PENJELASAN YESUS BELUM DAPAT DISENTUH (YOHANES 20:17), TETAPI DI MATIUS YESUS SUDAH DAPAT DIPEGANG (MATIUS 28:9)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
PENJELASAN YESUS BELUM DAPAT DISENTUH (YOHANES 20:17), TETAPI DI MATIUS  YESUS SUDAH DAPAT DIPEGANG (MATIUS 28:9)
Yohanes 20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." 

1) Banyak orang menggunakan ayat ini untuk mengatakan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya, Yesus tidak pergi ke surga, tapi ke dunia orang mati.

Ini merupakan penafsiran bodoh, dan pada waktu saya membaca buku-buku tafsiran saya, tidak ada orang-orang yang memberikan penafsiran bodoh ini. Mengapa penafsiran ini saya katakan bodoh? Karena itu bertentangan dengan:

a) Kata-kata Yesus kepada penjahat yang bertobat, bahwa hari itu juga penjahat itu akan bersama dengan Dia di Firdaus (Lukas 23:43), dan Firdaus itu jelas adalah surga (bdk. 2Korintus 12:2,4).

b) Kata-kata terakhir Yesus di kayu salib menunjukkan bahwa Ia menyerahkan nyawa / rohNya ke tangan Bapa (Lukas 23:46) dan ini jelas menunjukkan bahwa Ia pergi ke surga pada saat mati.

Jadi, kata-kata ‘Aku belum pergi kepada Bapa’ tidak menunjuk ke belakang / saat antara kematian dan kebangkitan Yesus, tetapi menunjuk ke depan / saat kenaikanNya ke surga. Ini jelas terlihat kalau kita membaca ay 17bnya (‘Aku akan pergi kepada BapaKu dan BapaMu, kepada AllahKu dan Allahmu’).

Catatan: dalam kedua kalimat ini, kata ‘pergi’ seharusnya lebih tepat kalau diterjemahkan ‘ascend’ (= naik), seperti dalam terjemahan KJV/RSV/NASB. Dengan demikian lebih jelas lagi bahwa ini menunjuk kepada ‘ascension’ (= kenaikan Kristus ke surga).

2) Ay 17a tidak mungkin diartikan bahwa Yesus melarang Maria Magdalena untuk menyentuh Dia, karena:

a) Murid-murid yang lain diijinkan untuk menyentuh Dia setelah kebangkitanNya.

Matius 28:9 - “Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: ‘Salam bagimu.’ Mereka mendekatiNya dan memeluk kakiNya serta menyembahNya”.

Lukas 24:39-40 - “(39) Lihatlah tanganKu dan kakiKu: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaKu.’ (40) Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kakiNya kepada mereka”.

Yohanes 20:27 - “Kemudian Ia berkata kepada Tomas: ‘Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.’”.

Mengapa mereka ini boleh memegang sedangkan Maria Magdalena tidak boleh?

b) Di sini digunakan kata perintah bentuk present, yang disertai kata ‘tidak’.

Leon Morris (NICNT): “The present imperative with a negative means ‘Stop doing something’ rather than ‘Do not start something’. Here it will mean ‘Stop clinging to Me’ ... and not, ‘Do not begin to touch Me’” (= Kata perintah bentuk present, disertai kata ‘tidak’, berarti ‘Berhentilah melakukan sesuatu’ dan bukannya ‘Jangan mulai melakukan sesuatu’. Di sini itu berarti ‘Berhentilah berpegang teguh kepadaKu’ ... dan bukannya ‘Jangan mulai menyentuh Aku’) - hal 840.

Tasker (Tyndale): “in the Greek the verb ‘touch’ is a present imperative; and when used as a prohibition this should normally give the meaning ‘Stop touching me’ or ‘Do not touch me any more’. The right translation would therefore seem to be, ‘Do not cling to Me’ (RSV ‘Do not hold me’)” [= dalam bahasa Yunani kata kerja ‘menyentuh’ adalah suatu kata perintah bentuk present; dan pada waktu digunakan sebagai suatu larangan ini biasanya harus memberikan arti ‘Berhentilah menyentuh Aku’ atau ‘Jangan menyentuh Aku lagi’. Karena itu terjemahan yang benar kelihatannya adalah ‘Jangan berpegang erat-erat kepada Aku (RSV ‘Jangan menahan Aku’)] - hal 225.

Jadi, Maria Magdalena bukannya dilarang menyentuh, tetapi dilarang untuk menahan / memegang erat-erat / nggandoli.

3) Apa maksud / tujuan Maria Magdalena untuk menahan / memegang Yesus erat-erat?

Matthew Henry: “Mary thought, now that her Master was risen, he would presently set up a temporal kingdom, such as they had long promised themselves. ‘No,’ says Christ, ‘touch me not, with any such thought; think not to lay hold on me, so as to detain me here; for, though I am not yet ascended, go to my brethren, and tell them, I am to ascend.’” (= Maria berpikir, sekarang bahwa Gurunya sudah bangkit, Ia akan segera mendirikan kerajaan sementara, seperti yang sejak lama mereka janjikan kepada diri mereka sendiri. ‘Tidak’, kata Kristus, ‘jangan menyentuh Aku, dengan pemikiran seperti itu; jangan berpikir untuk memegang Aku, untuk menahan / menghambat Aku di sini; karena, sekalipun Aku belum naik, pergilah kepada saudara-saudaraKu, dan beritahu mereka, Aku harus naik).

Calvin: “they were not forbidden to touch him, until Christ saw that, by their foolish and unreasonable desire, they wished to keep him in the world” (= mereka tidak dilarang untuk menyentuh Dia, sampai Kristus melihat bahwa, oleh keinginan mereka yang bodoh dan tak masuk akal, mereka ingin menahan Dia dalam dunia) - hal 259.

Calvin: “The meaning of the words therefore is, that his state of resurrection would not be full and complete, until he should sit down in heaven at the right hand of the Father; and, therefore, that the women did wrong in satisfying themselves with having nothing more than the half of his resurrection, and desiring to enjoy his presence in the world” (= Karena itu, arti dari kata-kata ini adalah bahwa keadaan kebangkitanNya tidak akan penuh dan lengkap, sampai Ia duduk di surga di sebelah kanan Bapa; dan karena itu perempuan-perempuan ini melakukan kesalahan dengan memuaskan diri mereka sendiri dengan mendapatkan tidak lebih dari setengah kebangkitanNya, dan menginginkan untuk menikmati kehadiranNya di dunia ini) - hal 259.

Wycliffe Bible Commentary: “Mary needed to be taught that the Lord was not with her on the basis of the old relationship. He was already glorified. He belonged now to the heavenly realm, even though he was willing to tarry for a time to meet with his friends” (= Maria perlu diajar bahwa Tuhan tidak lagi bersama dia pada hubungan yang lama. Ia sudah dimuliakan. Sekarang Ia termasuk pada alam surgawi, sekalipun Ia mau untuk berlambat-lambat untuk sementara waktu untuk bertemu dengan teman-temanNya).

4) Mengapa Yesus melarang Maria Magdalena untuk menahannya?

Ada 2 pandangan:

a) Karena Ia harus naik ke surga dan tidak bisa ditahan di dunia ini.

Barclay: “It may be that Jesus was saying to Mary: ‘don’t go on clutching me selfishly to yourself. In a short time I am going back to my Father” (= Adalah mungkin bahwa Yesus berkata kepada Maria: ‘janganlah terus menggenggam Aku secara egois bagi dirimu sendiri. Dalam waktu yang singkat Aku akan kembali kepada BapaKu) - hal 271.

b) Karena Yesus masih punya waktu sekitar 40 hari sebelum naik ke surga. Jadi tak perlu dipegang erat-erat seakan-akan Dia akan segera naik ke surga hari itu juga.

Leon Morris (NICNT): “Part of the thought appears to be that Jesus was not simply returning to the old life. Mary was reacting as though He were. ... But part of the thought also will be concerned with the fact that the ascension was as yet future. ... It is as though Jesus were saying, ‘Stop clinging to Me. There is no need for this, as I am not yet at the point of permanent ascension. You will have opportunity of seeing Me.’” (= Sebagian dari pemikirannya kelihatannya adalah bahwa Yesus tidak sekedar kembali kepada kehidupan yang lama. Maria bertindak seakan-akan Ia kembali kepada kehidupan yang lama. ... Tetapi sebagian dari pemikirannya juga berkenaan dengan fakta bahwa kenaikan itu masih akan datang. ... Seakan-akan Yesus berkata: ‘Berhentilah berpegang erat-erat kepada Aku. Tidak ada keperluan untuk hal ini, karena pada saat ini Aku belum akan naik ke surga secara permanen. Engkau akan mempunyai kesempatan untuk melihat Aku’) - hal 841.

5) Kata-kata ‘Aku akan pergi’ (ay 17b) seharusnya ‘I ascend’ (= Aku naik).

Mengapa digunakan present tense, bukan future tense, kalau itu memang menunjuk kepada kenaikanNya ke surga? Ada 2 kemungkinan jawaban:

a) Itu menunjukkan kepastian dari kenaikan itu.

Leon Morris (NICNT): “In the message to the ‘brethren’ the verb ‘I ascend’ is in the present tense. This tense may denote future action, but if so it is with the thought either of imminence or certainty. It is the latter which is required here” (= Dalam berita / pesan kepada ‘saudara-saudara’ kata kerja ‘Aku naik’ ada dalam present tense. Tense ini bisa menunjuk kepada tindakan yang akan datang, tetapi jika demikian itu ada dengan pemikiran tentang kesegeraan atau kepastian. Adalah yang terakhir yang dibutuhkan / diharuskan di sini) - hal 841.

b) Itu menunjuk pada proses kenaikan kesurga.

Tasker (Tyndale): “‘I ascend’ should be taken as a continuous present ‘I am in the process of ascending’” (= ‘Aku naik’ harus dianggap sebagai suatu bentuk present yang terus menerus ‘Aku ada dalam proses dari kenaikan’) - hal 225.

6) Maria Magdalena disuruh memberitakan kepada saudara-saudara Yesus.

John G. Mitchell: “The revelation of His person to her brought her an opportunity for immediate service” (= Wahyu tentang diri / pribadiNya kepadanya membawa kepadanya suatu kesempatan untuk pelayanan langsung) - hal 392.

Matthew Henry: “Note, Public service ought to be preferred before private satisfaction. ... Mary must not stay to talk with her Master, but must carry his message” (= Perhatikan, pelayanan umum harus didahulukan dari pada kepuasan pribadi. ... Maria tidak boleh tinggal untuk berbicara dengan Gurunya, tetapi harus membawa pesanNya).

Perhatikan bahwa tidak selalu ‘bersekutu dengan Yesus’ itu lebih baik dari pada ‘melayani Yesus’ (bdk. Luk 10:38-42). Di sini Yesus tak mau Maria Magdalena terus dekat dengan Dia dan bersekutu dengan Dia. Ia ingin Maria Magdalena pergi kepada murid-murid yang lain, dan memberitahu mereka kabar tentang kebangkitan Kristus.

7) Siapa yang dimaksud oleh Yesus dengan ‘saudara-saudaraKu’?

Ada yang menganggap bahwa ‘my brethren’ menunjuk kepada saudara-saudara tiri Yesus. Ini didukung oleh fakta bahwa setelah Yesus naik ke surga, saudara-saudara tiri yang tadinya tidak percaya kepada Yesus ini (Yoh 7:5) menjadi orang-orang percaya (Kis 1:14).

Tetapi kebanyakan penafsir beranggapan bahwa ‘my brethren’ menunjuk kepada murid-murid Yesus, karena cerita ini selanjutnya menunjukkan bahwa Maria Magdalena memang pergi kepada mereka (ay 18).

William Hendriksen: “Jesus now calls his disciples by a new name: ‘brothers.’ (cf. Ps. 22:23; 122:8; Heb. 2:11.) ... Brothers belong to one and the same family. They possess much in common. They share in the same inheritance. Thus every true believer is a joint-heir with Christ (Rom. 8:17). Thus, also, in the spiritual sense, God is not the Father of all men but only of those who, having been chosen from eternity, have embraced the Son by a living faith. These - these all, these alone - are Christ’s brothers” [= Sekarang Yesus menyebut murid-muridNya dengan suatu nama yang baru: ‘saudara-saudara’ (bdk. Maz 22:23; 122:8; Ibr 2:11). ... ‘Saudara-saudara’ termasuk dalam keluarga yang satu dan yang sama. mereka mempunyai banyak persamaan. Mereka ikut ambil bagian dari warisan yang sama. Demikianlah setiap orang percaya yang sejati adalah pewaris bersama dengan Kristus (Ro 8:17). Demikian juga dalam arti rohani, Allah bukanlah Bapa dari semua manusia tetapi hanya dari mereka yang, setelah dipilih dari kekekalan, telah memeluk Anak dengan iman yang hidup. Ini, ini semua, ini saja, adalah saudara-saudara Kristus] - hal 456.

Jamieson, Fausset & Brown: “That He had still our Humanity, and therefore ‘is not ashamed to call us brethren,’ is indeed grandly evidenced by these words” (= Bahwa Ia tetap mempunyai kemanusiaan kita, dan karena itu ‘tidak malu menyebut mereka saudara’, memang secara agung ditunjukkan oleh kata-kata ini).

Catatan: kutipan ayat dari Ibrani 2:11.

8) Calvin menganggap (hal 260) bahwa ay 17b ini merupakan penggenapan dari Mazmur 22:23 - “Aku akan memasyhurkan namaMu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah”.

9) Pesan Yesus adalah ‘sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu’.

a) Kata ‘sekarang’ dalam ay 17b seharusnya tidak ada.

b) ‘Aku akan pergi / naik’.

Matthew Henry: “Now this was intended to be, (a.) A word of caution to these disciples, not to expect the continuance of his bodily presence on earth, nor the setting up of his temporal kingdom among men, which they dreamed of. ... (b.) A word of comfort to them, ... he ascended as our forerunner, to prepare a place for us, and to be ready to receive us” [= Ini dimaksudkan sebagai (a) Suatu peringatan kepada murid-murid ini, untuk tidak berharap pada kelanjutan dari kehadiran tubuhNya di bumi, atau pada pendirian kerajaanNya yang sementara di antara manusia, yang mereka mimpikan. ... (b) Suatu penghiburan bagi mereka, ... Ia naik sebagai pendahulu kita, untuk mempersiapkan suatu tempat bagi kita, dan untuk siap menerima kita].

c) ‘kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu’.

Matthew Henry: “he is Christ’s Father by eternal generation, ours by a gracious adoption; yet even this warrants us to call him, as Christ did, Abba, Father. This gives a reason why Christ called them brethren, because his Father was their Father” (= Ia adalah Bapa Kristus oleh eternal generation / tindakan memperanakkan yang kekal, Ia adalah Bapa kita oleh pengadopsian yang bersifat kasih karunia / murah hati; tetapi bahkan ini membenarkan kita untuk memmanggilNya, seperti yang Kristus lakukan, Abba, Bapa. Ini memberi alasan mengapa Kristus menyebut mereka ‘saudara-saudara’, karena BapaNya adalah Bapa mereka).

Calvin: “he is the Son of God by nature, while we are the sons of God only by adoption” (= Ia adalah Anak Allah secara alamiah, sementara kita adalah anak-anak Allah hanya oleh pengadopsian) - hal 263.

Wycliffe Bible Commentary: “My Father is the language of deity; my God is the language of humanity” (= ‘BapaKu’ adalah bahasa dari keilahian; ‘AllahKu’ adalah bahasa dari kemanusiaan).

Bdk. Roma 15:6 - “sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus”.
PENJELASAN YESUS BELUM DAPAT DISENTUH (YOHANES 20:17), TETAPI DI MATIUS  YESUS SUDAH DAPAT DIPEGANG (MATIUS 28:9)
AMIN_
Next Post Previous Post