PESAN INJIL HARUSLAH MENGGAMBAR KEUNGGULAN YESUS KRISTUS SECARA UTUH

Pdt.Samuel T. Gunawan.
PESAN INJIL HARUSLAH MENGGAMBAR KEUNGGULAN  YESUS KRISTUS SECARA UTUH
PESAN INJIL HARUSLAH MENGGAMBAR KEUNGGULAN YESUS KRISTUS SECARA UTUH. Ketika rasul Paulus menulis surat kepada jemaat di Kolose kira-kita tahun 60 M, maka paling sedikit ada dua alasan ia menulis surat tersebut. Alasan pertama berhubungan dengan adanya persaingan budaya yang berusaha mengalihkan perhatian orang percaya dari kesetiaannya kepada Kristus. Kolose saat itu adalah sebuah pusat perdagangan yang diminati banyak pendatang dengan tujuan bisnis, wisata, dan berbagai kepentingan lainnya. 

Kolose adalah sebuah kota tempat dimana berbagai gagasan, filosofi, pandangan dunia, tradisi dan budaya saling bersaing untuk dibicarakan dan dipromosikan. Semua bergerak untuk mendapatkan pengakuan dan keunggulan. Ini mungkin dapat disamakan dengan Jakartanya Indonesia, atau Holywoodnya Amerika. Dalam kondisi dan lingkungan seperti itulah orang percaya berada. Perhatian mereka seringkali dialihkan oleh kekuatan-kekuatan dan konsep-konsep budaya tersebut yang merusaha menarik mereka dari kesetiaan kepada Kristus.

Alasan selanjutnya rasul Paulus perlu menulis surat Kolose berhubungan dengan adanya pengajar-pengajar palsu yang muncul di kalangan orang percaya di Kolose. Pengajar-pengajar palsu ini menggoda dan menarik orang-orang percaya Kolose dengan ajaran buatan manusia, yang memberi janji keselamatan yang lebih dalam, penyelamatan yang lebih baik, kebebasan yang lebih besar, pengetahuan yang menerangi, dan kuasa yang lebih tinggi dalam hidup. 

Semuanya melampaui apa yang telah Kristus lakukan bagi mereka. Semua pengaruh yang memikat ini menjauhkan orang percaya dari Yesus dan membawa mereka ke sumber-sumber berkat tambahan yang mungkin dapat mereka utamakan ketimbang mengutamakan Kristus. Gagasannya ialah, bahwa Kristus tidak cukup bagi iman dan kedewasaan kehidupan orang percaya. Karena itulah rasul Paulus menganggap ajaran ini sangat berbahaya dan merusak, sehingga ia perlu mengingatkan orang percaya di Kolose dan memberikan nasihat-nasihatnya. 

Paulus dengan tegas menasehati “Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya” (kolose 1:23).

Rasul Paulus di dalam surat tersebut menunjukkan keunggulan Kristus atas semua filosofi dan tradisi manusia; keunggulan Kristus atas semua pendapat, preferensi, kepribadian, dan prestasi manusia. Itu adalah sebuah keunggulan yang sangat luar biasa, sangat utama, sangat tidak terbatas sehingga orang percaya Kolose dapat berpegang teguh tanpa syarat pada kesimpulan bahwa Yesus saja cukup karena segalanya ada di dalam Dia dan Dia adalah segala-galanya. 

Rasul Paulus mengatakan tentang keutamaan Kristus demikian, “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia” (Kolose 1:16-19; Bandingkan Kolose 1:20-29; 2:9-10). 

Dalam ayat-ayat tersebut rasul Paulus mengajarkan jemaat di Kolose untuk memahami keutamaan Kristus. Kristus ditinggikan di atas segala sesuatu, termasuk kerajaan yang tidak kelihatan. Kristus sebagai sumber segala sesuatu (Pencipta) yang ada terlebih dahulu dari segala sesuatu. Ia ada sebelum segala sesuatu dan lebih utama (lebih unggul) dari segala sesuatu. Ia pemelihara dan merupakan tujuan dari segala sesuatu. Jadi Yesus tidak hanya satu-satunya yang orang-orang percaya Kolose butuhkan tetapi Yesus adalah segala-galanya bagi mereka.

Saat ini ada sejumlah besar khotbah dan pengajaran yang tidak baik karena menggambarkan Yesus Kristus secara kurang memadai. Ada yang mengajarkan Yesus Kristus sebagai seorang psikiater yang menenangkan kita dari ketakutan, memberi tujuan hidup, dan menanggani rasa bersalah. Ada yang mengajarkan Yesus sebagai seorang dokter yang menyembuhkan sakit penyakit dan membalut hati yang terluka. Ada yang mengajarkan Yesus sebagai konselor yang menolong menghadapi masalah-masalah keluarga dan masalah-masalah pekerjaan. Khotbah dan pengajaran yang mengambarkan Yesus secara tidak memadai seperti ini tidak akan pernah membawa orang percaya bertumbuh melebihi tingkat “hidup yang ditolong”. 

Di dalam Kristus kita memiliki segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh (2 Petrus 1:3). Karena itu, Yesus Kristus adalah satu-satunya dan segala-galanya yang kita butuhkan. Rasul Paulus menggambarkan keunggulan Kristus dengan menyebut Kristus sebagai Pencipta, Sumber segala sesuatu; Kepala Gereja, pendamaian kita, pengudusan kita, pengharapan kita dan penyempurna iman kita (Kolose 1:15-29). 

Tidak ada mahluk dari seluruh ciptaan atau dari segala waktu yang dapat membatalkan karya pendamaian Kristus. Tidak ada tuduhan yang dapat dikenakan kepada orang-orang percaya yang telah dibenarkan (dinyatakan tidak bersalah) oleh Kristus. Tidak ada kabar buruk yang dapat merusak atau meniadakan kabar baik. Ini adalah Injil yang sama yang dikabarkan kepada seluruh alam dibawah kolong langit (Kolose 1:23). Sebab tidak ada mahluk yang ada diluar jangkauan kuasa pendamaian Kristus. 

Sebab Yesus yang Alkitabiah sesuai dengan Injil (kabar baik) adalah Yesus yang dapat memberikan keselamatan jauh lebih besar. Karena itu jangan pernah puas dengan penggambaran Yesus yang kurang memadai dan kurang berkuasa, dan kurang dari apa yang dikatakan oleh Injil.

Injil bukan hanya kabar baik tentang bagaimana kita bisa diselamat pada awalnya; Injil adalah kabar baik yang kita kembali kepadanya setiap hari karena kita cenderung mengembara ke dalam narsisme (bagaimana keadaan saya? Dan apa yang perlu saya lakukan bagi keselamatan saya?). Injil menjaga kita untuk terus mengarahkan mata kita kepada Yesus, pemulai dan penyempurna iman kita (Ibrani 12:2). 

Jadi Injil tidak hanya membenarkan kita di awal keselamatan kita, tetapi kebenaran Injil itu juga menguduskan, membangun, mendewasakan dan menyempurnakan kita karena Kristus sendirilah pusat dari Injil itu. Namun, saat ini kita dapat lihat adanya serangan yang hebat terhadap Injil yang murni. Ada upaya dan ajakan untuk berpaling dari Injil kepada filsafat-filsafat manusia dan ajaran-ajaran setan (1 TImotius 4:1). 

Ajaran-ajaran ini lebih berdasarkan pemikiran alami ketimbang ilahi; lebih berfokus pada mencoba mengubah orang-orang dengan kekuatan manusia dan pertimbangan pikiran daripada mengandalkan hikmat dan kekuatan Allah yang ada pada Injil (1 Korintus 1:22-24). Akibatnya, perubahan apapun yang terjadi dalam hidup orang-orang yang yang bukan disebabkan oleh kuasa dan hikmat Allah di dalam Injil, hanyalah perubahan sementara dan segera akan memudar.

Saat ini banyak pemimpin gereja tidak memiliki waktu mengkhotbahkan atau mengajarkan Injil. Ketimbang mengkhotbahkan pesan Injil yang mengubahkan dan membebaskan itu, justru ada banyak pengkhotbah dan pengajar yang telah berpaling kepada pidato, politik, etika, khotbah motivasi dan inspirasional, serta lebih kecenderungan mengkhotbah teologi sosial dan kemakmuran. 

Sebagian dari mereka mungkin telah menganggap bahwa Injil adalah doktrin tidak berguna lagi dan ketinggalan zaman. Karena itulah rasul Paulus mengingatkan “Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya” (2 Timotius 4:3). Ketika berita Injil yang murni diganti dengan pesan “pertolongan terhadap diri sendiri" dari Injil lain yang lebih populer dan menarik perhatian orang-orang, maka gereja Kristen akan segera kehilangan kuasa supranaturalnya

Pesan motivasi dan inspirasional yang dirangkai dengan kata-kata manis mungkin saja baik bagi emosi manusia, tetapi itu tidak dapat mengubah hati. Hanya Injil yang secara radikal dan penuh kuasa mampu mengubah hati manusia, dan itu terjadi ketika salib diberitakan. Guillermo Maldonado, seorang pemimpin Kharismatik terkemuka saat ini, mengingatkan hal ini, “Jika kita tidak berhati-hati, kepercayaan dan pengajaran kita akan beralih dari kuasa kebenaran Allah menjadi teori tanpa kuasa. 

Filsafat buatan manusia terkadang memasukkan ide-ide yang menggerakan semangat dan informasi yang sangat menarik, tetapi mereka pada akhirnya tidak berjiwa dan tidak bernyawa karena sekali lagi, mereka tidak mampu menghasilkan perubahan yang bertahan. Pesan salib mungkin bukan pesan paling populer pada saat ini, tetapi itu adalah kebenaran kekal; itu diberikan untuk semua orang di sepanjang masa... dan itu mendatangkan hasil yang langgeng”.https://teologiareformed.blogspot.com/
PESAN INJIL HARUSLAH MENGGAMBAR KEUNGGULAN YESUS KRISTUS SECARA UTUH.
Next Post Previous Post