4 HAL PENTINGNYA PELAYANAN SEKOLAH MINGGU
Seorang pernah berkata kepada saya bahwa dia lebih baik menjadi Guru Sekolah Minggu, ketimbang diminta menjadi liturgis di Kebaktian Umum. Ketika saya tanya, “mengapa?”, ia menjawab bahwa begitu menakutkan menjadi liturgis di depan jemaat, nanti bisa menuai banyak kritik, lebih baik mengajar anak-anak, dibohongin pun tidak protes.
Ada seorang guru – yang untuk menenangkan anak Sekolah Minggunya yang menangis – membohongi anak itu bahwa mamanya sedang pergi membelikan es krim untuknya, padahal mamanya sedang mengikuti kebaktian umum. Ketika ditanya mengapa guru ini berbohong seperti itu, dengan ringan dia menjawab: “Ah nanti dia juga sudah lupa.” Dia tidak mempermasalahkan sama sekali bahwa tindakannya adalah tindakan dosa.
Sungguh menyedihkan ketika di gereja bisa timbul konsep seperti ini. Saya mulai membayangkan bahwa gereja tersebut telah memberikan kesan bahwa melayani Sekolah Minggu, atau menjadi Guru Sekolah Minggu adalah pekerjaan yang sekadar lucu-lucu dan boleh dilakukan tanpa keseriusan memikirkan kebenaran. Ada kesan bahwa seorang anak adalah barang mainan yang begitu lucu dan boleh dibohongin sekehendak kita. Benarkah demikian?
Sekolah Minggu adalah pelayanan yang sangat mulia. Kita diberi kesempatan mendidik anak-anak kecil untuk bertobat, memiliki iman yang benar, dekrit pertama, dan pembangunan kehidupan Kristen yang dewasa. Mari kita perhatikan satu per satu:
1. Penginjilan Pertama
Sekolah Minggu bukan sekadar tempat anak-anak bermain semaunya dan para guru hanya menjadi fasilitator, atau menjadi tempat di mana anak-anak bisa dimanjakan semaunya. Sekolah Minggu adalah pembentukan iman pertama. Di Sekolah Minggu anak seharusnya mendengar berita Injil yang benar. Di Sekolah Minggu anak-anak seharusnya mengerti bahwa dosa bukan sekadar membenci teman, tetapi berseteru dengan Allah Bapa di sorga. Ketika seorang anak
tidak mau menjalankan apa yang Tuhan perintahkan di dalam firman-Nya, itulah dosa. Sekolah Minggu juga seharusnya memberitakan bahwa keselamatan sejati hanya terjadi melalui penebusan Kristus, dan mengajak mereka sungguh sungguh bertobat dan menerima Tuhan Yesus di dalam hati mereka, mengajak mereka mulai belajar taat kepada Kristus.
Sekolah Minggu adalah wadah penginjilan awal bagi anak-anak (selain di rumah tangga tentunya). Oleh karena itu, para Guru Sekolah Minggu harus betul-betul mencintai murid-murid yang dipercayakan kepada mereka dan rindu bagaimana mereka boleh bertobat dan betul-betul cinta Tuhan dan takut Tuhan. Betapa bahagianya seorang anak Sekolah Minggu yang boleh mengenal Tuhan karena pelayanan guru-guru mereka yang begitu mengasihi mereka dan tidak menginginkan mereka binasa di dalam dosa.
2. Iman Yang Benar
Sekolah Minggu bukan sekadar mengajak anak main atau menghafalkan ayat Alkitab. Banyak konsep pengajaran Sekolah Minggu yang salah, yaitu hanya menjadi pengisi waktu selama orang tua sedang ibadah. Anak dialihkan ke Sekolah Minggu supaya tenang dan tidak mengganggu orang tua. Ini konsep yang tidak benar. Sekolah Minggu justru adalah wadah dahsyat yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak untuk mendapatkan pembentukan iman yang benar. Guru-guru Sekolah Minggu tidak boleh menyesatkan anak-anak. Tuhan Yesus marah sekali kepada orang-orang dewasa yang menyesatkan anak-anak. Lebih baik kilangan diikatkan di lehernya lalu dibenamkan ke dalam laut (Matius. 18:6).
Anak bukan objek permainan atau boleh disesatkan oleh orang-orang yang sudah lebih dewasa. Mereka justru membutuhkan pengajaran yang paling baik, yang paling benar, dan tidak ada apa pun yang salah. Oleh karena itu, mengajar Sekolah Minggu membutuhkan persiapan yang lebih serius dan teliti ketimbang seorang pengkhotbah kebaktian umum.
Selain memperhatikan isi dan tafsiran firman, seorang Guru Sekolah Minggu masih harus memperhatikan bagaimana ia menggunakan kata-kata yang tepat, karena kosa kata anak yang terbatas. Ketika seorang anak bisa dididik dengan iman yang benar, ia boleh mengenal Kristus dan kebenaran-Nya dengan benar pula. Ia bisa bertumbuh di dalam pengenalan akan Allah dan juga bisa menata kehidupannya kelak.
3. Dekrit Pertama (First Decree)
Seorang anak akan menyerap semua data pertama yang diberikan kepadanya. Ia mencontoh dan mempelajari apa pun yang dibawa ke hadapannya. Ketika seorang anak kecil diajar bernyanyi dengan nada yang salah, maka akan butuh upaya yang sangat besar untuk mengoreksi dan mengembalikan ke cara bernyanyi yang benar. Ini menunjukkan betapa seriusnya dekrit pertama bagi seorang anak. Di dalam Amsal 22:6 dikatakan bahwa didiklah seorang anak (kecil) apa yang seharusnya ia lakukan, maka hingga pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu.
Kalau kita bisa menanamkan dekrit pertama dengan benar, anak akan sangat berbahagia. Ia tidak perlu menghabiskan banyak tenaga dan upaya untuk mengoreksi kehidupannya kelak. Sangat disayangkan banyak Guru Sekolah Minggu dan orang tua tidak sadar betapa pentingnya penginjilan dan pengajaran anak dilakukan dengan serius. Sekolah Minggu dianggap sebagai tempat melepaskan hobi main dengan anak-anak yang lucu. Sekolah Minggu dibuat ajang uji coba pelayanan. Ini bukan sikap yang tepat.
Justru pelayan-pelayan yang bertheologi dan berkarakter terbaik, yang paling baik, yang boleh mengajar di Sekolah Minggu. Kita sedang menanamkan dekrit pertama ke setiap anak yang Tuhan percayakan kepada kita.
4. Pendewasaan Kehidupan Kristen
Sekolah Minggu bukan tempat membuat anak semakin manja, lalu diberi apa saja yang mereka mau agar mereka bisa diam dan tenang. Banyak pemikiran bahwa di Sekolah Minggu anak-anak harus dijamu dan diajak main supaya mereka senang dan tidak bikin ribut atau mencari orang tuanya. Memang kita harus menyesuaikan kondisi anak, tetapi bukan berarti Sekolah Minggu memanjakan dan merusak karakter anak hanya demi supaya anak tenang.
Banyak para pembantu rumah tangga atau baby-sitter yang tidak baik memperlakukan anak yang dipercayakan kepada mereka dengan cara demikian. Jelas tujuannya supaya tidak bikin mereka repot. Mendidik seorang anak untuk bisa menjadi anak yang dewasa bukanlah hal yang mudah, tetapi inilah tugas Sekolah Minggu yang mengajak anak bertumbuh dengan dasar konsep dan theologi yang Alkitabiah. Firman adalah landasan pertumbuhan kehidupan yang sehat. Ketika kita berjuang di dalam Tuhan, seluruhnya dibangun berdasarkan firman Tuhan, pertumbuhan seseorang akan menjadi baik. Semua usaha di dalam Tuhan tidak akan sia-sia.
BACA JUGA: DOSA DAN KEBUDAYAAN
Akan ada pertumbuhan iman yang baik dan membuat seorang anak tidak mudah goyah (1Korintus. 15:58). Ketika seorang anak kecil sudah berkesempatan mendapatkan Sekolah Minggu yang baik, Guru-guru Sekolah Minggu yang mengajar dengan benar, maka betapa bahagianya dia, karena dia akan bisa bertumbuh di dalam pengenalan akan Tuhan. Ini adalah kasih karunia yang bisa dinikmati oleh seorang anak, yang mungkin sulit dinikmati oleh mereka yang di luar kekristenan atau di dalam gereja yang tidak memperhatikan Sekolah Minggu (2Petrus. 3:18).
Pelayanan Sekolah Minggu adalah tempat yang seharusnya diperhatikan secara serius oleh setiap gereja yang benar. Gereja harusnya memberikan berbagai fasilitas dan pelatihan yang baik bagi para Guru Sekolah Minggu. Mereka harus memiliki iman yang benar, karakter yang baik, yang bisa menjadi teladan, dan memiliki dedikasi yang serius di dalam mengajar anak.
Yang tidak punya hati pelayanan dengan benar, sebaiknya tidak menjadi Guru atau Pelayan Sekolah Minggu. Kalau gereja begitu memperhatikan Sekolah Minggu, masa depan gereja akan cerah. Betapa celaka ketika kita membiarkan anak anak Sekolah Minggu kita tidak terdidik dengan baik, suramlah masa depan gereja dan kekristenan. .Soli Deo Gloria .4 HAL PENTINGNYA PELAYANAN SEKOLAH MINGGU