PENDERITAAN YESUS KRISTUS DAN SYARAT-SYARAT MENGIKUT DIA (2)
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
Lukas 9:22-27 - “(22) Dan Yesus berkata: ‘Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.’ (23) KataNya kepada mereka semua: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. (24) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. (25) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? (26) Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataanKu, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaanNya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus. (27) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah.’”.
teknologi, otomotif, bisnis |
III) Ajaran Yesus selanjutnya tentang salib / penderitaan bagi orang percaya.
1) Lukas 9: 23: “KataNya kepada mereka semua: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”.
a) Mengapa Yesus tahu-tahu bicara tentang memikul salib?
Calvin (tentang Mat 16:24): “As Christ saw that Peter had a dread of the cross, and that all the rest were affected in the same way, he enters into a general discourse about bearing the cross, and does not limit his address to the twelve apostles, but lays down the same law for all the godly.” [= Karena Kristus melihat bahwa Petrus mempunyai rasa takut terhadap salib, dan bahwa semua sisanya dipengaruhi dengan cara yang sama, Ia memasuki suatu percakapan umum tentang memikul salib, dan tidak membatasi percakapannya pada 12 rasul, tetapi meletakkan / menentukan hukum yang sama untuk semua orang saleh.].
Matthew Henry: “Concerning their sufferings for him. So far must they be from thinking how to prevent his sufferings that they must rather prepare for their own.” [= Berkenaan dengan penderitaan mereka bagi Dia. Begitu jauh mereka seharusnya dari berpikir bagaimana untuk mencegah penderitaanNya sehingga mereka sebaliknya harus mempersiapkan untuk penderitaan mereka sendiri.].
Bandingkan ini dengan banyak gereja yang ajarannya justru membuang salib, dan menekankan bahwa kalau kita ikut Kristus semua jadi lancar. Semua penyakit pasti sembuh, semua problem pasti beres, kita pasti jadi kaya, dan sebagainya.
b) Perhatikan kata ‘mau’.
Ay 23: “KataNya kepada mereka semua: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”.
Betul-betul tolol bahwa dari kata ‘mau’ di sini Lenski menganggap bahwa Yesus tidak mengajarkan Irresistible Grace [= Kasih karunia yang tidak bisa ditolak]!
Lenski: “‘Christ does not pull his sheep by a rope; in his army are none but volunteers.’ E. Frommel. Jesus knows of no irresistible grace but only of the grace which draws the will and wins it for himself. And this grace excludes no one - TIS is like a blank space into which you are invited to write your name, no matter who you may be.” [= ‘Kristus tidak menarik dombaNya dengan sebuah tali; dalam pasukannya tidak ada orang kecuali sukarelawan’. E. Frommel. Yesus tidak mengenal kasih karunia yang tidak bisa ditolak tetapi hanya kasih karunia yang menarik kemauan / kehendak dan memenangkannya untuk diriNya sendiri. Dan kasih karunia ini tidak mengeluarkan siapapun - kata Yunani TIS (=anyone / siapapun / setiap orang) adalah seperti suatu spasi / tempat kosong ke dalam mana engkau diundang untuk menuliskan namamu, tak peduli siapapun engkau adanya.] - hal 517.
Apakah Yunus pergi ke Niniwe sebagai seorang sukarelawan?
Bagaimana Lot dan keluarganya meninggalkan Sodom?
Kej 19:15-16 - “(15) Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: ‘Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini.’ (16) Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana.”.
Bdk. Yoh 6:44,65 - “(44) Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. ... (65) Lalu Ia berkata: ‘Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.’”.
c) Yesus mengatakan kata-kata ini kepada ‘mereka semua’ (ay 23).
Ay 23: “KataNya kepada mereka semua: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”.
Catatan: Kata ‘mereka’ seharusnya tidak ada.
A. T. Robertson: “Jesus wanted all (the multitude with his disciples, as Mark 8:34 has it) to understand the lesson of self-sacrifice. They could not yet understand the full meaning of Christ’s words as applied to his approaching death of which he had been speaking. But certainly the shadow of the cross is already across the path of Jesus as he is here speaking. ... The cross was a familiar figure in Palestine. It was rising before Jesus as his destiny. Each man has his own cross to meet and bear.” [= Yesus ingin semua orang (orang banyak bersama murid-muridNya, seperti Mark 8:34 mempunyainya) untuk mengerti pelajaran dari pengorbanan diri sendiri. Mereka belum bisa mengerti arti sepenuhnya dari kata-kata Kristus seperti yang diterapkan pada kematianNya yang mendekat tentang mana Ia telah berbicara. Tetapi pasti bayangan dari salib sudah melintang di jalan Yesus pada waktu Ia sedang berbicara di sini. ... Salib adalah suatu gambaran yang akrab di Palestina. Itu muncul di depan Yesus sebagai takdirNya. Setiap orang harus menemui dan memikul salibnya sendiri.].
Markus 8:34 - “Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-muridNya dan berkata kepada mereka: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”.
Bukan hanya Yesus, tetapi juga orang-orang kristen harus mengalami salib. Tadi dalam ay 22 Yesus berkata bahwa Ia sendiri yang akan mengalami salib. Sekarang Ia mengatakan bahwa setiap pengikutNya harus mengalami salib! Ini ciri khas orang kristen sejati! Kalau dalam hidup saudara tidak ada salib, mungkin sekali saudara bukan orang kristen yang sejati!
d) ‘Menyangkal diri’ dan ‘memikul salib’.
Kedua hal ini merupakan 2 hal yang harus dilakukan oleh orang yang mengikut Kristus.
Ay 23: “KataNya kepada mereka semua: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”.
1. ‘Menyangkal diri’ berarti ‘tidak mencari kesenangan / kemuliaan diri sendiri, tetapi kesenangan / kemuliaan Tuhan’.
Ini tidak berarti bahwa kita lalu tidak mempedulikan kesehatan kita dan sebagainya. Ini berarti bahwa kita tidak lagi berusaha mencari hal-hal yang menyenangkan diri kita sendiri, atau yang mengenakkan diri kita sendiri, tetapi sebaliknya kita akan mencari hal-hal yang menyenangkan Tuhan!
Pertama-tama ini harus diterapkan kepada hamba-hamba Tuhan, yang ‘melayani’ demi kesenangan / kekayaan / kemuliaan dirinya sendiri / gerejanya sendiri! Selanjutnya, ini juga harus diterapkan kepada seadanya orang Kristen, baik dalam hal melayani, maupun dalam hal kehidupan. Yang harus dicari bukan kesenangan / kemuliaan diri sendiri tetapi kesenangan / kemuliaan Tuhan.
Penerapan: pada waktu saudara mempunyai 2 pilihan: yang satu enak / mudah tetapi bertentangan dengan Firman Tuhan, sedangkan yang satunya sukar / berat tetapi sesuai dengan Firman Tuhan, maka yang mana yang saudara pilih? Bandingkan dengan doa Yesus di taman Getsemani.
Leon Morris (Tyndale): “The follower of Jesus must ‘deny himself’ (not just his sins, himself; he cannot be self-centred). There is nothing self-indulgent about being a Christian.” [= Pengikut Yesus harus ‘menyangkal dirinya sendiri’ (bukan hanya dosa-dosanya, dirinya sendiri; ia tidak bisa egois / berpusatkan diri sendiri). Di sana tidak ada sikap memuaskan keinginan sendiri tentang menjadi seorang Kristen.].
2. ‘memikul salib’.
Apa artinya ‘memikul salib’?
Lenski: “It is a mistake to call all our suffering a cross. The wicked have many sorrows (Ps. 32:10) but no crosses. The cross is that suffering alone which results from our faithful connection with Christ (6:22).” [= Merupakan sesuatu yang salah untuk menyebut SEMUA penderitaan kita suatu salib. Orang jahat mempunyai banyak kesedihan (Maz 32:10) tetapi tak ada salib. Salib adalah penderitaan itu saja yang dihasilkan dari hubungan kita yang setia dengan Kristus (6:22).] - hal 518.
Mazmur 32:10 - “Banyak kesakitan diderita orang fasik, tetapi orang percaya kepada TUHAN dikelilingiNya dengan kasih setia.”.
KJV: ‘sorrows’ [= kesedihan].
Lukas 6:22 - “Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.”.
‘Memikul salib’ berarti ‘menderita demi Tuhan’. Itu bisa terjadi baik karena pelayanan / pemberitaan Injil, maupun ketaatan / kesetiaan kita kepadaNya.
Tetapi sekalipun pelayanan selalu menimbulkan kesukaran / salib, kita justru harus melakukannya DENGAN BAIK, kalau kita ingin menang!
Anonymous: “Life is like a game of tennis; the player who serves well seldom loses.” [= Hidup / Kehidupan itu seperti suatu permainan tenis; pemain yang melakukan servis dengan baik jarang kalah.] - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 602.
Catatan: Kata ‘serve’ bisa diartikan ‘melayani’, tetapi bisa juga diartikan ‘melakukan servis’. Jadi di sini ada suatu permainan kata. Kalau dalam permainan tenis orang yang melakukan servis dengan baik jarang kalah. Kalau dalam hidup kristen, orang yang melayani dengan baik jarang kalah.
Ada 3 hal yang ingin saya bahas tentang salib / ‘memikul salib’:
a. Salib yang kelihatannya tidak menyenangkan itu, sebetulnya berguna bagi kita. Bandingkan dengan Paulus dengan duri dalam dagingnya.
2Korintus 12:7-10 - “(7) Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. (8) Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. (9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ‘Cukuplah kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna.’ Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. (10) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.”.
THE CROSS [= SALIB]
“God laid upon my back a grievous load, [= Allah meletakkan di punggungku suatu beban yang menyedihkan,]
A heavy cross to bear along the road. [= Suatu salib yang berat untuk dipikul di sepanjang jalan.]
I staggered on, and lo! one weary day, [= Aku terhuyung-huyung, dan lihatlah! suatu hari yang melelahkan / membosankan,]
An angry lion sprang across my way. [= Seekor singa yang marah meloncat di jalanku.]
I prayed to God, and swift at His command [= Aku berdoa kepada Allah, dan segera atas perintahNya]
The cross became a weapon in my hand [= Salib itu menjadi sebuah senjata di tanganku]
It slew my raging enemy, and then [= Itu membunuh musuhku yang marah / mengamuk, dan lalu]
Became a cross upon my back again. [= Menjadi sebuah salib di punggungku lagi.]
I reached a desert. O’er the burning track [= Aku mencapai suatu padang gurun. Di atas jalan yang membakar]
I persevered, the cross upon my back. [= Aku bertekun, salib pada punggungku.]
No shade was there, and in the cruel sun [= Tidak ada bayang-bayang di sana, dan di terik matahari yang kejam]
I sank at last, and thought my days were done. [= Akhirnya aku jatuh / ambruk, dan berpikir hari-hariku sudah berakhir.]
But lo! the Lord works many a blest surprise - [= Tetapi lihatlah! Tuhan mengerjakan banyak kejutan yang menyenangkan - ]
The cross became a tree before my eyes! [= Salib itu menjadi sebuah pohon di depan mataku!]
I slept; I woke, to feel the strength of ten. [= Aku tidur; aku bangun, merasa kekuatan dari sepuluh orang.]
I found the cross upon my back again. [= Aku mendapati salib itu di punggungku lagi.]
And thus through all my days from then to this, [= Dan demikianlah di sepanjang hari-hariku sejak saat itu sampai sekarang,]
The cross, my burden, has become my bliss. [= Salib, bebanku, telah menjadi kebahagiaanku.]
Nor ever shall I lay the burden down, [= Tidak pernah lagi aku meletakkan / menurunkan bebanku,]
For God some day will make the cross a crown!” [= Karena suatu hari Allah akan membuat / menjadikan salib itu sebuah makhkota!] - ‘Streams in the Desert’, vol 3, February 22.
b. Kita selalu menganggap salib kita terlalu berat, dan kita menginginkan salib orang lain yang kelihatannya lebih ringan. Tetapi Tuhan tahu salib mana yang paling cocok untuk kita.
Fred Bauer: “A story is told about a weary housewife who once complained to God about the weight of her cross. ‘It is simply too much for me to bear.’ she cried. The Lord was sympathetic. ‘Give me your cross,’ He said, ‘and I’ll put it in a sack with all the other crosses people have to carry. Then you can choose another one.’ She readily agreed, but each cross she drew from the bag was too heavy. Finally, near the bottom, she found one much lighter than all the rest. ‘I’ll take this one, Lord,’ she said, satisfied at last. ‘Fine,’ He answered, ‘but you should know that’s the very cross you had before.’” [= Diceritakan sebuah cerita tentang seorang istri / ibu rumah tangga yang satu kali mengeluh kepada Allah tentang beratnya salibnya. ‘Itu jelas terlalu banyak / berat bagiku untuk dipikul’, teriaknya. Tuhan bersimpati. ‘Berikan salibmu kepadaKu’, Ia berkata, ‘dan Aku akan meletakkannya di dalam sebuah karung / kantong bersama dengan semua salib-salib yang lain yang harus dipikul orang-orang. Lalu kamu bisa memilih sebuah salib yang lain’. Ia setuju dengan segera, tetapi setiap salib yang ia tarik dari kantong itu terlalu berat. Akhirnya, dekat dengan dasar dari kantong itu, ia menemukan satu salib yang jauh lebih ringan dari pada semua sisanya. ‘Aku akan mengambil yang ini, Tuhan’, katanya, puas pada akhirnya. ‘Baik’, Ia menjawab, ‘tetapi kamu harus tahu bahwa itu adalah salib yang kamu punyai sebelumnya’.] - ‘Daily Devotional’, (back cover).
c. Tak ada salib, tak ada makhkota!
English Proverb: “No cross, no crown.” [= Tak ada salib, tak ada makhkota.] - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 143.
Spurgeon: “There are no crown-wearers in heaven who were not cross-bearers here below.” [= Di sana tidak ada pemakai-pemakai makhkota di surga yang dulunya bukan pemikul-pemikul salib di sini di bawah.] - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 145.
Kedua hal di atas ini (menyangkal diri dan memikul salib) khususnya harus mau dilakukan / dialami oleh orang-orang beragama lain yang mau menjadi orang Kristen. Mereka harus meninggalkan agama lamanya, dan itu mungkin sekali melibatkan pengejekan, pengucilan, penderitaan, penganiayaan, dan bahkan pembunuhan terhadap diri mereka. Tanpa kerelaan untuk menyangkal diri dan memikul salib, mereka tidak mungkin bisa mengikut Yesus.
Tetapi jelas bahwa ini juga berlaku untuk orang-orang kristen lama. Banyak bos / perusahaan mengharuskan pegawai bekerja pada hari Sabat. Kalau saudara bekerja di mall, toko itu dilarang tutup pada hari Minggu. Jadi, peraturan / ketetapan seperti ini mengharuskan orang-orang Kristen untuk melanggar Firman Tuhan. Dan bagi orang Kristen, dalam persoalan seperti ini berlaku Kis 5:29 - “Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: ‘Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.”. Tetapi kalau kita menolak untuk bekerja pada hari Sabat, tentu bisa ada konsekwensi yang tidak menyenangkan, yaitu dipecat dari pekerjaan! Ini termasuk memikul salib! Beranikah dan maukah saudara memikul salib demi Tuhan?
BACA JUGA: EMPAT KEUNIKAN PENDERITAAN YESUS KRISTUS
Matthew Henry: “We must accustom ourselves to all instances of self-denial and patience, v. 23. This is the best preparative for martyrdom. We must live a life of self-denial, mortification, and contempt of the world; we must not indulge our ease and appetite, for then it will be hard to bear toil, and weariness, and want, for Christ. We are daily subject to affliction, and we must accommodate ourselves to it, and acquiesce in the will of God in it, and must learn to endure hardship. We frequently meet with crosses in the way of duty; and, though we must not pull them upon our own heads, yet, when they are laid for us, we must take them up, carry them after Christ, and make the best of them.” [= Kita harus membiasakan diri kita sendiri pada semua kejadian tentang penyangkalan diri dan kesabaran, ay 23. Ini adalah persiapan terbaik untuk kematian syahid. Kita harus menjalani suatu kehidupan dari penyangkalan diri, pematian diri sendiri, dan sikap memandang rendah / hina terhadap dunia; kita tidak boleh memuaskan kenyamanan dan nafsu makan kita, karena jika demikian akan sukar untuk memikul pergumulan / pelayanan yang melelahkan, dan kelelahan, dan kekurangan, demi Kristus. Setiap hari kita menjadi sasaran dari penderitaan, dan kita harus menyesuaikan diri kita sendiri dengannya, dan diam / menerima dalam kehendak Allah di dalamnya, dan harus belajar untuk menahan kesukaran. Kita sering bertemu dengan salib-salib dalam jalan kewajiban; dan sekalipun kita tidak boleh menarik mereka pada kepala kita sendiri, tetapi pada waktu mereka diletakkan bagi kita, kita harus mengambil mereka, memikul mereka di belakang Kristus, dan membuat yang terbaik dari mereka.].
C. H. Spurgeon: “The promise of the old covenant was prosperity, but the promise of the new covenant is adversity.” [= Janji dari perjanjian lama adalah kemakmuran, tetapi janji dari perjanjian baru adalah kesengsaraan.] - ‘Morning and Evening’, Jan 22, evening.
Charles Haddon Spurgeon:
“The path of sorrow, and that path alone,
Leads to the land where sorrow is unknown.”
[= Jalan kesedihan, dan jalan itu saja,
Membimbing ke tanah / negeri dimana kesedihan tidak dikenal.] - ‘Climbing the Heights’, February 27.
e) ‘Setiap hari’.
Ay 23: “KataNya kepada mereka semua: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”.
Lukas adalah satu-satunya yang memberikan kata ‘setiap hari’! Tetapi kata-kata ‘setiap hari’ (daily) ini diperdebatkan keasliannya, karena banyak manuscripts tak mempunyainya.
Adam Clarke: “‘Daily.’ KATH' HEEMERAN is omitted by many reputable MSS., versions, and fathers. It is not found in the parallel places, Matt. 16:24; Mark 8:34.” [= ‘Setiap hari’. KATH’ HEMERAN dihapuskan oleh banyak manuscript-manuscript yang mempunyai nama baik, versi-versi dan bapa-bapa. Itu tidak ditemukan dalam tempat-tempat paralelnya, Matius 16:24; Markus 8:34.].
Tetapi KJV/RSV/NIV/NASB semua mempunyainya.
Jadi, bukan hanya kadang-kadang, tetapi setiap saat, sejak mulai ikut Kristus sampai mati, kita harus menyangkal diri dan memikul salib.
Leon Morris (Tyndale): “Luke tells us that this is not something that can be finished and got out of the way: it must be done ‘daily’ (cf. 1 Cor. 15:31).” [= Lukas memberitahu kita bahwa ini bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan dan keluar dari jalan: itu harus dilakukan setiap hari (bdk. 1Kor 15:31).].
1Korintus 15:31 - “Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar.”.
Alangkah enaknya kalau kata-kata ‘setiap hari’ diganti dengan ‘kadang-kadang’, apalagi diganti dengan ‘sehari’! Tetapi itu bukan apa yang Yesus ajarkan!!!
PENDERITAAN YESUS KRISTUS DAN SYARAT-SYARAT MENGIKUT DIA (2)
-bersambung-