YOHANES PEMBAPTIS VS AHOK (1): MATIUS 11:2-6

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
YOHANES PEMBAPTIS VS AHOK (1). Matius 11:2-6 - “(2) Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, (3) lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepadaNya: ‘Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?’ (4) Yesus menjawab mereka: ‘Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: (5) orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. (6) Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.’”.
YOHANES PEMBAPTIS VS AHOK (1): MATIUS 11:2-6
gadget, otomotif, asuransi
Lukas 7:18-23 - “(18) Ketika Yohanes mendapat kabar tentang segala peristiwa itu dari murid-muridnya, (19) ia memanggil dua orang dari antaranya dan menyuruh mereka bertanya kepada Tuhan: ‘Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?’ (20) Ketika kedua orang itu sampai kepada Yesus, mereka berkata: ‘Yohanes Pembaptis menyuruh kami bertanya kepadaMu: Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?’ (21) Pada saat itu Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit dan penderitaan dan dari roh-roh jahat, dan Ia mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta. (22) Dan Yesus menjawab mereka: ‘Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. (23) Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.’”.


Matius 11: 2-3: “(2) Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, (3) lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepadaNya: ‘Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?’”.

1) Yohanes Pembaptis adalah:

a) Pendahulu Kristus.

Matius 11:10 - “Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusanKu mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalanMu di hadapanMu.”.

b) Orang yang penuh dengan Roh Kudus sejak dari rahim ibunya (Lukas 1:15).

Luk 1:15 - “Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya;”.

Apa artinya kalau dikatakan bahwa Yohanes Pembaptis penuh dengan Roh Kudus sejak dari rahim ibunya?

Adam Clarke (tentang Lukas 1:15): “‘Shall be filled with the Holy Ghost.’ Shall be divinely designated to this particular office, and qualified for it, from his mother’s womb - from the instant of his birth. One manuscript, two versions, and four of the primitive fathers read ‎KOILIAS‎, in the womb of his mother - intimating that even before he should be born into the world the Holy Spirit should be communicated to him. Did not this take place on the salutation of the Virgin Mary? - and is not this what is intended, Luke 1:44? To be filled with the Holy Spirit, implies having the soul influenced in all its powers, with the illuminating, strengthening, and sanctifying energy of the Spirit.” [= ‘Akan penuh / dipenuhi dengan Roh Kudus’. Akan ditunjuk secara ilahi pada tugas khusus ini, dan dijadikan memenuhi syarat untuk itu, dari rahim ibunya - dari saat kelahirannya. Satu manuscript, dua versi, dan empat bapa-bapa gereja primitif membaca KOILIAS, ‘dalam rahim ibunya’ - menunjukkan bahwa bahkan sebelum ia dilahirkan ke dalam dunia, Roh Kudus diberikan kepadanya. Tidakkah ini terjadi pada salam dari Perawan Maria? (bdk. Luk 1:39-45) - dan bukankah ini yang dimaksudkan, Luk 1:44? Dipenuhi / penuh dengan Roh Kudus, menunjukkan secara implicit bahwa ia mempunyai jiwa yang dipengaruhi dalam semua kemampuannya, dengan tenaga pencerahan, penguatan, dan pengudusan dari Roh.].

Lenski (tentang Luk 1:15): “All prophets have the Holy Spirit, for there can be no divine prophecy without him. But John shall not merely have the Spirit when he begins to do his work, ‘he shall be filled with the Holy Spirit already from his mother’s womb’ ... So great will this prophet be (Matt. 11:9–11) that his whole existence shall be under the direct control of the Holy Spirit. ‘From his mother’s womb’ is a Hebraistic phrase.” [= Semua nabi-nabi mempunyai Roh Kudus, karena tidak bisa ada nubuat ilahi tanpa Dia. Tetapi Yohanes tidak semata-mata mempunyai Roh Kudus pada waktu ia mulai melakukan pekerjaannya, ‘ia akan sudah penuh / dipenuhi dengan Roh Kudus dari rahim ibunya’ ... Begitu besar nabi ini akan jadi (Mat 11:9-11) sehingga seluruh keberadaannya akan ada di bawah kontrol langsung dari Roh Kudus. ‘Sejak dari rahim ibunya’ merupakan suatu ungkapan Ibrani.].

Catatan: saya meragukan bagian yang saya garis-bawahi itu, karena nabi-nabi palsu seperti Bileam (Bil 23-24), Kayafas (Yohanes 11:49-51), juga memberi nubuat dari Tuhan!

Yohanes 11:49-52 - “(49) Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: ‘Kamu tidak tahu apa-apa, (50) dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.’ (51) Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, (52) dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.”.

Kata-kata Kayafas datang dari Tuhan tetapi dengan maksud / arti yang berbeda. Maksud Kayafas, Yesus dikorbankan supaya jangan orang Romawi menghancurkan mereka (PERTANYAAN: APAKAH AHOK JUGA ‘DIKORBANKAN’ SEPERTI INI?). Tetapi maksud Allah: Yesus dikorbankan sebagai Penebus dosa, supaya orang-orang pilihan tidak binasa.

Apakah nabi-nabi palsu seperti Bileam dan Kayafas MEMPUNYAI Roh Kudus? Itu mustahil, sekalipun Roh Kudus memang BEKERJA MENGGUNAKAN mereka.

William Hendriksen (tentang Lukas 1:44): “She interprets the movement of the babe within her womb as being a sign of its joy, this very joy being the evidence to her of ‘the Lord’s’ presence in Mary’s womb. ... In our interpretation it is probably not safe to penetrate any deeper than this, or to accept the possibility of propositional religious knowledge on the part of a fetus of approximately six months. ... In view of verse 15 it should be added that in some mysterious manner, incapable of further analysis, the Holy Spirit was already actively present in the soul of Elizabeth’s child. Further than this we cannot go.” [= Ia menafsirkan pergerakan dari bayi dalam kandungannya sebagai suatu tanda dari sukacitanya, dan sukacita ini adalah bukti baginya tentang kehadiran Tuhan dalam kandungan Maria. ... Dalam penafsiran kita mungkin adalah aman untuk tidak masuk lebih dalam dari ini, atau menerima kemungkinan dari pengetahuan agamawi pada janin yang kira-kira berumur 6 bulan. ... Berkenaan dengan ay 15 harus ditambahkan bahwa dengan cara misterius tertentu, yang tidak mungkin dianalisa lebih jauh, Roh Kudus sudah bekerja secara aktif dalam jiwa dari anak Elisabet. Kita tidak bisa pergi / berjalan lebih dari ini.].

c) Seorang pemberita Firman Tuhan (Matius 3:1-2).

d) Orang yang membaptis Yesus sendiri (Matius 3:13-17).

e) Orang yang rendah hati yang selalu mencari kemuliaan Tuhan (Yohaes 3:30).

Yohanes 3:30 - “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.”.

Seandainya saja semua hamba-hamba Tuhan, bahkan semua orang Kristen, mempunyai pemikiran seperti ini, alangkah indahnya gereja Tuhan! Celakanya, banyak orang Kristen, bahkan ‘hamba Tuhan’, yang berpikir: ‘Uangku harus makin banyak, siapa peduli Yesusnya bagaimana!’.

f) Seorang nabi, bahkan lebih dari nabi (Matius 11: 9).

Matius 11:9 - “Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi.”.

g) Orang yang besar, lebih dari siapapun dalam Perjanjian Lama (Matius 11: 11).

Matius 11:11 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.”.

Hati-hati dengan kata-kata ini! Apa artinya?

1. Mat 11:11a - Yohanes Pembaptis lebih besar dari semua orang yang dilahirkan perempuan (maksudnya nabi-nabi Perjanjian Lama yang lain). Mengapa Yohanes Pembaptis lebih besar? Karena nabi-nabi Perjanjian Lama hanya bisa bernubuat tentang Kristus. Sedangkan Yohanes Pembaptis melihat Kristus sendiri dan ia bisa menunjuk kepada Kristus sebagai penggenapan nubuat mereka.

2. Mat 11:11b - yang terkecil dalam kerajaan sorga lebih besar dari Yohanes Pembaptis.

Kerajaan Surga di sini tidak menunjuk pada kemuliaan di surga nanti, tetapi menunjuk pada gereja! Jadi, orang Kristen yang paling kecilpun lebih besar dari Yohanes Pembaptis. Mengapa demikian? Karena sekalipun Yohanes Pembaptis bisa melihat Kristus (dan karena itu ia lebih besar dari nabi-nabi Perjanjian Lama yang lain), tetapi ia tidak mengalami Kristus yang tersalib, bangkit, naik ke surga dsb. Ia memang menubuatkan tentang salib (bdk. Yoh 1:29) tetapi ia tidak melihat penggenapan nubuatnya sendiri. Sedangkan orang Kristen yang paling kecilpun sudah mengetahui (‘mengalami dan melihat’) bahwa Yesus sudah mati untuk dosanya dan sudah bangkit dan sudah naik ke surga. Dalam hal ini kita lebih besar dari Yohanes Pembaptis.

h) Orang yang dulunya yakin sekali tentang Yesus, dan bahkan memberitakan tentang Yesus (Yoh 1:15,29-36).

2) Yohanes Pembaptis ada dalam penjara.

Ia berada di dalam penjara karena ia menegur raja Herodes.

Matius 14:3-4 - “(3) Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya. (4) Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: ‘Tidak halal engkau mengambil Herodias!’”.

a) Diri Herodes.

1. Yang dimaksud dengan ‘Herodes’ di sini adalah Herodes Antipas, anak Herodes yang Agung (Herod the Great). Herodes yang Agung, yang bertakhta pada saat Yesus dilahirkan, mempunyai banyak anak, antara lain: Aristobulus, Filipus I, (suami pertama dari Herodias), Arkhelaus (Mat 2:22), Antipas, Filipus II.

2. Secara sah, Herodes Antipas bukanlah raja.

Matius 14:1 - Sebutan ‘raja wilayah’ bagi Herodes dalam bahasa Inggris diterjemahkan ‘tetrarch’ yang artinya adalah ‘penguasa suatu daerah’. Tetapi ia memang sering disebut ‘raja’ (bdk. Matius 14:9) sebagai penghormatan.

b) Dosa Herodes.

Ia kawin dengan Herodias (Matius 14:3-4). Mengapa hal ini merupakan dosa?

1. Karena Herodias adalah istri dari Filipus I, saudara dari Antipas sendiri.

Ini melanggar Im 18:16 - “Janganlah kausingkapkan aurat isteri saudaramu laki-laki, karena itu hak saudaramu laki-laki.”.

2. Herodias adalah anak dari Aristobulus (saudara dari Antipas).

Jadi, Herodias adalah keponakan dari Antipas. Pernikahan seperti ini melanggar Im 18:6 - “Siapapun di antaramu janganlah menghampiri seorang kerabatnya yang terdekat untuk menyingkapkan auratnya; Akulah TUHAN.”.

3. Herodes Antipas sendiri menceraikan istrinya, yaitu anak perempuan dari Aretas, raja dari Nabatean Arab, supaya ia bisa kawin dengan Herodias.

c) Kita tidak tahu bagaimana Yohanes Pembaptis bisa sampai ke istana Herodes dan menegur Herodes. Ada beberapa kemungkinan:

1. Ia mendapat pimpinan ilahi supaya ada persamaan antara dia dan Elia, yang menegur raja Ahab.

2. Herodes memanggil Yohanes Pembaptis dengan harapan Yohanes Pembaptis mau merestui pernikahan yang sudah ia lakukan. Tetapi ternyata Yohanes Pembaptis adalah nabi yang tidak mengenal kompromi, sehingga Herodes justru ditegur.

3. Yohanes Pembaptis menyinggung pernikahan Herodes dalam khotbahnya, sehingga ia dipanggil oleh Herodes. Tetapi di depan Herodes, ia justru menegur Herodes.

d) Yohanes Pembaptis menegur seorang raja / penguasa.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sini:

1. Yohanes Pembaptis tidak berusaha menyenangkan Herodes, sekalipun Herodes adalah seorang raja / penguasa. Yohanes Pembaptis justru menegur Herodes karena pernikahannya (ay 3-4) dan juga karena dosa-dosa Herodes yang lain.

Lukas 3:19 - “Akan tetapi setelah ia menegor raja wilayah Herodes karena peristiwa Herodias, isteri saudaranya, dan karena segala kejahatan lain yang dilakukannya,”.

Seorang nabi palsu memang selalu berusaha menyenangkan orang, apalagi seorang raja, tetapi seorang nabi asli tidak demikian (bdk. 1Raja 22, khususnya ay 13-14!).

1Raja-Raja 22:13-14 - “(13) Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu, berkata kepadanya: ‘Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah seorang dari pada mereka dan meramalkan yang baik.’ (14) Tetapi Mikha menjawab: ‘Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang akan kukatakan.’”.

Galatia 1:10 - “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.”.

Penerapan: apakah saudara lebih mirip dengan Yohanes Pembaptis atau dengan nabi palsu?

2. Banyak pengkhotbah berani menegur ‘orang kecil’, tetapi tidak banyak yang berani menegur ‘orang gede’ (orang kaya, pejabat, majelis, dsb). Ini salah!

3. Dalam memberitakan Firman Tuhan, seorang pengkhotbah mempunyai hak menegur siapa saja, bahkan raja sekalipun! Jadi, jelas bahwa pengkhotbah juga mempunyai hak untuk menegur Majelis gereja; ia mempunyai hak mengkhotbahkan sesuatu yang menentang tata gereja yang salah, dan sebagainya. Ini bukan ‘tidak etis’! Ingat Martin Luther yang juga menentang ajaran / praktek / tradisi / tata gereja dari gereja Roma Katolik.

4. Yohanes Pembaptis adalah contoh orang yang tidak takut kepada manusia tetapi hanya takut kepada Tuhan.

Bdk. Matius 10:28 - “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.”.

Dalam menegur Herodes, tentu ia menyadari resiko untuk dibunuh, tetapi ia tetap menegur Herodes! Apakah saudara takut kepada Tuhan atau kepada manusia?

5. Banyak orang beranggapan bahwa hamba Tuhan harus ‘cinta damai’, dan karena itu tidak boleh ‘bikin ribut’. Tetapi Yohanes Pembaptis justru sengaja ‘bikin ribut’. Jadi jelaslah bahwa dalam kasus-kasus tertentu, khususnya pada waktu kebenaran diinjak-injak, orang kristen tidak harus mempertahankan damai. Kita justru harus ‘bikin ribut’!

KITA TIDAK BOLEH MENGUTAMAKAN DAMAI DARI PADA KEBENARAN!

Awas, kalau saya katakan ‘bikin ribut’ itu bukan demo yang anarkhis!!

e) Benarkah tindakan Yohanes Pembaptis ini? Apa keuntungan yang didapat? Kelihatannya tidak ada! Herodes dan Herodias tidak bertobat! Bahkan ada banyak kerugian! Yohanes Pembaptis dipenjara, dan lalu mati dibunuh, sehingga orang-orang percaya tidak mempunyai pemberita Firman Tuhan lagi! Jadi bagaimana? Bisakah tindakan Yohanes Pembaptis dibenarkan? Ingat bahwa:

1. Kekristenan mengajar kita untuk melakukan hal-hal yang benar, bukan hal-hal yang menguntungkan! Kalau sesuatu itu salah, sekalipun itu menguntungkan, maka hal itu tidak boleh dilakukan. Sebaliknya, kalau sesuatu itu benar, sekalipun akan merugikan kalau dilakukan, maka hal itu tetap harus dilakukan! Bandingkan dengan kasus Stefanus dalam Kis 6-7.

2. Sebelum menegur, Yohanes Pembaptis tidak tahu apakah Herodes akan bertobat atau tidak!

3. Teguran itu bukannya tidak berbuah! Sekalipun tidak berbuah dalam diri Herodes / Herodias, tetapi bisa berbuah dalam diri orang lain, termasuk dalam diri kita. Ini mengajar kita untuk tidak menjadi pengecut!

3) Ada keragu-raguan.

a) Keragu-raguan tentang Kristus.

Matius 11: 2-3: “(2) Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, (3) lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepadaNya: ‘Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?’”.

Kata-kata ‘yang akan datang itu’ (secara hurufiah: ‘the coming one’) adalah gelar untuk Kristus, karena Perjanjian Lama sangat banyak menubuatkan kedatangan Kristus.

Keragu-raguan tentang Kristus adalah sesuatu yang sangat penting untuk dibereskan!

Bdk. Matius 16:13-17 - “(13) Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-muridNya: ‘Kata orang, SIAPAKAH ANAK MANUSIA ITU?’ (14) Jawab mereka: ‘Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.’ (15) Lalu Yesus bertanya kepada mereka: ‘Tetapi apa katamu, SIAPAKAH AKU INI?’ (16) Maka jawab Simon Petrus: ‘Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!’ (17) Kata Yesus kepadanya: ‘Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga.”.

b) Siapa yang ragu-ragu?

1. Murid-murid Yohanes Pembaptis.

Ada yang menyatakan bahwa yang ragu-ragu bukanlah Yohanes Pembaptis, tetapi murid-murid dari Yohanes Pembaptis. Karena murid-murid itu ragu-ragu tentang Yesus Kristus, lalu Yohanes Pembaptis mengirimkan mereka kepada Yesus supaya Yesus membereskan keragu-raguan itu. Calvin termasuk kelompok ini.

2. Yohanes Pembaptis sendiri.

Saya sendiri lebih setuju kalau yang ragu-ragu adalah Yohanes Pembaptis sendiri.

Matius 11: 2-3: “(2) Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, (3) lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepadaNya: ‘Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?’”.

Alasan saya:

a. Keragu-raguan dalam Matius 11: 3 itu berhubungan dengan ‘Yohanes Pembaptis mendengar tentang pekerjaan Kristus’ (Matius 11: 2).

b. Jawaban Yesus dalam Matius 11: 4 ditujukan kepada Yohanes Pembaptis.

Matius 11: 4: “Yesus menjawab mereka: ‘Pergilah dan katakanlah KEPADA YOHANES apa yang kamu dengar dan kamu lihat:”.

Ini menunjukkan bahwa:

(1) Kita harus sadar bahwa kita ini lemah!

1Korintus 10:12 - “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!”.

(2) Semua hamba Tuhan adalah manusia biasa yang lemah, bisa ragu-ragu, bisa lemah dalam iman, dsb, dan karena itu harus didukung dengan doa oleh jemaatnya!

KARENA ITU, AHOK JUGA HARUS DIDUKUNG DALAM DOA!!

Memang, dalam WA ada berita seperti ini:

SHARING HASIL KUNJUNGAN GEMBALA DAN KETUA MAJELIS GKY PLUIT MEMBESUK AHOK DI TAHANAN MAKO BRIMOB DEPOK (AHOK JEMAAT DAN BERIBADAH DI GKY PLUIT)

Shalom rekan2 Hamba Tuhan Dan Majelis

Serta saudara2 sepelayanan GKY Pluit.

Kita semua mengasihi Pak Ahok dan keluarganya.

PUJI TUHAN

Kemarin tgl 12/5 Sore Bu Vero mengundang Muse u bisa ketemu dgn Pak Ahok.

Wkt ini memang wktnya kel. Bertemu dgn Pak Ahok. Tetapi wkt ini di berikan kepada kami bertiga yaitu Muse,Semu dan Daniel.

Pertemuaan dgn Pak Ahok memang sangat extra ketat. Perjumpaan kami mewakili Seluruh Hamba Tuhan dan Majelis serta Jemaat GKY Pluit.

Puji Tuhan Pak Ahok sehat dan baik2 saja.

Kami berempat bisa saling sharing2 satu dgn yg lain. Muse memimpin Doa bersama sama saling bergandengan tangan menguatkan dlm Tuhan Yesus, amin.

Tadinya saya secara pribadi berdoa mempersiapkan diri untuk menyusun kata2 mau menguatkan Pak Ahok tetapi dlm sharing beliau saya melihat Iman beliau luar biasa sekali dgn Jujur saya hampir nangis karena saya justru yang di kuatkan serta mendapatkan Firman Tuhan yg berlimpah dlm kehidupan beliau.

Pak Ahok luar biasa sekali di saat beliau dlm Tahanan masih memuliakan nama Tuhan bahkan melayani Tuhan Yesus kita.

Inti teguran Firman kpd saya (Daniel W) pribadi harus punya WAKTU yg khusus berdiam diri dgn Tuhan Yesus baru bisa menghadapi apapun dlm kehidupan ini kata Beliau kepada saya.

Sorry rekan2 saya jadi sharing apa yg saya dapatkan dlm perjumpaan dgn Pak Ahok.

Tentu teman2 bertanya apa tindakan konkrit yg kita harus lakukan?

Tentang hal ini juga ada di sharingkan tetapi beliau sdh melakukan semaksimal tentu kita tunggu proses Hukum berjalan.

Mengenai keamanan, kata beliau sangat baik di sana. Makanan minum sehari hari sangat bagus dan dapat pelayanan dgn baik.

Ini yg bisa saya sharingkan pd saat pertemuan dgn Pak Ahok bersama Muse, Semu dgn Daniel.

Saya masih berharap minta wkt pertemuan ini.

Muse dan Daniel mewakili GKY Pluit trus mengikuti memantau bahkan mendampingi Pak Ahok di saat2 pergumulan yg sulit ini.

Tentu sy tdk mungkin jalan sendiri pasti saya minta petunjuk arahan dari Ibu Vero.

Karena tdk mudah berjumpa dgn Pak Ahok sebab harus ada prosedurnya.

Demikian Muse dan Daniel melakukan kunjungan ini dlm tindakan yg mewakili GKY Pluit.

Mari rekan2 semua bersatu terus berdoa dan minta Tuhan beri hikmat bijaksana berasal dari Tuhan u melakukan tindakan yg tepat u Pak Ahok, Ibu Vero, Nicho, Nathania dan Daud serta Mama Pak Ahok/ keluarganya.

Amin.

Salam dan Doa,

Pdt. David Tjioe (Tjioe Muse, gembala sidang Gky Pluit)

Daniel Wongso (Ketua majelis Gky Pluit)

Tetapi Ahok tetap adalah manusia biasa, demikian juga keluarganya. Kita harus terus mendukung mereka dalam doa!

c) Penyebab keragu-raguan itu.

1. Ia dipenjara oleh Herodes.

Penderitaan fisik bisa mempengaruhi kerohanian / iman kita (bandingkan dengan Elia dalam 1Raja 19).

Karena itu kalau saudara menderita secara fisik, atau masuk penjara seperti Yohanes Pembaptis (atau seperti Ahok!), hati-hatilah dengan kerohanian saudara.

Dan pada saat saudara melihat orang kristen sakit, berdoalah bukan hanya untuk penyakit jasmaninya saja, tetapi juga untuk kerohaniannya.

Demikian juga pada waktu mendoakan Ahok. Jangan hanya berdoa tentang pemenjaraannya, supaya ia dibebaskan dan sebagainya. Berdoalah untuk kerohaniannya / imannya, dan juga untuk kerohanian / iman keluarganya!

2. Ia tidak mengalami pertolongan dari Kristus.

Mungkin ia sudah berbulan-bulan dalam penjara dan berdoa, tetapi tidak ada pertolongan. Seorang penafsir (Pulpit Commentary) mengatakan bahwa sedikitnya ia sudah dipenjara selama 6 bulan. Problem yang berlarut-larut memang sering melemahkan iman kita.

Karena itu ingatlah orang yang mengalami hal seperti itu dan doakan mereka.

Matthew Henry: “Troubles for Christ, especially when they continue long unrelieved, are such trials of faith as sometimes prove too hard to be borne up against.” [= Problem-problem / kesukaran-kesukaran demi Kristus, khususnya pada waktu mereka berlanjut lama tanpa keringanan / pertolongan, adalah pencobaan-pencobaan / ujian-ujian dari iman sedemikian rupa sehingga kadang-kadang terbukti terlalu berat untuk ditanggung.].

3. Pengertian yang kurang atau salah tentang Kristus.

Yohanes mengatakan bahwa Yesus akan menghukum, membaptis dengan Roh Kudus dan api (Mat 3:7,10-12), tetapi sekarang ia melihat Yesus terus bersikap kasih dan lemah lembut, tidak pernah menghukum. Ini membingungkan dia! Yohanes Pembaptis tidak mengerti kalau Yesus akan menghukum bukan pada kedatangan yang pertama tetapi pada kedatangan yang kedua.

Matius 3:7,10-12 - “(7) Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: ‘Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? ... (10) Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (11) Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. (12) Alat penampi sudah ditanganNya. Ia akan membersihkan tempat pengirikanNya dan mengumpulkan gandumNya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakarNya dalam api yang tidak terpadamkan.’”.

William Hendriksen: “What Christ’s herald missed, however, was this: he failed to discern that this prophecy of doom would go into fulfilment not now but at Christ’s second coming.” [= Tetapi apa yang utusan Kristus ini gagal untuk mengerti adalah ini: ia gagal untuk membedakan bahwa nubuat tentang hukuman ini akan digenapi bukan sekarang tetapi pada kedatangan Kristus yang kedua-kalinya.].

Bdk. Yohanes 3:17 - “Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”.

Pulpit Commentary: “Sometimes doubts arise from the disappointment of erroneous religious notions.” [= Kadang-kadang keragu-raguan muncul dari kekecewaan dari / tentang pandangan-pandangan / kepercayaan-kepercayaan agamawi yang salah.].

Penerapan:

a. Kalau suatu gereja mengatakan bahwa orang Kristen harus berbahasa roh, sedangkan saudara merasa sudah percaya Yesus tetapi saudara tidak berbahasa roh, itu bisa menimbulkan keragu-raguan, apakah saudara sudah sungguh-sungguh Kristen atau tidak.

b. Banyak gereja mengajar bahwa doa kita pasti dikabulkan, asal kita beriman dan berdoa dengan tekun. Lalu ada keluarga / orang yang ia kasihi mati, ia berdoa dengan iman dan tekun supaya orang itu dibangkitkan. Pada saat doa itu tidak dikabulkan, ia jadi kecewa, dan ia jadi ragu-ragu, Tuhan itu ada atau nggak?

c. Banyak orang Kristen juga sering salah mengerti tentang kata-kata Yesus / firman Tuhan. Misalnya: orang Kristen / gereja pasti menang.

Roma 8:37 - “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.”.

Orang Kristen memang pasti menang, tetapi itu baru terjadi pada akhir jaman, pada saat Yesus datang untuk kedua-kalinya!

Sekarang, adalah sangat mungkin kita kelihatan kalah, bahkan kalah secara total! Karena itu, tidak usah heran kalau Ahok kalah dalam pilkada, dan bahkan masuk penjara!

Bisakah pemerintahan yang sekarang digulingkan? Secara teoretis, bisa! Kita memang harus berjuang dan berdoa supaya itu tidak terjadi, tetapi kalau itu terjadi, jangan terlalu heran / merasa aneh!

Dari sini jelas terlihat bahwa kuatnya iman, dan juga stabilnya iman, sangat dipengaruhi oleh pengertian yang benar tentang Firman Tuhan! Karena itu kita harus selalu belajar Firman Tuhan dengan tekun! Sudahkah saudara melakukan hal itu?

d) Yohanes Pembaptis menangani keragu-raguan itu dengan cara:

1. Mengakuinya, bukan menyembunyikannya / menutup-nutupinya.

Seringkali seseorang malu mengakui bahwa ia mempunyai suatu keragu-raguan, apalagi kalau itu adalah keragu-raguan berkenaan dengan keselamatan! Ia bahkan bisa malu kepada dirinya sendiri sehingga pada saat keragu-raguan itu timbul, ia mengalihkan pikirannya pada hal-hal lain. Ini justru adalah sikap yang salah! Kalau hal yang salah itu tidak diakui keberadaannya, maka hal itu tidak akan pernah bisa dibereskan!

2. Mengutus murid-muridnya kepada Kristus.

Matius 11: 2-3: ‘murid-muridnya’.

KJV/NKJV: ‘two of his disciples’ [= dua dari murid-muridnya].

NIV: “his disciples” [= murid-muridnya].

RSV/NASB: “by his disciples” [= oleh / melalui murid-muridnya].

Hanya KJV/NKJV yang memberikan kata ‘two’ / ‘dua’ seperti ini, karena KJV/NKJV mengambil dari manuscript yang berbeda.

Jadi, sekalipun pada umumnya manuscript-manuscript menggunakan kata Yunani DIA, yang artinya ‘by’ / ‘through’ [= oleh / melalui], tetapi ada manuscript-manuscript yang menuliskannya DUO, yang artinya ‘two’ / ‘dua’.

Pulpit Commentary: “He sent two of his disciples; ‘by his disciples’ (Revised Version). Possibly the slight difference between διά, the true reading here, and δύο, which is genuine in Luke, points to the common source (observe here a Greek source) having been written, but with the close similarity in sound this need not have been the case.” [= Ia mengutus dua dari murid-muridnya; ‘oleh murid-muridnya’ (Revised Version). Mungkin sedikit perbedaan antara διά (DIA), pembacaan yang benar di sini, dan δύο (DUO), yang adalah asli dalam Lukas, menunjuk pada sumber yang sama (perhatikan di sini suatu sumber Yunani) telah dituliskan, tetapi dengan kemiripan yang sangat dekat dalam bunyi ini tidak perlu menjadi kasusnya.].

Lukas 7:18-19 - “(18) Ketika Yohanes mendapat kabar tentang segala peristiwa itu dari murid-muridnya, (19) ia memanggil dua orang dari antaranya dan menyuruh mereka bertanya kepada Tuhan: ‘Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?’”.


KJV/RSV/NIV/NASB: ‘two’ [= dua].

Kelompok Yahweh-isme mengclaim kalau Perjanjian Baru asli itu dalam bahasa Ibrani! Padahal tak ada manuscript-manuscript Perjanjian Baru dalam bahasa Ibrani satupun!

Kalau sumbernya adalah bahasa Ibrani, dan bukan bahasa Yunani, maka tak akan terjadi kesalahan antara DIA dan DUO seperti ini!!

3. Menyatakannya kepada Kristus sendiri.

Ia mencari jawabannya dari Yesus sendiri (Matius 11: 2-3)!

William Hendriksen: “John made a very wise decision when, instead of keeping his difficulty regarding Jesus to himself, or talking it over with others but not with the right person, he took it to Jesus. Owing to the fact that the Baptist was himself in prison, so that he was unable to go and see Jesus in person, he sent word by his (the Baptist’s) disciples.” [= Yohanes membuat suatu keputusan yang sangat bijaksana pada waktu, alih-alih menahan problemnya berkenaan dengan Yesus pada dirinya sendiri, atau membicarakannya dengan orang-orang lain tetapi tidak dengan orang yang benar, ia membawanya kepada Yesus. Disebabkan oleh fakta bahwa Sang Pembaptis sendiri ada dalam penjara, sehingga ia tidak bisa pergi dan mengunjungi Yesus secara pribadi, ia mengirim pesan oleh murid-muridnya (murid-murid Sang Pembaptis).].

Pulpit Commentary: “The Baptist sent to the Lord in his difficulties; he put the question to him clearly and plainly. So we must come direct to Christ when we are troubled with the like perplexities.” [= Sang Pembaptis mengutus kepada Tuhan dalam kesukaran-kesukarannya, ia memberikan pertanyaan kepadaNya dengan jelas dan terus terang. Demikianlah kita harus datang langsung kepada Kristus pada waktu kita diganggu dengan hal-hal membingungkan yang serupa.].


Ini tidak berarti bahwa saudara tidak boleh menyampaikan keragu-raguan itu kepada seorang hamba Tuhan. Hamba Tuhan memang bisa dipakai oleh Tuhan untuk menolong saudara dari keragu-raguan itu, tetapi bagaimanapun, penyampaian PERTAMA harus kepada Tuhan (dalam doa), dan harapan saudara untuk pemberesan keragu-raguan itu, haruslah diletakkan kepada Tuhan dan bukan kepada hamba Tuhan!

Apakah saudara juga mempunyai keragu-raguan? Tentang Kitab Suci sebagai Firman Tuhan? Tentang keilahian Yesus? Tentang keselamatan saudara? Tentang pengampunan? Tentang kepastian masuk surga? Tentang Yesus sebagai satu-satunya jalan ke surga? Jangan biarkan semua itu! Bereskanlah secepat mungkin!

-bersambung-
Next Post Previous Post