PENJAHAT YANG BERTOBAT: LUKAS 23:39-43
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Penjahat yang bertobat: Lukas 23:39-43. Lukas 23:39-43 - “(lukas 23:39) Seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya: ‘Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diriMu dan kami!’ (40) Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: ‘Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? (41) Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.’ (42) Lalu ia berkata: ‘Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.’ (43) Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.’”.
gadget, otomotif, bisnis |
I)Penjahat yang menghujat Kristus.
1) Penjahat-penjahat itu ‘digantung’(Lukas 23: 39).
Lukas 23: 39: “Seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya: ‘Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!’”.
Dari istilah ‘digantung’ ini Adam Clarke menafsirkan bahwa berbeda dengan Kristus yang betul-betul disalibkan (dipaku pada kayu salib), maka penjahat-penjahat itu hanya diikatkan pada kayu salib, dan karena itu Kristus mati lebih cepat dari mereka (Yohanes 19:31-33).
Yohanes 19:31-33 - “(31) Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib- sebab Sabat itu adalah hari yang besar - maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. (32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,”.
Tetapi saya tidak setuju dengan penafsiran Adam Clarke ini karena:
a) Matius 27:44 mengatakan bahwa penjahat-penjahat itu ‘disalibkan’.
Matius 27:44 - “Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela-Nya demikian juga.”.
b) Dalam Lukas 23:33, kata kerja ‘menyalibkan’ digunakan baik untuk Yesus, maupun untuk kedua penjahat tersebut.
Lukas 23:33 - “Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya.”.
c) Dalam Gal3:13 kata ‘digantung’ diterapkan oleh Paulus kepada Kristus.
Galatia 3:13 - “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’”.
Kesimpulannya: kata ‘disalibkan’ dan ‘digantung’ digunakan secara interchangeable (=bisa dibolak balik).
2) ‘Menghujat’(Lukas 23: 39).
Lukas 23: 39: “Seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya: ‘Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!’”.
Matius 27:44 - “Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela-Nya demikian juga.”.
Markus 15:32 - “Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya.’ Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga.”.
Matius 27:44 dan Markus 15:32 menggunakan kata ‘mencela’, Lukas 23:39 menggunakan kata yang jauh lebih keras yaitu ‘menghujat’. Ini menunjukkan bahwa:
a) Lukas tidak menceritakan bagian yang persis sama dengan yang diceritakan oleh Matius dan Markus.
b) Penjahat ini betul-betul orang yang keterlaluan. Sudah mau mati masih menghujat orang lain. Andai kata pun Yesus memang adalah seorang penipu / penjahat, apa perlunya ia menghujat Yesus? Ini adalah contoh orang yang bertekun dalam dosa sampai mati!
Apakah saudara adalah orang yang bertekun dalam dosa seperti penjahat ini?
3) Hujatannya (Lukas 23: 39).
Lukas 23: 39: “Seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya: ‘Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!’”.
a) ‘Bukankah Engkau adalah Kristus?’.
Ini jelas diucapkan dengan nada mengejek, dan karena itu justru menunjukkan ketidakpercayaannya bahwa Yesus adalah Kristus / Mesias (=yang diurapi).
b) ‘Selamatkanlah diri-Mu dan kami!’.
Sekalipun ini juga bisa diucapkan sebagai ejekan, tetapi mungkin sekali dalam dirinya ada keinginan untuk betul-betul diselamatkan oleh Yesus.
Dua pernyataan tersebut di atas adalah dua pernyataan yang kontradiksi! Ia tidak percaya Yesus, tetapi ia ingin diselamatkan. Itu mustahil bisa terjadi, karena Yesus sendiri berkata: “Jikalau kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu”(Yohanes 8:24b). Mengapa demikian? Karena tanpa memiliki Yesus sebagai Penebus / Juru selamat dosa saudara, maka saudara sendirilah yang harus membayar hutang dosa saudara!
Penerapan:
Kalau saudara tidak percaya kepada Yesus, jangan berharap saudara bisa selamat! Kalau saudara ingin selamat, percayalah dan datanglah kepada Yesus! Ia adalah satu-satunya jalan ke surga.
Yohanes 14:6 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”.
Kisah Para Rasul 4:12 - “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.’”.
1Yohanes 5:11-12 - “(11) Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. (12) Barang siapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barang siapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.”.
II) Penjahat yang bertobat.
1) Dalam Mat 27:44 / Markus 15:32 dikatakan bahwa kedua penjahat itu mencela Yesus, tetapi dalam Luk 23:39-42 dikatakan bahwa hanya satu penjahat yang menghujat Yesus, sedangkan yang satunya justru menegur temannya itu, dan lalu menyatakan imannya kepada Yesus.
Matius 27:44 - “Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencelaNya demikian juga.”.
Markus 15:32 - “Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya.’ Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga.”.
Lukas 23:39-42 - “(39) Seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya: ‘Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!’ (40) Tetapi yang seorang menegur dia, katanya: ‘ Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? (41) Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.’ (42) Lalu ia berkata: ‘Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.’”.
Bagaimana cara mengharmoniskan Matius 27:44 / Markus 15:32 dengan Lukas 23:39-42? Ada beberapa cara:
a) Calvin menganggap bahwa Matius dan Markus menggunakan gaya bahasa synecdoche, di mana sekalipun mereka menuliskan seluruhnya (kedua penjahat), tetapi yang mereka maksudkan adalah sebagian (salah satu penjahat).
Gaya bahasa seperti ini sering dipakai bahkan dalam pembicaraan sehari-hari,misalnya: kalau kesebelasan sepak bola Indonesia kalah, maka orang berkata ‘Indonesia kalah’.
b) Dalam Kitab Suci kadang-kadang plural / jamak bisa diartikan singular / tunggal.
Contoh: kata ‘mereka’ dalam Matius 2:20 jelas menunjuk pada satu orang, yaitu Herodes (Matius 2:19).
Matius 2:19-20 - “(19) Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: (20) ‘ Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati.’”.
c) Matius dan Markus hanya menceritakan bagian awalnya, sedangkan Lukas hanya menceritakan bagian akhirnya.
Jadi, mula-mula kedua penjahat itu mencela Yesus (Matius 27:44 / Markus 15:32), tetapi akhirnya salah satu bertobat, dan yang satunya bahkan menjadi bertambah jahat sehingga lalu menghujat Yesus, dan ini menyebabkan penjahat yang bertobat itu menegur dia (Lukas 23:39-41).
Saya condong pada penafsiran yang ke 3 ini.
2) Faktor-faktor yang menghalangi dan mendukung pertobatannya.
a) Faktor yang menghalangi pertobatannya: Yesus yang mengaku sebagai Anak Allah, Mesias, Raja, dan Juru selamat itu, pada saat itu sedang tergantung dengan tidak berdaya di atas kayu salib. Menurut logika duniawi, ini tentu hal yang menggelikan!
b) Faktor-faktor yang mendukung pertobatannya:
1. Rasa takut kepada Allah pada saat ia mau mati.
Lukas 23: 40: “Tetapi yang seorang menegur dia, katanya: ‘Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?”.
Ini menunjukkan bahwa dalam memberitakan Injil kita juga perlu memberitakan tentang keadilan Allah, hukuman Allah, kengerian neraka dsb, supaya orang yang kita injili itu menjadi takut dan bertobat.
2. Sikap dan kesucian Yesus yang terlihat mulai saat Ia dicambuki, digiring, disalibkan dsb.
Lukas 23: 41: “Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.’”.
a. Yesus diejek, dihina, dsb, tetapi tidak membalas.
b. Pada waktu paku menembus tangan dan kaki, apalagi pada waktu kayu salib yang tadi terbaring di tanah itu lalu ditegakkan, orang hukuman itu biasanya melontarkan segala macam kutukan, sumpah serapah dan cacian. Tetapi Yesus justru berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:34a).
c. Dalam mengalami semua penderitaan-Nya, Yesus tidak takut tetapi tetap tenang dan berserah kepada Bapa-Nya.
Kalau saja kita bisa mempunyai sikap dan kesucian seperti ini, maka pasti kita pun akan menarik banyak orang datang kepada Yesus! Maukah saudara berusaha meneladani sikap dan kehidupan Yesus?
3. Firman yang pernah ia dengar, baik secara langsung atau tak langsung, dari Yesus (ay 42 bdk. Matius 24:30 25:31).
Lukas 23: 42: “Lalu ia berkata: ‘Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.’”.
Matius 24:30 - “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.”.
Matius 25:31 - “‘Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.”.
Pada saat ia mendengarnya, ia tidak bertobat. Tetapi sekarang pada saat ia mau mati, ia menanggapinya dan bertobat!
Ini suatu hal yang harus selalu kita pikirkan pada saat kita memberitakan Injil dan ditolak. Sekalipun pada saat itu orang yang kita injili itu menolak, tetapi tetap ada kemungkinan bahwa dikemudian hari ia bertobat. Jadi jangan kecewa, putus asa, apalagi berhenti dalam memberitakan Injil, pada waktu saudara mengalami penolakan.
4. Pekerjaan Roh Kudus dalam dirinya.
Ini jelas harus ada karena tanpa ini tidak seorang pun bisa datang kepada Yesus.
Yohanes 6:44,65 - “(44) Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. … (65) Lalu Ia berkata: ‘Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.’”.
1Korintus 12:3 - “Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: ‘Terkutuklah Yesus!’ dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: ‘Yesus adalah Tuhan’, selain oleh Roh Kudus.”.
3) Imannya.
a) Imannya terlihat dari:
1. Ia sadar bahwa kematian bukanlah akhir dari segala-galanya (Lukas 23: 40,42).
Ay 40,42: “(40) Tetapi yang seorang menegur dia, katanya: ‘Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? … (42) Lalu ia berkata: ‘Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.’”.
Apakah saudara juga menyadari hal ini?
2. Ia sadar bahwa Allah itu adil dan akan menghukum orang berdosa (Lukas 23: 40).
Lukas 23: 40: “Tetapi yang seorang menegur dia, katanya: ‘Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?”.
Ada banyak orang hanya menyoroti kasih Allah saja, sehingga mereka mengabaikan keadilan dan penghukuman Allah! Bagaimana dengan saudara?
3. Ia sadar dirinya adalah orang yang berdosa dan patut dihukum (Lukas 23: 41a).
Lukas 23: 41: “Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.’”.
Apakah saudara menganggap diri saudara baik dan layak masuk surga? Kalau ya, saudara justru pasti akan masuk neraka!
4. Ia percaya bahwa Yesus adalah orang benar (Lukas 23:41b).
Lukas 23: 41: “Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.’”.
Dengan demikian ia pasti juga percaya bahwa claim Yesus, yang menyatakan diri-Nya sebagai Mesias dan Anak Allah, pasti juga benar.
Apakah saudara percaya akan hal-hal ini?
5. Ia percaya bahwa Yesus akan datang sebagai Raja pada kedatangan-Nya yang kedua kalinya (ay 42).
Lukas 23: 42: “Lalu ia berkata: ‘Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.’”.
Mengomentari ayat ini Calvin berkata: kalau penjahat itu bisa menerima Yesus sebagai Raja pada saat Yesus sedang terpaku di atas kayu salib, maka celakalah kita kalau sekarang setelah Yesus bangkit, naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, kita tidak menerima-Nya sebagai Raja dalam kehidupan kita.
6. Ia menyerahkan keselamatan jiwanya kepada Yesus (Lukas 23: 42).
Lukas 23: 42: “Lalu ia berkata: ‘Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.’”.
Perhatikan bahwa ia tidak mempersoalkan keselamatan jasmaninya seperti penjahat yang pertama (Lukas 23: 39), tetapi mempersoalkan jiwanya setelah ia mati!
Jaman sekarang ada begitu banyak gereja / hamba Tuhan, orang Kristen yang hanya menekankan manfaat Yesus bagi hidup sekarang ini, seperti memberikan kesembuhan, memberikan berkat / kekayaan, menolong dari problem dsb. Kalau saudara adalah orang seperti ini, maka renungkan kata-kata Paulus dalam 1Korintus15:19 yang berbunyi:
“Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia”.
Renungkanlah: apakah saudara sudah percaya kepada Yesus demi keselamatan jiwa saudara pada hidup yang akan datang?
b) Bukti imannya.
Sekalipun hidup penjahat ini sudah tinggal sangat singkat, tetapi tetap saja ada pengudusan yang membuktikan kesejatian imannya.
1. Tadi, bersama-sama penjahat yang satunya, ia mencela Yesus (Matius 27:44 Markus 15:32).Tetapi sekarang, pada waktu penjahat satunya itu menghujat Yesus, ia bukan saja tidak ikut menghujat, tetapi ia bahkan berani menegur temannya itu (Lukas 23: 39-41).
Ada banyak orang yang tidak berani menegur anaknya yang melakukan kesalahan yang dulu ia sendiri juga lakukan (misalnya tidak jujur dalam ulangan). Tetapi penjahat ini, baru saja mencela Yesus, tetapi sekarang berani menegur temannya yang menghujat Yesus. Ini sesuatu yang luar biasa!
2. Ia adalah orang yang tahu diri dan rendah hati!
Berbeda dengan Yakobus dan Yohanes yang minta duduk di kiridan kanan Yesus (Markus 10:35-37), penjahat ini hanya minta ‘diingat’ oleh Yesus (ay 42).
Markus 10:35-37 - “(35) Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: ‘Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!’ (36) Jawab-Nya kepada mereka:‘ Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?’ (37) Lalu kata mereka:‘ Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu.’”.
Lukas 23: 42: “Lalu ia berkata: ‘Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.’”.
Ini harus kita tiru, bahkan kalau dalam hidup ini kita sudah banyak melakukan banyak hal untuk Tuhan (bdk. Lukas 17:7-10).
Lukas 17:7-10 - “(7) ‘Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! (8) Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. (9) Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? (10) Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.’”.
Penerapan: adanya pengudusan menunjukkan kesejatian iman penjahat itu. Bagaimana dengan iman saudara? Apakah juga disertai dengan pengudusan / perbuatan baik / ketaatan yang membuktikan kesejatiannya? Kalau tidak, jangan pernah mimpi bahwa saudara akan diselamatkan!
Bdk. Yakobus 2:17,26 - “(17) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. … (26) Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”.
III) Jawaban Yesus (Lukas 23: 43).
Lukas 23: 43: “Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.’”.
1) Ketika dicela / dihujat, Yesus tidak menjawab; tetapi pada waktu Ia melihat ada penjahat yang membutuhkan Firman Tuhan, bimbingan dan hiburan, Ia menjawabnya! Kalau kita mungkin terbalik! Pada saat ada orang mencela, kita menjawabnya, tetapi pada waktu ada orang membutuhkan Firman Tuhan, hiburan dan bimbingan, kita bungkam seribu bahasa!
Juga perlu saudara perhatikan bahwa kata-kata Yesus ini bukan sekedar hiburan kosong yang tidak benar! Ini adalah kebenaran, yang pasti melegakan sekali bagi penjahat itu.
Penerapan: Berusahalah untuk menghibur orang, tetapi jangan memberikan hiburan kosong yang tidak benar. Itu sama dengan dusta!
2) Perhatikan bahwa dalam penderitaan yang luar biasa hebatnya, dan dalam detik-detik terakhir hidup-Nya, Yesus tetap melayani Bapa-Nya dan sesama manusia-Nya.
Berbeda dengan penjahat yang pertama, yang bertekun dalam dosa sampai pada akhir hidupnya, maka Yesus tekun dalam berbuat baik / melayani sampai pada akhir hidup-Nya!
Penerapan: Apakah saudara bertekun dalam berbuat baik / melayani, atau dalam berbuat dosa?
3) Firdaus adalah surga, bukan tempat penantian.
Dasarnya: Kata ‘Firdaus’ berasal dari kata bahasa Yunani PARADEISOS, yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan paradise (= surga).
Kata Yunani itu muncul hanya 3 x dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Lukas 23:43 ini, dalam 2Kor 12:4 dan dalam Wah 2:7.
a) Dalam 2Korintus 12:4, kalau kita membandingkannya dengan 2Korintus 12:2, maka jelas bisa kita dapatkan bahwa Firdaus adalah surga, karena dalam 2Kor 12:2 Paulus mengatakan diangkat ke sorga, sedangkan dalam 2Kor 12:4 Paulus mengatakan diangkat ke Firdaus.
2Korintus 12:2,4 - “(2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau - entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya - orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari surga. … (4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.”.
b) Dalam Wahyu 2:7 dikatakan bahwa dalam taman Firdaus itu terdapat pohon kehidupan. Sedangkan dari Wah 22:2,14,19 terlihat bahwa pohon kehidupan itu ada di surga. Kesimpulannya lagi-lagi adalah bahwa Firdaus adalah surga!
Wahyu 2:7 - “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barang siapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah.’”.
Wahyu 22:2,14,19 - “(2) Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. … (14) Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu. … (19) Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini.’”.
c) Kalau dalam 2 ayat itu Firdaus menunjuk pada surga, maka jelas bahwa dalam Lukas 23:43 juga harus diartikan sebagai surga! Dan kalau dalam Lukas 23:43 ini kata ‘Firdaus’ tidak diartikan sebagai ‘surga’, maka akan terjadi kontradiksi antara kata-kata Yesus di sini dengan kata-kata Yesus yang terakhir, yaitu ‘Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku’ (Lukas 23:46).
Kalau Firdaus menunjuk pada surga, maka ini menunjukkan bahwa:
1. Pada saat Yesus mati, Ia langsung pergi kesurga (bdk. Lukas 23:46).
Dengan demikian jelaslah bahwa Yesus tidak turun ke mana-mana, baik ke neraka, kerajaan maut ataupun tempat penantian!
Kalau demikian, apa artinya kata-kata ‘turun ke neraka / kerajaan maut’ dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli? Calvin mengatakan bahwa kalimat ini menunjuk pada penderitaan rohani yang dialami oleh Yesus, pada saat Ia masih hidup / terpancang di atas kayu salib, tepatnya pada saat Ia berteriak ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’. Ingat bahwa di neraka orang terpisah dari Allah (bdk. 2Tes 1:9).
2Tesalonika 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya,”.
Karena itu, pada saat Yesus terpisah dari Allah, Ia dikatakan ‘turun ke neraka’.
Jadi, Calvin beranggapan bahwa 12 Pengakuan Iman Rasuli itu mula-mula menunjukkan penderitaan Yesus secara jasmani yang terlihat oleh mata manusia, yaitu ‘menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, mati dan dikuburkan’. Setelah itu 12 Pengakuan Iman Rasuli itu menunjukkan penderitaan Yesus secara rohani yang tidak terlihat oleh mata manusia, yaitu ‘turun ke neraka’.
Keberatan: kalau memang Yesus langsung ke surga pada saat mati, mengapa setelah Ia bangkit Ia mengatakan bahwa Ia belum pergi kepada Bapa?
Yohanes 20:17 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.’”.
Jawab: Kata-kata ‘janganlah engkau memegang Aku’ dalam Yohanes 20:17 tidak mungkin berarti bahwa Ia tidak mau disentuh oleh Maria Magdalena, karena Ia membiarkan murid-murid dan perempuan-perempuan yang lain menyentuh-Nya setelah Ia kebangkitan-Nya.
Matius 28:9 - “Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: ‘Salam bagimu.’ Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.”.
Lukas 24:39-40 - “(39) Lihatlah tanganKu dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu (roh) tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaKu.’ (40) Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka.”.
Yohanes 20:27 - “Kemudian Ia berkata kepada Tomas: ‘Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.’”.
Jadi kata-kata ‘janganlah engkau memegang Aku’dalam Yoh 20:17 itu, maksudnya adalah ‘jangan menahan / nggandoli Aku’.
Dengan demikian kata-kata ‘belum pergi kepada Bapa’ tidak menunjuk ke belakang (antara kematian dan kebangkitan), tetapi menunjuk ke depan, pada kenaikanNya ke surga (perhatikan Yohanes 20:17b yang jelas berbicara tentang kenaikan-Nya ke surga).
Yohanes 20:17 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.’”.
Jadi arti dari ayat itu adalah: Yesus, yang tahu bahwa Maria Magdalena itu bermaksud menahan Dia selama-lamanya di dunia ini, lalu berkata ‘Jangan menahan / nggandoli Aku, karena Aku harus naik ke surga / pergi kepada Bapa!’.
Dengan demikian, Yohanes 20:17 ini tidak menunjukkan bahwa antara kematian dan kebangkitan, Yesus tidak pergi ke surga!
2. Pada saat mati, penjahat yang bertobat itu(dan juga semua orang yang betul-betul percaya kepada Yesus) langsung masuk ke surga (hanya roh / jiwanya, sedangkan tubuhnya menunggu kedatangan Kristus yang kedua kalinya).
Ini menunjukkan bahwa:
a. Api penyucian itu tidak ada!
· Doktrin tentang api penyucian sama sekali tidak punya dasar Kitab Suci!
· Kalau memang api penyucian itu ada, maka pasti penjahat ini harus lama sekali berada di situ!
· Doktrin api penyucian menghina penebusan Kristus yang sudah membereskan semua dosa-dosa kita!
Kisah Para Rasul 13:39 - “Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu per oleh dari hukum Musa.”.
Kolose 2:13 - “Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita,”.
Titus 2:14 - “yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diriNya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.”.
1Yohanes 1:7,9 - “(7) Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. … (9) Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”.
b. Doktrin yang mengajarkan bahwa antara kita mati sampai Kristus datang kembali jiwa / roh kita tidur, adalah doktrin yang salah! Perhatikan bahwa baik Lazarus maupun orang kaya dalam Luk 16:19-31 sama-sama sadar dan tidak tidur! Juga mereka tidak ada di kuburan tetapi sudah ada di surga / neraka!
c. Doktrin yang mengajarkan adanya tempat penantian, juga adalah ajaran yang salah.
Kalau memang Firdaus berarti tempat penantian, dan penjahat itu masuk tempat penantian lebih dulu, itu berarti bahwa Kristus juga pergi ketempat penantian (karena Ia berkata: ‘... hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus’). Apa gerangan yang Ia lakukan di tempat penantian?
Perhatikan juga bahwa penjahat itu hanya minta supaya Kristus mengingat Dia. Kapan? Pada saat Kristus datang kembali! Tetapi bagaimana jawaban Yesus? ‘Engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus’! Kapan? ‘Hari ini’!
Lukas 23: 43: “Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.’”.
3. Penjahat itu selamat / masuk surga sekalipun ia bertobat pada saat terakhir hidupnya.
Memang, selama saudara masih hidup, saudara bisa bertobat dan datang kepada Yesus, dan saudara akan diselamatkan. Tetapi, jangan secara sengaja menunda pertobatan saudara sampai pada detik terakhir hidup saudara! Ingat bahwa:
a. Saudara tidak tahu apa yang akan terjadi besok.
Amsal 27:1 - “Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu.”.
Bagaimana kalau saudara mati secara mendadak dan tidak sempat bertobat? Saudara akan masuk ke neraka sekali dan selama-lamanya, dan pada saat itu, segala penyesalan / pertobatan tidak ada gunanya.
b. Allah tidak membiarkan dirinya dipermainkan.
Galatia 6:7 - “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.”.
Kalau saudara sengaja menunda pertobatan saudara dengan maksud supaya saudara bisa menikmati dosa dalam dunia, dan tetap masuk surga, maka ingatlah dan renungkan baik-baik Galatia 6:7 ini!
J. C. Ryle: “I know that people are fond of talking about deathbed evidences. They will rest on words spoken in the hour of fear and pain and weakness, as if they might take comfort in them about the friends they lose. But I am afraid in ninety-nine cases out of a hundred such evidences are not to be depended on. I suspect that, with rare exceptions, men die just as they have lived” (= Saya tahu bahwa banyak orang senang membicarakan bukti-bukti ranjang kematian. Mereka bersandar pada kata-kata yang diucapkan pada saat ketakutan dan sakit dan kelemahan, seakan-akan mereka bisa mendapatkan hiburan dalam kata-kata itu tentang sahabat mereka yang hilang /mati. Tetapi saya takut / kuatir bahwa 99 kasus dari 100 bukti-bukti seperti itu tidak bisa diandalkan. Saya menduga bahwa dengan perkecualian yang sangat jarang, orang mati sama seperti mereka telah hidup) - ‘Holiness’, hal 40.
Karena itu, kalau saat ini saudara belum sungguh-sungguh percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat saudara, datanglah dan percayalah kepada Dia sekarang juga! Sama seperti Yesus mau menerima penjahat yang bertobat itu, Ia pasti juga mau menerima saudara, bagaimanapun jahatnya dan berdosanya hidup saudara selama ini!
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-