ROH KUDUS: PETRUS, KORNELIUS DAN PROVIDENSIA ALLAH (KISAH PARA RASUL 10:1-35)
Pdt.Budi Asali,M.Div.
ROH KUDUS: PETRUS, KORNELIUS DAN PROVIDENSIA ALLAH (KISAH PARA RASUL 10:1-35).Kisah Para Rasul 10:1-48 - “(1) Di Kaisarea ada seorang yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan yang disebut pasukan Italia. (2) Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah. (3) Dalam suatu penglihatan, kira-kira jam tiga petang, jelas tampak kepadanya seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepadanya: ‘Kornelius!’ (4) Ia menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata: ‘Ada apa, Tuhan?’ Jawab malaikat itu: ‘Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau. (5) Dan sekarang, suruhlah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang yang bernama Simon dan yang disebut Petrus. (6) Ia menumpang di rumah seorang penyamak kulit yang bernama Simon, yang tinggal di tepi laut.’ (7) Setelah malaikat yang berbicara kepadanya itu meninggalkan dia, dipanggilnya dua orang hambanya beserta seorang prajurit yang saleh dari orang-orang yang selalu bersama-sama dengan dia. (8) Dan sesudah ia menjelaskan segala sesuatu kepada mereka, ia menyuruh mereka ke Yope. (9) Keesokan harinya ketika ketiga orang itu berada dalam perjalanan dan sudah dekat kota Yope, kira-kira pukul dua belas tengah hari, naiklah Petrus ke atas rumah untuk berdoa. (10) Ia merasa lapar dan ingin makan, tetapi sementara makanan disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi. (11) Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. (12) Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. (13) Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: ‘Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!’ (14) Tetapi Petrus menjawab: ‘Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir.’ (15) Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: ‘Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.’ (16) Hal ini terjadi sampai tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit. (17) Petrus bertanya-tanya di dalam hatinya, apa kiranya arti penglihatan yang telah dilihatnya itu. Sementara itu telah sampai di muka pintu orang-orang yang disuruh oleh Kornelius dan yang berusaha mengetahui di mana rumah Petrus. (18) Mereka memanggil seorang dan bertanya, apakah Simon yang disebut Petrus ada menumpang di rumah itu. (19) Dan ketika Petrus sedang berpikir tentang penglihatan itu, berkatalah Roh: ‘Ada tiga orang mencari engkau. (20) Bangunlah, turunlah ke bawah dan berangkatlah bersama-sama dengan mereka, jangan bimbang, sebab Aku yang menyuruh mereka ke mari.’ (21) Lalu turunlah Petrus ke bawah dan berkata kepada orang-orang itu: ‘Akulah yang kamu cari; apakah maksud kedatangan kamu?’ (22) Jawab mereka: ‘Kornelius, seorang perwira yang tulus hati dan takut akan Allah, dan yang terkenal baik di antara seluruh bangsa Yahudi, telah menerima penyataan Allah dengan perantaraan seorang malaikat kudus, supaya ia mengundang engkau ke rumahnya dan mendengar apa yang akan kaukatakan.’ (23) Ia mempersilakan mereka untuk bermalam di situ. Keesokan harinya ia bangun dan berangkat bersama-sama dengan mereka, dan beberapa saudara dari Yope menyertai dia. (24) Dan pada hari berikutnya sampailah mereka di Kaisarea. Kornelius sedang menantikan mereka dan ia telah memanggil sanak saudaranya dan sahabat-sahabatnya berkumpul. (25) Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. (26) Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: ‘Bangunlah, aku hanya manusia saja.’ (27) Dan sambil bercakap-cakap dengan dia, ia masuk dan mendapati banyak orang sedang berkumpul. (28) Ia berkata kepada mereka: ‘Kamu tahu, betapa kerasnya larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang yang bukan Yahudi atau masuk ke rumah mereka. Tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir. (29) Itulah sebabnya aku tidak berkeberatan ketika aku dipanggil, lalu datang ke mari. Sekarang aku ingin tahu, apa sebabnya kamu memanggil aku.’ (30) Jawab Kornelius: ‘Empat hari yang lalu kira-kira pada waktu yang sama seperti sekarang, yaitu jam tiga petang, aku sedang berdoa di rumah. Tiba-tiba ada seorang berdiri di depanku, pakaiannya berkilau-kilauan (31) dan ia berkata: Kornelius, doamu telah didengarkan Allah dan sedekahmu telah diingatkan di hadapanNya. (32) Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus; ia sedang menumpang di rumah Simon, seorang penyamak kulit, yang tinggal di tepi laut. (33) Karena itu segera kusuruh orang kepadamu, dan dengan senang hati engkau telah datang. Sekarang kami semua sudah hadir di sini di hadapan Allah untuk mendengarkan apa yang ditugaskan Allah kepadamu.’ (34) Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: ‘Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. (35) Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepadaNya.
gadget, otomotif, bisnis |
1) Tuhan mengutus seorang malaikat untuk datang kepada Kornelius dalam penglihatan dan menyuruhnya untuk memanggil Petrus.
Kisah Para Rasul 10: 1-6: “(1) Di Kaisarea ada seorang yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan yang disebut pasukan Italia. (2) Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah. (3) Dalam suatu penglihatan, kira-kira jam tiga petang, jelas tampak kepadanya seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepadanya: ‘Kornelius!’ (4) Ia menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata: ‘Ada apa, Tuhan?’ Jawab malaikat itu: ‘Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau. (5) Dan sekarang, suruhlah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang yang bernama Simon dan yang disebut Petrus. (6) Ia menumpang di rumah seorang penyamak kulit yang bernama Simon, yang tinggal di tepi laut.’”.
2) Kornelius mentaati perintah Tuhan melalui malaikat itu.
Kisah Para Rasul 10: 7-8: “(7) Setelah malaikat yang berbicara kepadanya itu meninggalkan dia, dipanggilnya dua orang hambanya beserta seorang prajurit yang saleh dari orang-orang yang selalu bersama-sama dengan dia. (8) Dan sesudah ia menjelaskan segala sesuatu kepada mereka, ia menyuruh mereka ke Yope.”.
Kis 10 menceritakan bahwa Kornelius dan prajurit dalam Kisah Para Rasul 10: 7 ini adalah orang-orang saleh. Padahal kehidupan seorang tentara pada saat itu sangat jahat / tak bermoral. Dari peristiwa ini Calvin mengatakan bahwa tak ada satu jenis kehidupanpun yang memberikan kita dalih untuk tidak menyembah Allah dengan benar / murni, hidup benar, melayani Allah dan sebagainya.
Penerapan: jangan berdalih bahwa dalam keadaan dan pekerjaan yang saudara lakukan saudara tidak bisa menyembah Allah dengan benar, hidup saleh, atau melayani Allah dengan baik.
Calvin juga mengatakan bahwa bagian ini menunjukkan bahwa tidak ada larangan bagi orang Kristen untuk mengangkat senjata / berperang. Kornelius dan tentara ini percaya kepada Kristus dan hidup saleh, tetapi mereka tidak meninggalkan ke-tentara-annya.
Bisa juga ditambahkan bahwa pada saat seorang tentara datang kepada Yohanes Pembaptis, ia juga tidak disuruh untuk meninggalkan ke-tentara-annya.
Lukas 3:14 - “Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: ‘Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?’ Jawab Yohanes kepada mereka: ‘Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu.’”.
Kalau orang Kristen boleh menjadi tentara, maka jelas bahwa orang Kristen juga boleh berperang, selama perang itu adalah perang yang benar (just war).
3) Tuhan mempersiapkan Petrus.
Kisah Para Rasul 10: 9-16: “(9) Keesokan harinya ketika ketiga orang itu berada dalam perjalanan dan sudah dekat kota Yope, kira-kira pukul dua belas tengah hari, naiklah Petrus ke atas rumah untuk berdoa. (10) Ia merasa lapar dan ingin makan, tetapi sementara makanan disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi. (11) Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. (12) Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. (13) Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: ‘Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!’ (14) Tetapi Petrus menjawab: ‘Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir.’ (15) Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: ‘Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.’ (16) Hal ini terjadi sampai tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit.”.
a) Providensia Allah mengatur semuanya dengan luar biasa / harmonis.
Allah yang menyiapkan Kornelius untuk bisa diajar, dan menyuruhnya untuk memanggil Petrus. Dan Allah juga yang mempersiapkan Petrus sehingga ia mau untuk dipanggil oleh seorang non Yahudi seperti Kornelius, masuk ke rumahnya, dan memberitakan Injil kepadanya dan keluarga / sahabat-sahabatnya.
b) Penghapusan larangan makan binatang-binatang dalam Im 11 dan maknanya.
1. Perlu diingat bahwa tujuan pelarangan makan bermacam-macam binatang dalam Im 11 adalah untuk membedakan dan memisahkan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain.
2. Penghapusan larangan makan binatang-binatang dalam Im 11 menunjukkan bahwa pembedaan dan pemisahan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain sudah ditiadakan. Tembok pemisah itu sudah dihancurkan.
Matthew Henry: “The distinction of meats which the law made was intended to put a difference between Jew and Gentile, that it might be difficult to them to dine and sup with a Gentile, ... and now the taking off of that prohibition was a plain allowance to converse with the Gentiles, and to be free and familiar with them” (= Pembedaan daging-daging yang dibuat oleh hukum Taurat dimaksudkan untuk meletakkan suatu perbedaan antara orang Yahudi dan orang non Yahudi, supaya menjadi sukar bagi orang-orang Yahudi untuk makan bersama orang non Yahudi, ... dan sekarang pengambilan / pencabutan larangan itu merupakan ijin yang jelas untuk berbicara dengan orang-orang non Yahudi, dan untuk bebas dan akrab dengan mereka).
Calvin: “God doth take away by this voice the law concerning the choice of beasts, that he may also teach that he rejecteth no people, (Romans 15:16.)” [= Dengan suara ini Allah mencabut hukum berkenaan dengan pemilihan binatang-binatang, supaya Ia juga bisa mengajar bahwa Ia tidak menolak bangsa manapun, (Roma 15:16)].
Ro 15:16 - “yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepadaNya, yang disucikan oleh Roh Kudus”.
Bdk. Efesus 3:6 - “yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus”.
Calvin menambahkan bahwa dengan mujijat ini Allah mengajar Petrus untuk mau datang ke rumah Kornelius, dan memberitakan Injil kepada mereka.
Ada orang-orang yang bertanya: bukankah Petrus sudah diperintahkan untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa (Matius 28:19)? Lalu untuk apa diberi mujijat seperti ini lagi? Calvin menjawab bahwa memang para rasul tahu bahwa dalam Perjanjian Lamapun ada nubuat-nubuat yang menunjukkan pemanggilan orang-orang non Yahudi, dan lalu ada juga amanat agung Tuhan Yesus sendiri (Matius 28:19-20). Tetapi pada waktu mereka harus melaksanakannya mereka merasakan keanehan hal itu. Pasti ini disebabkan karena larangan makan maupun pemisahan dengan orang-orang non Yahudi itu sudah sangat mendarah daging dalam diri mereka.
Calvin menambahkan lagi bahwa semua ini menunjukkan bahwa sekarang orang-orang Yahudi bukan lagi bangsa kudus milik Tuhan. Setelah Allah menerima orang-orang non Yahudi ke dalam masyarakat perjanjian, maka orang-orang Yahudi dan orang-orang non Yahudi mempunyai hak yang sama / setara.
Lenski mengatakan bahwa penghapusan larangan makan di sini merupakan suatu ilustrasi tentang penghapusan semua hukum Musa berkenaan dengan najis dan tahir. Ini banyak sekali, misalnya dalam Im 5-22, dan juga dalam kitab Bilangan dan Ulangan.
Lenski: “It is God himself, then, who here abrogates the old Mosaic commands regarding clean and unclean animals and foods, and this is an illustration of the abrogation of all the Mosaic regulations regarding cleanness and uncleanness - a far-reaching command, indeed” (= Maka Allah sendirilah yang membatalkan perintah-perintah kuno Musa berkenaan dengan binatang-binatang dan makanan-makanan yang halal dan haram, dan ini merupakan suatu ilustrasi tentang pembatalan semua peraturan-peraturan Musa berkenaan dengan ketahiran dan kenajisan - betul-betul suatu perintah yang jauh jangkauannya) - hal 402-403.
3. Penolakan Petrus untuk menyembelih dan makan binatang-binatang haram itu (Kisah Para Rasul 10: 14) menunjukkan betapa kerasnya orang-orang Yahudi mentaati perintah itu.
Bdk. Kisah Para Rasul 10: 28a: “Ia berkata kepada mereka: ‘Kamu tahu, betapa kerasnya larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang yang bukan Yahudi atau masuk ke rumah mereka.”.
Calvin mengatakan bahwa sebetulnya tak pernah ada larangan makan dengan orang-orang non Yahudi. Yang ada adalah larangan untuk mengadakan perjanjian, dan juga larangan untuk kawin dengan mereka, karena ditakutkan bahwa ini akan menyeret bangsa Israel ke dalam penyembahan berhala.
Ulangan 7:1-5 - “(1) ‘Apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau ke dalam negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, dan Ia telah menghalau banyak bangsa dari depanmu, yakni orang Het, orang Girgasi, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, tujuh bangsa, yang lebih banyak dan lebih kuat dari padamu, (2) dan TUHAN, Allahmu, telah menyerahkan mereka kepadamu, sehingga engkau memukul mereka kalah, maka haruslah kamu menumpas mereka sama sekali. Janganlah engkau mengadakan perjanjian dengan mereka dan janganlah engkau mengasihani mereka. (3) Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu perempuan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun anak perempuan mereka jangan kauambil bagi anakmu laki-laki; (4) sebab mereka akan membuat anakmu laki-laki menyimpang dari padaKu, sehingga mereka beribadah kepada allah lain. Maka murka TUHAN akan bangkit terhadap kamu dan Ia akan memunahkan engkau dengan segera. (5) Tetapi beginilah kamu lakukan terhadap mereka: mezbah-mezbah mereka haruslah kamu robohkan, tugu-tugu berhala mereka kamu remukkan, tiang-tiang berhala mereka kamu hancurkan dan patung-patung mereka kamu bakar habis”.
Larangan makan dalam Im 11, sebetulnya tidak melarang orang-orang Yahudi untuk bergaul ataupun makan bersama dengan orang-orang non Yahudi. Larangan dalam Im 11 ini hanya membuat sukar hal itu, karena masing-masing harus makan makanannya sendiri. Untuk menunjukkan repot / sukarnya hal itu, perhatikan cerita dalam Dan 1 ini.
Bdk. Dan 1:5-16 - “(5) Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja. (6) Di antara mereka itu ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya. (7) Pemimpin pegawai istana itu memberi nama lain kepada mereka: Daniel dinamainya Beltsazar, Hananya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego. (8) Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya. (9) Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu; (10) tetapi berkatalah pemimpin pegawai istana itu kepada Daniel: ‘Aku takut, kalau-kalau tuanku raja, yang telah menetapkan makanan dan minumanmu, berpendapat bahwa kamu kelihatan kurang sehat dari pada orang-orang muda lain yang sebaya dengan kamu, sehingga karena kamu aku dianggap bersalah oleh raja.’ (11) Kemudian berkatalah Daniel kepada penjenang yang telah diangkat oleh pemimpin pegawai istana untuk mengawasi Daniel, Hananya, Misael dan Azarya: (12) ‘Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum; (13) sesudah itu bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan orang-orang muda yang makan dari santapan raja, kemudian perlakukanlah hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu.’ (14) Didengarkannyalah permintaan mereka itu, lalu diadakanlah percobaan dengan mereka selama sepuluh hari. (15) Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja. (16) Kemudian penjenang itu selalu mengambil makanan mereka dan anggur yang harus mereka minum, lalu memberikan sayur kepada mereka”.
Tetapi kelihatannya orang-orang Yahudi menafsirkan secara extrim larangan dalam Im 11 dan ayat-ayat lain, sehingga mereka menganggap berdosa kalau mereka bergaul dengan orang-orang non Yahudi dan masuk ke rumah mereka / makan bersama mereka.
Karena itu Tuhan sendiri harus campur tangan dengan melakukan mujijat seperti ini supaya pandangan mereka bisa diubah.
Lenski: “The Lord himself had to intervene as he here did in order to bring about the break that simply had to be made. It was revolutionary in the highest degree even for the apostles. Even they needed much time to recognize that all the ceremonial laws were only temporary, intended only for the old covenant, in force only until the Messiah should come, and not the divine will for all time” (= Tuhan sendiri harus ikut campur tangan seperti yang Ia lakukan di sini untuk menghasilkan perubahan yang harus dibuat. Itu merupakan suatu perubahan yang luar biasa dalam tingkat yang tertinggi bahkan bagi rasul-rasul. Bahkan mereka membutuhkan waktu untuk menyadari bahwa semua hukum-hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan hanyalah bersifat sementara, dimaksudkan hanya bagi Perjanjian Lama, berlaku hanya sampai Mesias datang, dan tidak merupakan kehendak Allah bagi semua jaman) - hal 403-404.
4. Penghapusan itu sebetulnya terjadi bukan pada saat ini, tetapi pada saat Kristus mati di kayu salib.
Lenski: “‘What God made clean,’ God himself, actually made clean (aorist), refers, not to some present act, but to his act in abrogating all the Mosaic regulations through Christ who by his death and his resurrection fulfilled the promises of the old covenant and thus established the new; hence also the aorist, ‘did make clean’.’” [= ‘Apa yang dinyatakan halal oleh Allah / Apa yang Allah jadikan halal’, Allah sendiri, sungguh-sungguh membuat halal (aorist / bentuk lampau), menunjuk, bukan pada tindakan pada saat itu, tetapi pada tindakanNya dalam membatalkan / menghapuskan semua peraturan-peraturan Musa melalui Kristus yang oleh kematianNya dan kebangkitanNya menggenapi janji-janji dari Perjanjian Lama dan dengan demikian meneguhkan Perjanjian Baru; dan karena itu juga digunakan bentuk aorist / lampau ‘telah membuat halal’] - hal 404.
5. Hal itu terjadi sampai 3 x.
Ini dilakukan hanya untuk menegaskan kepastian hal itu. Apakah pada kali ke 2 dan ke 3 Petrus tetap menolak untuk menyembelih dan makan, tidak diketahui.
c) Petrus masih belum mengerti hal itu.
Ay 17a: “Petrus bertanya-tanya di dalam hatinya, apa kiranya arti penglihatan yang telah dilihatnya itu”.
Yang tidak dimengerti oleh Petrus bukanlah bahwa larangan makan binatang-binatang dalam Im 11 telah dihapuskan. Dia pasti mengerti hal itu. Tetapi ia juga tahu bahwa ada arti / makna yang lebih jauh dalam penghapusan larangan makan binatang-binatang itu. Ini yang tidak ia mengerti.
d) Lagi-lagi Providensia Allah mengatur segala sesuatu dengan luar biasa hebatnya.
Kisah Para Rasul 10: 17b-20: “(17b) Sementara itu telah sampai di muka pintu orang-orang yang disuruh oleh Kornelius dan yang berusaha mengetahui di mana rumah Petrus. (18) Mereka memanggil seorang dan bertanya, apakah Simon yang disebut Petrus ada menumpang di rumah itu. (19) Dan ketika Petrus sedang berpikir tentang penglihatan itu, berkatalah Roh: ‘Ada tiga orang mencari engkau. (20) Bangunlah, turunlah ke bawah dan berangkatlah bersama-sama dengan mereka, jangan bimbang, sebab Aku yang menyuruh mereka ke mari.’”.
Adam Clarke mengatakan bahwa di sini ada suatu pengaturan oleh Providensia Allah yang luar biasa. Kornelius berdoa, dan mendapatkan penglihatan yang mempersiapkan dia untuk menerima pengajaran dari Petrus. Petrus berdoa, dan mendapatkan penglihatan yang mempersiapkan dia untuk mengajar Kornelius. Dan sekarang sementara Petrus ada dalam kebingungan tentang arti dari penglihatan itu, para utusan Kornelius, yang telah diutus di bawah bimbingan dari Providensia yang khusus, sampai di pintu dari rumah yang ditinggali oleh Petrus, dan Roh Kudus memberi Petrus informasi bahwa ia tidak boleh bimbang, dan ia harus pergi bersama orang-orang yang mencarinya itu. Alangkah persisnya segala sesuatu terjadi dalam pimpinan dari Providensia Allah; dan alangkah sempurnanya segala sesuatu disesuaikan dengan waktu, tempat, dan kejadian!
Adam Clarke: “In all this we find an admirable display of the economy of Providence. Cornelius prays, and has a vision which prepares him to receive instruction from Peter: Peter prays, and has a vision which prepares and disposes him to give instruction to Cornelius. While he is in doubts and perplexity what the full meaning of the vision might be, the messengers, who had been despatched under the guidance of a special Providence, came to the door; and the Holy Spirit gives him information that his doubts should be all cleared up by accompanying the men who were now inquiring for him. How exactly does everything in the conduct of Providence occur; and how completely is everything adapted to time, place, and occasion! All is in weight, measure, and number. Those simple occurrences which men snatch at, and press into the service of their own wishes, and call them providential openings, may, indeed, be links of a providential chain, in reference to some other matter; but unless they be found to speak the same language in all their parts, occurrence corresponding with occurrence, they are not to be construed as indications of the divine will in reference to the claimants. Many persons, through these misapprehensions, miscarrying, have been led to charge God foolishly for the unsuccessful issue of some business in which their passions, not his providence, prompted them to engage” (= ).
Catatan: heran, dalam hal ini orang Arminian haluan keras seperti Adam Clarke ini bisa menjadi seperti Reformed. Saya tak menterjemahkan kata-kata Clarke ini, karena intinya sudah ada di atas.
e) Pentingnya hal ini menyebabkan Roh Kudus berbicara secara langsung kepada Petrus (Kisah Para Rasul 10: 19-20).
Lenski mengatakan: Petrus tidak dibiarkan untuk mengambil kesimpulan sendiri dari semua ini. Hal ini merupakan sesuatu yang begitu penting, sehingga Roh Kudus sendiri menunjukkan kepada Petrus arti sepenuhnya dari penglihatan tadi. Dengan mengatakan ‘Ada 3 orang mencari engkau’ sudah jelas bahwa kedatangan 3 orang ini sama sekali bukan suatu kebetulan, tetapi diatur oleh Tuhan, dan berhubungan dengan penglihatan yang didapatkan oleh Petrus dan arti sebenarnya dari penglihatan itu.
f) Pengaturan Allah (Providensia Allah) dan kata-kata Roh Kudus itu menyebabkan Petrus mulai mengerti apa yang Allah ajarkan melalui semua ini kepadanya.
Bahwa Petrus telah mulai mengerti maksud pengajaran Allah itu terlihat dari:
1. Petrus mau menerima utusan-utusan Kornelius untuk bermalam di rumahnya, dan ia sendiri tak keberatan untuk diundang dan datang ke rumah Kornelius.
Kisah Para Rasul 10: 21-24: “(21) Lalu turunlah Petrus ke bawah dan berkata kepada orang-orang itu: ‘Akulah yang kamu cari; apakah maksud kedatangan kamu?’ (22) Jawab mereka: ‘Kornelius, seorang perwira yang tulus hati dan takut akan Allah, dan yang terkenal baik di antara seluruh bangsa Yahudi, telah menerima penyataan Allah dengan perantaraan seorang malaikat kudus, supaya ia mengundang engkau ke rumahnya dan mendengar apa yang akan kaukatakan.’ (23) Ia mempersilakan mereka untuk bermalam di situ. Keesokan harinya ia bangun dan berangkat bersama-sama dengan mereka, dan beberapa saudara dari Yope menyertai dia. (24) Dan pada hari berikutnya sampailah mereka di Kaisarea. Kornelius sedang menantikan mereka dan ia telah memanggil sanak saudaranya dan sahabat-sahabatnya berkumpul.”.
2. Kata-kata Petrus sendiri dalam Kisah Para Rasul 10: 28-29.
Ay 28b-29a: “(28b) Tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir. (29a) Itulah sebabnya aku tidak berkeberatan ketika aku dipanggil, lalu datang ke mari.”.
Perhatikan kata ‘orang’ dalam Kisah Para Rasul 10: 28 itu. Penglihatan yang ia terima berkenaan dengan ‘makanan’, tetapi Petrus menerapkannya berkenaan dengan ‘orang’. Ini menunjukkan bahwa ia telah mengerti makna sepenuhnya dari penglihatan tadi.
4) Petrus pergi ke rumah Kornelius dengan membawa 6 orang Yahudi Kristen sebagai saksi.
Kisah Para Rasul 10: 23 hanya menyebutkan ‘beberapa saudara dari Yope’, tetapi Kis 11:12 menyebutkan 6 orang.
Kis 11:12 - “Lalu kata Roh kepadaku: Pergi bersama mereka dengan tidak bimbang! Dan keenam saudara ini menyertai aku. Kami masuk ke dalam rumah orang itu”.
Ini merupakan tindakan yang sangat bijaksana dari Petrus, karena seandainya tidak ada saksi yang ikut bersama dengan dia, maka pada waktu ia dimintai pertanggung-jawaban dalam Kis 11, ia pasti akan kerepotan.
5) Pada saat Petrus sampai ke rumah Kornelius, Kornelius sudah berkumpul dengan sanak saudaranya dan sahabat-sahabatnya.
Kisah Para Rasul 10: 24: “Dan pada hari berikutnya sampailah mereka di Kaisarea. Kornelius sedang menantikan mereka dan ia telah memanggil sanak saudaranya dan sahabat-sahabatnya berkumpul.”.
Kisah Para Rasul 10: 27: “Dan sambil bercakap-cakap dengan dia, ia masuk dan mendapati banyak orang sedang berkumpul”.
Calvin mengatakan bahwa Kornelius menginginkan keluarga dan teman-temannya juga beriman bersama-sama dengan dia, dan karena itu ia mengumpulkan mereka semua di rumahnya. Pada saat itu, ini bukanlah sesuatu yang tidak berbahaya. Tetapi Kornelius toh melakukan hal itu. Padahal pada saat itu Allah tidak menyuruhnya melakukan hal itu. Tetapi rupanya Kornelius mendapatkan dari Perjanjian Lama bahwa Allah memang menghendakinya untuk mendorong orang-orang lain ke dalam iman. Dan ia menanggapi terang yang Allah berikan melalui Perjanjian Lama itu dengan baik.
Calvin: “He knew that it was an unjust thing, and a point of discourtesy, to provide for himself alone, and not to regard others. He counted it a point of filthy carelessness to hide the treasure of the gospel under the ground” (= Ia tahu bahwa itu merupakan suatu hal yang tidak benar, dan merupakan sesuatu yang kurang ajar, untuk menyediakan bagi dirinya sendiri saja, dan tidak mempedulikan orang-orang lain. Ia menganggap sebagai sesuatu ketidak-pedulian yang kotor untuk menyembunyikan harta Injil di bawah tanah).
Penerapan: bagaimana dengan diri saudara kalau dibandingkan dengan Kornelius? Seberapa besar keinginan dan usaha saudara untuk menjadikan orang-orang lain percaya kepada Kristus?
Lenski: “The congregation is assembled and is waiting eagerly for the preacher. One cannot but admire this Roman officer. He is the leader of this flock; many of them owed their faith to him and to his influence. Only one man is needed to start a congregation if he is at all the man he ought to be” (= Jemaat dikumpulkan dan sedang menunggu sang pengkhotbah dengan keinginan yang sangat besar. Kita tidak bisa tidak mengagumi perwira Romawi ini. Ia adalah pemimpin dari kelompok domba ini; banyak dari mereka berhutang iman mereka kepadanya dan pengaruhnya. Hanya satu orang dibutuhkan untuk memulai suatu jemaat jika ia memang adalah orang yang seharusnya) - hal 410.
6) Kornelius menyembah Petrus dan ditolak oleh Petrus.
Kisah Para Rasul 10: 25-26: “(25) Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. (26) Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: ‘Bangunlah, aku hanya manusia saja.’”.
Kornelius pasti tidak menganggap Petrus sebagai Allah sehingga lalu menyembahnya. Ia pasti hanya melakukan hal itu untuk menghormati Petrus. Tetapi tetap saja Petrus menganggap salah hal itu, dan melarangnya untuk melakukannya. Ini menunjukkan bahwa penyembahan, hanya boleh dilakukan terhadap Allah, dan tidak boleh dilakukan terhadap manusia biasa, siapapun juga adanya dia, apakah orang tua, kakek / nenek, Maria, orang-orang suci, atau bahkan malaikat!
Lenski: “In great St. Peter’s in Rome they still kiss the big toe of the bronze statue of St. Peter; the writer saw a woman and her baby in the act, and if the guide, a learned Italian professor, may be believed, that bronze toe is kissed away and has to be renewed about every so often. Peter ought to visit St. Peter’s” [= Di dalam gereja Santo Petrus yang agung di Roma mereka (orang-orang Katolik) tetap mencium ibu jari kaki dari patung perunggu dari Santo Petrus; penulis melihat seorang perempuan dan bayinya melakukan tindakan itu, dan jika si pemandu, seorang profesor Italia yang terpelajar, bisa dipercayai, ibu jari kaki perunggu itu dicium habis dan harus diperbaharui setiap beberapa waktu. Petrus seharusnya mengunjungi gereja Santo Petrus] - hal 412.
7) Petrus bertanya apa tujuan Kornelius memanggilnya, dan Kornelius menjelaskannya.
Ay 29b-33: “(29b) Sekarang aku ingin tahu, apa sebabnya kamu memanggil aku.’ (30) Jawab Kornelius: ‘Empat hari yang lalu kira-kira pada waktu yang sama seperti sekarang, yaitu jam tiga petang, aku sedang berdoa di rumah. Tiba-tiba ada seorang berdiri di depanku, pakaiannya berkilau-kilauan (31) dan ia berkata: Kornelius, doamu telah didengarkan Allah dan sedekahmu telah diingatkan di hadapanNya. (32) Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus; ia sedang menumpang di rumah Simon, seorang penyamak kulit, yang tinggal di tepi laut. (33) Karena itu segera kusuruh orang kepadamu, dan dengan senang hati engkau telah datang. Sekarang kami semua sudah hadir di sini di hadapan Allah untuk mendengarkan apa yang ditugaskan Allah kepadamu.’”.
8) Ini makin membuat Petrus mengerti pengajaran yang Allah berikan kepadanya melalui seluruh peristiwa ini.
Kisah Para Rasul 10: 34-35: “(34) Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: ‘Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. (35) Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepadaNya.”.
BACA JUGA: KESELAMATAN YANG BERKUASA
Orang-orang Arminian sering menggunakan text ini untuk menentang doktrin predestinasi, tetapi ayat / text ini jelas tidak bertentangan dengan doktrin tentang predestinasi, dan karena itu jelas bahwa mereka menafsirkannya keluar dari kontextnya.
Text ini hanya berarti bahwa kalau seseorang itu benar, apakah ia Yahudi atau non Yahudi, Allah menerima dia. Allah tidak menolak atau menerima seseorang berdasarkan kebangsaannya. Kata-kata ‘bangsa mana pun’ dalam Kisah Para Rasul 10: 35, maksudnya adalah ‘Yahudi atau non Yahudi’!
Di samping itu, perlu diingat bahwa pemilihan Allah dalam predestinasi, maupun dalam pemilihan Israel dalam Perjanjian Lama, bukan tergantung orangnya, tetapi tergantung kehendak Allah sendiri!