HERODES MEMBUNUH YOHANES PEMBAPTIS (LUKAS 9:7-9)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
HERODES MEMBUNUH YOHANES PEMBAPTIS (LUKAS 9:7-9)HERODES MEMBUNUH YOHANES PEMBAPTIS (LUKAS 9:7-9). Lukas 9:7-9 - “(7) Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan iapun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. (8) Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit. (9) Tetapi Herodes berkata: ‘Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?’ Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus.”.

I) Herodes membunuh Yohanes Pembaptis.

Dalam Lukas hanya diceritakan bahwa Herodes memenjarakan Yohanes Pembaptis.

Lukas 3:19-20 - “(19) Akan tetapi setelah ia menegor raja wilayah Herodes karena peristiwa Herodias, isteri saudaranya, dan karena segala kejahatan lain yang dilakukannya, (20) raja itu menambah kejahatannya dengan memasukkan Yohanes ke dalam penjara.”.

Tetapi dalam Matius dan Markus, diceritakan secara lebih lengkap tentang bagaimana Herodes bisa membunuh Yohanes Pembaptis (Matius 14:1-12 Markus 6:14-29).

Markus 6:14-29 - “(14) Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab namaNya sudah terkenal dan orang mengatakan: ‘Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.’ (15) Yang lain mengatakan: ‘Dia itu Elia!’ Yang lain lagi mengatakan: ‘Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.’ (16) Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: ‘Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi.’ (17) Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. (18) Karena Yohanes pernah menegor Herodes: ‘Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!’ (19) Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, (20) sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. (21) Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. (22) Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: ‘Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!’, (23) lalu bersumpah kepadanya: ‘Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!’ (24) Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: ‘Apa yang harus kuminta?’ Jawabnya: ‘Kepala Yohanes Pembaptis!’ (25) Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: ‘Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!’ (26) Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. (27) Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. (28) Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. (29) Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannyadalam kuburan.”.

Dari text di atas bisa kita lihat bahwa latar belakang pembunuhan Yohanes Pembaptis oleh Herodes adalah sebagai berikut:

1) Herodes menikah dengan Herodias.

a) Diri Herodes.

1. Yang dimaksud dengan ‘Herodes’ di sini adalah Herodes Antipas, anak Herodes yang Agung (Herod the Great). Herodes yang Agung, yang memerintah pada saat Yesus dilahirkan, mempunyai banyak anak, antara lain: Aristobulus, Filipus I, (suami pertama dari Herodias), Archelaus, Antipas, Filipus II.

2. Secara sah, Herodes Antipas bukanlah raja.

Dalam Mat 14:1, Herodes disebut ‘raja wilayah’. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan ‘tetrarch’ yang artinya adalah ‘penguasa suatu daerah’.

Barnes’ Notes (tentang Matius 14:1): “The title ‘tetrarch’ literally denotes one who rules over a ‘fourth’ part of any country. It came, however, to signify the governor or ruler of any province subject to the Roman emperor.” [= Gelar ‘tetrarch’ secara hurufiah berarti seseorang yang memerintah atas ‘seperempat’ bagian dari negara manapun. Tetapi kata itu lalu berarti gubernur atau pemerintah dari propinsi manapun yang tunduk kepada kaisar Romawi.].

3. Tetapi ia memang sering juga disebut ‘raja’ (bdk. Matius 14:9 Markus 6:14,26) sebagai penghormatan.

b) Pernikahan Herodes dengan Herodias.

Mengapa hal ini merupakan dosa?

1. Karena Herodias adalah istri dari Filipus I, saudara dari Herodes Antipas sendiri, yang diceraikan oleh Herodias supaya bisa menikah dengan Herodes. Jadi, Herodes menikahi istri saudaranya sendiri.

Ini melanggar Imamat 18:16 - “Janganlah kausingkapkan aurat isteri saudaramu laki-laki, karena itu hak saudaramu laki-laki.”.

2. Herodias adalah anak dari Aristobulus (saudara dari Herodes Antipas).

Jadi, Herodias adalah keponakan dari Herodes Antipas. Pernikahan seperti ini melanggar Im 18:6,12,13 - “(6) Siapapun di antaramu janganlah menghampiri seorang kerabatnya yang terdekat untuk menyingkapkan auratnya; Akulah TUHAN. ... (12) Janganlah kausingkapkan aurat saudara perempuan ayahmu, karena ia kerabat ayahmu. (13) Janganlah kausingkapkan aurat saudara perempuan ibumu, karena ia kerabat ibumu.”.

3. Herodes Antipas sendiri menceraikan istrinya, yaitu anak perempuan dari Aretas, raja dari Nabatean Arab, supaya ia bisa kawin dengan Herodias.

2) Yohanes Pembaptis menegur dosa Herodes ini.

a) Yohanes Pembaptis menegur seorang raja / penguasa.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sini:

1. Yohanes Pembaptis tidak berusaha menyenangkan Herodes, sekalipun Herodes adalah seorang raja / penguasa. Yohanes Pembaptis justru menegur Herodes karena pernikahannya dan juga karena dosa-dosa Herodes yang lain.

Lukas 3:19 - “Akan tetapi setelah ia menegor raja wilayah Herodes karena peristiwa Herodias, isteri saudaranya, dan karena segala kejahatan lain yang dilakukannya,”.

Seorang nabi palsu memang selalu berusaha menyenangkan orang, apalagi seorang raja, tetapi seorang nabi asli tidak demikian (bdk. 1Raja 22, khususnya Lukas 9: 13-14!).

2. Banyak pengkhotbah berani menegur ‘orang kecil’, tetapi tidak banyak yang berani menegur ‘orang gede’ (orang kaya, pejabat, majelis, dsb). Ini salah! Dalam memberitakan Firman Tuhan, seorang pengkhotbah mempunyai hak dan kewajiban, untuk menegur siapa saja, bahkan raja sekalipun!

William L. Lane (NICNT, Mark): “With a boldness appropriate to his office, John had denounced the unlawful marriage of Antipas to Herodias. Not even the royal house was exempt from the call to radical repentance.” [= Dengan keberanian yang sesuai dengan jabatannya, Yohanes mencela pernikahan yang tidak sah dari Antipas dengan Herodias. Bahkan rumah raja tidak dibebaskan / dikecualikan dari panggilan pada pertobatan yang radikal.] - hal 219.

3. Yohanes Pembaptis adalah contoh orang yang tidak takut kepada manusia tetapi hanya takut kepada Tuhan.

Bdk. Matius 10:28 - “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.”.

Dalam menegur Herodes, tentu ia menyadari resiko untuk dibunuh, tetapi ia tetap menegur Herodes! Apakah saudara takut kepada Tuhan atau kepada manusia?

4. Banyak orang beranggapan bahwa hamba Tuhan harus cinta damai, dan karena itu tidak boleh ‘bikin ribut’. Tetapi Yohanes Pembaptis justru sengaja ‘bikin ribut’. Jadi jelaslah bahwa dalam kasus-kasus tertentu, khususnya pada waktu kebenaran diinjak-injak, orang kristen tidak harus mempertahankan damai. Kita justru harus ‘bikin ribut’! Kita tidak boleh mengutamakan damai dari pada kebenaran!

b) Benarkah tindakan Yohanes Pembaptis ini?

Apa keuntungan yang didapat? Kelihatannya tidak ada! Herodes dan Herodias tidak bertobat! Bahkan ada banyak kerugian! Yohanes Pembaptis mati sehingga orang-orang percaya tidak bisa mendengar Firman Tuhan dari dia lagi! Jadi bagaimana? Bisakah tindakan Yohanes Pembaptis dibenarkan? Ingat bahwa:

1. Kekristenan mengajar kita untuk melakukan hal-hal yang benar, bukan hal-hal yang menguntungkan! Kalau sesuatu itu benar, sekalipun akan merugikan kalau dilakukan, maka hal itu tetap harus dilakukan! Bandingkan dengan kasus Stefanus dalam Kis 6-7.

2. Sebelum menegur, Yohanes Pembaptis tidak tahu apakah Herodes akan bertobat atau tidak!

3. Teguran itu bukannya tidak berbuah! Sekalipun tidak berbuah dalam diri Herodes / Herodias, tetapi bisa berbuah dalam diri orang lain, termasuk dalam diri kita. Ini mengajar kita untuk tidak menjadi pengecut!

Bahkan dalam diri Herodes dan Herodias, Firman Tuhan yang tidak mempertobatkan mereka, akan dipakai untuk menghakimi mereka!

3) Sikap Herodes dan Herodias terhadap teguran Yohanes Pembaptis.

Herodes dan Herodias bukan hanya tidak bertobat, tetapi bahkan menjadi marah dan ingin membunuh Yohanes Pembaptis.

Markus 6:19-20 - “(19) Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, (20) sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.”.

Mat 14:5 - “Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi.”.

Apakah Matius 14:5 bertentangan dengan Markus 6:19-20 ini? Tidak! Mungkin mula-mula baik Herodes maupun Herodias ingin membunuh Yohanes Pembaptis. Tetapi Herodes takut kepada orang banyak. Setelah beberapa waktu, kemarahan Herodes sudah surut sehingga ia tidak lagi ingin membunuh, tetapi Herodias tetap mendendam dan ingin membunuh, dan Herodes menghalangi dia.

Lalu, mengapa ia tetap memenjarakan Yohanes Pembaptis? Mungkin untuk menghajar dia, mungkin juga untuk membungkam dia! Banyak orang kafir senang membungkam mulut hamba Tuhan yang menegur dia.

William L. Lane (NICNT, Mark) mengatakan (hal 220) bahwa pemenjaraan Yohanes Pembaptis oleh Herodes merupakan suatu tindakan kompromi, karena Herodias menghendaki Yohanes Pembaptis dihukum mati sedangkan Herodes tidak mau menghukum mati Yohanes Pembaptis.

4) Dalam pesta yang diadakan oleh Herodes, Salome, anak perempuan dari Herodias menari. Kebanyakan penafsir beranggapan tarian itu pastilah tarian yang ‘tidak bermoral’. Tarian itu begitu menyenangkan Herodes, sehingga ia bersumpah secara sembarangan, bahwa ia akan memberikan apapun yang diminta oleh Salome.

5) Atas dorongan ibunya (Herodias), Salome meminta kepala Yohanes Pembaptis.

Pulpit Commentary (Tentang Markus 6:27): “St. Jerome relates that when the head of the Baptist was brought, Herodias barbarously thrust the tongue through with a bodkin, as Fulvia is said to have done over and over again, the tongue of Cicero; thus verifying what Cicero had once said while living, that ‘nothing is more revengeful than a woman.’ Because they could not bear to hear the truth, therefore they bored through with a bodkin the tongue that had spoken the truth.” [= Santo Jerome menceritakan bahwa pada waktu kepala dari Yohanes Pembaptis dibawa, Herodias secara biadab menusuk tembus lidah Yohanes Pembaptis dengan pisau, seperti Fulvia dikatakan telah melakukan terus menerus terhadap lidah dari Cicero; dan dengan demikian membuktikan apa yang pernah dikatakan oleh Cicero pada saat masih hidup, bahwa ‘tidak ada yang lebih suka membalas dendam dari seorang perempuan’. Karena mereka tidak bisa tahan mendengar kebenaran, maka mereka mengebor sampai tembus lidah yang telah mengatakan kebenaran.] - hal 246.

Catatan: saya tidak tahu dari mana Jerome mendapatkan informasi tersebut.

6) Herodes ‘terpaksa’ menuruti permintaan itu, dan lalu menyuruh untuk memenggal kepala Yohanes Pembaptis.

Apakah ia tidak bersalah, karena ia sudah bersumpah, dan harus menuruti sumpahnya? Perhatikan kata-kata dari penafsir-penafsir ini.

William Barclay (tentang Matius 14:1-12): “Herod’s action was typical of a weak man. ... He knew well that to grant her request, so as to keep his oath, was to break a far greater law; and yet he chose to do it because he was too weak to admit his error. He was more frightened of a woman’s tantrums than of the moral law. He was more frightened of the criticism, and perhaps the amusement, of his guests, than of the voice of conscience. Herod was a man who could take a firm stand on the wrong things, even when he knew what was right; and such a stand is the sign, not of strength, but of weakness.” [= Tindakan Herodes adalah tindakan khas dari seseorang yang lemah. ... Ia tahu dengan baik bahwa mengabulkan permohonannya, sehingga menepati sumpahnya, berarti melanggar hukum yang jauh lebih besar; tetapi ia memilih untuk melakukannya, karena ia terlalu lemah untuk mengakui kesalahannya. Ia lebih takut pada kemarahan seorang perempuan dari pada terhadap hukum moral. Ia lebih takut pada kritikan, dan mungkin untuk menjadi bahan tertawaan dari tamu-tamunya, dari pada terhadap suara dari hati nurani. Herodes adalah seseorang yang bisa bertahan pada hal-hal yang salah, bahkan pada saat ia tahu apa yang benar; dan sikap seperti itu merupakan tanda, bukan dari kekuatan, tetapi dari kelemahan.] - hal 96.

Pulpit Commentary (Tentang Markus 6:20): “Herod was not utterly depraved. There was to him a charm, not only in the character, but in the discourses of John the Baptist. But he was an inconsistent man, and was continually the victim of a conflict between the good and the evil within him, in which evil, alas! triumphed.” [= Herodes bukanlah seseorang yang mentok bejatnya. Dalam dirinya ada daya tarik, bukan hanya dalam karakter, tetapi juga dalam percakapan, dari Yohanes Pembaptis. Tetapi ia adalah orang yang tidak konsisten, dan secara terus menerus merupakan korban dari suatu konflik antara baik dan jahat di dalam dirinya, dimana celakanya kejahatanlah yang menang.] - hal 246.

Pulpit Commentary (Tentang Markus 6:26): “Herod must have known well that he could not be bound by his oath in reference to a petition so unreasonable and so iniquitous. Nevertheless he thought that ‘the words of a king were law.’” [= Herodes pasti tahu dengan baik bahwa ia tidak bisa terikat oleh sumpahnya berkenaan dengan suatu permintaan yang begitu tidak masuk akal dan jahat. Tetapi bagaimanapun ia berpikir bahwa ‘kata-kata dari sang raja adalah hukum’.] - hal 246.

Saya berpendapat bahwa tindakan Herodes yang membunuh Yohanes Pembaptis yang dia tahu tak bersalah ini, hanya karena desakan istri dan tamu-tamunya, tidak terlalu berbeda dengan tindakan Pontius Pilatus yang membunuh Yesus yang ia tahu tidak bersalah, hanya karena desakan dari tokoh-tokoh Yahudi.

II) Akibat pembunuhan terhadap Yohanes Pembaptis ini.

1) Herodes dihantui oleh rasa bersalah.

a) Herodes mendengar tentang Yesus.

Lukas 9: 7: “Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan iapun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati.”.

Baik Barclay maupun Norval Geldenhuys (NICNT) menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh murid-murid dalam Lukas 9:1-6 (kontext yang ada persis sebelum kontext ini) yang menyebabkan berita itu sampai ke telinga Herodes.

Penerapan: apakah hidup dan pelayanan saudara menyebabkan orang-orang mendengar tentang Yesus?

b) Perbandingan cerita Matius, Markus, dan Lukas tentang hal ini.

Lukas 9:7-9 - “(7) Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan iapun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. (8) Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit. (9) Tetapi Herodes berkata: ‘Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?’ Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus.”.

Dari Lukas 9:9 ini kelihatannya Herodes menganggap Yesus bukan Yohanes Pembaptis, karena Yohanes Pembaptis telah ia penggal kepalanya. Tetapi sekarang mari kita bandingkan dengan versi Markus dan Matius.

Markus 6:14-16 - “(14) Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab namaNya sudah terkenal dan orang mengatakan: ‘Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.’ (15) Yang lain mengatakan: ‘Dia itu Elia!’ Yang lain lagi mengatakan: ‘Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.’ (16) Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: ‘Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi.’”.

Matius 14:1-2 - “(1) Pada masa itu sampailah berita-berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. (2) Lalu ia berkata kepada pegawai-pegawainya: ‘Inilah Yohanes Pembaptis; ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalamnya.’”.

Ini bukan suatu kontradiksi. Mungkin ini hanya menunjukkan bahwa Herodes begitu bingung sehingga sering berubah pikiran tentang siapa Yesus itu.

Lukas 9: 9: “Tetapi Herodes berkata: ‘Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?’ Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus.”.

Ia ingin bertemu Yesus untuk memastikan apakah Ia adalah Yohanes Pembaptis atau bukan. Dalam Luk 13:31 ia bahkan ingin membunuh Yesus.

Lukas 13:31 - “Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: ‘Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau.’”.

Tetapi perhatikan bahwa Herodes tak pernah berhasil membunuh Yesus. Ini menunjukkan bahwa nyawa seseorang ada dalam tangan Tuhan, bukan dalam tangan penguasa!

Bdk. Matius 10:29-31 - “(29) Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. (30) Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. (31) Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.”.

c) Ada bermacam-macam pandangan tentang siapa Yesus itu, dan Herodes menganggap Yesus sebagai Yohanes Pembaptis yang bangkit kembali.

1. Macam-macam pandangan tentang siapa Yesus itu.

Lukas 9: 7b-8: “(7b) ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. (8) Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.”.

Wycliffe Bible Commentary: “‘Elias.’ Elijah, the most spectacular of the Hebrew prophets, had ascended alive into heaven, and the prophet Malachi (Mal 4:5) had predicted that he would return to prepare the way for the Messiah.” [= ‘Elia’. Elia, nabi yang paling spektakuler dari nabi-nabi Ibrani, telah naik hidup-hidup ke surga, dan nabi Maleakhi (Mal 4:5) telah menubuatkan bahwa ia akan kembali untuk mempersiapkan jalan bagi sang Mesias.].

Mal 4:5 - “Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.”.

Ini menunjukkan bahwa Firman Tuhan memang tak selalu menyatakan secara jelas. Sebelum nubuat ini digenapi dalam diri Yohanes Pembaptis, tak ada orang yang mengerti dengan benar arti nubuat ini!

2. Herodes menganggap Yesus sebagai Yohanes Pembaptis, jelas karena ia dihantui oleh rasa bersalah.

Ia membuang ‘human accuser’ [= penuduh manusia], yaitu Yohanes Pembaptis, tetapi sekarang ada ‘divine accuser’ [= penuduh ilahi].

William Barclay (tentang Matius 14:1-12): “He is the great proof that no man can rid himself of a sin by ridding himself of the man who confronts him with it. There is such a thing as conscience, and, even if a man’s human accuser is eliminated, his divine accuser is still not silenced.” [= Ia adalah bukti yang besar bahwa tidak ada orang yang bisa membuang dosa dari dirinya sendiri dengan membuang orang yang menghadapkannya dengan dosanya. Ada hal yang disebut hati nurani, dan bahkan jika penuduh manusia disingkirkan / dibunuh, maka penuduh ilahinya tetap tidak dibungkam.] - hal 96.

2) Sejarah menunjukkan bahwa:

a) Orang-orang Yahudi marah kepada Herodes.

b) Aretas (mertua Herodes) marah karena anaknya dicerai dan ia memerangi Herodes dan menghancurkan tentara Herodes. Hanya karena campur tangan pihak Roma maka Herodes bisa selamat.

c) Kaisar Caligula (39-41 M) mengangkat Agripa I (saudara Herodias) menjadi raja untuk menggantikan Filipus II yang mati. Ini membuat Herodias iri hati sehingga ia mendesak Herodes untuk juga menghadap kaisar Caligula dan meminta untuk dijadikan raja juga (ingat bahwa Herodes Antipas sebetulnya bukan raja). Herodes mula-mula menolak, tetapi karena terus didesak, ia menuruti istrinya. Tetapi Agripa I mendengar hal itu dan ia lalu mengirim surat kepada Caligula yang menunjukkan bahwa Herodes berkomplot untuk melawan Caligula. Pada saat Herodes berhadapan dengan Caligula, di tangan Caligula ada surat dari Agripa I. Herodes tak bisa mengalahkan tuduhan-tuduhanitu sehingga Caligula akhirnya percaya kepada Agripa I. Herodes akhirnya dicopot jabatannya, kekayaannya dirampas, dan ia dibuang dalam pembuangan. Caligula tahu bahwa Herodias adalah saudara Agripa I, sehingga Herodias tidak ikut dibuang. Tetapi Herodias sendiri ingin setia kepada Herodes sehingga ia ikut ke dalam pembuangan. Inilah nasib Herodes dan Herodias!

Kesimpulan.

Orang jahat yang menentang Firman Tuhan, dan bahkan menindas hamba Tuhan, mula-mula bisa kelihatan menang. Tetapi Tuhan itu adil, sehingga akhirnya orang-orang seperti itu pasti hancur! Karena itu jangan saudara mengeraskan hati pada waktu mendengar teguran dari Firman Tuhan! 

-AMIN-
Next Post Previous Post