YAKOBUS 4:1-12 (3 MACAM PEPERANGAN dan 3 MUSUH)
Titus Ndoen, M.Div.
YAKOBUS 4:1-12 (3 MACAM PEPERANGAN dan 3 MUSUH). Kita dapat menemukan dalam kedua belas ayat ini, kata-kata seperti pertengkaran, hawa nafsu yang saling berjuang, perkelahian, pembunuhan, fitnah dan seterusnya. Suatu gambaran hidup dengan keadaan yang nyata hari ini.
bisnis, asuransi, otomotif |
Masalah peperangan, terjadi di antara manusia, dengan situasi hari ini. Istilah peperangan adalah fakta hidup yang terjadi sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Tidak peduli dengan semua organisasi perdamaian yang dibangun oleh manusia, tetapi sampai hari ini tetap ada peperangan. Dalam kitab Yakobus paling tidak ada tiga (3) macam peperangan, atau perselisihan, atau pertikaian yang digambarkan.
1.Pertama, yaitu kita melihat Yakobus 4: 1b, adalah peperangan dengan sesama. Surat ini ditujukan kepada orang Kristen. Tetapi dikatakan ada sengketa dan pertengkaran. Itu terjadi juga ternyata di dalam kekristenan. Dalam kita Mazmur 133, gambaran tentang orang percaya, diikat dalam kasih yang mengikat. Ada harmoni di dalam Gereja Tuhan. Apa yang terjadi dalam kita Yakobus ini bukan hal yang baru. Perjanjian Lama, misalnya kasus antara Abraham dan keponakannya, yaitu Lot, itu menjadi salah contoh. Kemudian Daud dan Absalom, mereka mempunyai hubungan darah, hubungan yang begitu kental, tetapi ada pertikaian juga di sana.
Di antara murid-murid Tuhan Yesus pun juga sama. Mereka memperdebatkan siapa yang terbesar di antara mereka. Setelah zaman Tuhan Yesus, pertikaian terjadi pada Gereja mula-mula. Gereja Korintus terjadi pertikaian, di mana ada orang mengatakan “aku golongan Paulus,” yang lain golongan apolos, dan yang lain yang lebih rohani lagi “aku golongan Kristus”, hal ini terjadi di dalam gereja yang didirikan oleh Paulus. Gereja Galatia (Galatia 5:15), mendapat peringatan dari Paulus. Kemudian di Efesus, Paulus mengingatkan mereka untuk “cultivate spiritual unity” (Efesus 4).
Gereja Filipi tidak terjadi masalah perpecahan, namun ada 2 wanita yang bertengkar, dan keduanya dinasihati oleh Paulus. Dalam Yakobus, peperangan atau pertikaian antara sesama, yaitu di dalam pasal 2, di ayat 1-9 jikalau kita membaca itu antara orang kaya dan orang miskin. Orang kaya dipuji-puji, kemudian orang kaya menekan orang miskin yang disebut sebagai class wars, ini hal yang pertama.
2.Yang kedua, peperangan antara miskin dan kaya, yaitu isu ekonomi itu, kemudian ada employment wars, itu di dalam pasal 5:1-6, hal ini yang membuat orang-orang miskin berseru kepada Tuhan. Selain employment wars, kita juga menemukan church fights. Jadi dalam pasal 1:19-20, terdapat masalah di dalam Gereja, bahkan ayat 13-18 juga sama. Masalah dalam Gereja saat itu yaitu pada pasal 3, banyak dari mereka ingin menjadi guru, karena mau menjadi guru maka mereka belajar, namun belajar hanya untuk memuaskan nafsu yang ingin menguasai orang lain. Yakobus pasal 4 ini, menjadi masalah personal wars yaitu saling memfitnah satu dengan yang lain.
Surat yang ditulis Yakobus, sangat nyata terjadi di dalam Gereja, terdapat perang antar kelas, perang di dalam employment, dan secara pribadi. Keempat hal ini bisa terjadi juga di Gereja kita. Hal peperangan atau pertikaian dapat terjadi di antara anggota tubuh Kristus langsung dijawab oleh Yakobus dalam kalimat kedua, ayat pertama.
Peperangan datang dari hawa nafsu yang saling berjuang di dalam tubuhmu. Hal ini yang disebut sebagai perang dengan diri sendiri. Kalau yang tadi itu external wars, ini adalah internal wars. Kedua hal yang terjadi juga karena sebab-akibat. Eksternal wars terjadi karena internal wars. Kita memiliki natur yang berdosa di dalam diri kita. Walaupun kita sudah ditebus oleh Tuhan, tetapi Tuhan membiarkan lalang itu tetap tumbuh, natur yang lama tetap ada di dalam diri kita, sehingga ada tension di dalamnya.
Saya yakin kita semua sebagai orang Kristen merasakan itu. Sudah menjadi Kristen, bertobat, lahir baru, tetapi masih ada tension untuk berbuat dosa. Hawa nafsu yang saling berjuang di dalam tubuh kita, berbicara tentang selfishness, contohnya dalam Kejadian 3 pada waktu manusia jatuh dalam dosa, kita lihat Hawa mengambil buah itu lalu memakannya, karena selfish, ingin menjadi sama dengan Tuhan, dan ingin menikmati apa yang sebenarnya dilarang oleh Tuhan, memiliki otoritas yang sama dengan Tuhan, mau berkuasa atas dirinya sendiri.
Kita melihat Abraham pada waktu dia berbohong di hadapan Firaun, dia menyuruh Sarah berbohong, tindakan bohong, akarnya play save, dia mengorbankan Sarah karena mementingkan diri sendiri. Akar semua tindakan dosa adalah selfish. Cerita dalam Perjanjian Lama misalnya tentang Akhan, yang mencuri barang-barang jarahan yang seharusnya dimusnahkan, hal ini juga berakar pada selfishness. Pemberontakan Miriam dan Harun pada Musa sebenarnya bukan disebabkan Musa mengambil istri orang Kush, tetapi masalahnya otoritas Musa.
Mereka menjadi iri dan selfish. Demikian juga Yakobus dan Yohanes yang ingin duduk di samping kiri kanan Tuhan Yesus, hanya memikirkan diri sendiri. Terjadi suatu tension yang luar biasa di dalam diri kita, dan kalau kita tidak berhati-hati bereaksi terhadap lust ini, maka itu akan menyebabkan terjadi peperangan di luar. Peperangan ini didahului oleh selfish desire, hal ini sesuatu yang berbahaya dan salah. Desire yang salah, menurut Yakobus, memimpin kepada motivasi yang salah, serta tindakan yang salah, bahkan doa yang salah.
Dimulai dari wrong desire, wrong motivation, wrong desire, wrong prayer, dan membawa kepada wrong life. Internal wars menentukan kita bisa perang di luar atau tidak. Setiap orang harus menyadari internal wars. Jikalau orang Kristen menyadari akan hal ini, kita akan lebih siap menghadapi hidup, menghadapi orang lain, berhadapan dengan orang yang sulit di manapun, baik di kantor, di rumah, maupun di gereja, dan sebagainya. Internal wars terjadi dalam diri seseorang namun Roh Kudus akan bekerja menguatkan kita semua. Peperangan di dalam diri, adalah sesuatu peperangan yang terus-menerus sampai Tuhan Yesus datang kembali.
3.Perang yang ketiga pada Yakobus 4: 4, perang yang menjadi akar dari semua perang di luar, adalah perang dengan Tuhan. Terdapat permusuhan antara Tuhan Allah dengan manusia ketika kejatuhan dalam dosa, yaitu hubungan Tuhan dengan manusia ini menjadi dua pihak yang bermusuhan, menurut Paulus. Allah yang suci dan manusia yang berdosa tidak bisa bertemu, karena ada permusuhan dan gap yang luar biasa. Hal inilah yang menjadi penyebab dan akar perang internal, maupun eksternal. Kita sebagai orang percaya bisa mendeklarasikan suatu perang melawan Tuhan dengan menjadi teman dari musuh Allalh.
Ada 3 (tiga) musuh yang disebutkan di sini,yaitu:
1. Musuh Yang pertama, ayat 4, yaitu persahabatan dengan dunia. Musuh yang pertama adalah dunia. Ketika kita berbicara tentang dunia, kita sedang berbicara tentang human society. Kita berbicara tentang manusia sudah jatuh ke dalam dosa, tetapi kita juga berbicara tentang semua sistem yang ada di dunia ini, yang bertentangan dengan Tuhan, bahkan yang anti-Allah, anti-Kristus.
Hal inilah yang kita lawan dan yang kita hadapi. Ketika banyak orang bersahabat dengan dunia, yaitu bersahabat dengan sistemnya, dan pada saat itu pula, mereka menjadikan Tuhan sebagai musuh. Kita boleh datang ke gereja, beribadah, tetapi di dalam hati yang paling dalam kita sebenarnya bersahabat dengan dunia, dan menjadikan Tuhan sebagai musuh kita. Kita melihat itu dalam diri Lot. Dia berbanding terbalik dengan Abraham yang disebut sebagai sahabat Allah.
Persahabatan dengan dunia berakibat seperti dalam pasal 1:27. Kemudian 1 Yohanes 2:16-17, ini merupakan tingkatan yang kedua. Bersahabat, tercemar, dan mencintai dunia. Tahapan yang berikutnya adalah kamu menjadi serupa dengan dunia ini (Roma 12:2). Menjadi serupa dengan dunia ini berarti kita dikutuk bersama-sama dengan dunia ini (1 Korintus 11:32). Jiwa umat Tuhan itu diselamatkan seperti dari api (1 Korintus 3:11-15).
Kita melihat ada tahapannya, yaitu mulai dari bersahabat, tercemar, lalu mencintai, dan semakin serupa dengan dunia ini, lalu dikutuk. Mencintai dunia adalah hal yang sangat serius, dalam ayat 4 Yakobus mengatakan “kamu orang-orang yang tidak setia.” Kata “tidak setia” itu memakai istilah “pelacur perempuan.” Kalimat ini mengingatkan kita pada peristiwa di Perjanjian Lama, ketika orang Israel itu disebut sebagai pelacur perempuan.
Dalam kitab Hosea, misalnya, Tuhan memerintahkan Hosea untuk menikah dengan seorang pelacur, untuk menegur orang Israel betapa berdosanya mereka. Kemudian kitab Yehezkiel dan Yeremia itu juga menjadi 2 kitab yang berbicara tentang orang Israel sebagai pelacur perempuan. Kita di dalam banyak hal memang seperti pelacur. Kita tidak suka dikatakan pelacur, karena itu kata yang keras sekali, tetapi itu kata Alkitab. Setiap kali kita memberikan cinta kita bagi dunia jauh lebih besar daripada kepada Tuhan, kita sudah berzina dan dianggap sebagai pelacur perempuan.
Kita berbicara tentang Kristus sebagai mempelai laki-laki dan kita sebagai Gereja adalah mempelai perempuan-Nya. Dalam banyak hal kita benar-benar menyakiti Tuhan. Kita orang-orang yang mendua hati dan tidak sungguh-sungguh setia kepada Tuhan. Alkitab dengan sederhana menyatakan bahwa kita memilukan hati Tuhan karena bersahabat dengan dunia, yang adalah musuh Tuhan. Kita memiliki old dan new nature di dalam diri yang saling tarik-menarik.
Tuhan menyelamatkan kita, lalu memberikan Roh-Nya dan menempatkan Roh dalam diri kita untuk menjaga hubungan antara kita dan Kristus dengan cemburu. Cemburu di sini adalah cemburu yang benar, seperti cemburu yang kita miliki ketika suami atau istri kita digoda oleh orang. Tuhan berhak cemburu, karena Dia adalah Pencipta, Penebus, dan Pemilik Hidup kita yang tertinggi. Roh itu ditaruh dan diingininya dengan cemburu. Berarti ada keinginan dari Tuhan supaya kita berkomitmen kepada Dia dan memberikan loyalitas yang tertinggi bagi Dia.
Dalam ayat 6 Paulus berkata “Tetapi kasih karunia yang dianugerahkan lebih besar daripada itu.” Ini merupakan suatu kontras yang harus kita pikirkan, Roh Kudus diberikan dalam diri kita itu menginginkan kita untuk taat. Tetapi manusia berdosa sering kali gagal untuk setia. Pada waktu seperti itu, Roh Kudus menggerakkan Yakobus untuk menulis bahwa terdapat anugerah yang lebih besar daripada tuntutan itu. Puji Tuhan! Yakobus mengatakan Allah mengasihi orang yang rendah hati. Kasih karunia itu memberikan kepada kita sesuatu pengharapan.
Pada waktu kita berhadapan dengan tuntutan Roh Kudus itu, kita harusnya menjadi orang yang rendah hati, sadar, dan berkata seperti dalam Yesaya 6:5. Yesaya sebelum berkhotbah kepada bangsa lain “Celakalah kamu, celakalah kamu, celakalah kamu,” dia harus berkata pada dirinya sendiri “celakalah aku.” Hal itu bukan hanya sekali, tetapi terus-menerus, bahkan ketika kita menjadi orang Kristen, seperti yang Paulus katakan dalam Roma 6.
BACA JUGA: TAK KUTAHU KAN HARI DEPAN (YAKOBUS 4: 13-14)
Saya percaya itu adalah pengalaman Roh Kudus yang sudah melahir barukan, sehingga pertarungan antara manusia lama dengan manusia baru. Galatia 5:17, ini fakta di dalam diri kita ada keinginan daging dan keinginan roh. Roh ingin taat, namun daging lemah. Yesus berkata pada murid-murid-Nya “Berdoa, berjaga-jagalah, Roh memang penurut, tetapi daging lemah.” Ini tension di dalam diri kita. Jika kita sampai menyerah kepada kedagingan, ini berarti berperang dengan Tuhan. Roma 8:7, keinginan daging itu perseteruan terhadap Allah. Dalam 1 Yohanes keinginan daging, keinginan mata, keinginan hidup, semua merupakan kebencian atau pernyataan, yaitu seperti kita menabuh genderang perang dengan Tuhan. Kita dalam hal ini harus melatih diri kita berpola pikir rohani.
2. Musuh kedua yang kita jadikan sahabat itu adalah kedagingan. Bergaul dengan Firman, merupakan cara Tuhan bekerja secara alamiah melawan kedagingan yang harus kita lawan bukan dengan kekuatan sendiri. Yakobus 4: 6 dan 7,
3. Musuh ketiga Tuhan, yaitu setan. Kesombongan berarti bersahabat dengan setan. Setan menggoda Hawa untuk menjadi sombong dengan berjanji bahwa Hawa akan “seperti” Allah. Melawan setan yaitu bersahabat dengan Tuhan Yesus. Keributan, kegaduhan, masalah dalam keluarga, Gereja, masyarakat, dan sebagainya, itu berakar pada pemberontakan terhadap Tuhan.
Memenangkan 3 perang di atas yaitu, pertama seperti dalam ayat 7 dikatakan tunduklah kepada Allah dan lawan iblis. Yang kedua adalah ayat 8, mendekatlah pada Allah. Yakobus 4: 9 dan 10 merendahkan diri kepada Tuhan itu bukan sesuatu inisiatif dari kita, tetapi dari Tuhan terlebih dahulu. Salah satu buah roh adalah rendah hati, hal itu merupakan sikap hati di hadapan Tuhan, dan merendahkan diri merupakan suatu kekuatan. Tuhan menyuruh kita berjuang.
Peperangan kita bukan melawan darah dan daging. Harapan kita adalah Tuhan, tetapi Tuhan memberikan hal itu melalui orang Kristen. Dunia masih memiliki pengharapan jika kita kembali kepada Tuhan. Orang Kristen dipakai Tuhan untuk prevent the spreading of evil dan sebagainya. Itulah betapa pentingnya kita hidup baik-baik. Dunia ini membutuhkan kita dan kita melakukan hal itu untuk Tuhan. YAKOBUS 4:1-12 (3 MACAM PEPERANGAN dan 3 MUSUH).AMIN-