PAULUS DAN KOMPLOTAN PEMBUNUH:KISAH PARA RASUL 23:12-35

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
PAULUS DAN KOMPLOTAN PEMBUNUH:KISAH PARA RASUL 23:12-35PAULUS DAN KOMPLOTAN PEMBUNUH:KISAH PARA RASUL 23:12-35. Kisah Para Rasul 23:12-35 - “(12) Dan setelah hari siang orang-orang Yahudi mengadakan komplotan dan bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa mereka tidak akan makan atau minum, sebelum mereka membunuh Paulus. (13) Jumlah mereka yang mengadakan komplotan itu lebih dari pada empat puluh orang. (14) Mereka pergi kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi dan berkata: ‘Kami telah bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa kami tidak akan makan atau minum, sebelum kami membunuh Paulus. (15) Karena itu hendaklah kamu bersama-sama dengan Mahkamah Agama menganjurkan kepada kepala pasukan, supaya ia menghadapkan Paulus lagi kepada kamu, seolah-olah kamu hendak memeriksa perkaranya lebih teliti, dan sementara itu kami sudah siap sedia untuk membunuh dia sebelum ia sampai kepada kamu.’ (16) Akan tetapi kemenakan Paulus, anak saudaranya perempuan, mendengar tentang penghadangan itu. Ia datang ke markas dan setelah diizinkan masuk, ia memberitahukannya kepada Paulus. (17) Lalu Paulus memanggil salah seorang perwira dan berkata kepadanya: ‘Bawalah anak ini kepada kepala pasukan, karena ada sesuatu yang perlu diberitahukannya kepadanya.’ (18) Perwira itu membawanya kepada kepala pasukan dan berkata: ‘Paulus orang tahanan itu, memanggil aku dan meminta, supaya aku membawa anak muda ini kepadamu, sebab ada yang perlu diberitahukannya kepadamu.’ (19) Maka kepala pasukan itu memegang tangan anak muda itu, lalu membawanya ke samping dan bertanya: ‘Apakah yang perlu kauberitahukan kepadaku?’ (20) Jawabnya: ‘Orang-orang Yahudi telah bersepakat untuk meminta kepadamu, supaya besok engkau menghadapkan Paulus lagi ke Mahkamah Agama, seolah-olah Mahkamah itu mau memperoleh keterangan yang lebih teliti dari padanya. (21) Akan tetapi janganlah engkau mendengarkan mereka, sebab lebih dari pada empat puluh orang dari mereka telah siap untuk menghadang dia. Mereka telah bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa mereka tidak akan makan atau minum, sebelum mereka membunuh dia; sekarang mereka telah siap sedia dan hanya menantikan keputusanmu.’ (22) Lalu kepala pasukan menyuruh anak muda itu pulang dan memerintahkan kepadanya: ‘Jangan katakan kepada siapapun juga, bahwa engkau telah memberitahukan hal ini kepadaku.’ (23) Kemudian kepala pasukan memanggil dua perwira dan berkata: ‘Siapkan dua ratus orang prajurit untuk berangkat ke Kaisarea beserta tujuh puluh orang berkuda dan dua ratus orang bersenjata lembing, kira-kira pada jam sembilan malam ini. (24) Sediakan juga beberapa keledai tunggang untuk Paulus dan bawalah dia dengan selamat kepada wali negeri Feliks.’ (25) Dan ia menulis surat, yang isinya sebagai berikut: (26) ‘Salam dari Klaudius Lisias kepada wali negeri Feliks yang mulia. (27) Orang ini ditangkap oleh orang-orang Yahudi dan ketika mereka hendak membunuhnya, aku datang dengan pasukan mencegahnya dan melepaskannya, karena aku dengar, bahwa ia adalah warganegara Roma. (28) Untuk mengetahui apa alasannya mereka mendakwa dia, aku menghadapkannya ke Mahkamah Agama mereka. (29) Ternyatalah bagiku, bahwa ia didakwa karena soal-soal hukum Taurat mereka, tetapi tidak ada tuduhan, atas mana ia patut dihukum mati atau dipenjarakan. (30) Kepadaku telah diberitahukan, bahwa ada komplotan merencanakan membunuh dia. Karena itu aku segera menyuruh membawa dia kepadamu, sedang kepada para pendakwa telah kuberitahukan, bahwa mereka harus mengajukan perkara itu kepadamu.’ (31) Lalu prajurit-prajurit itu mengambil Paulus sesuai dengan yang diperintahkan kepada mereka dan membawanya pada waktu malam ke Antipatris. (32) Pada keesokan harinya mereka membiarkan orang-orang berkuda dan Paulus meneruskan perjalanan, dan mereka sendiri pulang ke markas. (33) Setibanya di Kaisarea orang-orang berkuda itu menyampaikan surat itu kepada wali negeri serta menyerahkan Paulus kepadanya. (34) Dan setelah membaca surat itu, wali negeri itu menanyakan Paulus dari propinsi manakah asalnya. Dan ketika ia mendengar, bahwa Paulus dari Kilikia, (35) ia berkata: ‘Aku akan memeriksa perkaramu, bila para pendakwamu juga telah tiba di sini.’ Lalu ia menyuruh menahan Paulus di istana Herodes.”.

PENGANTAR: 

I) Komplotan untuk membunuh Paulus.

1)  Kisah Para Rasul 23: 12-13: “(12) Dan setelah hari siang orang-orang Yahudi mengadakan komplotan dan bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa mereka tidak akan makan atau minum, sebelum mereka membunuh Paulus. (13) Jumlah mereka yang mengadakan komplotan itu lebih dari pada empat puluh orang.”.

a) Ini jelas merupakan fanatisme yang membabi buta, karena tidak adanya pengertian yang benar (bdk. Roma 10:2 Yohanes 16:2-3).

Roma 10:2 - “Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguhgiat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.”.

Yoh 16:2-3 - “(2) Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. (3) Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.”.

b) Tidak makan / minum sampai tujuannya tercapai adalah sesuatu yang cukup sering terjadi (bdk. 1Samuel 14:24).

1Samuel 14:24 - “Ketika orang-orang Israel terdesak pada hari itu, Saul menyuruh rakyat mengucapkan kutuk, katanya: ‘Terkutuklah orang yang memakan sesuatu sebelum matahari terbenam dan sebelum aku membalas dendam terhadap musuhku.’ Sebab itu tidak ada seorangpun dari rakyat yang memakan sesuatu.”.

c) Pada saat mereka akhirnya gagal membunuh Paulus, lalu bagaimana? Mereka mempunyai jalan untuk membebaskan diri mereka dari sumpah / nazar mereka, seperti yang dikatakan oleh Lightfoot yang mengu¬tip dari Talmud:

“He that hath made a vow not to eat anything, woe to him if he eat, and woe to him if he do not eat. If he eat he sinneth against his vow; if he do not eat he sinneth against his life. What must such a man do in this case? Let him go to the wise men and they will loose his vow, as it is written, Prov 12:18 ‘the tongue of the wise is health’” [= Ia yang telah bernazar untuk tidak makan apapun, celakalah ia kalau ia makan, dan celakalah ia kalau ia tidak makan. Kalau ia makan ia berdosa terhadap nazar¬nya; dan kalau ia tidak makan ia berdosa terhadap hidupnya. Apa yang harus dilakukan oleh orang itu dalam kasus seperti ini? Baiklah ia pergi kepada orang-orang bijak, dan mereka akan mele-paskannya dari nazarnya, seperti tertulis dalam Amsal 12:18 ‘lidah orang bijak adalah kesehatan’].

Tetapi dalam Bil 30 dikatakan bahwa nazar yang bisa dibatalkan hanyalah nazar orang perempuan, yaitu kalau nazar itu dibatalkan oleh ayah atau suaminya. Tentang nazar orang laki-laki, tidak pernah ada cara pembatalan nazar! Karena itu dalam Pengkhotbah 5:3-4 dikatakan bahwa kita tidak boleh sembarangan bernazar!

Pkh 5:3-4 - “(3) Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu. (4) Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya.”.

Tetapi sekalipun nazar itu sendiri tidak bisa dibatalkan, tetapi pelanggaran terhadap nazar kelihatannya tetap bisa diampuni berdasarkan Im 5:4-6.

Im 5:4-6 - “(4) Atau apabila seseorang bersumpah teledor dengan bibirnya hendak berbuat yang buruk atau yang baik, sumpah apapun juga yang diucapkan orang dengan teledor, tanpa menyadari hal itu, tetapi kemudian ia mengetahuinya, maka ia bersalah dalam salah satu perkara itu. (5) Jadi apabila ia bersalah dalam salah satu perkara itu, haruslah ia mengakui dosa yang telah diperbuatnya itu, (6) dan haruslah ia mempersembahkan kepada TUHAN sebagai tebusan salah karena dosa itu seekor betina dari domba atau kambing, menjadi korban penghapus dosa. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu karena dosanya.”.

Catatan: tentu saja Ceremonial Law seperti ini tak berlaku lagi dalam jaman Perjanjian Baru.

2)  Kisah Para Rasul 23: 14-15: “(14) Mereka pergi kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi dan berkata: ‘Kami telah bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa kami tidak akan makan atau minum, sebelum kami membunuh Paulus. (15) Karena itu hendaklah kamu bersama-sama dengan Mahkamah Agama menganjurkan kepada kepala pasukan, supaya ia menghadapkan Paulus lagi kepada kamu, seolah-olah kamu hendak memeriksa perkaranya lebih teliti, dan sementara itu kami sudah siap sedia untuk membunuh dia sebelum ia sampai kepada kamu.’”.

Mereka mengajak tua-tua Yahudi, imam-imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama untuk berkomplot melakukan dusta dan pembu¬nuhan!

Andaikata Mahkamah Agama itu terdiri dari orang-orang jujur yang benci pada dusta, dan penuh dengan kasih sehingga tidak mau menyakiti orang lain, maka pasti mereka tidak akan berani mengajak Mahka¬mah Agama untuk melakukan dusta dan merencanakan pembunuhan! Bahwa mereka berani mengajak, itu membuktikan bahwa mereka tahu kalau Mahkamah Agama itu sekwalitet dengan mereka!

Penerapan: Seringkah saudara diajak untuk berbuat dosa oleh orang-orang di sekitar saudara? Misalnya: diajak berzinah, diajak berdusta supaya dapat untung yang lebih besar, diajak membolos dari kebak¬tian dsb? Kalau saudara sering diajak untuk berbuat dosa oleh orang-orang di sekitar saudara, mungkin sekali hal itu disebabkan karena mereka tahu kwalitet saudara sama dengan mereka! Karena itu introspek¬silah hidup saudara, dan sucikanlah diri saudara, maka ajakan-ajakan seperti itu akan berkurang / hilang!

Sekalipun tidak diceritakan secara explicit, tetapi jelas bahwa Mahkamah Agama itu mau diajak untuk berkomplot. Bagaimana dengan golongan orang Farisi yang baru saja memihak kepada Paulus (ay 7-10)? Rupa-rupanya sekarang mereka berbalik memusuhi Paulus lagi! Ini mengajar kita untuk hati-hati terhadap orang-orang yang memi¬hak kita, tetapi sebetulnya adalah orang kafir / kristen KTP!

II) Kegagalan komplotan itu.

1) Rencana pembunuhan itu diketahui oleh kemenakan Paulus, yang lalu memberitahukan hal itu kepada Paulus ( Kisah Para Rasul 23: 16).

 Kisah Para Rasul 23: 16: “Akan tetapi kemenakan Paulus, anak saudaranya perempuan, mendengar tentang penghadangan itu. Ia datang ke markas dan setelah diizinkan masuk, ia memberitahukannya kepada Paulus.”.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari:

a) Tuhan sering menolong menggunakan orang yang tidak terduga!

Karena itu kalau saudara mempunyai problem dan saudara berdoa kepada Tuhan, janganlah berusaha mengatur Tuhan dengan meminta kepada Tuhan supaya Ia menolong saudara melalui orang-orang yang saudara anggap bisa dipakai oleh Tuhan! Ingat bahwa Tuhan yang mahakua¬sa itu bisa menolong saudara melalui siapa saja!

b) Sebelum terjadinya peristiwa ini, Paulus telah menerima Firman Tuhan ( Kisah Para Rasul 23: 11), yang menghibur dia dan menguatkan dia menghadapi peristiwa yang saat ini terjadi!

Kisah Para Rasul 23:11 - “Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: ‘Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma.’”.

Kalau Paulus saja membutuhkan Firman Tuhan untuk bisa tetap kuat, siapakah saudara sehingga mengabaikan Firman Tuhan? Karena itu bertekunlah dalam mengisi diri saudara dengan Firman Tuhan, baik melalui saat teduh secara teratur, melalui khotbah dalam kebaktian, Pemahaman Alkitab, makalah, cassette dsb.

c) Firman Tuhan dalam Kisah Para Rasul 23: 11 itu rasanya bertentangan dengan ‘fakta’ saat ini, karena Firman Tuhan mengatakan bahwa Paulus harus pergi ke Roma, sedangkan ‘fakta’ menunjukkan bahwa ada lebih dari 40 orang bersumpah untuk membunuh dia.

Penerapan:

Dalam hidup kita, kita akan sering berhadapan dengan keadaan seperti ini, dimana Firman Tuhan kelihatannya berten¬tangan dengan fakta, misalnya:

1. Matius 6:33 kelihatannya bertentangan dengan keadaan saudara yang mempunyai gaji rendah, tetapi kebutuhan yang besar, khususnya pada masa ekonomi yang sukar seperti sekarang ini.

2. 1Korintus 10:13 kelihatannya bertentangan dengan beratnya penderi¬taan yang saudara rasakan lebih besar dari kekuatan saudara.

3. Ibrani 13:5 kelihatannya bertentangan dengan banyaknya problem dalam hidup saudara, dan doa-doa saudara yang tidak dijawab oleh Tuhan.

Kata kunci yang harus diperhatikan di sini adalah ‘kelihatannya’! Fakta bisa kelihatannya bertentangan dengan Firman Tuhan, tetapi tidak mungkin sungguh-sungguh bertentangan dengan Firman Tuhan! Karena itu sekalipun fakta kelihatannya bertentangan dengan Firman Tuhan, tetaplah percaya kepada Firman Tuhan.

2) Paulus berusaha mempertemukan kemenakannya itu dengan kepala pasukan ( Kisah Para Rasul 23: 17).

 Kisah Para Rasul 23: 17: “Lalu Paulus memanggil salah seorang perwira dan berkata kepadanya: ‘Bawalah anak ini kepada kepala pasukan, karena ada sesuatu yang perlu diberitahukannya kepadanya.’”.

Jadi jelas bahwa sekalipun Paulus beriman pada janji Tuhan dalam Kisah Para Rasul 23: 11 itu, tetapi ia tidak pasif / ‘beriman’ / ‘berserah’ saja menghadapi usaha pembunuhan tersebut! Ia berusaha semampunya untuk tidak terbunuh! Ini bukan tindakan yang tidak beriman!

Penerapan:

a) Kalau saudara percaya pada Matius 6:33, yang menjanjikan pencukupan kebutuhan hidup saudara asal saudara mencari Allah dan kebenaranNya, itu tidak berarti bahwa saudara tidak perlu berusaha untuk mencukupi kebutuhan hidup saudara!

Bdk. 2Tes 3:10b - “jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.”.

b) Kalau saudara percaya pada 1Korintus 10:13, yang mengatakan bahwa pencobaan tidak akan lebih besar dari kekuatan saudara, itu tidak berarti bahwa saudara tidak perlu berusaha untuk menguatkan iman saudara supaya lebih kuat dari pencobaan yang menimpa saudara!

c) Kalau saudara percaya pada Ibrani 13:5, yang menjanjikan bahwa Allah tidak akan meninggalkan saudara, itu tidak berarti bahwa saudara tidak perlu berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan!

d) Kalau saudara percaya bahwa setiap orang pilihan pasti akan selamat (bdk. Kis 13:48), itu tidak berarti bahwa saudara tidak perlu memberitakan Injil!

3) Perwira itu mau menuruti Paulus ( Kisah Para Rasul 23: 18), dan kepala pasukan itu mau mendengarkan kata-kata seorang anak muda dan mempercayainya (Kisah Para Rasul 23: 19-22).

Kisah Para Rasul 23: 18-22: “(18) Perwira itu membawanya kepada kepala pasukan dan berkata: ‘Paulus orang tahanan itu, memanggil aku dan meminta, supaya aku membawa anak muda ini kepadamu, sebab ada yang perlu diberitahukannya kepadamu.’ (19) Maka kepala pasukan itu memegang tangan anak muda itu, lalu membawanya ke samping dan bertanya: ‘Apakah yang perlu kauberitahukan kepadaku?’ (20) Jawabnya: ‘Orang-orang Yahudi telah bersepakat untuk meminta kepadamu, supaya besok engkau menghadapkan Paulus lagi ke Mahkamah Agama, seolah-olah Mahkamah itu mau memperoleh keterangan yang lebih teliti dari padanya. (21) Akan tetapi janganlah engkau mendengarkan mereka, sebab lebih dari pada empat puluh orang dari mereka telah siap untuk menghadang dia. Mereka telah bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa mereka tidak akan makan atau minum, sebelum mereka membunuh dia; sekarang mereka telah siap sedia dan hanya menantikan keputusanmu.’ (22) Lalu kepala pasukan menyuruh anak muda itu pulang dan memerintahkan kepadanya: ‘Jangan katakan kepada siapapun juga, bahwa engkau telah memberitahukan hal ini kepadaku.’”.

Jelaslah bahwa Tuhan turut bekerja dalam semua ini!

4) Tindakan kepala pasukan ( Kisah Para Rasul 23: 23-30).

a) Mengirim Paulus ke Kaisarea (Romawi menjadikan kota ini ibukota Yudea), kepada wali negeri Feliks, dengan dikawal oleh ( Kisah Para Rasul 23: 23):

1. 200 orang prajurit.

2. 70 orang berkuda.

3. 200 orang bersenjata lembing.

Kisah Para Rasul 23: 23: “Kemudian kepala pasukan memanggil dua perwira dan berkata: ‘Siapkan dua ratus orang prajurit untuk berangkat ke Kaisarea beserta tujuh puluh orang berkuda dan dua ratus orang bersenjata lembing, kira-kira pada jam sembilan malam ini.”.

Bahwa kepala pasukan itu mau mengerahkan 470 orang hanya untuk mengawal Paulus, yang sebetulnya sama sekali tidak penting bagi pemerintahan Roma, lagi-lagi menunjukkan bahwa Tuhan ikut bekerja di sini.

Dalam Kis 16 Tuhan menyelamatkan Paulus menggunakan sesuatu yang spektakuler (gempa bumi), tetapi di sini Tuhan menggunakan jalan yang biasa.

b) Menulis surat kepada Feliks ( Kisah Para Rasul 23: 25-30).

Kisah Para Rasul 23: 25-30: “(25) Dan ia menulis surat, yang isinya sebagai berikut: (26) ‘Salam dari Klaudius Lisias kepada wali negeri Feliks yang mulia. (27) Orang ini ditangkap oleh orang-orang Yahudi dan ketika mereka hendak membunuhnya, aku datang dengan pasukan mencegahnya dan melepaskannya, karena aku dengar, bahwa ia adalah warganegara Roma. (28) Untuk mengetahui apa alasannya mereka mendakwa dia, aku menghadapkannya ke Mahkamah Agama mereka. (29) Ternyatalah bagiku, bahwa ia didakwa karena soal-soal hukum Taurat mereka, tetapi tidak ada tuduhan, atas mana ia patut dihukum mati atau dipenjarakan. (30) Kepadaku telah diberitahukan, bahwa ada komplotan merencanakan membunuh dia. Karena itu aku segera menyuruh membawa dia kepadamu, sedang kepada para pendakwa telah kuberitahukan, bahwa mereka harus mengajukan perkara itu kepadamu.’”.

Kisah Para Rasul 23: 29 menunjukkan bahwa bagi kepala pasukan itu, penyelewengan ajaran bukanlah sesuatu yang penting, dan bukanlah sesuatu yang harus dihukum. Ini juga pandangan dari Galio (Kis 18:14-15) dan Festus (Kis 25:18-19).

Kis 18:14-15 - “(14) Ketika Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: ‘Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu, (15) tetapi kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian.’”.

Kis 25:18-19 - “(18) Tetapi ketika para pendakwa berdiri di sekelilingnya, mereka tidak mengajukan suatu tuduhanpun tentang perbuatan jahat seperti yang telah aku duga. (19) Tetapi mereka hanya berselisih paham dengan dia tentang soal-soal agama mereka, dan tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup.”.

Tetapi Tuhan mempunyai pandangan yang sangat berbeda, karena dalam Ulangan 13:1-18 dikatakan bahwa nabi palsu harus dihukum mati!

Calvin: “For among the people of God it is an offence worthy of no less punishment, to corrupt the doctrine of godliness with wicked and false opinions, than to do injury to, or commit wickedness among men.” [= Karena di antara umat Allah, merusak¬kan ajaran ilahi dengan pandangan yang jahat dan tidak benar, merupakan suatu pelanggaran yang layak mene-rima hukuman yang tidak kalah beratnya, dari pada melukai orang atau melakukan kejahatan di antara manusia.].

Penerapan: Semua saudara mungkin menganggap pembunuh, pencuri, pemerkosa dsb sebagai orang-orang yang jahat dan harus dihukum. Tetapi bagai-mana pandangan saudara tentang pendeta-pendeta yang:

1. Mengajarkan bahwa Kitab Suci bukanlah Firman Tuhan?

2. Mengajarkan bahwa Kristus bukanlah satu-satunya jalan ke surga?

3. Hanya mengajarkan ajaran moral / etika, tetapi tidak pernah memberitakan Injil?

4. Hanya menekankan Yesus sebagai pembuat mujijat, dokter, pem¬beri berkat, tetapi tidak sebagai Juruselamat dan Tuhan?


Apakah saudara masih menghormati pendeta-pendeta seperti itu? Kalau ya, maka saudara tidak berbeda dengan kepala pasukan yang kafir itu!

Bdk. 2Yoh 10-11 - “(10) Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya. (11) Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.”.

Penutup.

Akhirnya Paulus sampai dengan selamat di Kaisarea, dan akhirnya ia betul-betul sampai di Roma, sesuai dengan Firman Tuhan dalam Kisah Para Rasul 23: 11!

Jadi terbukti bahwa sekalipun Firman Tuhan itu kelihatannya bertentangan dengan ‘fakta’, akhirnya Firman Tuhanlah yang benar!

Maukah saudara percaya pada Firman Tuhan, dalam sikon apapun juga?

-AMIN-
Next Post Previous Post