PENEBUSAN TERBATAS (LIMITED ATONEMENT) VS 1 TIMOTIUS 2:3-6
Pdt. Budi Asali, M.Div.
Pembahasan 1Timotius 2:3-6.
1Timotius 2:3-6 - “(3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. (5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (6) yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan”.
otomotif, gadget |
Adam Clarke (tentang 1Timotius 2:4): “Because he wills the salvation of all men; therefore, he wills that all men should be prayed for. In the face of such a declaration, how can any Christian soul suppose that God ever unconditionally and eternally reprobated any man?” (= Karena Ia menghendaki keselamatan dari semua orang; karena itu, Ia menghendaki bahwa semua orang harus didoakan. Menghadapi suatu pernyataan seperti itu, bagaimana jiwa Kristen manapun bisa menganggap bahwa Allah pernah, secara tak bersyarat dan secara kekal, menentukan binasa orang manapun?).
Adam Clarke (tentang 1Timotius 2:6): “As God is the God and father of all (for there is but one God, 1 Tim 2:5), and Jesus Christ the mediator of all, so he gave himself a ransom for all; i.e., for all that God made, consequently for every human soul; unless we could suppose that there are human souls of which God is not the Creator; for the argument of the apostle is plainly this: 1. There is one God; 2. This God is the Creator of all; 3. He has made a revelation of his kindness to all; 4. He will have all men to be saved, and come unto the knowledge of the truth; and 5. He has provided a Mediator for all, who has given himself a ransom for all. As surely as God has created all men, so surely has Jesus Christ died for all men. This is a truth which the nature and revelation of God unequivocally proclaim” [= Karena Allah adalah Allah dan Bapa dari semua orang (karena disana hanya ada satu Allah, 1Tim 2:5), dan Yesus Kristus Pengantara dari semua orang, maka Ia menyerahkan diriNya sendiri sebagai tebusan bagi semua orang; yaitu, untuk semua orang yang Allah buat / cipta, dan karena itu untuk setiap jiwa manusia; kecuali kita menganggap bahwa ada jiwa-jiwa manusia tentang siapa Allah bukan Penciptanya; karena argumentasi dari sang rasul jelas adalah ini: 1. Di sana ada satu Allah; 2. Allah ini adalah Pencipta dari semua orang; 3. Ia telah membuat wahyu / penyataan dari kebaikanNya kepada semua orang; 4. Ia menghendaki semua orang diselamatkan, dan datang pada pengetahuan tentang kebenaran; dan 5. Ia telah menyediakan seorang Pengantara untuk semua orang, yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan untuk semua orang. Sama pastinya seperti Allah telah menciptakan semua orang, demikian juga pastinya Yesus Kristus mati untuk semua orang. Ini adalah suatu kebenaran yang alam dan wahyu Allah nyatakan dengan tegas].
Catatan: saya tak mengerti, Clarke mendapatkan point ke 2 dan ke 3 itu dari mana, karena textnya sama sekali tak mempersoalkan bahwa Allah adalah Pencipta, maupun bahwa Allah telah mewahyukan kebaikanNya kepada semua orang.
Padahal perhatikan tafsirannya tentang kata ‘tebusan’ dalam 1Timotius 2:6.
Adam Clarke (tentang 1Timotius 2:6): “The word lutron signifies a ransom paid for the redemption of a captive; and antilutron, the word used here, and applied to the death of Christ, signifies that ransom which consists in the exchange of one person for another, or the redemption of life by life;” (= Kata LUTRON berarti suatu tebusan yang dibayarkan untuk penebusan dari seorang tawanan; dan ANTILUTRON, kata yang digunakan di sini, dan diterapkan pada kematian Kristus, berarti tebusan itu yang terdiri dari pertukaran satu orang dengan orang yang lain, atau penebusan dari nyawa dengan nyawa).
Kalau ini makna dari ‘tebusan’ dan Yesus Kristus memberikan ‘tebusan’ untuk semua orang, maka ini harus menjadi ajaran Universalisme, yang jelas adalah ajaran sesat!
Lenski (tentang 1Timotius 2:4): “It is a severe indictment when in his Commentary Calvin says regarding this passage that all who use it to oppose his doctrine of absolute predestination ‘are subject to puerile hallucination,’ that Paul means that no people or class of men are excluded from salvation ..., that Paul is speaking only of the different races of men and not of individuals as such, and that he also wishes the class of kings and rulers to be included. But this is a universal statement of the Scriptures. ... The truth that God wants all men to be saved is corroborated by the fact that Christ ‘gave himself a ransom for all’ (v. 6), and that God provides the efficacious means of grace and salvation for all. The passive ‘to be saved’ certainly does not mean to be saved by somebody else than ‘our Savior God.’ ... When men reject this blessed universal will which also includes them (Matt. 23:37), the subsequent will sends them to judgment and to perdition: Matt. 23:38; Mark 16:16. The dogmaticians do not divide the will of God nor assert that God has two wills; they divide only the objects with which God’s will deals as the Scriptures themselves do” [= Merupakan suatu tuduhan yang keras pada waktu dalam tafsirannya Calvin berkata berkenaan dengan text ini bahwa semua orang yang menggunakannya untuk menentang doktrinnya tentang predestinasi mutlak ‘ada di bawah kendali dari halusinasi yang kekanak-kanakan’, bahwa Paulus memaksudkan bahwa tak ada bangsa atau golongan orang dikeluarkan dari keselamatan ..., bahwa Paulus sedang berbicara hanya tentang bangsa-bangsa yang berbeda dari manusia dan bukan tentang individu-individu, dan bahwa ia juga menginginkan golongan dari raja-raja dan penguasa-penguasa / pembesar-pembesar dimasukkan. Tetapi ini adalah suatu pernyataan universal dari Kitab Suci. ... Kebenaran bahwa Allah menghendaki semua orang diselamatkan dikuatkan oleh fakta bahwa Kristus ‘menyerahkan diriNya sendiri sebagai tebusan bagi semua orang’ (ay 6), dan bahwa Allah menyediakan cara kasih karunia yang efektif dan keselamatan bagi semua orang. Bentuk pasif ‘diselamatkan’ pasti tidak berarti diselamatkan oleh seseorang lain dari pada ‘Allah Juruselamat kita’. ... Pada waktu manusia menolak kehendak universal yang diberkati ini, yang juga mencakup mereka (Matius 23:37), kehendak yang berikut / sesudahnya akan mengirimkan mereka pada penghakiman dan kehncuran / neraka: Matius 23:38; Markus 16:16. Ahli-ahli dogmatik tidak membagi kehendak Allah ataupun menegaskan bahwa Allah mempunyai 2 kehendak; mereka hanya membagi obyek yang ditangani oleh kehendak Allah seperti yang Kitab Suci sendiri lakukan].
Matius 23:37-38 - “(37) ‘Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. (38) Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi”.
Markus 16:16 - “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum”.
Catatan:
1. Saya menganggap Lenski tidak menjawab argumentasi Calvin yang mengatakan bahwa text ini bukan berbicara tentang individu-individu tetapi tentang golongan-golongan manusia (bagian yang saya beri garis bawah tunggal). Tetapi ia langsung menegaskan, tanpa argumentasi, bahwa ini adalah pernyataan yang sifatnya universal (bagian yang saya beri garis bawah ganda).
2. Di bagian bawah dari kutipan dari Lenski di atas, ia menolak adanya dua kehendak Allah, tetapi menunjukkan bahwa Allah bisa mengubah kehendakNya yang ditolak oleh manusia itu.
3. Lenski berkata “Allah menyediakan cara kasih karunia yang efektif dan keselamatan bagi semua orang”. Kalau efektif, itu pasti berhasil; dan ini menjadi Universalisme, yang merupakan ajaran sesat!
Lenski (tentang 1Timotius 2:4): “The fact that God, our Savior, wants all men to be saved and come to realization of truth is the reason that our praying for all men is excellent and acceptable in his sight” (= Fakta bahwa Allah, Juruselamat kita, menghendaki semua orang diselamatkan dan sampai pada realisasi tentang kebenaran adalah alasan bahwa doa kita untuk semua orang adalah sangat bagus dan diterima / diperkenan di hadapanNya).
Catatan: kalau kata-kata ‘semua orang’ diartikan seperti penafsiran Calvin, yaitu ‘semua golongan orang’, maka baik doa kita untuk ‘semua orang’, maupun kehendak Allah untuk menyelamatkan ‘semua orang’, harus diartikan sesuai dengan penafsiran itu.
Sekarang kita akan melihat pembahasan John Owen, tetapi sebelumnya, mari kita melihat dulu kontext dari text yang dibahas secara keseluruhan.
1Timotius 2:1-6 - “(1) Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, (2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. (3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. (5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (6) yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan”.
Catatan: perhatikan ada 3 x kata-kata ‘semua orang / manusia’ dalam text ini, yaitu dalam ay 1, ay 4, ay 6. Sebetulnya untuk ay 6, hanya ada kata ‘semua’; kata ‘orang / manusia’ tidak ada. Tetapi dalam ay 1 dan ay 4 kata ‘orang’ memang ada.
Ada 2 hal yang dibahas oleh John Owen:
1. Apa yang dimaksud dengan ‘kehendak Allah’ di sini.
John Owen mengatakan (hal 344) bahwa istilah ‘kehendak Allah’ mempunyai 2 kemungkinan arti, yaitu:
a. Rencana kekal dari Allah.
b. Perintah Allah.
Catatan: tak ada yang menganggap bahwa Allah punya 2 kehendak seperti yang dituduhkan oleh Lenski. Yang ada adalah: kalau kata-kata ‘kehendak Allah’ itu muncul, maka ada 2 kemungkinan arti. Sebetulnya ada kemungkinan arti yang ketiga, yaitu hal yang, kalau terjadi, menyenangkan Allah.
Kalau dari 2 arti di atas kita mengambil arti kedua, maka arti ayat ini adalah sebagai berikut: Allah memerintahkan semua manusia untuk menggunakan cara-cara dengan mana mereka bisa mendapatkan keselamatan. Dengan demikian ayat ini menjadi sama seperti Kisah Para Rasul 17:30 - “Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat”.
KJV: ‘And the times of this ignorance God winked at; but now commandeth all men every where to repent’ (= Allah pura-pura tidak melihat jaman kebodohan ini; tetapi sekarang memerintahkan semua orang di mana-mana untuk bertobat).
John Owen sendiri memilih arti pertama, dimana ‘kehendak Allah’ menunjuk pada ‘rencana kekal dari Allah’. Alasan Owen adalah: kehendak Allah dalam 1Timotius 2:4 itu merupakan dasar / landasan dari doa kita dalam 1Timotius 2:1-2. Bdk. 1Yohanes 5:14 - “Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya”.
Kalau diambil arti ke 3, maka itu tak bertentangan dengan predestinasi maupun ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas).
2. Siapa ‘semua orang’ / ‘semua manusia’ di sini.
Jelas bahwa ‘semua orang / manusia’ di sini tidak berarti betul-betul ‘semua dan setiap orang di seluruh dunia’, karena:
a. Paulus sendiri menggunakan kata-kata ‘semua orang’ dalam ay 1. Dalam arti apa? Perhatikan ay 2nya! Untuk jelasnya lihat 1Timotius 2:1-2 secara keseluruhan: “(1) Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, (2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan”.
John Owen menyimpulkan dari sini (hal 346) bahwa yang dimaksud dengan ‘semua orang’ adalah ‘orang-orang dari semua jenis, kedudukan, kondisi, dan tingkatan’.
Calvin juga menafsirkan secara sama.
Calvin (tentang 1Timotius 2:4): “the Apostle simply means, that there is no people and no rank in the world that is excluded from salvation; because God wishes that the gospel should be proclaimed to all without exception. Now the preaching of the gospel gives life; and hence he justly concludes that God invites all equally to partake salvation. But the present discourse relates to classes of men, and not to individual persons; for his sole object is, to include in this number princes and foreign nations. That God wishes the doctrine of salvation to be enjoyed by them as well as others, is evident from the passages already quoted, and from other passages of a similar nature” (= sang Rasul hanya memaksudkan, bahwa disana tidak ada bangsa atau rangking / pangkat di dunia yang dikeluarkan dari keselamatan; karena Allah menginginkan supaya injil diproklamirkan kepada semua orang tanpa kecuali. Pemberitaan injil memberikan kehidupan; dan karena itu ia secara benar menyimpulkan bahwa Allah mengundang semua orang secara sama untuk mengambil bagian dalam keselamatan. Tetapi pembicaraan sekarang ini berhubungan dengan semua golongan manusia, dan bukan dengan pribadi-pribadi / individu-individu; karena satu-satunya obyeknya adalah, mencakup dalam bilangan / jumlah ini pangeran-pangeran dan bangsa-bangsa asing. Bahwa Allah ingin doktrin keselamatan untuk dinikmati oleh mereka maupun oleh orang-orang lain, adalah jelas dari text yang sudah dikutip, dan dari text-text lain yang sifatnya mirip).
Bdk. 1Timotius 2:1-2 - “(1) Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, (2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.”.
Di sini Paulus menyuruh berdoa bukan hanya untuk orang-orang yang baik kepada mereka, tetapi juga kepada raja dan pembesar, yang biasanya dibenci oleh orang-orang Kristen, karena golongan orang ini menindas mereka. Dan mengingat saat itu Israel dijajah Romawi, maka jelas bahwa raja-raja dan pembesar-pembesar itu adalah orang-orang Romawi / non Yahudi.
Bandingkan perintah Paulus untuk mendoakan penggede-penggede non Yahudi ini dengan Yer 29:7 - “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu”.
Catatan: ‘kota’ yang dimaksudkan adalah ‘Babel’.
Calvin (tentang 1Timotius 2:5): “as there is one God, the Creator and Father of all, so he says that there is but one Mediator, through whom we have access to the Father; and that this Mediator was given, not only to one nation, or to a small number of persons of some particular rank, but to all; because the fruit of the sacrifice, by which he made atonement for sins, extends to all. ... The universal term ‘all’ must always be referred to classes of men, and not to persons; as if he had said, that not only Jews, but Gentiles also, not only persons of humble rank, but princes also, were redeemed by the death of Christ” [= sebagaimana disana ada satu Allah, Pencipta dan Bapa dari semua orang, demikian juga ia berkata bahwa disana hanya ada satu Pengantara, melalui siapa kita mendapatkan jalan masuk kepada Bapa; dan bahwa Pengantara ini diberikan, bukan hanya bagi satu bangsa, atau bagi sejumlah kecil orang-orang dari kedudukan tertentu, tetapi bagi semua; karena buah dari korban, dengan mana Ia membuat penebusan untuk dosa-dosa, diperluas kepada semua. ... Istilah universal ‘semua’ harus selalu dihubungkan dengan golongan-golongan manusia, dan bukan kepada pribadi-pribadi; seakan-akan ia telah mengatakan, bahwa bukan hanya orang-orang Yahudi, tetapi juga orang-orang non Yahudi, bukan hanya orang-orang dari kedudukan rendah, tetapi juga pangeran-pangeran, ditebus oleh kematian Kristus].
b. Kita diharuskan berdoa untuk ‘semua orang’, padahal dari antara ‘semua orang’ itu pasti ada orang-orang yang ditentukan untuk binasa dan yang melakukan dosa yang membawa maut, tentang siapa kita tidak diperintahkan untuk berdoa (Owen, hal 346) .
1Yohanes 5:16 - “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa”.
c. ‘Semua orang yang diselamatkan’ (ay 4a) pasti sama dengan orang-orang yang ‘memperoleh pengetahuan akan kebenaran’ (ay 4b).
Padahal Kitab Suci jelas menunjukkan bahwa Tuhan tidak menghendaki semua orang memperoleh pengetahuan tentang kebenaran. Ini terlihat dari:
· Mazmur 147:19-20 - “(19) Ia memberitakan firmanNya kepada Yakub, ketetapan-ketetapanNya dan hukum-hukumNya kepada Israel. (20) Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukumNya tidak mereka kenal. Haleluya!”.
· Kis 14:16,30 - “(16) Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, ... (30) Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat”.
· Kolose 1:26 - “yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudusNya”.
· Matius 11:25-26 - “(25) Pada waktu itu berkatalah Yesus: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. (26) Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadaMu”.
· Matius 13:10-17 - “(10) Maka datanglah murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?’ (11) Jawab Yesus: ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. (12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. (13) Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. (14) Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. (15) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. (16) Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. (17) Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya”.
Owen (hal 347) juga mengatakan bahwa ‘semua manusia’ dalam 1Timotius 2:6 juga harus berarti sama dengan kata-kata ‘semua orang’ dalam 1Tim 2:1b,4. Dan Owen lalu menyimpulkan bahwa ‘semua manusia’ di sini harus diartikan sebagai ‘semua orang pilihan, dari semua jenis / golongan’, dan ia membandingkan ini dengan Wah 5:9 yang ia katakan sebagai ayat penafsir dari 1Tim 2:6 ini.
Wahyu 5:9 - “Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ‘Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa”.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America