PEMBAHASAN TENTANG AKHIR ZAMAN V : HARI PEMAHKOTAAN DI TAHTA PENGADILAN KRISTUS

Pdt.Samuel T. Gunawan,  M.Th.
PEMBAHASAN TENTANG AKHIR ZAMAN V : HARI PEMAHKOTAAN DI TAHTA PENGADILAN KRISTUS
PEMBAHASAN TENTANG AKHIR ZAMAN V : HARI PEMAHKOTAAN DI TAHTA PENGADILAN KRISTUS“(5:8) tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan. (5:9) Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya. (5:10) Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat”(2 Korintus 5:8-10).

PENDAHULUAN

Dua peristiwa penting berikutnya yang akan terjadi di surga setelah Kedatangan Kristus di angkasa dan Pengangkatan Gereja (Rapture) dalam skenario ramalan Alkitab tentang akhir zaman adalah “Penghakiman / pemberian upah di tahta pengadilan Kristus”  (2 Korintus 5:10; Wahyu 22:12) dan “Pesta Perkawinan Anak Domba” (Wahyu 19:7-9). 

Orang-orang percaya yang ikut dalam pengangkatan akan dihakimi di tahta pengadilan Kristus. Tahta pengadilan Kristus ini disebut “Bema Kristus (2 Korintus 5:10). Pada saat itu semua harus mempertanggungjawabkan pekerjaan mereka sewaktu hidup didunia sejak mereka percaya kepada Kristus. 

Pekerjaan yang berharga dan tidak berharga akan dibedakan, pekerjaan ini adalah pekerjaan yang dibuat selama hidup kekristenan mereka. Apakah pekerjaan itu dibangun diatas emas, perak, batu, permata, kayu, rumput kering atau jerami, semuanya akan teruji (1 Korintus 3:10-15). Hasil dari penghakiman ini bukanlah penghukuman tetapi pemberian pahala diantaranya berupa pujian dan mahkota. Pahala-pahala lainnya yang disebutkan Alkitab adalah pahala kesetiaan (Matius 25:21-23), pahala nabi dan orang benar (Matius 10:41,42), pahala hamba Allah dan orang kudus (Wahyu 11:18) dan mahkota emas (Wahyu 4:4;3:11).

Jadi, di dalam Kekristenan dikenal apa yang disebut dengan pahala. Namun pemberian pahala bukan untuk menentukan apakah orang-orang percaya akan masuk surga atau neraka, dengan kata lain pahala bukan untuk keselamatan karena keselamatan itu semata-mata anugerah (Efesus 2:8).  

Pahala dihubungkan dengan tanggung jawab dalam Kekristenan yaitu penilaian atas kehidupan dan pelayanan orang percaya di hari pemahkotaan. Paulus mengingatkan, “Demikianlah setiap orang di antara kita (semua orang percaya yang sudah diselamatkan) akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah” (Roma 14:12). 

Inilah tujuan hidup dan pelayanan Kristen, yaitu memperoleh pahala dan mahkota pada hari pemahkotaan di Tahta Pengadilan Kristus. 

Karena itu Paulus mengingatkan, “Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!  Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak” (1 Korintus 9:24-27).

TUJUH PENGHAKIMAN MASA DEPAN  

Alkitab menyebutkan berbagai macam pengadilan / penghakiman di masa depan. Penghakiman ini berbeda satu dengan lainnya. Berikut ini tujuh penghakiman yang akan terjadi di masa depan dalam ramalan Alkitab : 

(1)  Tahta Pengadilan Kristus (2 Korintus 5:10), yaitu pengadilan bagi orang percaya surga setelah pengangkatan untuk menerima atau kehilangan upah; 

(2) Penghakiman orang-orang percaya Perjanjian Lama (Daniel 12:1-3). Ini terjadi pada saat kedatangan Kristus kedua kali (setelah masa kesusahan besar) dimanan orang-orang percaya Perjanjian Lama akan dibangkitkan dan diupahi; 

(3) Penghakiman orang-orang percaya yang hidup pada masa kesusahan besar (Wahyu 20:4-6). Mereka yang percaya pada Kristus selama masa tribulasi dan mati karena iman mereka akan dibangkitkan dan diberi upah pada akhir tribulasi; 

(4) Penghakiman orang-orang Yahudi yang hidup pada kedatangan Ke dua kali (Yehezkiel 20:34:38). Semua orang Yahudi ytang bertahan hidup dari masa tribulasi akan dihakimi di padang gurun tepat sesudah kedatangan ke dua kali. Yang selamat akan masuk ke dalam kerajaan, dan yang terhilang akan dihukum; 

(5) Penghakiman domba dan kambing (Matius 25:31-46). Semua orang bukan Yahudi yang bertahan hidup dari masa tribulasi akan dihakimi segera sesudah kedatangan kedua kali, saat Kristus duduk di tahta yang mulia (Dikerajaan Milenium). Yang selamat akan masuk ke dalam kerajaan millennium, dan yang terhilang akan dilempar ke dalam neraka; 

(6) Penghakiman atas Iblis dan malaikat-malaikat yang jatuh (wahyu 20:10). Penghakiman  terakhir atas iblis dan malaikat-malaikat yang jatuh (setan-setan) ini akan terjadi setelah kerajaan millennium; 

(7) Pengahakiman Tahta Putih Besar (wahyu 20:11-15). Ini adalah penghakiman atas orang-orang yang tidak selamat yang terjadi pada akhir kerajaan millennium. Mereka akan dihakimi menurut perbuatan mereka dan dilempar ke dalam lautan api.  Dengan demikian, penghakiman di Tahta Pengadilan Kristus jelaslah dibedakan dari enam macam penghakiman lainnya.

PERISTIWA PENGHAKIMAN DI TAHTA PENGADILAN KRISTUS ITU

Tahta Pengadilan Kristus (Judgment seat of Christ) adalah peristiwa besar pertama yang terjadi di surga setelah gereja diangkat. Di Tahta Pengadilan Kristus, semua orang percaya dari zaman gereja (masa hari pentakosta sampai dengan pengangkatan) akan muncul secara individu untuk menerima upah atau kehilangan upah berdasarkan kehidupan, pekerjaan dan pelayanan mereka bagi Tuhan. 

Dengan demikian : 

(1) Peristiwa Tahta Pengadilan Kristus akan terjadi di surga segera sesudah Kristus mengangkat GerejaNya (1 Korintus 4:5); 

(2) Peristiwa Pengadilan Tahta Kristus ini akan terjadi di surga dimana setiap orang percaya dihadapkan secara individu kehadapan Kristus yang duduk di kursi pengadilan (bema). Dalam peristiwa ini Kristus akan memberi upah kepada mereka yang telah menyelesaikan pertandingan dan mematuhi peraturan peraturan dan akan menahan upah dari mereka yang telah berlaku tidak setia; dan 

(3) Partisipan dalam peristiwa Tahta Pengadilan Kristus adalah semua orang percaya sejak hari pentakosta sampai peristiwa pengangkatan gereja; dengan kata lain pengadilan ini hanya untuk orang percaya.

Dengan demikian pengadilan ini tidak berhubungan dengan keselamatan, dalam pengertian penentuan masuk surga atau neraka, karena mereka yang diadili adalah orang-orang yang sudah diselamatkan. Pengadilan ini adalah penilaian  atas kehidupan dan pelayanan orang percaya dalam rangka pemberian pahala dan mahkota. 

Meskipun sama-sama diangkat pada hari pengangkatan saat Kristus datang diangkasa menjemput GerejaNya, namun pada waktu pengangkatan gereja ini, kualitas rohani setiap orang berbeda-beda (1 Korintus 3:12-14). 

Pengupahan disesuaikan dengan catatan jejak (track record) kehidupan dan pelayanan yang dilakukan selama hidup Keristenannya di bumi. Itu sebabnya Paulus mengingatkan dirinya sendiri untuk waspada dengan berkata, “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak” (1 Korintus 9:27). 

Ditolak disini bukan berarti kehilangan keselamatan, karena keselamatan itu bersifat pasti. Namun yang dimaksud disini adalah kaitannya dengan mendapat pahala  dan mahkota ataukah tidak.

TUJUAN PENGHAKIMAN DI TAHTA PENGADILAN KRISTUS

Tujuan penghakiman di Tahta Pengadilan Kristus bukanlah untuk menentukan apakah orang-orang percaya akan masuk surga atau neraka atau menimbang hukuman atas dosa. Karena hal ini telah diputuskan / diselesaikan ketika orang percaya menaruh iman pada Juruselamat yaitu Kristus (Yohanes 5:24: Roma 8:1). Tujuan penghakiman Tahta Pengadilan Kristus ada dua yaitu :

1.   Meninjau dan mengevaluasi kehidupan orang percaya. Evaluasi itu meliputi : Evaluasi atas tingkah laku orang percaya, yaitu bagaimana mereka menjalani kehidupan mereka sejak mereka percaya kepada Kristus (Roma 14:10-12; 2 Korintus 5:10); Evaluasi atas pelayanan orang percaya bagiNya (1 Korintus 3:13); Evaluasi atas ucapan-ucapan orang percaya (Matius 12:36); dan Evaluasi atas pikiran-pikiran dan motivasi kita (Matius 6:1-2; 1 Korintus 4:5; Ibrani 4:12-13). 

Di Tahta Pengadilan Kristus semua perbuatan, pelayanan, ucapan, pikiran dan motivasi kita akan dibalik dari dalam keluar dan akan terlihat dalam keadaan yang sebenarnya. tinjauanNya atau EvaluasiNya dalam pengadilan ini akan sepenuhnya adil, tidak berat sebelah, menyeluruh dan penuh kasih karunia.

2. Memberi pahala kepada orang-orang percaya. Setelah ditinjau dan evaluasi Kristus akan memberikan upah kepada masing-masing sesuai dengan hasil evaluasiNya. Walaupun terdapat banyak area pekerjaan, perbuatan, dan pelayanan yang akan membawa upah, Perjanjian Baru memfokuskan pada lima upah “mahkota” spesifik yang akan dietreima orang-orang yang setia. 

Mahkota-mahkota ini merupakan perwakilan dari jenis-jenis perbuatran dan pelayanan yang akan diupahi Tuhan, yaitu : 

Mahkota yang abadi (1 Korintus 9:21-27) adalah upah bagi mereka yang secara konsisten mempraktikan disiplin diri dan penguasaan diri; 

Mahkota kebenaran (2 Timotius 4:8) adalah upah bagi mereka yang menanti-nantikan kedatangan Tuhan dan hidup benar karena fakta ini; 

Mahkota kehidupan (Yakobus 1:12; Wahyu 2:10) adalah upah bagi mereka yang setia dan tekun menanggung pencobaan-pencobaan dan ujian-ujian kehidupan; 

Mahkota kemegahan ( 1 Tesalonika 2:19) adalah upah bagi mereka yang memenangkan orang-orang bagi Kristus; dan 

Mahkota kemuliaan (1 Petrus 5:1-4) adalah upaah bagi gemvala, penatrua, pemimpin gereja yang dengan penuh kasih dan rahmat menggembalakan dan menjaga umat Tuhan. Setelah menerima upah-upah ini orang-orang percaya akan jatuh tersungkur ditahta dan menyembah Tuhan kerana Ia yang layak menerima pujian dan hormat (Wahyu 4:10-11). 

Kata mahkota yang digunakan Paulus dalam bahasa Yunani adalah “stephanos yang mengandung pengertian penyerahan hadiah atau tropi bagi pemenang dalam suatu pertandingan.

Namun, hanyalah Kristus yang layak menerima segala kemuliaan. Karena kelak setiap orang percaya yang memperoleh mahkota akan meletakkan mahkota mereka itu di kaki Kristus untuk hanya memuliakan Dia, sebagaimana yang digambarkan oleh Yohanes dalam Kitab Wahyu demikian,  “(4:10) maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: (4:11) ‘Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan’” (Wahyu 4:10-11).

PRINSIP DAN GAMBARAN TAHTA PENGADILAN KRISTUS

Dunia tidak mengerti hal-hal rohani. Dunia bahan  menghargai orang-orang yang hidupnya tidak kudus, tidak saleh, dan tidak memuliakan Tuhan. Dunia hanya menghargai manusia dari sisi jasmani dan materinya. Bahkan dipengadilan dunia, hukum bisa menjadi tumpul bila berhadapan dengan orang yang terpandang, kaya atau penguasa.  

Pandangan terhadap kebenaran menjadi kabur oleh materi yang menyilaukan. Dunia memuji orang-orang yang pintar, cerdas, kaya, berparas cantik / tampan, dan menawan sekalipun hidupnya tidak beres di mata Tuhan. Karena itu kita perlu prihatin dengan apabila Kekristenan menilai seseorang mirip dengan cara dunia menilainya. Misalnya, penyanyi Kristen yang cantik lebih disanjung dan pengkhotbah tampan berdasi menjadi idola. sementara itu, hamba Tuhan pedesaan dan misionari di pedalaman pedesaan diperhatikan pun tidak. Karena itu, pada penghakiman di Tahta Pengadilan Kristus, semua akan dinilai secara objektif menurut standar Kristus, bukan standar manusia. 

Berikut ini prinsip-prinsip dan gambaran pengadilan Yesus.

1.   Ada lima pinsip dasar dalam pengadilan Kristus, yaitu : (1) Orang-orang percaya akan diadili dengan adil dan jujur (Roma 2:1-2); (2) Orang-orang percaya akan diadili sacara menyeluruh (1 korintus 4:5; Ibrani 4:130); (3) Orang-orang percaya akan diadili dengan tidak berat sebelah (Roma 2:11; Kolose 3:25); (4) Orang-orang percaya akan diadili dengan individu (Roma 14:10,12); (5) Orang-orang percaya akan diadili dengan penuh kasih karunia (Matius 20:13-15).

2.   Perjanjian Baru memberikan tiga gambaran deskriptif pengadilan mendatang, yaitu : (1) Bangunan (1 Korintus 3:10-15) Paulus membedakan antara dasar bangunan dan struktur bangunannya, yang menggambarkan sikap, hasrat, dan motivasi seseorang; (2) Pengelola  atau manajer (1 Korintus 4:1-2; Matius 25:14-30), yang menggambarkan penggunaan waktu, harta, bakat atau talenta; (3) Atlet (1 Korintus 9:24-27), yang menggambarkan komitmen dan dedikasi.

SUPAYA MENDAPAT PAHALA DI HARI PEMAHKOTAAN

Tuhan menghargai kualitas hidup dan pelayanan setiap orang percaya. Kemuliaan orang yang berprestasi secara rohani akan lebih bersinar daripada dari pada mereka yang kirang berprestasi dan hanya mencari pujian manusia. Ada hamba Tuhan yang mungkin sewaktu hidup di dunia tidak dihargai dan tidak dihormati, namun di surga hamba Tuhan yang sungguh-sungguh akan mendapat kemuliaan lebih sebagai pahala. 

Rasul Paulus menggambarkan perbedaan kemuliaan antara oang percaya di surga kelak, “Kemuliaan matahari lain dari pada kemuliaan bulan, dan kemuliaan bulan lain dari pada kemuliaan bintang-bintang, dan kemuliaan bintang yang satu berbeda dengan kemuliaan bintang yang lain” (1 Korintus 15:41). Karena kesalehan, ketaatan dan kehidupan rohani orang percaya itu penting dihubungkan dengan pemberian pahala pada hari pemahkotaan di Tahta Pengadilan Kristus kelak, maka orang percaya perlu mengejar prestasi rohani dan perkenan Tuhan bukan pujian dari manusia.

Berikut ini area utama dalam kehidupan orang percaya yang akan diuji dan di evaluasi ketika mereka berdiri dihadapan Kristus di Tahta PengadilanNya adalah :

  1. 1.Perlakukan terhadap orang-orang percaya lainnya (Ibrani 6:10; Matius 10:41-42)

  2. 2.Penggunaan bakat dan kemampuan yang Tuhan berikan kepada kita (Matius 25:14-29; Lukas 19:11-26; 1 Korintus 12:4; 2 Timotius 1:6; 1 Petrus 4:10)

  3. 3.Penggunaan uang kita (Matius 6:1-4; 1 Timotius 6:17-19)

  4. 4.Tanggapan yang baik terhadap perlakuan salah dan ketidakadilan (Matius 5:11-12; Markus 10:29-30; Lukas 6:27-28; Roma 8:18; 2 Korintus 4:17; 1 Petrus 4:12-13)

  5. 5.Ketabahan menanggung penderitaan dan pencobaan (Yakobus 1:12; Wahyu 2:10)

  6. 6.Penggunaan waktu kita (Mazmur 90:9-12; Efesus 5:16; Kolose 4:5; 1 Petrus 1:17)

  7. 7.Kepatuhan terhadap aturan perlombaan yang ditetapkan bagi kita (1 korintus 9:24; Filipi 2:16; 3:13-14; Ibrani 12;10

  8. 8.Pengendalian diri terhadap keinginan kedagingan kita (1 Korintus 9:25-27)
  9. Bersaksi dan memenangkan jiwa bagi Kristus (Amsal 11:30; Daniel 12:3; 1 Tesalonika 2:19-20)

  10. 8.Respon terhadap doktrin pengangkatan dan kedatangan Tuhan (2 Timotius 4:8)

  11. 9.Kesetiaan kepada Firman Tuhan dan umat Tuhan (Kisah rasul 20;26-28; 2 Timotius 4:1-2; Ibrani 13:17; Yakobus 3:1; 1 Petrus 5:1-2; 2 Yohanes 1:7-8)

  12. 10.Memberi tumpangan kepada orang asing (Matius 25:35-36; Lukas 14:12-140)

  13. 11.Pengunaan kata-kata dan pengendalian lidah (Matius 12:36; Yakobus 3:1-12)

HIDUP DALAM DALAM ANUGERAH DAN PENGUDUSAN SAMBIL MENANTI KEDATANGAN KRISTUS KEMBALI

Kekristenan, seperti telah terjadi dalam sejarah, sering kali dipraktekkan hanya sebagai agama atau tradisi religius yang hampa. Banyak upacara dan kebiasaan keagamaan yang kering dan dilakukan tanpa gairah. Karena itu, ketika kehidupan duniawi lebih menarik dan menggairahkan, gereja menjadi sepi. Di negara Barat, beberapa gereja hanya dihadiri orang-orang yang sudah tua. Akan tetapi, sejak gerakan Pentakosta muncul pada tahun 1900, kegairahan rohani bangkit kembali. 

Pertama, karena orang percaya mengalami sendiri apa yang ditulis dalam Alkitab. Pencurahan dan karunia Roh Kudus (charismata), terbukti tidak hanya berlaku pada zaman gereja pertama dulu. Sejak Agnes Ozman, mahasiswa di seminari Stone’s Folly berbahasa lidah, pencurahan Roh Kudus terus terjadi. Gereja mengalami pengalaman serupa yang dulu ditulis di Alkitab. 

Kedua, kegairahan rohani “booming” (meledak) sejalan dengan tumbuhnya keyakinan bahwa nubuat Alkitab akan digenapi pada masa sekarang dan masa yang akan datang (future). 

Bangkitnya gerakan nubuatan Alkitab ini di pelopori oleh Dispensasionalisme. Kekristenan yang hanya menyakini bahwa nubuat Alkitab telah digenapi pada masa lalu (past) menjadi tidak bersemangat dan suam. Namun gerakan Pentakosta, gerakan Kharismatik, dan Injili Dispensasional bertumbuh dalam pengharapan akan masa depan ini. Ekspekstasi tentang kedatangan Kristus kedua kali telah menjadi sumber pengharapan yang benar-benar membakar iman.

Merindukan kedatangan Kristus kedua kali adalah sikap yang sesuai dengan anjuran Alkitab. Rasul Paulus mendukung kerinduan umat akan kedatangan Kristus, dan ia sendiri pun sangat mendambakannya (2 Timotius 4:8). 

Begitu juga rasul Yohanes, tentang kerinduan itu ia menuliskan “Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci” (1 Yohanes 3:2-3). Karena itu, rasul Yohanes mengingatkan bahwa konsekuensi merindukan kedatangan Kristus kedua kali adalah mengupayakan kehidupan yang suci. Istilah soteriologi untuk proses penyucian ini adalah “pengudusan (sanctification)” yang progresif.


Kata Inggris “sanctify” berasal dari dua kata Latin, yaitu “sanctus” yang berarti “kudus”; dan “facere” yang berarti “menjadikan atau membuat”. Dengan demikian, kata “sanctify” atau “pengudusan” berarti “menjadi kudus”. Alkitab menggunakan dua kata utama untuk kata “kudus”. Kata Ibrani di Perjanjian Lama untuk kudus adalah “qadesh” yang mengandung dua pengertian yaitu menyediakan dan cemerlang. 

Yang pertama menekankan kekudusan atau penyucian dalam arti posisi, status, yang kemudian diterjemahkan dalam arti dipisahkan dan diasingkan atau disucikan untuk suatu penggunaan khusus. 

Sedangkan arti kedua mengarah kepada pengertian dalam bahasa Yunani Perjanjian Baru “hagios” yang berarti menjadikan suci, bersih atau menahbiskan. Kata ini menekankan penggunaan berkaitan dengan keadaan atau proses yang terjadi di dalam batin secara berangsur-angsur menghasilkan kemurnian, kebenaran moral dan pemikiran suci yang dinyatakan dalam perbuatan. 

Pengudusan orang percaya terjadi pada saat ia dilahirkan kembali oleh Roh Kudus di dalam Kristus. Jadi, pertama-tama orang percaya dikuduskan di dalam “kesatuan dengan Kristus (union with Christ)”. Orang Percaya dijadikan kudus melalui disatukannya mereka dengan Kristus di dalam kematian dan kebangkitan Kristus (Roma 6:1-5).  

Selanjutnya, orang-orang percaya terus menerus mengalami proses pegudusan yang mencakup pengudusan pikiran, kehendak, emosi, hati nurani, perkataan dan perbuatan-perbuatan (Kolose 3:9-10; Roma 12:1-2). 

Orang percaya dikuduskan oleh darah Kristus (1 Yohanes 1:7), selanjutnya dikuduskan oleh firman (Yohanes 17:17; Mazmur 119:9), oleh Roh Kudus yang mendiami dan memenuhi (Efesus 5:18; Galatia 5:16,24), dan oleh iman (Kisah Para Rasul 26:18).


Kerinduan akan kedatangan Kristus kembali yang sungguh-sungguh akan mewarnai pandangan hidup orang percaya. Apapun pekerjaan dan profesi yang dijalani dalam dunia ini adalah  dalam rangka memuliakan Kristus tanpa perlu bersikap fanatik emosional yang sempit. 

Orang Kristen yang cinta dan rindu kepada Kristus pasti memberikan waktu untuk berdoa, bersaat teduh, bersekutu, merenungkan firman, menyembah dan melayani Tuhan, dan melakukan pekerjaanNya. Bahkan, semuanya itu menjadi prioritas. Pengharapan akan kedatangan Kristus merupakan salah satu ciri pertumbuhan rohani. Jika orang Kristen benar-benar mencintai Kristus, seharusnya ia merindukan kedatangan Kristus kembali. Karinduan ini harus diwujudkan dengan cara yang benar, yaitu menjalani hidup kudus dan berkenan kepada Kristus, sebagai mempelai wanita Kristus, di dalam anugerahNya saja.

REFERENSI: PEMBAHASAN TENTANG AKHIR ZAMAN V : HARI PEMAHKOTAAN DI TAHTA PENGADILAN KRISTUS

Baskoro, Haryadi., 2011. 77 Renungan Alkitabiah Tentang Akhir Zaman. Penerbit Andi: Yokyakarta.
Beker, Charles. F., 2009. A Dispensational Theology. Penerbit Pustka Alkitab Anugerah : Jakarta.
Conner, Kevin J., 1993. The Fondation of Christian Doctrine2 Jilid, diktat. Terjemahan, Harvest International Theological Seminary, Harvest Publication House: Jakarta.
Enns, Paul., 2004. The Moody Handbook of Theology. Jilid 2, terjemahan, Penerbit Literatur SAAT : Malang.
Grudem, Wayne., 1994. Systematic Theology: A Introduction to a Biblical Doctrine. Zodervan Publising House : Grand Rapids, Michigan.
Hagelberg, Dave, 2005. Tafsiran Kitab Wahyu : Dari Bahasa Yunani. Edisi Revisi. Penerbit Andi Offset : Yoyakarta.
Hindson, Ed., 2000. Approaching Armageddon. Terjemahan, Interaksara : Batam.
Hitchcock, Mark., 2002. Bible Prophecy. Terjemahan, Gospel Press : Batam.
Ladd, George Eldon., 1999. Teologi Perjanjian Baru. 2 Jilid, Terjemahkan, Penerbit Kalam Hidup:   Bandung.
Lahaye, Tim Lahaye, Tim., 2005. Memahami Nubuatan Alkitab Bagi Diri Anda. Terjemahan, Penerbit Gospel Press : Batam.
Lahaye, Tim & Jeery Jenkins., 2005. Apakah kita Hidup Di Akhir zaman? Terjemahkan, Penerbit Gospel Press : Batam.
Lahaye, Tim, dkk., 2004. The Popular Handbook On The Rapture. Terjemahan, Penerbit Andi Offset : Yoyakarta.
MacArthur, John. F., 2000. The Second Coming. Terjemahan, Penerbit Penerbit Interaksara : Batam.
Pandensolang, Welly., 2004. Eskatologi Biblika. Penerbit Andi Offset : Yoyakarta.
Ryrie, Charles C., 1991. Teologi Dasar.  2 Jilid.  Terjemahan, Penerbit Andi Offset : Yoyakarta.
Ryrie, Charles C., ed. 2002. Coundown To Armagedon. . Terjemahan, Penerbit Gospel Press : Batam.
Thiessen, Henry C., 1994. Teologi Sistematika. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.
Swindoll, Charles R., dkk. 2000. The Road To Armagedon. Terjemahan, Penerbit Interaksara : Batam.
Willmington, Harold. L., 2003. Eskatologi: Study Alkitabiah yang Dibutuhkan Tentang Akhir Zaman. Terjemahkan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Next Post Previous Post