EFESUS 4:1-16 (KESATUAN: TERGANTUNG SIFAT, TIMBUL DARI ALLAH DAN ADA KEANEKA-RAGAMAN)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
Bacaan: Efesus 4:1-16

Efesus 4:1 ‘Kita harus hidup sepadan dengan panggilan kita’.

Ada 2 ciri orang yang dipanggil Tuhan:

1)kesatuan.

Efesus 3:15 ‘the whole family’ (NIV), terdiri dari orang Yahudi dan non Yahudi.

2)Kudus. Efesus 4:12.

Efesus 4:1-16 membahas ‘kesatuan’, sedangkan Efesus 4:17-5:21 membahas ‘keku­dusan’.

I) KESATUAN ITU TERGANTUNG SIFAT-SIFAT / TINDAK TANDUK KITA (Efesus 4: 2):

1)Rendah hati.

Ini penting untuk bisa bersatu. Kesombongan merusak persatuan.

2) Lemah lembut (bah Yunaninya = ‘PRAUS’).
EFESUS 4:1-16 (KESATUAN: TERGANTUNG SIFAT, TIMBUL DARI ALLAH DAN ADA KEANEKA-RAGAMAN )
otomotif, bisnis
Aristoteles mendefinisikan ‘PRAUS’ ini sebagai suatu sifat yang terletak di antara 2 extreme, yaitu: ‘marah yang berlebihan’ dan ‘tidak pernah marah’. Jadi orang yang ‘PRAUS’ adalah orang yang marah pada saat yang tepat.

3)Sabar - terhadap orang yang menjengkelkan.

4)’Saling menahan diri dalam kasih’ (diterjemahkan dari NIV; Alkitab bahasa Indonesia salah terjemahan).

II) KESATUAN ORANG KRISTEN TIMBUL DARI KESATUAN ALLAH (Efesus 4: 3-6):

Satu Roh (Roh Kudus) - karena itu ada satu tubuh (Efesus 4: 4).

Satu Tuhan (Tuhan Yesus) - karena itu ada satu pengharapan, satu iman, dan satu baptisan (Efesus 4: 4-5).

Satu Allah dan Bapa - dan karena itu hanya ada satu keluarga (Efesus 4: 6 bdk. Efesus 3:15).

Karena Allah cuma satu, maka Gereja juga cuma satu. Karena itu di dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli dikatakan ‘Gereja yang kudus dan Am’ (the holy Catholic Church).

Memang ‘Gereja yang kelihatan’ ada banyak, tetapi ‘Gereja yang tidak kelihatan’ ada cuma satu.

Apa yang harus kita lakukan? Efesus 4: 3 - berusahalah (‘make every ef­fort’ - [NIV]). Kata bahasa Yunaninya ada dalam bentuk Present, sehingga menunjukkan bahwa usaha itu harus dilakukan secara terus menerus.

Usaha untuk bersatu ini harus dilakukan di dalam gereja lokal maupun antar gereja lokal. Tidak perlu bersatu di bawah satu merk gereja, tetapi harus bersatu dalam kasih.

III) DI DALAM KESATUAN ITU ADA KEANEKA-RAGAMAN (Efesus 4: 7-16):

Efesus 4: 6 kontras dengan Efesus 4: 7.

Efesus 4: 6: ‘Allah adalah Bapa dari semua’ - menekankan kesatuan.

Efesus 4: 7: ‘Tetapi kepada kita masing-masing - menekankan perbedaan. Dalam ay 7 Paulus berkata ‘kasih karunia / grace (CHARIS) bukan ‘karunia-karunia’ (= gifts) (CHARISMATA), tetapi jelas yang dimaksud adalah karunia-karunia (bdk. Roma 12:6 1Korintus 12:4). Adanya macam-macam karunia-karunia tidak boleh menyebabkan kita iri / menghina / sombong, tetapi bahkan harus menyebabkan kita bersatu / bekerja sama.

A)Pemberi karunia-karunia:

Yaitu Kristus sendiri (Efesus 4: 7-10). Efesus 4: 8: adalah kutipan dari kitab Mazmur 68:19. Mazmur 68 adalah nyanyian kemenangan. Paulus mengutip dan menerapkannya kepada Kristus karena kenaikan Kristus ke surga memang adalah suatu kemenangan.

‘Tawanan’. Ini ada yang mengartikan sebagai ‘musuh Kris­tus’ dan ada pula yang mengartikan sebagai ‘Anak-anak Allah’. Calvin mengambil ke dua buah arti itu.

Penafsiran Calvin tentang Efesus 4:8 adalah sebagai berikut:

“The noblest triumph which God ever gained was when Christ, after subduing sin, conquering death, and putting Satan to flight, rose majestically to heaven, that he might exercise his glorious reign over the Church. ... ‘Captivity’ is a collective noun for ‘captive enemies’; and the plain meaning is, that God reduced his enemies to subjection, which was more fully accomplished in Christ than in any other way. He has not only gained a complete victory over the devil, and sin, and death, and all the power of hell, - but out of rebels he forms every day a willing people, when he subdues by his word the obstinacy of our flesh. On the other hand, his enemies - to which class all wicked men belong - are held bound by chains of iron, and are restrained by his power from exerting their fury beyond the limits which he shall assign” (= ) - hal 272-273.

‘Memberikan’ (bdk. Efesus 4:8) sedangkan pada Mazmur 68:19 ‘meneri­ma’. Penjelasan:

1)Allah menerima persembahan dalam Mazmur 68 adalah untuk diberikan. Jadi dalam kata ‘menerima’ itu terkandung juga arti ‘memberi’.

2)Dalam Mazmur 68:19 kata bah Ibrani ‘LAKAH’ bisa diterjemah­kan menerima, mengambil, membawa, memberi.

Jadi, tidak ada pertentangan antara Mazmur 68:19 dan Efesus 4:8.

Efesus 4: 9: bandingkan dengan Yohanes 3:13. ‘Turun’ adalah inkarnasi, ‘naik adalah naik ke surga. ‘Bagian bumi yang paling bawah’ adalah bumi (bdk. Mazmur 139:15).

Efesus 4: 10: ‘untuk memenuhkan / memenuhi segala sesuatu’, artinya ‘memenuhi seluruh alam semesta dengan kehadiran dan kuasa­-Nya’.

Calvin: kalau kita hanya mendengar Kristus naik ke surga, maka kita merasa jauh dari Dia, karena itu ditambahkan ‘memenuhi segala sesuatu’ supaya kita tahu bahwa Ia tetap dekat dengan kita.

B)Karunia-karunia / jabatan-jabatan (Efesus 4: 11):

1) Rasul:

Orang yang dipilih / diutus Kristus sendiri dan merupakan saksi kebangkitan Kristus. Karena itu jaman sekarang tidak ada rasul lagi.

2) Nabi:

Orang yang menerima wahyu dari Allah dan lalu menyampaikannya. Jaman sekarang juga tidak ada nabi dalam arti ini.

3) Pemberita-pemberita Injil.

Kata ini hanya digunakan 3x dalam seluruh PB (Kisah Para Rasul 21:8 Efesus 4:11 2Timotius 4:5). Calvin menganggap bahwa ini adalah kedudukan khusus (bukan sekedar orang yang mempunyai karunia PI) yang juga tidak ada lagi jaman ini.

4)Gembala-gembala dan pengajar-pengajar.

Ada yang menganggap kedua jabatan ini adalah sama. Calvin membedakan kedua jabatan ini. Gembala harus bisa mengajar, tetapi pengajar belum tentu bisa menggembalakan.

C)Tujuan karunia-karunia / tugas hamba-hamba Tuhan (Efesus 4: 12-16):

Mengajarkan Firman Tuhan sehingga:

1)Orang-orang kudus dilengkapi untuk pekerjaan pelayanan (Efesus 4: 12) Jelas bahwa:

a)Tuhan menggunakan manusia untuk mengajar manusia lain. Jadi, jangan hanya mau ‘belajar langsung dari Tuhan’! Tetapi bagaimana dengan Yeremia 31:34a dan 1Yohanes 2:27? Ayat-ayat ini mungkin kurang lebih sama artinya dengan Yohanes 16:23a - “Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku”.

Tentang Yohanes 16:23a ini Calvin berkata bahwa ini menunjukkan perbedaan dengan keadaan di mana mereka belum mempunyai Roh Kudus. Pada saat itu mereka begitu lamban dalam mengerti ajaran-ajaran Kristus (bdk. 13:36 14:5,8,22 16:18). Tetapi nanti pada saat mereka sudah menerima Roh Kudus maka Roh Kudus akan memberikan pencerahan yang membuat mereka mengerti.

Calvin: “True, the apostles did not cease to ask at the mouth of Christ, even when they had been elevated to the highest degree of wisdom, but this is only a comparison between the two conditions” (= Memang benar bahwa rasul-rasul tidak berhenti bertanya kepada Kristus, bahkan pada saat mereka telah diangkat pada tingkat hikmat yang tertinggi, tetapi ini hanya merupakan perbandingan di antara kedua keadaan) - hal 152.

Calvin: “The prophet assuredly does not take away or set aside instruction, which must be in its most vigorous state in the kingdom of Christ; but he affirms that, when all shall be taught by God, no room will be any longer left for this gross ignorance” (= Jelas sang nabi tidak membuang atau menyingkirkan pengajaran, yang harus ada dalam keadaannya yang paling giat / bersemangat dalam kerajaan Kristus; tetapi ia menegaskan bahwa pada saat semua akan diajar oleh Allah, tidak ada tempat lagi yang tersisa untuk ketidaktahuan / kebodohan yang besar / menyolok ini) - hal 152.


Jadi jelas bahwa Yohanes 16:23 ini, dan juga Yeremia 31:34 dan 1Yohanes 2:27, tidak boleh diartikan seakan-akan orang Kristen akan mengerti segala sesuatu dan tidak lagi perlu belajar!

b)Pendeta tak boleh melakukan semua pelayanan. Tugasnya ialah mengajar jemaat, supaya semua jemaat melayani bersama-sama dengan dia.

c)Jemaat harus dilengkapi dulu, baru melayani. Jaman sekarang, banyak gereja-gereja yang jemaatnya melayani tanpa diper­lengkapi dulu karena pendetanya tidak / kurang mengajar Firman Tuhan. Ini jelas salah!!

2)Tercapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah (Efesus 4: 13).

Iman memang sudah satu (Efesus 4: 5), tetapi ‘kesatuan’ mempunyai tingkat-tingkat. Makin mempunyai pengetahuan yang benar ten­tang Anak Allah, makin bersatu iman.

3)Jemaat menjadi dewasa (Efesus 4: 13).

Tuhan Yesus menyuruh kita menjadi seperti anak-anak, tetapi tidak dalam segala hal (Matius 18:3). Kita harus menjadi seperti anak-anak dalam hal kerendahhatian, ketulusan, dan juga dalam hal kejahatan. Tetapi dalam hal pengetahuan dan kestabilan iman, kita harus dewasa (1Korintus 14:20).

Efesus 4: 15: ‘teguh berpegang kepada kebenaran’. Semua Alkitab bahasa Inggris menterjemahkan: ‘speaking the truth in love’. Kata ‘ALETHEOUNTES’ (bahasa Yunani) bukan sekedar berarti mengatakan kebenaran, tetapi juga terbuka terhadap kebenaran, jujur terhadap kebenaran, berpegang pada kebenaran. Di samping itu, kata tsb jelas dikontraskan dengan ‘terombang-ambing’ dalam Efesus 4: 14. Jadi dalam hal ini terjemahan Indonesia lebih tepat.

Efesus 4: 15 menunjukkan ciri kedewasaan: ‘teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih’. Jadi ada kebenaran dan ada kasih.

Penerapan: Ada gereja yang pengajaran Firmannya baik, tetapi tidak ada persekutuan antar jemaat. Ini berarti ada kebenaran, tetapi tidak ada kasih! Ada gereja lain, yang persekutuannya baik, tetapi ajarannya tidak karuan. Ini berarti ada kasih, tetapi tidak ada kebenaran.

Ketiga hal tsb hanya bisa dicapai dengan mengajarkan Firman Tuhan. Karena itu belajar Firman Tuhan adalah sesuatu yang penting sekali.

Penerapan: Ikut Bible Study dengan rajin! Jangan mbolosan!

Sampai kapan? Efesus 4: 13 ‘sampai kita semua telah mencapai ....’ Ini berarti kita harus belajar Firman Tuhan sampai mati!

Sudahlah kita mengutamakan belajar Firman Tuhan??

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-o0o-
Next Post Previous Post