YOHANES PEMBAPTIS VS AHOK (2): MATIUS 11:2-6

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
YOHANES PEMBAPTIS VS AHOK (2). Matius 11:2-6 - “(2) Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, (3) lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepadaNya: ‘Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?’ (4) Yesus menjawab mereka: ‘Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: (5) orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. (6) Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.’”.
YOHANES PEMBAPTIS VS AHOK (2)
gadget, otomotif, asuransi
Lukas 7:18-23 - “(18) Ketika Yohanes mendapat kabar tentang segala peristiwa itu dari murid-muridnya, (19) ia memanggil dua orang dari antaranya dan menyuruh mereka bertanya kepada Tuhan: ‘Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?’ (20) Ketika kedua orang itu sampai kepada Yesus, mereka berkata: ‘Yohanes Pembaptis menyuruh kami bertanya kepadaMu: Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?’ (21) Pada saat itu Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit dan penderitaan dan dari roh-roh jahat, dan Ia mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta. (22) Dan Yesus menjawab mereka: ‘Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. (23) Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.’”.

II) Jawaban Kristus.

1) Matius 11: 4-5: “(4) Yesus menjawab mereka: ‘Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: (5) orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.”.

a) Perbedaan tenses antara Matius dan Lukas dalam jawaban Yesus.

Matius 11: 4: “Yesus menjawab mereka: ‘Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat:”.

KJV: ‘those things which ye do hear and see:’ [= hal-hal yang kamu dengar dan lihat itu]. Ini dalam present tense.

Lukas 7:22 - “Dan Yesus menjawab mereka: ‘Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.”.

KJV: ‘what things ye have seen and heard’ [= hal-hal apa yang telah kamu lihat dan dengar]. Dalam bahasa Inggris digunakan perfect tense, tetapi dalam bahasa Yunaninya digunakan aorist tense (past tense).

Pulpit Commentary: “Observe that in Luke ... the tense is not the present, as here, but the aorist, the miracles being regarded from the point of time when the disciples had returned to John. The present tense in Matthew brings out what St. Luke had already indicated by his preceding explanatory verse that the messengers arrived when the Lord was actually performing miracles.” [= Perhatikan bahwa dalam Lukas ... tense yang digunakan bukan present tense, seperti di sini, tetapi aorist tense, karena mujijat-mujijat itu diperhatikan dari saat murid-murid itu telah kembali kepada Yohanes. Present tense dalam Matius menyatakan apa yang Santo Lukas telah tunjukkan dengan ayat penjelasannya yang mendahuluinya bahwa utusan-utusan itu tiba pada waktu Tuhan sedang betul-betul melakukan mujijat-mujijat.].

Lukas 7:20-21 - “(20) Ketika kedua orang itu sampai kepada Yesus, mereka berkata: ‘Yohanes Pembaptis menyuruh kami bertanya kepadaMu: Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?’ (21) PADA SAAT ITU Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit dan penderitaan dan dari roh-roh jahat, dan Ia mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta.”.

b) Jawaban Yesus seakan-akan tidak ada hubungannya dengan pertanyaannya.

Tetapi sebetulnya bukan tidak berhubungan! Yohanes Pembaptis sebagai orang Yahudi pasti tahu tentang Perjanjian Lama, apalagi tentang bagian-bagian yang berisi nubuat tentang Mesias seperti:

Yesaya 35:5-6 - “(5) Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. (6) Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara;”.

Yesaya 61:1-2 - “(1) Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, (2) untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung,”.

Ada penafsir yang menambahkan Yesaya 29:18-19 - “(18) Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar perkataan-perkataan sebuah kitab, dan lepas dari kekelaman dan kegelapan mata orang-orang buta akan melihat. (19) Orang-orang yang sengsara akan tambah bersukaria di dalam TUHAN, dan orang-orang miskin di antara manusia akan bersorak-sorak di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel!”.

Catatan: Yesaya hidup pada sekitar 700 tahun SM. Ia bisa menubuatkan dengan tepat banyak hal tentang Kristus, dan ini merupakan bukti kalau Alkitab adalah firman Allah.

Bahwa Yesus melakukan mujijat-mujijat yang Ia katakan dalam ay 5 itu, membuktikan bahwa Ia cocok dengan gambaran tentang Mesias dalam Perjanjian Lama, dan karena itu Ia betul-betul adalah Mesias.

Dalam Lukas (Lukas 7:20-21), cerita ini terjadi pada saat Yesus melakukan mujijat-mujijat kesembuhan, dan juga dalam Lukas, cerita ini (Luk 7:18-dst) didahului dengan peristiwa dimana Yesus membangkitkan orang mati (Luk 7:11-17 - anak janda di Nain), dan bahkan persis sebelum Lukas menceritakan jawaban Yesus, ia menceritakan bahwa Yesus melakukan banyak mujijat penyembuhan.

Lukas 7:21 - “Pada saat itu Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit dan penderitaan dan dari roh-roh jahat, dan Ia mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta.”.

William Hendriksen mengatakan bahwa penggenapannya lebih hebat dari nubuatnya, karena dalam nubuat tak ada pembangkitan orang mati, tetapi dalam penggenapannya ada (anak janda di Nain - Lukas 7:11-17).

William Hendriksen: “The fulfilment included all these and more, namely, raising the dead. It is interesting to notice that in Luke’s Gospel the story of bringing back to life the son of the widow of Nain (7:11–17) immediately precedes the report of John’s doubt and of the manner in which Jesus dealt with it (7:18–23).” [= Penggenapannya mencakup semua ini dan lebih lagi, yaitu, membangkitkan orang mati. Merupakan sesuatu yang menarik untuk memperhatikan bahwa dalam Injil Lukas cerita tentang menghidupkan kembali anak janda di Nain (7:11-17) persis mendahului laporan tentang keragu-raguan Yohanes dan tentang cara dengan mana Yesus menanganinya (7:18-23).]

Pulpit Commentary: “THE LORD’S ANSWER. 1. He directs the messengers to his works. He does not affirm his Messiahship in words; he did so to the woman of Samaria; he did so to the man born blind; now he points to his works. The Lord adapts his teaching to the circumstances of each case, to the different characters, the varying spiritual needs of his disciples.” [= JAWABAN TUHAN. 1. Ia mengarahkan utusan-utusan itu pada pekerjaan-pekerjaanNya. Ia tidak menegaskan ke-Mesias-anNya dalam kata-kata; Ia melakukan demikian kepada perempuan Samaria; Ia melakukan demikian kepada orang yang lahir buta; sekarang Ia menunjuk pada pekerjaan-pekerjaanNya. Tuhan menyesuaikan pengajaranNya dengan keadaan dari setiap kasus, dengan karakter-karakter yang berbeda, kebutuhan-kebutuhan rohani yang bermacam-macam dari murid-muridNya.].

Yohanes 4:25-26 - “(25) Jawab perempuan itu kepadaNya: ‘Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.’ (26) Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.’”.

Yohanes 9:35-37 - “(35) Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: ‘Percayakah engkau kepada Anak Manusia?’ (36) Jawabnya: ‘Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepadaNya.’ (37) Kata Yesus kepadanya: ‘Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!’”.

Memang dalam bagian-bagian lain dari Injil Yohanes, Yesus sudah mengatakan bahwa pekerjaan-pekerjaanNya menunjukkan siapa Dia sebenarnya.

Bdk. Yohanes 14:11 - “Percayalah kepadaKu, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.”.

Bdk. Yohanes 5:36 - “Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepadaKu, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.”.

Pulpit Commentary: “THE ANSWER OF JESUS. 1. It was indirect, yet decisive. ... The form of the answer on the present occasion was suited to the temper of the questioners. It was an appeal to evidence. Jesus encourages the use of reason in religion.” [= Jawaban Yesus. 1. Itu tidak langsung, tetapi membereskan persoalan. ... Bentuk jawaban pada kejadian saat ini disesuaikan dengan nada dari para penanya. Itu adalah suatu tuntutan pada bukti. Yesus mendorong penggunaan dari akal / pikiran / logika dalam agama.].

Catatan: pada bagian yang saya beri garis bawah ganda, saya agak bingung kata ‘it’ [= itu] menunjuk pada nada dari para penanya, atau pada jawaban Yesus. Saya menganggap kata ‘it’ [= itu] menunjuk pada nada dari para penanya.

Awas, menggunakan pikiran boleh, dan bahkan harus. Tetapi bersandar pada pikiran, itu salah.

Amsal 3:5 - “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.”.

Calvin: “He gives an indirect reply, ... He notices more particularly one passage from the 35th, and another from the 61st, chapter of Isaiah, for the purpose of informing John’s disciples, that what the Prophets declared respecting the reign of Christ was accomplished and fulfilled. The former passage contains a description of Christ’s reign, under which God promises that he will be so kind and gracious as to grant relief and assistance for every kind of disease. He speaks, no doubt, of spiritual deliverance from all diseases and remedies; but under outward symbols, as has been already mentioned, Christ shows that he came as a spiritual physician to cure souls.” [= Ia memberikan jawaban tidak langsung, ... Ia memperhatikan secara lebih khusus satu text dari Yes 35, dan satu yang lain dari Yes 61, dengan tujuan memberi informasi kepada murid-murid Yohanes, bahwa apa yang nabi-nabi nyatakan berkenaan dengan pemerintahan Kristus tercapai / terlaksana dan tergenapi. Text yang terdahulu mengandung suatu penggambaran tentang pemerintahan Kristus, di bawah mana janji-janji Allah bahwa Ia akan menjadi begitu baik dan murah hati / penuh kasih karunia sehingga memberikan keringanan dari penderitaan dan pertolongan untuk setiap jenis penyakit. Tak diragukan, Ia berbicara tentang pembebasan rohani dari semua penyakit dan obat / pengobatan; tetapi di bawah simbol-simbol lahiriah, seperti telah disebutkan, Kristus menunjukkan bahwa Ia datang sebagai seorang dokter rohani untuk menyebuhkan jiwa-jiwa.].

c) Sebetulnya apa yang Yesus beritahukan ini sudah diketahui oleh Yohanes Pembaptis (Luk 7:18). Lalu untuk apa Ia memberitahunya lagi (Luk 7:22)?

Lukas 7:18,22 - “(18) Ketika Yohanes mendapat kabar tentang segala peristiwa itu dari murid-muridnya, ... (22) Dan Yesus menjawab mereka: ‘Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.”.

William Hendriksen mengatakan bahwa penyusunan kata-kata dari Yesus berbeda dengan penyusunan kata-kata dari para murid Yohanes, DAN ITU MENYEBABKAN BERITA ITU ‘MENJADI BARU’, karena akan menyebabkan Yohanes Pembaptis teringat pada text-text Perjanjian Lama berkenaan dengan hal itu.

Saya agak meragukan kata-kata William Hendriksen ini, karena kalau kita melihat Mat 12, maka orang-orang banyak (orang awam), hanya dengan melihat Yesus melakukan mujijat (pengusiran setan dan sekaligus penyembuhan orang yang buta dan bisu karena setan itu), tanpa penjelasan apa-apa, bisa menduga bahwa Yesus adalah Mesias.

Bdk. Matius 12:22-23 - “(22) Kemudian dibawalah kepada Yesus seorang yang kerasukan setan. Orang itu buta dan bisu, lalu Yesus menyembuhkannya, sehingga si bisu itu berkata-kata dan melihat. (23) Maka takjublah sekalian orang banyak itu, katanya: ‘Ia ini agaknya Anak Daud.’”.

Catatan: ‘Anak Daud’ juga adalah gelar bagi Mesias.

Lalu mengapa Yohanes Pembaptis membutuhkan penyusunan kata-kata sedemikian rupa dalam laporan itu (sehingga mirip dengan nubuat-nubuatnya), baru ia bisa melihat bahwa Yesus sesuai dengan nubuat-nubuat tentang Mesias?

Menurut saya, jawabannya adalah salah satu, atau keduanya, dari 2 kemungkinan di bawah ini:

1. Orang sehebat Yohanes Pembaptispun, kalau tidak diberi pencerahan oleh Roh Kudus, tidak akan mengerti. Sebaliknya, orang awam, yang diberi pencerahan oleh Roh Kudus, akan mengerti.

Ini mengajar kita untuk selalu berdoa supaya Roh Kudus memberikan kita pencerahan sehingga makin maju dalam pengertian tentang kebenaran / firman Tuhan.

2. Yohanes Pembaptis terlalu memancangkan pikirannya pada ‘ketidak-sesuaian’ antara pemberitaannya bahwa Yesus akan menghukum, dengan fakta yang ia dengar, bahwa Yesus tidak menghukum, sebaliknya bersikap penuh kasih, lemah lembut dan sebagainya.

Sangat banyak orang tak bisa melihat kebenaran, bahkan menolak kebenaran, hanya karena terlalu berprasangka!!

Ini mengajar kita untuk datang pada firman, selalu dengan pikiran yang netral / dikosongkan dari semua prasangka. Kita harus siap menerima ajaran yang ‘baru’ atau berbeda dengan apa yang selama ini kita percayai, karena bisa saja yang baru / berbeda itu yang benar, dan yang selama ini kita percayai justru salah! Ini harus selalu kita camkan pada waktu mendengar ajaran dari aliran yang berbeda! Jangan hanya ngotot mempertahankan aliran saudara, kalau memang ternyata aliran yang lain itu lebih benar, dan mempunyai dasar Alkitab yang benar dan kuat.

Penerapan:

a. Orang-orang Yahudi pada saat itu, bahkan dalam hal ini termasuk murid-murid Yesus, dan mungkin juga Yohanes Pembaptis, terlalu terpancang pada pandangan yang salah, bahwa Yesus akan datang sebagai raja duniawi yang berkuasa, yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Roma. Ini memberikan kebingungan kepada mereka, pada waktu mereka melihat kebenarannya, bahwa Yesus ternyata berbeda dengan apa yang mereka percayai dan harapkan.

b. Banyak orang Kristen, pada waktu mendengar ajaran tentang Providence of God, bahwa Allah menentukan dan mengatur segala sesuatu, dan juga ajaran-ajaran Calvinisme yang lain seperti Predestinasi, Penebusan Terbatas dsb, tidak bisa menerima, tak peduli diberi argumentasi-argumentasi sekuat apapun.

c. Banyak orang tidak bisa menerima doa yang didasarkan oleh Mazmur-mazmur kutukan, karena pikirannya hanya dipancangkan pada ayat-ayat seperti Mat 5:44 Ro 12:17-21 dan sebagainya. Ingat bahwa ayat Alkitab itu banyak, dan pada waktu membahas suatu topik tertentu, kita tidak boleh hanya melihat pada ayat-ayat tertentu saja, tetapi pada SEMUA ayat yang berhubungan dengan topik itu, dan dari semua itu, baru mengambil kesimpulan.

d) Arti dari jawaban Yesus yang mengutip nubuat-nubuat Perjanjian Lama itu.

Matius 11: 5: “orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.”.

1. Orang buta, orang lumpuh, orang kusta, orang tuli, orang mati.

Ada banyak penafsir yang mengalegorikan / merohanikan istilah-istilah ini, sehingga menunjuk pada orang yang buta rohani, mati rohani dan sebagainya.

Lenski: “We have no reason to allegorize the blind, etc., for ‘what you hear and see’ cannot apply to spiritual recovery of sight, etc. Jesus is speaking of his miracles of grace, and Luke 7:21 brings out the fact that just at the time when John’s disciples came to Jesus with their question Jesus was especially busy working miracles; he had also just raised the son of the widow at Nain.” [= Kita tidak mempunyai alasan untuk mengalegorikan orang buta, dsb., karena ‘apa yang kamu lihat dan dengar’ tidak bisa diterapkan pada pemulihan penglihatan rohani, dsb. Yesus sedang berbicara tentang mujijat-mujijat dari kasih karuniaNya, dan Luk 7:21 menyatakan fakta bahwa persis pada waktu murid-murid Yohanes datang kepada Yesus dengan pertanyaan mereka, Yesus secara khusus sedang sibuk mengerjakan mujijat-mujijat; Ia juga baru saja membangkitkan anak janda di Nain.].

2. Pemberitaan Injil / kabar baik kepada orang miskin.

Matius 11: 5: “orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.”.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘the poor’ [= orang-orang miskin].

Kata ‘poor’ [= miskin] ini berasal dari kata Yunani PTOKHOS, yang berarti miskin dalam arti tak punya apa-apa.

Jawaban Yesus pada bagian ini membingungkan. Memang jawaban Yesus ini cocok dengan nubuatnya dalam Yesaya 61:1 - “Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada ORANG-ORANG SENGSARA, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,”.

KJV: ‘the meek’ [= orang yang lemah lembut].

RSV/NASB: ‘the afflicted’ [= orang yang menderita].

NIV: ‘the poor’ [= orang miskin].


Dalam Bible Works dikatakan kata Ibraninya bisa berarti yang manapun dari ketiga arti ini. Sekalipun demikian, pemilihan arti yang dilakukan oleh KJV rasanya salah.

Tetapi apa arti jawaban Yesus ini?

Ada yang mengartikan miskin secara jasmani, ada juga yang mengartikannya sebagai kondisi yang buruk, dan ada yang mengatakan ini adalah kesadaran bahwa mereka itu miskin secara rohani.

a. Miskin secara jasmani.

Pulpit Commentary: “‘The poor have the gospel preached to them.’ It was a strange thing then - a thing unheard of. The Gentile teachers despised the poor and ignorant; so did the Jewish rabbis (John 7:49). It was Christianity that first taught men to care for the poor, Christ who first set the holy example. ... Isaiah had mentioned it as one of the works of the Christ (61:1). And still to care really for the poor, to teach them, to preach Christ to them, is one of the marks of genuine piety and love of Christ.” [= ‘Orang-orang miskin mendapatkan Injil diberitakan kepada mereka’. Itu merupakan suatu hal yang aneh pada saat itu - suatu hal yang tak pernah terdengar. Pengajar-pengajar non Yahudi meremehkan / merendahkan orang-orang yang miskin dan tak mempunyai pengetahuan; demikian juga rabi-rabi Yahudi (Yohanes 7:49). Adalah kekristenan yang pertama-tama mengajarkan orang-orang untuk memperhatikan / mengurus orang-orang miskin, Kristus yang pertama-tama memberikan teladan yang kudus. ... Yesaya menyebutkan itu sebagai salah satu dari pekerjaan-pekerjaan Kristus (61:1). Dan sungguh-sungguh memperhatikan / mengurus orang-orang miskin, mengajar mereka, memberitakan Kristus kepada mereka, tetap adalah salah satu tanda dari kesalehan yang sejati dan kasih Kristus.].

Yohanes 7:49 - “Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!’”.

Catatan: ayat ini menunjukkan mereka merendahkan / menghina orang yang tak mengerti hukum Taurat, bukan orang miskin.

Pulpit Commentary: “The important item in the report was the preaching of the gospel to the POOR. It had always been recognized as characteristic of the Messiah that the poor were to be gladdened when he came. He would not overlook those whom all other governors overlooked. This was equivalent to saying that no human necessities were beyond the relief he brought.” [= Hal penting dalam laporan itu adalah pemberitaan Injil kepada orang-orang miskin. Itu telah selalu dikenali sebagai karakteristik dari Mesias bahwa orang-orang miskin akan digembirakan pada waktu Ia datang. Ia tidak akan gagal memperhatikan mereka yang gagal diperhatikan oleh semua gubernur-gubernur yang lain. Ini sama dengan mengatakan bahwa tak ada kebutuhan-kebutuhan manusia berada melampaui pertolongan / pembebasan yang Ia bawa.].

b. Keadaan yang buruk.

Calvin (tentang Matius 11: 5): “By ‘the poor’ are undoubtedly meant those whose condition is wretched and despicable, and who are held in no estimation. However mean any person may be, his poverty is so far from being a ground of despair, that it ought rather to animate him with courage to seek Christ. But let us remember that none are accounted poor but those who are really such, or, in other words, who lie low and overwhelmed by a conviction of their poverty.” [= Dengan ‘orang-orang miskin’ tak diragukan dimaksudkan mereka yang kondisinya buruk dan hina / menjijikkan, dan yang tidak dipandang / dianggap. Betapapun rendah / hina seseorang, kemiskinannya adalah begitu jauh dari menjadi suatu alasan dari keputus-asaan, bahwa itu seharusnya malah membuat dia bersemangat dengan keberanian untuk mencari Kristus. Tetapi hendaklah kita ingat bahwa tak ada yang diperhitungkan sebagai miskin kecuali mereka yang betul-betul seperti itu, atau, dengan kata lain, yang berbaring rendah dan diliputi oleh suatu keyakinan tentang kemiskinan mereka.].


Calvin: “It shows that the treasures of the grace of God would be exhibited to the world in Christ, and declares that Christ is expressly set apart for the poor and afflicted. This passage is purposely quoted by Christ, partly to teach all his followers the first lesson of humility, and partly to remove the offense which the flesh and sense might be apt to raise against his despicable flock. We are by nature proud, and scarcely anything is much valued by us, if it is not attended by a great degree of outward show. But the Church of Christ is composed of poor men, and nothing could be farther removed from dazzling or imposing ornament. Hence many are led to despise the Gospel, because it is not embraced by many persons of eminent station and exalted rank. How perverse and unjust that opinion is, Christ shows from the very nature of the Gospel, since it was designed ONLY for the poor and despised. Hence it follows, that it is no new occurrence, or one that ought to disturb our minds, if the Gospel is despised by all the great, who, puffed up with their wealth, have no room to spare for the grace of God. Nay, if it is rejected by the greater part of men, there is no reason to wonder; for there is scarcely one person in a hundred who does not swell with wicked confidence.” [= Itu menunjukkan bahwa harta dari kasih karunia Allah akan ditunjukkan kepada dunia dalam Kristus, dan menyatakan bahwa Kristus dicadangkan / disediakan secara khusus untuk orang-orang miskin dan menderita. Text ini dikutip untuk alasan tertentu oleh Kristus, sebagian untuk mengajar semua pengikut-pengikutNya pelajaran pertama tentang kerendahan hati, dan sebagian untuk menyingkirkan batu sandungan yang condong untuk dibangkitkan oleh daging dan pikiran alamiah terhadap kawanan dombaNya yang hina. Kita secara alamiah adalah sombong, dan jarang ada apapun yang kita nilai tinggi, jika itu tidak disertai oleh suatu tingkat yang tinggi dari pertunjukan lahiriah. Tetapi Gereja Kristus terdiri dari orang-orang miskin, dan tak ada apapun yang bisa disingkirkan lebih jauh dari hiasan yang menyilaukan atau mengesankan. Karena itu, banyak orang dibimbing pada sikap memandang rendah / hina Injil, karena itu tidak dipercaya oleh banyak orang dari posisi yang menonjol / dihormati dan pangkat / kedudukan yang tinggi. Betapa jahat / bejat dan tidak benar pandangan itu, Kristus tunjukkan dari sifat dasar / hakekat dari Injil, karena itu dirancang HANYA untuk orang-orang miskin dan dihina. Karena itu, bukanlah suatu kejadian yang baru, atau suatu kejadian yang harus mengganggu pikiran kita, jika Injil dihina oleh semua orang-orang yang besar, yang karena digelembungkan / dijadikan sombong oleh kekayaan mereka, tidak mempunyai tempat untuk menahan / menyimpan kasih karunia Allah. Jika itu ditolak oleh bagian yang lebih besar dari manusia, di sana tak ada alasan untuk menjadi heran; karena di sana hampir tak ada satu orang dari seratus, yang tidak membengkak / sombong dengan keyakinan yang jahat.].

Catatan: perhatikan kata ‘ONLY’ [= HANYA] dalam komentar Calvin itu. Saya tidak tahu dari mana ia mendapatkannya, karena dalam jawaban Yesus dalam ay 5 itu tidak ada kata ‘only’ [= hanya]. Keistimewaan dari Yesus, dan SEHARUSNYA juga dari gereja / kekristenan, adalah melayani / memberitakan Injil kepada orang-orang miskin, tetapi itu tidak berarti orang-orang kaya dibuang / disingkirkan. Yesus melayani / memberitakan Injil kepada pemuda kaya (Mat 19:16-dst).

c. Miskin secara rohani.

Lenski: “Then, as the climax of all, Jesus cites from Isa. 61:1, the preaching of the gospel to the poor (meek) whom we have already met in 5:3, those who have come to realize that spiritually they are wholly empty and destitute. While the gospel is preached to all, only those who realize their need of it receive it.” [= Lalu, sebagai klimax dari semua, Yesus mengutip dari Yes 61:1, pemberitaan injil kepada orang-orang miskin (lemah lembut) yang telah kita temui dalam Mat 5:3, mereka yang telah menyadari bahwa secara rohani mereka adalah sepenuhnya kosong dan tak mempunyai apa-apa. Sekalipun injil diberitakan kepada semua orang, hanya mereka yang menyadari kebutuhan mereka akan injil yang menerimanya.].

Matius 5:3 - “‘Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.”.

KJV: ‘Blessed are the poor in spirit: for theirs is the kingdom of heaven.’ [= Diberkatilah mereka yang miskin dalam roh: karena kepunyaan merekalah kerajaan surga.].

Robert H. Mounce: “The poor are those who fully realize their spiritual poverty.” [= Orang miskin adalah mereka yang menyadari sepenuhnya kemiskinan rohani mereka.].

Tasker (Tyndale): “The poor is used in the same sense as in v. 3 of those who feel their spiritual need.” [= Orang miskin digunakan dalam arti yang sama seperti dalam 5:3 tentang mereka yang merasakan kebutuhan rohani mereka.].

Menyadari bahwa dirinya miskin secara rohani, berarti menyadari bahwa dirinya sama sekali tak bisa berbuat baik, dan hanya bisa berbuat dosa saja.


Pulpit Commentary: “Ver. 5. - The classes Christ helped. The point of the answer sent by our Lord to John is usually thought to be the proof he was giving of his Divine power; he was opening the eyes of the blind; he was making the lame walk; he was cleansing the lepers; he was unstopping the ears of the deaf; he was raising the dead. Must he not, then, be the Messiah? Nicodemus properly argued, ‘Rabbi, we know that thou art a Teacher come from God, for no man can do these miracles that thou doest, except God be with him.’ And yet it may be that this was not our Lord’s precise point. Indeed, John knew all about these miracles, and it was because he could not make up his mind about them that he sent the inquiry. It may be that our Lord fixed the attention of the messengers on the kinds of persons for whom he was working, and the character of the work he was doing for them. And we can see that just this would be the most suggestive and helpful answer for John. It would show him that Jesus was Messiah in a spiritual sense. ... The prominent thing in our Lord’s response is his pointing out who it is gets the benefits of his work; it is as if he had said, ‘See all you can, but be sure to notice and to tell John this - it is the blind who are being blessed; it is the lame, it is the lepers, it is the deaf, who are being blessed; it is the poor who are being savingly blessed.’ It is as if the Lord had said, ‘Be sure and point out to John the character of my work; that will be an all-sufficient answer to his question.’ Jesus worked for those who were sufferers because of sin. He came to be ‘God saving men from their sins.’ Jesus did not touch national disabilities, social struggles, class weaknesses, or political contentions; these things formed no sphere for him. Where sin had been, there he went. Where sin was, there he came. What sin had done, that he strove to remedy. So the suffering made for him a sphere. The ignorant, the poor, the perishing, were ready for his gospel.” [= Ayat 5. - Golongan-golongan yang ditolong oleh Kristus. Biasanya dianggap bahwa gagasan utama dari jawaban yang dikirim oleh Tuhan kita kepada Yohanes adalah bukti yang sudah Ia berikan tentang kuasa IlahiNya; Ia sedang membuka mata orang buta; Ia sedang membuat orang lumpuh berjalan; Ia sedang mentahirkan orang yang sakit kusta; Ia sedang membuka telinga dari orang tuli; Ia sedang membangkitkan orang mati. Maka bukankah Ia harus adalah sang Mesias? Nikodemus berargumentasi dengan benar, ‘Rabi, kami tahu bahwa Engkau adalah seorang Guru yang datang dari Allah; sebab tidak seorangpun yang dapat melakukan mujijat-mujijat yang Engkau adakan ini, kecuali Allah menyertainya.’ Sekalipun demikian, ini mungkin bukanlah gagasan utama yang persis dari Tuhan kita. Lebih lagi, Yohanes sudah tahu semua tentang mujijat-mujijat ini, dan karena ia tidak bisa mengharmoniskan pikirannya tentang mereka sehingga ia mengirimkan pertanyaan. Bisa jadi Tuhan kita memancangkan perhatian dari sang utusan pada jenis-jenis dari orang-orang bagi siapa Ia sedang bekerja, dan karakter dari pekerjaan yang sedang Ia lakukan bagi mereka. Dan kita bisa melihat bahwa ini justru adalah jawaban yang paling memberikan petunjuk dan bersifat menolong bagi Yohanes. Itu menunjukkan kepadanya bahwa Yesus adalah Mesias DALAM ARTI ROHANI. ... Hal yang menonjol dalam tanggapan Tuhan kita adalah penunjukanNya tentang siapa yang mendapatkan manfaat dari pekerjaanNya; seakan-akan Ia berkata, ‘Lihat semua yang bisa kamu lihat, tetapi pastikanlah untuk memperhatikan dan memberitahu Yohanes hal ini - adalah orang buta yang sedang diberkati, adalah orang lumpuh, adalah orang yang sakit kusta, adalah orang tuli, yang sedang diberkati; adalah orang miskin yang sedang diberkati secara menyelamatkan’. Seakan-akan Tuhan kita berkata, ‘Pastikanlah dan tunjukkanlah kepada Yohanes karakter dari pekerjaanKu; itu akan merupakan suatu jawaban yang mencukupi semuanya bagi pertanyaannya’. Yesus bekerja untuk mereka yang adalah penderita-penderita karena dosa. Ia datang untuk menjadi ‘Allah yang menyelamatkan manusia dari dosa-dosa mereka’. Yesus tidak menyentuh ketidak-mampuan nasional, pergumulan sosial, kelemahan golongan, atau pertentangan / persaingan politik; hal-hal ini tidak membentuk lingkungan bagi Dia. Dimana dosa pernah ada, di sana Ia pergi. Dimana dosa ada, di sana Ia datang. Apa yang dosa telah lakukan, di sana Ia bekerja keras untuk mengobati. Jadi penderitaan membuat bagi Dia suatu lingkungan. Orang yang bodoh / tak berpengetahuan, orang miskin, orang yang sedang binasa, siap untuk InjilNya.].

YOHANES PEMBAPTIS VS AHOK (2)
-bersambung-
Next Post Previous Post