PENDERITAAN YESUS KRISTUS DAN SYARAT-SYARAT MENGIKUT DIA (1)

PDT.BUDI ASALI,M.DIV.
Lukas 9:22-27 - “(22) Dan Yesus berkata: ‘Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.’ (23) KataNya kepada mereka semua: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. (24) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. (25) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? (26) Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataanKu, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaanNya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus. (27) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah.’”.
PENDERITAAN YESUS KRISTUS  DAN SYARAT-SYARAT MENGIKUT DIA (1)
gadget, otomotif, bisnis
I) Nubuat tentang salib / penderitaan Kristus.

Lukas 9: 22: “Dan Yesus berkata: ‘Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.’”.

1) Ini adalah kebenaran yang sampai saat ini ditahan / tak diberitakan oleh Yesus kepada murid-muridNya.

Dalam Lukas 9:21 Yesus melarang para muridNya untuk memberitakan bahwa Ia adalah Mesias.

Lukas 9:20-21 - “(20) Yesus bertanya kepada mereka: ‘Menurut kamu, siapakah Aku ini?’ Jawab Petrus: ‘Mesias dari Allah.’ (21) Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapapun.”.

Salah satu kemungkinan mengapa Yesus melarang hal itu adalah karena pengertian mereka yang sangat kurang tentang Mesias. Sekarang dalam ay 22 Yesus memberitahu apa yang kurang itu, yaitu bahwa Mesias harus menderita dan mati.

Calvin: “Christ reminds his disciples of what he must suffer, that they also may be prepared to bear the cross; ... And first of all, it was necessary to inform them that Christ must commence his reign, not with gaudy display, not with the magnificence of riches, not with the loud applause of the world, but with an ignominious death.” [= Kristus mengingatkan murid-muridNya tentang apa yang harus Ia derita, supaya mereka juga bisa dipersiapkan untuk memikul salib; ... Dan pertama-tama dari semua, adalah perlu untuk memberi mereka informasi bahwa Kristus harus melanjutkan pemerintahanNya, bukan dengan pameran yang boros / berlebih-lebihan, bukan dengan kekayaan yang megah, bukan dengan pujian / tepuk tangan yang keras dari dunia, tetapi dengan kematian yang hina.].

Pemberitahuan ini perlu, khususnya untuk para murid yang adalah orang-orang Yahudi, yang mempunyai pandangan yang salah dan tidak berdasar tentang Mesias, yaitu bahwa Mesias akan memberikan kemenangan / kebahagiaan duniawi bagi mereka.

Kalau dilihat dari ayat paralelnya dalam Injil Matius maka terlihat bahwa ini adalah untuk pertama kalinya Yesus membicarakan tentang penderitaan dan kematianNya.

Matius 16:21 - “Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-muridNya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.”.

Injil Markus menambahkan apa yang tak ada dalam Injil-Injil yang lain.

Markus 8:31-32 - “(31) Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. (32) Hal ini dikatakanNya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.”.

KJV: ‘And he spake that saying openly.’ [= Dan Ia mengucapkan kata-kata itu secara terbuka / terus terang.].

Jadi, apa yang merupakan kebenaran, disembunyikan oleh Yesus sampai saat ini. Dalam hal-hal tertentu kita boleh menyembunyikan kebenaran, tetapi kita tidak boleh mengatakan ketidak-benaran!

Mengapa Yesus menyembunyikan kebenaran? Karena tadi belum waktunya bagi mereka untuk tahu hal itu. Kalau saudara memberitakan Injil, dan dari permulaan saudara menceritakan betapa beratnya dan menderitanya hidup orang Kristen itu, maka rasanya mustahil orang itu akan mau jadi Kristen!

Matthew Henry: “Concerning his own sufferings and death, of which he had yet said little. Now that his disciples were well established in the belief of his being the Christ, and able to bear it, he speaks of them expressly, and with great assurance, v. 22. It comes in as a reason why they must not yet preach that he was the Christ, because the wonders that would attend his death and resurrection would be the most convincing proof of his being the Christ of God. It was by his exaltation to the right hand of the Father that he was fully declared to be the Christ, and by the sending of the Spirit thereupon (Acts 2:33); and therefore wait till that is done.” [= Berkenaan dengan penderitaan dan kematianNya sendiri, tentang mana Ia telah berkata hanya sedikit. Sekarang bahwa murid-muridNya telah diteguhkan dengan baik dalam kepercayaan bahwa Ia adalah Kristus, dan bisa menahan / menanggungnya, Ia berbicara tentang hal itu secara explicit, dan dengan kepastian yang besar, ay 22. Itu menjadi alasan mengapa mereka tidak boleh memberitakan bahwa Ia adalah Kristus, karena keajaiban-keajaiban yang akan menyertai kematian dan kebangkitanNya akan menjadi bukti yang paling meyakinkan tentang keberadaanNya sebagai sang Kristus dari Allah. Adalah oleh pemuliaanNya ke sebelah kanan Bapa bahwa Ia dinyatakan secara penuh sebagai Kristus, dan oleh pengutusan Roh dari sana (Kis 2:33); dan karena itu tunggulah sampai itu terjadi.].

Anehnya adalah bahwa Yesus sendiri memberitakan diriNya sebagai Mesias / Kristus, seperti dalam Lukas 4:16-21 Yohanes 4:25-26.


Lukas 4:16-21 - “(16) Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaanNya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. (17) KepadaNya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibukaNya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: (18) ‘Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku (19) untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.’ (20) Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepadaNya. (21) Lalu Ia memulai mengajar mereka, kataNya: ‘Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.’”.

Yohanes 4:25-26 - “(25) Jawab perempuan itu kepadaNya: ‘Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.’ (26) Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.’”.

Mungkin keanehan ini bisa dijawab sebagai berikut: karena murid-murid masih punya pengertian yang kacau / kurang tentang Mesias, maka mereka dilarang memberitakannya. Tetapi Yesus sendiri, karena punya pengertian yang benar / lengkap tentang diriNya sebagai Mesias, boleh / harus memberitakannya.

2) Penderitaan Yesus itu datang dari Mahkamah Agama Yahudi.

Ay 22: “Dan Yesus berkata: ‘Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.’”.

Lenski (hal 514) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kata-kata ‘tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat’ adalah Sanhedrin / Mahkamah Agama Yahudi. Yesus ditolak oleh Mahkamah Agama Yahudi, Lembaga tertinggi dalam kalangan agama Yahudi. Tetapi jelas bahwa Ia tidak bersalah.

Leon Morris (Tyndale): “And of the many things he would suffer Jesus speaks only of the final rejection. The word ‘rejected’ seems to be a technical term for rejection after a careful legal scrutiny to see whether a candidate for office was qualified (See LSJ). It implies here that the hierarchy would consider Jesus’ claims but decide against him. The one article in the expression the elders and chief priests and scribes points to the fact that the three formed a single group in the Sanhedrin. There was, of course, only one high priest; the plural signifies all the members of the high-priestly families. It was the nation’s leaders who would be foremost in rejecting him.” [= Dan dari banyak hal yang akan Ia derita Yesus berbicara hanya tentang penolakan akhir. Kata ‘ditolak’ kelihatannya adalah suatu istilah tehnis untuk penolakan setelah suatu penyelidikan hukum yang teliti untuk melihat apakah seorang calon untuk suatu jabatan memenuhi syarat (lihat LSJ). Secara implicit dinyatakan di sini bahwa hirarkhi itu akan mempertimbangkan claim dari Yesus tetapi memutuskan terhadap / menentang Dia. Satu kata sandang tertentu dalam ungkapan ‘tua-tua dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat’ menunjuk pada fakta bahwa ketiganya membentuk suatu kelompok tunggal dalam Sanhedrin. Tentu saja di sana hanya ada satu imam besar; bentuk jamak itu menunjuk kepada semua anggota-anggota dari keluarga imam besar. Adalah pemimpin-pemimpin bangsa itu yang akan menjadi yang terutama / pertama dalam menolak Dia.].

William Hendriksen: “Elders, chief priests, and scribes, the men who were supposed to protect and promote the religious interests of the people, those from whose circles the Sanhedrin was chosen, are actually going to kill Israel’s own Messiah!” [= Tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, orang-orang yang seharusnya melindungi dan memajukan kepentingan agamawi dari bangsa itu, orang-orang itu dari lingkungan mana Sanhedrin dipilih, akan sungguh-sungguh membunuh Mesias dari Israel sendiri!].

Bandingkan dengan ‘bukti kesalahan saya’ yang diberikan oleh Pdt. Sutjipto Subeno, yang mengatakan bahwa saya pasti salah, karena institusi yang menyalahkan saya (GKRI EXODUS) pasti tidak ngawur. Tidak ada kata-kata yang lebih tolol dari ini! Kalau orang bodoh ini mau konsisten dengan kata-katanya, maka ia juga harus menganggap Yesus bersalah, karena Ia dipersalahkan oleh Institusi tertinggi agama Yahudi! Demikian juga dengan Paulus, Stefanus dan sebagainya.

Ini jelas juga bisa terjadi pada jaman sekarang, dan karena itu jangan heran kalau ada gereja-gereja yang kebrengsekan terbesarnya muncul dari sinode / ketua sinodenya!!!

3) Hal ini HARUS terjadi, karena itu adalah rencana Allah.

Wycliffe Bible Commentary: “The Son of man must suffer . . . and be raised the third day. Must (Gr. DEI) denotes logical necessity. Christ was obligated to fulfill the purpose of God as revealed in the Scriptures. This concept appears in the preaching of the early church (Acts 2:23-24; 13:17-34; 17:3; 26:22-23). The death of Jesus was a tragedy, but it was not an accident; for he was fulfilling the purpose of God in redemption.” [= Anak Manusia harus menderita ... dan dibangkitkan pada hari ketiga. ‘Harus’ (Yunani: DEI) menunjukkan keharusan logis. Kristus diwajibkan untuk menggenapi rencana Allah seperti yang dinyatakan dalam Kitab Suci. Konsep ini muncul dalam khotbah / pemberitaan dari gereja mula-mula (Kis 2:23-24; 13:17-34; 17:3; 26:22-23). Kematian Yesus adalah suatu tragedi, tetapi itu bukanlah suatu kecelakaan / kebetulan; karena Ia sedang menggenapi rencana Allah dalam penebusan.].

Kisah Para Rasul 2:23-24 - “(23) Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. (24) Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.”.

Kisah Para Rasul 13:27-29 - “(27) Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat. (28) Dan meskipun mereka tidak menemukan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati itu, namun mereka telah meminta kepada Pilatus supaya Ia dibunuh. (29) Dan setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkanNya di dalam kubur.”.

Kisah Para Rasul 17:3 - “Ia menerangkannya kepada mereka dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, lalu ia berkata: ‘Inilah Mesias, yaitu Yesus, yang kuberitakan kepadamu.’”.

Kis 26:22-23 - “(22) Tetapi oleh pertolongan Allah aku dapat hidup sampai sekarang dan memberi kesaksian kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar. Dan apa yang kuberitakan itu tidak lain dari pada yang sebelumnya telah diberitahukan oleh para nabi dan juga oleh Musa, (23) yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain.’”.

Leon Morris (Tyndale): “Matthew and Mark speak of Peter’s rebuke of Jesus, but Luke concentrates on his Lord’s suffering. He reports that Jesus said that he MUST suffer. That is what being Messiah meant. Suffering, for him, was no accident, but a compelling divine necessity.” [= Matius dan Markus berbicara tentang teguran Yesus terhadap Petrus, tetapi Lukas berkonsentrasi pada penderitaan Tuhannya. Ia melaporkan bahwa Yesus berkata bahwa Ia HARUS menderita. Itu adalah apa artinya menjadi Mesias. Penderitaan, bagi Dia, bukanlah kecelakaan / kebetulan, tetapi suatu keharusan ilahi yang memaksa.].

Leon Morris (Tyndale): “He would be killed. Jesus left them in no doubt but that being Messiah meant a cross.” [= Ia akan dibunuh. Yesus tidak meninggalkan mereka dalam keragu-raguan bahwa menjadi Mesias berarti suatu salib.].

4) Yesus menubuatkan bukan hanya pembunuhan terhadapNya, tetapi juga kebangkitanNya pada hari ketiga.

Ay 22: “Dan Yesus berkata: ‘Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.’”.

a) Pada hari yang ketiga.

A. T. Robertson: “The third day ... Here in the parallel passage Mark 8:31 has ‘after three days’ ... in precisely the same sense. That is to say, ‘after three days’ is just a free way of saying ‘on the third day’ and cannot mean ‘on the fourth day’ if taken too literally.” [= ‘Hari ketiga’ ... Di sini dalam text paralelnya Mark 8:31 mempunyai ‘sesudah 3 hari’ ... dalam arti yang sama persis. Itu berarti bahwa mengatakan ‘sesudah 3 hari’ hanyalah merupakan cara yang bebas untuk mengatakan ‘pada hari ketiga’ dan tidak bisa berarti ‘pada hari keempat’ jika diartikan secara terlalu hurufiah.].

Mat 16:21 - “Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-muridNya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.”.

Mark 8:31 - “Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.”.

Secara sama, istilah ‘3 hari 3 malam’, juga mempunyai arti yang sama.

Matius 12:40 - “Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.”.

Ini menunjukkan kebodohan orang-orang yang percaya pada Rabu Agung, dan bukannya Jumat Agung!

b) Dengan menambahkan kata-kata ‘dan dibangkitkan pada hari ketiga’, Yesus memberikan penghiburan kepada mereka, supaya tidak terlalu sedih / tertekan oleh pemberitaan bahwa Mesias harus menderita, mati dan sebagainya.

Leon Morris (Tyndale): “But the cross is not the whole story. On the third day the Son of man will be raised. The resurrection was as certain as the crucifixion.” [= Tetapi salib bukanlah seluruh cerita. Pada hari ketiga Anak Manusia akan dibangkitkan. Kebangkitan adalah sama pastinya seperti penyaliban.].

Calvin: “But as the bare mention of the cross must, of necessity, have occasioned heavy distress to their weak minds, he presently heals the wound by saying, that ‘on the third day he will rise again from the dead.’ And certainly, as there is nothing to be seen in the cross but the weakness of the flesh, till we come to his resurrection, in which the power of the Spirit shines brightly, our faith will find no encouragement or support. In like manner, all ministers of the Word, who desire that their preaching may be profitable, ought to be exceedingly careful that the glory of his resurrection should be always exhibited by them in connection with the ignominy of his death.” [= Tetapi karena semata-mata penyebutan tentang salib harus / pasti, telah menyebabkan kesedihan yang berat pada pikiran mereka yang lemah, Ia segera menyembuhkan luka itu dengan mengatakan bahwa ‘pada hari ketiga Ia akan bangkit kembali dari orang mati’. Dan pastilah, karena di sana tidak ada apapun yang bisa dilihat dalam salib kecuali kelemahan daging, sampai kita datang pada kebangkitanNya, dalam mana kuasa Roh bersinar dengan terang, iman kita tidak akan mendapatkan penguatan hati atau dukungan. Dengan cara yang sama, semua pelayan-pelayan dari Firman, yang menginginkan bahwa pemberitaan mereka bisa bermanfaat, harus sangat berhati-hati sehingga kemuliaan dari kebangkitanNya harus selalu ditunjukkan oleh mereka berhubungan dengan kehinaan dari kematianNya.].

Bagi Yesus, kebangkitan adalah sama pastinya seperti penderitaan, salib dan kematian. PemuliaanNya adalah sama pastinya seperti perendahanNya. Ini juga berlaku bagi kita.

Roma 8:18 - “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.”.

2Korintus 4:17 - “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.”.

Mengapa demikian? Karena memang apa yang Kristus alami merupakan pola dari apa yang orang-orang percaya akan alami.

1Kor 15:20-23 - “(20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. (21) Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. (22) Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. (23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya.”.

Karena itu, pada saat saudara menderita, dianiaya, dihina, direndahkan oleh karena Kristus, tetaplah setia kepada Tuhan. Pemuliaan / kemuliaan di surga menantikan saudara! Sebaliknya, kalau dalam hidup ini yang saudara cari hanyalah kesenangan-kesenangan dan berkat-berkat duniawi saja, maka tidak akan ada pemuliaan / kemuliaan di surga bagi saudara!

II) Penolakan Petrus terhadap salib / penderitaan Kristus.

Bagian ini tidak ada dalam Injil Lukas, tetapi ada dalam Injil Matius dan Markus.

Mat 16:22-23 - “(22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: ‘Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.’ (23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: ‘Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.’”. Bdk. Mark 8:32b-33.

1) Reaksi Petrus.

Dalam Injil Matius / Markus, setelah Yesus mengucapkan kata-kata ini, maka Petrus menegur Yesus.


Matius 16:22 - “Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: ‘Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.’”.

IVP Bible Background Commentary: “The New Testament writers took some Old Testament texts as referring to the Messiah’s suffering, but most Jewish people in the first century did not recognize these texts as referring to the Messiah, who was to reign as king. Most Jewish people believed in the resurrection of all the righteous dead at the end of the age and the inauguration of a kingdom under God’s appointed ruler afterward.” [= Penulis-penulis Perjanjian Baru mengerti beberapa text Perjanjian Lama sebagai menunjuk pada penderitaan sang Mesias, tetapi kebanyakan orang-orang / bangsa Yahudi pada abad pertama tidak mengenali text-text ini sebagai menunjuk kepada sang Mesias, yang harus memerintah sebagai raja. Kebanyakan orang Yahudi percaya pada kebangkitan dari semua orang benar yang mati pada akhir jaman dan pelantikan dari suatu kerajaan di bawah penguasa yang ditetapkan oleh Allah setelahnya.].

Biarpun dalam Perjanjian Lama memang sudah ada nubuat tentang penderitaan, penyaliban, dan kematian Mesias, tetapi tidak ada nubuat yang menunjukkan bahwa yang akan melakukan semua itu terhadap sang Mesias itu adalah tokoh-tokoh agama yang hidup pada jamanNya, yaitu ahli-ahli Taurat, tua-tua, dan imam-imam kepala.

Calvin (tentang Mat 16:22): “It is a proof of the excessive zeal of Peter, that he reproves his Master; ... so completely are men hurried on and driven headlong by inconsiderate zeal, that they do not hesitate to pass judgment on God himself, according to their own fancy.” [= Ini adalah suatu bukti tentang semangat yang berlebih-lebihan dari Petrus, sehingga ia menegur Tuan / Gurunya; ... begitu orang-orang pergi cepat-cepat dan didorong sepenuhnya oleh semangat yang ceroboh / kurang dipertimbangkan, sehingga mereka tidak ragu-ragu untuk menyampaikan penghakiman pada Allah sendiri, sesuai dengan khayalan mereka sendiri.].

The Biblical Illustrator (tentang Mat 16:22): “In passing from ignorance to knowledge there must be a little contention. This the crucial time - ‘I must speak of My sufferings.’ He enters upon the process. St. Peter spoils it. His rashness would not let him learn. Christian progress meets hindrances from two sources: (1) From the wickedness of the wicked; (2) from the immature goodness of the good.” [= Dalam berpindah dari ketidak-tahuan menuju pengetahuan di sana harus ada sedikit perdebatan / perbantahan. Ini adalah saat yang penting / menentukan - ‘Aku harus berbicara tentang penderitaan-penderitaanKu’. Ia memasuki proses itu. Santo Petrus merusakkannya / membuang-buangnya. kegegabahannya tidak membiarkan dia belajar. Kemajuan Kristen menemui halangan-halangan dari dua sumber: (1) Dari kejahatan dari orang jahat; (2) dari kebaikan yang tidak matang dari orang baik.].

Karena itu, hati-hatilah kalau menerima / mendengar ‘suatu ajaran yang baru’. Hati-hati untuk tidak secara gegabah menerimanya, tetapi juga untuk tidak secara gegabah menolaknya. Semua ajaran baru harus diperiksa benar tidaknya menggunakan Firman Tuhan.

Bible Knowledge Commentary (tentang Mat 16:21-26): “Peter, hearing these words, took the Lord aside and began to rebuke Him. ... Peter could not understand how Jesus could be Messiah and yet die at the hands of the religious leaders. Peter probably was so shocked to hear Jesus speak of His death that he failed to hear Him mention His resurrection.” [= Petrus, setelah mendengar kata-kata ini, menarik Yesus ke samping dan mulai menegur Dia. ... Petrus tidak bisa mengerti bagaimana Yesus bisa adalah Mesias tetapi mati dalam tangan dari pemimpin-pemimpin agamawi. Petrus mungkin begitu kaget mendengar Yesus berbicara tentang kematianNya sehingga ia gagal untuk mendengar Dia menyebutkan kebangkitanNya.].

Penerapan:

a) Pada waktu orang mendengar Injil, ia bisa begitu kaget mendengar bahwa kita bisa selamat HANYA oleh iman, sehingga ia gagal mendengar bahwa kita tetap harus taat sebagai bukti dari iman / keselamatan kita, atau sebagai perwujudan kasih kita kepada Allah.

b) Pada waktu orang mendengar ajaran Reformed tentang penentuan segala sesuatu termasuk dosa, ia bisa menjadi begitu kaget sehingga:

1. Gagal untuk mendengar bahwa semua dosa tetap merupakan tanggung jawab kita yang melakukannya.

2. Gagal untuk mendengar bahwa Reformed tidak mengajarkan bahwa Allah menciptakan dosa.

Karena itu, pada waktu mendengar firman, dengarlah semua sampai selesai!!!

The Bible Exposition Commentary (tentang Mat 16:21-28): “What was Peter’s mistake? He was thinking like a man, for most men want to escape suffering and death. He did not have God’s mind in the matter. Where do we find the mind of God? In the Word of God. Until Peter was filled with the Spirit, he had a tendency to argue with God’s Word. Peter had enough faith to confess that Jesus is the Son of God, but he did not have the faith to believe that it was right for Jesus to suffer and die. Of course, Satan agreed with Peter’s words, for he used the same approach to tempt Jesus in the wilderness (Matt 4:8-10).” [= Apa kesalahan Petrus? Ia sedang berpikir seperti seorang manusia, karena kebanyakan orang ingin lolos dari penderitaan dan kematian. Ia tidak mempunyai pikiran Allah dalam persoalan ini. Dimana kita mendapatkan pikiran Allah? Dalam Firman Allah. Sampai Petrus dipenuhi dengan Roh, ia mempunyai suatu kecenderungan untuk berargumentasi dengan Firman Allah. Petrus mempunyai iman yang cukup untuk mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah, tetapi ia tidak mempunyai iman untuk percaya bahwa adalah benar bagi Yesus untuk menderita dan mati. Tentu saja, Iblis setuju dengan kata-kata Petrus, karena ia menggunakan pendekatan yang sama untuk mencobai Yesus di padang gurun (Mat 4:8-10).].

Mat 4:8-10 - “(8) Dan Iblis membawaNya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepadaNya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (9) dan berkata kepadaNya: ‘Semua itu akan kuberikan kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku.’ (10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: ‘Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!’”.

2) Sikap Yesus terhadap reaksi Petrus.

Mat 16:23 - “Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: ‘Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.’”.

The Biblical Illustrator (tentang Mat 16:23): “‘Satan:’ - Christ looked for the moment through Peter, and saw behind him His old enemy, cunningly making use of the prejudices and impulsive honesty of the undeveloped apostle. It was the old temptation back again, that was now presented through Peter - the temptation to avoid suffering, persecution, bitter hate, scorn and murder; and instead, to erect a secular throne that would in pomp surmount all other thrones upon the earth. The Saviour’s spirit was roused when He met His old foe in such circumstances, looking from behind the battlements of the loving but disconcerted heart of the chief of the apostles. Hence He spoke decidedly and strongly.” [= ‘Iblis’: - Kristus melihat sejenak melalui Petrus, dan melihat di belakang dia musuh lamaNya, secara licik menggunakan prasangka dan kejujuran yang impulsif dari rasul yang belum berkembang / belum matang. Itu adalah pencobaan lama yang kembali lagi, yang sekarang diberikan melalui Petrus - pencobaan untuk menghindari penderitaan, penganiayaan, kebencian yang pahit, celaan dan pembunuhan; dan alih-alih, mendirikan suatu takhta sekuler yang dalam kemegahan akan melampaui semua takhta lain di bumi. Roh sang Juruselamat dibangkitkan pada waktu Ia menemui musuh lamaNya dalam keadaan seperti itu, melihat dari balik tembok benteng dari hati yang mengasihi tetapi bingung dari kepala rasul-rasul. Maka Ia berbicara secara pasti / jelas dan kuat / keras.].

Bible Knowledge Commentary (tentang Mat 16:21-26): “Peter’s rebuke, however, brought a rebuke from the Lord, for Peter was playing the role of Satan. Jesus directly addressed Satan, who was seeking to use Peter as his instrument. Jesus had previously told Satan to get away from Him (4:10); He now repeated that order. Peter was trying to keep the Lord from dying, but that was a primary reason why Jesus came into the world. Trying to thwart the Crucifixion, as Satan had earlier tried to do (4:8-10), resulted from not thinking from God’s viewpoint.” [= Tetapi teguran Petrus membawa suatu teguran dari Tuhan, karena Petrus sedang memainkan peranan dari Iblis. Yesus secara langsung berbicara kepada Iblis, yang sedang berusaha untuk menggunakan Petrus sebagai alatnya. Sebelumnya Yesus telah memberitahu Iblis untuk pergi / enyah dariNya (4:10); sekarang Ia mengulangi perintah itu. Petrus sedang berusaha untuk menjaga Tuhan dari kematian, tetapi itu adalah alasan utama mengapa Yesus datang ke dalam dunia. Mencoba untuk menghalangi / menggagalkan Penyaliban, seperti yang lebih dulu telah Iblis coba (4:8-10), dihasilkan dari ‘tidak berpikir dari sudut pandang Allah’.].

Catatan: saya tidak percaya bahwa Yesus memang sedang bicara dengan Iblis. Karena kalau demikian ada 2 kemungkinan: 1. Petrus dirasuk Iblis, dan ini mustahil karena tak ada orang percaya bisa dirasuk Iblis. 2. Petrus hanya digoda Iblis, dan adalah aneh kalau Tuhan ‘menengking’ setan / Iblis yang menggoda. Dalam kasus Ia sendiri digodai Iblis, Iblis ditengking bukan karena menggoda, tetapi karena bersikap kurang ajar dalam menyuruh Yesus menyembahnya. Dan hal lain yang harus ditambahkan adalah: dalam kasus Yesus penengkingan bisa dilakukan karena godaannya merupakan godaan yang bersifat supranatural. Dalam kasus Petrus ini, kalau memang ada godaan Iblis, paling-paling ia hanya menggoda secara natural. Dan dalam Alkitab tidak ada godaan natural yang dihadapi dengan penengkingan! Memang banyak orang menengking setan dari gereja pada waktu ada acara gereja, tetapi bagi saya ini merupakan kekonyolan!

Bdk. Yakobus 4:7-8 - “(7) Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! (8) Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!”.

Jadi, saya berpendapat bahwa di sini Yesus hanya menyebut Petrus sebagai ‘Iblis’, karena ia berpikir seperti Iblis.

IVP Bible Background Commentary (tentang Mat 16:23): “Jesus identifies Peter with Satan because he speaks the same temptation: the kingdom without the cross (4:9-10).” [= Yesus menyamakan Petrus dengan Iblis karena ia mengucapkan pencobaan yang sama: kerajaan tanpa salib (4:9-10).].

The Biblical Illustrator (tentang Mat 16:23): “Satan now tries to hinder Christ through the blind love of Peter. Is not the Church of Christ often hindered now by pleadings of love, by those who say: ‘This be far from thee. Save thyself.’” [= Sekarang Iblis berusaha mencegah Yesus melalui cinta buta dari Petrus. Tidakkah Gereja Kristus sekarang sering mencegah dengan permohonan kasih, oleh mereka yang berkata: ‘Jauhlah hal ini dari engkau. Selamatkanlah dirimu sendiri’.].

The Biblical Illustrator (tentang Mat 16:23): “‘Satan:’ - Good men often do the devil’s work, though they know it not.” [= ‘Iblis’: - Orang-orang baik sering melakukan pekerjaan setan, sekalipun mereka tidak mengetahuinya.].

Matthew Poole: “Peter, thou thinkest that by this discourse thou showest some kindness unto me, like a friend, but thou art in this an adversary to me; for so the word ‘Satan’ doth signify, and is therefore ordinarily applied to the devil, who is the grand adversary of mankind.” [= Petrus, engkau berpikir bahwa oleh pembicaraan ini engkau menunjukkan suatu kebaikan kepadaKu, seperti seorang sahabat, tetapi dalam hal ini engkau adalah seorang musuh / lawan bagi Aku; karena demikianlah kata ‘Iblis’ berarti, dan karena itu biasanya kata ini diterapkan kepada setan, yang adalah musuh besar / utama dari umat manusia.].


Catatan: kata Satan / SATANAS memang berarti ‘adversary’ [= musuh].

Yesus menghardik Petrus dengan keras. Padahal dikatakan dalam Alkitab bahwa Ia tidak mematahkan buluh yang terkulai dan sebagainya.

Matius 12:20 - “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskanNya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkanNya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.”. Bdk. Yes 42:3.

Lalu, mengapa Ia menghardik Petrus dengan begitu keras?

Calvin: “How comes it that he who so mildly on all occasions guarded against breaking even a bruised reed, (Isaiah 42:3,) thunders so dismally against a chosen disciple? The reason is obvious, that in the person of one man he intended to restrain all from gratifying their own passions. Though the lusts of the flesh, as they resemble wild beasts, are difficult to be restrained, yet there is no beast more furious than the wisdom of the flesh. It is on this account that Christ reproves it so sharply, and bruises it, as it were, with an iron hammer, to teach us that it is only from the word of God that we ought to be wise.” [= Bagaimana bisa terjadi bahwa Ia yang pada semua peristiwa dengan begitu lembut menjaga terhadap putusnya bahkan suatu buluh yang patah terkulai, (Yes 42:3), mengguntur dengan begitu menakutkan terhadap seorang murid pilihan? Alasannya jelas, bahwa dalam diri dari satu orang Ia bermaksud untuk mengekang semua orang dari memuaskan emosi / kasih / nafsu mereka sendiri. Sekalipun nafsu dari daging, karena itu menyerupai binatang liar, sukar untuk dikekang, tetapi di sana tidak ada binatang yang lebih garang dari pada hikmat dari daging. Karena inilah Kristus menegur dengan begitu tajam, dan seakan-akan meremukkannya dengan palu besi, untuk mengajar kita bahwa hanya dari firman Allah kita harus menjadi bijaksana.].

Saya sendiri tidak melihat bagaimana teguran keras bisa dihubungkan dengan memutuskan buluh yang patah terkulai. Pada saat ini Petrus sedang berdosa, tetapi bukan ‘patah terkulai’. Berbeda dengan setelah penyangkalan yang Petrus lakukan, ia pada saat itu memang ‘patah terkulai’. Dan pada saat itu Kristus menangani dia dengan sangat berbeda.


Lukas 22:60-62 - “(60) Tetapi Petrus berkata: ‘Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan.’ Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam. (61) Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: ‘Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku.’ (62) Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.”.

Yohanes 21:15-17 - “(15) Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: ‘Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?’ Jawab Petrus kepadaNya: ‘Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.’ Kata Yesus kepadanya: ‘Gembalakanlah domba-dombaKu.’ (16) Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: ‘Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?’ Jawab Petrus kepadaNya: ‘Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.’ Kata Yesus kepadanya: ‘Gembalakanlah domba-dombaKu.’ (17) Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: ‘Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?’ Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: ‘Apakah engkau mengasihi Aku?’ Dan ia berkata kepadaNya: ‘Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.’ Kata Yesus kepadanya: ‘Gembalakanlah domba-dombaKu.”.

-bersambung-
Next Post Previous Post