita tentang perempuan yang tertangkap dalam perzinahan, dalam Yohanes 8, sebagai suatu contoh dari tradisi mula-mula / awal yang mungkin benar dan tak diragukan sangat kuno, tetapi tidak termasuk dalam text Injil yang sesungguhnya) - hal 258-259.

Alan Cole (Tyndale): it would be unwise to build any theological position upon these verses alone; and this no responsible Christian group has done (= adalah tidak bijaksana untuk membangun posisi theologia berdasarkan ayat-ayat ini saja; dan ini belum / tidak pernah dilakukan oleh grup Kristen yang bertanggungjawab) - hal 259.

W. B. Godbey: “I shall neither quote nor expound the ensuing twelve verses; for, like John 8:1-11, and not a few other isolated passages, they are not in my book” [= Saya tidak akan mengutip ataupun menjelaskan / menguraikan 12 ayat yang berikut; karena, seperti Yoh 8:1-11, dan tidak sedikit text-text terpisah yang lain, mereka tidak ada dalam Buku (Alkitab) saya] - hal 287 (AGES, vol 15). 

BACA JUGA: AYAT-AYAT ALKITAB YANG DIPERDEBATKAN KEASLIANNYA

William Hendriksen: “Since it would be very difficult - perhaps impossible - to defend the thesis that every word of this ending is without flaw, no sermon, doctrine, or practice should be based solely upon its contents (= Karena akan sangat sukar - mungkin mustahil - untuk mempertahankan thesis bahwa setiap kata dari akhiran ini adalah tanpa cacat, tidak ada khotbah, doktrin / ajaran, atau praktek boleh didasarkan semata-mata pada isi dari akhiran ini) - hal 687.

A. T. Robertson: The great doubt concerning the genuineness of these verses (fairly conclusive proof against them in my opinion) renders it unwise to take these verses as the foundation for doctrine or practice unless supported by other and genuine portions of the New Testament [= Keraguan yang besar berkenaan dengan keaslian dari ayat-ayat ini (bukti yang cukup meyakinkan menentang mereka dalam pandangan saya) membuatnya tidak bijaksana untuk mengambil ayat-ayat ini sebagai dasar dari doktrin / ajaran atau praktek kecuali didukung oleh bagian-bagian yang lain dan asli dari Perjanjian Baru].

UBS New Testament Handbook Series: “It would be highly precarious, at the least, for the Church to base her understanding of the events of the post-resurrection period of her Lords ministry upon such a document as the Longer Ending” (= Merupakan sesuatu yang sangat berbahaya, sedikitnya, bagi Gereja untuk mendasarkan pengertiannya tentang peristiwa-peristiwa tentang periode setelah kebangkitan dari pelayanan Tuhannya pada dokumen seperti Akhiran yang Lebih Panjang).
ASLI TIDAKNYA MARKUS 16:8b-20
-o0o-
Next Post Previous Post