KEHIDUPAN KRISTEN YANG OTENTIK

KEHIDUPAN KRISTEN YANG OTENTIK
KEHIDUPAN KRISTEN YANG OTENTIK. Kisah Para Rasul 11“Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen”.

PENDAHULUAN: 

Larry Kreider, seorang pemimpin Kharismatik berkata, “Dibanyak tempat diseluruh dunia, kami melihat kerinduan baru akan iman Kristen yang otentik. Orang mendambakan melihat kehidupan Kristen dipraktikkan dari dalam ke luar”. Ketika kita melihat sesuatu sesuai dengan yang dikatakan, itulah keotentikan. Iman Kristen bukan sekedar dibicarakan tetapi dipraktikkan. Saat ini ada kerinduan akan iman Kristen yang otentik dengan ciri integritas dan kebenaran moral diantara orang-orang yang percaya kepada Kristus. Mempraktikkan kehidupan Kristen Kristen yang konsisten sangatlah penting bagi keontentikan tersebut.

Sebuah keotentikan kehidupan Kristen diawali dengan hubungan yang terus menerus dengan Kristus. Tidaklah mungkin bagi kita memiliki kehidupan Kristen otentik diluar relasi kita dengan Kristus. Kekristenan sejati bukan kita hidup bagi Kristus melainkan Kristus hidup melalui kita (Galatia 2:20.) Inilah rahasia kehidupan Kristen yang berkemenangan, “Kristus yang hidup melalui kita”. Bukan kita yang hidup bagi Yesus, tapi Yesus hidup melalui kita. 

Kegagalan untuk mengerti kebenaran sederhana ini adalah akar dari semua legalisme dan mentalitas perbuatan. Ketika kita berfokus terhadap apa harus kita lakukan, kita menempatkan diri kita di bawah legalisme. Tetapi, ketika berfokus pada apa yang Kristus telah lakukan, kita berjalan dalam kekuatan supranatural kasih karunia. Kasih karunia memberitahu kita apa yang sudah selesai Yesus kerjakan di kayu salib bagi kita. 

Satu-satunya cara untuk menjadi seperti Yesus dan melakukan pekerjaan-pekerjaan Yesus adalah dengan mengizinkan Yesus hidup melalui kita. Sama seperti kehidupan akar ditemukan di dalam tanah, sebuah cabang di dalam pokok anggur, atau seekor ikan di dalam air; demikian juga kehidupan Kristen yang sesungguhnya hanya akan ditemukan dalam kesatuan dengan Kristus (Yohanes 15:1-8). Dan bagi kita ini diawali dengan peristiwa regenerasi (lahir baru).

REGENERASI AWAL DARI DARI SELURUH PROSES PEMBAHARUAN KEHIDUPAN KRISTEN.

Regenerasi atau hidup baru dalam Kristus adalah solusi yang disediakan Allah bagi kondisi keberdosaan manusia. Regenerasi ini merupakan awal dari seluruh proses pembaharuan dalam kehidupan seorang Kristen. Proses-proses pembaharuan hidup yang mengikuti regenerasi itu bersifat progresif dan disebut “pengudusan yang dinamis”. 

Lalu apakah regenerasi itu? Regenerasi merupakan perubahan yang radikal, yaitu perubahan pada akar natur kita. Istilah radikal berasal kata Latin “radix” yang berarti “akar”. Lalu, apakah regenerasi itu? 

Pertama, regenerasi adalah penanaman (pemberian) kehidupan rohani yang baru. Pada dasarnya manusia telah mati secara rohani dan tidak mungkin dapat bekerjasama dengan Allah untuk menghidupkan dirinya sendiri (Efesus 2:5; Kolose 2:13; Roma 8:7-8). Karena itu, regenerasi merupakan tindakan Allah, dan manusia hanya menerimanya. 

Kedua, regenerasi adalah perubahan total. Regenerasi adalah perubahan total yang mempengaruhi seluruh keberadaan kepribadian, yaitu pikiran, hati nurani, kehendak, emosi. Alkitab menyebutnya sebagai pemberian “hati yang baru” (Yehezkiel 36:26). Hati adalah inti rohani dari satu pribadi, pusat dari seluruh aktivitas; sumber yang darinya mengalir semua pengalaman mental dan spiritual, berpikir, merasakan, menghendaki, mempercayai, dan sebagainya (Bandingkan dengan Amsal 4:23; Matius 15:18-19). 

Selajutnya, apakah akibat dari regenerasi? 

Pertama, memampukan seseorang untuk bertobat dan percaya. 

Seseorang dapat memberi respon di dalam pertobatan dan beriman hanya setelah Tuhan memberikan kehidupan yang baru kepadanya. Bertobat merupakan suatu keputusan sadar untuk berpaling dari dosa-dosa, sedangkan beriman berarti berpaling kepada Kristus untuk mengampuni dosa-dosa. 

Kedua, transformasi hati dan pikiran. 

Perubahan ini meskipun tidak disadari, menghasilkan hati (kardia) yang diubahkan yang memimpin kepada pikiran dan karakter yang diubahkan dan kemudian menghasilkan hidup yang diubahkan (2 Korintus 5:17). 

Paulus dalam Roma 12:2 mengatakan “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”. Kata Yunani “nous” yang digunakan disini berarti “akal budi atau pikiran”. Jadi, perubahan hati dan pikiran akan teraktualisasi dalam perubahan perilaku yaitu: sikap, tindakan dan perbuatan ( Efesus 4:17-32). 

CIRI-CIRI YANG JELAS (VISIBILITY) DARI IMAN KRISTEN YANG OTENTIK

Iman Kristen yang otentik berarti kembali taat kepada Allah, bukan dengan kekuatan kita, tetapi dengan mengijinkan Kristus hidup melalui kehidupan kita (Galatia 2:20). Bukan kita yang hidup bagi Yesus, tapi Yesus hidup melalui kita. Kegagalan untuk mengerti kebenaran sederhana ini adalah akar dari semua legalisme dan mentalitas perbuatan. 

Ketika kita berfokus terhadap apa harus kita lakukan, kita menempatkan diri kita di bawah legalisme. Tetapi, ketika berfokus pada apa yang Kristus telah lakukan, kita berjalan dan bertumbuh dalam kekuatan supranatural kasih karunia. Lalu, apakah ciri-ciri dari iman Kristen yang otentik itu? 

Berikut ini adalah ciri-ciri yang jelas dan visibel (dapat dilihat) dari kehidupan Kristen yang otentik menurut Larry Kreider.

1. Kehidupan saat teduh atau renungan pribadi yang kuat. 

Tidak ada yang dapat menggantikan pengalaman bersaat teduh dengan Bapa surgawi melalui doa dan pembacaan Alkitab. Kita mengenal Dia melalui doa pribadi dan menekuni firmanNya (Yohanes 17:3).

2. Keinginan untuk menyembah Dia saja. 

 Tanpa kita sadari kita sering terjebak, karena kita dapat menyembah apapun yang menjadi fokus kita. Kita dapat dengan mudah terjatuh dalam perangkap menyembah pekrejaan, keluarga, gereja, dan bahkan ungkpan Kharismatik dari kehidupan gereja kita. Allah memanggil kita untuk berfokus dan menyembah Dia dan hanya Dia saja (Matius 4:10). Penyembahan pribadi terbesar adalah meletakkan kehidupan kehidupan anda dimezbahNya hari demi hari sebagai persembahan yang hidup kudus dan berkenan kepadaNya (Roma 12:1).

3. Pertobatan mendalam dari dosa. 

Iman Kristen yang otentik selalu mencakup pertobatan menyeluruh atas dosa. Ketidaktaatan bukan saja masalah, tetapi juga adalah dosa dihadapan Allah yang Kudus. Daud berseru kepada Tuhan setelah berdosa dengan Betsyeba, “Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat,..” (Mazmur 51:6). Ketika melihat bagaimana dosa kita mendukakan Allah yang Kudus, kita bisa mengalami pertobatan sejati, yang menghasilkan kasih yang murni (Lukas 7:47).

4. Beban bagi jiwa dan pemberitaan Injil. 

Iman Kristen yang otentik melepaskan kita dari berpusat pada diri sendiri dan membuat hati kita terbeban untuk memenangkan mereka yang belum diselamatkan dengan berita Injil (Matius 28:19; bandingkan Lukas 10:1-3).

5. Kebergantungan pada kuasa yang diberikan oleh Roh Kudus. 

 Tanpa Dia kita tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5). KIta sangat membutuhkan kuasa Roh Kudus dalam kehidupan kita. Inilah yang Paulus tekankan dalam pelayanannya selama hidupnya (1 Korintus 2:3-5).


6. Komitmen terhadap sesama orang percaya dan kesatuan jemaat. 

Salah satu ciri iman Kristen yang otentik adalah keinginan kudus untuk melihat gereja bersatu, sama seperti yang Kristus doakan dalam Yohanes 17. Tidak ada kompetisi dalam Kerajaan Allah. Tidak ada gereja yang memiliki segalanya. Kita saling membutuhkan! Memelihara kesatuan yang nyata diantara semua orang percaya sejati di dalam Kristus merupakan tanggung jawab yang tidak tergantikan oleh persoalan-persoalan yang lebih kecil yang pernah ditangani gereja di sepanjang sejarah. 

Rasul Paulus menegaskan hal ini dalam suratnya kepada jemaat di Efesus ketika ia menasehati, “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.” (Efesus 4:2-6).

7. Menolong yang mereka miskin dan termarjinalkan. 

Ketika Petrus dan Paulus menegaskan panggilan mereka masing-masing kepada orang Yahudi dan bukan Yahudi, mereka menjelaskan bahwa menolong yang miskin adalah prioritas dalam agenda Tuhan (Galatia 2:7-10). Iman Kristen yang otentik harus mencakup penjangkauan kepada mereka yang miskin dan termajinalkan, baik secara lokal, nasional, regional, maupun internasional. Ketika menolong yang miskin kita memiutangi Tuhan, dan Tuhan tidak mungkin tidak membayarnya. Dengan kata lain menolong yang miskin adalah agenda Tuhan (Amsal 19:17).

8. Panggilan kepada misi dan mereka yang belum terjangkau. 

Buah kehidupan Kristiani yang otentik pastilah mencakup keinginan (hasrat) yang kuat untuk menjangkau mereka yang belum mendengar kesaksian Injil.

9. Kehidupan kudus dan berintegritas. 

Pada zaman ketika berganti pasangan seksual, perceraian dan pernikahan ulang merajalela, Tuhan memanggil umatNya untuk hidup menurut standar kekudusan Alkitab. Sebagai seorang yang percaya kepada Kristus, perkataan kita harus benar, dan perbuatan kita harus sesuai dengan yang kita katakan. Kita dipanggil oleh Tuhan untuk meneladani standar kekudusan, kemurnian, dan integritasNya (1 Petrus 1:15-16; Efesus 4:17-32; 5:1-17). 

PENUTUP: 

Tidak ada seorangpun dari kita yang sempurna dan tidak pernah berbuat salah. bahkan ketika kita telah percaya kepada Kristus dan diselamatkan. Kita semua adalah anak-anak Allah dalam Kristus, tetapi kita belum sempurna. Karena itu kita terus menerus diperbaharui. 

Paulus mengingatkan “..karena kamu telah menanggalkan (apekdysamenoi) manusia lama (palaion anthropos) serta kelakuannya, dan telah mengenakan (endysamneoi) manusia baru (kainon anhtropos) yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya”(Kolose 3:9-10). 

Frase “terus menerus diperbaharui” dalam ayat ini menujukkan bahwa walaupun orang-orang percaya adalah pribadi-pribadi baru, akan tetapi mereka belum mencapai kesempurnaan yang tanpa dosa; mereka masih harus bergumul melawan dosa. 

Pembaharuan ini merupakan proses seumur hidup. Karena itu, setiap orang Kristen yang telah lahir baru didalam Kristus masih diperintahkan untuk mematikan perbuatan-perbuatan daging dan segala sesuatu yang berdosa di dalam diri mereka berupa keinginan-keinginan daging (Roma 8:13; Galatian 5:19-21; Kolose 3:5), serta menyucikan diri dari segala sesuatu yang mencemari tubuh dan roh (2 Korintus 7:1). 

Itulah sebabnya sangat penting setiap setiap hari kia menetapkan dalam hati untuk hidup dalam kemurnian dan integritas. Itulah tugas harian kita. Allah telah memanggil kita untuk hidup kudus, dan kita harus melakukannya. Kita bisa dengan pertolongan dan kasih karuniaNya. Amin. 

REFERENSI: KEHIDUPAN KRISTEN YANG OTENTIK

Bertens, K., 2013. Etika. Edisi Revisi. Penerbit Kanasius: Yogyakarta.

Boa, Kenneth, Sid Buzzell & Bill Perkins, 2013. Handbook To Leadership. Terjemahan, Penerbit Yayasan Komunikasi Bina Kasih: Jakarta.

Chamblin, J. Knox., 2006. Paul and The Self: Apostolic Teaching For Personal Wholeness.Terjemahan, Penerbit Momentum : Jakarta.

Ezra, Yakoep., 2006. Succes Througgh Character. Penerbit Andi : Yogyakarta.

Douglas, J.D., ed, 1996. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jilid I dan II. Terj, Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF : Jakarta.

Littaeur, Florence & Rose Sweet., 2013. Personality Plus at Work. Terjemahan, penerbit ANDI: Yokyakarta. 

Pfeiffer F. Charles & Everett F. Harrison., ed. 1962. The Wycliffe Bible Commentary, volume 1 & 2. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas Malang.

Stamps, Donald. C, ed., 1994. Full Life Bible Studi. Penerbit Gandum Mas : Malang.

Stearns, Robert, Chuck Pierce & Larry Kreider., 2013. Today’s Church. Terjemahan, Penerbit Andi: Yogyakarta.

Tomatala, Yakob., 2003. Pemimpin Yang Handal: Pengembangan Sumber Daya Manusia Kristen Menjadi Pemimpin Yang Kompeten. Penerbit YT Leadership Foundation: Jakarta.

Wofford, J.C, 2001., Kepemimpinan Kristen Yang Mengubahkan. Terjemahan, penerbit ANDI: Yokyakarta.KEHIDUPAN KRISTEN YANG OTENTIK. 
Next Post Previous Post