Kematian Jasmani 1 (Kematian tubuh dan Jiwa)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
A) Dalam Kitab Suci, kematian jasmani dibicarakan dengan berbagai cara:
1) Itu dikatakan sebagai kematian dari tubuh, dan ini dibedakan dari kematian dari jiwa.
Matius 10:28 - Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
2) Itu dinyatakan sebagai akhir dari jiwa, atau hilangnya jiwa.
Markus 3:4 - Kemudian kataNya kepada mereka: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang? Tetapi mereka itu diam saja.
Yohanes 12:25 - Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
Yoh 13:37-38 - (37) Kata Petrus kepadaNya: Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagiMu! (38) Jawab Yesus: Nyawamu akan kauberikan bagiKu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali..
Kisah Para Rasul 15:26 - yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus.
Kisah Para Rasul 20:24 - Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.
3) Itu digambarkan sebagai perpisahan tubuh dengan jiwa.
a) 1Raja 17:21-22 - “(21) Lalu ia mengunjurkan badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru kepada TUHAN, katanya: Ya TUHAN, Allahku! Pulangkanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya. (22) TUHAN mendengarkan permintaan Elia itu, dan nyawa anak itu pulang ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali.
Catatan: kata nyawa diterjemahkan dari kata bahasa Ibrani NEPHESH, yang artinya adalah jiwa.
Bahwa pada saat bangkit nyawa / jiwa anak itu pulang kembali ke tubuhnya, membuktikan bahwa pada saat mati terjadi perpisahan antara tujuh dan jiwa / roh.
Hal yang sama terjadi dalam Luk 8:55 - Maka kembalilah roh anak itu dan seketika itu juga ia bangkit berdiri. Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Catatan: Saya termasuk penganut Dichotomy, yang mempercayai bahwa manusia hanya terdiri dari 2 bagian, yaitu tubuh dan jiwa / roh. Jadi, saya tidak membedakan jiwa dan roh.
b) Mazmur 146:3-4 - (3) Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan. (4) Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya.
Catatan: ay 4nya jelas menggambarkan kematian. Kata nyawa dalam bahasa Ibrani adalah RUAKH, dan karena itu seharusnya diterjemahkan roh. Jelas dari ay 4 ini bahwa kematian digambarkan sebagai perpisahan dari:
1. roh, yang dikatakan melayang [RSV/NIV/NASB: departs (= pergi)].
2. tubuh, yang dikatakan kembali ke tanah (= dikuburkan).
c) Pkh 12:5-7 - (5) juga orang menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga, belalang menyeret dirinya dengan susah payah dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi - karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan peratap-peratap berkeliaran di jalan, (6) sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur, (7) dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya”.
Kata-kata yang saya garis-bawahi itu jelas menunjuk pada kematian, sedangkan kata-kata yang saya cetak miring menjelaskan bahwa kematian berarti bahwa roh itu kembali kepada Allah yang mengaruniakannya, dan ini jelas menunjukkan bahwa pada saat kematian itu terjadi, roh itu terpisah dari tubuhnya.
d) Penceritaan tentang kematian Ananias dan Safira dalam Kis 5:5,10, dan tentang kematian Herodes dalam Kis 12:23.
1. Kis 5:5,10 - putuslah nyawanya.
KJV: gave up / yielded up the ghost (= menyerahkan roh).
RSV/NIV: died (= mati).
NASB: breathed his / her last (= menghembuskan nafas terakhir).
2. Kis 12:23 - ia mati dimakan cacing-cacing.
Kata Yunani yang dipakai adalah EXEPSUXEN (dalam Perjanjian Baru kata ini hanya digunakan 3 x, yaitu dalam Kis 5:5,10 Kis 12:23), yang berasal dari kata dasar EKPSUCHO. Kata EKPSUCHO ini pasti berasal dari 2 kata Yunani yaitu EK [= from (= dari), out from (= keluar dari), away from (= jauh dari)] + PSUCHE [= soul (= jiwa)]. Kata Yunani ini menunjukkan bahwa mati merupakan perpisahan tubuh dengan jiwa.
e) Markus 15:37 - Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawaNya”.
KJV: and gave up the ghost (= dan menyerahkan rohNya).
RSV/NIV/NASB: and breathed his last (= dan menghembuskan nafasNya yang terakhir).
Kata Yunani yang digunakan dalam Mark 15:37 ini berbeda dengan kata Yunani yang digunakan dalam ayat-ayat paralelnya (Mat 27:50 Luk 23:46 Yoh 19:30). Dalam Mark 15:37 ini digunakan kata Yunani EXEPNEUSEN. Kata Yunani yang persis sama sebetulnya juga digunakan dalam Mark 15:39, tetapi dalam Kitab Suci Indonesia terjemahannya jadi berbeda. Kata EXEPNEUSEN berasal dari kata dasar EKPNEO (Linguistic Key to the Greek New Testament, hal 133), yang berarti to breathe out, to expire, to die.
Tetapi bandingkan dengan kata Yunani EXEPSUXEN / EKPSUCHO dalam point di atas (pembahasan tentang Kis 5:5,10 Kis 12:23). Kalau itu menunjukkan bahwa kematian merupakan perpisahan tubuh dengan jiwa, maka yang ini menunjukkan bahwa kematian merupakan perpisahan tubuh dengan roh.
f) Lukas 23:43,46 - (43) Kata Yesus kepadanya: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus. ... (46) Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu. Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawaNya.
Bdk. Yohanes 19:30 - Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: Sudah selesai. Lalu Ia menundukkan kepalaNya dan menyerahkan nyawaNya”.
Baik dalam Lukas 23:43,46, maupun dalam Yohanes 19:20, kata nyawa seharusnya adalah roh (Yunani: PNEUMA).
g) Kis 7:59 - Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku..
Stefanus menyerahkan rohnya kepada Yesus, dan ini berarti rohnya pergi ke surga. Sedangkan tubuhnya dikuburkan (Kis 8:2). Jadi, jelas bahwa tubuh dan jiwa / rohnya terpisah pada saat ia mati.
h) 2Korintus 5:8 - tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan”.
KJV: ‘to be absent from the body, and to be present with the Lord’ (= absen dari tubuh, dan hadir dengan Tuhan).
RSV: ‘be away from the body and at home with the Lord’ (= jauh dari tubuh dan di rumah dengan Tuhan).
NIV: ‘to be away from the body and at home with the Lord.’ (= jauh dari tubuh dan di rumah dengan Tuhan).
NASB: ‘to be absent from the body and to be at home with the Lord’ (= absen dari tubuh dan ada di rumah dengan Tuhan).
Yunani: EKDEMESAI EK TOU SOMATOS KAI ENDEMESAI PROS TON KURION.
Perhatikan kontras antara EKDEMESAI (= to go away from home / pergi dari rumah) dan ENDEMESAI (= to come home / pulang ke rumah). Jadi kematian digambarkan sebagai pergi dari rumah menjauhi tubuh, dan pulang ke rumah kepada Tuhan.
i) 2Korintus 5:10 - Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
Perhatikan kata-kata yang saya garis bawahi itu, yang diterjemahkan secara berbeda oleh Kitab Suci bahasa Inggris.
KJV: in his body (= dalam tubuhnya).
RSV/NIV/NASB: in the body (= dalam tubuh).
Dalam bahasa Yunani memang digunakan kata SOMA, yang artinya adalah tubuh.
Yang dimaksudkan oleh Paulus jelas adalah bahwa apa yang dihakimi nanti hanyalah apa yang dilakukan oleh seseorang pada saat ia masih hidup. Paulus menggambarkan keadaan masih hidup itu dengan kata-kata dalam tubuh. Ini jelas menunjukkan bahwa pada saat mati, roh / jiwa seseorang meninggalkan / terpisah dari tubuhnya.
j) Yakobus 2:26 - Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Dalam ayat ini Yakobus mengatakan bahwa mati adalah tubuh tanpa roh. Jadi, pada saat kematian terjadi, maka roh pasti meninggalkan tubuh.
k) 2 Petrus 1:14 - Sebab aku tahu, bahwa aku akan segera menanggalkan kemah tubuhku ini, sebagaimana yang telah diberitahukan kepadaku oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
Dalam ayat ini Petrus menggambarkan kematian dengan kata-kata menanggalkan kemah tubuhku, yang jelas menunjukkan perpisahan tubuh dengan jiwa / rohnya.
l) Kematian berulangkali digambarkan sebagai pergi / kepergian.
1. Filipi 1:23 - Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus - itu memang jauh lebih baik.
2. Lukas 9:31 - Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergianNya yang akan digenapiNya di Yerusalem.
3. 2 Petrus 1:15-16 - (15) Tetapi aku akan berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu. (16) Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaranNya.
Dalam 3 text ini, kematian digambarkan sebagai pergi / kepergian, dan tentunya yang pergi adalah jiwa / rohnya. Karena itu, ini lagi-lagi menunjuk pada perpisahan tubuh dengan jiwa / roh.
m) Wah 20:4b - Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; ....
Wahyu 6:9 - Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.
Kedua ayat di atas ini menunjukkan bahwa orang-orang kristen yang mati dibunuh terlihat hanya sebagai jiwa / roh, dan itu jelas menunjukkan keterpisahan antara jiwa / roh mereka dengan tubuh mereka.
Dari semua ini harus disimpulkan bahwa kematian seseorang bukan berarti bahwa orang itu musnah sama sekali, dan tidak lagi mempunyai keberadaan.
BACA JUGA: KEMATIAN JASMANI 2 (DOSA DAN KEMATIAN)
Louis Berkhof: In view of all this it may be said that, according to Scripture, physical death is a termination of physical life by the separation of body and soul. It is never an annihilation, though some sects represent the death of the wicked as such. ... Death is not a cessation of existence, but a severance of the natural relations of life. Life and death are not opposed to each other as existence and non-existence, but are opposites only as different modes of existence (= Mengingat semua ini, bisa dikatakan bahwa, menurut Kitab Suci, kematian jasmani merupakan suatu pengakhiran dari kehidupan fisik oleh perpisahan tubuh dan jiwa. Itu tidak pernah merupakan suatu pemusnahan, sekalipun beberapa sekte menggambarkan kematian dari orang-orang jahat seperti itu. ... Kematian bukanlah suatu penghentian dari keberadaan, tetapi suatu pemutusan dari hubungan kehidupan yang alamiah. Kehidupan dan kematian tidak dikontraskan satu dengan yang lain seperti ada dan tidak ada, tetapi bertentangan hanya sebagai perwujudan yang berbeda dari keberadaan) - Systematic Theology, hal 668.
Herman Hoeksema: although death is the end as far as our existence in this present world is concerned, it is not the end of man in the absolute sense of the word (= sekalipun kematian merupakan akhir sejauh keberadaan kita di dunia sekarang ini yang dipersoalkan, itu bukan akhir dari manusia dalam ati mutlak dari kata itu) - Reformed Dogmatics, hal 750.