KETEKUNAN ALLAH (EDWIN H. PALMER)
I. DEFINISI : KETEKUNAN ALLAH (EDWIN H. PALMER).
A. Sekali Selamat, Pasti Selamat .
Sekali selamat, pasti selamat merupakan deskripsi ketekunan orang-orang kudus yang paling sederhana dan singkat. Sekali Saudara percaya, Saudara tidak akan pernah terhilang dan pergi ke neraka. Kristus akan selalu menjadi Juruselamat dan menjamin nasib kekal ini sehingga Saudara tidak harus kuatir lagi.
B. Ketekukan Orang-Orang Kudus
Orang-orang kudus di sini adalah orang Kristen. Jadi ketekunan orang kudus ini menekankan bahwa orang-orang Kristen akan terus tekun percaya kepada Kristus. Mereka tidak akan berubah-ubah — suatu saat percaya suatu saat tidak percaya, tetapi terus percaya kepada Kristus sampai selamanya. Sehingga mereka pasti selamat.
C. Ketekunan Allah
Istilah “Ketekunan orang-orang kudus” bisa digantikan dengan “ketekunan Allah” karena sesungguhnya ketekunan orang-orang kudus bergantung pada ketekunan Allah. Allah di dalam kasih-Nya terus memelihara gereja-Nya sehingga gereja bisa terus bertekun dalam kasih Allah dan mengasihi Allah. Ketekunan orang kudus dapat dibandingkan dengan providensia Allah. Allah tidak hanya menciptakan alam semesta, tetapi Ia juga memeliharanya. Jika Ia menarik pemeliharaan-Nya dalam satu detik, maka alam semesta itu akan segera berbalik menjadi tidak ada lagi. Kenyataan ini juga benar dalam dunia rohani. Allah tidak hanya mencipta ulang kita, tetapi Ia terus menjaga kehidupan rohani kita setiap hari. Jika Ia menarik Roh Kudus-Nya dari kita untuk seketika waktu saja, maka kita akan kembali kepada natur yang rusak. Seperti halnya manusia bisa tetap hidup kalau ada oksigen, tetapi kalau tidak ada oksigen maka manusia akan mati. Jadi ketekunan Allah menjadi dasar dari ketekunan orang kudus.
D. Pemeliharaan Orang-orang Kudus
Istilah ketekunan (perseverance) orang-orang kudus ini menekankan aktivitas dari orang-orang Kristen, di mana kita melakukan sesuatu. Sedangkan istilah pemeliharaan (preservation) orang-orang kudus menekankan aktivitas Allah, di mana Ia memelihara orang-orang kudus-Nya. Allah menjaga dan memimpin sehingga tidak ada satupun yang akan keluar dari tangan-Nya.
E. Jaminan Yang Kekal
Ketekunan orang-orang kudus berarti jaminan yang kekal. Seseorang yang sungguh percaya kepada Kristus sebagai juruselamatnya berada aman ditangan-Nya dan pasti ke surga. Tidak ada seorangpun yang dapat melukainya.
Arminianisme menga sebaliknya; yakni, bahwa seorang yang telah sungguh-sungguh dilahirkan kembali, yang telah diselamatkan melalui kematian Kristus, dapat kehilangan imannya sehingga masuk ke neraka. Aliran ini juga mengajarkan bahwa seseorang tidak bisa menentukan status akhirnya, karena sebentar ia anak Tuhan, sebentar anak Iblis; sebentar rohaninya hidup, sebentar mati; sebentar selamat, sebentar terhilang.
II. Dasar Alkitab
A. Pemilihan Yang Tidak Bersyarat
Sekali lagi ditekankan, yakni, kelima butir Calvinisme ini tergantung satu dengan yang lain. Doktrin Ketekunan orang-orang kudus ini merupakan konsekuensi logis dari pengajaran Alkitab tentang pemilihan yang tidak bersyarat. Jika doktrin pemilihan tidak bersyarat salah, maka doktrin ketekunan orang-orang kudus ini juga salah. Sebaliknya, jika doktrin pemilihan yang tidak bersyarat itu benar maka doktrin ketekunan dari orang-orang kudus ini benar harus diikuti.
Doktrin Pemilihan yang tidak bersyarat mengajarkan bahwa Allah telah memilih beberapa orang dari kekekalan untuk diselamatkan. Ia telah menetapkan dengan pasti bahwa mereka akan masuk surga dan tidak akan pernah binasa. Jika bisa ada kemungkinan seperti orang Arminian yang mengatakan mungkin hilang maka tidak ada pemilihan.
Dalam Roma 8:29-30, Paulus menjelaskan bahwa semua yang dipilih dari semula mereka ditentukan untuk masuk ke surga. Mereka yang ditentukan ini pasti dipanggil, dibenarkan dan dimuliakan. Dan dalam Roma 8:31-39, Paulus menjelaskan tidak ada oknum, kuasa, atau penghalang lainnya baik masa lalu, sekarang, maupun akan datang dapat memisahkan orang percaya dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Jika orang beranggapan bahwa iman itu datang dari dirinya sendiri bukan dari Allah, sedangkan manusia itu sudah berdosa maka sangat mungkin orang itu berubah dan tidak bisa pasti dalam kepercayaannya, mungkin suatu hari ia akan menolak Kristus. Bisa suatu hari percaya tetapi mungkin besok sudah berubah. Jadi kita bisa mengerti mengapa teori Arminian mengatakan keselamatan bisa hilang, yakni karena iman itu bergantung pada manusia itu sendiri.
Tetapi ketika kita menyadari bahwa iman bukan pemberian manusia kepada Allah, melainkan Allah yang memberikan iman itu kepada manusia maka manusia tidak mungkin kehilangan imannya karena Allah yang memberi adalah Allah yang tidak berubah (Mal. 3:6; Ibrani 13:8). Allah bukanlah Allah yang “plin plan” atau berubah-ubah. Allah mengetahui awal sampai akhir segala sesuatu. Ia tetap di dalam kasih-Nya. Ia stabil dan tidak berubah. Jika Allah memulai suatu pekerjaan, Ia akan meneruskan sampai akhirnya (Filipi 1:6). Jadi ini menunjukkan ketekunan Allah. Sedangkan ketekunan orang kudus bergantung pada ketekunan Allah.
Jika kita berpikir bahwa Allah memilih kita karena kita telah melakukan kebaikan tertentu, seperti percaya kepada Kristus, maka jika iman kepercayaan kita itu, Allah juga akan berubah pikiran dan kita akan terhilang.
Tetapi ini bukan yang Allah lakukan. Ia tidak memberikan kita anugerah keselamatan karena kita akan melakukan sesuatu yang baik, seperti percaya kepada Kristus. Karena kita secara natural telah rusak total. Segala sesuatu yang ada di dalam kita tidak ada yang bisa membuat Allah mengasihi kita tetapi sebaliknya membuat Ia membenci kita. Jika Allah yang dari mulanya bahwa kita secara mutlak tidak memiliki apa-apa, maka tidak akan ada sesuatu seperti halnya dosa di dalam diri kita yang membuat Allah tidak mengasihi kita lagi dan menghilangkan anugerah keselamatan itu. Karena penyebab kasih-Nya ditemukan dalam diri-Nya sendiri bukan di dalam kita. Dengan demikian doktrin ketekunan orang-orang kudus yang alkitabiah didasarkan atas kasih Allah yang memilih dan kekal.
B. Penebusan Yang Terbatas
Jika penebusan terbatas itu benar dan alkitabiah, maka ketekunan orang-orang kudus dapat diterima secara natural. Pertanyaan yang penting adalah: Apa yang sesungguhnya Kristus lakukan di atas kayu salib? Apakah Dia sungguh-sungguh menghapus kesalahan umat-Nya atau Ia hanya melakukan secara teoritis saja? Jika benar Kristus terkutuk oleh Allah karena dosa-dosa dari umat-Nya, seperti dikatakan Paulus dalam Galatia 3:3, jika Ia sungguh-sungguh menanggung penderitaan seperti neraka pada kayu salib, bukan hanya suatu teori, tetapi benar-benar Ia mensubstitusi semua dosa umat-Nya, baik yang lalu, sekarang maupun yang akan datang, maka umat-Nya itu tidak akan binasa dan dihukum karena dosa-dosa mereka. Kristus telah dihukum bagi mereka. Jadi mereka pasti masuk surga. Jelas ini adalah ketekunan dari orang-orang kudus.
Dalam Roma 8:32-34, Paulus memberikan alasan ini. Paulus berkata bahwa Kristus telah diserahkan karena kita semua, yakni, orang-orang pilihan. Ini adalah penebusan terbatas. Dengan alasan ini, Paulus bertanya, “Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus yang telah mati?”
Dengan demikian penebusan Kristus menjadi dasar bagi ketekunan orang-orang kudus. Ini bukan dasar ketekunan orang-orang kudus. Ini bukan dasar yang lain karena penebusan Kristus merupakan implementasi dari kasih Bapa yang memilih. Bapa ingin menyelamatkan mereka, dan Kristus menyelamatkan mereka. Jadi ada kesatuan dalam obyek yang diselamatkan, yaitu orang pilihan.
C. Hidup Kekal
Argumentasi alkitabiah yang paling penting untuk jaminan kekal ditemukan dalam kata hidup kekal atau hidup selama-lamanya (Yohanes 3:16, 36; Yohanes 5:24; 1Yohanes 5:13). Baik Tuhan Yesus maupun Yohanes berkata bahwa orang percaya memiliki hidup yang kekal. Pertama, perhatian tense kata kerjanya, yakni memiliki. Tidak dikatakan akan memiliki dalam bentuk future, tetapi sekarang dalam bentuk present. Kedua, perhatikan kata kekal, yang berarti hidup selama-lamanya. Jadi sekali selamat, selamat selama-lamanya.
Jika teori Arminian benar, dan orang percaya yang sungguh lahir baru dapat kehilangan iman dan terhilang, dan juga berkata bahwa orang percaya memiliki hidup yang kekal. Ini salah. Karena seharusnya ia berkata bahwa ia memiliki kehidupan yang baik, atau kehidupan yang suci, atau kehidupan yang supranatural, atau kehidupan yang bahagia tetapi tidak boleh pernah ia berkata memiliki hidup yang kekal. Karena menurut Arminian ia tidak mempunyai hidup yang kekal, hanyalah kehidupan yang temporal, waktu tertentu, dan terbatas. Tuhan Yesus berkata, “pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya” (Yohanes 10:28). Tetapi Arminian berkata, “Tunggu dan lihat. Mungkin ia akan ke neraka.” Tuhan Yesus berkata, “hidup kekal”. Tetapi Arminian berkata, “hidup yang temporal”. Demikian juga terhadap Yohanes 6:51, 11:25, Arminian berkata, “mungkin”.
Pandangan Arminian ini salah. Penggunaan kata kekal yang konstan ini seharusnya membawa sukacita bagi mereka yang sungguh-sungguh percaya. Ucapkanlah syukur kepada Allah untuk hidup kekal ini.
D. Yohanes 6:39
Kristus datang untuk melakukan kehendak Bapa. Kehendak Bapa adalah bahwa “supaya semua orang yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang”. Tetapi supaya semua orang itu “Kubangkitkan pada akhir zaman” (bnd. Yohanes 6:44). Kata akhir zaman menunjuk kepada akhir dunia ini. Pada akhir zaman nanti Kristus akan membangkitkan mereka dan membawa mereka ke surga.
E. Yohanes 10:28-29
Tuhan Yesus berkata kepada domba-domba-Nya. Dan setiap bagian dari perkataan-Nya mengajarkan jaminan kekal secara jelas.
1. “kehidupan kekal”
Istilah ini saja sudah cukup untuk membuktikan doktrin ketekunan dari orang-orang kudus. Sebab jika seseorang meninggalkan imannya yang mula-mula, saat ia percaya, maka tidak ada kekekalan dalam kehidupan yang Tuhan Yesus janjikan kepadanya, hanya suatu kehidupan yang pendek. Tetapi Yesus menjanjikan hidup yang kekal, berarti ia tidak mungkin meninggalkan iman yang menyelamatkan itu.
2. “dan mereka tidak akan binasa selama-lamanya”
Orang Arminian berkata bahwa orang percaya dapat kehilangan imannya, ini berarti akan binasa. Tetapi Tuhan Yesus berkata tidak akan binasa selama-lamanya.
3. “tidak ada seorangpun yang dapat merebut mereka dari tangan-Ku”
Tidak ada seorangpun yang dapat menyebabkan seseorang yang diselamatkan terhilang. Iblis tidak bisa. Para guru juga tidak bisa. Teman-temanpun tidak bisa. Bahkan kita sendiripun tidak bisa keluar dari tangan Kristus. Karena ini adalah hal yang mustahil. Tentu sekarang sudah tidak ada pertanyaan lagi tentang ajaran Yesus tentang jaminan kekal. Ketiga kalimat Kristus di atas sudah menyimpulkan. Tetapi untuk membuat keyakinan yang mutlak supaya tidak disalahmengertikan, Tuhan Yesus menambah kalimat selanjutnya.
4. “Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar daripada siapapun; dan tidak seorangpun dapat merebut mereka dari tangan Bapa.”
Bapa adalah Allah Yang Mahakuasa. Ia lebih besar dan kuat daripada gabungan semua umat manusia dan Iblis. Karena itu kesimpulannya pasti tidak ada seorangpun yang merebut domba-domba Allah itu dari tangan-Nya.
Betapa semua kalimat ini menyimpulkan doktrin ketekunan orang-orang kudus. Jika sekarang ada orang yang masih tidak percaya doktrin ini, maka ia buta.
F. Petrus 1:13-14
Pada waktu itu, surat-surat atau barang-barang, seperti halnya kuburan Tuhan Yesus dimeterai (Matius 27:66). Meterai digunakan untuk menjamin keaslian dari artikel itu, dan menunjukkan bahwa ia kepunyaan seseorang, dan untuk memproteksinya. Demikian juga Roh Kudus adalah meterai Allah — menunjukkan bahwa orang percaya itu milik Allah dan bahwa ia akan dijaga dari segala hal yang merugikan. Dalam Efesus 1:13-14; 4:30 Paulus berkata bahwa meterai ini akan efektif sampai pada hari penyelamatan. Roh Kudus adalah jaminan bahwa orang yang percaya tidak akan binasa.
Paulus juga menggunakan ilustrasi lainnya, yakni, “uang muka” dari segala warisan yang akan kita terima kelak (Efesus 1:14). Dalam bahasa Yunani, kata “uang muka” biasa dipakai untuk transaksi bisnis atau perjanjian lainnya, seperti pada dunia kredit sekarang. Pembayaran pertama itu merupakan perjanjian bahwa pembayaran selanjutnya akan mengikuti. Demikian juga Roh Kudus adalah jaminan warisan sepenuhnya akan mengikuti. Jadi sekali selamat, tetap selamat.
G. 1Petrus 1:4-5
Petrus sangat menghibur kita dalam hal kepastian yang kekal dari keselamatan kita. Ia mengatakan bahwa orang Kristen memiliki suatu warisan yang tersimpan di surga. Tetapi mungkin orang kuatir bahwa warisan ada di sana tetapi ia tidak akan pernah sampai di sana. Ia berpikir ia adalah seorang Kristen yang lemah.
BACA JUGA: TETAP BERIMAN DIMASA SULIT (DANIEL 3:16-18)
Untuk menangkis ide-ide itu, Petrus berkata bahwa orang Kristen dipelihara untuk keselamatan ini. Kata “dipelihara” adalah kata yang digunakan sama untuk melindungi atau memelihara sebuah kota oleh prajurit-prajurit (2Korintus 11:32). Tetapi Petrus menekankan bahwa orang Kristen bukan dijaga atau dipelihara oleh elemen-elemen manusia yang lemah seperti prajurit. Tetapi dipelihara oleh Allah sendiri. Allah adalah Allah Yang Mahakuasa.
Mungkin ada beberapa orang setuju dengan orang Kristen dipelihara oleh kekuatan Allah, tetapi dipelihara untuk sementara waktu saja. Petrus menolak ide ini, maka ia jelaskan dengan menambahkan bahwa Allah akan memelihara keselamatan ini sampai pada zaman akhir.
III. Beberapa Penolakan-penolakan Yang Tradisional
A. Bukankah kita semua mengetahui ada orang yang pada waktu tertentu mengekspresikan bahwa mereka percaya kepada Kristus, pergi ke gereja, membaca Alkitab, berdoa, dan sama seperti orang Kristen asli lainnya. Kemudian terjadi sesuatu dan perlahan-lahan mereka meninggalkan iman mereka dan sampai sekarang tidak berurusan lagi dengan gereja, Kristus, atau Allah. Bukankah kenyataan ini membuktikan bahwa doktrin ketekunan orang-orang kudus itu salah?
Untuk menjawab pertanyaan ini mari kita membaginya dalam dua bagian, yaitu untuk:
1. Orang-orang Kristen
Mungkin benar bahwa orang Kristen bisa melakukan kebiasaan buruk yang pernah ia lakukan. Kita semua memiliki pengalaman ini dalam beberapa tingkat. Pada waktu-waktu tertentu kita kelihatan tidak dekat kepada Allah sebagaimana seharusnya. Kita menjadi dingin rohani, bisa lebih membaik atau makin menjadi-jadi. Ada orang Kristen yang melakukan hal-hal yang agak buruk, bahkan kita sulit kenali bahwa mereka adalah Kristen. Daud pernah berzinah dan membunuh. Petrus pernah menyangkal Tuhan Yesus. Ada beberapa hal yang tidak seharusnya Paulus lakukan.
Doktrin ketekunan orang-orang kudus tidak berarti bahwa orang-orang Kristen tidak bisa berdosa. Tetapi Alkitab mengajarkan bahwa orang Kristen bisa melakukan dosa dan dalam beberapa kasus orang itu bisa melakukan banyak perbuatan buruk yang dulu ia pernah lakukan. Tetapi jika ia sungguh sudah lahir baru, Roh Kudus yang menyebabkan dia percaya ada di dalamnya menjadi jaminan dia akan menerima warisan secara penuh, maka ia memiliki hidup yang kekal, ia pasti selamat.
Namun Alkitab juga tidak menjanjikan bahwa kehidupan orang Kristen senantiasa lancar. Tetapi lebih seperti seorang anak yang mendaki sebuah bukit bersalju. Anak itu mungkin sering tergelincir, tetapi ia bisa mengatur diri sampai ke puncak bukit itu.
Bisa juga seperti garis kurva yang mulai dari pojok kiri bawah naik ke atas pojok kanan, tetapi bukan merupakan garis lurus tetapi ada turun dan naik pada garis yang ke atas itu.
Atau bisa seperti seorang Reformed Baptis yang besar, Charles Spurgeon, yang berkata bahwa seorang Kristen seperti dalam sebuah kapal yang aman, meskipun ombak menerpa kapal berkali-kali, tetapi tidak pernah menenggelamkan kapal itu.
Paulus yakin seperti ini, karena kita tidak dikuasai oleh dosa lagi (Roma 6:14). Meskipun orang Kristen masih bisa jatuh tetapi dosa tidak akan pernah menguasainya secara total lagi. Meskipun orang Kristen lemah, tetapi akan ada selalu perlawanan terhadap dosa. Ini dikarenakan Roh Kudus yang telah diberikan tidak pernah diambil lagi.
Jadi, satu jawaban untuk permasalahan ini adalah memang kita bisa melihat orang-orang Kristen melakukan kebiasaannya yang buruk lagi dan jatuh, tetapi dengan anugerah Roh Kudus akan selalu kembali kepada iman yang kelihatan telah disangkalinya.
2. Orang-orang bukan Kristen
Jawaban lainnya adalah mungkin orang yang menyangkal itu sesungguhnya sama sekali bukan Kristen. Bukan setiap orang berseru “Tuhan, Tuhan” itu orang Kristen sejati. Ada yang seperti Yudas, yang dapat memberitakan Injil dan melakukan mujizat tetapi binasa (Matius 7:21-23), beberapa orang secara lahiriah menjalankan ibadah, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya (2Timotius 3:5). Ada yang menyamar seperti malaikat, padahal Iblis (2Korintus 11:14). Tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel. Tidak setiap orang yang ada di gereja adalah anggota dari gereja yang sesungguhnya. Mungkin orang yang telah dibaptis, mengikuti perjamuan suci tetapi akan pergi ke neraka. Ini semua tidak menyangkal doktrin ketekunan dari orang-orang kudus, karena mereka bukan Kristen yang sejati. Tetapi sebaliknya orang Kristen harus berusaha sungguh-sungguh supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh (2Petrus 1:10).
B. Bukankah kepercayaan akan doktrin ketekunan orang-orang kudus ini menyebabkan beberapa orang Kristen menjadi tidak bermoral? Bukankah mereka bisa beralasan bahwa jika mereka pasti selamat, mereka dapat berbuat “semau gue”? Bukankah berarti mereka dapat hidup berdosa, karena mereka pasti selamat?
Palmer berkata, bahwa orang yang berpikiran demikian terus menerus itu menunjukkan dia bukan orang Kristen dan kalau tidak bertobat akan masuk neraka.
Karena orang yang telah lahir baru tidak akan mempunyai sikap mau terus berdosa. Roh Kudus tidak akan membiarkan dia. Dosa juga tidak menguasainya lagi. Allah memilih orang Kristen untuk hidup kudus, bukan untuk tidak bermoral (Efesus 1:4). Orang Kristen bukan hanya dibebaskan dari hukuman dosa, tetapi juga dari kuasa dosa.
Ketekunan orang-orang kudus berarti bahwa orang kudus akan terpelihara dalam iman mereka. Iman terdiri dari kesedihan karena dosa dan pertobatan dari dosa. Jika orang tidak pernah menyesal akan dosa-dosanya dan meninggalkan dosa-dosa itu, itu hanya membuktikan bahwa ia tidak pernah memiliki iman yang mula-mula, dan ia bukanlah orang yang diselamatkan.
Istilah ketekunan orang-orang kudus berarti bahwa Allah akan memelihara, melindungi, dan menjaga mereka sampai pada keselamatan yang akan dinyatakan kelak pada akhir zaman. Keselamatan ini tidak hanya berarti mereka akan selamat dari neraka tetapi mereka sekarang dapat selamat dari segala dosa yang mereka inginkan. Adalah mustahil ada situasi seperti neraka di dalam surga.
Alkitab mengajarkan orang Kristen tidak akan tambah jahat, tetapi tambah kudus. Orang Kristen ingin bersyukur kepada Allah yang memelihara imannya, dan cara terbaik yang bisa ia lakukan adalah dengan menaati perintah-Nya (Yohanes. 14:21; 1Yohanes 5:3-5). Karena ketika ia menyadari betapa buruk dirinya dan secara natur ia membenci Allah, tetapi ia juga sadar bahwa iman yang dimiliki ini datang dari Allah bahkan ia sendiri menjamin dan memelihara iman ini dengan memberikan Roh Kudus tinggal hidupnya, ia tidak ingin berdosa, tetapi ingin bersyukur kepada Allah yang terus memelihara imannya sampai pada akhirnya. Jadi tidak mungkin ketekunan orang-orang kudus ini menjadikan orang tidak bermoral.
C. Penutup.
Ajaran sekali selamat pasti selamat adalah satu ajaran Alkitab paling agung. Jangan biarkan orang merampas sukacita karena kita mengetahui kita pasti selamat. Betapa bahagia kita dimampukan untuk mengambil satu keputusan sekali untuk selama-lamanya mengenai nasib kekal kita. Betapa baiknya, jika kita yang dimampukan menyerahkan diri kepada Kristus, mengetahui bahwa saat itu kita selamat dan dipelihara oleh kekuatan Allah sampai keselamatan penuh itu nanti dinyatakan pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali. Pujilah Tuhan untuk segala berkat-Nya. Pujilah Bapa karena kasih-Nya yang memilih. Pujilah Anak karena kematian-Nya yang menebus. Pujilah Roh Kudus karena karya-Nya yang tidak dapat ditolak. Pujilah Allah Tritunggal karena memelihara kita sampai pada akhirnya. Haleluya! . otomotif, business