MENGAPA YESUS BELUM DATANG KEDUA-KALINYA?

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
MENGAPA YESUS BELUM DATANG KEDUA-KALINYA?.
MENGAPA YESUS BELUM DATANG KEDUA-KALINYA?
gadget, education, insurance
I) Kedatangan Yesus yang kedua-kalinya telah ditetapkan oleh Allah.

Kisah Para Rasul 17:31 - “Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukanNya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati.’”.

Bdk. Matius 24:36 - “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.’”.

Ada 2 hal yang harus diperhatikan tentang Matius 24:36 ini:

1) Ayat ini berbicara tentang Yesus sebagai manusia; sebagai Allah tentu Dia tahu kapan hari Tuhan itu.

2) Bapa tahu kapan hari Tuhan / hari kedatangan Kristus yang keduakalinya dan itu pasti terjadi sesuai dengan pengetahuanNya. Jadi, hari itu pasti tertentu, dan kalau hari itu tertentu, pasti hari itu telah ditentukan. Dan tidak mungkin ada siapapun atau apapun yang bisa menentukannya, selain Tuhan sendiri!

Mengapa Yesus belum datang untuk kedua-kalinya? Karena waktunya belum tiba!

II) Apakah Yesus Kristus akan segera datang kembali, dan apakah Ia bisa datang kapan saja?

1) Memang ada ayat-ayat yang kelihatannya menunjukkan bahwa kedatangan Yesus Kristus yang kedua-kalinya akan terjadi kapan saja, bahkan dalam waktu yang sangat dekat, seperti:

a) Matius 24:42 - “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.”.

b) Ibrani 10:37 - “‘Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatanganNya.”.

c) Wahyu 22:7 - “‘Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!’”.

2) Tetapi penafsiran ayat-ayat di atas harus dilakukan dengan memperhatikan fakta bahwa sampai sekarang sudah 2000 tahun berlalu dan Yesus belum datang untuk kedua-kalinya. Juga harus diperhatikan ayat-ayat lain seperti:

a) Mat 24:5-14,21-22,29-31 - “(5) Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaKu dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. (6) Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. (7) Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. (8) Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru. (9) Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena namaKu, (10) dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. (11) Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. (12) Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. (13) Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. (14) Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.’ ... (21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. (22) Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat. ... (29) ‘Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. (30) Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya. (31) Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.”.

Catatan: Kebanyakan, atau mungkin semua, ahli theologia Reformed, beranggapan bahwa Mat 24 ini mendapatkan penggenapan awal / sebagian pada peristiwa penghancuran Yerusalem pada tahun 70 M., tetapi akan mendapatkan penggenapan lanjutan yang lebih sempurna / lengkap / penuh pada akhir jaman (menjelang kedatangan Kristus yang kedua-kalinya).

b) 2Tesalonika 2:2-4 - “(2) supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. (3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.”.

c) Matius 25:19 - “Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.”.

d) Lukas 19:11 - “Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataanNya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan.”.

Karena adanya orang-orang yang menyangka seperti itu, lalu Yesus menceritakan perumpamaan tentang uang mina dalam Lukas 19:12-27.

e) Matius 25:5 - “Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.”.

f) 2Pet 3:3-4 - “(3) Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. (4) Kata mereka: ‘Di manakah janji tentang kedatanganNya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.’”.

3) Ayat kunci untuk mengharmoniskan adalah 2Pet 3:8.

2Petrus 3:8 - “Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.”.

Kalau dikatakan bahwa Yesus akan segera datang, itu dari sudut pandang ilahi, dan bagi Dia satu hari sama seperti 1000 tahun dan 1000 tahun seperti satu hari, yang berarti bahwa Ia tidak terbatas waktu. Tetapi dari sudut pandang manusia, Yesus tidak akan segera datang. Kitab Suci mengatakan bahwa ada hal-hal yang harus terjadi sebelum kedatangan Kristus yang kedua-kalinya, dan karena itu kedatangan Kristus yang kedua-kalinya itu tidak bisa terjadi segera / kapan saja. Memang kalau hal-hal itu sudah terjadi, maka kedatangan Kristus yang kedua-kalinya itu bisa terjadi kapan saja. Tetapi kalau hal-hal itu belum terjadi, maka kedatangan Kristus yang kedua-kalinya itu tidak mungkin bisa terjadi.

III) Tanda-tanda yang harus mendahului kedatangan Yesus Kristus yang kedua-kalinya.

1) Tanda-tanda yang membuktikan / menunjukkan kasih karunia Allah.

a) Pemberitaan Injil ke seluruh dunia / kepada semua bangsa.

1. Dasar Kitab Suci.

Matius 24:14 - “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.’”.

2. Arti dari pemberitaan Injil ke seluruh dunia / segala bangsa.

Ini tidak boleh diartikan bahwa setiap individu di dunia harus sudah mendengar Injil, tetapi sebaliknya, adanya 1 misionaris di setiap negara / bangsa tidak bisa dijadikan alasan untuk mengatakan bahwa syarat ini sudah terpenuhi. Jadi, semua bangsa harus sudah mendengar Injil dalam arti bahwa dalam negara / bangsa itu Injil sudah tersebar secara umum, sehingga bangsa itu mendapat kesempatan untuk menerima ataupun menolak Kristus.

Dalam arti seperti ini boleh dikatakan tidak mungkin kita bisa tahu apakah tanda yang satu ini sudah terjadi atau belum. Allah yang mengetahui hal itu, bukan kita.

3. Ini mengharuskan orang Kristen untuk lebih rajin / tekun / bersungguh-sungguh dalam memberitakan Injil!

Dengan memberitakan Injil, boleh dikatakan kita ‘mempercepat’ kedatangan Kristus yang kedua-kalinya.

2Pet 3:12a - “yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah”.

Memang ada yang menafsirkan bahwa kata-kata ini hanya berarti ‘sangat menginginkan kedatangan hari Allah’. Tetapi ada juga yang menafsirkan ‘mempercepat kedatangan hari Allah’.

Jamieson, Fausset & Brown (tentang 2Pet 3:12): “‘Hasting unto.’ ... The Greek may mean ‘hastening onward the day of God;’ not that God’s time is changeable, but God appoints us as instruments of accomplishing those events which must be first before the day can come. By praying for His coming, furthering the preaching of the Gospel for a witness to all nations, and bringing in those whom ‘the long-suffering of God’ waits to save, we hasten the coming of the day of God.” [= ‘Mempercepat’. ... Kata Yunaninya bisa berarti ‘mempercepat kedatangan hari Allah’; BUKAN BAHWA WAKTU ALLAH ITU BISA BERUBAH, tetapi Allah menetapkan kita sebagai alat-alat untuk mengerjakan peristiwa-peristiwa yang harus terjadi lebih dulu sebelum hari itu bisa datang. Dengan berdoa untuk kedatanganNya, melanjutkan / memajukan pemberitaan Injil sebagai suatu kesaksian bagi semua bangsa, dan membawa masuk mereka yang ditunggu untuk diselamatkan oleh ‘kepanjangsabaran Allah’, kita mempercepat kedatangan hari Allah.].

Pulpit Commentary (tentang 2Petrus 3:12): “St. Peter seems to represent Christians as ‘hastening the coming (literally, ‘presence’) of the day of God’ by ... helping to spread the knowledge of the gospel (Matt. 24:14).” [= Santo Petrus kelihatannya menggambarkan orang-orang kristen sebagai ‘mempercepat kedatangan (secara hurufiah, ‘kehadiran’) hari Allah’ dengan ... membantu menyebarkan pengetahuan Injil (Matius 24:14).] - hal 69.

Penerapan: berapa banyak dan berapa sering saudara memberitakan Injil?

b) Keselamatan / pertobatan Israel (yang termasuk orang pilihan).

Sebetulnya Perjanjian Lama juga berbicara / menubuatkan tentang akan terjadinya pertobatan dari Israel.

Zakh 12:10 - “‘Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.”.

Zakh 13:1 - “‘Pada waktu itu akan terbuka suatu sumber bagi keluarga Daud dan bagi penduduk Yerusalem untuk membasuh dosa dan kecemaran.”.

Tetapi text yang paling diperdebatkan dalam persoalan ini adalah text Perjanjian Baru di bawah ini.

Roma 11:25-29 - “(25) Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk. (26) Dengan jalan demikian SELURUH ISRAEL AKAN DISELAMATKAN, seperti ada tertulis: ‘Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. (27) Dan inilah perjanjianKu dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka.’ (28) Mengenai Injil mereka adalah seteru Allah oleh karena kamu, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang. (29) Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilanNya.”.

Louis Berkhof mengatakan (hal 699) bahwa orang-orang yang menganut Premillenialisme menggunakan text-text ini untuk mengatakan bahwa akan terjadi pemulihan terhadap Israel sebagai bangsa dan juga pertobatan Israel, dan ini akan terjadi persis sebelum, atau pada saat pemerintahan 1000 tahun dari Yesus Kristus.

Louis Berkhof mengatakan bahwa ada beberapa alasan untuk menolak penafsiran ini, yaitu:

1. Adanya text-text Kitab Suci yang menunjukkan secara jelas tentang perlawanan dari orang-orang Yahudi terhadap kekristenan, dan tentang kepastian bahwa mereka kehilangan kedudukan mereka sebagai anak-anak Kerajaan.

Matius 8:11-12 - “(11) Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, (12) sedangkan ANAK-ANAK KERAJAAN ITU AKAN DICAMPAKKAN KE DALAM KEGELAPAN YANG PALING GELAP, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.’”.

Matius 21:28-46 - “(28) ‘Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. (29) Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. (30) Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. (31) Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?’ Jawab mereka: ‘Yang terakhir.’ Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. (32) Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya.’ (33) ‘Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. (34) Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. (35) Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. (36) Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. (37) Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. (38) Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. (39) Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. (40) Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?’ (41) Kata mereka kepadaNya: ‘Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.’ (42) Kata Yesus kepada mereka: ‘Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. (43) Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa KERAJAAN ALLAH AKAN DIAMBIL DARI PADAMU DAN AKAN DIBERIKAN KEPADA SUATU BANGSA YANG AKAN MENGHASILKAN BUAH KERAJAAN ITU. (44) [Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.]’ (45) Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkanNya. (46) Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi.”.

Mat 22:1-14 - “(1) Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: (2) ‘Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. (3) Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. (4) Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. (5) Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, (6) dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. (7) Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. (8) Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi ORANG-ORANG YANG DIUNDANG TADI TIDAK LAYAK UNTUK ITU. (9) Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. (10) Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. (11) Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. (12) Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. (13) Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. (14) Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.’”.

2. Penafsiran dari Ro 11:26 harus disesuaikan kontextnya, yaitu Ro 9-11.

Louis Berkhof mengatakan bahwa penafsiran dari Ro 11:26, yang banyak dipakai orang-orang kristen tertentu sebagai dasar pandangan bahwa seluruh Israel akan bertobat, harus ditafsirkan sesuai dengan kontextnya, yaitu Ro 9-11. Dalam Ro 9-11 itu Paulus sebetulnya mendiskusikan pertanyaan, bagaimana janji Allah kepada Israel bisa diharmoniskan dengan penolakan sebagian besar orang Israel. Paulus pertama-tama menunjukkan dalam Ro 9-10 bahwa janji itu berlaku bukan bagi Israel secara daging, tetapi kepada Israel rohani. Dan selanjutnya, Paulus mengatakan bahwa Allah tetap mempunyai orang-orang pilihanNya dalam kalangan bangsa Israel, dan di antara mereka tetap ada suatu sisa menurut pilihan kasih karunia (Ro 11:1-10). Dan bahkan pengerasan terhadap Israel bukanlah tujuan akhir Allah, tetapi merupakan cara untuk membawa keselamatan kepada orang-orang non Yahudi. Ini akan menyebabkan kecemburuan orang-orang Yahudi. Louis Berkhof mengatakan bahwa pengerasan terhadap Israel bukan pengerasan total, tetapi hanyalah pengerasan sebagian (Ro 11:25b), karena dalam setiap jaman selalu ada orang-orang Yahudi yang percaya kepada Yesus / menerima Yesus. Allah akan terus mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari kalangan orang-orang Yahudi sampai seluruh orang-orang pilihan dalam kalangan non Yahudi diselamatkan, dan dengan demikian ‘seluruh Israel’ (Ro 11:26), artinya jumlah yang penuh dari orang-orang Israel yang sesungguhnya, akan diselamatkan.

Jadi, istilah ‘seluruh Israel’ tidak menunjuk kepada seluruh bangsa Israel, tetapi Israel rohani, atau orang-orang pilihan dari kalangan orang Israel.

Bdk. Roma 11:26 - “Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: ‘Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub.”.

Catatan: Herman Hoeksema (hal 788-793) memberikan penguraian panjang lebar tentang Ro 11:26, dan ia akhirnya sampai pada kesimpulan yang sama seperti Louis Berkhof. Kata-kata ‘seluruh Israel’ ia tafsirkan menunjuk kepada orang-orang pilihan dari kalangan Israel / Yahudi.

3. Anthony A. Hoekema menambahkan (hal 144) bahwa kalau pertobatan bangsa Israel hanya akan terjadi pada akhir jaman, maka itu hanya berlaku untuk generasi dari bangsa Israel yang hidup pada saat itu, dan ini hanya merupakan sebagian kecil dari ‘seluruh Israel’ dan karena itu tidak cocok untuk disebut sebagai ‘seluruh Israel’!

4. Anthony A. Hoekema juga mengatakan (hal 144-145) bahwa Ro 11:26a mengatakan “Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan,”.

Anthony A. Hoekema: “The text does not say, ‘And then all Israel will be saved.’ If Paul had wished to convey this thought, he could have used a word which means ‘then’ (like TOTE or EPEITA). But he used the word HOUTOS, which describes not temporal succession but manner, and which means ‘thus,’ ‘so,’ or ‘in this way.’ In other words, Paul is not saying, ‘Israel has experienced hardening in part until the full number of the Gentiles has come in, and then (after this has happened) all Israel will be saved.’ But he is saying, ‘Israel has experienced a hardening in part until the full number of the Gentiles has come in, and in this way all Israel will be saved.’” [= Textnya tidak mengatakan, ‘Dan lalu seluruh Israel akan diselamatkan’. Seandainya Paulus ingin menyampaikan pemikiran ini, ia bisa menggunakan suatu kata yang berarti ‘lalu’ (seperti TOTE dan EPEITA). Tetapi ia menggunakan kata HOUTOS, yang tidak menggambarkan penggantian yang berhubungan dengan waktu tetapi cara, dan yang berarti ‘demikianlah’, ‘begitulah’, atau ‘dengan cara ini’. Dengan kata lain, Paulus bukan berkata, ‘Israel telah mengalami pengerasan sebagian sampai jumlah yang penuh dari orang-orang non Yahudi telah masuk, dan lalu (setelah hal ini telah terjadi) seluruh Israel akan diselamatkan’. Tetapi ia mengatakan, ‘Israel telah mengalami pengerasan sebagian sampai jumlah yang penuh dari orang-orang non Yahudi telah masuk, dan dengan cara ini seluruh Israel akan diselamatkan’.] - ‘The Bible and The Future’, hal 144-145.

Jadi, Anthony A. Hoekema menafsirkan (hal 145) bahwa yang dimaksudkan oleh Paulus adalah sebagai berikut: Ia sudah mengajarkan bahwa melalui ketidak-percayaan Israel, keselamatan sampai kepada bangsa-bangsa lain. Dan ini menyebabkan kecemburuan Israel. Semua ini sudah terjadi, dan tetap terjadi, dan masih akan terjadi terus.

Jadi, Allah menggenapi janjiNya kepada Israel dengan cara sebagai berikut: sekalipun Israel dikeraskan dalam ketidak-percayaan, tetapi yang dikeraskan itu hanyalah sebagian dari Israel, bukan seluruh Israel. Dengan kata lain, Israel akan terus berbalik kepada Tuhan sampai kedatangan Kristus yang kedua-kalinya, sementara pada saat yang sama orang-orang non Yahudi juga akan dikumpulkan. Dan dengan cara ini maka seluruh Israel akan diselamatkan.

Ada pandangan yang lain, yang menganggap bahwa istilah ‘seluruh Israel’ dalam Ro 11:26 menunjuk kepada ‘semua orang-orang pilihan dari Israel dan non Israel’. Pandangan ini dianut antara lain oleh Calvin.

Anthony A. Hoekema mengatakan (hal 144) bahwa keberatan terhadap pandangan ini adalah bahwa dalam Ro 9-11 istilah ‘Israel’ muncul 11 x. Dan selain dalam Ro 11:26 itu, istilah ini selalu menunjuk kepada ‘bangsa Israel / Yahudi’, dan mengkontraskannya dengan ‘bangsa-bangsa non Israel / Yahudi’. Jadi, tak ada alasan untuk menganggap bahwa dalam Ro 11:26 istilah itu menunjuk kepada ‘bangsa Israel / Yahudi dan non Israel / Yahudi’.

Anthony A. Hoekema lalu menyimpulkan:

a. Dengan penafsiran seperti itu, kita tidak akan bisa mengetahui kapan tanda ini betul-betul sudah tergenapi (karena kita tidak tahu jumlah orang-orang pilihan baik dari kalangan Israel maupun non Israel), dan karena itu kita juga tidak bisa menentukan kapan Yesus akan datang kedua-kalinya.

b. Gereja harus tetap memikirkan penginjilan terhadap Israel, sekalipun pada saat yang sama harus dicamkan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang tegar tengkuk!!! Kesombongan mereka karena menganggap diri tetap sebagai bangsa pilihan, membuat penginjilan terhadap mereka sangat sukar!!

2) Tanda-tanda yang menunjukkan permusuhan terhadap Allah.

a) Masa kesukaran besar (the great tribulation).

Mat 24:9,15-21 - “(9) Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena namaKu, ... (15) ‘Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel - para pembaca hendaklah memperhatikannya - (16) maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. (17) Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, (18) dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. (19) Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu. (20) Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat. (21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.”. Bdk. Mark 13:9-20 Luk 21:12-24.

Yang menjadi problem adalah bahwa Mat 24 / Mark 13 / Luk 21 merupakan suatu text yang sangat sukar penafsirannya. Untuk melihat itu, perhatikan beberapa komentar yang penting dari Anthony A. Hoekema tentang penafsiran dari Matius 24:3-51 / Markus 13:3-37 / Lukas 21:5-36.

Anthony A. Hoekema: “This is, however, a very difficult passage to interpret. What makes it so difficult is that some parts of the discourse obviously refer to the destruction of Jerusalem which lies in the near future, whereas other parts of it refer to the events which will accompany the Parousia at the end of the age.” [= Tetapi ini merupakan suatu text yang sangat sukar untuk ditafsirkan. Apa yang membuatnya begitu sukar adalah bahwa beberapa bagian dari percakapan / pelajaran itu jelas menunjuk pada kehancuran Yerusalem yang terletak di masa depan yang dekat, sementara bagian-bagian lain dari percakapan / pelajaran itu menunjuk pada peristiwa-peristiwa yang akan menyertai PAROUSIA (= kehadiran / kedatangan) pada akhir jaman.] - ‘The Bible and The Future’, hal 148.

Sekarang perhatikan awal dari percakapan / pelajaran dalam Mat 24 tersebut.

Matius 24:1-3 - “(1) Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi. Maka datanglah murid-muridNya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah. (2) Ia berkata kepada mereka: ‘Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.’ (3) Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-muridNya kepadaNya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: ‘Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatanganMu dan tanda kesudahan dunia?’”.

Anthony A. Hoekema mengatakan (hal 148) bahwa pertanyaan dari para murid memang berkenaan dengan 2 topik. Alasannya:

1. Kata-kata “bilamanakah itu akan terjadi” jelas berhubungan dengan kata-kata Yesus bahwa Bait Allah akan diruntuhkan, dan karena itu, pertanyaan ini berhubungan dengan kehancuran Yerusalem pada tahun 70 M.

2. Kata-kata “apakah tanda kedatanganMu dan tanda kesudahan dunia” jelas berhubungan dengan kedatangan Kristus yang kedua-kalinya / akhir jaman.

Jadi, karena pertanyaannya memang terdiri dari 2 topik, tidak aneh kalau dalam jawaban Yesus kedua hal itu (kehancuran Yerusalem dan akhir jaman) juga tercakup kedua-duanya.

Anthony A. Hoekema: “As we read the discourse, however, we find that aspects of these two topics are intermingled; matters concerning the destruction of Jerusalem (epitomized by the destruction of the temple) are mingled together with matters which concern the end of the world - so much so that it is sometimes hard to determine whether Jesus is referring to the one or the other or perhaps to both. Obviously the method of teaching used here by Jesus is that of prophetic foreshortening, in which events far removed in time and events in the near future are spoken of as if they were very close together.” [= Tetapi pada waktu kita membaca percakapan / pelajaran itu, kita mendapati bahwa kedua topik ini dicampur-aduk; hal-hal mengenai kehancuran Yerusalem (dilambangkan oleh kehancuran Bait Allah) dicampur-aduk dengan hal-hal yang berkenaan dengan akhir dunia ini - sedemikian banyak sehingga kadang-kadang sukar untuk menentukan apakah Yesus menunjuk pada yang satu atau yang lain atau mungkin pada keduanya. Jelas bahwa metode pengajaran yang digunakan di sini oleh Yesus adalah metode penyingkatan masa depan yang bersifat nubuatan, dalam mana peristiwa-peristiwa yang berada jauh di depan dan peristiwa-peristiwa yang ada di masa depan yang dekat dibicarakan seakan-akan mereka sangat dekat.] - ‘The Bible and The Future’, hal 148.

Anthony A. Hoekema: “The destruction of Jerusalem which lies in the near future is a type of the end of the world; hence the intermingling. The passage, therefore, deals neither exclusively with the destruction of Jerusalem nor exclusively with the end of the world; it deals with both - sometimes with the latter in terms of the former. ... In this discourse Jesus seems to be describing events associated with his Second Coming in terms of the people of Israel and of the life in Judea. These details, however, should not be interpreted with strict literalness.” [= Kehancuran Yerusalem yang terletak di masa depan yang dekat merupakan TYPE dari akhir dunia; dan karena itu keduanya dicampur-aduk. Karena itu, text tersebut tidak hanya membicarakan kehancuran Yerusalem ataupun akhir dunia ini; itu membicarakan keduanya - kadang-kadang membicarakan yang terakhir dengan istilah-istilah dari yang terdahulu. ... Dalam pembicaraan / pelajaran ini Yesus kelihatannya menggambarkan peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan kedatanganNya yang kedua-kalinya dengan istilah-istilah tentang bangsa Israel dan kehidupan di Yudea. Tetapi, detail-detail ini tidak boleh ditafsirkan dengan penghurufiahan yang ketat.] - ‘The Bible and The Future’, hal 149.

Anthony A. Hoekema: “Though the tribulation, persecution, suffering, and trials here predicted are described in terms which concern Palestine and the Jews, they must not be interpreted as having to do only with the Jews. Jesus was describing future events in terms which would be understandable to his hearers, in terms which had local ethnic and geographic color. We are not warranted, however, in applying these predictions only to the Jews, or in restricting their occurrence only to Palestine.” [= Sekalipun kesukaran, penganiayaan, penderitaan, dan ujian yang diramalkan di sini digambarkan dengan menggunakan istilah-istilah yang berkenaan dengan Palestina dan Yerusalem, hal-hal itu tidak boleh ditafsirkan sebagai berkenaan hanya dengan orang-orang Yahudi. Yesus sedang menggambarkan peristiwa-peristiwa di masa depan dengan menggunakan istilah-istilah yang bisa dimengerti bagi para pendengarNya, dengan menggunakan istilah-istilah yang mempunyai warna bangsa dan geografik setempat. Tetapi kita tidak dibenarkan dalam menerapkan ramalan-ramalan ini hanya kepada orang-orang Yahudi, atau dalam membatasi terjadinya hal-hal itu hanya pada Palestina.] - ‘The Bible and The Future’, hal 149.

Yang dimaksud dengan penggunaan istilah-istilah tentang bangsa Israel dan kehidupan di Yudea dan berkenaan dengan Palestina dan Yerusalem, adalah bagian-bagian di bawah ini.

Mat 24:9,15-20 - “(9) Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci SEMUA BANGSA oleh karena namaKu, ... (15) ‘Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel - para pembaca hendaklah memperhatikannya - (16) maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. (17) Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, (18) dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. (19) Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu. (20) Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.”.

Anthony A. Hoekema: “We conclude, then, that the sign of tribulation is not restricted to the end-time, but characterizes the entire age between Christ’s two comings. ... On the basis of Jesus’ words in Matthew 24:21-30, however, it would appear that there will also be a final, climactic, tribulation just before Christ returns.” [= Maka kami menyimpulkan bahwa tanda masa kesukaran besar ini tidaklah dibatasi pada akhir jaman, tetapi menjadi ciri / karakter dari seluruh jaman di antara dua kedatangan Kristus. ... Tetapi berdasarkan kata-kata Yesus dalam Mat 24:21-30, kelihatannya juga akan ada suatu kesukaran terakhir yang merupakan klimax, persis sebelum Kristus kembali.] - ‘The Bible and The Future’, hal 150-151.

Louis Berkhof mengatakan bahwa tidak diragukan bahwa kata-kata Yesus dalam Mat 24 ini mendapatkan ‘penggenapan sebagian’ dalam peristiwa kehancuran Yerusalem pada tahun 70 M., tetapi kata-kata Yesus ini akan mendapatkan ‘penggenapan lebih lanjut / sepenuhnya’ di masa yang akan datang dimana akan terjadi masa kesukaran yang jauh melebihi apapun yang pernah dialami / pernah terjadi (Mat 24:21 Mark 13:19).

Anthony A. Hoekema: “The sign of tribulation, like the other signs of times already discussed, does not enable us to date the Second Coming of Christ with exactness. The people of God must suffer tribulation throughout this era; when the final, intensified form of this tribulation will occur is hard to say.” [= Tanda kesukaran, seperti tanda-tanda jaman yang lain yang sudah dibicarakan, tidak memampukan kita untuk mengetahui kapan persisnya kedatangan Kristus yang kedua-kalinya itu akan terjadi. Umat Allah harus menderita kesukaran dalam sepanjang jaman ini; kapan bentuk kesukaran terakhir dan yang meningkat itu akan terjadi sukar untuk dikatakan.] - ‘The Bible and The Future’, hal 151.

Anthony A. Hoekema: “In any event, this sign should put us all on guard. When Christians suffer tribulation or persecution, this is to be recognized as a sign of the approaching return of Christ. The question is, Is our faith strong enough to withstand tribulation?” [= Bagaimanapun juga, tanda ini harus membuat kita semua berjaga-jaga. Pada waktu orang-orang kristen menderita kesukaran atau penganiayaan, ini harus dikenali sebagai suatu tanda dari mendekatnya kembalinya Kristus. Pertanyaannya, Apakah iman kita cukup kuat untuk menahan kesukaran?] - ‘The Bible and The Future’, hal 151.

Penerapan: kalau sekarang, hanya pada waktu mengalami kesukaran yang relatif kecil saja iman kita sudah goncang, dan kita sudah mundur dari Tuhan, bagaimana kalau nanti masa kesukaran besar (the great tribulation) itu terjadi?

b) Masa penyesatan / kemurtadan besar (the great apostasy).

1. Terjadinya masa penyesatan / kemurtadan besar (the great apostasy) bisa disebabkan karena terjadinya masa kesukaran besar (the great tribulation), tetapi juga karena munculnya banyak nabi-nabi palsu, dan Mesias / Kristus palsu, yang akan menyesatkan banyak orang dengan mujijat-mujijat palsu mereka.

Mat 24:9-10,24 - “(9) Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena namaKu, (10) dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. ... (24) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.”.

Karena itu kalau saudara adalah orang yang tergila-gila pada mujijat, saudara adalah orang yang sangat potensial untuk disesatkan!! Kita memang harus percaya bahwa mujijat tetap ada, tetapi juga harus hati-hati untuk tidak mempercayai seadanya mujijat!

2. Tentang masa penyesatan / kemurtadan besar (the great apostasy) itu, Paulus membicarakannya dalam:

a. 2Tesalonika 2:3 - “Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa,”.

b. 1Timotius 4:1 - “Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan”.

Paulus pasti sudah melihat kemurtadan itu pada jamannya, tetapi jelas bahwa ia menunjukkan bahwa akan datang suatu kemurtadan yang jauh lebih besar pada akhir jaman.

3. Orang-orang yang disesatkan / murtad adalah orang-orang dari kalangan Kristen, tetapi bukan orang kristen yang sejati. Sedangkan orang kristen yang sejati akan dijaga oleh Tuhan sehingga tidak akan disesatkan. Itu bisa terlihat dari banyak ayat ini:

Matius 24:24 - “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.”.

1Yohanes 2:18-19 - “(18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.”.

4. Penyesatan dan kemurtadan itu ada sejak abad pertama, tetapi menjelang kedatangan Yesus Kristus yang kedua-kalinya akan terjadi penyesatan dan kemurtadan dengan intensitas yang sangat meningkat.

Anthony A. Hoekema: “In the New Testament, however, we find predictions both of a continuing or recurring apostasy from the true worship of God throughout the history of the church and of a final apostasy which will precede the Parousia.” [= Tetapi dalam Perjanjian Baru, kita mendapati ramalan-ramalan tentang kemurtadan yang terus menerus dan berulang dari penyembahan yang benar terhadap Allah dalam sepanjang sejarah gereja dan tentang kemurtadan akhir yang akan mendahului Parousia.] - ‘The Bible and The Future’, hal 152.

Ini merupakan sesuatu yang ‘mengerikan’, karena kalau saat ini saja sudah begitu banyak ajaran sesat, nabi palsu, mujijat-mujijat palsu, dan juga sudah ada begitu banyak orang-orang yang sesat / murtad, bagaimana keadaan gereja kalau semua ini meningkat? Ini mengharuskan orang Kristen untuk rajin dan tekun dalam belajar Firman Tuhan!

5. Ini menyebabkan tidak mungkin bagi kita untuk bisa meramalkan kedatangan Kristus yang kedua-kalinya dengan persis dari tanda ini.

Anthony A. Hoekema: “As in the case of the other signs of the times, neither is this a sign which enables us to date Christ’s Second Coming with exactness. Certainly there has been apostasy in the church since New Testament times; undeniably there is apostasy in the church now. ... Yet who is to say exactly when or how the final apostasy will come? It may come very soon, or it may still be years away - we must be always ready, praying for grace that we may continue to stand fast in the faith.” [= Seperti dalam kasus dari tanda-tanda jaman yang lain, tanda inipun tidak memampukan kita untuk mengetahui saat kedatangan Kristus yang kedua-kalinya dengan tepat. Pasti sudah ada penyesatan / kemurtadan dalam gereja sejak jaman Perjanjian Baru; dan tidak bisa disangkal juga ada penyesatan / kemurtadan dalam gereja saat ini. ... Tetapi siapa yang bisa mengatakan dengan tepat kapan atau bagaimana penyesatan / kemurtadan akhir itu akan datang? Itu bisa datang segera, atau masih bertahun-tahun lagi - kita harus selalu siap sedia, berdoa untuk kasih karunia supaya kita bisa terus berdiri teguh dalam iman.] - ‘The Bible and The Future’, hal 153-154.

c) Kedatangan sang Anti Yesus Kristus.

1. Definisi dari ‘Anti Kristus’.

William E. Cox: “According to Greek lexicons ‘anti’ not only means to oppose Christ, it also means ‘for, instead of’ Christ (the anointed One). When antichrist comes he will claim that he is the Messiah and that this is his (Messiah’s) second advent. He will oppose Christ while acting as Christ.” [= Menurut lexicon-lexicon bahasa Yunani kata ‘anti’ tidak hanya berarti menentang Kristus, itu juga berarti ‘menggantikan, sebagai ganti’ Kristus (Orang yang diurapi). Pada saat Anti Kristus datang ia akan mengclaim bahwa ia adalah sang Mesias dan bahwa ini adalah kedatanganNya (dari Mesias) yang kedua. Ia akan menentang Kristus sementara bertindak sebagai / seperti Kristus.] - ‘Biblical Studies in Final Things’, hal 109.

2. Ayat-ayat Kitab Suci yang membicarakan Anti Kristus.

Istilah ‘Anti Kristus’ muncul hanya dalam surat Yohanes, yaitu dalam:

a. 1Yoh 2:18,22 - “(18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. ... (22) Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.”.

b. 1Yohanes 4:3 - “dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.”.

c. 2Yoh 7 - “Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus.”.

Istilah ‘Anti Kristus’ ini menunjuk kepada orang-orang yang menyamar sebagai Kristus tetapi sebetulnya menentang Kristus. Dan dari kata-kata Yohanes ini, khususnya dalam 1Yoh 2:18, kelihatannya sekalipun pada jamannya sudah ada banyak anti Kristus, tetapi mereka semua hanyalah semacam pendahulu, dan masih akan datang seorang Anti Kristus yang tertinggi (The Anti Christ / Sang Anti Kristus).

Anthony A. Hoekema: “We can thus expect to continue to find antichristian powers and persons in every era of the church of Jesus Christ until his Second Coming. This sign of the times, therefore, like the others, is one that marks the entire era of the church between Christ’s two comings, and one that has relevance for the church today. We must be constantly on our guard against antichrists, and against antichristian teachings and practices.” [= Maka kita bisa mengharapkan untuk terus menerus mendapati kekuatan-kekuatan dan pribadi-pribadi yang anti Kristen dalam setiap jaman dari gereja Yesus Kristus sampai kedatanganNya yang kedua-kalinya. Karena itu, tanda jaman ini, sama seperti yang lainnya, adalah tanda yang menandai seluruh jaman dari gereja di antara dua kedatangan Kristus, dan merupakan tanda yang berhubungan dengan gereja pada saat ini. Kita harus selalu berjaga-jaga terhadap Anti Kristus - Anti Kristus, dan terhadap ajaran-ajaran dan praktek-praktek anti Kristen.] - ‘The Bible and The Future’, hal 158.

3. Siapakah Anti Kristus itu?

Dari semua ayat-ayat Kitab Suci di atas bisa disimpulkan bahwa:

a. Anti Kristus itu sudah ada pada jaman rasul Paulus dan Yohanes.

b. Anti Kristus itu akan mencapai kekuatan puncaknya pada saat-saat mendekati akhir jaman.

c. Mungkin kekuatan Anti Kristus itu akhirnya akan terkonsentrasi dalam seorang pribadi, perwujudan dari semua kejahatan.

William E. Cox: “Antichrist might be defined as a demonic-human adversary of Christ who will appear before the second advent as the last oppressor and persecutor of Christians.” [= Anti Kristus bisa didefinisikan sebagai musuh Kristus yang merupakan manusia-setan, yang akan muncul sebelum kedatangan yang kedua-kalinya sebagai penindas dan penganiaya terakhir dari orang-orang kristen.] - ‘Biblical Studies in Final Things’, hal 108.

Anthony A. Hoekema: “This sign, too, does not enable us to date the return of Christ with precision. We simply do not know how the final antichrist will rise or what form his appearance will take.” [= Tanda ini, juga, tidak memampukan kita untuk menentukan kembalinya Kristus dengan tepat. Kita tidak tahu bagaimana sang Anti Kristus yang terakhir akan muncul atau apa bentuk pemunculannya.] - ‘The Bible and The Future’, hal 162.

3) Tanda-tanda yang menunjukkan penghakiman / penghukuman ilahi.

Matius 24:6-8 - “(6) Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. (7) Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. (8) Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.”.

Matius 24:29-30 - “(29) ‘Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. (30) Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya.”.

Lukas 21:9-11 - “(9) Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.’ (10) Ia berkata kepada mereka: ‘Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, (11) dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.”.

Luk 21:25-26 - “(25) ‘Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. (26) Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.”.

Dari ayat-ayat di atas bisa terlihat bahwa sebelum kedatangan Kristus yang kedua-kalinya akan terjadi:

a) Perang, gempa bumi, kelaparan.

Tanda-tanda ini merupakan hal-hal yang sudah banyak terjadi, sehingga sukar untuk menentukan apakah yang sedang terjadi betul-betul merupakan tanda dari akhir jaman tersebut.

Anthony A. Hoekema: “Like the other signs, these too mark the entire period between Christ’s first and second coming.” [= Seperti tanda-tanda yang lain, tanda-tanda ini juga menandai seluruh periode di antara kedatangan Kristus yang pertama dan kedatangan Kristus yang kedua-kalinya.] - ‘The Bible and The Future’, hal 163.

Anthony A. Hoekema: “These are not, strictly speaking, signs of the end. ... In other words, when wars, earthquakes, and famines occur, we are not to assume that the return of Christ is immediately at hand. These signs ‘point toward the end and provide a pledge that it will come.’” [= Tanda-tanda ini, secara ketat, bukanlah tanda dari akhir jaman. ... Dengan kata lain, pada waktu perang-perang, gempa-gempa bumi, dan kelaparan-kelaparan terjadi, kita tidak boleh menganggap bahwa kembalinya Kristus sudah dekat. Tanda-tanda ini ‘menunjuk ke arah akhir jaman dan memberikan suatu janji bahwa itu akan datang’.] - ‘The Bible and The Future’, hal 163.

Matius 24:6,8 - “(6) Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. ... (8) Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.”.

Dikatakan bahwa menjelang akhir jaman tanda-tanda ini akan meningkat dalam jumlah / banyaknya dan intensitasnya. Tetapi pada saat hal-hal itu meningkat dalam jumlah dan intensitasnya, kita tetap tidak akan tahu apakah itu memang tanda akhir jaman, ataukah tanda-tanda itu masih akan meningkat lagi dalam jumlah dan intensitasnya sebelum akhir jaman tiba.

Catatan: di antara tanda-tanda kedatangan Kristus yang kedua-kalinya ini jelas ada hal-hal yang sangat tidak menyenangkan bagi orang-orang percaya, seperti adanya masa kesukaran besar (the great tribulation), nabi-nabi palsu, mujijat-mujijat palsu, dan khususnya sang Anti Kristus itu sendiri. Dan tentu saja tanda yang ini, yaitu perang, gempa bumi, dan kelaparan, juga merupakan hal-hal yang sangat tidak menyenangkan bagi orang-orang percaya. Tetapi Anthony A. Hoekema (‘The Bible and The Future’, hal 135) mengatakan bahwa TANDA-TANDA YANG TIDAK MENYENANGKAN ITU BISA MENJADI HAL-HAL YANG MENYENANGKAN BAGI ORANG-ORANG PERCAYA, KALAU MEREKA MEMANDANGNYA SECARA BENAR. Pada waktu nubuat-nubuat berkenaan dengan hal-hal itu terjadi, mereka bisa mengingat bahwa itu telah dinubuatkan, dan karena itu TERJADINYA HAL-HAL ITU MENUNJUKKAN BAHWA SEMUA ITU ADA DALAM KONTROL DARI ALLAH SENDIRI. Semua itu bukan saja tak bisa mengalahkan tujuan / rencana Allah yang kekal, tetapi bahkan menggenapinya. Juga bahwa tanda-tanda itu menunjukkan bahwa Kristus sedang dalam perjalanan untuk datang kedua-kalinya.

Anthony A. Hoekema: “believers pay attention to them. When they do so, the signs become for them joyful tidings: indications that the Lord is on the throne, and that his return is near. Even when he sees the unpleasant signs, therefore (like apostasy, false prophets and false Christ, persecution and tribulation), the believer is not discouraged. For he knows that antichristian forces are always under God’s control, and can never defeat God’s ultimate purpose. He knows, too, that even these unpleasant signs are to be expected, and are indications that Christ’s return is on the way.” [= orang-orang percaya memperhatikan tanda-tanda itu. Pada waktu mereka melakukan demikian, tanda-tanda itu bagi mereka menjadi berita sukacita: petunjuk bahwa Tuhan ada di takhtaNya, dan bahwa kembalinya Dia sudah dekat. Karena itu, bahkan pada waktu ia melihat tanda-tanda yang tidak menyenangkan (seperti kemurtadan, nabi-nabi palsu, dan Kristus palsu, penganiayaan dan kesukaran), orang percaya tidak kecil hati. Karena ia tahu bahwa kekuatan-kekuatan anti kristen selalu ada di bawah kontrol dari Allah, dan tidak pernah bisa mengalahkan rencana / tujuan akhir dari Allah. Ia juga tahu bahwa bahkan tanda-tanda yang tidak menyenangkan ini harus diharapkan, dan merupakan petunjuk-petunjuk bahwa kembalinya Kristus ada dalam perjalanan.] - ‘The Bible and The Future’, hal 135.

b) Tanda-tanda di langit pada benda-benda angkasa.

Ada yang menganggap ini bukan sebagai sesuatu yang bersifat hurufiah, tetapi hanya simbolis, misalnya William R. Kimball (‘What the Bible says about the Great Tribulation’, hal 157). Ia mengatakan (hal 159-162) bahwa:

1. Gelora laut (Lukas 21:25) / air menyimbolkan bangsa-bangsa / orang-orang. Ini ia dasarkan pada:

a. Wahyu 17:15 - “Lalu ia berkata kepadaku: ‘Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.”.

b. Yesaya 57:20 - “Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur.”.

2. Matahari, bulan dan bintang sering digunakan dalam hubungan dengan huru hara, bencana alam, dan pergolakan politik.

William Hendriksen: “In connection with this apocalyptic picture strict literalness must be avoided. Until this prophetic panorama becomes history we shall probably not know how much of this description must be taken literally and how much figuratively. Observe, however, that the convulsions here described do not blot the human race. Today, by means of sensational books and articles, we are being told that this or that frightfully destructive bombs will completely wipe out humanity. There are also scientists who tell us that the sun will gradually lose its mass - hence its gravitational pull - and that as a result the earth will recede farther and farther away from the solar orb and from its heat. Cold winds accompanied by blinding snow will cause the human race to freeze to death. According to another theory, however, some day a celestial body - call it a ‘star’ or a star-fragment’ - will come whizzing toward our planet. Before it even touches the earth, buildings and homes everywhere will be a sea of flames, and everybody will be roasted to death. But according to the passages which we are now studying (also according to 1Thessalonians 4:17) there will still be people on earth when Jesus returns!” [= Berkenaan dengan gambaran apokaliptik ini penghurufiahan yang ketat harus dihindarkan. Sampai pemandangan yang bersifat nubuatan ini terjadi, kita mungkin tidak akan tahu seberapa dari penggambaran ini harus dianggap bersifat hurufiah dan seberapa bersifat kiasan. Tetapi perhatikan, bahwa kekacauan yang digambarkan di sini tidak menghapuskan umat manusia. Jaman sekarang, melalui buku-buku dan artikel-artikel yang sensasional, kita diberi tahu bahwa bom-bom penghancur yang sangat menakutkan yang ini atau yang itu akan menghapuskan umat manusia secara total. Juga ada ilmuwan-ilmuwan yang memberitahu kita bahwa matahari akan kehilangan massanya secara perlahan-lahan - dan dengan demikian juga kehilangan gaya tarik gravitasinya - dan bahwa sebagai akibatnya maka bumi akan makin lama makin menjauh dari matahari dan dari panasnya. Angin yang dingin disertai dengan salju yang menyilaukan akan menyebabkan umat manusia membeku sampai mati. Tetapi menurut teori yang lain, suatu hari suatu benda langit, sebutkan itu sebuah bintang atau pecahan dari bintang, akan datang dengan cepat ke arah planet kita. Bahkan sebelum benda itu menyentuh bumi, bangunan-bangunan dan rumah-rumah di mana-mana akan menjadi lautan api, dan setiap orang akan dipanggang sampai mati. Tetapi menurut text-text yang sekarang sedang kita pelajari (juga menurut 1Tes 4:17) di sana tetap akan ada orang-orang di bumi pada saat Yesus datang kembali!] - ‘The Bible on the Life Hereafter’, hal 139.

IV) Beberapa kesalahan umum berkenaan dengan tanda-tanda akhir jaman ini.

1) Menganggap bahwa tanda-tanda ini hanya berkenaan dengan saat-saat menjelang kedatangan Yesus Kristus yang kedua-kalinya.

Anthony A. Hoekema: “One such mistaken understanding is to think of the signs of times as referring exclusively to the end-time, as if they had to do only with the period immediately preceding the Parousia and had nothing to do with the centuries preceding the Parousia.” [= Salah satu kesalah-mengertian seperti itu adalah menganggap tanda-tanda jaman itu sebagai menunjuk secara eksklusif hanya pada akhir jaman, seakan-akan tanda-tanda itu hanya berurusan dengan periode persis sebelum PAROUSIA dan tidak berurusan dengan abad-abad yang mendahului PAROUSIA.] - ‘The Bible and The Future’, hal 130.

2) Menganggap bahwa tanda-tanda ini haruslah berupa sesuatu yang betul-betul bersifat spektakuler.

Anthony A. Hoekema: “Another mistaken understanding of these signs is to think of them only in terms of abnormal, spectacular, or catastrophic events. ... Instead of looking for spectacular signs, therefore God’s people should be on the alert to discern the signs of Christ’s return primarily in the nonspectacular processes of history.” [= Kesalah-mengertian yang lain dari tanda-tanda ini adalah menganggap mereka hanya sebagai peristiwa-peristiwa yang luar biasa / tidak normal, spektakuler, dan berupa bencana besar. ... Karena itu, dari pada mencari tanda-tanda spektakuler, umat Allah harus waspada untuk melihat tanda-tanda dari kembalinya Kristus terutama dalam proses-proses sejarah yang tidak spektakuler.] - ‘The Bible and The Future’, hal 130,131.

3) Meramalkan saat kedatangan Yesus Kristus yang kedua-kalinya berdasarkan sudah terjadinya tanda-tanda tersebut.

Anthony A. Hoekema: “A third wrong understanding of the signs of the times is to attempt to use them as a way of dating the exact time of Christ’s return. Such attempts have been made throughout Christian history.” [= Kesalah-mengertian yang ketiga dari tanda-tanda jaman adalah mencoba untuk menggunakan tanda-tanda itu sebagai cara / jalan untuk menentukan saat yang tepat dari kembalinya Kristus. Usaha-usaha seperti itu telah dibuat dalam sepanjang sejarah Kristen.] - ‘The Bible and The Future’, hal 131.

Anthony A. Hoekema: “Christ himself, however, condemned all such attempts when he told us that no one knows the day or the hour of his return, not even the Son (Mark 13:32 Mat 24:36). If Christ himself did not know the day, who are we that we should try to know more than Christ? The signs of the times tell us about the certainty of the Second Coming, but do not divulge its precise date.” [= Tetapi Kristus sendiri mengecam semua usaha seperti itu pada waktu Ia berkata kepada kita bahwa tak seorangpun tahu hari dan saat dari kembalinya Dia, bahkan Anakpun tidak (Mark 13:32 Mat 24:36). Jika Kristus sendiri tidak mengetahui hari itu, siapakah kita sehingga kita berusaha untuk mengetahui lebih dari Kristus? Tanda-tanda jaman memberitahu kita kepastian dari kedatangan yang kedua-kalinya, tetapi tidak memberitahukan saatnya / tanggalnya yang persis.] - ‘The Bible and The Future’, hal 131.

Bdk. Matius 24:36,44 - “(36) Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.’ ... (44) Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.’”.

Catatan: 

a) Perhatikan kata-kata ‘pada saat yang tidak kamu duga’ dalam Mat 24:44 itu! Jadi, kalau ada orang-orang menduga bahwa Kristus akan datang kembali pada suatu tanggal / saat tertentu, justru itu menunjukkan Kristus tidak mungkin datang pada saat itu!

b) Karena itu kalau ada orang, siapapun dia adanya, yang meramalkan saat kedatangan Yesus yang kedua-kalinya, saudara bisa pastikan bahwa orang itu adalah orang yang kacau pengertiannya tentang Alkitab, bahkan sangat mungkin merupakan orang yang sesat / nabi palsu!

4) Membuat / meramalkan urut-urutan yang pasti tentang terjadinya tanda-tanda akhir jaman itu.

Anthony A. Hoekema: “A fourth wrong use of the signs culminates in the attempt to construct an exact timetable of future happenings. This attempts has been characteristic of many eschatologically oriented sectarian movements; it continues to be characteristic of certain types of dispensationalism.” [= Penggunaan keempat yang salah dari tanda-tanda itu memuncak dalam usaha untuk menyusun daftar yang tepat dari kejadian-kejadian yang akan datang. Usaha ini merupakan ciri khas dari gerakan-gerakan sekte yang berpusatkan pada eschatology; itu terus menjadi ciri dari type-type tertentu dari dispensationalisme.] - ‘The Bible and The Future’, hal 131-132.

Di sini diperlukan sikap hati-hati dalam menafsirkan nubuat; dalam hal ini, khususnya yang berhubungan dengan kedatangan Kristus yang kedua-kalinya.

Charles Hodge (‘Systematic Theology’, vol III, hal 790-792) memberikan suatu pengajaran tentang penafsiran nubuat yang sangat penting diperhatikan.

Ia mengatakan bahwa nubuat diberikan supaya kita mengerti tentang hal-hal tertentu yang akan datang, tetapi dengan suatu cara yang berbeda dengan kalau kita menafsirkan cerita-cerita sejarah tentang hal-hal pada masa lampau.

Charles Hodge: “Prophecy is very different from history. It is not intended to give us a knowledge of the future, analogous to that which history gives us of the past. This truth is often overlooked. We see interpreters undertaking to give detailed expositions of the prophecies of Isaiah, of Ezekiel, of Daniel, and of the Apocalypse, relating to the future, with the same confidence with which they would record the history of the recent past. Such interpretations have always been falsified by the event.” [= Nubuat sangat berbeda dengan sejarah. Itu tidak dimaksudkan untuk memberi kita pengetahuan tentang masa yang akan datang, seperti apa yang sejarah berikan kepada kita pada masa yang lalu. Kebenaran ini sering diabaikan / dilupakan. Kami melihat penafsir-penafsir berusaha untuk memberikan exposisi yang mendetail tentang nubuat-nubuat Yesaya, Yehezkiel, Daniel, dan kitab Wahyu, berkenaan dengan masa yang akan datang, dengan keyakinan yang sama pada saat mereka mencatat sejarah dari masa yang baru lalu. Penafsiran-penafsiran seperti itu selalu dibuktikan salah oleh peristiwanya.] - ‘Systematic Theology’, vol III, hal 790.

Dalam persoalan nubuat, hal itu diberikan hanya supaya orang-orang tahu dengan pasti bahwa nubuat itu akan terjadi, dan mereka bersiap-siap untuk hal itu. Sebelum nubuat itu terjadi, biasanya ada banyak penafsiran yang berbeda-beda, dan bahkan penafsiran-penafsiran yang salah, berkenaan dengan nubuat itu. Tetapi pada saat nubuat itu terjadi, orang akan tahu dengan pasti bahwa peristiwa itu merupakan penggenapan sebenarnya dari nubuat itu.

Contohnya adalah nubuat-nubuat tentang kedatangan Kristus yang pertama. Jauh sebelum Kristus datang untuk pertama kalinya, jelas sudah dinubuatkan bahwa Mesias / seorang Penebus akan datang, dan Ia adalah seorang Raja, Imam dan Nabi, dan bahwa Ia akan membebaskan umatNya dari dosa, dan dari bencana / kejahatan (evil), dan bahwa Ia akan mendirikan Kerajaan yang akan menguasai kerajaan-kerajaan di dunia ini, menundukkan bangsa-bangsa dan sebagainya. Juga bahwa Ia akan menjadikan umatNya bahagia dan diberkati. Juga dinubuatkan bahwa Elia akan datang kembali, untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan / Mesias itu.

Nubuat-nubuat ini membuat bangsa Israel / orang-orang Yahudi mengarahkan pikiran mereka ke depan, mendoakan hal itu dan mengharap-harapkan kedatangan Mesias itu. TIDAK ADA SEORANGPUN DARI MEREKA YANG MENAFSIRKAN KEDATANGAN KRISTUS YANG PERTAMA ITU DENGAN BENAR. MEREKA BAHKAN SALAH MENAFSIRKANNYA. Tetapi pada waktu kedatangan Kristus yang pertama itu betul-betul terjadi, kita tahu bahwa itu pasti merupakan penggenapan dari nubuat-nubuat itu.

Kristus memang adalah Raja yang mempunyai kerajaan, tetapi secara rohani, bukan seperti yang mereka harapkan / perkirakan. Kristus memang adalah Imam, tetapi Ia juga adalah Korbannya, dan tak ada yang menduga seperti ini. Ia membebaskan umatNya, tetapi bukan seperti yang mereka harapkan (dari penjajahan Romawi dsb). Ia memang menundukkan bangsa-bangsa, tetapi bukan dengan kekerasan / pedang, tetapi dengan kebenaran dan kasih (Injil). Elia memang datang untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan, tetapi ia datang dalam diri Yohanes Pembaptis, suatu cara yang tak pernah dipikirkan siapapun.

Charles Hodge: “It follows, from what has been said, that prophecy makes a general impression with regard to future events, which is reliable and salutary, while the details remain in obscurity.” [= Dari apa yang sudah dikatakan, maka bisa disimpulkan bahwa nubuat membuat suatu kesan umum berkenaan dengan peristiwa-peristiwa yang akan datang, yang dapat dipercaya dan bermanfaat, sementara detail-detailnya tetap kabur.] - ‘Systematic Theology’, vol III, hal 791.

Charles Hodge: “The utter failure of the Old Testament Church in interpreting the prophecies relating to the first advent of Christ, should teach us to be modest and diffident in explaining those which relate to his second coming. We should be satisfied with the great truths which those prophecies unfold, and leave the details to be explained by the event.” [= Kegagalan total dari Gereja Perjanjian Lama dalam menafsirkan nubuat-nubuat berkenaan dengan kedatangan Kristus yang pertama, harus mengajar kita untuk menjadi rendah hati dan tidak percaya diri dalam menjelaskan nubuat-nubuat yang berkenaan dengan kedatanganNya yang kedua. Kita harus puas dengan kebenaran-kebenaran yang besar yang disingkapkan oleh nubuat-nubuat itu, dan membiarkan / meninggalkan detail-detailnya dijelaskan oleh peristiwa itu sendiri.] - ‘Systematic Theology’, vol III, hal 791-792.

Ini perlu diterapkan dalam menentukan sang Anti Kristus, masa kesukaran besar (the great tribulation), kemurtadan besar, pertobatan seluruh Israel, tanda-tanda di langit, dan sebagainya.

Anthony A. Hoekema: “We are confident that all predictions about Christ’s return and the end of the world will be fulfilled, but we do not know exactly how they will be fulfilled.” [= Kami / kita yakin bahwa semua ramalan tentang kembalinya Kristus dan akhir dari dunia ini akan digenapi, tetapi kami / kita tidak tahu bagaimana persisnya tanda-tanda itu akan digenapi.] - ‘The Bible and The Future’, hal 133.

V) Sikap kita untuk menghadapi kedatangan Kristus yang keduakalinya.

Sikap yang benar pada waktu menunggu kedatangan Yesus yang keduakalinya adalah bahwa kita harus bersiap sedia / berjaga-jaga. Dan karena waktunya tidak kita ketahui maka kita harus berjaga-jaga setiap saat.

Matius 24:44 - “Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.’”.

Matius 25:13 - “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.’”.

Catatan: kedua ayat di atas ini menggunakan ‘present imperative’ [= kata perintah bentuk present].

Dalam bahasa Yunani ada 2 macam kata perintah:

1. Aorist imperative [= kata perintah bentuk lampau].

Ini digunakan bila orang yang memerintah itu menginginkan perintahnya dilakukan satu kali saja. Contoh: kata ‘percayalah’ dalam Kis 16:31, kata ‘bertobatlah’ dan ‘hendaklah kamu memberi dirimu dibaptis’ dalam Kis 2:38.

2. Present Imperative [= kata perintah bentuk present].

Ini digunakan bila orang yang memerintah itu menginginkan perintahnya dilakukan terus menerus. Contohnya adalah perintah untuk dipenuhi oleh Roh Kudus dalam Ef 5:18b, dan juga dalam kedua ayat yang sedang kita persoalkan ini.

Ini bisa dilakukan dengan:

1) Percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan.

Ini jelas merupakan hal yang terutama, karena kalau yang ini tidak saudara lakukan, maka hal-hal ke 2-6 di bawah ini tidak ada gunanya.

Bagi orang-orang yang tidak percaya ini yang akan terjadi:

Wahyu 6:15-17 - “(15) Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. (16) Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: ‘Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.’ (17) Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?”.


Bdk. Filipi 2:9-11 - “(9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, (10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, (11) dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!”.

Orang-orang percaya akan melakukan ini dengan sukacita dan sukarela, orang-orang yang tidak percaya (dan Iblis, setan) akan melakukan dengan terpaksa dan tanpa ada gunanya (mereka tetap tidak akan diselamatkan)!

2) Banyak berdoa.

Lukas 21:36 - “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.’”.

3) Berbakti dan bersekutu dengan sesama saudara seiman.

Ibrani 10:25 - “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”.

4) Melayani Tuhan.

Lukas 12:37,43,45-46 - “(37) Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. ... (43) Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. ... (45) Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk, (46) maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia.”.

Barnes’ Notes (tentang Lukas 12:37): “This evidently means that if we are faithful to Christ, and are ready to meet him when he returns, he will receive us into heaven - will admit us to all its blessings, and make us happy there - as if ‘he’ should serve us and minister to our wants. It will be as if a master, instead of sitting down at the table ‘himself,’ should place his faithful ‘servants’ there, and be himself the servant. This shows the exceeding kindness and condescension of our Lord.” [= Ini jelas berarti bahwa jika kita setia kepada Kristus, dan siap untuk bertemu dengan Dia pada saat Ia kembali, Ia akan menerima kita di surga - akan memberi kita jalan masuk pada semua berkat-berkatnya, dan membuat kita bahagia di sana - seakan-akan ‘ia’ melayani kita dan melayani kebutuhan-kebutuhan kita. Itu akan seperti seakan-akan seorang tuan, yang bukannya dirinya sendiri duduk di meja, tetapi menempatkan ‘pelayan-pelayan’nya yang setia di sana, dan ia sendiri menjadi pelayan. Ini menunjukkan kebaikan dan perendahan yang luar biasa dari Tuhan kita.].

5) Membuang dosa / menyucikan diri.

Lukas 21:34 - “‘Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.”.

1Tesalonika 5:4 - “Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,”.

2Pet 3:11,14 - “(11) Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup ... (14) Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapanNya, dalam perdamaian dengan Dia.”.

6) Belajar Firman Tuhan.

a) 1Tesalonika 5:4 - “Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,”.

Kata-kata ‘tidak hidup di dalam kegelapan’ bukan hanya berarti ‘tidak hidup dalam dosa’, tetapi juga ‘tidak hidup dalam ketidaktahuan tentang firman Tuhan’.

b) Juga point 2-5 di atas tidak mungkin bisa dilakukan oleh orang yang tidak mengerti / belajar Firman Tuhan!

Penerapan: berapa banyak, dan berapa rajin / tekun saudara belajar Firman Tuhan?
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
https://teologiareformed.blogspot.com/
-AMIN-
Next Post Previous Post