KELAKUAN, TAURAT, DAN UJIAN (YAKOBUS 1:1-4)

Pdt. DR. Stephen Tong.
KELAKUAN, TAURAT, DAN UJIAN (YAKOBUS 1:1-4)
“Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan. Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.” (Yakobus 1:1-4)

Saudara-saudara, Surat Yakobus berada dibelakang Surat Ibrani, ini saya percaya ada pengaturan dari Tuhan dan Roh-Nya yang Kudus untuk memberikan kepada gereja suatu urutan yang bersangkut-paut. Saudara-saudara, jikalau Surat Ibrani merupakan Surat yang paling agung mengenai iman Kristiani, maka kita harus mengakui Surat Yakobus adalah Surat mengenai perbuatan Kristiani yang paling agung di dalam Kitab Suci. Dan kedua ini berkait satu dengan yang lain, karena iman mendahului kelakuan dan iman menjadi dasar kelakuan, iman menjadi sumber kekuatan kita mempunyai kelakuan yang beres. Saudara-saudara, dengan demikian urutan ini menjadi urutan yang indah sekali, mari kita beriman, baru kita mempunyai kelakuan. Barangsiapa yang tidak mempunyai iman yang sungguh-sungguh, mereka berusaha mempunyai kelakuan-kelakuan untuk boleh diperkenan oleh Tuhan, mereka pasti gagal. Karena orang-orang Farisi, mereka menganggap Taurat menuntut manusia melakukan segala tuntutan Taurat dengan perbuatan supaya diperkenan oleh Tuhan Allah. Dan Alkitab mengatakan tidak ada seorang pun yang perbuatannya di terima oleh Tuhan. Alkitab mengatakan tidak ada seorang pun yang melakukan segala tuntutan Taurat boleh berkenan dihadapan Tuhan. Alkitab bahkan mengatakan, melalui mulut Petrus, dari nenek moyang kita sampai sekarang, tidak ada satu orang pun yang sudah melakukan Taurat. Saudara-saudara, apakah ini berarti orang Kristen tidak mementingkan perbuatan? Apakah ini berarti orang Kristen tidak perlu mempunyai kelakuan yang baik? Sama sekali tidak, Saudara-saudara, tetapi penempatan kelakuan dimana? Dihadapan Tuhan, harus dimengerti melalui seluruh wahyu Tuhan. jikalau tidak demikian, kita akan menjadi orang yang sombong luar biasa karena kita menganggap kita sudah mempunyai perbuatan yang baik.

Mengapakah orang-orang Farisi tidak masuk ke dalam kerajaan Allah? Bukankah mereka mempunyai perbuatan yang baik? Bukankah mereka mempunyai kelakuan yang baik? Bukankah mereka mempunyai Taurat? Di dalam Surat Roma 2, Tuhan mengatakan apakah kelebihan orang Yahudi? Apakah kelebihan bangsa yang dipilih? Apakah kelebihan mereka, mereka bukankah orang yang takut kepada Tuhan, melayani Tuhan, mengetahui bahwa dunia ini dicipta oleh Allah dan apakah kelebihan mereka? Pertama, karena firman yang suci sudah dipercayakan kepada mereka. nah ini kalimat yang penting daripada Paulus, because God had trusted them the holy Word, Firman yang suci sudah dipercayakan kepada mereka. Dipercayakan kepada mereka tidak berarti mereka sudah mempunyai hak memonopoli firman Tuhan, tidak berarti mereka mempunyai firman lalu mereka lebih tinggi dari yang lain, hanya dipercayakan. Di dalam theologi stewardship atau di dalam theologi penatalayanan, kita mengetahui bahwa barangsiapa yang dipercayakan sesuatu orang itu dituntut lebih banyak dari orang lain, ini yang menakutkan kita. Saudara-saudara, jikalau saya mempunyai karunia leibh banyak dari pendeta yang lain, itu bukan untuk saya menjadi sombong, tapi untuk saya harus gentar karena besok hukuman terhadap saya lebih banyak dari pendeta yang lain, yang karunianya kurang dari saya. Dengan pengertian itu, ini memelihara kita terus-menerus hidup takut kepada Tuhan, hidup bertanggung jawab, hidup hati-hati dan hidup menolak segala ajakan berdosa daripada Setan.

Saudara-saudara sekalian, apakah kelebihan orang Yahudi? Apakah kelebihan orang Israel? Karena firman yang kudus sudah dipercayakan kepada mereka, ini kalimat berat, itulah satu-satunya bangsa yang mempunyai Kitab, mempunyai Firman, mempunyai sesuatu perkataan dari Tuhan Allah yang diserahkan kepada Dia. Saudara-saudara, saya tanya, kalau Presiden menyerahkan bendera merah putih yang asli, dimana pada waktu Indonesia merdeka dikibarkan di atas langit, itu pusaka yang paling besar, diserahkan kepada engkau, taruh dirumahmu, engkau takut tidak? Engkau bilang nggak apa-apa?Wah saya bangga rumahku ada bendera asli, merah putih yang pertama, yang dikibarkan di atas angkasa untuk membuktikan Indonesia merdeka, lalu engkau biarkan dimana saja sembarang taruh? Tidak. Engkau akan dengan gentar, ini satu-satunya, ini lambang dari pada harkat, lambang daripada wibawa negara Indonesia yang begitu besar. Saya harus sembarang taruh? Tidak. Saya harus pelihara dengan baik-baik. Saudara-saudara, itulah sebab pada waktu Taurat diberikan kepada orang Israel, orang Israel dipercayai Tuhan, diserahkan, orang Israel diberikan kepercayaan firman yang kudus di dalam bangsa ini. Tetapi apa yang mereka perbuat? Mereka tidak menghargai. Saudara-saudara, seluruh Perjanjian Lama kita melihat 2 tugas yang besar, 2 pelayanan besar: satu, pelayanan Taurat, kedua, pelayanan nabi. Taurat dan nabi menjadi kesimpulan seluruh Perjanjian Lama yang menjadi pusat, menjadi substansi lebih penting daripada buku-buku yang lain. Tetapi, Taurat diberikan harus disusul dengan nabi diberikan, karena Taurat diberikan, tapi mereka menghina Taurat, maka nabi diberikan untuk memberikan penghakiman kepada penghinaan itu.

Saudara-saudara, sekali lagi saya mau tanya, Taurat diberikan untuk apa? Taurat diberikan supaya manusia menjalankan? Taurat diberikan supaya melawan? Taurat diberikan supaya manusia sombong? Taurat diberikan supaya manusia tahu manusia tidak bisa menjalankan? Mengapa Taurat diberikan? Saudara-saudara, Taurat diberikan menurut orang Yahudi, supaya manusia boleh jalan sesuai dengan Taurat sehingga mereka diselamatkan. Tapi, buktinya tidak, tidak ada satu orang yang pernah menjalankan Taurat, tidak ada seorang melunaskan apa yang dituntut oleh Taurat, tidak ada seseorang yang betul-betul melakukan perbuatan yang baik diperkenan oleh Tuhan Allah. Ini dibuktikan oleh Tuhan Allah sendiri, tetapi tidak banyak orang sadar apa yang dibuktikan oleh Tuhan, yaitu di dalam Mazmur 14 dikatakan “Aku lihat dari angkasa, dari Surga ke Bumi, adakah yang menjalankan? Adakah orang baik? Adakah melakukan kebajikan? Adakah yang mengerti? Adakah orang sempurna? Seorang pun tidak ada.” Tuhan sudah memberikan suatu peng-kritikan, memberikan sesuatu penilaian kepada manusia, ‘that is not even one man had accomplished what it required in the law of Moses.’ Apa yang dituntut di dalam Taurat Musa, tidak ada satu orang pernah menjalankan, nggak ada satu orang baik, satu pun tidak ada. Dua kali muncul di dalam kitab Mazmur. Tetapi, orang Israel baca-baca, tidak tahu, baca-baca, tidak tahu.Orang yang paling celaka adalah orang sudah mengerti kebenaran di otak tapi tidak menjalankan, itu sudah tidak ada obatnya, nggak ada obat bisa menolong. Celakalah mereka yang mengerti lebih banyak, tapi jalan lebih sedikit. Lebih baik engkau tak pernah mengetahui, begitu tahu kaget, begitu kaget langsung sadar, begitu sadar langsung melakukan. Meskipun sedikit sekali engkau mengerti, itu menjadikan engkau diperkenan oleh Tuhan. Saudara-saudara, orang di Perjanjian Lama banyak kelemahan bukan? Engkau lihat Daud, engkau melihat itu Yehuda, semua banyak kelemahan. Jangan lupa mereka di dalam Perjanjian Lama, selain Taurat yang pernah di dengar sebagian, tetapi Saudara-saudara, sebelum Musa nggak ada orang mengerti,mereka nggak pernah baca Kitab Suci, Abraham nggak pernah baca Kitab Suci, nggak pernah mengetahui Injil Matius, nggak pernah mengetahui apa Surat Roma, nggak tahu. Mereka tak pernah mempunyai kesempatan seperti engkau dan saya mengerti begitu banyak firman. Bedanya apa? Bedanya pada waktu Tuhan katakan satu kalimat kepada dia, dia langsung tangkap, langsung jalankan, langsung beriman. Tapi sekarang, khususnya kesempatan-kesempatan kita belajar teeologi, belajar Kitab Suci, tafsiran bisa beli berpuluh-puluh, kita mengerti semua tapi kita tidak mengindahkan, tidak menjalankan. Saudara-saudara sekalian, berbahagialah mereka yang mengerti, sadar, lalu koreksi diri, lalu menjalankan. Sehingga, firman Tuhan kalau memang sedikit saja dia mengetahui, tapi apa yang dia mengetahui, tetapi apa yang dia tahu, dia langsung melaksanakan, itu berbahagia.

Orang Israel menghina Taurat, mereka hanya membanggakan, “Saya bangsa yang ada firman, engkau bangsa kafir, engkau anjing,” maka itu menjadi satu patokan mereka mencongkakkan diri, mereka menyombongkan diri, mereka menghina bangsa-bangsa yang lain, lalu mereka sendiri tahu Taurat tetapi tidak menjalankan, bahkan menginjak-injak Taurat, itulah sebab nabi harus turun. Turun Taurat percuma, turun nabi, tugas nabi itu apa? Nabi bukan orang yang cari uang, yang kerja dari pagi sampai malam di kantor lalu setiap bulan dikasih gaji, itu bukan nabi. Nabi boleh tidak makan, nabi boleh puasa, nabi boleh bersandar seorang janda di Sarfat dan saban-hari yang dapat roti yang sedikit, tapi dia harus berani berkhotbah sampai kalau perlu melawan raja, Saudara-saudara, itu nabi. Nabi tidak menghiraukan mati hidup sendiri, nabi tidak menghiraukan miskin-kayanya sendiri, nabi tidak menghiraukan akan aman atau bahaya, nabi cuma tahu melaksanakan kehendak Tuhan sampai sukses, kalau perlu mati, mati. Saudara-saudara, di dalam Alkitab berkali-kali berkata nabi dibunuh dan “Yerusalem, Yerusalem,” nabi yang mengalir darah di luar kota ini tidak mungkin. Nabi tidak dibunuh di Betlehem, nabi tidak dibunuh di Nazaret, nabi tidak dibunuh di Dekapolis, nabi tidak dibunuh di Galilea, nabi dibunuh di Yerusalem, karena apa? Hanya di Yerusalem ada pemimpin agama yang munafik, di Yerusalem ada pemimpin-pemimpin agama yang menganggap diri mengerti firman tapi sebenarnya sama sekali tidak. Itu sebab, nabi-nabi dibunuh oleh mereka yang anggap diri hebat.

Saudara-saudara sekalian, dikirimlah nabi menegur mereka yang sudah ada Taurat, ada Taurat perlu nabi. Mengapa ada Taurat, perlu nabi lagi? Karena mereka tidak mengindahkan Taurat. Taurat diberikan untuk kita menjalankan? Buktinya tidak. Lalu Taurat diberikan untuk kita melanggar? Juga bukan, itu adalah teori dari pada Watchman Nee. Watchman Nee di dalam bukunya mengatakan Taurat diberikan justru supaya manusia melanggar, setelah langgar baru tahu manusia berdosa, maka manusia memerlukan Tuhan. Oh kalimat itu sangat bersifat hujat bagi saya, karena dengan demikian dia telah secara sadar atau tidak sadar, menjatuhkan Tuhan ke dalam jerumus di mana Tuhan dijadikan yang bermotivasi dosa. Kalau Tuhan mempunyai motivasi dosa, maka Tuhan sudah berdosa, karena etikan Kristen adalah etika motivasi. Bagaimana kita bisa membayangkan Tuhan bisa memberikan Taurat supaya manusia jatuh di dalam dosa, keinginan Tuhan manusia jatuh, keinginan Tuhan supaya manusia berdosa? Tidak mungkin. Our God is by all means good, Dia adalah yang bermotivasi baik. Allah tidak pernah menghendaki sesuatu yang tidak baik, dan Dia harus mengijinkan terjadinya dosa karena disitu tersimpan suatu pelaksanaan kebebasan yang tidak dipaksa, ini adalah hal yang paksa. Saudara-saudara, Tuhan terpaksa harus mengijinkan manusia mempunyai kebebasan, sehingga manusia mungkin melanggar Taurat, manusia berdosa tetapi bukan motivasi Tuhan untuk manusia berbuat dosa. Saudara-saudara, kalau demikian Taurat diberikan untuk apa? Taurat diberikan untuk menyatakan kesucian Tuhan dan kenajisan manusia, Taurat diberikan untuk menyatakan keadilan Tuhan dan ketidakadilan manusia, Taurat diberikan untuk menyatakan kebajikan Tuhan dan ketidakbajikan manusia, ini adalah suatu kontras, sudah mendapatkan sesuatu kesadaran akibat pewahyuan. The revelation of God is to make us to be awaken, supaya kita disadarkan, disadarkan, melihat putihnya Tuhan baru kau melihat najisnnya sendiri, melihat sucinya Tuhan baru melihat dosanya sendiri, melihat adilnya Tuhan baru melihat ketidakadilan sendiri.

Itu sebab, saya mengatakan hal ini karena di dalam ayat-ayat yang paling pertama ini muncul dua istilah, satu istilah yaitu‘12 suku,’ dan kedua istilah ‘iman yang perlu diuji.’ Mengapakah mentafsirkan Yakobus, kaitkan kepada Taurat diberikan, nabi diberikan? Saudara-saudara, karena Surat ini ditulis kepada satu-satunya bangsa yang menerima Taurat. Yakobus ditulis untuk orang-orang yang namanya Yahudi.Orangnya Israel yang namanya 12 suku, “Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada keduabelas suku di perantauan.” Kenapa bukan kepada seluruh orang di dunia? Kenapa bukan kepada orang-orang yang menerima injil? Kenapa bukan kepada orang-orang yang sudah mengenal Yesus Kristus lalu mereka yang mengabar injil kepada bangsa yang lain? Kenapa ditulis ‘kepada keduabelas suku’? Saudara-saudara, satu-satunya buku di seluruh Kitab Suci Perjanjian Baru yang ditujukan hanya untuk 12 suku, apa sebabnya? Karena Buku ini membicarakan tentang perbuatan dan 12 suku adalah 12 suku yang menerima Taurat yang anggap perbuatan cukup menyenangkan Tuhan. Nah Saudara-saudara sekalian, ini semua kaitan-kaitan yang tidak muncul di buku tafsiran Yakobus yang lain, dan saya akan memberikan penjelasan yang tuntas dan teliti kepada anda. Saudara-saudara, mengapakah Yakobus khusus memikirkan tentang 12 suku, mengapa dia tidak memikirkan tulis surat untuk seluruh dunia, untuk semua bangsa? Perhatikan hal yang penting sekali, karena orang-orang Yahudi yang mempunyai perbuatan tetapi akhirnya harus lepas dari pada motivasi melalui perbuatan diperkenan oleh Allah untuk menjadi orang beriman, mereka selalu terjerumus di dalam paradoks dan kesulitan yang luar biasa. Kesulitan itu adalah “kalau demikian apa bedanya kafir sama kita? Orang kafir dibenarkan melalui iman, kami musti menjalankan perbuatan; kami juga harus beriman, tetapi harus perbuatan, mereka seperti lebih enak dari kita. Kita disunat, kita mengalirkan darah, kita sakit, kita dari bayi sudah disiksa, mereka tidak usah.” Maka mereka ada yang tidak rela sekali orang kafir lebih enak dari orang Yahudi. Maka di dalam menjalankan perbuatan yang baik, mengikuti segala syariat Taurat, “Apakah ini suatu kuk yang kita orang 12 suku Yahudi harus tanggung, kamu kafir lolos? Enak banget lu ya!”

Nah Saudara-saudara, itu sebabnya dalam pasal 15 Kisah Para Rasul ada orang Yahudi yang bercekcok dengan orang kafir dan mengatakan, “Tidak bisa. Kamu menerima Tuhan Yesus, kamu diselamatkan, kamu tetap harus disunat karena kami pernah disunat, kalau kamu tidak disunat kamu tidak akan diselamatkan.” Kalimat itu mengakibatkan marah besarnya dari seorang bernama Paulus, maka Paulus bertengkar dengan mereka, Paulus berkelahi dengan mereka, berselisih pendapat dengan sangat sangat tegas. Lalu saya mau tanya, di dalam keadaan apakah orang Kristen harus berdebat? Di dalam kondisi bagaimana kita harus mempertahankan prinsip dan tanpa kompromi? Di dalam keadaan bagaimana kita harus berselisih sampai marah-marah besar? Bukankah itu kurang cinta kasih? “Oikumene dong, sama-sama lah, Protestan-kah, Katolik-kah, Karismatik-kah, Pantekosta-kah, Brethren-kah, semua sama, mari kita bersatu. [menyanyi dalam Tuhan kita bersaudara]. Tidak peduli ajaranmu apa, boleh saja.” Paulus tidak demikian! Paulus mengatakan, “Tidak bisa. Stop, jangan mengajar itu lagi!” Mengapa ada contoh seperti ini, apakah Paulus gila, apakah Paulus lupa, apakah Paulus adalah seorang yang sengaja mau berdebat, mau marah-marah, mau pecahkan Tubuh Kristus? Bukan, karena dia mau mempertahankan iman doktrin yang benar tidak boleh dikompromikan. Nah inilah yang menjadi semangat gerakan Reformed Injili. Kalau kita mau kompromi dari dulu sudah hancur, tetapi kita mau memenangkan kebenaran bagi Tuhan dan kemuliaan Tuhan, bukan bagi diri sendiri sehingga kita menjadi mercu suar, kita pertahankan sesuatu. Nah ini prinsip yang kita lihat dari Kisah Para Rasul 15:1-2, ada orang datang mengajar “Engkau kafir? Engkau sudah diselamatkan? Sekarang engkau tidak tentu keselamatan itu sah kecuali engkau harus disunat lagi.” Lho kenapa ya, kenapa musti disunat lagi? “Ya, Alkitab mengatakan harus sunat di Perjanjian Lama.” Kenapa Perjanjian Lama harus disunat? “Tuhan yang berjanji, “engkau harus sunat, di dalam tubuhmu engkau disunat untuk menjadi saksi, menjadi tanda Aku telah berjanji dengan engkau,” coba lihat Alkitab!” Betul juga ya. Nah orang itu gampang dibingungkan kalau ada orang bilang “coba lihat Alkitab,” engkau lihat-lihat, bingung. Sudah sering bingung belum? Belum pernah? Puji Tuhan. Kalau belum bingung besok bingungnya lebih besar.

Maka mereka rasa betul. “Kenapa dulu Paulus mengabar injil kepada kita kok lupa kasih tahu sama kita harus sunat ya? Wah kalau begini Paulus khotbahnya kurang beres dong, ini yang beres.” Sama dengan sekarang, “Engkau sudah Kristen tidak cukup, musti geletak di tanah, engkau musti ketawa tanpa sadar, engkau musti pingsan, engkau musti di..[tiup] terus jatuh, itu baru ada Roh Kudus, kalau enggak engkau nggak ada Roh Kudus.” Sama, sama seperti apa yang diajarkan oleh Alkitab, “Engkau belum disunat? Ohh nggak bisa, enggak bisa, kurang, engkau mau diselamatkan musti disunat, besok masuk Sorga yang nggak sunat dikeluarkan semua, engkau tidak diselamatkan.” “Wah bagaimana ya,” lalu mereka bilang, “Kalau begini ya sunat lagi saja, nggak rugi kok, sunat sakit 2 hari 3 hari besok masuk Sorga daripada nggak sunat besok masuk neraka bagaimana?” Paulus bilang nggak bisa. Stop, jangan mengajar itu lagi! “Kanapa tidak? Alkitab mengatakan, Alkitab mengatakan.” Kristus sudah sempurna menyelesaikan segala tuntutan, Kristus sudah melepaskan kita dari pada tuntutan Taurat. Nah di sini terbenturnya tafsir Alkitab, apa artinya Perjanjian Baru, apa artinya diselamatkan. Ini doktrin soteriologi. Sampai di mana kita berani mengatakan ini sudah cukup, ini tidak cukup? Paulus mempunyai pendapat yang akibatnya menghancurkan hubungan antara orang Kristen dengan orang Yahudi. Sampai sekarang orang Yahudi sulit diinjili, karena apa? Karena injil di dalam Yesus Kristus sendiri sudah self-sufficient atau tidak, kalau tidak self-sufficient perlu tambah lagi Taurat, perlu lagi sunat, perlu lagi melakukan perbuatan supaya diperkenan Tuhan? Nah inilah menjadi hal yang paling penting sehingga Paulus tidak kompromi, dia berdebat. Lalu mereka bilang, “Siapa lu Paulus?Lukan baru kemarin, anak kemarin berani mengajar, mari kita pergi cari yang senior, kamu baru lulus, tahu apa lu? Ayo pergi cari rektormu.” Siapa senior? Paling senior ya Petrus. OK, semua berbondong-bondong pergi ke Yerusalem, lalu di situ rasul masih ada. “Petrus, ada kasus.” “Kasus apa?” “Kasus harus sunat atau tidak?” Petrus bilang, “Begini saja, lebih baik jangan putuskan sembarangan, kita semua kumpul lalu kita mendengar semua ajaran dari rasul-rasul supaya tahu, dan ini bukan keputusan pribadi.” Itu namanya konsultasi teologia pertama di dalam sejarah, pasal ke-15. Rasul semua kumpul, lalu Paulus, yang adalah yunior, menjadi orang yang terdakwa; lalu yang mendakwa dan orang-orang kafir semua kumpul di situ. Sesudah itu dengar pendapat-pendapat, mereka konsultasi selesai, Petrus berdiri dan mengatakan, “Dengan sesungguhnya aku kasih tahu kepadamu..” “Nah ini senior, ini boleh dengar, kalau yang lain jangan dengar, Paulus terlalu muda, kalau ini tua ini.” Mereka catat apa yang dikatakan. Dia mengatakan, “Sebenarnya mengenai berbuat dan menjalankan Taurat, disunat dan sebagainya, semua ini nggak ada orang dari nenek moyang sampai kita satupun tidak menjalankan, tidak perlu, diselamatkan ya diselamatkan, jangan ditambah-tambah lagi. Ngggak usah disunat.” Wah mereka yang datang ke Petrus minta menang, akhirnya Petrus tidak membela mereka, mereka loyo. Mulai hari itu orang Kristen diselamatkan oleh iman, jangan tambah lagi perbuatan, jangan tambah lagi jasa dirimu, jangan tambah lagi sunat sebagai syarat, jangan tambah lagi kondisi-kondisi yang lain. Itu namanya sola fide. Itu namanya hanya melalui iman.

Karena kita diselamatkan hanya melalui iman, maka sekarang timbul pertanyaan lagi, kalau begini kita boleh berbuat sembarangan tidak? Karena melalui iman kita diselamatkan maka perbuatan tidak ada jasanya, perbuatan tidak ada tempatnya, kita boleh sembarangan? Itu sebabnya harus ada Surat Yakobus. Surat Yakobus tidak boleh disingkirkan dari Alkitab, Surat Yakobus untuk mengimbangi apa namanya beriman dan apa maksudnya berkelakuan. Berkelakuan seperti orang Farisi? No. Berkelakuan untuk mencari jasa? No. Berkelakuan supaya diselamatkan? No, absolutely no. Kalau demikian, kelakuan apakah peranannya? Kelakuan itu apakah pentingnya? Kelakuan dimana tempatnya? Nah ini Buku Yakobus, Saudara mengerti sekarang? Maka Yakobus ditujukan kepada 12 suku, bukan ditujukan kepada orang kafir. Karena 12 suku ini adalah orang-orang yang disebut kaum pilihan secara jasmaniah, mereka disebut anak Tuhan, orang Israel, mereka disebut rumah Tuhan dimana Musa setia diantara 12 suku ini orang-orang yang Tuhan betul-betul janji kepada nenek moyangnya, Abraham, Ishak, Yakub, dan Yakub melahirkan 12 suku; dan di sinilah Allah percayakan Taurat kepada mereka. Maka sekarang Allah berbicara kepada mereka mengenai perbuatan. “Sekarang engkau sudah terima Tuhan? Sudah. Sudah beriman? Sudah. Sudah diselamatkan? Sudah. Lalu engkau adalah orang yang diberikan Taurat? Iya. Lalu Taurat harus berbuat baik? Betul. Bagaimana berbuat baik? Dengar ini Surat Yakobus.” Nah ini pertama mengapakah Surat Yakobus.

Kedua, tulisan Surat Yakobus ini ditujukan kepada 12 suku oleh siapa? Ya oleh Yakobus. Siapa Yakobus? Engkau bilang, “Yakobus itu adalah satu diantara 12 murid yang dipilih oleh Yesus Kristus,” begitu? Bukan. Yakobus dan Yehuda, dua Buku di Perjanjian Baru bagian akhir ini, dua-duanya bukan ditulis oleh rasul, tetapi mereka tetap secara fungsi diutus oleh Tuhan sebagai rasul, tetapi mereka tidak termasuk kedua belas rasul yang dipilih oleh Tuhan Yesus pada waktu Dia di dunia. Nah ini dua siapa? Yakobus adalah adik Yesus sendiri, dan Yehuda itu bukan Yudas Iskariot. Yudas Iskariot itu sudah gantung diri, sudah mati. Engkau bilang, “Mungkin sebelum gantung cepat-cepat tulis surat baru mati.” Nggak, dia nggak mungkin tulis surat itu. Jadi Surat Yehuda itu juga murid sekandung dari Yesus Kristus. Jadi sama-sama adalah adik Yesus Kristus yang dilahirkan oleh Maria. Nah di dalam hal ini perhatikan, orang Katolik tidak mau terima Yesus mempunyai adik sekandung, orang Katolik mengatakan Yesus adalah satu-satunya anak dari Maria. Pada waktu Maria masih sebagai seorang anak dara melahirkan Yesus, sesudah itu Tuhan pelihara dia tetap menjadi seorang anak dara sampai mati. Nah ini adalah ajaran Katolik supaya menjadi sesuatu kepercayaan adalah tidak ada dosa dari pada waktu dia conception, dia mengandung. Dan Maria terus tidak ada hubungan seks lagi dengan siapapun, dia tak pernah hubungan seks karena dia menerima itu naungan dari pada Roh Kudus lalu melahirkan. Nah Saudara perhatikan kalimat di bawah ini, Benny Hinn bersifat menghujat. Pada waktu di bukunya Good Morning Holy Spirit, dia mengatakan Roh Kudus yang bersatu dengan Maria untuk melahirkan Yesus. Itu kalimat tidak beres sama sekali. Seolah-olah Roh Kudus dan Maria bersatu, bersetubuh untuk mengandung Yesus Kristus. Bukan arti itu, Roh Kudus itu roh, Roh Kudus itu bukan badan, Roh Kudus itu Allah, Roh Kudus bukan manusia, Roh Kudus itu Allah yang mempunyai kuasa ilahi menaungi tetapi Dia tidak ada hubungan seks, tidak ada hubungan apapun dengan Maria. Begitu banyak ajaran simpang siur maka kita harus hati-hati, kita harus peliharakan firman Tuhan yang sejati.

Saudara-saudara sekalian, sekarang kita masuk, Alkitab mengatakan ‘saudara-saudara Yesus.’ Khususnya istilah ini muncul di dalam Injil Yohanes pasal ke-7. “Saudara-saudara Yesus tidak percaya kepada Yesus,” dari sini saya melihat ya bukan main sabarnya Tuhan Yesus. Kalau orang lain mau menilai “Wah Yesus tidak berkuasa, saudara-Nya pun tidak mau percaya sama Dia. Kuasa apa Dia tidak bisa mempengaruhi adik sendiri.” Di dalam ayat-ayat itu saya menangkapnya lain, Dia punya saudara tidak percaya kepada Dia karena Dia begitu sabar, Dia tidak memaksa orang. Maria setelah melahirkan Yesus maka Maria setubuh dengan Yusuf lalu melahirkan anak-anak yang lain. Engkau bilang, “darimana engkau tahu? Alkitab tidak tulis Maria setubuh dengan Yusuf.” Alkitab mengatakan dia melahirkan anak pertama, dari istilah ‘pertama’ berarti dia masih ada anak-anak yang lain, baru bisa disebut pertama. Saudara-saudara, bukan saja demikian, Alkitab mengatakan kepada kita, “saudara-Mu ada di sini.” Orang Katolik mengatakan ‘saudara-Mu ada di sini’ itu saudara sepupu, bukan saudara sekandung, itu tafsiran tambahan yang tidak ada dalam Alkitab. Saudara-saudara, arkeologi menemukan sesuatu yang luar biasa mengagumkan seluruh dunia baru dua tahun yang lalu. Dua tahun yang lalu arkeologi menemukan satu terakota, satu kotak, yang tulis dimiliki oleh siapa? “Yakobus dan Yehuda, murid Yesus.” Nah ini mengagetkan seluruh dunia. Berarti arkeologi mempunyai penemuan yang baru membuktikan Yesus memang mempunyai saudara. Mengapakah kita katakan ini bukan Yakobus murid? Mengapa harus katakan ini Yakobus adik Yesus? Karena Yakobus murid itu sudah dipenggal kepalanya sebagai orang yang mati syahid pertama diantara ke-12 rasul. Pada waktu Yesus mau dibawa ke Pilatus, malam itu Dia sebelum masuk Getsemani, malam itu juga pernah tiba seorang ibu yaitu mamanya Yakobus dan Yohanes, datang kepada Yesus minta tolong, “Kalau mungkin besok Engkau menjadi Raja biar kedua anakku yang menjadi rasul, satu di kanan, satu di kiri, menjadi menteri yang paling penting di kerajaan-Mu.” Yesus tidak mengatakan, “Yaa, saya pikirkan lagi,” Yesus tidak mengatakan, “Mungkin juga sih, tunggu aja sabar.” Yesus tidak basa-basi, Yesus tidak munafik, tidak pura-pura dan tidak KKN. Yesus mengatakan kepada ibu dari pada kedua saudara ini, ini kedua saudara sepupu Dia, Yakobus dan Yohanes, itu betul-betul saudara sepupu Yesus, tetapi bukan Yakobus yang ini, Yesus berkata kepada dia, “Hai Ibu, baptisan yang Kuterima, mungkinkah kau terima? Cawan yang Kuminum, mungkinkah kau minum? Jikalau mungkin, sekarang dengar, siapa di kanan, siapa di kiri, tetap Bapa-Ku yang menentukan, bukan kau yang boleh minta.” Saudara-saudara, semua ibu kelemahannya adalah seluruh dunia tidak penting cuma anak sendiri penting. Kaum wanita hati-hati ya. Semua tidak penting, urusan anak paling penting. Ya memang dengan cara itu Tuhan mempertaruhkan, mengizinkan, dan mempercayakan anak-anak kepada tanganmu, tetapi jangan lupa kalimat Yesus, “Siapakah ibu-Ku? Siapakah saudara-Ku? Barangsiapa yang menjalankan kehendak Allah, dialah ibu dan dia adalah saudara-Ku.” Di sini cinta sudah melampaui suatu batas, sudah menjadi sesuatu yang lebih luas, lebih murni lagi, menurut kehendak Tuhan. Nah Saudara-saudara, kedua orang itu akhirnya di kanan, di kiri? Betul di kanan, di kiri; satu kanan, satu kiri di dalam barisan urutan kematian; diantara semua murid Yesus kecuali Yudas yang bunuh diri, yang paling duluan mati syahid siapa? Yakobus. Yang paling akhir mati siapa? Yohanes. Berarti betul-betul dua itu satu kanan satu kiri, betul-betul menurut apa yang diminta oleh ibunya. Yesus tidak mejawab, “Iya, Saya akan memberikan,” Yesus cuma tanya, “Bisakah kau minum cawan yang Kuminum? Bisakah kau terima baptisan yang Kuterima? Kalau bisa, hanya Bapa yang menentukan.” Di dalam Kekristenan kita melihat Yesus memberikan contoh kepada kita, Dia tidak KKN, Dia betul-betul menjalankan semua prinsip yang sesuai dengan rencana kehendak Tuhan. Maka inilah Yakobus adik Yesus sendiri.

Ketiga. Kita tahu Surat ini dikirim kepada siapa, Kitab ini dikirim oleh siapa, saya tanya mengapakah Yakobus akhirnya berani menulis Surat seperti ini? Karena dia sendiri melewati sesuatu pergumulan yang luar biasa. “Sama-sama di dalam satu keluarga, sama-sama di dalam satu rumah, kenapa Engkau Anak Allah dan saya bukan?” Sombong bukan ya? Sombong banget engkau. Saudara-saudara, kalau kakakmu jadi perdana menteri, engkau jadi mantri di Rumah Sakit, lalu engkau rasa kecut nggak? Kalau kakak jadi presiden, adik tidak jadi presiden. Sama Margareth di Inggris juga tidak senang sekali sama Ratu Elizabeth, Jimmy Carter punya kakak sangat tidak senang Jimmy Carter, “Lu jadi presiden, kok bukan gua.” Apakah setiap keluarga musti jadi presiden? Maka Yesus Anak Allah, Mesias, adiknya, “Masak LuMesias, sama-sama dua mata, sama-sama dua kuping, sama-sama satu hidung, kok Lu yang jadi Mesias?” Mereka tidak percaya, tetapi Alkitab mengatakan sampai Yesus bangkit kembali, mereka percaya kepada-Nya. Kita baca ayat ini, Yohanes 7, susah ya menjadi orang yang dipilih Tuhan secara khusus lalu menghadapi saudara sendiri yang tidak senang. Musa mengalami itu, Yesus mengalami itu. “Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya: “Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan. Sebab tidak seorangpun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia,” hai pergilah, pergi, jangan di sini terus, supaya orang kenal Kamu.”” Ini kalimat dari siapa? Dari adik-adik Yesus, saudara Yesus. Ayat 5,“Sebab saudara-saudara-Nya sendiripun tidak percaya kepada-Nya.” “Saudara-saudara sendiripun tidak percaya kepada Dia.”

Jangan heran kalau kau diiri oleh saudara, jangan heran kalau orang paling dekat dengan engkau tidak senang dengan engkau, jangan heran, Yesus pernah diiri, pernah tidak dipercaya oleh adik-adik sendiri. Dan engkau bilang, “Kalau begitu you bilang Yakobus sama Yohanes itu sudah adiknya, kenapa di sini ada adik-adik lagi?” Karena itu adalah adik sepupu yang menjadi murid, lebih gampang orang percaya kepada engkau dari orang rumahmu, Saudara-saudara. Lebih gampang mengajar anak orang lain daripada mengajar anak sendiri. Lebih gampang dekatkan orang lain kepada Tuhan daripada mendekatkan orang yang dekat dengan engkau kepada Tuhan; mereka menghina engkau. Saudara-saudara, Alkitab menulis Miriam sangat iri kepada Musa, akhirnya Tuhan jatuhkan sakit kusta kepada Miriam, baru dia sadar. Karena mereka mengatakan firman Tuhan hanya datang kepadamu, tidak datang kepada aku juga. Iri, iri, iri. Orang yang iri, iri, iri, maka dia tidak percaya, “Pergi, jangan di sini.” Yesus menerima hinaan dari adik-adik sendiri, nah inilah adik-adik yang akhirnya satu-satu percaya, kapan percaya? Baca lagi (Yohanes 7:6-13). Saudara-saudara, murid-murid Yesus Kristus akhirnya percaya kepada Yesus Kristus setelah Yesus bangkit.

Sekarang kita masuk ke dalam poin yang keempat. Lalu begitu dia katakan kepada mereka orang-orang kedua belas suku yang mempunyai Taurat, yang mengerti perbuatan itu penting, tetapi yang sekarang sudah beriman kepada Tuhan, lalu dimana tempatnya perbuatan? Ini ayatnya, kita kembali kepada Yakobus 1:2-3, “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.” Nah Saudara-saudara, sekarang dia mulai mengkaitkan, saudara-saudaraku yang sudah mengerti Taurat, saudara-saudaraku di dalam 12 suku, saudara-saudaraku yang selalu mementingkan tentang perbuatan, imanmu sekarang diuji. Berarti ini adalah keduabelas suku yang sudah menerima Tuhan atau belum? Darimana tahu sudah? Karena iman. Nah mereka adalah orang yang menerima Taurat megenai perbuatan tetapi mereka sekarang adalah orang yang beriman. Nah di sini, dari ayat ini langsung menjadi sesuatu introduksi seluruh Buku. Kaitan iman dan kelakuan, iman dan kelakuan mulai dari sini. You have faith already in Jesus Christ, now your faith must be proven, must be purified, must be completed. Imanmu akan di-accomplished, akan disempurnakan, akan diuji, akan diketahui, diketahui denga apa? Melalui ujian. Engkau bilang, “Kenapa di sini ditulis pencobaan?” Nah ini sedikit pemakaian istilah yang agak sedikit kurang jelas. Sebenarnya yang dimaksudkan di sini bukan pencobaan tetapi ujian.

Di dalam seminar saya menngenai ujian dan pencobaan untuk menyaring seluruh Kitab Suci, kita sudah menemukan perbedaan sifatnya, ujian bukan pencobaan dan pencobaan bukan ujian. Sehingga membaca istilah ini harus engkau mengerti sebagai ujian bukan pencobaan. Apalagi penterjemahan bahasa Indonesia sering kacau, penterjemahan bahasa Indonesia dari Kitab Suci ini masih perlu dikoreksi banyak sekali karena banyak istilah yang kacau yang belum dibenarkan. Di sini arti aslinya bukan pencobaan tetapi ujian. Apakah bedanya pencobaan dan ujian? Pencobaan dan ujian ada 3 poin perbedaan. 

Pertama, pencobaan dan ujian berbeda sumber;

Kedua, pencobaan dan ujian berbeda sifat; 

Ketiga, pencobaan dan ujian berbeda tujuan.

Pertama, pencobaan dari siapa? Ujian dari siapa? Sumber pencobaan adalah Setan. Sumber ujian adalah Allah. Allah tidak perlu mencobai manusia, Allah tidak perlu menggoda manusia, Allah tidak perlu mengetahui bagaimana keadaan manusia karena Dia tidak tahu; tidak ada fakta itu. Tetapi pernah dipakai istilah pencobaan untuk Abraham di dalam Perjanjian Lama, memang di situ istilahnya ada pencobaan, itu adalah supaya Abraham tahu, bukan supaya Allah sendiri tahu apa yang Dia tadinya tidak tahu. Allah mengetahui segala sesuatu, tidak perlu mempunyai proses dari tidak tahu menjadi tahu. Tetapi pencobaan itu adalah supaya dia tahu sendiri melalui pencobaan itu. Kenapa tidak pakai ujian di situ? Karena ujian selalu mempunyai kesulitan, kesengsaraan yang besar dialami oleh pribadi yang diuji, tapi di situ Tuhan mau tahu hatinya dia untuk dijadikan suatu bukti supaya zaman sesudahnya semua tahu, untuk orang lain, bukan untuk Tuhan. Tuhan mau supaya tahu dan tahu itu boleh diketahui oleh orang lain. 

Kedua, pencobaan bersifat jahat, ujian bersifat baik. Ketiga, pencobaan menjatuhkan manusia ke dalam dosa, ujian menyempurnakan dan memurnikan iman dan kerohanian. Dengan demikian Tuhan tidak dicobai dan Tuhan tidak mencobai manusia, karena apa? Karena Dia bermotivasi baik.

Saudara-saudara, sekarang dikatakan jikalau engkau duiji, bukan dicobai ya, jikalau engkau diuji engkau harus bersukacita. Saudara-saudara, saya mau tanya, lebih enak diuji atau lebih enak tidak usah diuji? Tidak usah diuji ya, itu mahasiswa yang menempuh ujian merengut terus, berapa hari itu susahnya belajar, kurang tidur, kopi terus, tambah telur, aduh susah ujian. Tapi kalau begini kenapa dibodohi sama dosen, sudah bayar mahal-mahal dibikin susah lagi; sudah kuliah setengah mati, beli buku, bayar kuliah, ujian, waduh susah luar biasa; kenapa sudah bayar kok mau diuji? Karena kalau nggak diuji nggak ada ijazah. Nah lebih enak orang diuji atau tidak diuji? Lebih enak tidak diuji, tapi yang tidak ujian pernah mempunyai ijazah nggak? Mungkin, ijazah palsu, belian. Tanya Benyamin Intan, sebelum dapat gelar Doktor ujiannya sudah nggak? Tidak gampang itu, Boston College, itu derajat lebih tinggi dari Boston University, derajat lebih tinggi dari banyak sekolah yang lain di Boston. Dan itu ujiannya susah sekali, tapi akhirnya bagaimana, mati-matian belajar, sesudah uji dapat ijazah, yang tidak uji enak tapi tidak ada ijazah. Bedanya, kalau ikut dengar khotbah terus enak ya karena nggak ada ujian kan? Kenapa tidak ikut STRIJ? Karena ada ujian di situ, di sini nggak ada ujian, dengar khotbah enak—nak, kalau enak dengar ya kipas-kipas, kalau nggak enak dengar ya nggak usah datang minggu depan; pintar ya, nggak ada ujian ya? Siapa bilang tidak ada ujian? Saudara, engkau sudah dengar firman, sudah beriman, diuji, ini ujiannya; bukan ujian pakai kertas, ujian pakai cambukan, pukulan, hinaan, fitnahan, umpatan, serangan.

Sekarang dia tulis surat kepada orang-orang Israel yang sudah menerima Taurat, di dalam 12 suku, dan sudah terima Yesus, sudah beriman kepada Dia, tidak lolos dari pada ujian. Zaman Surat-surat ini ditulis adalah zaman gereja-gereja mendapatkan kesulitan besar luar biasa, mereka sedang diuji. Lalu engkau mengatakan, “Celakalah aku diuji,” Yakobus bilang, “Tidak, engkau diuji bukan celaka, bahagia besar.” Barangsiapa mengerti ujian itu bahagia besar, orang itu patut menerima ijazah; barangsiapa mengerti ujian itu adalah pilihan Tuhan, itu adalah suatu hak istimewa yang diberikan oleh Tuhan, orang itu ada pengharapan untuk menjadi sempurna. Saudara-saudara sekalian, “engkau harus menganggap ujian itu sebagai suatu bahagia,” di dalam terjemahan lain “anggaplah ujian itu datang kepadamu sebagai suatu sukacita yang agung.” Praise God, puji Tuhan saya diuji! Puji Tuhan saya terpilih untuk boleh mendapat ujian. Puji Tuhan saya dipilih untuk diuji, untuk lulus, untuk dapat ijazah; saya adalah kaum pilihan karena dipilih untuk diuji. Pengertian itu adalah pengertian yang sehat, pengertian yang kuat, karena dengan demikian imanmu sudah bersiap untuk menghadapi kesulitan-kesulitan. Saudara-saudara, saya mengatakan kalimat-kalimat di bawah ini, perhatikan. Bedanya orang Protestan yang sungguh beriman kepada Tuhan, waktu orang yang paling dicintai mati, sama orang Karismatik yang percaya kepada segala kesuksesan, kemakmuran waktu orang yang paling dikasihi mati, bedanya apa? Saudara perhatikan ya. Orang-orang GRII kalau mati suaminya, isterinya, sambil menyanyi, sambil menyerah, di dalam kesedihan ada kekuatan luar biasa. Tetapi mereka yang biasanya “beriman pasti sembuh, pasti sembuh” akhirnya mati, wah perkabungan mereka betul-betul berkabung luar biasa. Nggak percaya? Fotokan, saya kasih PR sekarang, ambil video, fotokan perkabungan orang-orang GRII sama orang-orang Karismatik, waktu kekasihnya mati, di dalam kuburan itu mereka kecewanya, nggak karu-karuan lesunya, karena apa? Mereka nggak ada kekuatan, karena mereka mendoakan, “pasti sembuh,” akhirnya nggak sembuh; lalu mau jelaskan, “Tuhan nggak berkuasa ya? Tuha nggak dengar doa ya? Engkau tidak iman?,” nggak bisa jawab semua karena dari pertama doktrin salah. Karena mereka memaksa Tuhan dan iman kepercayaan bukan berdasarkan firman, berdasarkan self confidence. The self confidence faith is faith in your own faith, it is not faith upon the Word of God. Bedakan, iman berdasarkan konfiden sendiri adalah iman di dalam keyakinan, ambisi, kemauan, paksa Tuhan Allah, itu bukan iman dari Alkitab; iman di dalam Alkitab adalah iman yang datang dari pendengaran, iman berdasarkan firman, iman taat kepada janji Tuhan. Itu sebabnya kalau kita beriman sungguh-sungguh, pada saat orang yang paling kita cintai diambil oleh Tuhan, kita akan menghapus air mata dan berkata, “Kehendak-Mu terjadi Tuhan, dia sekarang diterima di Sorga, ini mengingatkan aku hatiku harus melekat terus di situ karena di dunia hanya jadi tamu saja.” Kita masih mempunyai kekuatan untuk meneruskan jalan kita. Tapi mereka yang paksa paksa Tuhan akhirnya tetap mati, mereka lesunya, goncangnya, goyangnya iman, lain, lain. Saudara dengar firman baik-baik, dengar firman yang baik, mengerti firman dengan baik, lalu engkau hidup, engkau mati, engkau dalam keadaan bagaimanapun tetap mempunyai kekuatan luar biasa untuk menyaksikan kebenaran Tuhan. Saudara-saudara, buktinya 11 murid yang mengikut Yesus Kristus semua matinya tidak wajar, kecuali Yohanes satu persatu dipenggal kepala, dipaku diatas salib, dibalikkan salibnya, mereka dianiaya, dibunuh, tetapi mereka tidak akan menyerah hanya karena diuji, mereka tidak menyerah karena disalib; mereka akan berkata, “Tuhan, bagaimanapun Engkau adalah Tuhanku, bagaimana sakit, bagaimana susah, aku terus mengikut Engkau karena kebenaran-Mu begitu berharga sehingga aku matipun rela untuk membela kebenaran.” Itu iman yang sejati. Maka Yakobus mengatakan jikalau engkau dianiaya, jikalau engkau mendapatkan sengsara, jikalau engkau diuji anggaplah sukacita yang agung karena imanmu setelah diuji akan menjadi sempurna. Itu sebabnya di tengah-tengah ujian tekun, tekun, tekun.

Saudara-saudara, saya menganjurkan rekan-rekan dan semua murid saya, yang disebut WQ itu apa? Saya kira IQ engkau sudah tahu, Intelectual Quotion; EQ, Emotional Quotion; itu dua masih tidak penting, yang lebih penting lagi WQ, Will Quotion, belum ada bukunya. Sekarang dengar baik-baik, yang disebut Will Quotion yaitu bagaimana bertahan, bagaimana tekun, bagaimana konsisten, bagaimana perang, nah hal-hal inilah yang bikin orang sukses. Yang bikin engkau sukses bukan karena engkau pintar, banyak orang pintar yang dipenjara. Coba lihat di penjara, orang yang bisa masuk penjara itu ada syaratnya lho, musti pintar, musti kuat lho. Menjadi perampok kalau kurang kuat, dipukul mati dong, dia musti kuat, musti sehat, musti cari akal mencuri, merampok, akhirnya tetap bagaimanapun hebat IQ-nya masuk penjara, karena jahat. Nah itu IQ ya. Yang menjadikan engkau sukses bukan IQ. Orang yang IQ tinggi banyak, sebagian dipenjara. Ingat ya, orang yang EQ baik itu banyak yang sukses karena dia tahu bagaimana tidak memusuhi orang, bagaimana tidak menjadi sesuatu yang merusak masyarakat, EQ-nya baik tetapi itu masih kurang cukup. Yang membikin engkau sukses WQ. WQ paling sedikit mempunyai beberapa unsur; pertama, tahan segala kesulitan; kedua, konsisten di dalam perjuangan; ketiga, di dalam berperang dengan kesulitan engkau mempunyai semangat dan api yang tidak mau mati; ini WQ. Nah ayat ini begitu Surat ditulis langsung menyebut tentang WQ. Perseverance, tahan, engkau harus resistance. Saya percaya tubuh saya ini tidak lebih kuat dari orang lain, tetapi tubuh saya mempunyai suatu semangat penunjang yaitu tahan terus, tidak mau menyerah. Saudara-saudara rasa tidak batuk saya sudah berkurang? Rasa ya. Saya belum mau mati kok. Si batuk datang bilang, “Ayo lu mati,” saya bilang, “Lu pergi!” Jadi tahan-tahan hampir dua tahun akkhirnya pergi. Saudara-saudara, beginilah kita hidup, hidup konsisten, hidup tahan, hidup sabar, hidup tekun, hidup berjuang, hidup berperang, hidup tidak menyerah, hidup tidak berkompromi, itu namanya WQ. Amin? Gerakan Reformed Injili selain teologinya musti Reformed, musti banyak orang mengasihi Tuhan, WQ. Saya bicara sama wakil rektor Westminster, “I’m afraid that your seminary, that the third generation of your staffs no consistency and fighting spirit like the type of van Till and Machen and John Murray.” Generasi pertama Westminster mereka berjuang mati-matian, Machen dikeluarkan dari gereja Presbyterian, akhirnya mengatakan, “History will prove I’m right and you’re wrong.” Dia menuliskan di bukunya “sejarah akan membuktikan saya yang benar, kamu yang salah. 


Coba bayangkan kamu mengatakan liberal, liberal, harus menampung dan menampung; kenapa engkau bisa menampung yang lain tapi tidak bisa menampung yang konsisten percaya kepada firman Tuhan dari abad pertama?” Oh kalimat itu kuat sekali, Maka saya berkata kepada engkau, liberal mengusir dia dari gereja, bukan karena berzinah, karena dia mempertahankan Yesus Anak Allah, mempertahankan Yesus mati di atas kayu salib untuk orang berdosa, dia mempertahankan doktrin Reformed yang paling kuat, dikucilkan. Maka dia mengatakan, “Sejarah akan membuktikan saya benar, kamu salah.” Dan dia mengatakan satu kalimat lagi, “Saya tidak mengerti orang yang mempertahankan iman sesuai dengan Alkitab kenapa dikeluarkan dari gereja yang menamakan diri gereja yang mainline?” Setelah 40 tahun kemudian anggota Presbyterian di Amerika yang tadinya 3 juta menjadi 1,2 juta, merosot terus, gereja makin kosong, karena apa? Tidak mengabarkan firman dan tidak mengabarkan injil, itu hukuman Tuhan. Saudara tahu nggak sekarang gereja di Amerika, berpuluh-puluh ribu gereja yang sudah setiap tahun tekor puluhan ribu dollar, nggak bisa bayar listrik, karena apa? Tidak mengabar injil dan tidak mempertahankan iman yang sejati. History will prove I’m right and you’re wrong, lalu dia keluar dari Princeton, dia pergi ke Chesterfield di Philadelphia mendirikan Westminster Theological Seminary. Itu perjuangan. Saya berkata kepada wakil rektor, “I’m afraid you third generation of Proffessor do not have the fighting spirit like your first generation,” itu kalimat saya untuk orang Reformed. Mari kita berdoa.

“Bapa di dalam Sorga, berkati kami, beri pengertian kepada kami, dan berilah api dan semangat perjuangan sehingga kami boleh menjadi hamba Tuhan yang sungguh-sungguh. Dengan gentar kami sekali lagi menyerahkan saudara-saudara kami sekalian dan gereja ini, bahkan seluruh gerakan Reformed ke dalam Tuhan. Kiranya tangan-Mu bekerja di dalam hati kami masing-masing, bekerja di dalam gerakan ini. Beri kekuatan kepada kami untuk mengerti Surat Yakobus yang mulai hari ini kami mengupas. Kiranya Roh-Mu yang kudus memberikan penerangan kepada kami. Berkati jalan seterusnya gereja ini. Dalam nama Yesus Kristus, Penebus dan Juruselamat kami yang hidup kami berdoa.” KELAKUAN, TAURAT, DAN UJIAN (YAKOBUS 1:1-4).
Amin.
Next Post Previous Post