PENGHAKIMAN ALLAH: I PETRUS 4:17-18

Pdt. Budi Asali, M. Div.

PENGHAKIMAN ALLAH: I Petrus 4:17-18. 1Petrus 4:17-18 - “(17) Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?(18) Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?”.

Kesucian dan keadilan Allah menyebabkan Ia harus / pasti melakukan penghakiman.
PENGHAKIMAN ALLAH: I Petrus 4:17-18
gadget, otomotif, bisnis

I) Penghakiman dimulai dalam gereja.

1) Kata-kata ‘sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai’ (I Petrus 4: 17) menunjukkan bahwa yang dimaksud di sini bukanlah penghakiman terakhir pada akhir jaman nanti, tetapi penghakiman sekarang di dunia ini.

2) Sekarang perhatikan kata-kata ‘pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita’(I Petrus 4: 17).

Kata-kata ‘rumah Allah’ jelas menunjuk kepada ‘gereja’, dan kata ‘kita’ menunjuk kepada ‘orang-orang Kristen’. Jadi bagian ini mengatakan bahwa orang Kristen / gereja akan dihakimi lebih dulu oleh Allah.

Bdk. Yehezkiel 9:4,6b - “(4) Firman TUHAN kepadanya: ‘Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana.’ ... (6) Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!’ Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci.”.

Kadang-kadang Tuhan memulai penghakiman terhadap orang di luar gereja seperti dalam Zefanya 3:6-7, dengan tujuan supaya anak-anak-Nya menjadi takut dan lalu mentaati-Nya.

Zef 3:6-7 - “(6)‘Aku telah melenyapkan bangsa-bangsa; menara-menara penjuru mereka telah musnah. Aku telah merusakkan jalan-jalannya, sehingga tidak ada orang yang lewat. Kota-kota mereka telah ditanduskan, sehingga tidak ada orang dan tidak ada penduduk. (7) Aku sangka: Tentulah ia sekarang akan takut kepadaKu, akan mempedulikan kecaman dan segala yang Kutugaskan kepadanya tidak akan lenyap dari penglihatannya. Tetapi sesungguhnya mereka makin giat menjadikan busuk perbuatan mereka.”.

Tetapi kadang-kadang, dan mungkin pada umumnya, terjadi sebaliknya, dimana Allah menghakimi gereja / orang kristen lebih dulu, seperti yang dikatakan dalam I Petrus 4: 17 ini. Mengapa?

Calvin: “For though God is the judge of the whole world, yet he would have his providence to be especially acknowledged in the government of his own church” (= Karena sekalipun Allah adalah hakim dari seluruh dunia, tetapi Ia menginginkan bahwa providensia-Nya diakui khususnya dalam pemerintahan gereja-Nya sendiri) - hal138.

3) Pada waktu Tuhan menghakimi gereja, maka perlu diketahui bahwa Ia bersikap berbeda terhadap 2 golongan yang ada dalam gereja.

a) Terhadap orang Kristen KTP, Tuhan bisa betul-betul menghukum.

Jadi mereka ini bisa saja mengalami hal-hal yang betul-betul membawa kerugian bagi mereka (ingat bahwa Roma 8:28 hanya berlaku untuk orang Kristen sejati). Bisa saja mereka mengalami hal-hal yang begitu berat, sehingga menjadi gila, murtad, bunuh diri dsb. Atau Tuhan membunuh mereka dan lalu membuang mereka ke dalam neraka.

Atau Tuhan bisa juga membiarkan orang-orang Kristen KTP ini untuk sementara, dan nanti menghukum mereka bersama dengan ‘orang dunia’ pada akhir jaman / pada saat mereka mati. Bandingkan ini dengan Matius 13:28-30 di mana lalang dibiarkan sampai ‘musim menuai’ yang jelas menunjuk pada akhir jaman (Matius 13:39b), dan baru dibakar pada saat itu (Matius 13:40).

b) Terhadap orang Kristen sejati.

Ada 3 hal yang Tuhan tidak bisa lakukan pada waktu Ia menghakimi orang Kristen yang sejati / anak-anak-Nya sendiri:

1. Tuhan tidak bisa membuang mereka ini ke dalam neraka, atau menghancurkan keselamatan mereka.

Ini terlihat dari kata-kata ‘orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan’ (I Petrus 4: 18).

‘Orang benar’ menunjuk kepada orang yang dibenarkan karena iman kepada Kristus (Roma 3:24 Roma 5:1,9). Sekalipun dalam faktanya hidup mereka tidak benar secara murni, tetapi mereka haruslah berjuang untuk hidup suci / benar (1Yohanes 2:6).

Kata-kata ‘hampir-hampir tidak diselamatkan’ menunjukkan bahwa mereka tidak mungkin tidak selamat!

Bdk. Matius 24:24 - “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mukjizat-mukjizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.”.

Ada cerita tentang orang Kristen dan orang kafir yang berbicara tentang neraka. Orang kafir itu lalu berkata: ‘Saya tidak percaya akan adanya neraka. Neraka adalah dunia yang penuh penderitaan ini. Sekarang kita ada di neraka’. Orang Kristen itu lalu menjawab: ‘Ada 3 alasan mengapa saya yakin bahwa ini bukan neraka. Pertama: di sana ada air dan kamu bisa minum, sedangkan tidak ada air dalam neraka. Kedua: saya sekarang sedang menginjili kamu, sedangkan tidak ada Injil dalam neraka. Ketiga: saya orang Kristen, dan tidak ada orang Kristen dalam neraka’.

Saya cuma mau menekankan yang ketiga: tidak ada orang Kristen masuk neraka!

2. Tuhan tidak bisa betul-betul menghukum.

Bahwa orang percaya tidak bisa dihukum, terlihat jelas dari Roma 8:1 yang berbunyi: “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus”.

Mengapa? Karena semua hukuman sudah ditanggung oleh Kristus di atas kayu salib.

Charles Haddon Spurgeon: “Memory looks back on past sins with deep sorrow for the sin, but yet with no dread of any penalty to come; for Christ has paid the debt of His people to the last jot and tittle, and received the divine receipt; and unless God can be so unjust as to demand double payment for one debt, no soul for whom Jesus died as a substitute can ever be cast into hell. It seems to be one of the very principles of our enlightened nature to believe that God is just; we feel that it must be so, and this gives us our terror at first; but is it not marvelous that this very same belief that God is just, becomes afterwards the pillar of our confidence and peace! If God is just, I, a sinner alone and without a substitute, must be punished; but Jesus stands in my stead and is punished for me; and now, if God is just, I, a sinner,standing in Christ, can never be punished” (= Ingatan melihat ke belakang kepada dosa-dosa yang lalu dengan kesedihan yang dalam untuk dosa, tetapi tanpa rasa takut terhadap hukuman yang akan datang; karena Kristus telah membayar hutang umat-Nya sampai pada hal yang paling kecil / remeh, dan telah menerima kwitansi ilahi; dan kecuali Allah itu bisa begitu tidak adil / benar sehingga menuntut pembayaran dobel untuk satu hutang, tidak ada jiwa, untuk siapa Yesus mati sebagai pengganti, bisa dicampakkan ke dalam neraka. Kelihatannya merupakan satu prinsip dari diri kita yang sudah diterangi untuk percaya bahwa Allah itu adil / benar; kita merasa bahwa haruslah demikian, dan ini mula-mula memberikan kita rasa takut; tetapi tidakkah merupakan sesuatu yang mengagumkan bahwa kepercayaan yang sama bahwa Allah itu adil / benar, setelah itu lalu menjadi pilar / tonggak dari keyakinan dan damai kita! Jika Allah itu adil / benar, saya, seorang yang berdosa, sendirian dan tanpa seorang pengganti, harus dihukum; tetapi Yesus telah menggantikan saya dan dihukum untuk saya; dan sekarang, jika Allah itu adil / benar, saya, seorang yang berdosa, berdiri dalam Kristus, tidak pernah bisa dihukum) - ‘Morning and Evening’, September 25, morning.

3. Tuhan tidak bisa memberikan sesuatu yang nantinya akan betul-betul merugikan anak-anak-Nya ini.

Awas, ini tidak berarti bahwa orang Kristen tidak bisa mengalami hal yang tidak enak. Orang Kristen bisa mengalami penderitaan apa pun selama Tuhan melihat / menganggap bahwa penderitaan itu nanti akan membawa kebaikan baginya.

Roma 8:28 - “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”.

Enak ya jadi orang kristen yang sejati? Karena itu jadilah kristen yang sejati! Jangan sekedar datang ke gereja, dibaptis, dsb, tetapi tidak sungguh-sungguh percaya kepada Kristus! Percayalah dan terimalah Dia sebagai Tuhan dan Juru selamat saudara.

Sekarang kita kembali pada penghakiman Allah terhadap anak-anak-Nya ini. Apa yang dilakukan oleh Allah pada waktu menghakimi orang kristen sejati dalam gereja ini? Allah ‘cuma’ menghajar / mendisiplin dalam kasih, demi kebaikan mereka.

Pulpit Commentary: “We are not to think of condemnatory judgment, but rather of the corrective judgment referred to in 1Cor. 11:32, ‘But when we are judged, we are chastened of the Lord, that we should not be condemned with the world” (= Kita tidak boleh berpikir tentang penghakiman yang menghukum, tetapi tentang penghakiman yang memperbaiki / mengoreksi yang ditunjukkan dalam 1Korintus 11:32, ‘Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia’) - hal 204.

Ibrani 12:6-11 - “(6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak.’ (7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? (8) Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. (9) Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? (10) Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. (11) Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.”.

Dari Ibrani 12:6-11 ini terlihat dengan jelas bahwa hajaran / pendisiplinan itu diberikan oleh Tuhan untuk menyucikan kita sebagai anak-anak-Nya.

Alan M. Stibbs (Tyndale): “in so far as those who become Christians need purgatorial cleansing before they can share the heavenly glory, it is meted out to them, not in some intermediate state, but in this life” (= dalam persoalan dimana mereka yang menjadi orang Kristen membutuhkan penyucian sebelum mereka bisa mendapatkan kemuliaan surgawi, itu diberikan kepada mereka, bukan antara saat mereka mati dan kedatangan kedua dari Kristus, tetapi dalam hidup ini) - hal 163-164.

Tetapi sekalipun semua hajaran / pendisiplinan itu bertujuan baik jangan anggap remeh hajaran / pendisiplinan Tuhan ini. Kalau tadi saya menunjukkan ‘segi enak’ dari kata-kata ‘hampir-hampir tidak diselamatkan’, dimana kata-kata itu menunjukkan bahwa orang kristen yang sejati tidak bisa kehilangan keselamatannya, maka sekarang saya akan menunjukkan ‘segi tidak enaknya’ dari kata-kata itu. Kata-kata itu juga menunjukkan betapa beratnya ikut Kristus sampai akhir, dan betapa hebatnya pendisiplinan Tuhan atas diri mereka.

Calvin: “Absurd, then, are those interpreters who think that we shall be hardly and with difficulty saved, when we shall come before God in judgment; for it is the present and not the future time that Peter refers to; nor does he speak of God’s strictness or rigour, but shews how many and what arduous difficulties must be surmounted by the Christian before he reaches the goal” (=Maka, para penafsir itu menggelikan, yang berpendapat bahwa kita akan hampir tidak diselamatkan dan akan diselamatkan dengan sukar, pada waktu kita dalam di hadapan Allah dalam penghakiman; karena Petrus menunjuk tentang masa sekarang dan bukannya tentang masa yang akan datang; juga ia tidak berbicara tentang keketatan dan kekerasan Allah, tetapi menunjukkan betapa banyak dan berat kesukaran-kesukaran harus diatasi oleh orang Kristen sebelum ia mencapai tujuan) - hal 141.

Barnes’ Notes:“By the question which he employs, he admits that the righteous are saved with difficulty, or that there are perils which jeopard their salvation, and which are of such a kind as to make it very near not to happen. They would indeed be saved, but it would be in such a manner as to show that the circumstances were such as to render it, to human appearances, doubtful and problematical” (= Melalui pertanyaan yang ia gunakan, ia mengakui bahwa orang benar diselamatkan dengan sukar, atau bahwa ada bahaya-bahaya yang membahayakan keselamatan mereka, dan yang adalah sedemikian rupa sehingga menyebabkannya hampir tidak terjadi. Mereka memang akan diselamatkan, tetapi itu akan terjadi dengan cara sedemikian rupa sehingga, menurut pandangan manusia, keadaan akan menjadi meragukan dan penuh problem) - hal 1432.

Pulpit Commentary: “the righteous are ‘scarcely saved.’ Not that their salvation is for a moment doubtful; Christ is able to save even to the uttermost all who come to God by him. But salvation is a great and difficult work; we are bidden to work out our salvation with fear and trembling; and, work as we may, we could not work it out for ourselves, were it not that God worketh in us ‘both to will and to doof his good pleasure.’ The righteous is scarcely saved, because his enemies are so many and so strong, and he so weak and sinful; temptations swarm around him, and there are sinful lusts within his heart to which those temptations address themselves”(= orang benar ‘hampir-hampir tidak diselamatkan’. Bukan bahwa keselamatan mereka diragukan untuk saat yang pendek sekalipun; Kristus sanggup menyelamatkan sepenuhnya semua yang datang kepada Allah melalui Dia. Tetapi keselamatan adalah pekerjaan yang besar dan sukar; kita diminta untuk mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar / gemetar; dan sekalipun kita mengerjakannya, kita tidak pernah bisa mengerjakannya untuk diri kita sendiri, andai kata bukan Allah yang berkerja dalam diri kita ‘untuk menghendaki dan untuk melakukan menurut kerelaanNya’. Orang benar hampir tidak selamat, karena musuh-musuhnya begitu banyak dan begitu kuat, dan ia begitu lemah dan berdosa; pencobaan-pencobaan mengerumuninya, dan ada nafsu-nafsu berdosa dalam hatinya terhadap mana pencobaan-pencobaan itu ditujukan)- hal 182.

Contoh menyolok tentang hebatnya pendisiplinan Tuhan ini adalah dalam kasus nabi Yunus, yang ditelan ikan dan dibiarkan ada dalam perut ikan selama 3 hari. Karena itu kalau saudara adalah orang Kristen sejati, maka janganlah meremehkan dosa. Sebaliknya kuduskan diri saudara dari segala dosa, seperti dusta, kebencian, perzinahan, pikiran cabul, rokok, fitnah, kecintaan pada uang / dunia, dan juga dari dosa-dosa pasif seperti tidak melayani / memberitakan Injil, kurang berdoa, malas belajar Firman Tuhan, membolos dari kebaktian, dsb.

Pulpit Commentary: “God hates sin; he hates it most in those who are nearest to him. ... the sins of Christians, committed against light and against knowledge, are more grievous than the sins of those who know not the gospel” (= Allah membenci dosa; Ia membencinya paling hebat dalam mereka yang paling dekat dengan Dia. ... dosa-dosa orang Kristen, dilakukan terhadap terang dan pengetahuan, adalah lebih menyedihkan dari pada dosa-dosa dari mereka yang tidak mengenal Injil) - hal 182.

Juga, karena kontex dari 1Petrus 4:17-18 itu adalah orang Kristen yang menderita, bahkan yang menderita demi Kristus (1Petrus 4:12-16), maka adanya penghakiman kepada gereja ini menyebabkan kita:

a. Tidak boleh mundur, kecewa, dsb. Ingat ini juga sikap yang berdosa, yang akan dihakimi oleh Tuhan.

b. Tidak boleh meniru orang-orang jahat, karena pada akhirnya ini akan dihakimi lebih berat lagi.

II) Penghakiman terhadap orang dunia.

1) Tadi dikatakan bahwa Tuhan memulai penghakiman dalam gereja; dan sementara itu Ia belum menghakimi orang dunia / orang non Kristen.

Sementara Tuhan menghakimi gereja dan belum menghakimi dunia, maka orang dunia, sekalipun sangat berdosa, kelihatannya bisa hidup enak dan bahkan makin lama makin jaya. Kesehatan, keuangan, bisnis / pekerjaan, study, keluarga, pacaran, dsb, semua bisa saja berjalan lancar.

Ini lalu bisa kelihatan sangat tidak adil. Orangkristen yang sekalipun berusaha taat, tetapi tetap mempunyai dosa, sehingga dihajar oleh Tuhan sehingga bisnis / ekonominya berantakan, kesehatannya memburuk, keluarganya kacau, dsb. Sedangkan orang dunia yang sama sekali tidak peduli Tuhan, dan hidup dalam dosa semaunya sendiri, justru kelihatannya hidup enak. Ini yang digambarkan dalam Mazmur 73 Yeremia 12:1-2 Lukas 16:19-21 (Lazarus dan orang kaya).

Tetapi orang dunia yang hidup enak ini harus hati-hati, karena Kitab Suci mengatakan bahwa semua ini menunjukkan mereka ‘disimpan untuk hari penghakiman’.

2Petrus 2:9-10a - “(9) maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman, (10a) terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah”.

Bandingkan juga dengan:

Mazmur 73:18-20 - “(18) Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur. (19) Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan! (20) Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina.”.

Mazmur 37:1-2 - “(1) [DariDaud.] Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; (2) sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau.”.

Calvin: “God so regulates his judgments in this world, that he fattens the wicked for the day of slaughter” (= Allah mengatur penghakimanNya dalam dunia ini sedemikian rupa, sehingga Ia menggemukkan orang jahat untuk hari penyembelihan) - hal 139.

2) Lambat atau cepat, kalau orang dunia itu tidak bertobat / datang dan percaya kepada Kristus, maka Tuhan akan menghakimi mereka. Pada waktu Petrus berbicara tentang penghakiman Tuhan kepada orang di luar gereja, ia memaksudkan penghakiman pada akhir jaman.

Pada penghakiman akhir jaman, kecuali saudara mempunyai Kristus sebagai Juruselamat / Penebus dosa, maka saudara tidak ada harapan untuk selamat, dan harus membayar sendiri dosa-dosa saudara!

Pulpit Commentary: “But if the righteous is scarcely saved, what hope of salvation have the careless and the slothful?” (= Tetapi jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, harapan keselamatan apa yang dimiliki oleh orang yang ceroboh dan malas?) - hal 182.

Bandingkan ini dengan I Petrus 4: 18: “Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?”.

Bandingkan juga dengan Ef 2:12 yang berbunyi: “bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia”.

Dalam Efesus 2:12 ini orang kafir disebut ‘tanpa Kristus’, ‘tanpa pengharapan’, dan ‘tanpa Allah’.

Memang ‘tanpa Kristus’ sama dengan ‘tanpa Allah’ (1Yohanes 2:23), dan karena itu jelas juga sama dengan ‘tanpa pengharapan’.

Mengomentari Ef 2:12 ini Calvin berkata: “for him that is without Christ, there remains nothing but destruction” (= untuk dia yang tanpa Kristus, tidak ada yang tertinggal / tersisa selain penghancuran / pembinasaan) - hal 233.

Ada seseorang yang berkata: “Life with Christ is an endless hope, without Him a hopeless end”(= Hidup dengan Kristus adalah pengharapan yang tidak ada akhirnya, tanpa Dia suatu akhir tanpa harapan) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotation’, hal 345.

Mengapa orang yang tidak mempunyai Kristus ini tidak mempunyai harapan? Karena:

a) Semua mereka adalah orang berdosa, bahkan sangat berdosa (Roma 3:10-18,23).

b) Allah itu suci dan adil, sehingga Ia membenci dosa dan pasti menghukum orang berdosa.

Nahum 1:3 - “TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah”.

c) Perbuatan baik mereka tidak bisa menutupi / menebus dosa mereka.

Galatia 2:16a - “Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus”.

Galatia 2:21b - “...sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.

Cynddylan Jones:“You might as well try to cross the Atlantic in a paper boat as to get to heaven by your own good works” (= Kamu boleh mencoba menyeberangi lautan Atlantik dengan perahu kertas; itu sama seperti kalau kamu mencoba untuk masuk ke surga dengan perbuatan baikmu).

3) Pada waktu Tuhan menghakimi orang di luar gereja, maka lagi-lagi Ia berhadapan dengan 2 golongan orang dunia:


a) Orang yang tidak pernah mendengar Injil.

Ini tetap akan dihukum secara kekal.

Roma 10:13-14 - “(13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya?”.

Roma 2:12 - “Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat.”.

b) Orang yang pernah mendengar Injil tetapi tidak mau percaya.

Ini dihukum lebih berat lagi.

Lukas 12:47-48 - “(47) Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. (48) Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.’”.

4) Hukuman Tuhan kepada orang-orang ini sangat mengerikan.

Ini terlihat dari:

a) Kristuspun jadi takut (Mat 26:38-39 Markus 14:34-36 Lukas 22:41-44).

Matius 26:38-39 - “(38) lalu kataNya kepada mereka: ‘HatiKu sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.’ (39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.’”.

William Hendriksen, dalam tafsirannya tentang Markus 14:33, berkata:

“Did he, perhaps, here in Gethsemane see this tidal wave of God's wrath because of our sin coming?” [= Mungkinkah Ia, di sini di Getsemani, melihat datangnya gelombang pasang (= tsuna­mi) murka Allah karena dosa kita?].

Renungkan: bahwa Yesus bisa takut melihat murka Allah itu, menun­jukkan secara jelas betapa hebatnya dan mengerikannya murka Allah atas dosa-dosa kita itu!

b) Orang-orang lebih ingin ditimbun gunung dari pada menghadapi murka Allah itu.

Lukas 23:30 - “Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami!”.

Wahyu 6:15-16 - “(15) Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. (16) Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: ‘Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.’”.

c) Hukuman di neraka digambarkan oleh Kitab Suci dengan api, ulat bangkai, kegelapan yang paling pekat.

Wahyu 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.’”.

Markus 9:43-48 - “(43) Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; (44) [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] (45) Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; (46) [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] (47) Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk kedalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, (48) di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.”.

Matius 22:13 - “Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”.

d) Begitu beratnya hukuman itu sehingga Petrus tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata, dan ia hanya memberikan pertanyaan:

1. ‘bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?’ (I Petrus 4: 17b).

2. ‘apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?’ (I Petrus 4: 18b).

KJV/Lit: ‘where shall the ungodly and the sinner appear?’ (= dimana orang jahat dan berdosa akan muncul?).

Barnes’ Notes:“where will they appear? I answer, (a) they will appear somewhere. They will not cease to exist when they pass away from this world. Not one of them will be annihilated; and though they vanish from the earth, and will be seen here no more, yet they will make their appearance in some other part of the universe. (b) They will appear at the judgment-seat, as all others will, to receive their sentence according to the deeds done in the body. It follows from this ... that there will be a state of future punishment, ... that the punishment of the wicked will be eternal, for it is the opposite of what is meant by ‘saved’. The time will never come when it will be said that they are ‘saved’! But if so, their punishment must be eternal!” [= dimana mereka akan muncul? Saya menjawab, (a) mereka akan muncul di suatu tempat. Mereka tidak akan berhenti ada pada waktu mereka meninggalkan dunia ini. Tidak seorangpun dari mereka akan dimusnahkan / dihapuskan keberadaannya; dan sekalipun mereka hilang dari dunia, dan tidak akan terlihat di sini lagi, tetapi mereka akan muncul di bagian lain dari alam semesta. (b) Mereka akan muncul di kursi-penghakiman, sama seperti orang-orang lain, untuk menerima hukuman sesuai dengan tindakan-tindakan yang dilakukan di dalam tubuh. Dari sini terlihat ... bahwa di sana akan ada suatu keadaan dari hukuman yang akan datang, ... bahwa hukuman orang jahat akan kekal, karena itu adalah lawan kata dari apa yang dimaksud dengan ‘selamat / diselamatkan’. Tidak pernah akan datang waktu dimana akan dikatakan bahwa mereka ‘selamat / diselamatkan’! Tetapi jika demikian, hukuman mereka haruslah kekal!] - hal 1433.

Catatan: Orang fasik dan orang berdosa ini mencakup semua orang yang tidak percaya kepada Kristus, bukan hanya penjahat, pemerkosa, dsb.

e) Dalam 1Petrus 4:17-18 itu Petrus sebetulnya melakukan perbandingan.

1Petrus 4:17-18 - “(17) Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah? (18) Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?”.

Kalau orang benar saja, pada waktu dihakimi oleh Allah, harus mengalami hal-hal yang sangat berat, sehingga dikatakan ‘hampir-hampir tidak diselamatkan’, bagaimana jadinya dengan orang dunia yang berdosa dan tidak mempunyai Juruselamat / Penebus dosa?

Pulpit Commentary: “What fires of discipline, and what deep waters of sorrow, they have to go through to enter the kingdom! If this is what God’s children endure, what of those who are not his? If so heavy is the hand of chastening, educating love, what will the hand of judgment and wrath be!” (= Alangkah hebatnya api pendisiplinan, dan air kesedihan yang harus mereka lalui untuk masuk ke dalam kerajaan. Jika ini adalah apa yang harus ditanggung oleh anak-anak Allah, bagaimana dengan mereka yang bukan milikNya? Jika begitu berat tangan kasih yang menghajar dan mendidik, bagaimana wujudnya tangan penghakiman dan kemurkaan nanti?) - hal 194.

Pulpit Commentary: “‘If it begin first at us,’ says Peter, referring to himself and the persecuted to whom he wrote. It was only to begin first at them; it was not to stay with them. It was to pass on to them that obeyed not the gospel of God - and how? We may understand, with increasing severity; for the question is ominously asked, ‘What shall be the end of them that obey not the gospel of God?’ They experienced the beginnings of the storm: what would be their experience upon whom the storm, gathering volume as it proceeded, at last burst in all its fury?” (= ‘Jika itu dimulai pertama-tama pada kita’, kata Petrus, menunjuk kepada dirinya sendiri dan orang-orang yang dianiaya kepada siapa ia menulis. Itu hanya dimulai pertama-tama pada mereka; itu tidak akan tetap tinggal pada mereka. Itu akan diberikan kepada mereka yang tidak mentaati injil Allah - dan bagaimana? Kita boleh mengerti, dengan kekerasan yang bertambah / lebih hebat; karena pertanyaannya ditanyakan sebagai suatu ancaman, ‘Bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?’. Mereka mengalami permulaan dari badai: bagaimana pengalaman mereka terhadap siapa badai itu, yang mengumpulkan kekuatan pada waktu ia berlanjut, pada akhirnya meledak dengan seluruh kemarahannya?) - hal 205.

5) Karena itu, kalau saudara bukan orang kristen, dan bahkan juga kalau saudara adalah orang kristen KTP, cepatlah bertobat dengan datang dan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara!

Kesimpulan/ penutup.

Adanya penghakiman Allah ini menyebabkan:

1) Kita yang sudah percaya harus menguduskan diri, jangan mundur dari Tuhan, jangan meniru orang dunia.

2) Yang belum percaya, cepatlah percaya sebelum terlambat!

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post