GEREJA YANG SEHAT
oleh :Mark Dever
Apa makna gereja bagi Anda?Anda mungkin sangat terikat pada gereja Anda: menyukai organisasinya, orang-orangnya, kotbahnya, lagu-lagunya. Anda selalu bergairah datang setiap hari Minggu dan bersekutu dengan anggota gereja lain sepanjang minggu. Atau, gereja bagi Anda hanya sekedar tempat Anda muncul seminggu dua kali. Datang terlambat, pulang paling awal.
Buku 9 Marks Healthy Church Study Guides merupakan rangkaian pelajaran dengan durasi enam sampai tujuh minggu, membedah ke “sembilan tanda gereja yang sehat”, dan satu bab pengantar. Sembilan poin ini adalah inti keyakinan pelayanan kami. Sebagai permulaan kami sertakan satu bab dari buku What Is a Healthy Church? (Gereja yang Sehat) karya Mark Denver sebagai pengantar. Kami tidak mengatakan bahwa sembilan poin ini merupakan hal terpenting, atau satu-satunya hal penting dalam gereja. Namun kami yakin bahwa sembilan poin ini alkitabiah dan, karenanya, akan sangat berguna bagi gereja-gereja.
Dalam pelajaran ini kita akan mempelajari dasar-dasar alkitabiah serta belajar mempraktekkan setiap poin. Ke sepuluh pelajaran tersebut adalah: Gereja yang di Bangun di Atas Batu Karang (studi pengantar) Mendengar Suara Tuhan: Kotbah Eksposisi Kabar Baik: Injil Perubahan Sejati: Berbalik Menjangkau yang Hilang: Penginjilan Mengikat Diri Satu dengan yang Lain: Bergereja Saling Menjaga: Disiplin Jemaat Bertumbuh Bersama: Pemuridan Saling Memimpin: Kepemimpinan
Setiap sesi akan mengupas satu dua bagian Alkitab dan mencari cara menerapkannya dalam jemaat. Harapan kami pola ini bisa diterapkan di dalam kelas sekolah minggu, kelompok kecil, dan semua bentuk
kelompok lain, yang beranggotakan mulai dari dua orang sampai dua ratus orang, dimana firman Tuhan di diskusikan. Model pembelajaran terdiri dari kegiatan observasi, interpretasi, dan pertanyaan aplikatif. Karena itu Anda harus aktif. Pola ini diharapkan membuka peluang bagi semua peserta untuk merefleksikan pengalamannya dalam berjemaat, apapun pengalaman tersebut.
Buku yang Anda pegang saat ini berjudul Dibangun di Atas Batu Karang, yang bersumber dari janji Yesus untuk membangun jemaat Nya di “atas batu karang”, yaitu orang-orang seperti Petrus yang mengakui Dia sebagai Mesias. Bukan hanya itu, Yesus juga berjanji bahwa jemaat ini akan diluputkan dari alam maut (Matius 16:16-18). Di sini jelas betapa pentingnya gereja bagi Yesus, dan seharusnya bagi kita juga!
Inilah alasannya mengapa kita perlu mempelajari tujuh aspek gereja berdasarkan Alkitab. Dengan mempelajari tujuh aspek ini kita bisa melihat gambar besar visi gereja; gereja itu apa?
Mengapa Yesus Kristus mendirikan gereja?
Apa pentingnya gereja?
Apakah menjadi anggota jemaat itu penting?
Bagaimana seharusnya hidup bergereja yang benar?
Anda sudah siap?
MANA YANG GEREJA DAN MANA YANG BUKAN Oleh Mark Denver (Diambil dari bab 2 buku What Is a Healthy Church?)
Apakah gereja? Ini pertanyaan yang menantang, mengingat banyak orang Kristen belakangan ini mencari dan menaruh banyak harapan pada gereja mereka masing-masing.
PERCAKAPAN YANG MENGGUNCANGKAN
Ketika saya masih kuliah S2, saya ingat satu percakapan dengan teman yang bekerja di sebuah lembaga pelayanan, dan ia tidak tergabung dalam gereja manapun. Kami memang beribadah di gereja yang sama selama beberapa tahun. Namun ketika saya memutuskan bergabung secara resmi dengan gereja tersebut, ia memutuskan tidak ikut. Ia selalu menghadiri separuh ibadah dan menyelinap keluar tepat sebelum khotbah.
Satu saat saya mencoba bertanya soal sikap setengah hatinya itu. Jawabnya, “Saya tidak mendapat apa-apa sepanjang sisa ibadah”. “Pernah terpikir untuk bergabung dalam gereja?” Tanya saya. Pertanyaan saya membuat dia terkejut, dan jawabnya, “Ikut bergabung? Sejujurnya saya tidak punya alasan melakukan itu. Saya tahu kenapa saya disini! Dan orang-orang di gereja ini cuma memperlambat saya.”
Seingat saya dia mengucapkan hal itu tanpa nada menghina, melainkan dengan semangat berapi-api, seperti seorang penginjil yang tidak mau membuang waktu Tuhan sedetik pun. Ia sudah menunjukkan maksud dan tujuannya pergi ke gereja, dan tujuan tersebut sama sekali tidak melibatkan anggota jemaat lain. Ia hanya ingin hadir di tempat di mana ia bisa mendengar khotbah tentang firman Allah untuk mengisi “bahan bakar” rohani nya untuk minggu itu . Namun kata-katanya —“... orang-orang di gereja ini memperlambat saya”—terus bergema dalam pikiran saya. Banyak sekali yang ingin saya katakan padanya, namun yang terucap hanya, “Pernah terpikir olehmu bahwa jika kamu bergandengan tangan dengan orang-orang ini, kamu mungkin akan ikut melambat, namun kamu bisa menolong mereka berjalan lebih cepat? Pernah terlintas dalam pikiranmu, jangan-jangan itulah rancangan Tuhan bagi mereka dan bagimu?”
Saya pribadi juga ingin tempat di mana saya bisa duduk tenang mendengar khotbah setiap Minggu. Namun firman tentang “Tubuh Kristus” maknanya lebih dari pada itu.
ORANGNYA DAN BUKAN TEMPATNYA
Sesungguhnya gereja bukan soal tempat. Juga bukan soal bangunan. Ia bukan penyedia layanan rohani. Gereja adalah orang-orangnya, yaitu mereka yang menerima perjanjian baru dan telah dibeli dengan darah Yesus. Inilah yang dimaksud Paulus ketika menulis, “...sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya” (Efesus 5:25). Kristus tidak menyerahkan diri Nya bagi tempat, melainkan bagi orang-orang.
Itu alasannya mengapa di setiap hari Minggu di gereja tempat saya menggembalakan, sambutannya bukan, “Selamat datang di gereja Baptis Capitol Hill,” melainkan, “Selamat datang di perkumpulan gereja Baptis Capitol Hill.” Sebab kita memang orang-orang yang berkumpul. Memang ini hal yang sederhana, namun yang kami lakukan adalah memperkenalkan realitas yang lebih besar lewat penyambutan jemaat.
Dengan berpedoman pada realitas bahwa gereja adalah kumpulan orangorang, seharusnya menolong kita mengenali mana yang penting dan mana yang tidak. Saya pribadi sadar bahwa saya butuh ditolong. Contohnya dalam hal jenis musik; saya cenderung membiarkan genre musik tertentu mendikte cara pandang saya terhadap gereja. Musik adalah salah satu tanda awal yang umumnya kita perhatikan ketika masuk ke sebuah gereja. Dan memang kita semua akan merespon musik pada level emosi. Musik membawa kita pada perasaan tertentu. Namun apa jadinya jika saya memutuskan meninggalkan sebuah gereja hanya semata-mata karena genre musiknya? Atau, ketika menggembalakan gereja, saya me marjinalisasi sebagian jemaat hanya gara-gara pilihan genre musik mereka yang (menurut saya) tidak up-to-date. Pada titik ini kita bisa mengatakan bahwa saya telah melupakan arti sesungguhnya dari gereja, yang mengutamakan orang-orangnya dan bukan tempatnya.
Alkitab mengajarkan bahwa hendaknya orang Kristen peduli pada apa yang terjadi dan dikerjakan gereja. Separuh buku ini akan fokus pada hal tersebut.
Bagaimana caranya kita bisa bersikap seimbang—satu sisi peduli orangnya, sekaligus memperhatikan perilakunya? Andai buku ini membicarakan soal “bagaimana membangun keluarga kristiani” maka pasti topik yang kita bahas adalah: makan malam bersama, membaca Alkitab bersama,tertawa bersama, saling mendoakan, dan seterusnya. Namun dengan berjalannya waktu, kita akan menyadari bahwa orang tua pun tidak sempurna—mereka melakukan kesalahan—, dan anak-anak tetaplah anak-anak. Keluarga bukanlah sebuah institusi, melainkan sekelompok manusia.
Demikian juga dengan gereja. Apakah tindakan gereja telah mengecewakanmu, misalnya dalam hal memenuhi standard Alkitab di bidang kepemimpinan (ini salah satu topik yang saya bahas)?
Jika YA, camkanlah bahwa ini adalah kumpulan manusia yang sedang dalam proses bertumbuh dalam kasih karunia Allah. Kasihi, layani dan bersabarlah terhadap mereka. Lihat mereka sebagai keluarga. Apakah ketika orang tua, saudara, atau anakmu mengecewakanmu, saat itu juga mereka bukan lagi bagian dari keluargamu?
Saya mendorong Anda untuk mengampuni dan bersabar terhadap mereka. Bahkan Anda perlu mempertimbangkan untuk menyelaraskan ulang pengharapan Anda. Kita pun perlu melihat diri sendiri, apakah kita tahu bagaimana caranya mengasihi sambil bersitegang dengan jemaat yang berbeda pendapat dengan kita, atau mengecewakan kita, atau berdosa terhadap kita (bukankah Anda dan saya punya dosa yang perlu diampuni?)
Semua tentu ada batasnya. Anda tentu punya kandidat gereja, atau pendeta yang Anda hindari, atau sebaliknya, yang dapat diterima. Pertanyaan seputar hal ini akan kita bahas dalam bab tentang tanda penting gereja. Untuk saat ini kita pegang saja prinsip dasar gereja, yaitu gereja adalah orangnya. Dan apapun yang kita cari, atau bicarakan hendaknya berpedoman pada prinsip alkitabiah tersebut.
MANUSIANYA, BUKAN STATISTIKNYA
Saya akan tunjukkan satu lagi cara pandang negatif yang berlaku di kalangan gereja, knususnya para gembala. Selain bukan soal tempat, ia juga bukan sekedar angka statistik. Ketika saya masih kuliah, saya ingat pernah meneliti surat pastoral yang ditulis John Brown, seorang pendeta abad sembilan belas, untuk seorang muridnya yang ditugaskan ke sebuah konggregasi kecil. Dalam suratnya Brown menulis: Saya paham keangkuhan dalam hatimu, bahwa engkau malu dengan kongregasimu yang kecil, jika dibandingkan dengan saudara-saudara seangkatanmu. Tetapi yakinlah dengan perkataan orang tua ini, bahwa jika engkau mengadukan hal ini kepada Kristus Tuhan kita, yang menghakimi dengan adil, engkau akan tahu bahwa yang engkau miliki itu sudah cukup.
Saat ini, jika saya menimbang-nimbang kembali penugasan yang Tuhan berikan kepada saya atas jemaat yang saya pimpin, saya merasa malu untuk mengeluh kepada Tuhan. Apa sesungguhnya yang saya rindukan: membuat jemaat ini menjadi besar? Menjadikannya jemaat yang populer dan menjadi perbincangan umum? Atau jemaat yang berkesan mewah?
Apakah saya sengaja menerima dengan sabar dan mentelorir jemaat ini sambil menunggu waktu yang tepat untuk mewujudkan ambisi saya tentang gereja yang ideal? Punya cita-cita tentang gereja ideal bukanlah hal yang salah. Namun saya harus mempertimbangkan apakah cita-cita itu akan merusak atau mengganggu hubungan saya dengan orang-orang kudus lainnya?
Sadarkah saya harga yang dipertaruhkan untuk meraih jiwa-jiwa, sebagian adalah para oma opa, yang hadir setiap hari Minggu dalam ruang ibadah? Relakah saya melayani orang-orang ini, walau mereka bukan gerombolan yang rohani, sangat kuno, dan yang selera musiknya bukan favoritmu, dan mereka menjadi penghalangmu menuju gereja yang diidam-idamkan? Dan saya paham benar bahwa jebakan ini—mentolerir
jemaat sambil menunggu kesempatan mewujudkan gereja impian— melanda bukan hanya kalangan gembala.
Sekali lagi, gereja bukan soal tempat atau angka statistik. Gereja adalah anggota tubuh di mana Kristus adalah kepalanya. Ia adalah sebuah keluarga yang diadopsi melalui Kristus. Saya berdoa agar kami, para gembala, semakin memahami tanggung jawab mulia dalam menggembalakan sekumpulan domba yang Tuhan percayakan.
Namun saya juga berdoa bagi kalian, para jemaat, apakah engkau dewasa atau kanak-kanak secara iman, agar kesadaran akan tanggung jawab untuk mengasihi, melayani, meneguhkan, dan menjaga kesatuan anggota keluarga ilahi, makin meningkat. Saya yakin, jika Anda paham arti ikatan saudara sedarah-daging, akan dengan mudah mengenali kesalahan Kain ketika ia menjawab Tuhan, “Apakah aku ini penjaga adikku?” Lebih dari itu, saya berharap Anda mengerti tanggung jawab terhadap saudarasaudaramu, pria dan wanita, sebagai keluarga ilahi. Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepadaNya: "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau." Jawab Yesus kepada mereka: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudarasaudara-Ku?" Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!”—Markus 3:32-35
MINGGU 1
UMAT ALLAH
Pembukaan Alyssa adalah gadis berumur tiga puluh dua tahun, single, anggota jemaatmu. Penampilannya menunjukkan bahwa ia akan menjadi istri dan ibu yang hebat. Dan dia sudah sangat siap untuk menikah. Namun Sang Pangeran tak kunjung datang, sementara ia terus berharap. Satu hari Anda mengetahui bahwa ia mulai dekat dengan seseorang. Ketika Anda menanyakan hal itu, ketahuan bahwa pria tersebut bukan orang percaya. Dia paham bahwa hal ini bertentangan dengan Alkitab,
namun ia sudah lelah menanti. Situasi semakin serius, karena mereka sudah mulai membicarakan tentang pernikahan.
1. Sikap apa yang akan Anda ambil terhadap hubungan Alyssa?
2. Menurut Anda apakah gereja perlu bersikap terhadap isu ini?
3. Apakah ini kumpulan orang yang suka mengurusi urusan orang lain?
Mandiri dan Otonom
Dalam dunia Barat modern, kita cenderung berpikir bahwa kita tidak bergantung pada orang lain dan kita boleh melakukan apa pun yang kita suka. Kita menganggap hidup kita sebagai hidup yang mandiri dan otonom.
Anda bisa melihat bagaimana dua hal ini berjalan bersama? Kita tidak mau mengganggu privasi orang lain, supaya kita pun bisa bebas melakukan apapun yang kita suka. Secara literal, otonomi berarti ,”aturan yang dibuat untuk diri sendiri.” Ingatlah bagaimana budaya Amerika mengagungkan kaum individualis yang sombong, atau mereka yang menjadi miliarder atas usaha sendiri,yang kemudian menjadi sangat berkuasa hingga bisa membuat hukum sendiri.
Jadi, kebanyakan orang akan mengatakan, “Apa yang dilakukan Alyssa adalah urusannya sendiri, dan kita tidak boleh ikut campur.” Namun Alkitab menunjukkan bahwa Allah ternyata menuntut lebih dari itu.
IDE DASAR
Allah, lewat Kristus, bukan menyelamatkan hanya individu-individu, melainkan sebuah umat. Dan gereja adalah umat kepunyaan Allah. Artinya, sebagai orang Kristen, sejatinya kita bukanlah umat yang mandiri ataupun otonom. Malinkan milik Allah dan umat-Nya. Karena itu
kita harus menyerahkan hidup kita kepada kehendak Allah dan kepada sesama umat-Nya.
PENDALAMAN
Dalam Efesus 2:11-16 Paulus menjelaskan bagaimana keselamatan kita sebagai individu menyatu bersama umat tebusan Allah. Kemudian, dalam Efesus 2:17-22 Paulus menulis: datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat", karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
1. Kata apa yang Paulus pakai di ayat 17 dan 19 untuk menjelaskan siapa kita dahulu ketika belum percaya? Apa arti kata tersebut?
2. Di ayat 19, dua kata apa yang Paulus pakai untuk menjelaskan posisi kita sebagai orang percaya?
3. Apa yang kata tersebut jelaskan berkaitan dengan apa yang terjadi setelah kits menjadi orang percaya?
4. Dengan identitas baru yang kita sandang, seperti yang dijelaskan Paulus di ayat 19-22, apakah itu berarti kita menjadi orang yang otonom dan individualis? Jelaskan.
Dalam 2 Korintus 6:14-18 dikatakan: 14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu
11
dengan gelap? 15 Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orangorang tak percaya? 16 Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengahtengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. 17 Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu, 18 Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anakKu laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa."
5. Sebutkan istilah dan gambaran yang Paulus gunakan (mengutip dari Imamat 26:12 dan Yesaya 52:11) untuk menjelaskan hubungan gereja dengan Allah:
6. Di ayat 16 Tuhan berjanji kepada mereka yang percaya,“Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.” Jadi, umat percaya adalah milik Allah. Sebutkan kewajiban apa saja yang melekat pada umat Allah sebagai akibat dari hubungan khusus ini (perhatikan kata “sebab itu” di ayat 17.)
7. Karakter siapakah yang diwakili oleh umat Allah? Sejalankah karakter itu dengan hasrat hidup otonom kita?
8. Pernahkah terlintas dalam benak Anda, bahwa jadi orang percaya berarti menjadi bagian dari umat baru, yaitu umat Allah?
9. Berdasarkan dua ayat tadi, bagaimana kebenaran ini merubah hidup Anda?
a. Dalam hubungan Anda dengan sesama umat Allah?
b. Dalam hubungan Anda dengan orang-orang belum percaya?
12
10. Jika kebenaran tentang “umat” ini harus kita pegang, bagaimana hal ini mempengaruhi interaksi kita dengan gereja tempat kita berjemaat?
11. Ketika kita menerima kebenaran tentang gereja sebagai umat Allah, seketika itu juga muncul peneguhan dan tantangan. Peneguhan datang seiring pengetahuan bahwa kita adalah milik Allah yang berharga, yaitu umat yang dikasihi dan dipanggil menjadi kepunyaan-Nya (ayat pendukung misalnya, Rom. 1:6, 1 Pet. 2:9). Ini semua bukan karena kebaikan kita, namun semata-mata karena anugerah –Nya (Ul. 7:7-8, 2 Tim. 1:9). Artinya, suatu saat Ia akan bersama kita saat ini dan, suatu saat nanti, akan membangkitkan kita dalam kondisi sempurna, bertemu muka dengan muka dalam persekutuan dengan-Nya (Mat. 28:20, Ibr. 13:5, Wah. 21:3-4; 22:4).
Di sisi lain, tantangan sebagai umat Allah datang dari panggilan Allah agar kita menundukkan diri, taat dan menghadirkan karakter Allah kepada dunia. Sebutkan hal-hal apa saja dari umat Allah yang menguatkan dan meneguhkan Anda?
Hal apa saja yang merupakan tantangan?
12. Kembali ke masalah Alyssa, dalam terang bahwa orang percaya adalah bagian umat Allah: Bagaimana Anda akan mengkonseling Alyssa tentang hubungannya?
Bagaimana gereja harus bersikap dalam hal ini?
MINGGU KE 2
TUBUH KRISTUS
PEMBUKAAN 1. Bayangkan bahwa Anda pindah ke kota lain, dan tidak kenal satu pun orang percaya di sana. Langkah pertama adalah mencari gereja terdekat. Tuliskan lima hal yang Anda harapkan dari sebuah gereja.
Acap kali sikap kita terhadap gereja sama dengan sikap terhadap hal-hal lain dalam hidup, yaitu bersikap seperti konsumen. Kita ingin menerima hal-hal dan pelayanan yang baik yang memenuhi keinginan kita (sering kita sebut dengan “kebutuhan”). Dan kita ingin mendapatkan semua itu dengan harga bagus. Karena sikap ini sudah berlangsung lama dan dalam banyak area dalam hidup kita, maka tak heran bila kita pun bersikap sama terhadap gereja. Namun dalam pelajaran berikut ini kita akan melihat, bagaimana berlawanannya tuntutan Alkitab tentang sikap kita terhadap gereja.
2. Dalam hal apa saja kekristenan bertentangan dengan konsumerisme?
IDE DASAR Alkitab mengajarkan bahwa kita tidak boleh datang kepada gereja sebagai konsumen, melainkan sebagai anggota tubuh Kristus. Itu artinya kita punya komitmen satu sama lain, saling bergantung, saling menghormati, dan saling peduli. Segala sesuatu yang kita lakukan bagi gereja haruslah untuk kepentingan bersama, bukan untuk diri sendiri.
PENDALAMAN Dalam 1 Korintus 12 Paulus mengawali dengan pembahasan soal karunia Roh, dimana jemaat Korintus telah menggunakannya secara sendiri-sendiri untuk kepentingan sendiri. Di ayat pembukaan Paulus menekankan bahwa semua perbedaan karunia itu berasal dari Roh yang sama dan untuk kepentingan bersama. Laku di ayat 12-26 Paulus menulis, 12 Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. 13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. 14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. 15 Andaikata kaki berkata: “Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? 16 Dan andaikata telinga berkata: “Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? 17 Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? 18
Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. 19 Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? 20 Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. 21 Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: “Aku tidak membutuhkan engkau.” Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: “Aku tidak membutuhkan engkau.” 22 Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. 23 Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. 24 Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, 25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. 26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. (1 Korintus 12:12-26 TB)
Ketika Paulus menulis ayat 13, yaitu bahwa kita telah dibaptis ke dalam satu tubuh, dia mengajarkan bahwa kita semua dipersatukan dengan Kristus dan dengan orang percaya lainnya. Dengan kata lain, penyatuan bersama Kristus ini adalah dasar penyatuan satu sma lain. Jika di Ayat 12 dan 13 Paulus membicarakan gereja secara universal (yaitu seluruh umat Allah sepanjang waktu), namun ayat selebihnya jelas sekali membicarakan hubungan dalam gereja lokal. Ini semua sesuai dengan isi seluruh Perjanjian Baru, yang menekankan bahwa menjadi anggota jemaat adalah soal “berbagi hidup” dan bersaksi kepada sesama anggota gereja universal.
Contohnya, Perjanjian Baru membicarakan tentang hubungan antara posisi kita sebagai orang yang dibenarkan di dalam Kristus dengan kewajiban “mengenakan” perbuatan kebenaran. Kita dibenarkan di dalam Kristus dan kita membuktikannya dengan berjuang untuk menjalani hidup benar (khususnya lihat Rom. 6:1-14, Kol. 3:910). Keanggotaan kita dalam gereja (jemaat) mirip dengan itu. Sebagai orang percaya kita adalah anggota gereja universal Kristus dan kita “mengenakan” keanggotaan tersebut dengan jakan menjadi anggota jemaat setempat. Jadi, implikasi ayat ini adalah bahwa semua orang percaya harus menjadi anggota gereja setempat. 1. Perumpamaan apa yang Paulus gunakan untuk menjelaskan gereja (jemaat) dalam ayat-ayat tersebut?
2. Apa yang “kaki” dan “telinga” katakan di ayat 15 dan 16? Ini menggambarkan emosi yang bagaimana?
15
3. Sebutkan dua hal yang Paulus ulas tentang “kaki” dan “telinga” di ayat 17 - 20.
4. Baca kembali ayat 19-20, dan selidiki hatimu: jika Anda cenderung berpikir seperti “kaki” dan “telinga”, apakah ayat ini mengena di hati Anda?
5. Apa kata “mata” dan “kepala” di ayat 21? Ini menunjukkan sikap apa?
6. Sebutkan dua reaksi Paulus terhadap “mata” dan “kepala” di ayat 22-25?
7. Apa pendapat Paulus tentang anggota tubuh yang lemah (ayat 22)? Merujuk ke ayat ini, bagaimana seharusnya kita memperlakukan anggota gereja yang tidak menarik bagi kita?
8. Ayat 25 menunjukkan bahwa Allah punya dua tujuan ketika mengatur anggotaanggota tubuh. Sebutkan. Apa contoh yang diberikan di ayat 26 tentang hal ini?
9. Berdasarkan kebenaran ini, kesalahan macam apa yang dilakukan para “petualang Kristen” yang mencoba-coba hidup sendirian, di luar jemaat Kristus?
10. Di ayat 7 Paulus berulang-ulang menyampaikan hal yang menjadi prioritas utama. Ia menulis, “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.” Di pasal 14:12 ia mengatakan, “Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat.” Di pasal 14:26 kembali ia menegaskan, “... tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.” Ini semua sangat berlawanan dengan mentalitas konsumen yang selalu mencari pemenuhan keinginan diri sendiri. Orang percaya dipanggila untuk saling membangun dan mendahulukan kepentingan bersama.
Sebutkan cara praktis menolak konsumerisme dan praktek mengutamakan kepentingan bersama saat berurusan dengan:
a. Acara kebersamaan di gereja? b. Mendengar kotbah? c. Kaum tua-tua gereja? d. Para suami dan istri? e. Para bapak dan ibu muda? f. Para janda? g. Para pemuda/i? h. Anak-anak? i. Kaum remaja?
Jika Anda tidak punya ide atau butuh “pemicu”, ingat saja yang Paulus katakan, bahwa kita harus menghormati (ay.23-24), peduli (ay. 26), dan bergembira bersama (ay. 26) anggota tubuh Kristus yang lain.
11. Coba lihat kembali daftar harapan Anda tehadap gereja yang Anda buat di awal pelajarqn ini, apa ada yang akan Anda ubah?
MINGGU KE 3
BAIT ROH ALLAH PEMBUKAAN Ada banyak alasan orang tidak mau bergabung ke dalam gereja: “Gereja nya mata duitan” “Saya terlalu sibuk untuk mengurusi gereja” “Untuk apa saya bergabung dengan gereja, sedangkan saya belum tentu masih di sini lima tahun atau sepuluh tahun lagi.” “Tidak perlu menjadi anggota, yang penting saya melayani di gereja.”
1. Apakah Anda tahu alasan-alasan lain selain yang sudah disebutkan, baik yang pernah Anda dengar atau dari Anda sendiri?
2. Apa perbedaan antara anggota dengan bukan anggota gereja?
IDE DASAR Gereja adalah Bait Roh Kudus—tempat bertemu, bertumbuh, dan bersekutu intim dalam kekudusan bagi Allah. Karena itu setiap orang percaya harus menjadi bagian dari gereja dan mengejar kesatuan, kekudusan, dan pertumbuhan di dalam gereja.
PENDALAMAN Dalam Efesus 2 Paulus dengan bersemangat menjelaskan kekayaan anugerah keselamatan di dalam Kristus. Sepuluh ayat pertama mengajarkan bahwa kita diselamatkan hanya karena anugerah Allah, bukan akibat perbuatan kita. Ayat selanjutnya menjelaskan bahwa melalui Kristus, orang Yahudi maupun non Yahudi, dipersatukan menjadi umat yang baru.
Paulus menjabarkan dalam Efesus 2:19-22, kesatuan baru antara orang Yahudi dan non Yahudi di dalam Kristus:
19Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, 20yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. 21Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. 22Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
Tulislah gambaran dan metafora yang digunakan Paulus untuk menjelaskan kesatuan baru dalam Kristus antara orang kafir dan Yahudi:
Di sini kita akan fokus kepada metafora yang Paulus pakai—gereja sebagai bangunan bait kediaman Allah. Dalam perjanjian lama, bait suci adalah tempat dimana Allah menyatakan kehadiran-Nya. Ini adalah tempat yang identik dengan nama-Nya.Ini juga tempat di mana umat menyembah dan menyerahkan korban supaya tetap berkenan kepada-Nya. Sekarang, dengan kematian dan kebangkitan Kristus, maka Ia menjadi bait-Nya. Inilah “tempat” di mana murka Allah ditenangkan dan terjadi pendamaian dengan umat-Nya (Yoh. 2:19-21). Bukan hanya itu, kita semua yang dipersatukan dalam iman kepada Kristus juga adalah bait-Nya. Roh Kudus berdiam di dalam kita dan nama Allah ditegakkan atas gereja-Nya.
Apakah “dasar” yang Paulus jelaskan di ayat 20? Mengapa dasar ini sangat dibutuhkan bagi kehidupan gereja yang sehat?
Dalam ayat 21 ketika Paulus menyebutkan “dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan,” ia sedang menggambarkan seluruh umat Allah. Artinya, seluruh umat Allah adalah tempat kediaman-Nya, di mana satu saat nanti Ia akan berdiam selamanya (Wahyu 21:3-4; 21-22). Dan di ayat 22 Paulus memakai kata “kamu juga”—yaitu jemaat di Efesus—“ turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.” Ini berarti gereja lokal juga dipersatukan dan dibangun bersama menjadi bait Allah. Seluruh anggota diikat, disambung satu sama lain, di mana Kristus menjadi batu penjurunya (ay. 20).
Menurut Anda, mungkinkah seorang percaya yang sejalan dengan visi ini akan hidup menyendiri tanpa menjadi anggota gereja setempat? Mengapa YA atau mengapa TIDAK?
Jika Anda bertemu seseorang yang berkeras bahwa dirinya tidak perlu menjadi anggota gereja, bagaimana cara Anda--dengan menggunakan bahan ini— meyakinkan dia agar bergabung dalam salah satu gereja?
Saat Paulus menulis ayat 22,”turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh” ia sedang berbicara tentang pertumbuhan jumlah jemaat maupun pertumbuhan rohani, yaitu bertambahnya jumlah orang percaya dan bertumbuhnya jemaat dalam kekudusan dan kedewasaan.
Dengan cara apa kedua pertumbuhan ini terjadi? (Silahkan merujuk ke ayat-ayat lain di Perjanjian Baru, seperti Kis. 2:41 dan Efesus 4:15-16.)
Menurut ayat 22, siapa yang membangun Bait Allah, yaitu gereja?
Di dalam “siapa” Ia membangun?
Untuk siapa Ia membangun bait tersebut?
Mengapa tiga hal ini dapat merubah orang-orang percaya?
Dalam 1 Kor. 3:16-17 Paulus menulis, “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.” Di Efesus 2:21 Paulus menekankan lagi bahwa gereja bertumbuh “menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.”Gereja adalah bait suci karena Allah yang memilikinya dan Roh Kudus berdiam di dalam anggota-anggotanya. Jadi bagaimana kehadiran Allah dalam gereja seharusnya berdampak ketika:
a. Menerima anggota baru?
b. Gereja harus mengawasi kehidupan pribadi jemaatnya?
c. Berhadapan dengan anggota jemaat yang tidak mau bertobat dari dosanya?
Karena gereja bertumbuh menjadi bait suci, maka ia pun dipanggil untuk bertumbuh dalam kekudusan (ay. 21). Bagaimana mandat bertumbuh dalam kekudusan ini bisa diterapkan: a. Ketika ngobrol dengan anggota gereja lain?
b. Ketika mendengar kotbah?
c. Motivasi Anda saat hadir dalam pertemuan raya gereja?
d. Motivasi Anda ketika memutuskan keluar dari perkumpulan jemaat gereja?
e. Respon kita saat dosa jemaat lain berdampak pada hidup kita?
MINGGU KE 4
GEREJA YANG HIDUP PEMBUKAAN 1. Pernah hadir di gereja yang sangat suam dan tidak ada semangat bertumbuh?
Di beberapa gereja tertentu, tuntutan akan pengenalan tentang Yesus, ketaatan pada perintah-Nya, maupun dalam bersaksi tentang Injil sangatlah rendah. Umumnya kehidupan rohani jemaat seperti berjalan dengan sendirinya, tanpa tuntunan. Dalam hal ini, kekristenan tidak lebih dari sekedar label sosial belaka, daripada sebuah bentuk gaya hidup iman yang berdampak.
Sayangnya, gereja model ini sangat banyak dan umum di masyarakat. Tidak dirwgukan lagi, gereja seperti ini sma sekali tidak mewakili gereja yang sejati. Kitab Perjanjian Baru menunjukkan hal yang sebaliknya.
IDE DASAR Gereja adalah organisme hidup, terdiri dari orang percaya yang bertumbuh secara rohani. Karena itu anggota jemaat harus saling membangun, memperhatikan dan memperlengkapi secara rohani.
PENDALAMAN Untuk memahami gereja sebagai sebuah organisme yang hidup dan kepenuhan roh, kita harus melihat sejarah bagaimana Allah berurusan dengan umat-Nya. Ketika Allah memanggil keluar Israel dari perbudakan di Mesir, Ia memberikan hukum Taurat. Kenyataannya bangsa Israel memberontak selama berabad-abad, dengan jalan menyembah allah lain. Akhirnya Allah menjatuhi hukuman dengan mengusir bangsa ini keluar dari tanah yang pernah Ia berikan. Meski demikian, Allah, di dalam Yeremia 31:31-34 berkata,
31Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, 32bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN. 33Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. 34Dan tidak usah lagi orang mengajar
sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka."
1. Temukan perbedaan perjanjian ini dengan perjanjian sebelumnya.
2. Dalam Lukas 22:20 Yesus bersaksi bahwa apa yang dinubuatkan nabi Yeremia tersebut digenapi-Nya melalui pengorbanan-Nya sampai mati. Karena itu gereja adalah umat perjanjian baru, yaitu: umat yang disatukan dalam iman kepada Kristus, dosa-dosanya diampuni, umat yang mengenal Tuhannya, dan hukumhukum Tuhan tertulis dalam hatinya sehingga dapat ditaati dengan kekuatan Roh Allah
a. Berdasarkan perjanjian baru ini, apakah bisa seseorang mengklaim dirinya sebagai orang percaya namun tidak bertumbuh secara roh?
b. Apakah ini berarti, ketika kita menjadi umat perjanjian baru, setiap hari dalam hidup kita ditandai dengan pengalaman rohani yang dramatis dan kuat? Jelaskan!
Bagian Perjanjian Baru yang berbicara soal disiplin dalam gereja mengajarkan kepada kita bahwa tidak semua orang yang menyebut nama Kristus dalam gereja adalah orang percaya. Di sisi lain, dalam seluruh kitab Perjanjian Baru ditunjukkan bahwa gereja adalah tubuh yang hidup:
Dalam 1 Petrus 2:5 rasul Petrus menulis, “Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.” Dalam Efesus 4:16 rasul Paulus menulis, “Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.”
3. Menurut ketiga ayat ini, apa yang Petrus dan Paulus harapkan dari setiap anggota jemaat?
4. Apakah ada hal lain yang Anda temukan berkenaan dengan ciri-ciri gereja yang bertumbuh?
5. Apakah ciri ini ditemukan dalam orang percaya yang menyendiri?
Kita sudah melihat bagaimana perjanjian baru Allah yang menghasilkan gereja/ jemaat mula-mula berbasis orang percaya yang bertumbuh. Sekarang kita fokus pada model gereja yang Paulus perkenalkan di 1 Tesalonika 1:2-10:
2 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. 3 Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita. 4Dan kami tahu, hai saudarasaudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu. 5 Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu. 6 Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, 7 sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya. 8 Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu. 9 Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, 10 dan untuk menantikan kedatangan AnakNya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
6. Apa reaksi orang Tesalonika ketika Paulus memberitakan Injil kepada mereka (ay. 6, 9)?
7. Tulislah perbedaan antara orang percaya/ Kristen yang sungguh-sungguh dengan orang Kristen minimalis (Kristen KTP)ketika mendengar Injil.
8. Menurut Paulus, respon jemaat terhadap Injil dikerjakan oleh siapa (ay. 5-6)? Mengapa tidak ada celah untuk menyombongkan diri?
9. Paulus melihat bagaimana orang Tesalonika menerima Injil dengan “sukacita”. Hal ini menunjukkan apa tentang kemurnian iman mereka (ay. 6)?
10. Tindakan apa yang dihasilkan dari iman mereka kepada Kristus (ay. 8-10)?
11. Anggaplah, Anda adalah seorang Kristen minimalis, tidak punya iman, tidak punya sukacita, dan penyembah berhala. Apa yang harus Anda perbuat ketika mendengar Injil?
Kitab Yeremia 31, Efesus 4, dan Tesalonika 1 sudah memaparkan dengan jelas bahwa gereja sejatinya adalah “tubuh yang hidup”, terdiri dari orang percaya yang murni dan bertumbuh. Berangkat dari perspektif ini maka kita harus mendorong anggotaanggota gereja yang lain untuk bertumbuh secara rohani dan menguatkan mereka dalam pertumbuhan ini.
12. Bagaimana caranya agar harapan untuk bertumbuh secara rohani bisa terwujud: Lewat penetapan arah dan tujuan kelompok sel (komsel)?
Ketika mempersiapkan diri jelang ibadah Minggu?
Lewat praktek penggembalaan umat oleh para penatua atau pemimpin?
Dalam perbincangan paska ibadah Minggu?
Dalam keseharian jemaat sepanjang minggu—bagaimana menerjemahkan pertumbuhan ini ke dalam hari-hari kerja?
13. Sebutkan cara-cara yang dapat Anda tempuh untuk mendorong pertumbuhan rohani jemaat yang:
Bergumul dengan persoalan finansial?
Tertekan dan menghabiskan waktunya di tempat kerja?
Tersita waktunya oleh anak?
Menderita sakit?
Berduka karena orang yang dicintai (anak atau pasangan) meninggal?
Punya kelebihan dalam pengetahuan Alkitab dan mampu mengajar?
MINGGU KE 5
GEREJA YANG BERTUMBUH PEMBUKAAN 1. Apakah Anda pernah menjadi orang percaya yang mandiri—Yaitu orang percaya yang yakin bahwa pertumbuhan rohani adalah urusan pribadi antara yang bersangkutan dengan Tuhan?
IDE DASAR Sebagai orang percaya kita bertumbuh ketika membangun diri sendiri dan dibangun oleh anggota tubuh Kristus lainnya. Berdasarkan firman Tuhan, kedewasaan iman kita dicapai melalui gereja.
PENDALAMAN Dalam Efesus 4 tulisan Paulus berbalik arah, dari menyatakan kekayaan karya Allah bagi kita di dalam Kristus, menjadi nasehat kepada umat Kristen di Efesus untuk berperilaku sejalan dengan panggilan ilahi (ay. 1). Di enam ayat pertama Paulus menasehati orang-orang Efesus untuk mngutamakan kesatuan dalam jemaat. Kemudian mulai ayat 7 sampai 10 ia menjelaskan bahwa Kristus memberikan pemberian kepada gereja. Dilanjutkan di ayat 11 sampai 16:
11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, 12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, 13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, 14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. 16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
1. Mengapa Kristus memberikan rasul, nabi, penginjil, gembala, dan guru kepada gereja?
3. Siapa yang mengerjakan “pekerjaan pelayanan”? Siapa yang harus membangun tubuh Kristus (ay. 12)?
4. Apakah ayat 11 dan 12 mempengaruhi standard tuntutan Anda terhadap gembala?
5. Menurut Paulus, apa tujuan pembangunan tubuh Kristus (ay. 13-14)? Sebutkan cara-cara Paulus ketika menjelaskan tujuan ini?
6. Ancaman apa yang Paulus ingatkan di ayat 14?
7. Gambaran Paulus tentang anak-anak yang diombang ambingkan oleh doktrin palsu dan kelicikan manusia adalah satu paket. Ironisnya, anak-anak rohani lebih sulitmenyadari ketidak dewasanya dibanding anak-anak lahiriah. Berdasarkan apa yang Paulus katakan di ayat14, sebutkan ciri-ciri iman yang tidak dewasa.
8. Mengapa Paulus menasehati jemaat Efesus untuk melawan pengajaran palsu (ay. 15-16)?
9. Apakah Anda punya cara untuk menolong sesama jemaat bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus dan menangkal doktrin palsu dan tipu daya manusia?
10. Dari “mana” kah seluruh tubuh Kristus tersusun dan diikat (ay. 15-16)?
11. Bagaimana tubuh Kristus bertumbuh (ay. 16)?
12. Apa yang diajarkan ayat-ayat ini berkenaan dengan pertumbuhan jemaat yang sehat?
13. Bagaimana jika pengajaran ini diperhadapkan dengan orang Kristen yang imannya mandiri?
14. Bagaimana menerapkan komitmen membangun tubuh Kristus dalam kasih di: a. Dalam Pemahaman kita tentang “melayani”?
b. Di Bidang keuangan kita?
c. Dalam Pemanfaatan waktu kita?
d. Yang kita lakukan di Minggu pagi, Minggu sore, dan malam-malam selanjutnya?
MINGGU KE 6
GEREJA YANG BERBEDA PEMBUKAAN Beberapa pemimpin gereja berpandangan bahwa gereja perlu menampilkan yang terbaik agar dianggap sukses oleh dunia. Memang mereka tidak menganut standard moral dunia. Namun mereka merancang sedemikian rupa musik, struktur kepemimpinan, penampilan fisik serta cara berbicaranya, demi membuat orangorang dunia merasa di rumah sendiri dan bagian dari gereja. Memang benar Alkitab mengajarkan kita untuk menyesuaikan diri dengan budaya setempat demi menghindari hambatan-hambatan yang tidak perlu bagi pemberitaan Injil. Tetapi mencoba-coba membuat orang dunia nyaman di dalam gereja adalah tindakan yang sangat berbahaya. Ini bisa menggagalkan panggilan gereja untuk “berbeda” dari dunia ini.
1. Menurut Anda, dalam hal apa saja gereja harus berbeda dari dunia?
IDE DASAR Allah memanggil gereja untuk berbeda dari dunia ini melalui iman kepada Injil dan keselarasan dalam karakter. PENDALAMAN Yesus berkata kepada para murid, dalam Matius 5:13-16: “13Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. 14 Kamu adalah terang dunia. 15 Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. 16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Tema utama tentang garam dan terang ini adalah bahwa Yesus dan para murid berbeda dari dunia ini dan agar mereka memberkati dunia. Garam mengawetkan dan memberi rasa oleh karena keasinannya. Ia memiliki kekhasan yang khusus, dan jika keunikan ini lenyap maka ia tidak berguna lagi. Sama dengan itu, terang itu
menerangi, dan mampu menunjukkan jalan bagi seseorang karena ia mampu mengusir kegelapan.
Berbeda yang seperti apa? Mari melihat apa yang Yesus katakan di ayat-ayat sebelumnya: “Berbahagialah orang yang miskin(dalam roh) di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.”
1. Apa kesamaan dari:miskin dalam roh, berdukacita, lemah lembut, dan lapar dan haus akan kebenaran(ay. 3-6)?
2. Apa kesamaan dari: suci hati, murni hati dan pembawa damai (ay. 7-9)?
3. Menurut perikop ini, mengapa orang yang melakukan ini semua akan menderita penganiayaan (ay. 10-11)?
Inilah yang Yesus inginkan agar dimiliki para pengikut-Nya supaya berbeda dari dunia: percaya penuh dan ketaatan dalam iman pada Dia, memiliki hati yang lemah lembut, miskin dalam roh dan pembawa damai. Ini semua diawali dari pemahaman bahwa terpisah dari Kristus sama dengan hilang lenyap, hidup dalam dosa, dan
remuk. Artinya, perbedaan itu lahir ketika kita bertobat dan mempercayai Yesus untuk menyelamatkan kita. Kenyataannya, walau Yesus memanggil pengikut-Nya untuk menjadi garam dan terang bagi dunia, kita tidak selalu taat melakukannya. Dalam seluruh kitab 1 Korintus Paulus membeberkan bagaimana jemaat Korintus mempraktekkan Injil lebih menyerupai orang dunia daripada pengikut Kristus. Dalam empat pasal awal Paulus menyoroti sikap mereka yang keliru terhadap para pemimpin Jemaat, sehingga terjadi perpecahan dan pengelompokkan dalam gereja. Kemudian di pasal 5 Paulus menyoroti bobroknya praktek moral dalam jemaat. Ia menulis: 1 Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya. 2 Sekalipun demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu? 3 Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani hadir, aku -- sama seperti aku hadir -- telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal yang semacam itu. 4 Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus, Tuhan kita, 5 orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. 6 Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan? 7 Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. 8 Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran. 9 Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul. 10 Yang aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada umumnya dari dunia ini atau dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua penyembah berhala, karena jika demikian kamu harus meninggalkan dunia ini. 11 Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama. 12 Sebab dengan wewenang apakah aku menghakimi mereka, yang berada di luar jemaat? Bukankah kamu hanya menghakimi mereka yang berada di dalam jemaat? 13 Mereka yang berada di luar jemaat akan dihakimi Allah. Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu.
Di buku lain berjudul Saling Menjaga (Guarding One Another),kita bisa menggali lebih dalam lagi perintah Paulus tentang pengusiran orang berdosa dari dalam gereja. Untuk saat ini fokus kita adalah apa yang diulas oleh lima ayat terakhir, yaitu jemaat yang berbeda dari dunia.
4. Bacalah ayat 9-10. Apa yang Paulus tuliskan kepada jemaat Korintus dalam surat sebelumnya?
5. Apakah Paulus menganjurkan agar jemaat Korintus tidak boleh berhubungan sama sekali dengan orang-orang seperti ini?
6. Apa perintah Paulus kepada jemaat Korintus dari ayat 11 sampai 13?
7. Di ayat 11 Paulus dengan nada empati menulis, “Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama”
Menurut Anda mengapa Paulus memberi perintah yang berlawanan antara perlakuan terhadap orang tak bermoral yang tidak mengaku-ngaku Kristen, dengan mereka yang mengaku Kristen?
8. Baca kembali ayat 1-2. Siapakah yang ditugasi Paulus untuk menjaga kekudusan gereja?
9. Apa makna perintah itu terhadap Anda sebagai anggota jemaat?
10. Menurut ayat 2, jemaat Korintus bukan hanya mentolerir kebobrokan moral oknum ini, melainkan juga membangga-banggakan sikap toleransi itu sendiri. Itu sebabnya Paulus marah besar terhadap seluruh jemaat karena mengijinkan perilaku semacam ini.
Namun bukan hanya kesombongan ini yang membuktikan bahwa gereja telah menyetujui perilaku oknum ini. Tetapi juga masuknya oknum ini dalam
keanggotaan jemaat, adalah bukti lain bahwa gereja menyetujui dia sebagai orang percaya. Jadi tanpa harus menyombongkan toleransi mereka terhadap perilaku tak bermoral si oknum, sesungguhnya jemaat sudah mendukung orang ini dengan membiarkan orang ini tetap jadi anggota jemaat. Bisa dibayangkan, kesaksian macam apa yang hendak gereja sampaikan pada dunia jika ia mentolerir perilaku tak bermoral, seperti praktek seksual tak bermoral, kerakusan, penyembahan berhala, kemabukan atau penipuan (ay. 11)?
11. Sebaliknya, apa kesaksian yang bisa diberikan kepada dunia ketika gereja hidup rukun dalam kasih, kesatuan, dan kekudusan (Yoh. 13:34-35; 17:2021)?
Tidak Sempurna namun Bertobat Nasehat Paulus di ayat 11 tidak bermaksud mengatakan bahwa gereja harus diisi hanya oleh orang-orang sempurna saja. Sebaliknya, kalau kita ingat perkataan Yesus di Matisu 5, bahwa pengikutnya adalah mereka yang miskin secara rohani, berduka, dan lembut hatinya. Ini menyiratkan tentang adanya dosa dalam hidup kita, sekaligus mengingatkan kita bahwa kita diselamatkan oleh karya Kristus, bukan oleh usaha kita.
Maksud pengajaran Paulus bukanlah agar gereja mengasingkan orang-orang berdosa, melainkan orang Kristen yang dosanya sangat parah dan tidak mau bertobat sehingga statusnya sebagai orang Kristen menjadi batu sandungan bagi orang lain. Maksud nasehat ini adalah agar gereja tampil beda dari dunia. Ia harus memancarkan karakter Allah yang kudus dan benar, sehingga kesaksiannya tentang Injil semakin diteguhkan.
12. Kontribusi apa yang dapat Anda berikan dalam rangka menghadirkan ciri gereja yang berbeda dan merefleksikan karakter Allah kepada dunia?
MINGGU KE 7 GEREJA YANG MEMULIAKAN ALLAH PEMBUKAAN 1. Dalam Matius 16:18 Yesus mendeklarasikan bahwa Ia akan membangun gerejaNya dan pintu alam maut tidak berkuasa atasnya. Menurut Anda, mengapa Yesus malah membangun gereja dan bukan segerombolan orang yang individualis? IDE DASAR Gereja dipanggil untuk memancarkan kemuliaan Allah melalui karakternya. Gereja berada di posisi yang sangat sentral dalam tujuan penyelamatan Allah, karena di sanalah Allah menegakkan nama-Nya dan menunjukkan kemuliaan-Nya. PENDALAMAN Untuk menemukan alasan “mengapa Yesus membangun gereja” kitabisa kembali kePerjanjian Lama, di mana Allah berjanji menyelamatkan umat-Nya. Dalam Yehezkiel 36:26-27 Allah berjanji: 26 Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. 27 Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya.
Ini adalah perjanjian baru yang Yesus maksudkan ketika Ia menyatakan Ia akan digenapi melalui kematian-Nya (Luk. 22:20; lihat juga Yer. 31:31-34). Namun perhatikan apa yang Allah katakan kepada Yehezkiel sebelum mengucapkan janji penyelamatan ini: Oleh karena itu katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Bukan karena kamu Aku bertindak, hai kaum Israel, tetapi karena nama-Ku yang kudus yang kamu najiskan di tengah bangsa-bangsa di mana kamu datang. Aku akan menguduskan nama-Ku yang besar yang sudah dinajiskan di tengah bangsabangsa, dan yang kamu najiskan di tengah-tengah mereka. Dan bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan, demikianlah firman Tuhan ALLAH, manakala Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu di hadapan bangsa-bangsa. (Yehezkiel 36:22-23 )
Alasan yang sama bisa kita temukan di Yesaya 48:9-11: Oleh karena nama-Ku Aku menahan amarah-Ku dan oleh karena kemasyhuran-Ku Aku mengasihani engkau,sehingga Aku tidak melenyapkan engkau. Sesungguhnya,
35
Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan. Aku akan melakukannya oleh karena Aku, ya oleh karena Aku sendiri, sebab masakan nama-Ku akan dinajiskan? Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain!”
1. Dari dua pembacaan ini, apa yang bisa Anda simpulkan mengenai alasan Allah bertindak atas umat-Nya, dan tujuan tindakan penyelamatan-Nya?
2. Apakah ini berarti alasan Allah menyelamatkan kita bukan karena kasih? Dan karena itu Dia adalah Allah yang egois?
Kita akan melihat secara singkat, tiga bagian Perjanjian Baru yang menjelaskan alasan Yesus mendirikan gereja, dari sudut pandang yang berbeda-beda. Ketiga bagian ini akan memberi gambaran spesifik alasan di balik hadirnya gereja.
Alasan 1: Untuk Menunjukkan Hikmat-Nya Perjanjian Baru menyatakan bahwa kemuliaan Allah terpancar melalui gereja. Hal ini disampaikan oleh Paulus dalam Efesus 3:10-11 11 supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga, 12 sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Paulus menyatakan, melalui gerejalah Allah menyatakan hikmat-Nya dengan melimpah kepada pemerintah dan penguasa di sorga. Allah menunjukkan kemuliaanNya dihadapan alam semesta melalui umat yang telah diperdamaikan dengan-Nya dalam Kristus.
3. Apa sebenarnya yang memampukan gereja memancarkan hikmat Allah? (Petunjuk: Jawabannya bisa ditemukan di Efesus 2:11-16 dan 3:4-6)
Alasan 2: Untuk Menunjukkan Kasih Allah Dalam Yohanes 13, Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya sebagai contoh bagaimana melayani dengan kasih, dan memrintahkan mereka mengikuti teladan tersebut (ay. 14-15). Kemudian di ayat 34 dan 35 Yesus berkata kepada mereka:
34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. 35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” 4. Perintah apa yang Yesus berikan kepada para murid?
5. Menurut Yesus, apa akitabnya jika para murid mentaati perintah ini?
6. Mengapa kasih kita satu sama lain bisa memancarkan kasih Allah?
Alasan 3: Untuk Menunjukkan ke Esaan Allah Yohanes 17:20-23 memuat doa Yesus: 20 Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; 21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. 22 Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: 23Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
7. Apa yang Yesus doakan?
8. Apa hasil yang Yesus lihat manakala Bapa mengabulkan doa-Nya untuk murid-murid-Nya?
Apa yang Yesus doakan untuk para murid, yaitu kasih dan persatuan, terwujud dengsn sempurna dalam gereja. Ketika orang percaya komitmen untuk saling mengasihi, saling menanggung beban, saling merendahkan diri, saling menguatkan dan memimpin, dan menjaga kesatuan iman bersama—esensi dari keanggotaan gereja—maka mereka sedang memancarkan kemuliaan Allah dalam hidup mereka bersama. 9. Bagaimana caranya gereja bisa memancarkan kemuliaan Allah?
37
10. Apa alasan umum orang pergi ke gereja? Setelah kita mempelajari bab ini, apa sebenarnya alasan kita Melalui gerejalah hikmat, kasih dan ke esaan Allah diwujud nyatakan dengan konkrit dan nyata dalam rupa jemaat yang tidak sama dengan duniaini, yang memuliakan Allah secara bersama, saling melayani dan saling membangun dalam pengenalan akan Kristus. Inilah alasan mengapa gereja punya peran yang sangat krusial dalam rencana penyelamatan Allah, karena disitulah Allah hendak menyatakan kemuliaan-Nya kepada dunia.
KUNCI JAWABAN UNTUK PEMBINA,
MINGGU 1 Penjabaran 1. Paulus mengatakan bahwa kitalah orang-orang yang “masih jauh” (ay. 17) dan “orang asing dan pendatang” (ay. 19). Kedua gambaran ini menunjukkan bahwa ketika kita masih tersesat di dunia ini, kita bukan hanya terasing dari Allah, namun juga terpisah dan terbuang dari kumpulan umat Allah. 2. Di ayat 19 Paulus mengatakan bahwa sekarang kita adalah “kawan sewarga orang-orang kudus” dan anggota rumah tangga Allah. Ini menunjukkan bahwa ketika kita menjadi orang percaya, bukan hanya kita diperdamaikan dengan Allah, tetapi juga dibawa masuk ke dalam umat-Nya. 3. Sebagai orang percaya kita tidak boleh memandang diri kita sebagai individu yang otonom, tetapi kawan sewarga umat Allah dan bagian dari rumah tangga Allah. Saat ini kita masih memegang identitas dan tanggung jawabdi dunia, namun kita juga menerima identitas dan tanggung jawab sebagai umat Allah. Salah satu contoh, Paulus mengatakan, kita “dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah di dalam Roh.” Artinya Roh Kudus berdiam ditengah kita, khususnya di dalam kebersamaan. Hal ini yang menyatukan kita.
4. 2 Korintus 6 mengajarkan bahwa pengikut Kristus adalah: 15. Bait Allah (ay. 16) 16. Umat Allah (ay. 16) 17. Anak Allah (ay. 18)
5. Istilah “umat Allah” menunjukkan bahwa orang percaya adalah milik Allah dan keberadaannya identik dengan Allah di mata dunia. Nama-Nya ada ditengah kita, dan apapun yang kita perbuat akan membawa naman-Nya.
Dengan pemahaman ini, maka kita punya kewajiban memisahkan diri dari halhal yang tidak kudus. Lebih luas lagi, kita wajib taat pada Allah untuk mengejar standard kekudusan-Nya dan memancarkan karakter Allah pada dunia. Lihat contoh di Keluaran 19:5-6, ketika Allah memberitahu umat Israel bahwa Ia menebus mereka dari Mesir untuk menjadikan mereka “imamat yang rajani dan bangsa yang kudus.” Mereka akan menunjukkan kepada dunia seperti apakah Allah itu. 6. Umat Allah harus mewakili karakte Allah. Ini bertentangan dan bertolak belakang dengan keinginan kita untuk menjadi pribadi yang otonom (membuat aturan sendiri) karena ini menuntut kita berserah kepada kehendak Allah dalam segala hal.
39
7. Pilihan jawaban untuk pertanyaan (a): kita tidak lagi pribadi yang otonom, melainkan memberi hidup kita kepada orang percaya lainnya dengan jalan bergabung dalam keanggotaan gereja setempat dan hidup dalam iman; kita harus menanggung beban sesama dan bersukacita bersama yang lain (Rom. 12:15; 1 Kor. 12:26; Gal. 6:21); kita tidak boleh mengejar kepentingan diri sendiri melainkan kepentingan bersama, karena kita saling memiliki.
Pilihan jawaban untuk pertanyaan (b): kita bisa bersaksikepada orang yang belum percaya jika kita berbeda dari mereka; kita harus mengasihi dan peduli pada mereka yang belum percaya, namun tidak berkompromi dalam hal apapun berkaitan dengan Injil. 8. Pilihan jawaban: kita harus berjuang lebih keras lagi mewujudkan persatuan; kita berjuang bersama menjaga kekudusan; kita saling menanggung beban satu sama lain dengan sabar.
9. Jawaban bisa bervariasi.
10. Jawaban bisa bervariasi, namun mereka harus membimbing Alyssa, sebagai anggota keluarga Allah, untuk taat pada Allah dalam segala area kehidupannya. Hal itu termasuk memutus hubungan dengan orang yang belum percaya (lihat contoh di 2 Kor. 6:14). Jadi, secara ideal, kedua pihak (jemaat dan pemimpin/ gembala) harus terlibat menolong Alyssa untuk taat kepada Allah dalam area ini. Dengan kata lain, apa yang di anggap sebagai urusan “pribadi”sebenarnya juga adalah urusan gereja, karena Alyssa adalah bagian dari gereja. Hidup kita harus saling menerangi satu sama lain, dan kita semua memancarkan kemuliaan Allah melalui seluruh area hidup kita.
KUNCI JAWABAN UNTUK PEMBINA, MINGGU KE 2
Penjabaran 1. Metafora kesatuan yang disebutkan Paulus adalah gambaran tubuh dan anggota-anggotanya. 2. Di ayat 15 dan 16, si kaki dan si telinga berkata, “Karena aku bukan tangan (atau mata) aku tidak termasuk tubuh.” Ini menunjukkan rasa minder, merasa tidak dibutuhkan dan terasing dari tubuh. 3. Paulus mengajar tentang dua hal: (1) tubuh memang punya banyak anggota (ay.17, 19-20); (2) Tuhanlah yang berdaulat mengatur dan menetapkan seluruh anggota (ay. 18). 4. Orang-orang yang punya kecenderung berpikir seperti “kaki” dan “telinga” harus menyadari bahwa mereka adalah bagian integral dengan tubuh. Keunikan talenta yang mereka miliki dibutuhkan oleh tubuh sebagai satu kesatuan utuh. Karena i tu mereka tidak boleh merasa terpisah atau mencoba-coba memutus hubungan dengan tubuh. Melainkan harus ikut berpartisipasi membangun tubuh. 5. Di ayat 21 “mata” dan “kepala” berkata, “Aku tidak membutuhkan engkau,” kepada anggota tubuh lainnya. Ini menunjukkan sikap egois, independen, dan arogan. 6. Reaksi Paulus ada dua: (1) kita harus memperlakukan anggota tubuh yang kurang terhormat dan kurang menarik dengan sikap hormat. Artinya kita harus perlakukan anggota gereja yang “kurang terhormat” dengan penghormatan khusus (ay. 22-24); (2) Tuhan memang merancang tubuh seperti ini—memberi hormat kepada yang kurang terhormat—agar tubuh bisa bersatu dan setiap anggotanya saling memperhatikan (ay. 24b-25). 7. Dalam ayat 22 Paulus mengatakan bahwa anggota tubuh yang terlihat lemah tidak dapat dipisahkan. Ini berarti kita harus memperlakukan anggota yang kurang menarik inisebagai komponen yang penting untuk kesehatan tubuh, sehingga harus diberi perhatian dandihormati secara khusus. Kita semua harus sadar bahwa tubuh akan berkembang jika seluruh anggotanya berfungsi dengan semestinya (Efesus 4:16), termasuk anggota yang sulit kita hormati. 8. Dalam ayat ini Allah punya dua tujuan dalam menyusun tubuh: (1) supaya tidak ada perpecahan tubuh; (2) supaya seluruh anggota tubuh saling mengasihi satu sama lain. Ayat 26 menggambarkan hal ini dengan perumpamaan, jika salah satu anggota menderita maka seluruh anggota ikut menderita; sebaliknya, jika ada yang mendapat tempat terhormat, seluruh anggota turut bersukacita. 9. Ada banyak sekali kemungkinan jawaban untuk pertanyaan ini, contohnya: seorang Kristen penyendiri dikatakan telah salah jalan, karena ia sesungguhnya membutuhkan tubuh agar dapat dibangun, diinisiasi dan menjaga
akuntabilitasnya (lihat Ibr. 3:12; 10:24-25). Selain itu tubuh juga membutuhkan dia agar bisa berfungsi dengan benar. Dengan kata lain, menjaga hubungan intim dengan Tuhan itu berarti menolong orang percaya lainnya bertumbuh dan bertekun dalam iman.
10. -11 jawabannya bervariasi.
KUNCI JAWABAN UNTUK PEMBINA, MINGGU KE 3
Penjabaran 1. Gambaran dan metafora yang digunakan Paulus untuk menjelaskan penyatuan orang Yahudi dan kafir adalah: 18 Kawan sewarga 19 Anggota keluarga Allah Bait/ bangunan
2. Di ayat 20 Paulus menulis, bahwa gereja dibangun di atas dasar para rasul dan nabi. Ini mengacu kepada pengajaran berotoritas yang diinspirasikan Roh Kudus kepada para rasul maupun para penulis kitab Perjanjian Lama bagi gereja.Hari ini, pengajaran para rasul yang berotoritas itu ada di dalam kitab Perjanjian Baru. Ini adalah dasar yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup dan kesehatan gereja, mengingat Injillah yang menyelamatkan kita dan melahirkan gereja. Dan Alkitab adalah makanan sehat bagi pertumbuhan orang percaya.
3. Tidak! Setiap orang Kristen yang tidak hidup dalam kebenaran ini bukanlah anggota gereja. Ia lebih menyerupai batu bata yang tergeletak sendirian, dan bukan batu yang dipasang menyatu dengan bait Allah.
4. Yang bisa dilakukan adalah mengingatkan orang Kristen ini akan identitas dasar kita dalam Kristus (yaitu sebagai batu bangunan bait Allah), yang berarti kita harus mau berkomitmen, dibangun, dan disatukan dengan “batu-batu lain” dalam bait Allah. Kita harus mendorong orang ini untuk bergabung dalam gereja, karena gereja punya mandat tentang kekudusan di mana anggotanya dituntut untuk saling menjaga akuntabilitas dan saling tunduk. Ini semua tidak bisa terwujud jika salah satu anggota mengutamakan diri sendiri dan dapat pergi sesuka hati tanpa konsekwensi.
5. Pertumbuhan jumlah jemaat gereja terjadi ketika orang-orang mulai mendengar Injil, menjadi percaya, dan diselamatkan (Kis. 2:41). Sedangkan pertumbuhan rohani gereja dicapai melalui Firman Allah, yaitu ketika orang percaya memperkatakan kebenaran satu dengan yang lain dalam kasih (Ef. 4:15-16).
6. Roh Kuduslah yang membangun bait Allah, yaitu gereja. 7. Roh Kudus membangun bait ini di dalam Kristus. 8. Roh Kudus membangun bait ini sebagai kediaman Allah Bapa.
9. Fakta-fakta ini memberi alasan kepada orang percaya untuk semakin dikuatkan, karena: Kita diingatkan kembali bahwa ketika Kristus tinggal di dalam kita, maka kita sudah diperdamaikan dengan Allah, sehingga kita menerima “segala berkat rohani” (Efesus 1:3). Mengingatkan kita bahwa membangun gereja adalah karya Roh Kudus. Mengarahkan kita pada maksudutama Allah dan janji-Nya, bahwa satu hari nanti Ia akan berdiam di tengah umat-Nya dalam persekutuan yang sempurna (Kis. 21:3-4). 10. Arti “gereja adalah bait suci” adalah: a. Gereja harus “mewawancarai” anggotanya untuk bisa melihat bagaimana hidup kesaksian mereka, apakah mereka memahami dan percaya pada Injil, serta memastikan bahwa tidak ada pertentangan antara pengakuan iman mereka dengan praktik hidup sehari-hari. b. Gereja secara aktif memperhatikan hidup jemaat, untuk mendorong mereka dan menjaga mereka tetap akuntable untuk hidup (dengan anugerah Allah) berpadanan dengan panggilan Allah untuk menjadi orang kudus. c. Gereja harus taat pada Kristus, dengan jalan mengeluarkan setiap orang Kristen yang tidak mau bertobat dari dosanya (Mat. 18:15-20). 11. Jawabannya bisa bervariasi. Namun idedasarnya adalah, kita perlu berpartisipasi dalam kehidupan bergereja sehingga kita bertumbuh dalam kekudusan, dan bisa menolong anggota lain melakukan hal yang sama.
KUNCI JAWABAN UNTUK PEMBINA, MINGGU KE 4
Penjabaran 11. Perjanjian yang baru ini berbeda dengan yang terdahulu dalam hal: Hukum Allah akan ditulis di dalam hati, supaya mereka bisa menyimpannya (ay. 33) Seluruh umat bisa mengenal langsung Allah mereka secara pribadi (ay. 34) Allah pasti mengampuni dengan tuntas dosa mereka (ay. 34). 12. Berdasarkan perjanjian yang baru ini, maka: a. Sesorang tidak bisa menjadi pengikut Kristus, tetapi rohaninya tidak bertumbuh. Menjadi bagian dari perjanjian baru berarti kita menyimpan hukum Allah di dalam hati dan Roh-Nya tinggal di dalam kita (Yeh. 36:27), yang memampukan kita bertumbuh dalam kekudusan. b. Namun ini tidak berarti hidup sehari-hari kita selalu dipenuhi tanda pertumbuhan yang nyata dan dramatis. Ada hari, minggu, bulan yang terasa lebih baik dan ada yang tidak. Namun pertumbuhan rohani haruslah mewarnai seluruh musim hidup kita. 13. Ini adalah harapan bahwa setiap anggota gereja akan bertumbuh secara rohani dan berkontribusi dalam pertumbuhan seluruh bagian gereja. Petrus mengharapkan setiap orang percaya mempersembahkan “persembahan rohani” yang berkenan kepada Allah, sementara Paulus mengatakan bahwa tubuh akan bertumbuh ketika setiap anggota berkontribusi.
14. Pertumbuhan ini tidak terjadi karena masing-masing kita. Orang percaya bertumbuh bersama ketika setiap anggota berkontribusi dalam pertumbuhan tubuh.
15. Ketika Paulus menuliskan hal ini, jemaat Tesalonika sedang ditengah penderitaan. Namun mereka menerimanya dengan sukacita (ay. 6). Mereka dengan sukacita menyambut Injil, walaupun hal ini membawa mereka kepada penganiayaan karena iman mereka ini. Dan mereka kemudian berbalik dari berhala-berhala mereka dan melayani Allah yang hidup (ay. 9).
16. Seorang Kristen yang sungguh-sungguh mengawali hidup barunya dengan percaya pada Kristus, berbalik dari dosanya dan mentaati Allah dengan segenap hatinya. Sedangkan orang Kristen minimalis hanya menunjukkan perubahan penampilan saja, namun hatinya belum benar-benar berubah. Seiring waktu
45
kondisi hatinya yang tidak berubah itu akan nampak dari kegagalannya bertumbuh secara rohani. 17. Di sini Paulus bersaksi bahwa kuasa Roh Kuduslah yang menjadi penggerak respon mereka (ay. 5-6). Jadi tidak ada ruang untuk menyombongkan diri, karena persembahan kita bisa terjadi karena anugerah Allah dan karena kuasaNya.
18. Reaksi Jemaat Tesalonika yang menerima Injil dengan sukacita membuktikan kemurnian iman mereka, karena mereka bersedia menderita demi Kristus seketika mereka menerima Injil. Manakala diperhadapkan dengan penderitaan, mereka lebih memilih percaya dan menderita daripada menikmati keamanan dengan menolak Kristus. Harga yang mereka harus bayar untuk menjadi pengikut Kristus membuktikan kemurnian iman mereka. 19. Iman jemaat Tesalonika telahmendorong mereka untuk : Bekerja demi iman dan berusaha dengan kasih (ay. 3). Menyebarkan Injil (ay. 8a) Melayani Allah yang benar (ay. 9) Menantikan kedatangan Kristus yang kedua kali (ay. 10)
20. Jika Anda mengalami kekurangan sukacits, kurang yakin, dan sulit berbalik dari berhala dalam hidup Anda, solusinya hanya saatu: percaya pada Kristus, dan imanmu melekat pada-Nya. Daripada berputus asa, lebih baik Anda datang pada Kristus, sebab Dialah penebus orang berdosa. 21. Dan no 12 jawabannya bervariasi.
KUNCI JAWABAN UNTUK PEMBINA, MINGGU KE 5 Penjabaran 1. Kristus memberikan rasul, nabi, penginjil, gembala, dan pengajar/ guru untuk memperlengkapi orang kudus untuk pekerjaan pelayanan, sehingga semua orang kudus dimampukan untuk membangun tubuh Kristus (ay. 12). Ini semua adalah pemberian Kristus kepada gereja supaya mereka mengajar, melatih dan memperlengkapi gereja agar setiap anggotanya berkontribusi dalam pertumbuhan tubuh.
2. Semua orang kudus melakukan pekerjaan pelayanan (ay. 12), dan semua anggota gereja bertugas membangun tubuh-Nya.
3. Dua cara dimana ayat 11 dan 12 bisa berdampak terhadap pengharapan kita bagi gembala: Pertama, dengan dasar ayat ini kita mengharapkan gembala mengajarkan Firman Allah, melatih dan memperlengkapi orang kudus untuk melayani. Kedua, ini juga berarti kita tidak boleh mengharapkan gembala melayani gereja sendirian, melainkan memperlengkapi anggota tubuh untuk membangun diri sendiri dengan kasih. 4. Menurut Paulus tujuan pembangunan tubuh adalah agar seluruh anggotanya mencapai kedewasaan di dalam Kristus. Paulus mengaitkan soal kedewasaan ini dengan kesatuan iman (ay. 13), mencapai kedewasaan penuh dalam Kristus,dan berpegang teguh dan kuat salam doktrin supaya bisa menghadapi ajaran sesat (ay. 14). 5. Paulus memperingatkan di ayat 14, bahaya ajaran sesat bagi kesehatan gereja. Ajaran sesat tidak selalu mudah dikenali. Ia merusak gereja dengan “taktik licik” dan “culas”, dan kita harus selalu waspada akan keberadaannya.
6. Beberapa tanda-tanda ketidak dewasaan: mudah terpesona dengan gagasan, buku, atau ajaran baru; mudah terpesona oleh karisma perorangan; mudah menarik kesimpulan di awal penderitaan; mudah dipengaruhi orang lain; lebih condong pada pertimbangan emosi dari pada kebenaran; mudah patah asa ketika emosi tidak sejalan dengan kebenaran; dan seterusnya.
7. Paulus menasehati jemaat Efesus untuk melawan ajaran sesat dengan cara “menyampaikan kebenaran dengan kasih” (ay. 15).
Artinya setiap orang percaya harus melawan doktrin palsu dan menegakkan doktrin yang tegas kepada sesama. Dengan kata lain, setiap orang percaya harus mengajarkan kebenaran alkitabiah satu sama lain. 8. Jawabannya bisa bervariasi. 9. Pertumbuhan tubuh berasal dari Kristus. 10. Tubuh Kristus bertumbuh dengan cara: Saat kita saling berbicara tentang kebenaran dengan kasih. Saat setiap sambungan berfungsi bersama menopang tubuh (ay. 16; ini merujuk pada peran khusus gembala dan pengajar dalam memperlengkapi jemaat). Saat setiap bagian—yaitu setiap anggota jemaat—berfungsi dengan baik (ay. 16). 11. Bagian ayat ini mengajarkan beberapa hal mengenai pertumbuhan: Peran gembala dan penagajar dalam memperlengkapi orang percaya supaya mereka bisa menolong orang lain bertumbuh (ay. 11-12). Bertumbuh disini artinya bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus (ay. 13-14). Menyampaikan kebenaran dalam kasih adalah cara kita menolong orang lain bertumbuh (ay. 15-16). Pertumbuhan tubuh Kristus adalah pertumbuhan korporat: setiap anggota tubuh berperan dalam pertumbuhan, yang artinya setiap anggota menolong anggota lain untuk bertumbuh dan dibantu oleh yang lain untuk bertumbuh. Pertumbuhan tubuh, yaitu pertumbuhan gereja sebagai satu kesatuan utuh, berasal dari Kristus (ay. 16). 12. Bagian ayat ini bertentangan dengan si Kristen “mandiri” karena ia mematahkan ide/ keyakinan bahwa orang percaya bisa mencapai kemaksimalannya sendirian. Ayat ini mengajarkan bahwa kita semua bertumbuh dalam Kristus sebagai anggota tubuh-Nya yang memberi kontribusi. Sebaliknya, dengan menjadi Kristen penyendiri, orang ini bukan saja tidak paham maksud dan tujuan Allah agar ia bertumbuh, tetapi juga tidak taat kepada panggilan Allah untuk membangun anggota lain melalui hubungan yang akuntabel dan berkomitmen.
13. Beberapaimplikasi dari Komitmen untuk membangun tubuh Kristus adalah: a. Kita semua harus paham bahwa melayani adalah panggilan untuk seluruh anggota, bukan hanya untuk gembala. b. Kita harus mengerjakan dengan sukacita, pelayanan pendewasaan orang kudus dalam gereja kita, dan memandang seluruh harta kita sebagai
pemberian Allah yang bisa digunakan, bukan hanya untuk keperluan diri sendiri, tetapi untuk tujuan pekerjaan Injil. c. Praktisnya, kita perlu mengusahakan waktu teraturuntuk bincang-bincang rohani, berdoa, dan study Alkitab bersama orang percaya lainnyasebagai wujud membangun tubuh Kristus dengan mempraktekkan memperkatakan kebenaran dalam kasih. d. Pertama, di Minggu pagi kita harus bersekutu bersama anggota jemaat lain. Kedua, kita memandang ibadah raya sebagai kesempatan untuk memuliakan Allah, membangun iman, dan membangun pengenalan akan Kristus. Intinya, kita datang ke gereja dengan semangat melayani sesama. Mampukah kita menolong menyelesaikan hal-hal yang harus diselesaikan? Maukah kita menyapa mereka para pengunjung ibadah, belajar berkenalan, dan memperkenalkan mereka pada pihak yang mungkin bisa cocok dengan orang-orang ini? Maukah kita mendekati mereka yang tersisihkan dari gereja? Maukah kita berbagi dengan seseorang, tentang apa yang kita dapat dari ayat yang kita baca di pagi hari? Kegiatan semacam inilah yang harus sering dilakukan setiap minggu.
KUNCI JAWABAN UNTUK PEMBINA, MINGGU KE 6 Penjabaran 1. Semua ini menunjukkan keberdosaan kita yang terlantar secara rohani, dan membutuhkan sang Penyelamat. Berbeda dengan dunia ini yang memuja harga diri dan pemuasan diri, pengikut Yesus sangat sadar akan kebergantungan mereka terhadap Yesus sebagai penyelamat. Karena itu: Kita harus miskin dalam roh untuk memahami keberdosaan kita. Kita harus Berduka atas dosa-dosa kita serta akibatnya. Kita harus lemah lembut, untuk mengerti betapa jauhnya kita dari kemuliaan Allah. Kita harus haus dan lapar akan kebenaran, supaya kita mengerti betapa kita kekurangan akan hal itu dan bahwa hanya Kristus yang mampu memenuhinya. 2. Ini semua adalah bentuk kebajikan dan tindakan yang menggambarkan karakter Allah. Tuhan itu maha pengampun terhadap kita, maha suci, serta sang Raja Damai, yang telah mengirimkan Kristus ke dalam dunia untuk memperdamaikan musuh-Nya kepada diri-Nya sendiri. Oleh karena itu, semua orang yang mengaku sebagai pengikut Kristus akan memancarkan karakter-karakter ini. 3. Jawabannya bisa bervariasi. Salah satu alasan mengapa orang benar akan mengalami penganiayaan adalah, karena dosa menyukai kegelapan dan membenci terang (Yohanes 3:20). Ketika seseorang berduka karena dosanya, miskin dalam roh dan hidup dengan cara hidup yangmemancarkan karakter Allah, maka hal ini akan menyingkapkan dosa-dosa orang lain. Hal inilah akan memicu perlawanan dari mereka. 4. Dalam surat sebelumnya Paulus meminta jemaat Korintus untuk tidak bergaul dengan orang-orang cabul, yaitu orang yang mengaku Kristen namun secara seksual tidak bermoral (atau tidak bermoral dalam hal lain seperti yang sebutkan di ayat 10). 5. Paulus tidak menganjurkan agar jemaat Korintus menjauhi semua orang tak cabul yang belum percaya Tuhan, tetapi terhadap orang yang Kristen yang bergaya hidup demikian. 6. Pada ayat 11 Paulus mengulang perintah sebelumnya kepada jemaat Korintus, bahwa mereka tidak boleh bergaul atau makan bersama orang yang mengaku Kristen namun punya cacat moral berat. Di ayat 12 dijelaskan bahwa jemaat Korintus nantinya akan menghakimi mereka yang ada dalam gereja. Namun ini bukanlah kesempatan untuk balas dendam, atau bersikap legalistik, atau menganggap penghakiman mereka terhadap seseorang adalah final. Juga tidak berarti mereka berkuasa atas akuntabilitas hidup kekristenan jemaat. Ayat 13
dengan jelas menjelaskan, bahwa jemaat Korintus harus megeluarkan dari jemaat, orang yang mengaku Kristen namun cacat secara moral. 7. Paulus memberi perintah berlawanan antara bagaimana bersikap terhadap orang tak bermoral yang belum percaya dan terhadap orang yang mengaku Kristen yang cacat moral. Tujuannya satu: agar jemaat benar-benar hidup selayaknya orang percaya. Sangat jelas bahwa Paulus memberi perhatian serius kepada kesaksian gereja secara korporat terhadap dunia. Orang yang harus dikeluarkan dari jemaat adalah mereka yang menyebut dirinya “saudara” namun tetap berkubang dalam gaya hidup tak bermoral. Paulus menasehati jemaat untuk memisahkan diri dari orang semacam ini, agar tidak ada kesan bahwa inilah gaya hidup Kristen. Jika gaya hidup orang percaya sama seperti orang tak beriman, maka ia telah berbohong mengenai siapa Yesus dan tujuan kedatangan-Nya. 8. Paulus menganggap jemaat Korintus secara keseluruhan, bertanggung jawab atas kekudusan gereja. Pada tingkat tertentu, seluruh jemaat ikut bertanggung jawab ketika gereja mentolerir gaya hidup tak bermoral. 9. Jika Paulus menuntut seluruh jemaat bertanggung jawab terhadap kekudusan gereja, itu berarti Anda juga punya peran menegakkan ajaran yang benar dan mengejar kekudusan. Anda juga harus membangun hubungan spiritual dengan anggota lainnya, sedemikian rupa sehingga Anda bisa mendorong mereka dalam hal kekudusan, serta mengkritisi dosa-dosa mereka. 10. Ketika gereja mentolerir perilaku tak bermoral, maka ia sedang mengirim serangkaian pesan yang salah kepada dunia: Bahwa gaya hidup seperti ini sejalan dengan kekristenan. Bahwa mereka yang melakukan itu akan mewarisi kerajaan surga (perhatikan pernyataan eksplisit Paulus tentang hal sebaliknya, di 1 Korintus 6:9-11) Bahwa Injil tidak mampu mengubah hidup orang berdosa. Bahwa Tuhan tidak terlalu mempermasalahkan kekudusan hidup kita, dan seterusnya. 11. Ketika gereja dipenuhi dengan suasana kasih, persatuan, pengampunan, dan kekudusan, ia mengirimkan serangkaian pesan kepada dunia: Bahwa Kristus berkuasa merubah hidup orang berdosa. Bahwa Allah itu kudus dan menuntut kekudusan, serta memampukan umat Nya untuk hidup kudus. Ada perbedaan tajam antara mereka yang mengikuti Kristus dengan mereka yang tidak. 12. Jawabannya bisa bervariasi.
KUNCI JAWABAN UNTUK PENGAJAR, MINGGU KE 7 Penjabaran 1. Motivasi dan tujuan Allah menyelamatkan manusia adalah untuk menunjukkan kemuliaan-Nya. 2. Fakta bahwa Allah menyelamatkan manusia untuk menunjukkan kemuliaan-Nya, tidak mengesampingkan fakta lain, bahwa Allah menyelamatkan juga karena kasih-Nya kepada kita (Yohanes 3:16). Allah punya alasan sendiri untuk menyelamatkan kita, dan bukan karena perbuatan baik yang kita lakukan. Tetapi untuk menunjukkan kekayaan kemurahan-Nya atas orang-orang yang tak layak menerimanya (Roma 9). Dengan kata lain, tujuan tertinggi Ia menyelamatkan kita, yaitu motivasi terutama-Nya, adalah kemuliaan-Nya sendiri. Apakah ini berarti Allah egois? Sama sekali tidak! Manusia tidak dibenarkan memakai alasan ini untuk dirinya sendiri. Tetapi tidak untuk Allah! Karena Allah sangat sempurna dan mulia. Kepada siapa lagi kemuliaan kita persembahkan?
3. Menurut Paulus, pendamaian antara Yahudi dengan bangsa kafir merupakan manifestasi hikmat Allah. Karena di dalam gerejalah kedua kelompok ini, yang dahulu terpisah dan bermusuhan, sekarang dipersatukan dalam satu tubuh. Hari ini prinsip yang sama dapat diterapkan kepada seluruh anggota gereja. Yaitu bahwa gereja berisi orang-orang yang tidak punya kesamaan selain iman kepada Kristus, dan telah menjadi saudara. Kesatuan ini ditunjukkan dengan konkrit dan praktis dalam gereja, ketika orang-orang yang dahulu bermusuhan ini saling mengasihi, saling melayani, dan saling menanggung beban satu sama lain. Karena itu, hikmat Allah menjadi nyata ketika ia mengubah musuh menjadi saudara. Inilah yang dipraktekkan dalam hidup bergereja.
4. Di sini Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk saling mengasihi satu sama lain, sama seperti Dia telah mengasihi mereka (ay. 34). 5. Jika murid-murid-Nya mentaati perintah ini, maka orang lain akan tahu bahwa mereka adalah murid-Nya. 6. Kasih kita satu sama lain menunjukkan kemuliaan Allah, sementara tindakan kita memancarkan karakter-Nya. Kasih kita kepada sesama juga memancarkan kemuliaan-Nya, dan memlaluinya kita menunjukkan bahwa anugerah Allah berkuasa mengubah kita, orang egois berdosa, menjadi umat yang mau saling merendahkan diri satu dengan yang lain. 7. Yesus berdoa untuk para murid agar menjadi satu, sama seperti Ia dan Bapa adalah satu (ay. 21, 23). GEREJA YANG SEHAT.