12 EKSPOSISI 2 PETRUS 2:1-22

Pdt.Budi Asali, M.Div.
12 EKSPOSISI 2 PETRUS 2:1-22
2 PETRUS 2:1-22(1)
12 EKSPOSISI 2 PETRUS 2:1-22. 2 Petrus 2:1-22 - “(1) Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. (2) Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. (3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda. (4) Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; (5) dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik; (6) dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian, (7) tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, - (8) sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa - (9) maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman, (10) terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan, (11) padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah. (12) Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar, (13) dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu. (14) Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk! (15) Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat. (16) Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu. (17) Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat. (18) Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan. (19) Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu. (20) Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula. (21) Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. (22) Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: ‘Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.’”.

2 Petrus 2: 1: Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.

1)      Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu.

a)   Kontras antara nabi-nabi asli dan nabi-nabi palsu.
Ayat ini sebetulnya diawali dengan kata ‘but’ (= tetapi) seperti dalam terjemahan dari KJV/RSV/NIV/NASB. Dalam bahasa Yunani ada kata Yunani DE (= tetapi). Ini menunjukkan adanya suatu pengkontrasan antara nabi-nabi palsu dalam ayat ini dengan nabi-nabi asli yang digerakkan oleh Roh Kudus dalam 2 Petrus 1:21.

2 Petrus 1:20-21 - “(20) Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, (21) sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.

Matthew Henry“In the end of the former chapter there is mention made of holy men of God, who lived in the times of the Old Testament, and were used as the amanuenses of the Holy Ghost, in writing the sacred oracles; but in the beginning of this he tells us they had, even at that time, false prophets in the church as well as true. In all ages of the church, and under all dispensations, when God sends true prophets, the devil sends some to seduce and deceive, false prophets in the Old Testament, and false Christs, false apostles, and seducing teachers, in the New” (= Pada akhir dari pasal yang terdahulu disebutkan tentang orang-orang kudus dari Allah, yang hidup pada jaman Perjanjian Lama, dan digunakan sebagai penulis-penulis dari Roh Kudus, dalam menuliskan sabda-sabda kudus; tetapi pada permulaan dari pasal ini ia memberitahu kita bahwa mereka mempunyai, bahkan pada saat itu, nabi-nabi palsu maupun nabi-nabi benar dalam gereja. Dalam semua jaman dari gereja, dan dalam semua masa dimana Allah mengutus nabi-nabi yang benar, setan mengutus beberapa untuk membujuk dan menipu, nabi-nabi palsu dalam Perjanjian Lama, dan Kristus-Kristus palsu, rasul-rasul palsu, dan guru-guru yang membujuk, dalam Perjanjian Baru).

b)   Sudah ada peringatan dari Yesus maupun Paulus tentang nabi-nabi palsu.
Yesus memperingatkan dalam Matius 7:15 - “‘Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas”.

Karena nabi-nabi palsu itu menyamar seperti domba, maka jangan mengharapkan bahwa mereka terlihat ganas, jahat dan sebagainya. Banyak dari mereka yang terlihat penuh dengan kasih, sabar, bijaksana dsb, tetapi mereka tetap adalah nabi-nabi palsu, karena ajaran mereka sesat!

Paulus juga memperingatkan gereja-gereja tentang akan masuknya nabi-nabi palsu dalam Kis 20:29-30 - “(29) Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. (30) Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka”.

c)   Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa nabi-nabi palsu harus / pasti ada dalam Gereja.
Bdk. Matius 18:7 - “Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya”.

Pulpit Commentary“when we remember Judas Iscariot, we feel that the Church must be always liable to this great misfortune; if in its very infancy, in the very presence of the incarnate Saviour, one whom he had chosen could betray his Lord for money, it is not to be expected that all those who serve in the ministry of the Church should be pure and holy” (= pada waktu kita mengingat Yudas Iskariot, kita merasa bahwa Gereja harus / pasti selalu dapat terkena oleh kesialan / kemalangan yang besar ini; jika pada waktu masih bayi, di hadapan dari sang Juruselamat yang berinkarnasi, satu yang telah Ia pilih bisa mengkhianati Tuhannya demi uang, tidaklah bisa diharapkan bahwa semua mereka yang melayani dalam pelayanan dari Gereja harus murni dan kudus).

Pulpit Commentary“Judas, like St. Peter, had forsaken all and followed Christ; and yet, oh strange and awful mystery of the deceitfulness of sin! he was covetous, like these false teachers; he sold his Lord for money. And if one of the chosen twelve who lived in familiar intercourse with Christ, who saw every day that gracious face, and heard those words such as never man spake, and witnessed his many works of power and love, - if one of those could fall completely under the dominion of Satan, how jealously ought we to watch against the first suggestions of the tempter! how carefully should we take heed lest we fall when we most seem to stand! It is impossible, we may whisper to ourselves. We who have tasted that the Lord is gracious can have no taste for the pollutions of the world. But Scripture tells us it is not impossible; experience tells us it is not impossible. ‘What I say unto you’ - such is the emphatic warning of the Lord - ‘I say unto all, Watch.’ All need that warning. The holiest saints of God do not count themselves to have already apprehended, to be already perfect: they watch” (= Yudas, seperti Petrus, telah meninggalkan semua dan mengikuti Kristus; tetapi betapa aneh dan dahsyat / mengerikan misteri dari penipuan dosa! ia tamak, seperti guru-guru palsu ini; ia menjual Tuhannya demi uang. Dan jika satu dari 12 orang yang dipilih yang hidup dalam pergaulan / hubungan yang akrab dengan Kristus, yang setiap hari melihat wajah yang penuh kasih karunia itu, dan mendengar kata-kata seperti yang tidak pernah diucapkan oleh manusia, dan menyaksikan banyak pekerjaan-pekerjaan dari kuasa dan kasihNya, - jika satu dari mereka bisa jatuh sepenuhnya di bawah kekuasaan Iblis, betapa dengan hati-hatinya kita harus memperhatikan supaya kita jangan jatuh terhadap usul-usul pertama dari si pencoba! betapa dengan hati-hatinya kita harus memperhatikan supaya kita jangan jatuh pada waktu kita kelihatannya paling teguh berdiri! ‘Itu tidak mungkin’, kita bisa berbisik kepada diri kita sendiri. Kita yang telah mengecap bahwa Tuhan itu penuh kasih karunia tidak bisa mempunyai selera untuk polusi-polusi dari dunia. Tetapi Kitab Suci memberitahu kita bahwa itu bukannya tidak mungkin; pengalaman memberitahu kita bahwa itu bukannya tidak mungkin. ‘Apa yang Kukatakan kepada kamu’ - begitulah peringatan yang ditekankan dari Tuhan - ‘Kukatakan kepadamu semua orang, Berjaga-jagalah’. Semua membutuhkan peringatan itu. Orang-orang kudus yang paling kudus dari Allah tidak menganggap diri mereka sendiri telah memahaminya, telah sempurna: mereka berjaga-jaga).

1Korintus 10:12 - “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!”.
Markus 13:37 - “Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!’”.

d)   Guru-guru palsu.

Pulpit Commentary“By the false teachers, ... may be meant men whose teaching was false, or men who falsely claimed the teacher’s office” (= Dengan ‘guru-guru palsu’, ... bisa dimaksudkan orang-orang yang ajarannya palsu, atau orang-orang yang secara palsu mengclaim jabatan guru).

Jadi, sekalipun seorang hamba Tuhan tidak mengajarkan ajaran sesat, tetapi kalau ia menjadi guru secara lancang, berdasarkan kemauannya sendiri, dan bukan karena panggilan dari Tuhan, maka pada hakekatnya ia juga adalah seorang guru palsu!

Pulpit Commentary“The motive of the false teachers. They do not care for the souls of men; they want their money. Their words are fair, but they do not spring out of strong conviction; they are carefully thought out, cunningly devised to attract attention and to ensnare men. And so they make a gain of their followers, reversing St. Paul’s practice, ‘I seek not yours, but you.’ For they care nothing for the flock, but only for their own sordid gain” (= Motivasi dari guru-guru palsu. Mereka tidak peduli pada jiwa-jiwa dari manusia’ mereka menginginkan uangnya. Kata-kata mereka indah, tetapi kata-kata itu tidak keluar dari keyakinan yang kuat; kata-kata itu dipikirkan dengan hati-hati, dirancang dengan cerdik / licik, untuk menarik perhatian dan untuk menjerat manusia. Dan dengan demikian mereka membuat suatu keuntungan dari pengikut-pengikut mereka, membalik praktek dari Santo Paulus, ‘Aku tidak mencari milikmu, tetapi kamu’. Karena mereka tidak peduli apapun tentang kawanan domba itu, tetapi mereka hanya mempedulikan keuntungan kotor mereka sendiri).

2Korintus 12:14 - “Sesungguhnya sekarang sudah untuk ketiga kalinya aku siap untuk mengunjungi kamu, dan aku tidak akan merupakan suatu beban bagi kamu. Sebab bukan hartamu yang kucari, melainkan kamu sendiri. Karena bukan anak-anak yang harus mengumpulkan harta untuk orang tuanya, melainkan orang tualah untuk anak-anaknya”.

Bdk. 2Korintus 12:17-18 - “(17) Jadi pernahkah aku mengambil untung dari pada kamu oleh seorang dari antara mereka, yang kuutus kepada kamu? (18) Memang aku telah meminta Titus untuk pergi dan bersama-sama dengan dia aku mengutus saudara yang lain itu. Adakah Titus mengambil untung dari pada kamu? Tidakkah kami berdua hidup menurut roh yang sama dan tidakkah kami berlaku menurut cara yang sama?”.

Catatan: saya berpendapat bahwa kata-kata dari Pulpit Commentary di atas ini tidak selalu benar. Pertama, ada kemungkinan nabi-nabi palsu itu memang betul-betul yakin terhadap apa yang mereka percayai dan ajarkan. Dan kedua, sekalipun memang banyak, mungkin mayoritas, dari guru-guru / nabi-nabi palsu itu motivasinya adalah uang, tetapi tidak semua demikian. Ada dari mereka yang rela hidup melarat / miskin demi ajaran / gerakan / agama mereka. Misalnya Saksi-Saksi Yehuwa dan Katolik.

2)            Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan.

a)      ‘pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan’.
KJV: damnable heresies’ (= ajaran-ajaran sesat yang terkutuk).
RSV/NIV/NASB: destructive heresies’ (= ajaran-ajaran sesat yang merusak / membinasakan).

The Bible Exposition Commentary: New Testament“The word ‘heresy’ originally meant simply ‘to make a choice,’ but then it came to mean ‘a sect, a party.’ Promoting a party spirit in a church is one of the works of the flesh (Gal 5:20). Whenever a church member says to another member, ‘Are you on my side or the pastor’s side?’ he is promoting a party spirit and causing division. A false teacher forces you to make a choice between his doctrines and the doctrines of the true Christian faith” [= Kata ‘heresy’ (‘bidat / ajaran sesat’) mula-mula sekedar berarti ‘membuat suatu pilihan’, tetapi lalu kata itu artinya menjadi ‘suatu sekte, suatu partai / kelompok’. Mengembangkan suatu roh / kecenderungan pengelompokan dalam suatu gereja adalah salah satu dari pekerjaan-pekerjaan dari daging (Galatia 5:20). Kapanpun seorang anggota gereja berkata kepada anggota yang lain, ‘Apakah kamu ada di pihakku atau di pihak pendeta?’ ia sedang mengembangkan suatu roh / kecenderungan pengelompokan dan menyebabkan perpecahan. Seorang guru palsu memaksa / mendesak kamu untuk membuat suatu pilihan antara doktrin-doktrinnya dan doktrin-doktrin dari iman Kristen yang benar].

Galatia 5:19-21 - “(19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, (20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah [KJV: ‘heresies’ (= bidat-bidat / ajaran-ajaran sesat); RSV: ‘party spirit’ (= roh pengelompokan)], (21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu - seperti yang telah kubuat dahulu - bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah”.

Adam Clarke“‘Damnable heresies.’... It would be better to translate ‘destructive heresies’ than ‘damnable’” (= ‘Ajaran-ajaran sesat yang terkutuk’. ... Adalah lebih baik untuk menterjemahkan ‘ajaran-ajaran sesat yang merusak / membinasakan’ dari pada ‘terkutuk’).

Barnes’ Notes“‘Damnable heresies.’ ‎HAIRESEIS ‎‎APOOLEIAS‎. ‘Heresies of destruction;’ that is, heresies that will be followed by destruction. The Greek word which is rendered ‘damnable,’ is the same which in the close of the verse is rendered ‘destruction.’ It is so rendered also in Matt 7:13; Rom 9:22; Phil 3:19; 2 Peter 3:16 - in all of which places it refers to the future loss of the soul. The same word also is rendered ‘perdition’ in John 17:12; Phil 1:28; 1 Tim 6:9; Heb 10:39; 2 Peter 3:7; Rev 17:8,11 - in all which places it has the same reference” (= ‘Ajaran-ajaran sesat yang terkutuk’. HAIRESEIS ‎‎APOOLEIAS‎. ‘Ajaran-ajaran sesat yang merusak / membinasakan’; artinya, ajaran-ajaran sesat yang akan diikuti oleh kerusakan / kebinasaan. Kata Yunani yang diterjemahkan ‘terkutuk’ adalah kata yang sama yang pada akhir dari ayat ini diterjemahkan ‘kebinasaan’. Kata itu diterjemahkan demikian juga dalam Mat 7:13; Roma 9:22; Filipi 3:19; 2Petrus 3:16 - Dalam semua tempat itu menunjuk pada terhilangnya jiwa di masa yang akan datang. Kata yang sama juga diterjemahkan ‘perdition’ / ‘kebinasaan / neraka’ dalam Yohanes 17:12; Filipi 1:28; 1Timotius 6:9; Ibrani 10:39; 2Petrus 3:7; Wah 17:8,11).

Matius 7:13 - “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya”.

Roma 9:22 - “Jadi, kalau untuk menunjukkan murkaNya dan menyatakan kuasaNya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaanNya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan -”.

Filipi 3:19 - “Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi”.

2Petrus 3:16 - “Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain”.

Yohanes 17:12 - “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci”.

Filipi 1:28 - “dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah”.

1Timotius 6:9 - “Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

Ibrani 10:39 - “Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup”.

2Petrus 3:7 - “Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik”.

Wah 17:8,11 - “(8) Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi. ... (11) Dan binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu dan ia menuju kepada kebinasaan.

Jamieson, Fausset & Brown“Heresies - self-chosen doctrines, not emanating from God” (= Ajaran-ajaran sesat - doktrin-doktrin / ajaran-ajaran yang dipilih sendiri, tidak keluar dari Allah).

Bandingkan dengan pertimbangan banyak orang-orang Kupang (para ‘rohaniwan’ dari kelompok Liberal!) yang menyebabkan rencana debat lawan Islam ditolak. Mereka mengatakan bahwa agama-agama / kepercayaan-kepercayaan yang berbeda-beda itu merupakan anugerah / karunia Allah! Tidak ada kemungkinan bahwa dua kepercayaan yang berbeda, apalagi yang bertentangan, bisa sama-sama keluar dari Allah, kecuali Allah berbicara dengan lidah yang bercabang!

b)      ‘Mereka akan memasukkan’.
Ada kata yang kurang dalam terjemahan Kitab Suci Indonesia.
KJV: who privily shall bring in’ (= yang secara tersembunyi / rahasia akan memasukkan).
RSV: who will secretly bring in’ (= yang akan secara rahasia memasukkan).
NIV: They will secretly introduce’ (= Mereka akan secara rahasia memperkenalkan).
NASB: who will secretly introduce’ (= yang akan secara rahasia memperkenalkan).

Barnes’ Notes“‘Who privily.’ That is, in a secret manner, or under plausible arts and pretences. They would not at first make an open avowal of their doctrines, but would, in fact, while their teachings SEEMED to be in accordance with truth, covertly maintain opinions which would sap the very foundations of religion. The Greek word here used, and which is rendered ‘who privily shall bring in,’ ‎PAREISAGOO‎, means properly ‘to lead in by the side of others; to lead in along with others.’ Nothing could better express the usual way in which error is introduced. It is ‘by the side,’ or ‘along with,’ other doctrines which are true; that is, while the mind is turned mainly to other subjects, and is off its guard, gently and silently to lay down some principle, which, being admitted, would lead to the error, or from which the error would follow as a natural consequence. Those who inculcate error rarely do it openly. If they would at once boldly ‘deny the Lord that bought them,’ it would be easy to meet them, and the mass of professed Christians would be in no danger of embracing the error. But when principles are laid down which may lead to that; when doubts on remote points are suggested which may involve it; or when a long train of reasoning is pursued which may secretly tend to it; there is much more probability that the mind will be corrupted from the truth” (= ‘Yang secara tersembunyi / rahasia’. Yaitu, dengan cara yang rahasia / diam-diam, atau di bawah keahlian / kelicikan dan kepura-puraan yang masuk akal. Pertama-tama mereka tidak akan membuat suatu pengakuan terbuka tentang doktrin-doktrin mereka, tetapi akan, dalam faktanya, sementara ajaran-ajaran mereka KELIHATANNYA sesuai dengan kebenaran, secara tersembunyi mempertahankan / menegakkan pandangan-pandangan yang akan melemahkan fondasi-fondasi dari agama. Kata Yunani yang digunakan di sini, dan yang diterjemahkan ‘yang secara tersembunyi / rahasia akan memasukkan’, PAREISAGOO, secara tepat berarti ‘memasukkan di sisi dari yang lain; memasukkan bersama-sama dengan yang lain’. Tak ada yang bisa menyatakan dengan lebih baik cara umum / biasa dalam mana kesalahan diperkenalkan. Itu adalah ‘di sisi’, atau ‘bersama-sama dengan’ doktrin-doktrin lain yang adalah benar; yaitu, sementara pikiran itu sebagian besar diarahkan pada pokok-pokok yang lain, dan tidak berjaga-jaga, dengan lembut dan dengan diam-diam meletakkan beberapa prinsip, yang, pada waktu diterima, akan membimbing pada kesalahan, atau dari mana kesalahan akan menyusul sebagai konsekwensi yang wajar. Mereka yang menanamkan kesalahan jarang melakukannya secara terbuka. Jika mereka segera dengan berani ‘menyangkal Tuhan yang telah membeli mereka’, adalah mudah untuk menghadapi mereka, dan massa dari orang-orang yang mengaku Kristen tidak ada dalam bahaya untuk memeluk / mempercayai kesalahan itu. Tetapi pada waktu prinsip-prinsip diletakkan yang bisa membimbing pada kesalahan; pada waktu keragu-raguan tentang hal-hal yang jauh / bukan yang terutama diusulkan yang bisa menyangkut kesalahan; atau pada waktu rentetan argumentasi yang panjang diikuti yang bisa dengan diam-diam mengarah pada kesalahan; ada lebih besar kemungkinan bahwa pikiran akan dirusak dari kebenaran).

Pulpit Commentary“The verb (pareisa/cousin) is found only here in the New Testament; the adjective derived from it is used by St. Paul in Gal 2:4, ‘false brethren unawares brought in.’ It means ‘to bring in by the side of,’ as if these false teachers brought in their errors by the side of the true doctrine; it implies also the secondary notion of secrecy” [= Kata kerja PAREISAXOUSIN ditemukan hanya di sini dalam Perjanjian Baru; kata sifatnya yang diturunkan darinya digunakan oleh Santo Paulus dalam Galatia 2:4, ‘saudara-saudara palsu secara tak sadar memasukkan’. Itu berarti ‘memasukkan di sisi dari’, seakan-akan guru-guru palsu ini memasukkan kesalahan-kesalahan mereka di sisi dari doktrin yang benar; itu secara implicit juga menunjukkan arti sekunder dari ‘kerahasiaan’].

Catatan:
·         Kata Yunani PAREISAGOO merupakan kata dasar dari kata Yunani PAREISAXOUSIN.
·         kutipan dari Pulpit Commentary di atas mengambil Gal 2:4 dari KJV, yang terjemahannya mirip sekali dengan RSV dan NASB. Tetapi Kitab Suci Indonesia memberi terjemahan yang berbeda, dan mirip dengan NIV.
Galatia 2:4 - “Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita”.

KJV: ‘And that because of false brethren unawares brought in’ (= Dan itu karena saudara-saudara palsu dengan tak menyadari memasukkan).

The Bible Exposition Commentary: New Testament“Not only was their message false, but their methods were false. Instead of openly declaring what they believed, they came into the church under false colors and gave the impression that they were true to the Christian faith. ‘They secretly bring in alongside’ is the literal translation. They do not throw out the truth immediately; they simply lay their false teachings alongside the truth and give the impression that they believe the fundamentals of the faith. Before long, they remove the true doctrine and leave their false doctrine in its place” (= Bukan hanya berita mereka salah / palsu, tetapi metode mereka juga salah / palsu. Bukannya dengan cara terbuka menyatakan apa yang mereka percayai, tetapi mereka masuk ke dalam gereja di bawah warna-warna yang palsu dan memberikan kesan bahwa mereka benar terhadap iman Kristen. ‘Mereka secara rahasia memasukkan bersama-sama’ merupakan terjemahan hurufiah. Mereka tidak membuang kebenaran secara langsung / dengan segera; mereka sekedar meletakkan ajaran-ajaran palsu / salah mereka bersama-sama dengan kebenaran dan memberikan kesan bahwa mereka mempercayai hal-hal / pokok-pokok dasar dari iman. Tetapi tidak lama kemudian, mereka menyingkirkan / membuang ajaran / doktrin yang benar dan membiarkan ajaran / doktrin palsu mereka di tempatnya).

Contoh: gereja Sidang Jemaat Kristus, Gereja Orthodox Syria (Bambang Noorsena).

Penerapan: sudah sangat sering saya mengkritik / menyerang ajaran yang salah / sesat, dan lalu mendapatkan jawaban: ‘Tetapi kan juga ada hal-hal baik / benar dalam ajaran itu?’. Ini adalah hal yang paling umum, tetapi juga sangat tolol! Kalau saudara mau membunuh seseorang dengan racun, apakah saudara memberi 100 % racun kepadanya untuk ia makan? Sudah tentu ia akan menolak. Tetapi kalau saudara memberinya makanan yang enak (yang mengandung banyak hal-hal yang baik / menyehatkan) dan lalu membubuhinya dengan sedikit racun, ia akan mau memakannya, dan itu ‘makanan campuran’ akan membunuhnya, tak peduli ada hal-hal baik / menyehatkan di dalamnya! Demikian juga setan tidak akan begitu bodoh dengan memberikan ajaran yang 100 % salah / sesat. Tidak akan ada orang yang mau menerimanya. Ia memberikan sedikit / beberapa hal yang salah / sesat, disamping / bersama-sama dengan hal-hal yang baik / benar. Itu menyebabkan orang-orang mau menerimanya, dan ‘ajaran campuran’ itu akan membunuh mereka, tak peduli ada hal-hal baik di dalamnya!
   
2 PETRUS 2:1-22(2)
2 Petrus 2: 1: Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.

3)            bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka.

a)   Arti dari kata ‘penguasa’.
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘Penguasa’ adalah DESPOTES, dari mana diturunkan kata bahasa Inggris ‘despot’ (= raja yang lalim).

W. E. Vine“DESPOTES (despothj), one who has ‘absolute ownership and uncontrolled power,’” (= DESPOTES, seseorang yang mempunyai ‘kepemilikan mutlak dan kuasa yang tidak terkendali / dikendalikan’) - ‘An Expository Dictionary of New Testament Words’, hal 718.

b)   Kata ‘Penguasa’ ini menunjuk kepada siapa?
Adam Clarke mengatakan bahwa kata ‘penguasa’ bisa menunjuk kepada Bapa ataupun kepada Yesus, tetapi ia lebih memilih bahwa kata itu menunjuk kepada Yesus.

Adam Clarke“It is not certain whether God the Father be intended here, or our Lord Jesus Christ; for God is said to have purchased the Israelites, Exod. 15:16, and to be the Father that had bought them, Deut. 32:6, ... or they may point out Jesus Christ, who had bought them with his blood; ... It seems, however, more natural to understand the Lord that bought them as applying to Christ” (= Tidak pasti apakah yang dimaksudkan di sini adalah Allah Bapa atau Tuhan kita Yesus Kristus; karena Allah dikatakan telah membeli orang-orang Israel, Keluaran 15:16, dan adalah Bapa yang telah membeli mereka, Ul 32:6, ... atau itu bisa menunjuk kepada Yesus Kristus, yang telah membeli mereka dengan darahNya; ... Tetapi kelihatannya lebih alamiah / wajar untuk menerapkan kata-kata ‘Tuhan yang telah membeli mereka’ kepada Kristus) - hal 884.

Catatan: kata-kata ‘Penguasa yang telah menebus mereka’, oleh KJV diterjemahkan ‘the Lord that bought them’ (= Tuhan yang telah membeli mereka).

Keluaran 15:16 - “Ngeri dan takut menimpa mereka, karena kebesaran tanganMu mereka kaku seperti batu, sampai umatMu menyeberang, ya TUHAN, sampai umat yang Kauperoleh menyeberang”.
Kata ‘Kauperoleh’ oleh KJV/RSV/NASB diterjemahkan: ‘thou hast purchased’ (= telah Kaubeli); dan oleh NIV diterjemahkan: ‘you bought’ (= telah Kaubeli).

Ulangan 32:6 - “Demikianlah engkau mengadakan pembalasan terhadap TUHAN, hai bangsa yang bebal dan tidak bijaksana? Bukankah Ia Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadikan dan menegakkan engkau?”.
Kata ‘mencipta engkau’ oleh KJV diterjemahkan: ‘hath bought thee’ (= telah membeli engkau). NASB » KJV, sedangkan RSV/NIV » Kitab Suci Indonesia.
Saya lebih setuju dengan terjemahan dari KJV/NASB.

Saya menganggap bahwa di sini kata DESPOTES itu pasti menunjuk kepada Yesus. Ini terlihat dari kata-kata ‘yang telah menebus mereka’ yang memberikan keterangan tentang kata DESPOTES itu.
KJV: ‘even denying the Lord that bought them’ (= bahkan menyangkal Tuhan yang membeli mereka).

Barnes’ Notes“It is strictly and properly true only of the Son of God that he has ‘bought’ us. The Father indeed is represented as making the arrangement, as giving his Son to die, and as the great Source of all the blessings secured by redemption; but the ‘purchase’ was actually made by the Son of God by his sacrifice on the cross. ... These considerations seem to me to make it clear that Peter referred here to the Lord Jesus Christ (= Itu adalah benar secara ketat dan secara tepat hanya tentang Anak Allah bahwa Ia telah ‘membeli’ kita. Bapa memang digambarkan sebagai membuat pengaturan, seperti memberikan AnakNya untuk mati, dan sebagai Sumber yang besar / agung dari semua berkat yang dipastikan oleh penebusan; tetapi ‘pembelian’ betul-betul dilakukan oleh Anak Allah oleh pengorbananNya di kayu salib. ... Pertimbangan-pertimbangan ini bagi saya kelihatannya membuat jelas bahwa Petrus di sini menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus).

Bandingkan dengan ayat-ayat ini:
·         1Korintus 6:20 - “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”.
·         1Korintus 7:22-23 - “(22) Sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayananNya, adalah orang bebas, milik Tuhan. Demikian pula orang bebas yang dipanggil Kristus, adalah hambaNya. (23) Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia”.
·         1Petrus 1:18-19 - “(18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, (19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat”.

c)   Apakah kata-kata ini (mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka”) bertentangan dengan doktrin Calvinisme tentang ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas), dan membenarkan doktrin Arminian tentang ‘Unlimited / Universal Atonement’ (= Penebusan Tak terbatas / Universal)?

R. L. Dabney“Here, it is urged, Calvinists must either hold that some of the elect perish, or that Christ died for others than the elect” (= Di sini, ada desakan bahwa orang-orang Calvinist harus percaya, atau bahwa sebagian dari orang-orang pilihan binasa, atau bahwa Kristus mati untuk orang-orang yang bukan orang pilihan) - ‘Lectures in Systematic Theology’, hal 524.

Catatan: R. L. Dabney adalah orang Reformed, dan desakan yang ia bicarakan di sini bukanlah desakan dari dia, tetapi dari orang-orang lain / Arminian. Orang-orang Arminian menganggap bahwa orang-orang Reformed / Calvinist hanya mempunyai 2 pilihan dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut di atas:
1.      Dengan menganggap bahwa orang-orang tersebut adalah orang-orang pilihan. Dengan demikian kita harus beranggapan bahwa orang-orang pilihan tersebut gagal untuk diselamatkan, karena dikatakan bahwa mereka binasa. Jadi, ini merupakan serangan terhadap doktrin Predestinasi  ‘Unconditional Election’ (= Pemilihan yg tidak bersyarat), yang merupakan point ke 2 dari 5 points Calvinisme, dan juga terhadap doktrin ‘Perseverance of the Saints’ (= Ketekunan orang-orang kudus) yang merupakan point ke 5 dari 5 points Calvinisme.
2.      Dengan menganggap bahwa orang-orang tersebut bukan orang-orang pilihan, karena mereka akhirnya binasa. Tetapi kalau kita memilih pandangan ini, kita harus menganggap bahwa Kristus mati untuk orang-orang yang bukan pilihan, dan ini bertentangan dengan doktrin ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas) yang merupakan point ke 3 dari 5 points Calvinisme.

Adam Clarke“It seems, however, more natural to understand the Lord that bought them as applying to Christ, ... and if so, this is another proof, among many, ... That through their own wickedness some may perish for whom Christ died (= Tetapi kelihatannya lebih alamiah / wajar untuk menerapkan kata-kata ‘Tuhan yang telah membeli mereka’ kepada Kristus, ... dan jika demikian, ini merupakan satu bukti lagi, di antara banyak bukti, ... Bahwa melalui kejahatan mereka sendiri sebagian orang binasa untuk siapa Kristus telah mati) - hal 884.

Jamieson, Fausset & Brown“‎Even the ungodly were ‘bought’ by His ‘precious blood.’” (= Bahkan orang-orang jahat telah ‘dibeli’ oleh ‘darahNya yang mahal / berharga’).

Barnes’ Notes“the admission that it refers to the Lord Jesus would lead inevitably to the conclusion that some will perish for whom Christ died (= pengakuan bahwa kata itu menunjuk kepada Tuhan Yesus secara tak terhindarkan akan membimbing / membawa pada kesimpulan bahwa beberapa / sebagian orang akan binasa untuk siapa Kristus telah mati).

Barnes’ Notes“‎In regard, then, to this important passage, we may remark: (1) that the apostle evidently believed that some would perish for whom Christ died. (2) If this is so, then the same truth may be expressed by saying that he died for others besides those who will be saved; that is, that the atonement was not confined merely to the elect. This one passage, therefore, demonstrates the doctrine of general atonementThis conclusion would be drawn from it by the great mass of readers, and it may be presumed, therefore, that this is the fair interpretation of the passage [= Maka, berkenaan dengan text penting ini, kita bisa berkata: (1) bahwa sang rasul dengan jelas percaya bahwa beberapa / sebagian akan binasa untuk siapa Kristus mati. (2) Jika demikian, maka kebenaran yang sama bisa dinyatakan dengan mengatakan bahwa Ia telah mati untuk orang-orang lain disamping mereka yang akan diselamatkan; yaitu bahwa penebusan tidak terbatas semata-mata pada orang-orang pilihan. Karena itu, satu text ini menunjukkan doktrin dari penebusan umumKesimpulan ini akan ditarik darinya oleh jumlah yang besar dari pembaca, dan karena itu, bisa / boleh dianggap bahwa ini adalah penafsiran yang fair / adil dari text itu].

Catatan: perhatikan bagian yang saya beri garis bawah ganda. Bahwa mayoritas pembaca menarik kesimpulan seperti itu sama sekali tidak membuktikan bahwa mereka benar. Ada banyak hal yang dipercaya oleh mayoritas orang Kristen, tetapi ternyata merupakan ajaran yang salah!

Bible Knowledge Commentary“‎They were ‘redeemed’ in the sense that Christ paid the redemptive price for their salvation, but they did not apply it to themselves and so were not saved. Christ’s death is ‘sufficient’ for all (1 Tim 2:6; Heb 2:9; 1 John 2:2), but is ‘efficient’ only for those who believe. This is a strong argument for unlimited atonement (the view that Christ died for everyone) and against limited atonement (the view that Christ died only for those whom He would later save) [= Mereka telah ‘ditebus’ dalam arti bahwa Kristus membayar harga penebusan untuk keselamatan mereka, tetapi mereka tidak menerapkannya bagi diri mereka sendiri dan dengan demikian tidak diselamatkan. Kematian Kristus ‘cukup’ bagi semua orang (1Timotius 2:6; Ibrani 2:9; 1Yoh 2:2), tetapi ‘eficient / mujarab’ hanya bagi mereka yang percaya. Ini merupakan argumentasi yang kuat bagi penebusan yang tidak terbatas (pandangan bahwa Kristus telah mati bagi setiap orang) dan merupakan argumentasi terhadap / yang menentang penebusan terbatas (pandangan bahwa Yesus Kristus telah mati hanya bagi mereka yang belakangan akan Ia selamatkan)].

Pulpit Commentary“The Lord had bought them; they were not their own, but his, bought with a price, ‘not with corruptible things, as silver and gold, but with the precious blood of Christ’ (1Pet. 1:18; see also the parallel passage Jude 4). These words plainly assert the universality of the Lord’s redemption. He ‘tasted death for every man’ (Heb. 2:9), even for those false teachers who denied him [= Tuhan telah membeli mereka; mereka bukan milik mereka sendiri, tetapi milikNya, dibeli dengan suatu harga, ‘bukan dengan barang yang fana, seperti perak dan emas, tetapi dengan darah Kristus yang mahal / berharga’ (1Petrus 1:18; lihat juga text paralelnya, Yudas 4). Kata-kata ini secara jelas menegaskan ke-universal-an dari penebusan Tuhan. Ia ‘mencicipi / mengalami maut bagi semua / setiap orang’ (Ibrani 2:9), bahkan untuk guru-guru palsu yang menyangkalNya itu] - hal 43.

John Wesley“‘The Lord that bought them.’ - With his own blood. Yet these very men perish everlastingly. Therefore Christ bought even them that perish” (= ‘Tuhan yang telah membeli mereka’. - Dengan darahNya sendiri. Tetapi orang-orang ini binasa secara kekal. Karena itu, Kristus membeli bahkan mereka yang binasa).

Lenski“Here we have an adequate answer to Calvin’s limited atonement: the Sovereign, Christ, bought with his blood not only the elect but also those who go into perdition. Calvin does not accept this epsitle as canonical; in his extensive commentary on the New Testament it is not treated. May this clause, perhaps, have been a reason for this omission?” (= Di sini kita mempunyai jawaban yang cukup terhadap penebusan terbatas dari Calvin: Yang berdaulat, Kristus, telah membeli dengan darahNya, bukan hanya orang-orang pilihan tetapi juga mereka yang masuk ke dalam kehancuran / neraka. Calvin tidak menerima surat ini sebagai kanon; dalam tafsirannya yang luas tentang Perjanjian Baru ini tidak dibahas / dibicarakan. Mungkinkah anak kalimat ini merupakan alasan dari penghapusan ini?) - hal 305.

Catatan:

a.      Tidak benar kalau Calvin menganggap 2Petrus tak termasuk kanon Alkitab. Perhatikan kata-kata Calvin dalam permulaan buku tafsirannya tentang 2Petrus ini (pada bagian berjudul ‘The Argument’).

CalvinThe doubts respecting this Epistle mentioned by Eusebius, ought not to keep us from reading it. For if the doubts rested on the authority of men, whose names he does not give, we ought to pay no more regard to it than to that of unknown men. And he afterwards adds, that it was everywhere received without any dispute. What Jerome writes influences me somewhat more, that some, induced by a difference in the style, did not think that Peter was the author. For though some affinity may be traced, yet I confess that there is that manifest difference which distinguishes different writers. There are also other probable conjectures by which we may conclude that it was written by another rather than by Peter. At the same time, according to the consent of all, it has nothing unworthy of Peter, as it shews everywhere the power and the grace of an apostolic spirit. If it be received as canonical, we must allow Peter to be the author, since it has his name inscribed, and he also testifies that he had lived with Christ: and it would have been a fiction unworthy of a minister of Christ, to have personated another individual. So then I conclude, that if the Epistle be deemed worthy of credit, it must have proceeded from Peter; not that he himself wrote it, but that some one of his disciples set forth in writing, by his command, those things which the necessity of the times required. For it is probable that he was now in extreme old age, for he says, that he was near his end. And it may have been that at the request of the godly, he allowed this testimony of his mind to be recorded shortly before his death, because it might have somewhat availed, when he was dead, to support the good, and to repress the wicked. Doubtless, as in every part of the Epistle the majesty of the Spirit of Christ appears, to repudiate it is what I dread, though I do not here recognize the language of Peter. But since it is not quite evident as to the author, I shall allow myself the liberty of using the word Peter or Apostle indiscriminately” (= Keragu-raguan berkenaan dengan Surat ini yang disebutkan oleh Eusebius, tidak boleh mencegah kita dari membacanyaKarena jika keragu-raguan itu didasarkan pada otoritas manusia, yang nama-namanya tidak ia berikan, kita tidak boleh memperhatikannya lebih dari pada keragu-raguan dari orang-orang yang tak dikenal. Dan ia belakangan menambahkan, bahwa dimana-mana itu diterima tanpa perselisihan / bantahan apapun. Apa yang Jerome tuliskan lebih mempengaruhi saya, bahwa sebagian, disebabkan oleh suatu perbedaan dalam gaya, tidak menganggap bahwa Petrus adalah pengarangnyaKarena sekalipun beberapa kemiripan / persamaan bisa ditelusuri jejaknya, tetapi saya mengakui bahwa ada perbedaan yang nyata yang membedakan penulis-penulis yang berbeda. Juga ada dugaan-dugaan lain yang memungkinkan dengan mana kita bisa menyimpulkan bahwa surat itu ditulis oleh seorang lain dari pada oleh Petrus. Pada saat yang sama, sesuai dengan persetujuan dari semua, surat itu tidak mempunyai apapun yang tidak layak dari / tentang Petrus, karena surat itu menunjukkan dimana-mana kuasa dan kasih karunia dari suatu roh rasuli. Jika surat ini diterima sebagai kanon, kita harus mengakui Petrus sebagai pengarangnyakarena surat itu mempunyai namanya tertulis, dan ia juga menyaksikan bahwa ia telah hidup bersama Kristus: dan akan merupakan suatu fiksi yang tidak layak dari seorang pelayan Kristus, untuk menipu dengan mengambil identitas dari individu yang lain. Maka saya menyimpulkan, bahwa jika Surat itu dianggap layak dihargai, surat itu harus keluar dari Petrus; bukan bahwa ia sendiri menulisnya, tetapi bahwa seseorang dari murid-muridnya diajukan dalam penulisan, oleh perintahnya, hal-hal yang dibutuhkan pada saat itu. Karena adalah mungkin bahwa ia sekarang ada dalam usia yang sangat tua, karena ia mengatakan, bahwa ia dekat dengan akhirnya / kematiannya. Dan mungkin bahwa atas permintaan dari orang-orang saleh, ia mengijinkan kesaksian dari pikirannya ini dicatat sesaat sebelum kematiannya, karena itu bisa berguna pada waktu ia mati, untuk mendukung orang-orang yang baik, dan untuk menekan orang-orang yang jahat. Tak diragukan, karena dalam setiap bagian dari Surat ini keagungan dari Roh Kristus terlihat, tak mengakuinya adalah apa yang saya takutkan, sekalipun di sini saya tidak mengenali bahasa dari Petrus. Tetapi karena tidak terlalu jelas berkenaan dengan pengarangnya, saya akan mengijinkan diri saya sendiri kebebasan untuk menggunakan kata-kata Petrus atau Rasul secara tidak pandang bulu) - hal 363-364.

Dari apa yang ia tuliskan di atas, menurut saya tak terlihat bahwa Calvin menganggap surat 2Petrus tak termasuk kanon Alkitab. Ia hanya mengatakan bahwa Eusebius menyatakan adanya orang-orang yang meragukan hal itu. Calvin sendiri hanya menganggap bahwa Petrus tidak menulis sendiri surat ini, tetapi melalui seorang muridnya untuk menuliskan pikirannya.

Kalau Calvin memang tidak mempercayai bahwa surat 2Petrus termasuk kanon Alkitab, maka adalah aneh kalau dia tetap menulis tafsiran tentang kitab / surat ini, dan juga sering mengutip ayat-ayat dari 2Petrus dalam Institutes-nya maupun buku-buku tafsirannya!

b.      Memang benar bahwa dalam buku tafsirannya tentang Perjanjian Baru ataupun tentang surat 2Petrus ini, Calvin tidak membahas bagian ini / anak kalimat ini.
Tetapi pada permulaan dari buku tafsirannya tentang surat 2Petrus, pada bagian ‘The Argument’, setelah bagian yang saya kutip di atas, ia melanjutkan dengan mengatakan kata-kata di bawah ini.

Calvin“The design is to shew, that those who have once professed the true faith of Christ, ought to respond to their calling to the last. After having then extolled, in high terms, the grace of God, he recommends to them holiness of life, because God usually punishes in hypocrites a false profession of his name, with dreadful blindness, and on the other hand he increases his gifts to those who truly and from the heart embrace the doctrine of religion. He, therefore, exhorts them to prove their calling by a holy life” (= Rancangannya adalah untuk menunjukkan bahwa mereka yang pernah mengaku iman yang benar tentang Kristus, harus memberikan tanggapan pada panggilan mereka sampai akhir. Setelah meninggikan, dengan istilah-istilah yang tinggi, kasih karunia Allah, ia menganjurkan mereka kekudusan hidup, karena Allah biasanya menghukum dalam diri orang-orang munafik suatu pengakuan palsu tentang namaNya, dengan kebutaan yang menakutkan, dan pada sisi yang lain ia meningkatkan karuniaNya kepada mereka yang dengan sungguh-sungguh dan dari hati memeluk / mempercayai ajaran dari agama. Karena itu, ia mendesak mereka untuk membuktikan panggilan mereka oleh suatu kehidupan yang kudus) - hal 364.

Catatan: biarpun ia tidak mengatakan secara explicit, tetapi rasanya tidak bisa tidak, yang ia maksudkan dengan orang-orang munafik yang dihukum Allah dengan suatu pengakuan palsu tentang namaNya adalah guru-guru palsu yang dibicarakan dalam 2Pet 2:1 ini. Dengan demikian Calvin jelas menganggap orang-orang itu sebagai orang kristen KTP, dan pengakuan yang diberikan tentang mereka dalam 2 Petrus 2:1 ini (bahwa mereka telah dibeli dengan darah Kristus), secara strict / ketat adalah tidak benar. Dan kalau demikian, maka kebinasaan mereka tidak berarti bahwa doktrin ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas) itu salah.

c.      Seandainya Calvin tidak menulis apapun berkenaan dengan anak kalimat ini karena ia tidak mengerti bagaimana menafsirkan kata-kata itu, maka itu tetap tidak menunjukkan bahwa doktrin ‘Limited Atonement’(= Penebusan Terbatas) itu salah. Banyak orang-orang Reformed yang memberikan tafsiran tentang anak kalimat ini sedemikian rupa sehingga tidak bertentangan dengan doktrin ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas).

Tanggapan tentang penafsiran orang-orang Arminian / non Reformed di atas:

Para guru palsu ini jelas bukan orang kristen / orang pilihan; mereka hanya orang kristen KTP. Digunakannya kata-kata ‘Penguasa yang telah menebus mereka’ / ‘Tuhan yang telah membeli mereka’ (KJV), tidak menunjukkan bahwa mereka adalah orang kristen yang sejati, tetapi hanya untuk menggambarkan mereka menurut pengakuan mereka.

Alexander Nisbet“‘That they should deny the Lord that bought them;’ which is not to be understood as if either Christ had died for such men (for then they could not have perished, John 10:11,28), or as if they had expressly denied Christ to be the Redeemer; for then could they not have prevailed as they did with professors of Christ (v 2), ... The meaning therefore is that they, being by profession and in their own and other’s esteem, redeemed ones, should vent such errors as would in substance tend to the denial of the sovereignty and Lordship of Christ over His people” [= ‘Bahwa mereka menyangkal Tuhan yang telah membeli mereka’ yang tidak boleh dimengerti seakan-akan Kristus telah mati untuk orang-orang seperti itu (karena kalau demikian mereka tidak bisa binasa, Yoh 10:11,28), atau seakan-akan mereka secara explicit menyangkal Kristus sebagai Penebus; karena kalau demikian mereka tidak akan bisa diikuti oleh para pengaku Kristus (ay 2), ... Karena itu, artinya adalah bahwa mereka mengaku sebagai orang-orang yang ditebus, dan juga dalam pandangan mereka sendiri ataupun orang-orang lain, mereka adalah orang-orang yang ditebus, tetapi mereka menyemburkan kesalahan-kesalahan yang pada hakekatnya merupakan penyangkalan terhadap kedaulatan dan keTuhanan dari Kristus atas umatNya] - hal 245.

Yoh 10:11,28 - “(11) Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; ... (28) dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu.

Matthew Poole“This is spoken not only of their pretences, that they should profess themselves redeemed by Christ, but in the style of the visible church, which should judge them to be so till they declared the contrary by their wicked actions; ... whosoever professeth himself to be redeemed by Christ, and yet denies him in his deeds, is said to deny the Lord that bought him” (= Ini dikatakan bukan hanya tentang kepura-puraan mereka, dimana mereka mengaku diri mereka sendiri ditebus oleh Kristus, tetapi dalam cara / gaya dari gereja yang kelihatan, yang harus menilai mereka demikian sampai mereka menyatakan sebaliknya oleh tindakan-tindakan mereka yang jahat; ... siapapun mengaku dirinya sendiri ditebus oleh Kristus, tetapi menyangkalNya dalam perbuatan-perbuatannya, dikatakan ‘menyangkal Tuhan yang telah membeli mereka’) - hal 921.

Louis Berkhof“that these false teachers are described according to their own profession and the judgment of charity. They gave themselves out as redeemed men, and were so accounted in the judgment of the Church while they abode in her communion” (= bahwa guru-guru palsu ini digambarkan menurut pengakuan mereka sendiri dan penghakiman / penilaian dari kasih. Mereka menyatakan diri mereka sendiri sebagai orang-orang yang ditebus, dan dianggap demikian dalam penghakiman / penilaian dari Gereja sementara mereka tinggal dalam persekutuan Gereja) - ‘Systematic Theology’, hal 397.

Bible Knowledge Commentary (John Walvoord) menganggap penafsiran yang diberikan oleh orang-orang Reformed ini sebagai eisegesis (memasukkan suatu konsep secara paksa ke dalam suatu text / ayat), tetapi saya berpendapat bahwa kata-katanya sangat tidak beralasan, karena Alkitab memang sering menggambarkan seseorang sesuai dengan pengakuannya, atau sesuai dengan kelihatannya.

Contoh:
a.      Yohanes 2:23-25 - “(23) Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam namaNya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakanNya. (24) Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diriNya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, (25) dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepadaNya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia”.
Perhatikan bahwa sekalipun dalam ay 23nya dikatakan bahwa orang banyak itu ‘percaya dalam namaNya’, tetapi ay 24-25nya menunjukkan secara jelas bahwa mereka tidak sungguh-sungguh percaya kepada Yesus!
b.      Yohanes 6:66 - “Mulai dari waktu itu banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia”.
Perhatikan bahwa orang-orang ini disebut dengan istilah ‘murid’, tetapi mereka ternyata berhenti mengikut Kristus. Bandingkan dengan Yoh 8:31 - “Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu”. Jelas bahwa berdasarkan Yoh 8:31 ini orang yang berhenti mengikut Kristus bukanlah benar-benar murid! Lalu mengapa dalam Yohanes 6:66 mereka disebut dengan istilah ‘murid’? Karena mereka mengaku sebagai murid, dan / atau karena mereka kelihatan sebagai murid!
c.      Yohanes 12:42-43 - “(42) Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepadaNya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan. (43) Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah.
Sekalipun mula-mula dikatakan bahwa mereka ‘percaya kepadaNya’, tetapi lalu dikatakan bahwa mereka ‘tidak mengakuinya berterus terang’, dan mereka ‘lebih suka kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah’. Memang mungkin bahwa di antara orang-orang ini ada yang sungguh-sungguh percaya (seperti Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea), tetapi juga sangat besar kemungkinannya bahwa di antara mereka ada banyak yang hanya mengaku percaya, tetapi sebetulnya tidak sungguh-sungguh percaya kepada Yesus.
d.      Simon tukang sihir juga dikatakan ‘menjadi percaya’ (Kis 8:13a), tetapi dari kata-kata Petrus yang begitu keras kepadanya dalam Kis 8:20-23, dan tanggapannya dalam Kisah Para Rasul 8:24, sukar untuk membayangkan bahwa ia adalah orang percaya yang sejati.
Kis 8:13,20-24 - “(13) Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi. ... (20) Tetapi Petrus berkata kepadanya: Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang. (21)Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah(22) Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini(23) sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan.’ (24) Jawab Simon: Hendaklah kamu berdoa untuk aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakan itu.’”.

2 PETRUS 2:1-22(3)

2 Petrus 2: 1: Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.

d)   Dalam arti bagaimana para guru palsu itu ‘menyangkal’ Kristus?

1.   Ada yang menganggap bahwa mereka menyangkal Yesus Kristus melalui ajaran / doktrin mereka. Albert Barnes adalah salah satu dari orang-orang yang memegang kepercayaan ini.

Barnes’ Notes“‘Even denying the Lord that bought them.’ This must mean that they held doctrines which were IN FACT a denial of the Lord, or the tendency of which would be a denial of the Lord, for it cannot be supposed that, while they professed to be Christians, they would openly and avowedly deny him. To ‘deny the Lord’ may be either to deny his existence, his claims, or his attributes; it is to withhold from him, in our belief and profession, anything which is essential to a proper conception of him. The particular thing, however, which is mentioned here as entering into that self-denial, is something connected with the fact that he had ‘bought’ them. It was such a denial of the Lord ‘as having bought them,’ as to be in fact a renunciation of the uniqueness of the Christian religion” [= ‘Bahkan menyangkal Tuhan / Penguasa yang telah membeli mereka’. Ini harus berarti bahwa mereka memegang / mempercayai doktrin-doktrin yang dalam faktanya merupakan suatu penyangkalan terhadap Tuhan, atau yang kecenderungannya akan merupakan suatu penyangkalan terhadap Tuhan, karena tidak bisa dianggap bahwa, sementara mereka mengaku sebagai orang-orang Kristen, mereka secara terang-terangan dan terbuka menyangkal Dia. ‘Menyangkal Tuhan’ bisa berarti menyangkal keberadaanNya, claim-claimNya, atau sifat-sifat dasarNya; itu adalah menahan dari Dia, dalam kepercayaan dan pengakuan kita, apapun yang merupakan sesuatu yang hakiki bagi suatu pengertian yang benar tentang Dia. Tetapi hal khusus yang disebutkan di sini sebagai termasuk di dalam penyangkalan itu, adalah sesuatu yang berhubungan dengan fakta bahwa Ia telah ‘membeli’ mereka. Itu merupakan suatu penyangkalan sedemikian rupa tentang Tuhan ‘sebagai telah membeli mereka’, sehingga dalam faktanya merupakan suatu penolakan / pembuangan tentang keunikan dari agama Kristen].

Barnes’ Notes“he meant to say that the false teachers mentioned held doctrines which were in fact a ‘denial’ of that Saviour. He does not specify particularly what constituted such a denial; but it is plain that any doctrine which represented him, his person, or his work, as essentially different from what was the truth, would amount to such a denial. If he were Divine, and that fact was denied, making him wholly a different being; if he actually made an expiatory sacrifice by his death, and that fact was denied, and he was held to be a mere religious teacher, changing essentially the character of the work which he came to perform; if he, in some proper sense, ‘bought’ them with his blood, and that fact was denied in such a way that according to their views it was not strictly proper to speak of him as having bought them at all, which would be the case if he were a mere prophet or religious teacher, then it is clear that such a representation would be in fact a denial of his true nature and work. That some of these views entered into their denial of him is clear, for it was with reference to the fact that he had bought them, or redeemed them, that they denied him” (= ia bermaksud untuk mengatakan bahwa guru-guru palsu yang disebutkan memegang / mempercayai doktrin-doktrin yang dalam faktanya merupakan suatu penyangkalan tentang Juruselamat itu. Ia tidak menyebutkan secara khusus apa yang membentuk penyangkalan seperti itu; tetapi adalah jelas bahwa doktrin apapun yang menggambarkan Dia, pribadiNya, atau pekerjaanNya, sebagai berbeda secara hakiki dari apa yang merupakan kebenaran, sama dengan penyangkalan seperti itu. Jika Ia adalah Ilahi / Allah, dan fakta itu disangkal, membuatNya seseorang / suatu makhluk yang sepenuhnya berbeda; jika Ia sungguh-sungguh membuat suatu korban penebusan oleh kematianNya, dan fakta itu disangkal, dan Ia dipercayai semata-mata sebagai seorang guru agamawi, mengubah secara hakiki karakter dari pekerjaan yang Ia laksanakan dengan kedatanganNya; jika Ia, dalam arti yang benar, ‘membeli’ mereka dengan darahNya, dan fakta itu disangkal dengan suatu cara sehingga sesuai dengan pandangan mereka adalah sama sekali tidak benar untuk berbicara tentang Dia sebagai telah membeli mereka, yang adalah kasusnya seandainya Ia semata-mata adalah seorang nabi atau guru agamawi, maka adalah jelas bahwa penggambaran seperti itu dalam faktanya merupakan suatu penyangkalan terhadap hakekat / sifat dasar dan pekerjaanNya. Bahwa sebagian dari pandangan-pandangan ini masuk ke dalam penyangkalan mereka adalah jelas, karena dalam hubungannya dengan fakta bahwa Ia telah membeli mereka, atau menebus mereka, mereka menyangkal Dia).

Kalau berdasarkan pandangan Barnes ini maka jelas bahwa semua sekte dan ajaran sesat, tercakup di sini. Misalnya Saksi-Saksi Yehuwa, Gereja Orthodox Syria, gerakan pria sejati, dan sebagainya.

Ini menunjukkan betapa pentingnya belajar tentang doktrin. Karena itu jangan ikuti gereja yang tidak pernah / sangat jarang mengajar doktrin! Dan jadilah orang Kristen yang senang belajar doktrin!

2.         Mereka menyangkal Kristus melalui kehidupan mereka yang brengsek.

CalvinThough Christ may be denied in various ways, yet Peter, as I think, refers here to what is expressed by Jude, that is, when the grace of God is turned into lasciviousness; for Christ redeemed us, that he might have a people separated from all the pollutions of the world, and devoted to holiness, and innocency. They, then, who throw off the bridle, and give themselves up to all kinds of licentiousness, are not unjustly said to deny Christ by whom they have been redeemed. Hence, that the doctrine of the gospel may remain whole and complete among us, let this be fixed in our minds, that we have been redeemed by Christ, that he may be the Lord of our life and of our death, and that our main object ought to be, to live to him and to die to him” [= Sekalipun Kristus bisa disangkal dalam berbagai cara, tetapi Petrus, seperti yang saya pikir / kira, di sini menunjuk kepada apa yang dinyatakan oleh Yudas (penulis surat Yudas), yaitu, pada waktu kasih karunia Allah dibalikkan menjadi pemuasan nafsu; karena Kristus menebus kita, supaya Ia bisa mempunyai umat yang terpisah dari semua polusi dari dunia, dan dibaktikan / diserahkan pada kekudusan, dan ketidak-bersalahan. Maka mereka, yang membuang kekang, dan memberikan diri mereka sendiri kepada semua jenis pemuasan nafsu, bukanlah secara tidak benar dikatakan menyangkal Kristus oleh siapa mereka telah ditebus. Karena itu, supaya doktrin / ajaran dari injil bisa tetap utuh dan lengkap di antara kita, hendaklah hal ini dicamkan dalam pikiran kita, bahwa kita telah ditebus oleh Kristus, supaya Ia bisa menjadi Tuhan dari kehidupan kita dan dari kematian kita, dan bahwa tujuan utama kita seharusnya adalah hidup bagi Dia dan mati bagi Dia].
Yudas 4 - “Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.
Bdk. 2Korintus 5:15 - “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

Pulpit CommentaryThe denial referred to may have been doctrinal or practical; most of the ancient forms of heresy involved some grave error as to the Person of Christ; and the germs of these errors appeared very early in the Church (see 1 John 2:22,23), denying sometimes the Godhead of our Lord, sometimes the truth of his humanity. But St. Peter may mean the practical denial of Christ evinced in an ungodly and licentious life. The latter form of denial appears most prominent in this chapter; probably the apostle intended to warn his readers against both [= Penyangkalan yang ditunjuk mungkin bersifat doktrin ataupun praktis; kebanyakan dari bentuk-bentuk kuno dari bidat melibatkan beberapa kesalahan penting berkenaan dengan Pribadi Kristus; dan kuman-kuman dari kesalahan-kesalahan ini terlihat / muncul sangat awal dari Gereja (lihat 1Yoh 2:22,23), kadang-kadang menyangkal KeAllahan dari Tuhan kita, kadang-kadang kebenaran dari kemanusiaanNya. Tetapi Santo Petrus mungkin memaksudkan penyangkalan praktis tentang Yesus Kristus yang ditunjukkan secara jelas dalam suatu kehidupan yang jahat / tidak saleh dan tidak bermoral. Bentuk penyangkalan yang terakhir muncul paling menonjol dalam pasal ini; mungkin sang rasul bermaksud untuk memperingati para pembacanya terhadap kedua penyangkalan ini].

1Yohanes 2:22-23 - “(22) Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak. (23) Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa”.

Pulpit Commentary“Some deny Christ by practically disobeying his precepts. To such as these Jesus referred when he asked, ‘Why call ye me, Lord, Lord, and do not the things which I say?’” (= Beberapa orang / sebagian orang menyangkal Kristus secara praktis dengan tidak mentaati ajaran / perintahNya. Kepada orang-orang seperti itulah Yesus menunjuk pada waktu Ia bertanya, ‘Mengapa kamu berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?’).

Lukas 6:46 - “‘Mengapa kamu berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?”.

Adalah mungkin bagi seseorang untuk mempunyai pengertian yang baik, Alkitabiah, Injili, dan bahkan yang Reformed, tetapi mempunyai kehidupan yang betul-betul brengsek! Ini merupakan penyangkalan praktis terhadap Tuhan yang telah membeli / menebus dia!

e)   Perbandingan 2 Petrus 2:1 ini dengan Yudas 4.
Merupakan suatu fakta bahwa 2Pet 2 sangat mirip dengan surat Yudas!
Sekarang mari kita bandingkan 2 Petrus 2:1 ini dengan Yudas 4.
2Pet 2:1 - “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka”.
Yudas 4 - “Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.

Dengan membandingkan 2 ayat ini, jelas bahwa kedua ayat ini memaksudkan bahwa Yesus adalah satu-satunya Penguasa.

Tetapi ada 4 problem dengan Yudas 4 ini, yaitu:

1.         Terjemahan KJV tentang Yudas 4.
KJV: ‘and denying the only Lord God, and our Lord Jesus Christ (= dan menyangkal satu-satunya Tuhan Allah, dan Tuhan kita Yesus Kristus).
RSV/NASB: ‘and deny our only Master and Lord, Jesus Christ (= dan menyangkal satu-satunya Tuan dan Tuhan kita, Yesus Kristus).
NIV: and deny Jesus Christ our only Sovereign and Lord (= dan menyangkal Yesus Kristus satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita).
Jadi, KJV lain sendiri, karena KJV menterjemahkan dari manuscript yang salah.

Vincent“‘God’ is omitted in the best texts” (= ‘Allah’ dihapuskan dalam text-text yang terbaik).

Adam Clarke“‘The only Lord God, and our Lord Jesus Christ.’ ... But THEON, ‘GOD,’ is omitted by ABC, sixteen others, with Erpen’s Arabic, the Coptic, AEthiopic, Armenian, and Vulgate, and by many of the fathers. It is very likely that it was originally inserted as a gloss, to ascertain to whom the title of TON MONON DESPOTEEN, ‘the only Sovereign,’ belonged; and thus make two persons where only one seems to be intended. The passage I believe belongs solely to Jesus Christ, and may be read thus: Denying the only sovereign Ruler, even our Lord Jesus Christ” (= ‘satu-satunya Tuhan Allah, dan Tuhan kita Yesus Kristus’. ... Tetapi kata THEON, ‘Allah’, dihapuskan oleh ABC, 16 manuscript yang lain, bersama-sama dengan Arab Erpen, Koptik, Ethiopia, Armenian, dan Vulgate / Latin, dan oleh banyak dari bapa-bapa gereja. Adalah sangat mungkin bahwa itu pada mulanya dimasukkan sebagai suatu komentar / keterangan, untuk menegaskan milik siapa gelar TON MONON DESPOTEEN, ‘satu-satunya Penguasa’; dan dengan demikian membuat dua pribadi dimana hanya satu pribadi yang kelihatannya dimaksudkan. Text ini saya percaya berlaku hanya untuk Yesus Kristus, dan bisa dibaca demikian: Menyangkal satu-satunya Penguasa yang berdaulat, yaitu Tuhan kita Yesus Kristus).

Barnes’ Notes“The word GOD (THEON) is missing in many manuscripts, and in the Vulgate and Coptic versions, and Mill, Hammond, and Bengel suppose it should be omitted. It is also wanting in the editions of Tittman, Griesbach, and Hahn. The amount of authority seems to be against it. ... If the word ‘God’ is to be omitted in this place, the passage would be wholly applicable, beyond question, to the Lord Jesus, and would mean, ‘denying our only Sovereign and Lord, Jesus Christ.’” [= Kata ‘ALLAH’ (THEON) tidak ada dalam banyak manuscript-manuscript, dan dalam versi Vulgate dan Koptik, dan Mill, Hammond, dan Bengel menganggapnya harus dihapuskan. Kata itu juga tidak ada dalam edisi-edisi dari Tittman, Griesbach, dan Hahn. Jumlah otoritas kelihatannya menentangnya. ... Jika kata ‘Allah’ harus dihapuskan di tempat ini, text ini akan sepenuhnya cocok, tanpa keraguan, kepada Tuhan Yesus, dan akan berarti, ‘menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus’].

2.   Ada satu masalah lagi dengan kalimat ‘dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus’ ini. Mengapa? Karena kalimat ini bisa dibaca dengan 2 cara:
a.   ‘Dan yang menyangkal (satu-satunya Penguasa) dan (Tuhan kita, Yesus Kristus)’ ® Kalau dibaca seperti ini, maka ayat ini berbicara tentang 2 pribadi, dan tidak menunjukkan Yesus sebagai satu-satunya Penguasa.
b.   ‘Dan yang menyangkal (satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita), Yesus Kristus’ ® Kalau dibaca seperti ini maka ayat ini berbicara tentang 1 pribadi, dan menunjukkan Yesus sebagai satu-satunya Penguasa.

Dalam Yudas 4 ini kata-kata ‘penguasa dan Tuhan’ menunjuk kepada satu pribadi, yaitu Yesus Kristus, karena di sini berlaku suatu hukum bahasa Yunani, yang sudah berkali-kali saya bahas.

Hukum bahasa Yunani ini berkata bahwa:
(1)  Kalau ada 2 kata benda dengan case / kasus yang sama. ‘case’ / ‘kasus’ merupakan suatu istilah dalam gramatika bahasa Yunani. Penerapan dari hukum bahasa Yunani ini mensyaratkan case / kasus yang sama dari kedua kata benda tersebut. Case / kasusnya sama atau tidak, bisa terlihat dari bentuk kata itu dalam bahasa Yunaninya.
(2)  Kedua kata benda itu dihubungkan oleh kata penghubung KAI (= dan).
(3)  Kata benda pertama didahului oleh definite article, sedangkan kata benda kedua tidak.
maka kedua kata benda itu menunjuk / membicarakan 1 pribadi.

Dalam Yudas 4 itu kata-kata ‘satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita’ dalam bahasa Yunaninya adalah:

ton     monon        despothn        kai     kurion       h[mwn

TON   MONON   DESPOTEN   KAI   KURION   HEMON

 the      only          Master         and     Lord        of  us



                                                         kb1                                          kb2



definite article                                           kata penghubung

Ini memenuhi semua syarat dari hukum bahasa Yunani di atas, karena:
(1)  Kedua kata benda (DESPOTEN dan KURION) mempunyai case yang sama, yaitu Accusative Case.
(2)  Kedua kata benda dihubungkan oleh kata Yunani KAI (= dan).
(3)  Kata benda pertama menggunakan definite article / kata sandang tertentu (TON / the), sedangkan kata benda kedua tidak menggunakannya.

Dan ini berarti bahwa kata-kata ‘satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita’ menunjuk kepada satu pribadi, yaitu Yesus Kristus.
Jadi, jelas bahwa kata-kata Yudas 4 itu tidak boleh diterjemahkan: ‘dan yang menyangkal (satu-satunya Penguasa) dan (Tuhan kita, Yesus Kristus)® 2 pribadi.
Tetapi harus diterjemahkan ‘dan yang menyangkal (satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita), Yesus Kristus® 1 pribadi.

Dan ini menunjukkan bahwa Yesus adalah satu-satunya Penguasa dan Tuhan! Itu menunjukkan bahwa Dia adalah Allah!

3.   Problem yang ketiga dengan Yudas 4 ini adalah: dari ayat-ayat lain terlihat bahwa Bapa juga disebut dengan istilah DESPOTES!

Dalam Yudas 4 ini Yesus disebut sebagai satu-satunya Penguasa / DESPOTES, tetapi ternyata Bapa juga disebut sebagai Penguasa / DESPOTES dalam Luk 2:29  Kis 4:24  Wah 6:10!
Lukas 2:29 - “‘Sekarang, Tuhan (DESPOTES), biarkanlah hambaMu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firmanMu”.
Kisah Para Rasul 4:24 - “Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: ‘Ya Tuhan (DESPOTES), Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya”.
Wahyu 6:10 - “Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: ‘Berapa lamakah lagi, ya Penguasa (DESPOTES) yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?’”.

Bagaimana mungkin Yesus adalah satu-satunya Penguasa (DESPOTES), tetapi Bapa juga adalah Penguasa (DESPOTES)????

Bagi Unitarianisme / Saksi Yehuwa, ayat-ayat Kitab Suci yang menyatakan Yesus sebagai satu-satunya Penguasa, dan Bapa juga sebagai Penguasa, menimbulkan problem yang tak terpecahkan, karena mereka mempercayai Bapa dan Yesus adalah 2 pribadi yang terpisah total. Tetapi bagi Trinitarian, ini tidak menjadi problem, karena Trinitarian percaya Yesus dan Bapa adalah satu (Yoh 10:30).

4.   Problem ke 4 dari text ini adalah bahwa dalam 1Tim 6:1,2  Tit 2:9  1Pet 2:18 kata DESPOTES digunakan untuk tuan dari budak.
1Timotius 6:1-2 - “(1) Semua orang yang menanggung beban perbudakan hendaknya menganggap tuan (DESPOTAS) mereka layak mendapat segala penghormatan, agar nama Allah dan ajaran kita jangan dihujat orang. (2) Jika tuan (DESPOTAS) mereka seorang percaya, janganlah ia kurang disegani karena bersaudara dalam Kristus, melainkan hendaklah ia dilayani mereka dengan lebih baik lagi, karena tuan yang menerima berkat pelayanan mereka ialah saudara yang percaya dan yang kekasih”.

Titus 2:9 - “Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya  (DESPOTAIS) dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah”.
1Petrus 2:18 - “Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu (DESPOTAIS), bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis”.

Catatan: dalam semua ayat di atas ini yang muncul adalah bentuk jamak dari kata Yunani DESPOTES.

Dari ayat yang mengatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya DESPOTES, dan ayat-ayat yang mengatakan bahwa kata DESPOTES bisa digunakan untuk manusia / tuan dari budak, maka harus disimpulkan bahwa sama seperti kata ADONAY / KURIOS bisa menunjuk kepada ‘Tuhan yang sungguh-sungguh’ atau ‘non-Tuhan’, dan kata ELOHIM / THEOS juga bisa menunjuk kepada ‘Allah yang sungguh-sungguh’ atau ‘non-Allah’, maka demikian juga dengan kata Yunani DESPOTES ini. Pada waktu kata ini digunakan untuk Yesus / Bapa, maka ini menunjukkan keilahian dan kedaulatan mutlak.

4)         dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.
Bagian ini menunjukkan bahwa pengajar-pengajar sesat itu, dengan mengajarkan / menyebarkan kesesatan mereka, sebetulnya juga menghancurkan diri mereka sendiri.

Matthew Henry“Those who bring in errors destructive to others bring swift (and therefore sure) destruction upon themselves. Self-destroyers are soon destroyed; and those who are so hardened as to propagate errors destructive to others shall surely and suddenly be destroyed, and that without remedy” [= Mereka yang membawa masuk kesalahan-kesalahan yang bersifat menghancurkan kepada orang-orang lain membawa kehancuran yang cepat (dan karena itu pasti) kepada diri mereka sendiri. Penghancur-penghancur diri sendiri segera / cepat dihancurkan; dan mereka yang begitu dikeraskan sehingga menyebarkan kesalahan-kesalahan yang bersifat menghancurkan kepada orang-orang lain akan dengan pasti dan dengan tiba-tiba dihancurkan, dan itu terjadi tanpa ada obatnya / pencegahnya].

Barnes’ Notes“People bring destruction ‘on themselves.’ No one compels them to deny the Lord that bought them; no one forces them to embrace any dangerous error. If people perish, they perish by their own fault, for: (a) ample provision was made for their salvation as well as for others; (b) they were freely invited to be saved; (c) it was, in itself, just as easy for them to embrace the truth as it was for others; and (d) it was as easy to embrace the truth as to embrace error” [= Orang-orang membawa kehancuran ‘kepada diri mereka sendiri’. Tak seorangpun memaksa mereka untuk menyangkal Tuhan yang telah membeli mereka; tak seorangpun memaksa mereka untuk mempercayai kesalahan berbahaya yang manapun. Jika orang-orang binasa, mereka binasa oleh kesalahan mereka sendiri, karena (a) cukup persediaan telah dibuat untuk keselamatan mereka maupun untuk orang-orang lain; (b) mereka telah diundang dengan cuma-cuma untuk diselamatkan; (c) dalam dirinya sendiri, adalah sama mudahnya bagi mereka untuk mempercayai kebenaran seperti bagi orang-orang lain; dan (d) adalah sama mudahnya untuk mempercayai kebenaran seperti mempercayai kesalahan].

Catatan: point a, c, dan d jelas merupakan ajaran Arminian, dan menurut saya merupakan sesuatu yang salah. Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:

a)   Matius 11:20-24 - “(20) Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizatNya: (21) ‘Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. (22) Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. (23) Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. (24) Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.’”.

Adam Clarke (tentang Matius 11:20)“If our Blessed Lord had not done everything that was necessary for the salvation of these people, he could not have reproached them for their impenitence” (= Seandainya Tuhan kita yang terpuji tidak / belum melakukan segala sesuatu yang perlu untuk keselamatan dari orang-orang ini, Ia tidak bisa telah mencela mereka untuk tidak bertobatnya mereka).
Betul-betul mengherankan bahwa Clarke bisa berkata seperti itu, mengingat bahwa Tuhan tidak memberikan mujijat-mujijat untuk kota-kota Sidon, Tirus, dan Sodom, yang seandainya diberikan, akan mempertobatkan mereka.

b)   Matius 13:10-15 - “(10) Maka datanglah murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?’ (11) Jawab Yesus: ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. (12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. (13) Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. (14) Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. (15) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.

c)   Yoh 6:44,65 - “(44) Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. ... (65) Lalu Ia berkata: ‘Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.’”.

2 PETRUS 2:1-22(4)

2 Petrus 2: 2-3: (2) Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. (3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.

1)         Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu.

a)   Terjemahan yang berbeda.
Kitab Suci Indonesia: cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu”.
KJV: ‘their pernicious ways’ (= jalan / hidup mereka yang jahat).
RSV: ‘their licentiousness’ (= ketidak-bermoralan).
NIV: ‘their shameful ways’ (= jalan / hidup mereka yang memalukan).
NASB: their sensuality (= hawa nafsu / kedagingan mereka).

CalvinBut there is a double reading even in the Greek copies; for some read, ‘lasciviousness,’ and others, ‘perdition.’” (= Tetapi di sana ada pembacaan ganda bahkan dalam copy-copy Yunani; karena sebagian membaca ‘hal-hal yang menimbulkan hawa nafsu’, dan yang lain membaca ‘kehancuran’).

Adam Clarke“The word ‘lasciviousnesses’ is undoubtedly the true reading, and this points out what the nature of the heresies was: it was a sort of Antinomianism; they pampered and indulged the lusts of the flesh” (= Kata ‘hal-hal yang menimbulkan hawa nafsu’ tak diragukan merupakan pembacaan yang benar, dan ini menunjukkan sifat dari bidat ini: itu adalah sejenis orang-orang yang anti hukum; mereka memanjakan dan menuruti nafsu dari daging).

Pulpit Commentary bahkan mengatakan bahwa terjemahan dari KJV juga salah dan yang benar adalah terjemahan dari RSV.

b)   Komentar-komentar tentang bagian ini.

The Bible Exposition Commentary: New Testament“The fact that many follow the evil example of their conduct is proof that people would rather follow the false than the true, the sensual rather than the spiritual. These false teachers are very successful in their ministry! They have glowing statistics to report and crowds gather to hear them! But statistics are not proof of authenticity. The broad way that leads to destruction is crowded (Matt 7:13-14). Many will claim to be true servants of Christ, but will be rejected on the last day (Matt 7:21-23)” [= Fakta bahwa banyak orang mengikuti teladan jahat dari tingkah laku mereka merupakan bukti bahwa orang-orang lebih ingin mengikuti yang salah / palsu dari pada yang benar, yang membangkitkan hawa nafsu / bersifat daging dari pada yang rohani. Guru-guru palsu ini sangat sukses dalam pelayanan mereka! Mereka mempunyai statistik yang bersinar untuk dilaporkan dan orang banyak berkumpul untuk mendengar mereka! Tetapi statistik bukan bukti dari keaslian / kebenaran. Jalan yang lebar yang membimbing pada kehancuran penuh sesak (Mat 7:13-14). Banyak orang akan mengclaim sebagai pelayan-pelayan yang benar dari Kristus, tetapi akan ditolak pada hari terakhir (Matius 7:21-23)].

Matius 7:13-14 - “(13) Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; (14) karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.’”.

Matius 7:21-23 - (21) Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. (22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”.

The Biblical Illustrator (New Testament)“Sin is strong when it meets with a weak resister. How easy is it for error to domineer over ignorance!” (= Dosa itu kuat pada waktu ia berjumpa dengan orang yang lemah dalam menahan / menolak. Betapa mudahnya bagi kesalahan untuk menguasai ketidak-tahuan / kebodohan!).

The Biblical Illustrator (New Testament)“Their multitude ‘many.’ Wickedness is never scant of followers” (= Orang-orang mereka ‘banyak’. Kejahatan tidak pernah kekurangan pengikut-pengikut).

C. H. Spurgeon berkata sebagai berikut:
“Every now and then there comes up a heresy, some woman turns prophetess and raves; or some lunatic gets the idea that God has inspired him, and there are always fools ready to follow any impostor (= Sesekali muncullah seorang penyesat, seorang wanita yang menjadi nabiah dan mengoceh; atau seorang gila yang mempunyai gagasan bahwa Allah mengilhaminya, dan selalu ada orang-orang tolol yang siap untuk mengikuti seadanya penipu).

The Biblical Illustrator (New Testament)“There is a plurality, diversity of their ‘ways.’ Truth is but one, errors are infinite. ... Satan baits his hook according to the appetite of the fish. He studies many ways to make you wretched; do you study one way to make yourselves blessed” (= Di sana ada suatu kejamakan, ke-aneka-ragam-an dari ‘jalan-jalan’ mereka. Kebenaran hanya ada satu, kesalahan-kesalahan tak terbatas banyaknya. ... Iblis memberi umpan pada mata kailnya sesuai dengan nafsu / selera dari ikannya. Ia mempelajari banyak jalan untuk membuatmu buruk; apakah kamu mempelajari satu jalan untuk membuat dirimu sendiri diberkati?).

Catatan: kata ‘jalan’ memang ada dalam bentuk jamak. KJV: ‘their pernicious ways.

Jamieson, Fausset & Brown“‎False doctrine and immoral practice go together (2 Peter 2:18-19)” [= Doktrin / ajaran yang salah / palsu dan praktek yang tidak bermoral berjalan bersama-sama (2 Petrus 2:18-19)].

Kata-kata Jamieson, Fausset & Brown ini patut dicamkan! Memang orang-orang yang mengerti kebenaran dengan baik bisa saja hidup tidak baik, tetapi orang-orang yang pengertiannya kacau balau, apalagi yang sesat, tidak mungkin bisa hidup baik!

Matthew Henry“Corrupt leaders seldom fail of many to follow them; though the way of error is a pernicious way, yet many are ready to walk therein. Men drink in iniquity like water, and are pleased to live in error. The prophets prophesy falsely, and the people love to have it so” (= Pemimpin-pemimpin yang jahat jarang gagal untuk mendapatkan banyak orang untuk mengikuti mereka; sekalipun jalan dari kesalahan adalah suatu jalan yang jahat, tetapi banyak orang siap untuk berjalan di dalamnya. Manusia meminum kejahatan seperti air, dan senang untuk hidup dalam kesalahan. Nabi-nabi bernubuat secara salah / palsu, dan orang-orang senang mendapatinya demikian).

Calvin berkata bahwa ini merupakan suatu batu sandungan bagi orang-orang yang lemah imannya, pada waktu mereka melihat bahwa ajaran-ajaran palsu diterima dengan persetujuan umum dari dunia, dan hanya sedikit orang yang terus taat kepada Kristus. Ia juga mengatakan bahwa belum tentu ada satu dari sepuluh orang yang mempertahankan kemurnian dari iman sampai akhir. Hampir semua menyimpang ke dalam kejahatan, dan ditipu oleh pengajar-pengajar dari hal-hal yang membangkitkan hawa nafsu. Supaya ini tidak menggoncangkan iman kita, maka Petrus menuliskan bagian ini. Ini memang sudah dinubuatkan, dan karena itu memang harus terjadi.

Bdk. 2 Timotius 4:3-4 - “(3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng”.

2)         dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.

a)   ‘Jalan Kebenaran’.
Pulpit Commentary“Christianity is called ‘the way’ several times in the Acts (Acts 9:2; 19:9,23, etc.). It is the way of truth, because Christ, who is the Center of his religion, is the Way, the Truth, and the Life; because it is the way of life which is founded on the truth” [= Kekristenan disebut ‘jalan’ beberapa kali dalam Kisah Rasul (Kis 9:2; 19:9,23, dsb). Itu adalah jalan kebenaran, karena Kristus, yang adalah Pusat dari agamanya, adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup; karena itu adalah jalan kehidupan yang didasarkan pada kebenaran].
Catatan: kata-kata ‘his religion’ (= agamanya) rasanya agak aneh. Mungkin salah cetak, dan mungkin seharusnya adalah ‘this religion’ (= agama ini).

b)   dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat’.

Calvin mengatakan bahwa agama yang betul-betul mengajarkan hal-hal yang baik, seperti takut kepada Allah, mempertahankan kehidupan yang lurus, tingkah laku yang baik, akan dipuji, atau sedikitnya membuat orang-orang jahat menutup mulut mereka dan tidak berbicara buruk tentang Injil. Sebaliknya pada waktu kekang dilonggarkan, dan semua jenis ketidak-bermoralan dipraktekkan, nama Kristus dan ajaranNya terbuka bagi celaan-celaan dari orang-orang jahat.

Mat 5:16 - “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.’”.

1Tes 1:5-10 - “(5) Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu. (6) Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, (7) sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya. (8) Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu. (9) Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, (10) dan untuk menantikan kedatangan AnakNya dari sorga, yang telah dibangkitkanNya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang”.

3)   Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka.
KJV: ‘And through covetousness shall they with feigned words make merchandise of you:’ (= Dan melalui ketamakan mereka membuatmu menjadi barang dagangan dengan kata-kata yang dibuat-buat / pura-pura).
RSV: ‘And in their greed they will exploit you with false words’ (= Dan dalam ketamakan mereka mereka akan memanfaatkan kamu dengan kata-kata dusta / palsu).
NIV: ‘In their greed these teachers will exploit you with stories they have made up’ (= Dalam ketamakan guru-guru ini akan memanfaatkan kamu dengan cerita-cerita yang mereka buat / karang sendiri).
NASB: and in their greed they will exploit you with false words (= dan dalam ketamakan mereka mereka akan memanfaatkan kamu dengan kata-kata dusta / palsu).

Calvin“He calls those ‘feigned words’ which are artfully formed for the purpose of deceiving. Unless then one is so mad as to sell the salvation of his soul to false teachers, let him close up every avenue that may lead to their wicked inventions” (= Ia menyebutnya ‘kata-kata yang dibuat-buat’ yang dibentuk dengan licik untuk tujuan menipu. Kecuali seseorang adalah begitu gila untuk menjual keselamatan jiwanya kepada guru-guru palsu, hendaklah ia menutup setiap jalan yang bisa membimbing kepada penemuan-penemuan jahat mereka).

The Bible Exposition Commentary: New Testament“In 2 Peter 2:3, Peter pointed out that the false teachers used ‘feigned words.’ The Greek word is ‎PLASTOS‎, from which we get our English word plastic. Plastic words! Words that can be twisted to mean anything you want them to mean! The false teachers use our vocabulary, but they do not use our dictionary. They talk about ‘salvation,’ ‘inspiration,’ and the great words of the Christian faith, but they do not mean what we mean. Immature and untaught believers hear these preachers or read their books and think that these men are sound in the faith, but they are not” [= Dalam 2Petrus 2:3, Petrus menunjukkan bahwa guru-guru palsu itu menggunakan ‘kata-kata yang dibuat-buat’. Kata Yunani yang digunakan adalah PLASTOS, dari mana kita mendapatkan kata bahasa Inggris kita ‘plastic’ (plastik). Kata-kata dari plastik! Kata-kata yang bisa dipuntir sehingga bisa berarti apapun yang engkau inginkan! Guru-guru palsu itu menggunakan perbendaharaan kata kita, tetapi mereka tidak menggunakan kamus kita. Mereka berbicara tentang ‘keselamatan’, ‘ilham’, dan kata besar / agung dari iman Kristen, tetapi mereka tidak mengartikan seperti kita mengartikannya. Orang-orang percaya yang tidak matang dan tidak diajar mendengar pengkhotbah-pengkhotbah ini atau membaca buku-buku mereka dan berpikir / mengira bahwa orang-orang ini sehat dalam iman, tetapi mereka tidak sehat dalam iman].

Contoh:
a)   Buku-buku dari ‘pria sejati’ menggunakan kata ‘ilham’ dan ‘wahyu’ dengan arti yang betul-betul kacau balau. Juga menggunakan kata ‘iman’ dan ‘percaya’ dalam arti yang membingungkan.
b)   Sekte Saksi Yehuwa mengatakan Yesus adalah ‘suatu allah’ (a god), tetapi bukan Allah yang sebenarnya, melainkan allah kecil, yang pada hakekatnya sama sekali bukan Allah, tetapi malaikat Mikhael.
c)   Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh berbicara / percaya tentang neraka yang bukan merupakan tempat hukuman yang kekal, karena orang yang masuk ke sana langsung musnah!
d)   Orang Liberal maupun banyak dari kalangan Kharismatik menggunakan kata ‘Injil’ tetapi sebetulnya itu adalah ‘Injil yang lain / berbeda’.
Galatia 1:6-9 - “(6) Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, (7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. (8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. (9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia”.
2Korintus 11:4 - “Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima”.

The Bible Exposition Commentary: New Testament“Satan is a liar and his ministers are liars. They use the Bible, not to enlighten, but to deceive. They follow the same pattern Satan followed when he deceived Eve (Gen 3:1-6). First, he questioned God’s Word - ‘Yea, hath God said?’ Then he denied God’s Word - ‘Ye shall not surely die.’ Finally, he substituted his own lie - ‘Ye shall be as gods.’” [= Iblis adalah seorang pendusta dan pelayan-pelayannya adalah pendusta-pendusta. Mereka menggunakan Alkitab, bukan untuk memberikan terang / mencerahi, tetapi untuk menipu / mendustai. Mereka mengikuti pola yang sama yang diikuti oleh Iblis pada waktu mendustai Hawa (Kej 3:1-6). Pertama-tama, ia mempertanyakan Firman Allah - ‘Ya, apakah Allah telah berkata?’ Lalu ia menyangkal Firman Allah - ‘Engkau pasti tidak akan mati’. Akhirnya, ia menggantikannya dengan dustanya sendiri - ‘Engkau akan menjadi seperti Allah’].
Bdk. 2Korintus 11:13-15 - “(13) Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. (14) Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. (15) Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka”.

The Bible Exposition Commentary: New TestamentThe true minister of Jesus Christ ... does not twist the Scriptures to support his own selfish ideas. He does not flatter the rich or minister only to make money. Paul described the true minister in 2 Cor 4:2 - ‘But (we) have renounced the hidden things of dishonesty, not walking in craftiness, nor handling the Word of God deceitfully; but by manifestation of the truth commending ourselves to every man’s conscience in the sight of God.’ Contrast that description with what Peter wrote in this chapter, and with what Jude wrote, and you will see the difference. How we need to be alert and refuse to support ministries that exploit people and deny the Saviour (= Pelayan yang benar / sejati dari Yesus Kristus ... tidak membengkokkan Kitab Suci untuk mendukung gagasan egoisnya sendiri. Ia tidak menjilat orang kaya atau melayani hanya untuk mendapatkan uang. Paulus menggambarkan pelayan yang sejati dalam 2Korintus 4:2 - ‘Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah’. Kontraskan penggambaran itu dengan apa yang Petrus tuliskan dalam pasal ini, dan dengan apa yang Yudas tulis, dan engkau akan melihat perbedaan. Betapa kita harus berjaga-jaga dan menolak untuk mendukung pelayanan-pelayanan yang memanfaatkan orang-orang dan menolak sang Juruselamat).

Barnes’ Notes“‘And through covetousness.’ This shows what one of the things was by which they were influenced - a thing which, like licentiousness, usually exerts a powerful influence over the teachers of error. ... and men who can obtain a livelihood in no other way, or who are too unprincipled or too indolent to labor for an honest living, often turn public teachers of religion, and adopt the kind of doctrines that will be likely to give them the greatest power over the purses of others. True religion, indeed, requires of its friends to devote all that they have to the service of God and to the promotion of his cause; but it is very easy to pervert this requirement, so that the teacher of error shall take advantage of it for his own aggrandizement (= ‘Dan melalui ketamakan’. Ini menunjukkan satu hal oleh apa mereka dipengaruhi - satu hal yang, seperti ketidak-bermoralan, biasanya menggunakan / mengerahkan suatu pengaruh yang kuat atas guru-guru dari kesalahan. ... dan orang-orang yang tidak bisa mendapatkan mata pencaharian dengan cara lain, atau yang terlalu tidak mempunyai prinsip atau terlalu malas untuk bekerja untuk suatu penghidupan yang jujur, sering menjadi guru-guru umum dari agama, dan mengadopsi jenis ajaran yang akan memungkinkan untuk memberikan kepada mereka kuasa terbesar atas dompet-dompet dari orang-orang lain. Memang agama yang benar, menuntut dari teman-temannya untuk membaktikan semua yang mereka punyai bagi pelayanan Allah dan bagi kemajuan dari perkaraNya; tetapi adalah sangat mudah untuk membengkokkan tuntutan ini, sehingga guru dari kesalahan akan mendapat keuntungan darinya untuk pembesaran mereka sendiri).
Catatan: kata ‘aggrandizement’ berarti ‘pembesaran’ / ‘perluasan’ / ‘penaikan’, bisa dalam persoalan kekuasaan, daerah atau uang.

Matthew Henry“The faithful ministers of Christ, who show men the way of truth, desire the profit and advantage of their followers, that they may be saved; but these seducing teachers desire and design only their own temporal advantage and worldly grandeur” (= Pelayan-pelayan sejati dari Kristus, yang menunjukkan orang-orang jalan kebenaran, menginginkan keuntungan dan manfaat dari pengikut-pengikut mereka, supaya mereka bisa diselamatkan; tetapi guru-guru yang menipu ini menginginkan dan merancang hanya untuk keuntungan sementara mereka sendiri dan kemegahan duniawi).

Bandingkan dengan ayat tentang nabi-nabi palsu ini:
·         Yeremia 8:10 - “Sebab itu Aku akan memberikan isteri-isteri mereka kepada orang lain, ladang-ladang mereka kepada penjajah. Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar, semuanya mengejar untung; baik nabi maupun imam, semuanya melakukan tipu.
·         Yeh 34:2-4 - “(2) ‘Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? (3) Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. (4) Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman”.
·         Mikha 3:5,11 - “(5) Beginilah firman TUHAN terhadap para nabi, yang menyesatkan bangsaku, yang apabila mereka mendapat sesuatu untuk dikunyah, maka mereka menyerukan damai, tetapi terhadap orang yang tidak memberi sesuatu ke dalam mulut mereka, maka mereka menyatakan perang. ... (11) Para kepalanya memutuskan hukum karena suap, dan para imamnya memberi pengajaran karena bayaran, para nabinya menenung karena uang, padahal mereka bersandar kepada TUHAN dengan berkata: ‘Bukankah TUHAN ada di tengah-tengah kita! Tidak akan datang malapetaka menimpa kita!’”.
·         Roma 16:17-18 - “(17) Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka! (18) Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya”.
·         Titus 1:10-11 - “(10) Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran. (11) Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan.

Bdk. 1Kor 13:5a - “Ia (kasih) tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.

Bdk. Filipi 2:1-4 - “(1) Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, (2) karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, (3) dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; (4) dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

4)   Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.
Terjemahan ‘tertunda’ itu sebetulnya salah.
KJV: ‘slumbereth not’ (= tidak tertidur).
RSV: ‘has not been asleep’ (= tidak / belum tertidur).
NIV: ‘has not been sleeping’ (= tidak / belum tertidur).
NASB: ‘is not asleep’ (= tidak tertidur).

Bible Knowledge Commentary“‎Their destruction has not been sleeping (‎OU ‎‎NYSTAZEI‎, used only one other time in the NT, to describe the sleepy virgins in Matt 25:5). God’s justice does not sleep and it is never late” [= Penghancuran mereka tidak tertidur (OU NUSTAZEI), digunakan hanya satu kali di tempat lain dalam PB, untuk menggambarkan gadis-gadis yang mengantuk dalam Mat 25:5. Keadilan Allah tidak tertidur dan itu tidak pernah terlambat].
Matius 25:5 - “Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah (ENUSTAXAN) mereka semua lalu tertidur”.

CalvinFor the same purpose as before he repeats again, that their destruction delayed not, that is, that he might frighten the good from their society. For since they were given up to a sudden destruction, every one who connected himself with them, must have perished with them (= Untuk tujuan yang sama seperti sebelumnya ia mengulang lagi, bahwa kehancuran / kebinasaan mereka tidak tertunda, yaitu, supaya ia bisa menakut-nakuti orang-orang baik dari perkumpulan mereka. Karena mereka diserahkan pada suatu kehancuran / kebinasaan yang tiba-tiba, setiap orang yang menghubungkan dirinya sendiri dengan mereka, harus binasa bersama mereka).

Biarpun sekarang nabi-nabi palsu itu kelihatannya enak dan tak dihukum oleh Tuhan, tetapi sebetulnya semua itu hanya tunggu waktu saja.
2 PETRUS 2:1-22(5)

2 Petrus 2: 4-9: (4) Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; (5) dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik; (6) dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian, (7) tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, - (8) sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa - (9) maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman.

1)   Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; (2 Petrus 2: 4).

a)   Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa.
Kalau malaikat yang begitu tinggi dan mulia tidak disayangkan pada saat mereka berbuat dosa, apalagi manusia / kita, tak peduli apakah orang-orang itu adalah nabi-nabi / hamba-hamba Tuhan. Tingginya kedudukan seseorang tidak membuat ia kebal terhadap hukuman Tuhan.

Calvin“The argument is from the greater to the less; for they were far more excellent than we are, and yet their dignity did not preserve them from the hand of God; much less then can mortal men escape, when they follow them in their impiety” (= Argumentasinya adalah dari yang lebih besar ke yang lebih kecil; karena mereka jauh lebih baik / unggul dari pada kita, tetapi kewibawaan mereka tidak melindungi mereka dari tangan Allah; maka lebih-lebih manusia yang bisa mati tidak akan bisa lolos, pada waktu mereka mengikuti mereka dalam kejahatan mereka).

Kita hanya mengetahui sedikit tentang kejatuhan malaikat / setan, karena Alkitab memang hanya memberikan informasi sedikit tentang hal itu, dan kita harus puas dengan hal itu. Kita tidak diberitahu kapan saat kejatuhan itu, atau bagaimana mereka bisa jatuh, maupun apa persisnya dosa yang mereka lakukan yang membuat mereka jatuh. Petrus mengatakan bahwa malaikat-malaikat itu ‘berbuat dosa’ (2Petrus 2:4), dan Yudas mengatakan bahwa mereka ‘tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka’.
Yudas 6 - “Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar”.

Kata-kata Yudas ini, menurut Clarke, mungkin menunjukkan bahwa mereka tidak puas dengan bagian / kedudukan mereka, dan menginginkan kehormatan yang lebih tinggi, atau mungkin ingin menguasai surga.

Tetapi berkenaan dengan hal ini ada sangat banyak teori-teori yang hanya merupakan spekulasi belaka, karena Alkitab sebenarnya tidak menjelaskan hal itu kepada kita, dan karena itu semua keingin-tahuan dan dugaan berkenaan dengan hal ini merupakan sesuatu yang sia-sia..

b)   tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka.
Matthew Henry“The last degree of torment is not till the day of judgment. The sinning angels, though in hell already, are yet reserved to the judgment of the great day” (= Tingkat terakhir dari siksaan belum terjadi sampai hari penghakiman. Malaikat-malaikat yang berbuat dosa, sekalipun sudah di neraka, tetapi disimpan bagi penghakiman dari hari yang besar itu).

Saya berpendapat bahwa Matthew Henry salah dalam hal ini. Untuk menafsirkan ayat ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1.   Kata ‘neraka’ di sini diterjemahkan dari kata bahasa Yunani TARTARUS yang hanya dipergunakan satu kali ini saja dalam Kitab Suci. Karena itu sukar diketahui artinya secara pasti.
2.   Bagian ini tidak boleh ditafsirkan seakan-akan setan sudah masuk neraka, karena ini akan bertentangan dengan Matius 8:29  Matius 25:41  Wahyu 20:10 yang menunjukkan secara jelas bahwa saat ini setan belum waktunya masuk neraka. Itu baru akan terjadi pada kedatangan Yesus yang kedua-kalinya.
Matius 8:29 - “Dan mereka itupun berteriak, katanya: ‘Apa urusanMu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?’”.
Mat 25:41 - “Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya”.
Wah 20:10 - “dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya”.
3.   Disamping itu, kalau ditafsirkan bahwa setan sudah masuk ke neraka, maka itu akan bertentangan dengan 2Petrus 2:4 itu sendiri, yang pada bagian akhirnya berbunyi: ‘dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman’.

Jadi, harus ditafsirkan bagaimana? Ada bermacam-macam penafsiran:

a.         Ada yang menafsirkan apa adanya, dan menganggap TARTARUS sebagai neraka.
Lalu bagaimana dengan ayat-ayat di atas yang bertentangan dengan penafsiran ini?
Lenski“‘Hades’ and ‘Gehenna’ are hell, the place of all the damned, which is ‘TARATRUS,’ a term which any Greek would understand in this sense. ... Inquisitive mind may ask how the evil angels, after being cast into hell, are able to deceive men on earth. The Scriptures do not say. They leave many questions about hell and the devils unanswered because we are bound for heaven and have no personal interest in hell and its occupants” (= ‘Hades’ dan ‘Gehenna’ adalah neraka, tempat dari semua orang terkutuk / dihukum secara kekal, yang adalah ‘TARTARUS’, suatu istilah yang orang Yunani manapun akan mengertinya dalam arti ini. ... Pikiran yang ingin tahu / suka bertanya bisa bertanya bagaimana malaikat-malaikat yang jahat, setelah dilemparkan ke neraka, bisa menipu / menyesatkan manusia di bumi. Kitab Suci tidak mengatakan. Kitab Suci membiarkan banyak pertanyaan tentang neraka dan setan-setan tak terjawab, karena kita ditentukan untuk surga dan tidak mempunyai kepentingan pribadi tentang neraka dan penghuni-penghuninya) - hal 310,311.

Tanggapan saya:
·         Kata ‘inquisitive’ bisa berarti ‘cenderung menanyakan banyak pertanyaan’‘suka belajar’‘menanyakan lebih banyak pertanyaan dari yang perlu / benar’‘ingin tahu secara tidak perlu’ (Webster). Saya tidak tahu arti mana yang ia maksudkan. Kalau dalam arti pertama dan kedua masih masuk akal, tetapi kalau dalam arti ketiga dan keempat, maka ini merupakan ‘serangan’ yang sangat tidak masuk akal. Menanyakan sesuatu yang memang terlihat sebagai hal yang kontradiksi merupakan hal yang bukan hanya wajar, tetapi harus ada dalam diri orang Kristen yang meninggikan kebenaran!
·         Ini memang merupakan penafsiran yang kontradiktif, dan pertanyaan tentang hal-hal yang kontradiksi itu bukan dijawab, tetapi dihindari. Karena itu, saya sama sekali tidak bisa menerima pandangan Lenski ini.

b.   Tartarus hanyalah semacam penjara dimana setan disimpan / ditahan sampai hari penghakiman.

Pulpit Commentary“‘But cast them down to hell.’ The Greek word, which is found nowhere else in the Greek Scriptures, is tartarw/sa$ (TARTAROOSAS), ‘having cast into Tartarus.’ ... Apparently, St. Peter regards Tartarus not as equivalent to Gehenna, for the sinful angels are ‘reserved unto judgment,’ but as a place of preliminary detention. ... But in the case of a mystery of which so little has been revealed, we are scarcely justified in assuming the identity of the angels cast into Tartarus with the evil spirits who tempt and harass us on earth” [= ‘Tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka’. Kata Yunaninya, yang tidak ditemukan di tempat lain manapun dalam Kitab Suci Yunani, adalah tartarw/sa$ (TARTAROOSAS), ‘telah melemparkan ke dalam TARTARUS’. ... Jelas bahwa Santo Petrus menganggap TARTARUS bukan sebagai sama dengan GEHENNA, karena malaikat-malaikat yang berdosa itu ‘disimpan untuk hari penghakiman’, tetapi sebagai suatu tempat penahanan pendahuluan / permulaan].

W. E. Vine“The verb TARTAROO, translated ‘cast down to hell’ in 2 Peter 2:4, signifies to consign to Tartarus, which is neither Sheol nor hades nor hell, but the place where those angels whose special sin is referred to in that passage are confined ‘to be reserved unto judgment’; the region is described as ‘pits of darkness.’ RV” (= Kata kerja TARTAROO, diterjemahkan ‘dilemparkan ke neraka’ dalam 2Petrus 2:4, berarti menyerahkan / membuang ke TARTARUS, yang bukanlah SHEOL ataupun HADES atau neraka, tetapi tempat dimana malaikat-malaikat itu yang dosa khususnya ditunjukkan dalam text itu ditahan / dikurung ‘untuk disimpan bagi hari penghakiman’; daerah yang digambarkan sebagai ‘lubang kegelapan’. RV) - ‘An Expository Dictionary of New Testament Words’, hal 543.

Catatan: dari bagian akhir kutipan ini kelihatannya Vine menyamakan TARTARUS dengan ‘gua-gua yang gelap’ pada akhir dari ay 4 ini.

Bible Knowledge Commentary“He plunged the angels into hell, literally, ‘tartarus’ apparently a prison of custody (gloomy dungeons) between the time of the judgment and their ultimate consignment to the eternal lake of fire. There will be no future trial for their doom is already sealed” [= Ia melemparkan malaikat-malaikat ke dalam neraka, secara hurufiah, ‘TARTARUS’, kelihatannya merupakan sebuah penjara dari tahanan (penjara di bawah tanah yang suram / gelap) di antara saat dari penghakiman dan pembuangan terakhir mereka kepada danau / lautan api yang kekal. Tidak akan ada sidang pengadilan yang akan datang, karena nasib mereka sudah dimeteraikan / ditentukan].

Saya sangat meragukan penafsiran dari Bible Knowledge Commentary ini, karena:

·         Wahyu 20:7-10 - “(7) Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya, (8) dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut. (9) Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka, (10) dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.

Jadi, text di atas ini menunjukkan bahwa setelah masa 1000 tahun (Kerajaan 1000 tahun), Iblis akan dilepaskan. Ini tak cocok dengan penafsiran di atas, yang sama sekali tidak membicarakan tentang pelepasan Iblis itu.
Catatan: tentang diikatnya iblis selama 1000 tahun dalam Wah 20:1-3, saya menafsirkannya hanya sebagai ‘dibatasi’, bukan betul-betul ‘dikurung’.
Wah 20:1-3 - “(1) Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; (2) ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, (3) lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya”.

·         1Korintus 6:2-3 - “(2) Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam tangan kamu, tidakkah kamu sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang tidak berarti? (3) Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat? Jadi apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari”.

Text di atas ini jelas menunjukkan bahwa malaikat-malaikat (yang jatuh) akan dihakimi. Ini tak sesuai dengan kata-kata Bible Knowledge Commentary yang mengatakan ‘Tidak akan ada sidang pengadilan yang akan datang, karena nasib mereka sudah dimeteraikan / ditentukan’. Sejahat-jahatnya setan / iblis, merupakan sesuatu yang tidak masuk akal dan tidak adil, kalau ia / mereka dimasukkan ke neraka tanpa diadili.

Sebetulnya bukan tujuan saya untuk membahas arti dari 1Kor 6:2-3 secara mendetail, tetapi karena saya menggunakan text itu di sini, dan text ini biasanya menimbulkan pertanyaan tentang artinya, maka saya memberikan sedikit penjelasan tentangnya di sini.

Calvin (tentang 1Korintus 6:2)What is said here as to judging the world ought to be viewed as referring to that declaration of Christ: ‘When the Son of Man shall come, ye shall sit, etc. (Matthew 19:28.) For all power of judgment has been committed to the Son, (John 5:22,) in such a manner that he will receive his saints into a participation with him in this honor, as assessors [= Apa yang dikatakan di sini berkenaan dengan penghakiman dunia harus dipandang sebagai menunjuk pada pernyataan Kristus: ‘Apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaanNya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk, dst. (Matius 19:28). Karena semua kuasa penghakiman telah diserahkan kepada Anak, (Yoh 5:22), dengan cara sedemikian rupa sehingga Ia akan menerima orang-orang kudusNya ke dalam suatu partisipasi dengan Dia dalam kehormatan ini, sebagai asisten-asisten hakim].
Matius 19:28 - “Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaanNya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel”.
Yohanes 5:22-23 - “(22) Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, (23) supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia”.

Calvin (tentang 1Korintus 6:3)Paul speaks here in the future tense, as referring to the last day, and as his words convey the idea of an actual judgment, ... it were preferable, in my opinion, to understand him as speaking of apostate angels [= Di sini Paulus berbicara dalam tensa yang akan datang, sebagai menunjuk pada hari terakhir, dan karena kata-katanya menyampaikan gagasan dari suatu penghakiman yang sungguh-sungguh, ... adalah lebih baik, dalam pandangan saya, untuk mengerti dia sebagai berbicara tentang malaikat-malaikat yang murtad].

Charles Hodge (tentang 1Korintus 6:2)The context and Spirit of the passage require that it should be understood of the future and final judgment. Saints are said to sit in judgment on that great day for two reasons; first, because Christ, who is to be the judge, is the head and representative of his people, in whom they reign and judge. The exaltation and dominion of Christ are their exaltation and dominion. ... Secondly, because his people are to be associated with Christ in his dominion (= Kontext dan arti dari text ini menuntut bahwa itu harus dimengerti tentang penghakiman yang akan datang dan terakhir. Orang-orang kudus dikatakan akan duduk dalam penghakiman pada hari yang besar itu untuk dua alasan; pertama, karena Kristus, yang akan menjadi hakim, adalah kepala dan wakil dari umatNya, di dalam siapa mereka memerintah dan menghakimi. Pemuliaan dan kuasa-untuk-memerintah dari Kristus adalah pemuliaan dan kuasa-untuk-memerintah mereka. ... Kedua, karena umatNya akan dipersatukan dengan Kristus dalam kuasa-untuk-memerintahNya).

Charles Hodge (tentang 1Kor 6:3)As, according to Scripture, only the fallen angels are to be judged in the last day, most commentators suppose the word must here be restricted to that class (= Karena, menurut Kitab Suci, hanya malaikat-malaikat yang jatuh yang akan dihakimi pada hari terakhir, kebanyakan penafsir menganggap kata itu di sini harus dibatasi pada golongan itu).

Sekarang kita kembali pada penafsiran dari kelompok kedua. Saya menolak penafsiran tentang penahanan setan-setan ini, karena kalaupun setan-setan itu tidak dimasukkan ke neraka tetapi betul-betul dikurung, lalu bagaimana mereka bisa menyesatkan manusia?

c.   Ada yang menganggap hanya setan-setan tertentu saja yang dimasukkan ke TARTARUS, yang dianggap sebagai bagian khusus dari neraka, dimana setan-setan itu dirantai untuk menunggu penghakiman terakhir.

The Bible Exposition Commentary: New Testament“Where are these fallen angels now? We know that Satan is free and at work in the world (1 Peter 5:8), and that he has an army of demonic powers assisting him (Eph 6:10-12), who are probably some of the fallen angels. But Peter said that some of the angels were confined to ‎Tartarus ‎(‘hell’), which is a Greek word for the underworld. Tartarus may be a special section of hell where these angels are chained in pits of darkness, awaiting the final judgment” [= Dimana malaikat-malaikat yang jatuh itu sekarang? Kita tahu bahwa Iblis itu bebas dan sedang bekerja dalam dunia (1Petrus 5:8), dan bahwa ia mempunyai suatu pasukan dari kuasa-kuasa jahat yang membantunya (Ef 6:10-12), yang mungkin adalah sebagian / beberapa dari malaikat-malaikat yang jatuh. Tetapi Petrus berkata bahwa sebagian / beberapa dari malaikat-malaikat itu ditahan di TARTARUS (‘neraka’), yang merupakan suatu kata Yunani untuk dunia orang mati. TARTARUS bisa / mungkin adalah suatu bagian khusus dari neraka dimana malaikat-malaikat ini dirantai dalam lubang-lubang kegelapan, menunggu penghakiman terakhir].
1Petrus 5:8 - “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya”.
Efesus 6:10-12 - “(10) Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasaNya. (11) Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; (12) karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara”.

Saya tidak bisa menerima pandangan ini karena saya tidak melihat alasan apapun untuk membagi setan-setan ke dalam 2 kelompok seperti ini (yang satu sudah ditahan dan yang lain masih bebas berkeliaran).

d.         Mungkin bagian ini hanya menunjukkan kepastian bahwa setan akan masuk neraka.
Kata Yunani TARTAROSAS yang digunakan ada dalam bentuk aorist participle. Aorist sama dengan past tense; partciple adalah kata kerja + ing (seperti working, walking, preaching dsb).
Merupakan sesuatu yang sering terjadi untuk menggambarkan sesuatu yang akan datang menggunakan bentuk lampau, untuk menunjukkan kepastian terjadinya hal itu.

e.         Sekalipun mereka bebas, tetapi mereka merasakan neraka di dalam diri mereka.
Alexander Nisbet“Although the devils, when they are permitted, can appear visibly as if they were at their own liberty, and can seem jovial as if they were free of torment, ... yet, go where they will, their hell is always with them, they live in constant feeling of the wrath of the Almighty, ... in their dreadful expectation of a more high measure of wrath which they shall get at the day of judgment when they together with all that serve them and follow their counsel shall have nothing else to do but endure torment, and shall torment one another for ever” (= Sekalipun setan-setan, pada waktu mereka diijinkan, bisa memperlihatkan diri seakan-akan mereka bebas, dan bisa kelihatan gembira seakan-akan mereka bebas dari siksaan, ... tetapi kemanapun mereka pergi, neraka mereka selalu bersama mereka, mereka hidup dalam perasaan terus menerus tentang murka yang akan mereka dapatkan pada hari penghakiman pada waktu mereka bersama-sama dengan semua yang melayani mereka dan mengikuti nasehat mereka akan tidak mempunyai apapun untuk dilakukan selain menahan siksaan, dan akan saling menyiksa satu sama lain untuk selama-lamanya) - hal 250.
Catatan: kelihatannya Alexander Nisbet menggabungkan komentarnya berkenaan dengan ‘neraka’ dan ‘gua-gua yang gelap’ dalam anak kalimat selanjutnya.

Sukar untuk memastikan arti yang benar dari bagian yang sukar ini, tetapi saya condong pada pandangan terakhir.

c)   dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman.
KJV: ‘chains of darkness’ (= rantai kegelapan).
RSV: ‘pits of nether gloom’ (= lubang-lubang gelap).
NIV: ‘gloomy dungeons’ (= penjara bawah tanah yang gelap).
NASB: ‘pits of darkness’ (= lubang-lubang kegelapan).
Catatan: saya tak tahu bagaimana harus menterjemahkan kata-kata dari RSV. Kata ‘nether’ berarti ‘di bawah’ / ‘di bawah permukaan bumi’. Kata ‘gloom’ berarti ‘kegelapan’ / ‘kesuraman’. Mungkin artinya kurang lebih sama dengan yang diberikan oleh NIV.

KJV lain sendiri dengan memberikan kata ‘chains’ (= rantai), karena KJV menterjemahkan dari manuscript yang berbeda. Ada pro kontra yang hebat, yang sukar dipastikan, tentang mana manuscript yang benar. Kelompok manuscript yang satu menuliskan SEIROI, yang berarti ‘pits’ (= lubang-lubang), sedangkan kelompok manuscript yang kedua menuliskan SEIRAI, yang berarti ‘chains’ (= rantai).

Calvin“‘Chains of darkness.’ This metaphor intimates that they are held bound in darkness until the last day. And the comparison is taken from malefactors, who, after having been condemned, suffer half of their punishment by the severity of the prison, until they are drawn forth to their final doom (= ‘Rantai kegelapan’. Kiasan ini menunjukkan bahwa mereka ditahan dalam kegelapan sampai hari terakhir. Dan perbandingan ini diambil dari penjahat-penjahat, yang, setelah divonis / dijatuhi hukuman, mengalami setengah dari hukuman mereka oleh kekerasan dari penjara, sampai mereka diseret kepada nasib / ajal terakhir mereka).

Catatan: Calvin tidak menjelaskan dengan jelas dalam arti apa ia menggunakan kata ‘ditahan’. Kalau diartikan betul-betul dikurung, maka ini bertentangan dengan kebebasan yang masih ada dalam diri setan untuk menyesatkan manusia. Tetapi kalau diartikan seperti penafsiran yang saya ambil tentang ‘pengikatan setan’ selama 1000 tahun dalam Wah 20:1-3, maka itu bisa saya terima.

d)   Sekalipun ay 4 ini, pada bagian-bagian tertentu, sukar dipastikan artinya, tetapi pesan utamanya dari seluruh ayat ini adalah sangat jelas, yaitu, kalau malaikat-malaikat yang kedudukannya begitu tinggi saja tetap dihukum pada waktu mereka berdosa, apalagi manusia!

The Bible Exposition Commentary: New Testament“It is not necessary to debate the hidden mysteries of this verse in order to get the main message: God judges rebellion and will not spare those who reject His win. If God judged the angels, who in many respects are higher than men, then certainly He will judge rebellious men” (= Tidak perlu untuk memperdebatkan misteri-misteri yang tersembunyi tentang ayat ini untuk mendapatkan berita / pesan utamanya: Allah menghakimi pemberontakan dan tidak akan menyayangkan mereka yang menolak kemenanganNya. Jika Allah menghakimi malaikat-malaikat, yang dalam banyak hal lebih tinggi dari pada manusia, maka pastilah Ia akan menghakimi orang-orang yang memberontak).

Manusia biasanya cepat dan tegas dalam mengadili dan menghukum orang kecil, tetapi segan dalam mengadili dan menghukum ‘orang gede’. Ini merupakan ketidak-adilan, yang seharusnya tidak pernah boleh ada dalam diri orang Kristen, baik di gereja maupun dalam kehidupannya di luar (dalam pekerjaan, sekolah, pengadilan, dsb). Tetapi kalau itu ada, dan memang seringkali itu ada, maka itu merupakan sesuatu yang sangat memalukan. Di Indonesia memang sering terjadi dimana ‘teri’ ditangkap dan dihukum, tetapi ‘kakap’nya dibiarkan. Kita sering jijik akan hal itu, sementara sebetulnya kita sendiri sering melakukannya! Puji Tuhan, bahwa ini tidak pernah ada, dan tidak pernah akan ada, dalam diri Allah! Ia maha adil, dan pada waktuNya, Ia akan mengadili dan menghukum secara sama / adil, baik orang kecil maupun ‘orang gede’, orang miskin maupun orang kaya, orang berkedudukan rendah maupun orang berkedudukan tinggi, orang bodoh maupun orang pandai, jemaat / anak Sekolah Minggu maupun pendeta / majelis / sinode!

2)   dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik (ay 5).

a)   Nuh adalah pemberita kebenaran.
Calvin“he is called the preacher of righteousness, because he labored to restore a degenerated world to a sound mind, and this not only by his teaching and godly exhortations, but also by his anxious toil in building the ark for the term of a hundred and twenty years” (= ia disebut pengkhotbah dari kebenaran, karena ia bekerja untuk memulihkan suatu dunia yang rusak kepada suatu pikiran yang sehat, dan ini bukan hanya oleh ajaran dan desakan / nasehat salehnya, tetapi juga oleh jerih payahnya dalam membangun bahtera selama 120 tahun).

Michael Green“The Old Testament does not say that Noah was a preacher of righteousness; ... But if he was indeed a ‘just man and perfect’ who ‘walked with God’ (Gn. 6:9) then he must have been a herald of righteousness. His very life would have been so different from the wicked men around him, that it would speak volumes; and how could any good man keep quiet when he saw others going to ruin? Any man of God is at least as concerned for the rescue of others as he is in preserving his own relationship with God” [= Perjanjian Lama tidak mengatakan bahwa Nuh adalah pengkhotbah dari kebenaran; ... Tetapi jika ia memang adalah ‘orang benar dan sempurna’ yang berjalan dengan Allah (Kej 6:9) maka ia pasti telah menjadi seorang yang mengumumkan / memproklamirkan kebenaran. Kehidupannya begitu berbeda dari orang-orang jahat di sekitarnya, sehingga itu akan berbicara sangat banyak; dan bagaimana orang baik manapun bisa berdiam diri pada waktu ia melihat orang-orang lain berjalan menuju kehancuran? Manusia manapun dari Allah / pengikut manapun dari Allah sedikitnya akan peduli pada penyelamatan orang-orang lain seperti ia peduli pada penjagaan / pemeliharaan dari hubungannya dengan Allah].

Jamieson, Fausset & Brown“‘Preacher’ - not only ‘righteous’ himself ..., but also ‘a preacher of righteousness:’ adduced against the licentiousness of the false teachers (2 Peter 2:2), who have no prospect but destruction, even as it overtook the ungodly in Noah’s days” [= ‘Pengkhotbah’ - bukan hanya dirinya sendiri ‘benar’ ..., tetapi juga ‘seorang pengkhotbah dari kebenaran’; mengemukakan hal-hal yang menentang ketidak-bermoralan dari guru-guru palsu (2Petrus 2:2), yang tidak mempunyai harapan kecuali kehancuran, sama seperti hal itu menyusul orang-orang jahat pada jaman Nuh].

Penerapan: jelas bahwa kalau kita sebagai orang Kristen hanya berdiam diri saja melihat hal-hal yang jahat / tidak beres, sesungguhnya kita bukan orang benar! Menentang hal-hal yang tidak beres / ketidak-benaran memang boleh dipastikan akan mengundang problem (serangan, ejekan, bahkan penganiayaan) bagi kita, tetapi itu tetap harus kita lakukan! Kata-kata ‘silence is golden’ (= diam itu emas), bukan hanya tidak berlaku dalam hal seperti ini, tetapi jelas-jelas merupakan kata-kata yang salah! Bandingkan dengan beberapa ayat di bawah ini:
1.   Yes 62:1,6 - “(1) Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh. ... (6) Di atas tembok-tembokmu, hai Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-pengintai. Sepanjang hari dan sepanjang malam, mereka tidak akan pernah berdiam diri. Hai kamu yang harus mengingatkan TUHAN kepada Sion, janganlah kamu tinggal tenang.
Dalam ayat di atas ini ‘berbicara’ dimaksudkan dalam arti positif, yaitu memberikan penghiburan dan kekuatan untuk Sion / Israel.
2.   Yeremia 4:19 - “Aduh, dadaku, dadaku! Aku menggeliat sakit! Aduh, dinding jantungku! Jantungku berdebar-debar, aku tidak dapat berdiam diri, sebab aku mendengar bunyi sangkakala, pekik perang”.
3.   Yeremia 20:9 - “Tetapi apabila aku berpikir: ‘Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi namaNya’, maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup”.
4.   Amos 5:13 - “Sebab itu orang yang berakal budi akan berdiam diri pada waktu itu, karena waktu itu adalah waktu yang jahat”.
Dalam kasus ayat ini, orang-orang yang berakal budi itu berdiam diri, karena mereka tidak diijinkan untuk berbicara. Para penguasa yang jahat menekan orang-orang saleh ini untuk berdiam diri. Karena itu, waktu itu disebut sebagai ‘waktu yang jahat’ (Calvin).
5.   Kisah Para Rasul 4:20 - “Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.’”.

b)   Hanya 8 orang diselamatkan dari air bah pada jaman Nuh.

1.         Sekalipun Nuh adalah hamba Tuhan yang saleh, ia tidak ‘sukses’!
The Biblical Illustrator (New Testament)“He had not such happy success of his preaching as his own soul desired, and he might in reason have expected. A man may be lawfully called by God and His Church, and yet not turn many souls” (= Ia tidak mendapatkan sukses yang menyenangkan dari khotbahnya seperti yang diinginkan oleh jiwanya, dan yang bisa secara masuk akal ia harapkan. Seseorang bisa secara sah dipanggil oleh Allah dan GerejaNya, tetapi tidak membalikkan / mempertobatkan banyak jiwa).

2.         Hanya sedikit yang selamat.
Pulpit Commentary“Mark the close parallelism with 1 Peter 3:20, where, as here, the apostle impresses upon his readers the fewness of the saved” (= Perhatikan paralelisme yang dekat dengan 1Pet 3:20, dimana, seperti di sini, sang rasul mencamkan kepada para pembacanya ke-sedikit-an dari yang diselamatkan).
1Petrus 3:20 - “yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.

Karena itu, jangan terlalu cepat untuk berpihak pada yang berjumlah besar / mayoritas!

3.         Semua binasa pada jaman Nuh, kecuali hanya 8 orang saja!
Calvin“by saying that eight only were saved, he intimates that a multitude would not be a shield against God to protect the wicked; but that as many as sin shall be punished, be they few or many in number”(= dengan mengatakan bahwa hanya delapan orang yang diselamatkan, ia mengisyaratkan bahwa banyak orang tidak akan menjadi sebuah perisai terhadap Allah untuk melindungi orang-orang jahat; tetapi bahwa sebanyak yang berbuat dosa mereka akan dihukum, apakah jumlah mereka sedikit atau banyak).

Matthew Henry“The number of offenders signifies no more to procure any favour than the quality. If the sin be universal, the punishment shall likewise extend to all” (= Jumlah dari pelanggar-pelanggar tidak berarti akan lebih mendapatkan kebaikan apapun dari pada kwalitet. Jika dosa itu bersifat universal, hukuman juga akan meluas kepada semua orang).

Jadi contoh ini (ay 5), sekalipun arahnya sama dengan contoh pertama di atas (ay 4 - tentang malaikat-malaikat yang berdosa), tetapi mempunyai penekanan yang berbeda. Kalau contoh pertama menekankan bagaimanapun tinggi / mulianya kedudukan seseorang, maka contoh ini menekankan betapapun banyaknya orang yang berbuat dosa, itu tidak menyebabkan mereka kebal terhadap hukuman Allah.

  2 PETRUS 2:1-22(6)

2 Petrus 2: 4-9: (4) Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; (5) dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik; (6) dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian, (7) tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, - (8) sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa - (9) maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman.

3)   dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian (2 Petrus 2: 6).

a)   Sodom dan Gomora merupakan daerah yang makmur / kaya, dan ini membahayakan.

The Biblical Illustrator (New Testament)“Great is the danger of living in opulent and delightful places. Where is no want is much wantonness; and to be rich in temporals hastens poverty in spirituals. In a scantiness, the things themselves do stint and restrain our appetites; but where is abundance, and the measure is left to our own discretion, our discretion is too often deceived” [= Besarlah bahaya untuk hidup di tempat yang kaya / mewah dan menyenangkan. Dimana tidak ada kekurangan, ada banyak ke-sembarang-an / ke-asusila-an; dan menjadi kaya dalam hal-hal sementara mempercepat kemiskinan dari hal-hal rohani. Dalam suatu kejarangan / ke-sedikit-an (maksudnya ‘kemiskinan’), hal-hal itu sendiri menjalankan tugasnya dan mengekang keinginan / nafsu kita; tetapi dimana ada kelimpahan, dan tindakan diserahkan pada kebijaksanaan kita sendiri, kebijaksanaan kita terlalu sering ditipu].

Bdk. Matius 19:23-24 - “(23) Yesus berkata kepada murid-muridNya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (24) Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.’”.

b)   Kalau Allah membinasakan orang-orang pada jaman Nuh dengan air, maka Ia membinasakan Sodom dan Gomora dengan api.

1.   Allah bisa menggunakan bermacam-macam cara untuk menghukum / membinasakan manusia berdosa.

The Biblical Illustrator (New Testament)“The same judgments of God are executed by contrary causes. The old world was destroyed by water, these cities by fire. Sinners should not think themselves safe because they have escaped one judgment, for when they are farthest off from one evil, another is ready to fall upon them (Amos 5:19)” [= Penghakiman yang sama dari Allah dilaksanakan dengan penyebab-penyebab yang bertentangan. Dunia kuno dihancurkan oleh air, kota-kota ini oleh api. Orang-orang berdosa tidak boleh berpikir bahwa diri mereka sendiri aman karena mereka telah lolos dari satu penghakiman, karena pada waktu mereka paling jauh dari satu bencana, suatu bencana yang lain siap untuk jatuh pada diri mereka (Amos 5:19)].
Amos 5:19 - “Seperti seseorang yang lari terhadap singa, seekor beruang mendatangi dia, dan ketika ia sampai ke rumah, bertopang dengan tangannya ke dinding, seekor ular memagut dia!”.

Matthew Henry“God can make use of contrary creatures to punish incorrigible sinners. He destroys the old world by water, and Sodom by fire. He who keeps fire and water from hurting his people (Isa. 43:2) can make either to destroy his enemies; therefore they are never safe” [= Allah bisa menggunakan ciptaan-ciptaan yang bertentangan untuk menghukum orang-orang berdosa yang tidak bisa diperbaiki. Ia menghancurkan dunia kuno dengan air, dan Sodom dengan api. Ia yang menjaga api dan air supaya tidak melukai / menyakiti umatNya (Yes 43:2) bisa membuat yang manapun dari kedua hal itu untuk menghancurkan musuh-musuhNya; karena itu mereka tidak pernah aman].
Yesaya 43:2 - “Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau”.

Jelas bahwa Allah tidak pernah kekurangan cara untuk menghukum / menghancurkan orang berdosa, sama seperti Ia tidak pernah kekurangan cara untuk menolong / menyelamatkan orang-orang yang benar!

2.   Cerita tentang penghancuran Sodom dan Gomora begitu terkenal sehingga ini dianggap sebagai type dari hukuman kekal bagi orang-orang berdosa.

CalvinThis was so memorable an example of Divine vengeance, that when the Scripture speaks of the universal destruction of the ungodly, it alludes commonly to this as the type. Hence Peter says, that these cities were made an example. ... the Lord designed that his wrath against the ungodly should be made known to all ages; ... Jude has also expressed the same thing, calling it the punishment of eternal fire” (= Ini merupakan suatu contoh pembalasan Ilahi yang begitu patut diingat, sehingga pada waktu Kitab Suci berbicara tentang penghancuran universal dari orang-orang jahat, ia biasa menyinggung ini sebagai suatu TYPE. Karena itu Petrus berkata bahwa kota-kota ini dijadikan suatu contoh. ... Tuhan merancang bahwa murkaNya terhadap orang-orang jahat harus dinyatakan kepada semua jaman; ... Yudas juga menyatakan hal yang sama, menyebutnya hukuman api kekal).

Yudas 7 - “sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.

4)   (7) tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, - (8) sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa -.

a)   tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar.

The Bible Exposition Commentary: New Testament“Abraham took his nephew, Lot, with him when he left Ur and went to the land of Canaan, but Lot proved to be more of a problem than a blessing. When Abraham, in a lapse of faith, went down to Egypt, Lot went with him and got a taste of ‘the world’ (Gen 12:10-13:1). As Lot became richer, he had to separate from Abraham, and this removed him from his uncle’s godly influence. What a privilege Lot had to walk with Abraham who walked with God! And yet, how Lot wasted his privileges. When Lot had to choose a new area for his home, he measured it by what he had seen in Egypt (Gen 13:10). Abraham took Lot out of Egypt, but he could not take Egypt out of Lot. Lot ‘pitched his tent toward Sodom’ (Gen 13:12), and then finally moved into Sodom (Gen 14:12). God even used a local war to try to get Lot out of Sodom, but he went right back. That is where his heart was. It is difficult for us to understand Lot. Peter made it clear that Lot was saved (‘just Lot ... that righteous man’), and yet we wonder what he was doing in such a wicked place as Sodom” [= Abraham membawa keponakannya, Lot, dengannya, pada waktu ia meninggalkan Ur dan pergi ke tanah Kanaan, tetapi Lot terbukti lebih menjadi suatu problem dari pada suatu berkat. Pada waktu Abraham, dalam suatu kejatuhan iman, pergi ke Mesir, Lot ikut dengannya dan mencicipi ‘dunia’ (Kej 12:10-13:1). Pada waktu Lot menjadi bertambah kaya, ia harus berpisah dari Abraham, dan ini menghilangkan dia dari pengaruh saleh pamannya. Alangkah besarnya hak yang Lot punyai dengan berjalan dengan Abraham, yang berjalan dengan Allah! Tetapi Lot membuang hak-haknya. Pada waktu Lot harus memilih suatu daerah yang baru untuk rumahnya, ia menilainya dengan apa yang telah ia lihat di Mesir (Kej 13:10). Abraham mengeluarkan Lot dari Mesir, tetapi ia tidak bisa mengeluarkan Mesir dari Lot. Lot mendirikan kemahnya ke arah Sodom (Kejadian 13:12), dan akhirnya lalu berpindah ke Sodom (Kejadian 14:12). Allah bahkan mengunakan suatu perang lokal untuk berusaha mengeluarkan Lot dari Sodom, tetapi ia segera kembali lagi. Di sanalah hatinya berada. Adalah sukar bagi kita untuk mengerti Lot. Petrus membuat jelas bahwa Lot diselamatkan (‘Lot yang benar ... orang benar itu’), tetapi kita bertanya-tanya apa yang ia lakukan di suatu tempat yang begitu jahat seperti Sodom].
Kej 12:10 & 13:1 - “(12:10) Ketika kelaparan timbul di negeri itu, pergilah Abram ke Mesir untuk tinggal di situ sebagai orang asing, sebab hebat kelaparan di negeri itu. ... (13:1) Maka pergilah Abram dari Mesir ke Tanah Negeb dengan isterinya dan segala kepunyaannya, dan Lotpun bersama-sama dengan dia.
Kej 13:10 - “Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. - Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora”.
Kej 13:12 - “Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom.
KJV: ‘and pitched his tent toward Sodom’ (= dan mendirikan kemahnya ke arah Sodom).
Kej 14:12 - “Juga Lot, anak saudara Abram, beserta harta bendanya, dibawa musuh, lalu mereka pergi - sebab Lot itu diam di Sodom.

The Bible Exposition Commentary: New Testament“Lot chose to live in Sodom and could have avoided the filthy influence of the place, but many people today really have no choice and must live surrounded by the pollutions of the world. Think of the Christian slaves who had to serve godless masters, or Christian wives married to unsaved husbands, or believing children with unsaved parents. Christian employees working in offices or factories are forced to see and hear things that can easily stain the mind and heart. Peter assured his readers and us that God knows how to ‘be delivering the godly out of testing and temptation’ (2 Peter 2:9, WUEST) so that we may live victoriously” [= Lot memilih untuk tinggal di Sodom dan bisa menghindari pengaruh kotor dari tempat itu, tetapi banyak orang sekarang tidak mempunyai pilihan dan harus hidup dikelilingi oleh polusi dari dunia. Pikirkan budak Kristen yang harus melayani tuan yang jahat, atau istri Kristen yang menikah dengan suami yang tidak diselamatkan, atau anak-anak yang percaya dengan orang tua yang tidak diselamatkan. Pekerja-pekerja Kristen bekerja di kantor-kantor atau pabrik-pabrik dipaksa untuk melihat dan mendengar hal-hal yang dengan mudah menodai / mengotori pikiran dan hati. Petrus meyakinkan pembaca-pembacanya dan kita bahwa Allah tahu bagaimana menyelamatkan orang saleh dari ujian dan pencobaan’ (2Petrus 2:9, WUEST) sehingga kita bisa hidup dengan menang].

The Bible Exposition Commentary: New Testament“In a sense, Lot was even rescued against his will, because the angels had to grasp him by the hand and pull him out of the city (Gen 19:16). Lot had entered Sodom, and then Sodom had entered Lot and he found it difficult to leave” [= Dalam arti tertentu, Lot bahkan diselamatkan bertentangan dengan kehendaknya, karena malaikat-malaikat harus memegang / menyambarnya pada tangannya dan menariknya keluar dari kota itu (Kejadian 19:16). Lot telah memasuki Sodom, dan lalu Sodom telah memasuki Lot dan ia mendapati sukar untuk meninggalkan (Sodom)].

Kejadian 19:16 - “Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana”.

Pulpit Commentary“The Lord knoweth them that are his; he knows them all and each - each individual soul that believes and repents. Lot was not wholly blameless; he had tempted God by exposing himself to temptation; God had not led him there. He saw that the plain of Jordan was well watered everywhere, ‘even as the garden of the Lord;’ he did not consider that ‘the men of Sodom were wicked and sinners before the Lord exceedingly.’ The children of light ought to be wiser than this; they ought to regard their spiritual interest as far more momentous than their temporal; but alas! the error of Lot is common still (= Tuhan mengenal mereka yang adalah kepunyaanNya; Ia mengenal mereka semua dan setiap dari mereka - setiap jiwa yang percaya dan bertobat. Lot tidak sepenuhnya tak bersalah; ia telah mencobai Allah dengan membuka dirinya sendiri terhadap pencobaan; Allah tidak membimbingnya ke sana. Ia melihat bahwa lembah Yordan diairi dengan baik dimana-mana, ‘bahkan seperti taman Tuhan’; ia tidak mempertimbangkan bahwa ‘orang-orang Sodom adalah sangat jahat dan sangat berdosa di hadapan Tuhan’. Anak-anak terang seharusnya lebih bijaksana dari ini; mereka harus menganggap kepentingan rohani sebagai jauh lebih penting dari pada kepentingan sementara mereka; tetapi aduh / astaga! kesalahan Lot masih tetap merupakan sesuatu yang umum).

Kejadian 13:10-13 - “(10) Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnyaseperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. - Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. - (11) Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah. (12) Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom. (13) Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN.

b)   yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja.

The Biblical Illustrator (New Testament)“How ought we to bewail the sins of the places where we live? - It is the disposition and duty of the righteous to be deeply afflicted with the sins of the places where they live” (= Bagaimana seharusnya kita meratapi dosa-dosa dari tempat-tempat dimana kita tinggal / hidup? - Itu merupakan kecenderungan dan kewajiban dari orang-orang benar untuk sedih secara mendalam karena dosa-dosa dari tempat dimana mereka tinggal / hidup).
Penulis buku tafsiran ini lalu memberikan banyak contoh dari Alkitab:
·         Markus 3:5 - Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekelilingNya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: ‘Ulurkanlah tanganmu!’ Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu”.
·         Maz 119:136,158 - “(136) Air mataku berlinang seperti aliran air, karena orang tidak berpegang pada TauratMu. ... (158) Melihat pengkhianat-pengkhianat, aku merasa jemu, karena mereka tidak berpegang pada janjiMu.
·         Ezra 9:3 - “Ketika aku mendengar perkataan itu, maka aku mengoyakkan pakaianku dan jubahku dan aku mencabut rambut kepalaku dan janggutku dan duduklah aku tertegun.
·         Ezra 10:6 - “Sesudah itu Ezra pergi dari depan rumah Allah menuju bilik Yohanan bin Elyasib, dan di sana ia bermalam dengan tidak makan roti dan minum air, sebab ia berkabung karena orang-orang buangan itu telah melakukan perbuatan tidak setia.
·         Yeremia 13:17 - “Jika kamu tidak mau mendengarkannya, aku akan menangis di tempat yang tersembunyi oleh karena kesombonganmu, air mataku akan berlinang-linang, bahkan akan bercucuran, oleh sebab kawanan domba TUHAN diangkut tertawan”.
·         Filipi 3:18 - “Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.

The Biblical Illustrator (New Testament)“HIS SITUATION IN SODOM. He first ‘pitched his tent towards’ it, and the next step was downwards - he dwelt in Sodom. ... concerning that residence, was it happy? Did it bring peace to his soul? could he rejoice whilst there abiding? What saith the Word of God? It speaks of him as ‘vexed from day to day.’ ‘The Lord knoweth how to deliver the godly out of temptation,’ and He did deliver Lot; but He suffered His servant to feel that ‘an evil and a bitter thing’ it is to depart from the narrow way; whilst dwelling in Sodom, happiness must not be his” (= SITUASINYA DI SODOM. Mula-mula ia ‘mendirikan kemahnya ke arah’nya, dan langkah selanjutnya adalah menurun - ia tinggal di Sodom. ... berkenaan dengan tempat tinggal itu, apakah itu menyenangkan? Apakah itu membawa damai pada jiwanya? bisakah ia bersukacita sementara tinggal di sana? Apa yang dikatakan oleh Firman Allah? Firman Allah berbicara tentang dia sebagai ‘disakiti / dijengkelkan dari hari ke hari’. ‘Tuhan tahu bagaimana menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan’, dan Ia memang menyelamatkan Lot; tetapi Ia membiarkan pelayanNya merasakan bahwa merupakan ‘suatu hal yang jahat dan pahit’ untuk meninggalkan jalan yang sempit; sementara tinggal di Sodom, kebahagiaan tidak boleh menjadi miliknya).

Ada 2 hal yang ingin saya soroti:
1.   Sebetulnya kesedihan / penderitaan yang dialami Lot karena melihat dan mendengar kejahatan-kejahatan orang-orang Sodom, menunjukkan bahwa ia adalah orang benar. Orang yang tidak benar tidak akan menderita karena hal-hal seperti itu!
2.   Jangan pindah kota / negara hanya karena pekerjaan yang enak dan penghasilan yang tinggi! Kalau saudara mau pindah tempat atau kota, apalagi negara, yang pertama-tama dipikirkan haruslah kerohanian!

c)   sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu.
KJV: vexed his righteous soul from day to day with their unlawful deeds;’ (= menyakiti / menjengkelkan jiwanya yang benar dari hari ke hari dengan perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu).

Matthew Henry“Here is a particular mention of the duration and continuance of this good man’s grief and vexation: it was from day to day. Being accustomed to hear and see their wickedness did not reconcile him to it, nor abate of the horror that was occasioned by it” (= Di sini ada suatu penyebutan khusus tentang lamanya dan terus menerusnya kesedihan dan penderitaan dari orang baik ini: itu adalah dari hari ke hari. Terbiasanya ia mendengar dan melihat kejahatan mereka tidak memperdamaikan dia dengannya, ataupun  mengurangi kengerian yang disebabkan olehnya).

Barnes’ Notes“‘In seeing and hearing.’ Seeing their open acts of depravity, and hearing their vile conversation. The effect which this had on the mind of Lot is not mentioned in Genesis, but nothing is more probable than the statement here made by Peter. Whether this statement was founded on tradition, or whether it is a suggestion of inspiration to the mind of Peter, cannot be determined” (= ‘Dalam melihat dan mendengar’. Melihat tindakan-tindakan kebejatan yang terbuka dari mereka, dan mendengar percakapan-percakapan busuk / kotor mereka. Akibat yang dihasilkan olah hal ini pada pikiran Lot tidak diceritakan dalam kitab Kejadian, tetapi tidak ada yang lebih memungkinkan dari pada pernyataan yang dibuat oleh Petrus di sini. Apakah pernyataan ini didasarkan pada tradisi, atau apakah ini merupakan sesuatu yang dimasukkan oleh pengilhaman kepada pikiran Petrus, tidak bisa ditentukan).

Barnes’ Notes“‘In seeing and hearing.’ ... The words rendered ‘seeing’ and ‘hearing’ may refer to the ACT of seeing, or to the OBJECT seen. Wetstein and Robinson suppose that they refer here to the latter, and that the sense is, that he was troubled by what he saw and heard. The meaning is not materially different. Those who live among the wicked are compelled to see and hear much that pains their hearts, and it is well if they do not become indifferent to it, or contaminated by it (= ‘Dalam melihat dan mendengar’. ... Kata-kata yang diterjemahkan ‘melihat’ dan ‘mendengar’ bisa menunjuk pada TINDAKAN melihat, atau pada OBYEK yang dilihat. Wetstein dan Robinson menganggap bahwa di sini kata-kata itu menunjuk pada yang terakhir, dan bahwa artinya adalah, bahwa ia diganggu / disusahkan oleh apa yang ia lihat dan dengar. Artinya tidak terlalu berbeda secara materi. Mereka yang tinggal / hidup di antara orang-orang jahat dipaksa untuk melihat dan mendengar banyak hal yang menyakiti hati mereka, dan adalah baik jika mereka tidak menjadi acuh tak acuh terhadap hal itu, atau ditulari olehnya).

d)   sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa.
Albert Barnes mempunyai pandangan yang sangat positif tentang Lot. Ia berkata bahwa jiwa Lot bisa ‘tersiksa’, kelihatannya menunjukkan bahwa Lot bukan hanya melihat dan mendengar kejahatan-kejahatan dengan cara pasif (diam saja), tetapi ada sesuatu yang dilakukan secara aktif oleh Lot. Mungkin ia menguatirkan mereka, merenungkan konsekwensi dari kehidupan buruk mereka, berdoa untuk mereka, dan bahkan menegur dan memperingati mereka.

Barnes juga mengatakan bahwa tak diragukan pasti Lot mempunyai alasan untuk tidak meninggalkan Sodom, yang sebetulnya bisa ia tinggalkan dengan mudah. Mungkin alasannya adalah supaya ia bisa melakukan apa yang baik bagi mereka, yang memang merupakan kewajiban orang-orang saleh kalau mereka tinggal / hidup di kalangan orang-orang brengsek. Lot diperkirakan tinggal di Sodom selama 16 tahun; dan di sini kita melihat demonstrasi yang bersifat pengajaran bahwa seorang saleh bisa mempertahankan kehidupan agamanya di tengah-tengah orang-orang jahat, dan juga suatu gambaran bagaimana pengaruh dari kehidupan orang-orang jahat terhadap orang saleh yang ada di tengah-tengah mereka.

Saya tidak melihat alasan dari kata-kata Albert Barnes ini. Menurut saya, yang positif dari Lot hanyalah bahwa sekalipun ia tinggal di Sodom, ia sendiri bisa tetap menjadi orang benar.
Pada waktu menceritakan tentang Nuh, Petrus secara explicit mengatakan bahwa ia adalah seorang pemberita kebenaran (ay 5). Kalau Lot memang secara aktif berusaha mempertobatkan orang-orang Sodom, mengapa di sini Petrus tidak berkata apa-apa tentang hal itu?

Juga kalau dikatakan oleh Barnes bahwa kata-kata dari ayat ini secara implicit menunjukkan bahwa Petrus bukan hanya menjadi ‘penonton’ secara pasif, tetapi pasti ada tindakan-tindakan aktif demi kebaikan orang-orang Sodom, saya sama sekali tidak melihat bahwa ayat ini menunjukkan apapun tentang hal itu. Saya menganggap bahwa merupakan sesuatu yang memungkinkan bahwa seorang benar yang sekedar menjadi penonton pasif tetap merasa jiwanya tersiksa kalau melihat dan mendengar kehidupan yang jahat dari orang-orang di sekitarnya.

BACA JUGA: YOHANES 17:20-26 (DOA YESUS UNTUK KITA)

Dan kalau dilihat dari kitab Kejadian, moral dari kedua anak Lot menjadi bejat (bdk. Kej 19:30-38), dan mereka sebetulnya sudah hampir menikah dengan orang-orang Sodom (Kej 19:14). Jadi kelihatannya, jauh lebih mungkin bahwa Lot dan keluarganya bukannya mempengaruhi orang-orang Sodom, tetapi sebaliknya, setidaknya kedua anak perempuannya, malah terpengaruh oleh kejahatan orang-orang Sodom, sehingga moral keduanya jadi bejat. Saya bahkan cenderung untuk mengatakan bahwa mungkin Lot juga sudah ketularan kebejatan moral orang-orang Sodom. Ini terlihat pada waktu ia, demi melindungi malaikat-malaikat yang mendatangi rumahnya, rela memberikan kedua anak gadisnya kepada orang-orang Sodom.

Kejadian 19:1-8 - “(1) Kedua malaikat itu tiba di Sodom pada waktu petang. Lot sedang duduk di pintu gerbang Sodom dan ketika melihat mereka, bangunlah ia menyongsong mereka, lalu sujud dengan mukanya sampai ke tanah, (2) serta berkata: ‘Tuan-tuan, silakanlah singgah ke rumah hambamu ini, bermalamlah di sini dan basuhlah kakimu, maka besok pagi tuan-tuan boleh melanjutkan perjalanannya.’ Jawab mereka: ‘Tidak, kami akan bermalam di tanah lapang.’ (3) Tetapi karena ia sangat mendesak mereka, singgahlah mereka dan masuk ke dalam rumahnya, kemudian ia menyediakan hidangan bagi mereka, ia membakar roti yang tidak beragi, lalu mereka makan. (4) Tetapi sebelum mereka tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodom itu, dari yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali, datang mengepung rumah itu. (5) Mereka berseru kepada Lot: ‘Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka.’ (6) Lalu keluarlah Lot menemui mereka, ke depan pintu, tetapi pintu ditutupnya di belakangnya, (7) dan ia berkata: ‘Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat. (8) Kamu tahu, aku mempunyai dua orang anak perempuan yang belum pernah dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu; perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik; hanya jangan kamu apa-apakan orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam rumahku.’”.

Di satu pihak, kerelaannya mengorbankan apapun untuk melindungi kedua tamu malaikatnya merupakan sesuatu yang baik, tetapi di lain pihak kerelaannya mengorbankan kedua anak gadisnya tidak mungkin bisa dibenarkan.

Calvin (tentang Kej 19:8)“As the constancy of Lot, in risking his own life for the defense of his guests, deserves no common praise; so now Moses relates that a defect was mixed with this great virtue, which sprinkled it with some imperfection. For, being destitute of advice, he devises (as is usual in intricate affairs) an unlawful remedy. He does not hesitate to prostitute his own daughters, that he may restrain the indomitable fury of the people. But he should rather have endured a thousand deaths, than have resorted to such a measure. Yet such are commonly the works of holy men: since nothing proceeds from them so excellent, as not to be in some respect defective. Lot, indeed, is urged by extreme necessity; and it is no wonder that he offers his daughters to be polluted, when he sees that he has to deal with wild beasts; yet he inconsiderately seeks to remedy one evil by means of another. I can easily excuse some for extenuating his fault; yet he is not free from blame, because he would ward off evil with evil” [= Sebagaimana ketetapan Lot, dalam meresikokan nyawanya sendiri untuk mempertahankan tamu-tamunya, layak mendapatkan pujian yang tidak biasa; sekarang Musa menceritakan bahwa suatu cacat dicampurkan dengan kebaikan yang agung ini, yang memercikinya dengan suatu ketidak-sempurnaan. Karena, dalam keadaan kehabisan nasehat / rencana, ia memikirkan (seperti biasanya dalam urusan-urusan yang ruwet) suatu obat yang tidak sah. Ia tidak ragu-ragu untuk melacurkan anak-anak perempuannya sendiri, supaya ia bisa mengekang kemarahan yang sukar dikekang dari orang-orang itu. Tetapi ia seharusnya lebih memilih untuk mengalami 1000 kematian, dari pada mengambil jalan seperti itu. Tetapi seperti itulah biasanya pekerjaan-pekerjaan dari orang-orang kudus: karena tak ada yang keluar dari mereka yang begitu baik sehingga tidak bercacat dalam hal tertentu. Lot memang didesak oleh kebutuhan yang extrim; dan tidak heran ia menawarkan anak-anak perempuannya untuk dicemari, pada waktu ia melihat bahwa ia harus berurusan / menangani binatang-binatang liar; tetapi ia secara tanpa memikir berusaha untuk mengobati satu kejahatan dengan kejahatan yang lain. Saya bisa dengan mudah mencari dalih untuk memperingan kesalahannya; tetapi ia tidak bebas dari kesalahan, karena ia mau menghindari kejahatan dengan kejahatan].

Kalau Lot tidak sampai murtad, dan di sini oleh Petrus tetap disebut sebagai ‘orang benar’, itu hanya terjadi karena pertolongan dan anugerah Tuhan saja!
Barnes mengatakan bahwa Lot bisa dengan mudah meninggalkan Sodom. Apa iya? Ini sangat saya ragukan, karena bagi orang yang tamak, sangat tidak mudah meninggalkan tempat dimana banyak uang bisa didapat dengan mudah!
Penceritaan tentang Lot dalam kitab Kejadian, biarpun secara implicit, tetapi secara sangat kuat, menunjukkan bahwa ia memilih Sodom hanya karena uang, dan demi uang itu ia tidak mempedulikan kejahatan dari orang-orang Sodom, dan apa pengaruhnya baginya dan keluarganya.

Kejadian 13:10-13 - “(10) Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. - Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. - (11) SEBAB ITU Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah. (12) Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom. (13) Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN.

 2 PETRUS 2:1-22(7)

2 Petrus 2: 4-9: (4) Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; (5) dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik; (6) dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian, (7) tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, - (8) sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa - (9) maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman.

2 Petrus 2: 9: maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman.

1)   Dari penyelamatan terhadap Nuh dan keluarganya, juga terhadap Lot dan kedua anak perempuannya, maka Petrus menyimpulkan ay 9a ini, yaitu bahwa Tuhan tahu bagaimana menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan.

Adam Clarke“And the design of the apostle in producing these examples is to show to the people to whom he was writing that, although God would destroy those false teachers, yet he would powerfully save his faithful servants from their contagion and from their destruction. We should carefully observe, 1. That the godly man is not to be preserved from temptation. 2. That he will be preserved in temptation. 3. That he will be delivered out of it” (= Dan rancangan dari sang rasul dalam menghasilkan contoh-contoh ini adalah untuk menunjukkan kepada orang-orang kepada siapa ia sedang menulis bahwa, sekalipun Allah akan menghancurkan guru-guru palsu itu, tetapi Ia dengan berkuasa akan menyelamatkan pelayan-pelayanNya yang setia dari penularan mereka dan dari kehancuran mereka. Kita harus memperhatikan dengan seksama, 1. Bahwa orang saleh tidak akan dilindungi / dijaga dari pencobaan. 2. Bahwa mereka akan dilindungi / dijaga dalam pencobaan. 3. Bahwa ia akan diselamatkan / dibebaskan darinya).

Komentar saya: adalah aneh kalau Clarke yang berhaluan Arminian keras ini bisa mempercayai kebenaran seperti ini. Lalu bagaimana mungkin orang Kristen bisa kehilangan keselamatan dengan adanya 3 point yang ia katakan itu?

Bdk. 1Korintus 10:13 - “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya”.

Saya sendiri menggunakan ayat ini sebagai salah satu dasar untuk mengatakan bahwa orang kristen yang sejati tidak mungkin kehilangan keselamatan.

2)   Apakah ay 9b-nya menunjukkan bahwa orang-orang tidak percaya yang mati tidak langsung masuk neraka?
Ay 9: maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman.
Ayat ini kelihatannya menunjukkan bahwa orang-orang jahat itu tidak langsung dihukum, tetapi disimpan dulu, dan baru dihukum / disiksa setelah hari penghakiman.

Jawaban saya:
Perhatikan komentar Calvin tentang 2Petrus 2:9 ini.
Calvin“By this clause he shews that God so regulates his judgments as to bear with the wicked for a time, but not to leave them unpunished. Thus he corrects too much haste, by which we are wont to be carried headlong, especially when the atrocity of wickedness grievously wounds us, for we then wish God to fulminate without delay; when he does not do so, he seems no longer to be the judge of the world. Lest, then, this temporary impunity of wickedness should disturb us, Peter reminds us that a day of judgment has been appointed by the Lord; and that, therefore, the wicked shall by no means escape punishment, though it be not immediately inflicted. There is an emphasis in the word ‘reserve,’ as though he had said, that they shall not escape the hand of God, but be held bound as it were by hidden chains, that they may at a certain time be drawn forth to judgment. The participle kolazome>nouv, though in the present tense, is yet to be thus explained, that they are reserved or kept to be punished, or, that they may be punished. For he bids us to rely on the expectation of the last judgment, so that in hope and patience we may fight till the end of life [= Dengan kalimat ini (ay 9b, yang saya garis bawahi) ia menunjukkan bahwa Allah begitu mengatur penghakimanNya sehingga bersabar terhadap orang jahat untuk sementara waktu, tetapi tidak akan membiarkan mereka tidak dihukum. Demikianlah ia membetulkan ketergesa-gesaan, dengan mana kita biasa terbawa, khususnya pada waktu kekejaman / kekejian dari kejahatan melukai / menyakiti kita secara menyedihkan, karena pada saat itu kita berharap Allah mengguntur tanpa penundaan; dan pada waktu Ia tidak berbuat demikian, Ia kelihatannya bukan lagi Hakim dunia ini. Supaya kebebasan sementara dari hukuman kejahatan ini tidak mengganggu kita, Petrus mengingatkan kita bahwa suatu hari penghakiman telah ditetapkan oleh Tuhan; dan karena itu orang jahat tidak bakal akan lolos dari penghukuman, sekalipun penghukuman itu tidak langsung diberikan. Ada penekanan pada kata ‘menyimpan’, seolah-olah ia berkata bahwa mereka tidak akan lolos dari tangan Allah, tetapi seakan-akan diikat dengan rantai yang tersembunyi, sehingga pada saat tertentu mereka bisa ditarik kepada penghakiman. Participle kolazome>nouv / KOLAZOMENOUS (yang diterjemahkan ‘disiksa’), sekalipun ada dalam present tense, tetapi harus ditafsirkan demikian, bahwa mereka dicadangkan / disediakan atau disimpan untuk dihukum, atau, supaya mereka bisa dihukum. Karena ia meminta kita untuk bersandar pada pengharapan tentang penghakiman akhir sehingga dalam pengharapan dan kesabaran kita bisa bertempur sampai akhir dari kehidupan] - hal 400.

Dari kata-kata Calvin ini kelihatannya ia memaksudkan bahwa Tuhan menyimpan orang-orang jahat itu bukan pada saat mereka mati atau setelah mereka mati, tetapi pada saat mereka hidup. Perhatikan bahwa:
a)   Ayat itu tidak mengatakan bahwa orang-orang jahat itu sudah mati.
b)   Ay 9a membicarakan tentang orang-orang saleh itu dalam keadaan hidup (karena mereka dicobai), dan karena itu jelas bahwa ay 9b juga membicarakan orang-orang jahat itu dalam keadaan hidup.
Ay 9: “maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman.

Kesimpulan:

1.   Ay 9b ini tidak menentang pandangan bahwa orang jahat yang mati akan langsung masuk neraka.
Theologia Reformed secara seragam mengajarkan bahwa begitu seseorang mati, ia akan langsung masuk surga atau neraka (hanya jiwa / rohnya, sedangkan tubuhnya menunggu kebangkitan orang mati dan hari penghakiman pada akhir jaman).

2.   Yang diajarkan oleh ay 9b ini hanyalah bahwa sekalipun Allah kelihatannya tidak melakukan apa-apa terhadap orang-orang jahat itu, tetapi sesungguhnya Ia sedang menyimpan mereka sampai hari penghakiman, pada saat mana mereka pasti akan dihukum dengan adil.
The Bible Exposition Commentary: New Testament“The false teachers may seem successful (for ‘many’ follow them), but in the end, they will be condemned” [= Guru-guru palsu bisa kelihatannya sukses (karena ‘banyak orang’ yang mengikuti mereka), tetapi pada akhirnya, mereka akan dihukum].

2 Petrus 2: 10-19: “(10) terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan, (11)  padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah. (12) Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar, (13) dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu. (14) Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk! (15) Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat. (16) Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu. (17) Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat. (18) Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan. (19) Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.

Mulai 2 Petrus 2: 10-19, Petrus melanjutkan pembahasan tentang kejahatan-kejahatan dari nabi-nabi palsu itu.

The Bible Exposition Commentary: New Testament“Peter is not yet finished with the apostates! Unlike some believers today, Peter was disturbed by the inroads the false teachers were making into the churches. He knew that their approach was subtle but their teachings were fatal, and he wanted to warn the churches about them. Remember, however, that Peter opened this letter with positive teaching about salvation, Christian growth, and the dependability of the Word of God. He had a balanced ministry, and it is important that we maintain that balance today. When Charles Spurgeon started his magazine, he named it ‘The Sword and Trowel,’ alluding to the workers in the Book of Nehemiah, who kept their swords in one hand and their tools in the other as they were repairing the walls of Jerusalem. Some people have a purely negative ministry and never build anything. They are too busy fighting the enemy! Others claim to be ‘positive,’ but they never defend what they have built. Peter knew that it was not enough only to attack the apostates; he also had to give solid teaching to the believers in the churches” [= Petrus belum selesai dengan orang-orang murtad itu! Tidak seperti sebagian orang-orang percaya jaman sekarang, Petrus terganggu oleh serangan yang dibuat oleh guru-guru palsu itu ke dalam gereja-gereja. Ia tahu bahwa pendekatan mereka halus / licin / licik / tak kentara tetapi ajaran-ajaran mereka mematikan, dan ia ingin memperingati gereja-gereja tentang mereka. Tetapi ingat, bahwa Petrus membuka suratnya dengan ajaran positif tentang keselamatan, pertumbuhan Kristen, dan ketergantungan pada Firman Allah. Ia mempunyai suatu pelayanan yang seimbang, dan adalah penting bahwa kita mempertahankan keseimbangan itu pada jaman sekarang. Pada waktu Charles Spurgeon memulai majalahnya, ia menamainya ‘Pedang dan Cetok (untuk semen)’, secara tak langsung menunjuk kepada pekerja-pekerja dalam kitab Nehemia, yang memegang pedang di satu tangan dan alat-alat mereka di tangan yang lain, pada waktu mereka sedang memperbaiki tembok Yerusalem. Sebagian orang-orang mempunyai pelayanan yang negatif secara murni dan tidak pernah membangun apapun. Mereka terlalu sibuk untuk memerangi musuh! Orang-orang yang lain mengclaim sebagai ‘positif’, tetapi mereka tidak pernah mempertahankan apa yang telah mereka bangun. Petrus tahu bahwa tidak cukup hanya menyerang orang-orang murtad itu; ia juga harus memberikan ajaran yang padat / kokoh / mendalam kepada orang-orang percaya dalam gereja-gereja].

Bdk. Neh 4:16-17 - “(16) Sejak hari itu sebagian dari pada anak buahku melakukan pekerjaan, dan sebagian yang lain memegang tombak, perisai dan panah dan mengenakan baju zirah, sedang para pemimpin berdiri di belakang segenap kaum Yehuda (17) yang membangun di tembok. Orang-orang yang memikul dan mengangkut melakukan pekerjaannya dengan satu tangan dan dengan tangan yang lain mereka memegang senjata.

Sekarang mari kita membahas kejahatan-kejahatan mereka.

1)   “(10) terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan, (11) padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah (ay 10-11).

a)   terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri’.
KJV: But chiefly them that walk after the flesh in the lust of uncleanness’ (= Tetapi terutama mereka yang berjalan menurut daging dalam nafsu kenajisan).

1.         Potongan ini harus dibaca dengan bagian sebelumnya.
Ay 9-10: “(9) maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman, (10) terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan”.
Jadi, ini adalah orang-orang diutamakan oleh Tuhan dalam menghukum!

2.         Mereka hidup mengikuti keinginan daging dan hawa nafsu mereka yang kotor.
Matthew Henry“Evil opinions are often accompanied with evil practices; and those who are for propagating error are for improving in wickedness” (= Pandangan-pandangan yang jahat sering disertai dengan praktek-praktek yang jahat; dan mereka yang mendukung penyebaran kesalahan juga mendukung peningkatan dalam kejahatan).
Catatan: saya berpendapat kata ‘sering’ itu terlalu lemah. Lebih tepat kalau diganti dengan kata ‘pada umumnya’ atau ‘selalu’!

Adam Clarke menganggap bahwa kata-kata ini menunjukkan bahwa mereka melakukan praktek sodomi, tetapi saya menganggap bahwa kata-kata dalam ayat ini tidak harus menunjuk kepada hal itu. Saya lebih setuju dengan kata-kata Barnes di bawah ini.
Barnes’ Notes“That live for the indulgence of their carnal appetites” (= Yang hidup untuk pemuasan dari keinginan-keinginan daging mereka).

b)   ‘dan yang menghina pemerintahan Allah.

1.         Kata ‘Allah’ sebetulnya tidak ada.
KJV: ‘and despise government’ (= dan menghina / meremehkan pemerintahan).
RSV/NIV/NASB: ‘and despise authority’ (= dan menghina / meremehkan otoritas).

2.         Arti dari text / bagian ini.
Calvin“no one can introduce anarchy (ajnarci>an) into the world without introducing disorder (ajtaxi>an.)” [= tak seorangpun bisa memperkenalkan / mengajukan anarkhi (ajnarci>an / ANARKHIAN)ke dalam dunia tanpa memperkenalkan / mengajukan kekacauan (ajtaxi>an / ATAXIAN)].

Barnes’ Notes“That is, they regard all government in the state, the church, and the family, as an evil. Advocates for unbridled freedom of all sorts; declaimers on liberty and on the evils of oppression; defenders of what they regard as the rights of injured man, and yet secretly themselves lusting for the exercise of the very power which they would deny to others” (= Artinya, mereka menganggap semua pemerintahan dalam negara, gereja, dan keluarga, sebagai suatu kejahatan. Penyokong-penyokong untuk kebebasan yang tidak dikekang dari segala jenis; orang-orang yang berbicara dengan keras tentang kebebasan dan tentang kejahatan dari penindasan; pembela-pembela dari apa yang mereka anggap sebagai hak-hak dari orang-orang yang dilukai / dirugikan, tetapi dengan diam-diam mereka sendiri menginginkan untuk menjalankan / menggunakan kuasa yang mereka tolak pada diri orang-orang lain).

c)   “Mereka begitu berani dan angkuh”.

Adam Clarke“‎They are bold and daring, headstrong, regardless of fear” (= Mereka berani dan nekat, keras kepala, tanpa menghiraukan rasa takut).

The Bible Exposition Commentary: New Testament“There is a boldness that is heroic, but there is also a boldness that is satanic” (= Ada keberanian yang bersifat pahlawan, tetapi juga ada keberanian yang bersifat setan).

Yang terakhir ini contohnya adalah keberanian dari Servetus, yang dihukum mati dengan dibakar pada jaman Calvin. Ada ahli sejarah yang mengatakan bahwa bukan karena kesesatannya Servetus dihukum mati, tetapi karena caranya yang begitu kurang ajar dalam menyampaikan kesesatannya dan serangannya yang begitu menghina terhadap kebenaran (doktrin Allah Tritunggal).

d)   “sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan.
Kata ‘kemuliaan’ diterjemahkan bermacam-macam.
KJV: ‘dignities’ (= makhluk-makhluk yang bermartabat).
RSV: ‘the glorious ones’ (= makhluk-makhluk yang mulia).
NIV: ‘celestial beings’ (= makhluk-makhluk surgawi).
NASB: ‘angelic majesties’ (= keagungan malaikat).
Kata Yunani yang digunakan adalah DOXA, yang biasanya diterjemahkan ‘glory’ / ‘kemuliaan’. Ada 2 kelompok tafsiran tentang bagian ini:

1.         Ini menunjuk kepada pemerintah (Calvin, Matthew Henry, Clarke, dan Barnes).

Barnes’ Notes“The word rendered ‘dignities’ here, ‎DOXAS‎, means properly honor, glory, splendor; then that which is fitted to inspire respect; that which is dignified or exalted. It is applied here to men of exalted rank; and the meaning is, that they did not regard rank, or station, or office - thus violating the plainest rules of propriety and of religion. ... It is one of the effects of religion to produce respect for superiors; but when men are self-willed, and when they purpose to give indulgence to corrupt propensities, it is natural for them to dislike all government” [= Kata yang diterjemahkan ‘orang-orang yang bermartabat’ di sini, DOXAS, secara tepat berarti ‘kehormatan’, ‘kemuliaan’, ‘kemegahan’; lalu hal yang cocok untuk membangkitkan rasa hormat; hal yang bermartabat atau ditinggikan. Di sini itu diterapkan kepada orang-orang yang berpangkat tinggi; dan artinya adalah, bahwa mereka tidak mempedulikan pangkat, atau posisi / kedudukan, atau jabatan - dengan demikian melanggar peraturan yang paling jelas tentang kepatutan dan agama. ... Merupakan salah satu akibat / hasil dari agama untuk menimbulkan rasa hormat terhadap atasan; tetapi pada waktu manusia itu menuruti kemauannya sendiri (semau gue), dan pada waktu mereka bermaksud untuk menuruti kecenderungan yang jahat, maka merupakan sesuatu yang wajar kalau mereka tidak menyenangi semua pemerintahan].

Hormat dan ketundukan terhadap atasan berlaku dalam keluarga, tempat kerja, sekolah, gereja, dan negara!
Bdk. Roma 13:1-2 - “(1) Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. (2) Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya”.

Bandingkan dengan ajaran Saksi Yehuwa yang ‘anti pemerintah’ (yang mereka anggap dari setan) karena mereka hanya mengakui pemerintahan Yehuwa!
Berkenaan dengan C. T. Russell (pendiri dari Saksi Yehuwa) yang berulang kali menuntut orang-orang yang dianggap menjelek-jelekkan dirinya melalui pengadilan, Walter Martin memberikan komentar sebagai berikut: “... despite his protestations about earthly governments and laws being organizations of the devil, he was always the first to claim their protection when it was convenient for him to do so” (= ... sekalipun ia memberikan protes-protes tentang pemerintah-pemerintah dan hukum-hukum duniawi sebagai organisasi-organisasi dari setan, ia selalu adalah yang pertama-tama menuntut perlindungan mereka pada waktu itu merupakan sesuatu yang menyenangkan baginya untuk melakukannya) - ‘The Kingdom of the Cults’, hal 42.

2.         Ini menunjuk kepada malaikat.
Ini terbagi lagi dalam 2 pandangan:
a.   Yang dimaksudkan adalah malaikat-malaikat yang baik.
Vincent“Dignities ‎DOXAS‎. Literally, ‘glories.’ Compare Jude 8. Probably angelic powers: note the reference to the angels immediately following, as in Jude 9 to Michael. They defy the spiritual powers though knowing their might” (= Makhluk-makhluk yang bermartabat, DOXAS. Secara hurufiah, ‘kemuliaan-kemuliaan’. Bdk. Yudas 8. Mungkin kuasa-kuasa malaikat: perhatikan hubungan dengan malaikat-malaikat yang segera menyusul, seperti dalam Yudas 9 kepada Mikhael. Mereka menentang / menantang kuasa-kuasa rohani itu sekalipun mereka mengetahui kekuatan mereka).
Pulpit Commentary“The next verse, however, makes it probable that the glory of the angels was the thought present to St. Peter’s mind. It may be that, as some false teachers had inculcated the worship of angels (Col 2:18), others had gone to the opposite extreme (comp. Jude 8)” [= Tetapi ayat selanjutnya membuatnya mungkin bahwa kemuliaan dari malaikat-malaikat yang merupakan pemikiran yang ada dalam pikiran Santo Petrus. Adalah mungkin bahwa, sebagaimana beberapa guru-guru palsu telah menanamkan penyembahan terhadap malaikat-malaikat (Kol 2:18), guru-guru palsu yang lain telah pergi ke extrim yang berlawanan (bdk. Yudas 8)].

Kolose 2:18 - “Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi”.
Yudas 8 - “Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga.

Catatan: kata-kata ‘di sorga’ pada akhir dari Yudas 8 itu sebetulnya tidak ada. Jadi, tak ada kepastian bahwa Yudas 8 membicarakan malaikat-malaikat. Ayat ini juga menjadi bahan perdebatan tentang apakah yang dimaksudkan adalah pemerintah atau malaikat-malaikat.

b.   Yang dimaksudkan adalah malaikat-malaikat yang jatuh / setan.
Bible Knowledge Commentary“‎DOXAS‎, possibly fallen angels” (= DOXAS, mungkin malaikat-malaikat yang jatuh).
A. T. Robertson“‎Perhaps these dignities (‎DOXAS) ‎are angels (evil)” [= Mungkin makhluk-makhluk bermartabat ini (DOXAS) adalah malaikat-malaikat (yang jahat)].

e)   “padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah” (ay 11).

1.   Kalau dilihat dari ayat ini kelihatannya lebih cocok kalau kata ‘kemuliaan’ (DOXAS) dalam ay 10 tadi menunjuk kepada ‘setan’, dan kata ‘mereka’ yang saya garis-bawahi itu (ay 11), juga menunjuk kepada ‘setan’. Tetapi pihak yang mengartikan bahwa kata ‘kemuliaan’ (DOXAS) dalam ay 10 tadi menunjuk kepada ‘pemerintah’, mempunyai penafsirannya sendiri tentang kata ‘mereka’ dalam ayat 11 ini. Ada 2 penafsiran:

a.   Kata ‘mereka’ yang saya garis-bawahi itu tetap menunjuk kepada ‘pemerintah’.
Calvin“when we consider the circumstances of the time, what is said applies very suitably to holy angels. For all the magistrates were then ungodly, and bloody enemies to the gospel. They must, therefore, have been hateful to angels, the guardians of the Church. He, however, says, that men deserving hatred and execration, were not condemned by them in order that they might shew respect to a power divinely appointed. While such moderation, he says, is shewn by angels, these men fearlessly give vent to impious and unbridled blasphemies” (= pada waktu kita mempertimbangkan keadaan dari jaman itu, apa yang dikatakan sangat cocok dengan malaikat-malaikat yang kudus. Karena semua pemerintah pada saat itu jahat, dan merupakan musuh yang haus darah dari injil. Karena itu, mereka pasti dibenci oleh malaikat-malaikat, penjaga-penjaga / pelindung-pelindung dari Gereja. Tetapi, ia berkata, bahwa orang-orang yang layak mendapat kebencian dan kejijikan, tidak mereka kecam supaya mereka bisa menunjukkan rasa hormat kepada suatu kuasa yang ditetapkan Allah. Sementara suatu tindakan moderat seperti itu, katanya, ditunjukkan oleh malaikat-malaikat, orang-orang ini dengan tanpa rasa takut melepaskan hujatan-hujatan yang jahat dan tak dikekang).

b.   Kata ‘mereka’ yang saya garis-bawahi menunjuk kepada setan / malaikat-malaikat yang jatuh.

Adam Clarke“This is a difficult verse, but the meaning seems to be this: The holy angels, who are represented as bringing an account of the actions of the fallen angels before the Lord in judgment, simply state the facts without exaggeration, and without permitting anything of a bitter, reviling, or railing spirit, to enter into their accusations. ... But these persons, not only speak of the actions of men which they conceive to be wrong, but do it with untrue colourings, and the greatest malevolence. Michael, the archangel, treated a damned spirit with courtesy; he only said, The Lord rebuke thee, Satan! but these treat the rulers of God’s appointment with disrespect and calumny” (= Ini merupakan ayat yang sukar, tetapi artinya kelihatannya adalah ini: Malaikat-malaikat yang kudus, yang digambarkan sebagai membawa cerita tentang tindakan-tindakan dari malaikat-malaikat yang jatuh di hadapan Tuhan dalam penghakiman, hanya menyatakan fakta-fakta tanpa melebih-lebihkan, dan tanpa mengijinkan apapun dari roh yang pahit, mencaci maki, atau menista / mecemooh, untuk masuk ke dalam tuduhan-tuduhan mereka. ... Tetapi orang-orang ini, bukan hanya berbicara tentang tindakan-tindakan dari orang-orang yang mereka anggap salah, tetapi melakukannya dengan pemberian warna / corak yang tidak benar, dan kedengkian yang terbesar. Mikhael, sang penghulu malaikat, memperlakukan seorang roh yang terkutuk dengan kesopanan; ia hanya berkata, Tuhan menghardik engkau, Iblis! tetapi orang-orang ini memperlakukan pemerintah-pemerintah yang ditetapkan oleh Allah dengan ketidak-hormatan dan fitnah).
Yudas 9 - “Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya Tuhan menghardik engkau!’”.

NIV: did not dare to bring a slanderous accusation against him’ (= tidak berani membawa tuduhan yang bersifat memfitnah terhadap dia).
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘hujatan’ dalam Kitab Suci Indonesia dalam bahasa Yunani adalah BLASPHEMIAS, yang bisa berarti ‘hujatan’, tetapi juga bisa berarti ‘fitnahan’, ‘celaan’.

Kalau diartikan kita tidak boleh mencela / menyalahkan setan, bagi saya itu mustahil. Tetapi kalau diartikan kita tidak boleh memfitnah setan, maka itu jelas benar. Jadi, rasanya terjemahan NIV lebih bisa saya terima.

Sebetulnya kalau dilihat pengalimatan dari ay 10-11, maka rasanya aneh kalau kata ‘kemuliaan’ pada akhir ay 10 menunjuk kepada ‘pemerintah’, sedang kata ‘mereka’ pada ay 11 menunjuk kepada ‘setan’. Kelihatannya kedua hal itu seharusnya menunjuk pada satu hal yang sama.
Ay 10-11: “(10) terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan, (11) padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah”.

Juga bandingkan dengan Yudas 8-10 - “(8) Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga. (9) Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya Tuhan menghardik engkau!’ (10) Akan tetapi mereka menghujat segala sesuatu yang tidak mereka ketahui dan justru apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka”.

Jadi, kalau dilihat dari surat Yudas, yang begitu mirip dengan 2Pet 2 ini, maka Yudas berbicara secara explicit tentang Iblis (Yudas 9). Tetapi kalau dalam 2Petrus 2:11 Petrus berbicara tentang ‘malaikat-malaikat’(bentuk jamak), maka dalam Yudas 9, Yudas hanya berbicara tentang Mikhael, sang penghulu malaikat.

Catatan: kata-kata yang saya coret dalam Yudas 8 itu sebetulnya tidak ada.

Barnes’ Notes“‘Whereas angels.’ The object, by the reference to angels here, is to show that they, even when manifesting the greatest zeal in a righteous cause, and even when opposing others, did not make use of reproachful terms, or of harsh and violent language. ... we may suppose that, though Peter uses the plural term, and speaks of ‘angels,’ yet that he really had the case of Michael in his eye, and meant to refer to that as an example of what the angels do” (= ‘Sedangkan malaikat-malaikat’. Tujuan dari penunjukan kepada malaikat-malaikat di sini adalah untuk menunjukkan bahwa mereka, bahkan ketika menunjukkan semangat terbesar dalam perkara yang benar, dan bahkan pada waktu menentang orang-orang lain, tidak menggunakan istilah-istilah yang menghina, atau bahasa / kata-kata yang kasar dan keras. ... Kita bisa menganggap bahwa sekalipun Petrus menggunakan bentuk jamak, dan berbicara tentang ‘malaikat-malaikat’, tetapi ia sebetulnya mempunyai kasus Mikhael dalam pandangannya, dan bermaksud untuk menunjuk kepada hal itu sebagai suatu contoh dari apa yang malaikat-malaikat lakukan).

Barnes’ Notes (tentang Yudas 9)“Peter (2 Peter 2:2) made a GENERAL reference to angels as not bringing railing accusations against others before the Lord; but Jude refers to a particular case - the case of Michael when contending about the body of Moses” [= Petrus (2Petrus 2:2) membuat suatu penunjukan umum kepada malaikat-malaikat sebagai tidak membawa tuduhan-tuduhan yang menista / mencerca terhadap orang-orang lain di hadapan Tuhan; tetapi Yudas menunjuk pada suatu kasus khusus - kasus Mikhael pada waktu bertengkar tentang tubuh / mayat Musa].
Catatan: ‘2Petrus 2:2’ itu salah cetak; seharusnya ‘2Pet 2:11’.

2.   Kata-kata ‘Allah’ di akhir ay 11 dalam semua Kitab Suci bahasa Inggris dituliskan ‘Lord’ (= Tuhan). Saya tidak mengerti dari mana Kitab Suci Indonesia bisa menterjemahkan ‘Allah’.
Tetapi ini tidak memberikan pengertian yang terlalu berbeda.
Ay 11: “padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah.

 2 PETRUS 2:1-22(8)

2 Petrus 2: 10-19: “(10) terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan, (11)  padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah. (12) Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar, (13) dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu. (14) Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk! (15) Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat. (16) Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu. (17) Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat. (18) Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan. (19) Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.

2)   (12) Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar, (13) dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu (2 Petrus 2: 12-13).

a)   Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan (ay 12a).

1.         ‘sama dengan hewan yang tidak berakal’.
KJV: as natural brute beasts’ (= seperti binatang-binatang tak berakal yang alamiah).
Manuscript-manuscript yang terbaik menempatkan kata Yunani yang diterjemahkan ‘natural’ di tempat yang berbeda dalam kalimat itu sehingga terjemahannya menjadi lain.
RSV: ‘like irrational animals, creatures of instinct’ (= seperti binatang-binatang tak berakal, makhluk-makhluk dari naluri).
NIV: ‘like brute beasts, creatures of instinct’ (= seperti binatang-binatang tak berakal, makhluk-makhluk dari naluri).
NASB: ‘like unreasoning animals, born as creatures of instinct’ (= seperti binatang-binatang tak berakal, dilahirkan sebagai makhluk-makhluk dari naluri).

Bible Knowledge Commentary“‘Creatures of instinct’ translates the one Greek word ‎PHYSIKA‎, ‘belonging to nature.’” (= ‘Makhluk-makhluk dari naluri’ menterjemahkan satu kata Yunani PHUSIKA, ‘termasuk dalam alam’).
Bible Works 7 menterjemahkan PHUSIKA sebagai ‘natural’ (= alamiah).

The Bible Exposition Commentary: New TestamentAnimals have life, but they live purely by instinct. They lack the finer sensibilities that humans possess” (= Binatang-binatang mempunyai kehidupan, tetapi mereka hidup semata-mata oleh naluri. Mereka tidak mempunyai kapasitas kecerdasan dan moral yang lebih halus yang dimiliki manusia).

Alkitab memang berulangkali menyatakan binatang sebagai ‘tidak berakal / tidak mempunyai pengertian’.
Yudas 10 - “Akan tetapi mereka menghujat segala sesuatu yang tidak mereka ketahui dan justru apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka”.
Ayub 39:16-20 - “(16) Dengan riang sayap burung unta berkepak-kepak, tetapi apakah kepak dan bulu itu menaruh kasih sayang? (17) Sebab telurnya ditinggalkannya di tanah, dan dibiarkannya menjadi panas di dalam pasir, (18) tetapi lupa, bahwa telur itu dapat terpijak kaki, dan diinjak-injak oleh binatang-binatang liar. (19) Ia memperlakukan anak-anaknya dengan keras seolah-olah bukan anaknya sendiri; ia tidak peduli, kalau jerih payahnya sia-sia,  (20) karena Allah tidak memberikannya hikmat, dan tidak membagikan pengertian kepadanyaCatatan: dalam Kitab Suci Inggris Job 39:13-17.
Mazmur 32:9 - “Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau”.
Mazmur 49:21 - “Manusia, yang dengan segala kegemilangannya tidak mempunyai pengertian, boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan”.
Mazmur 73:22 - “aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekatMu”.

Karena itu binatang tidak bisa mengembangkan kemampuannya sendiri. Contoh:
·         Ikan / katak dalam berenang. Bandingkan dengan manusia yang bisa berenang dalam bermacam-macam gaya yang mereka ciptakan sendiri.
·         Harimau / singa dalam menangkap mangsa, yang selalu dengan cara-cara yang itu-itu saja. Bandingkan dengan manusia dalam berburu atau mencari nafkah, yang menggunakan cara-cara yang beraneka ragam dan makin lama makin canggih.
·         Burung berkicau. Bandingkan dengan manusia dalam menyanyi yang bisa menggunakan suara 1, 2, 3, dan 4. Tidak ada burung-burung dimanapun yang bisa melakukan hal itu.
·         Burung / binatang dalam membuat sarang. Bandingkan dengan manusia dalam membuat rumah yang begitu bervariasi.
·         Binatang makanannya terus sama. Bandingkan dengan manusia dalam menciptakan bermacam-macam makanan.

Jadi, binatang dianggap hanya mempunyai naluri, bukan akal. Tetapi kalau saya menonton film-film tentang binatang, saya melihat binatang kelihatannya mempunyai akal, sekalipun jelas tidak sepandai manusia. Contoh:
¨       Singa dalam mengepung mangsa. Sekalipun memang tidak bisa memikirkan untuk membuat jebakan dsb, tetapi mereka jelas menggunakan taktik / strategi pada waktu mengepung mangsanya.
¨       Simpanse dalam menangkap kera lain yang lebih kecil, juga menggunakan taktik pengepungan yang hebat.
¨       Orca / Killer Whale juga menggunakan taktik dalam mencari mangsa, dan bahkan dalam membunuh hiu putih (great white shark) yang hampir sama besarnya dengan mereka. Hiu putih akan pingsan kalau ditaruh dalam posisi terbalik. Karena itu mereka menyerangnya sedemikian rupa sehingga hiu itu ada pada posisi terbalik, sehingga sama sekali tidak mampu melawan. Dari mana mereka tahu hal itu?
¨       Anjing yang digunakan untuk menggembalakan domba, atau menuntun orang buta, betul-betul kelihatannya punya akal!
¨       Burung bisa menggunakan batu untuk dipukulkan pada telur yang keras untuk memecahkannya, sehingga bisa memakan isinya.
¨       Kera bisa menggunakan alat dalam mencari makan, misalnya menggunakan ranting kecil untuk memancing semut dalam lubang. Semut-semut itu merambat pada ranting, lalu ditarik dan dimakan.
¨       Yang paling luar biasa yang pernah saya saksikan adalah sejenis burung gagak, yang memancing ulat dalam sebuah lubang. Ia menggunakan ranting yang kecil, untuk ‘memancing’ ulat itu, tetapi dengan menggunakan paruhnya ia membentuk lebih dulu ujung ranting itu, sehingga ujung ranting itu menjadi seperti kait. Dengan dengan ranting berujung kait itu, ia memancing ulat itu, dan ia berhasil!
Mungkin ada yang mengatakan bahwa binatang-binatang yang melakukan hal-hal di atas ini hanya meniru dari pendahulu-pendahulu mereka. Tetapi binatang pertama yang melakukannya belajar dari siapa?

Jadi, dari semua ini saya tidak tahu apakah memang kata-kata ‘tidak berakal’ yang digunakan Alkitab bagi binatang itu harus diartikan apa adanya, atau harus sekedar diartikan bahwa mereka tidak sepandai manusia. Tetapi kelihatannya para penafsir menganggap binatang memang tidak punya akal.

Satu hal yang saya kira harus diperhitungkan adalah: pada jaman Alkitab ditulis tidak ada orang yang tahu tentang binatang-binatang ‘pintar’ yang saya ceritakan di atas. Dan Alkitab memang sering ditulis bukan berdasarkan fakta, tetapi berdasarkan pengertian orang pada saat itu, atau berdasarkan kelihatannya oleh orang-orang pada jaman itu.

2.         Nabi-nabi palsu itu seperti binatang yang tak berakal.

Adam Clarke“‎As those natural animals void of reason, following only the gross instinct of nature, being governed neither by reason nor religion” (= Seperti binatang-binatang alamiah itu tidak mempunyai akal, hanya mengikuti naluri yang kasar dari alam, tidak dipimpin baik oleh akal maupun oleh agama).

Adam Clarke (tentang Yudas 10)Like the irrational animals; but, in the indulgence of their animal propensities, they corrupt themselves, beyond the example of the brute beasts. A fearful description; and true of many in the present day” (= Seperti binatang-binatang yang tidak berakal; tetapi, dalam pemuasan dari kecenderungan binatang mereka, mereka merusak diri mereka sendiri lebih dari contoh / teladan dari binatang yang tak berakal. Suatu penggambaran yang menakutkan; dan benar tentang banyak orang pada jaman sekarang ini).

Bible Knowledge Commentary“The false teachers of the first century were like ‘brute beasts.’ They operated from instinct, which was locked into their sin nature, rather than from rational choice. ... They followed their natural desires” (= Guru-guru palsu dari abad pertama adalah seperti ‘binatang-binatang yang tidak berakal’. Mereka beroperasi dari naluri, yang dikunci / dikurung dalam sifat alamiah mereka, dari pada dari pemilihan yang rasionil. ... Mereka mengikuti keinginan-keinginan alamiah mereka).

The Biblical Illustrator (New Testament)Such is the power of sin, it can transform men into beast. While idolaters turn beasts into gods, they turn themselves into beasts” (= Demikianlah kuasa dari dosa, itu bisa mengubah manusia menjadi binatang. Sementara penyembah-penyembah berhala mengubah binatang-binatang menjadi dewa-dewa / allah-allah, mereka mengubah diri mereka sendiri menjadi binatang-binatang).

Barnes’ Notes“The word rendered ‘brute,’ means without reason; irrational. Man has reason, and should allow it to control his passions; the brutes have no rational nature, and it is to be expected that they will act out their propensities without restraint. Man, as an animal, has many passions and appetites resembling those of the brute creation, but he is also endowed with a higher nature, which is designed to regulate and control his inferior propensities, and to keep them in subordination to the requirements of law. If a man sinks himself to the level of brutes, he must expect to be treated like brutes” (= Kata yang diterjemahkan ‘brute’, berarti ‘tanpa akal’. Manusia mempunyai akal, dan harus mengijinkan akal itu untuk mengendalikan nafsu-nafsunya; binatang-binatang yang tak berakal tidak mempunyai sifat rasionil, dan diharapkan bahwa mereka akan melakukan kecenderungan mereka tanpa pengekangan. Manusia, seperti binatang, mempunyai banyak nafsu-nafsu dan keinginan-keinginan yang menyerupai nafsu dan keinginan dari ciptaan yang tak berakal, tetapi ia juga diberkati dengan suatu sifat yang lebih tinggi, yang dirancang untuk mengatur dan mengendalikan kecenderungannya yang lebih rendah, dan untuk menjaganya dalam ketundukan kepada tuntutan-tuntutan dari hukum / hukum Taurat. Jika seseorang menurunkan dirinya sendiri ke tingkatan binatang yang tak berakal, ia harus mengharapkan untuk diperlakukan seperti binatang yang tidak berakal).

Penerapan: semua keinginan / nafsu yang alamiah, seperti nafsu makan, sex, keinginan untuk tidur, untuk relax, untuk jalan-jalan / piknik, untuk rekreasi, untuk nonton TV, atau bahkan untuk membeli barang-barang yang kita senangi, harus dicek dengan pikiran (yang dikuasai Firman Tuhan). Kalau semua itu dituruti begitu saja tanpa pengendalian, maka itu menjadikan saudara binatang yang tidak berakal. Ingat bahwa hal ke 9 dari buah Roh adalah ‘penguasaan diri’ (Gal 5:23).

3.   Apakah Tuhan menciptakan binatang memang hanya untuk ditangkap dan dimusnahkan?
Bdk. ay 12a: Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan.

Barnes’ NotesWe are not to suppose that this teaches that the only object which GOD had in view in making wild animals was that they MIGHT BE destroyed; but that people so regard them (= Kita tidak boleh beranggapan bahwa ini mengajar bahwa satu-satunya tujuan yang Allah punyai dalam membuat binatang-binatang liar adalah supaya mereka bisa dibinasakan; tetapi bahwa orang-orang mempunyai anggapan demikian tentang binatang-binatang itu).

Jadi, jelas bahwa manusia tidak boleh membunuhi binatang-binatang dengan semena-mena. Binatang hanya boleh dibunuh untuk dimakan, atau kalau membahayakan / menyebarkan penyakit / merugikan / mengganggu.
Berkenaan dengan boleh tidaknya binatang dimakan, memang pada jaman Adam dan Hawa, memakan binatang tidak diijinkan.

Kejadian 1:29 - “Berfirmanlah Allah: ‘Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu”.
Ayat ini sering dipakai oleh orang-orang yang termasuk dalam kelompok vegetarian, untuk mendesak orang Kristen untuk tidak memakan binatang. Tetapi menyoroti hanya satu ayat, tanpa mempedulikan ayat-ayat yang lain seperti ini, adalah salah. Setelah air bah jaman Nuh, maka Tuhan mengijinkan manusia untuk memakan binatang.
Kej 9:3 - “Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau”.
Memang ada perkecualian, yaitu binatang-binatang yang tidak boleh dimakan, yang daftarnya ada dalam Im 11, tetapi semua ini sudah dihapuskan pada jaman Perjanjian Baru (Kis 10 dsb). Jadi, pada jaman sekarang, semua binatang boleh dimakan. Semua alasan yang melarang orang memakan binatang, seperti ‘kasihan, mereka juga makhluk hidup yang punya hak untuk hidup’, dsb, tidak Alkitabiah!

b)   “(12b) Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar, (13a) dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka.

Barnes’ Notes“‘Speak evil of the things that they understand not.’ Of objects whose worth and value they cannot appreciate. This is no uncommon thing among people, especially in regard to the works and ways of God” (= ‘Berbicara jahat tentang hal-hal yang tidak mereka mengerti’. Tentang obyek-obyek yang harga dan nilainya tidak bisa mereka hargai. Ini bukan sesuatu yang tidak umum di antara orang-orang, khususnya berkenaan dengan pekerjaan-pekerjaan dan jalan-jalan Allah).

Ini memang banyak terjadi, misalnya pada saat orang-orang berkata: kalau Allah itu memang ada dan Allah itu adil, mengapa ada banyak penindasan yang Ia biarkan terjadi dalam dunia ini? Kalau Allah itu ada dan suci, mengapa ada banyak dosa dalam dunia ini?

Barnes’ Notes“‘And shall receive the reward of unrighteousness.’ The appropriate recompense of their wickedness in the future world. Such people do not always receive the due recompense of their deeds in the present life; and as it is a great and immutable principle that all will be treated, under the government of God, as they deserve, or that justice will be rendered to every rational being, it follows that there must be punishment in the future state” [= ‘Dan akan menerima upah dari ketidak-benaran’ (dari KJV). Pembalasan / imbalan yang cocok dari kejahatan mereka dalam dunia yang akan datang. Orang-orang seperti itu tidak selalu menerima pembalasan / imbalan yang seharusnya dari tindakan-tindakan mereka dalam kehidupan sekarang ini; dan karena merupakan suatu prinsip yang besar / agung dan kekal bahwa semua orang akan diperlakukan, di bawah pemerintahan dari Allah, sebagaimana yang mereka layak dapatkan, atau bahwa keadilan akan diberikan kepada setiap makhluk rasionil, maka akibatnya harus ada penghukuman dalam keadaan yang akan datang].

Penerapan: kalau dalam hidup ini kita melihat ada banyak ketidak-adilan, seperti orang-orang yang korupsi yang tidak ditindak, orang-orang yang dengan kekayaan dan kekuasaan bisa memutar-balikkan keadilan, orang-orang yang membakar / merusak gereja bisa bebas, bonek-bonek bisa berbuat apa saja tanpa hukuman, dsb, maka perlu kita renungkan bahwa pengadilan akhir jaman memang belum dilaksanakan. Karena itu kita tak perlu heran dengan adanya banyak ketidak-adilan seperti itu. Tetapi pengadilan akhir jaman itu akan terjadi, dan baru pada saat itu, keadilan akan betul-betul ditegakkan!

Karena itu kalau saudara sendiri adalah orang-orang yang melakukan kejahatan tanpa dihukum, jangan merasa aman, tetapi sebaliknya, bertobatlah sebelum penghakiman dan hukuman itu tiba. Dan kalau saudara adalah orang-orang yang ditindas secara tidak adil, dan saudara jengkel melihat orang-orang brengsek yang terus enak, jangan berhenti mempercayai keadilan Allah. Lambat atau cepat, penghakiman Allah dan keadilanNya itu akan datang!

The Bible Exposition Commentary: New Testament“So with these apostates: they make a lot of noise about things they know nothing about! ... Whenever her pupils were noisy in class, one of my teachers used to say, ‘Empty barrels make the most noise!’ And so they do!” (= Demikianlah dengan orang-orang murtad ini: mereka membuat banyak keributan / suara tentang hal-hal yang sama sekali tidak mereka ketahui! ... Kapanpun murid-muridnya ribut di kelas, salah satu dari guru-guru saya biasa berkata, ‘Gentong kosong berbunyi paling nyaring!’ Dan demikianlah mereka!).

Hati-hati untuk tidak mengextrimkan kata-kata di atas ini. Kalau semua orang yang mempunyai pengertian yang benar diam / tutup mulut, sedangkan orang-orang bodoh dan sesat berani buka mulut, bayangkan kemana dunia dan gereja akan berjalan? Jadi, adalah suatu keharusan bagi orang-orang yang berkepala penuh (betul-betul mempunyai pengertian yang benar), untuk berani menjadi orang-orang yang vokal / berani menyatakan kebenaran!

The Bible Exposition Commentary: New Testament“It is sad when the media concentrates on the ‘big mouths’ of the false teachers instead of the ‘still small voice’ of the Lord as He ministers through those who are true to Him. It is sadder still when innocent people become fascinated by these ‘great swelling words of vanity’ (2 Peter 2:18) and cannot discern between truth and propaganda. The truth of the Word of God leads to salvation, but the arrogant words of the apostates lead only to condemnation” [= Merupakan sesuatu yang menyedihkan pada waktu media berkonsentrasi pada ‘mulut-mulut besar’ dari guru-guru palsu itu dan bukannya pada ‘suara kecil yang tenang’ dari Tuhan pada waktu Ia melayani melalui mereka yang adalah benar bagiNya. Lebih menyedihkan lagi pada waktu orang-orang yang tidak bersalah menjadi terpesona oleh ‘kata-kata sombong yang sia-sia’ ini (2Petrus 2:18) dan tidak bisa membedakan antara kebenaran dan propaganda. Kebenaran dari Firman Allah membimbing kepada keselamatan, tetapi kata-kata sombong dari orang-orang murtad itu hanya membimbing kepada penghukuman].
2Petrus 2:18 - “Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan”.

Catatan: saya tidak setuju kalau orang-orang yang tidak bisa membedakan kebenaran dan propaganda ini disebut sebagai ‘innocent’ (= tidak bersalah), kecuali mereka adalah orang yang baru bertobat. Kalau sudah lama bertobat tetap seperti itu, mereka bersalah, karena hal seperti itu hanya bisa terjadi kalau mereka tidak belajar Firman Tuhan!

c)   Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan (ay 13b).

1.         Berfoya-foya pada siang hari.
Kelihatannya ada beberapa penafsiran tentang kata-kata ‘pada siang hari’, tetapi Pulpit Commentary menganggap terjemahan ini yang benar.

Pulpit Commentary“As they that count it pleasure to riot in the daytime; ... The words e)n h)me/ra cannot, with some ancient interpreters, be taken as equivalent to maq h(me/ran, daily (Luke 16:19). Many commentators, as Huther and Alford, translate ‘delicate living for a day’ - enjoyment which is temporal and short-lived. But when we compare 1 Thess 5:7, ‘They that are drunken are drunken in the night,’ and St. Peter’s own words in Acts 2:15, it seems more probable that the apostle means to describe these false teachers as worse than ordinary men of pleasure. They reserve the night for their feasting; these men spend the day in luxury” [= Karena mereka menganggapnya kenikmatan untuk memuaskan diri tanpa pengekangan pada siang hari; ... Kata-kata e)n h)me/ra (EN HEMERA) tidak bisa, bersama dengan sebagian penafsir-penafsir kuno, diartikan sebagai sama dengan maq h(me/ran (MATH HEMERAN), ‘setiap hari / sehari-hari’ (Luk 16:19). Banyak penafsir, seperti Huther dan Alford, menterjemahkan ‘hidup menyenangkan untuk satu hari’ - penikmatan yang sementara dan berlangsung singkat. Tetapi pada waktu kita membandingkan 1Tes 5:7, ‘mereka yang mabuk, mabuk waktu malam’, dan kata-kata Santo Petrus sendiri dalam Kis 2:15, kelihatannya lebih memungkinkan bahwa sang rasul memaksudkan untuk menggambarkan guru-guru palsu ini sebagai lebih buruk dari pada orang-orang biasa tentang kenikmatan. Mereka menyimpan malam hari untuk pesta mereka; orang-orang ini menghabiskan siang hari dalam kemewahan].
Lukas 16:19 - “‘Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan”.
1Tesalonika 5:7 - “Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam”.
Kisah Para Rasul 2:15 - “Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan”.

2.         mereka anggap kenikmatan.
Calvin“‘Count it pleasure.’ As though he had said, ‘They place their happiness in their present enjoyments.’ We know that men excel brute animals in this, that they extend their thoughts much farther. It is, then, a base thing in man to be occupied only with present things. Here he reminds us that our minds ought to be freed from the gratifications of the flesh, except we wish to be reduced to the state of beasts”(= ‘Menganggapnya kesenangan / kenikmatan’. Seakan-akan ia mengatakan, ‘Mereka menempatkan kebahagiaan mereka dalam penikmatan mereka sekarang ini’. Kita tahu bahwa manusia lebih unggul dari binatang-binatang yang tak berakal dalam hal ini, yaitu mereka meluaskan pikiran mereka jauh lebih luas / jauh. Maka, merupakan suatu hal yang jelek / hina dalam diri manusia untuk sibuk / diisi hanya dengan hal-hal sekarang ini. Di sini ia mengingatkan kita bahwa pikiran kita harus dibebaskan dari pemuasan daging, kecuali kita ingin direndahkan sampai pada keadaan dari binatang-binatang).

d)   Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu (ay 13c).
KJV: ‘Spots they are and blemishes, sporting themselves with their own deceivings while they feast with you’ (= Mereka adalah noda dan cacat / cela, menyenangkan diri mereka sendiri dengan penipuan mereka sendirisementara mereka berpesta dengan kamu).
RSV: ‘They are blots and blemishes, reveling in their dissipation, carousing with you’ (= Mereka adalah noda dan cacat / cela, bersukaria dalam pemborosan mereka, bermabuk-mabukan dengan kamu).
NIV: ‘They are blots and blemishes, reveling in their pleasures while they feast with you’ (= Mereka adalah noda dan cacat / cela, bersukaria dalam kesenangan-kesenangan mereka sementara mereka berpesta dengan kamu).
NASB: ‘They are stains and blemishes, reveling in their deceptions, as they carouse with you’ (= Mereka adalah noda dan cacat / cela, bersukaria dalam penipuan mereka, pada waktu mereka bermabuk-mabukan dengan kamu).

Saya membahas bagian ini menurut terjemahan KJV.

1.         ‘sporting themselves’ (= menyenangkan diri mereka sendiri).

Barnes’ Notes“‘Sporting themselves.’ The Greek word here means to live delicately or luxuriously; to revel. The idea is not exactly that of sporting, or playing, or amusing themselves; but it is that they take advantage of their views to live in riot and luxury” (= ‘Menyenangkan diri mereka sendiri’. Kata Yunaninya di sini berarti ‘hidup dengan bersenang-senang atau dengan mewah; bersukaria / berfoya-foya’. Gagasannya bukanlah bersenang-senang, atau bermain, atau menghibur diri sendiri; tetapi bahwa mereka mengambil keuntungan dari pandangan-pandangan mereka untuk hidup dalam pemuasan diri tanpa pengekangan dan dalam kemewahan).

2.         ‘with their own deceivings’ (= dengan penipuan mereka sendiri).
Adam Clarke“‘With their own deceivings.’ ‎EN ‎‎TAIS ‎‎APATAIS‎. But instead of this, AB, and almost all the versions and several of the fathers, have ‎EN ‎‎TAIS ‎‎AGAPAIS‎, ‘in your love feasts,’ which is probably the true reading” (= ‘Dengan penipuan mereka sendiri’. EN ‎‎TAIS ‎‎APATAIS‎. Tetapi bukannya mempunyai ini, AB, dan hampir semua versi dan beberapa dari bapa-bapa gereja, mempunyai ‎EN ‎‎TAIS ‎‎AGAPAIS‎, ‘dalam pesta / perjamuan kasihmu’, yang mungkin merupakan pembacaan yang benar).

Bruce Metzger, berbeda dengan Clarke, lebih memilih pembacaan APATAIS. Menurut dia, ini mempunyai dukungan manuscript-manuscript jauh lebih kuat, dan penyalin mungkin mengubah AGAPAIS menjadi APATAIS untuk menyesuaikan dengan surat Yudas, tetapi mungkin sekali Petrus memang mau mengatakan sesuatu yang berbeda dengan yang Yudas katakan di tempat ini. Albert Barnes, sama dengan Bruce Metzger, juga memilih APATAIS.

Barnes’ Notes“‘With their own deceivings.’ Jude, in the parallel place, (Jude 12), has, ‘These are spots in your feasts of charity, when they feast with you.’ Several versions, and a few manuscripts also, here read ‘feasts’ instead of ‘deceivings,’ ‎AGAPAIS ‎for ‎APATAIS‎. The common reading, however, is undoubtedly the correct one, ... and the meaning is, that they took advantage of their false views to turn even the sacred feasts of charity, or perhaps the Lord’s Supper itself, into an occasion of sensual indulgence. Compare the notes at 1 Cor 11:20-22. The difference between these persons, and those in the church at Corinth, seems to have been that these did it at design, and for the purpose of leading others into sin; those who were in the church at Corinth erred through ignorance” [= ‘Dengan penipuan-penipuan mereka’. Yudas, di tempat yang paralel, (Yudas 12), mempunyai ‘Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, pada waktu mereka berpesta dengan kamu’. Beberapa versi, dan juga sedikit manuscript, di sini membaca ‘pesta-pesta’ dan bukannya ‘penipuan-penipuan’, AGAPAIS untuk APATAIS. Tetapi pembacaan yang umum (KJV), tak diragukan merupakan pembacaan yang benar, ... dan artinya adalah, bahwa mereka mengambil keuntungan dari pandangan-pandangan palsu mereka untuk membelokkan / mengubah bahkan pesta-pesta kasih / perjamuan kasih yang kudus, atau mungkin Perjamuan Kudus itu sendiri, menjadi suatu saat / kesempatan untuk pemuasan keinginan daging. Bandingkan dengan catatan pada 1Korintus 11:20-22. Perbedaan antara orang-orang ini, dan mereka yang di Korintus, kelihatannya adalah bahwa orang-orang ini melakukannya dengan terencana, dan untuk tujuan membimbing orang-orang lain ke dalam dosa; mereka yang ada di gereja di Korintus bersalah melalui ketidak-tahuan].

Catatan: dalam Yudas 12 versi Kitab Suci Indonesia ada kata-kata yang kurang, sehingga berbeda dengan KJV (perhatikan kata-kata yang saya beri garis bawah ganda dalam terjemahan KJV di bawah). Kata-kata itu juga ada dalam terjemahan NASB/ASV/NKJV, tetapi tidak ada dalam RSV/NIV.
Yudas 12a - “Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri”.
KJV: These are spots in your feasts of charitywhen they feast with you, feeding themselves without fear’ (= Mereka adalah noda dalam perjamuan kasihmupada waktu mereka berpesta dengan kamu, memberi makan diri mereka sendiri tanpa takut).

1Kor 11:20-22 - “(20) Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan. (21) Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk. (22) Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji”.

3.         ‘while they feast with you’ (= sementara mereka berpesta dengan kamu).
Barnes’ Notes“‘While they feast with you.’ ‎SUNEUOOCHOUMENOI‎. This word means to feast several together; to feast with anyone; and the reference seems to be to some festival which was celebrated by Christians, where men and women were assembled together, (2 Peter 2:14), and where they could convert the festival into a scene of riot and disorder. If the Lord’s Supper was celebrated by them as it was at Corinth, that would furnish such an occasion; or if it was preceded by a ‘feast of charity’ (notes, Jude 12), that would furnish such an occasion. It would seem to be probable that a festival of some kind was connected with the observance of the Lord’s Supper (notes, 1 Cor 11:21), and that this was converted by these persons into a scene of riot and disorder” [= ‘sementara mereka berpesta dengan kamu’‎SUNEUOKHOUMENOI‎. Kata ini berarti berpesta bersama beberapa orang; berpesta dengan siapapun; dan kelihatannya ini menunjuk pada pesta yang dirayakan oleh orang-orang Kristen, dimana orang laki-laki dan perempuan dikumpulkan bersama-sama, (2Petrus 2:14), dan dimana mereka bisa mengubah pesta itu menjadi suasana kerusuhan dan kekacauan. Jika Perjamuan Kudus dirayakan oleh mereka seperti di Korintus, itu akan menyediakan kesempatan seperti itu; atau jika Perjamuan Kudus itu didahului oleh ‘perjamuan kasih’ (catatan, Yudas 12), itu akan menyediakan kesempatan seperti itu. Kelihatannya mungkin bahwa suatu jenis pesta tertentu dihubungkan dengan peringatan dari Perjamuan Kudus (catatan, 1Korintus 11:21), dan bahwa ini diubahkan oleh orang-orang ini menjadi suatu suasana kerusuhan dan kekacauan].

Yudas 12a - “Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri”.

1Kor 11:20-22 - “(20) Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan. (21) Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk. (22) Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji”.

Thomas Manton (tentang Yudas 12):
·         “it is an odious filthiness to make religion serve our bellies, and to turn charity into luxury” (= merupakan suatu kekotoran yang menjijikkan kalau kita membuat agama melayani perut kita, dan kalau kita mengubah kasih menjadi kemewahan).
·         “When men aim at nothing but their own ease and pleasure, they set the belly in God’s stead” (= Pada waktu orang hanya mengincar kesenangan dan kenikmatan mereka sendiri, mereka meletakkan perut sebagai pengganti Allah).

Bandingkan kata-kata Manton ini dengan 2 ayat di bawah ini:
¨       Roma 16:18 - “sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri”.
¨       Filipi 3:19 - “Tuhan mereka ialah perut mereka”.

4.         ‘Spots they are and blemishes’ (= Mereka adalah noda dan cacat / cela).
The Bible Exposition Commentary: New Testament“Instead of bringing blessing to the fellowship, these false teachers were ‘spots’ and ‘blemishes’ that defiled the assembly. Somehow their behavior at the feasts defiled others and brought disgrace to the name of the Lord. ... Certainly our churches need to exercise authority and practice discipline. Christian love does not mean that we tolerate every false doctrine and every so-called ‘lifestyle.’ The Bible makes it clear that some things are right and some things are wrong. No Christian whose belief and behavior are contrary to the Word of God should be permitted to share in the Lord’s Supper or to have a spiritual ministry in the church. His defiling influence may not be seen immediately, but ultimately it will create serious problems” (= Bukannya membawa berkat kepada persekutuan, guru-guru palsu ini adalah ‘noda’ dan ‘cacat / cela’ yang menodai / mengotori persekutuan itu. Entah bagaimana kelakuan mereka pada pesta itu menodai orang-orang lain dan memalukan nama Tuhan. ... Pastilah gereja-gereja kita perlu untuk menjalankan otoritas dan mempraktekkan disiplin. Kasih Kristen tidak berarti bahwa kita menoleransi setiap ajaran palsu dan setiap dari apa yang disebut ‘gaya hidup’. Alkitab membuat jelas bahwa beberapa hal adalah benar dan beberapa hal adalah salah. Tak ada orang Kristen yang kepercayaan dan kelakuannya bertentangan dengan Firman Allah yang boleh diijinkan untuk ambil bagian dalam Perjamuan Kudus atau untuk mempunyai suatu pelayanan rohani dalam gereja. Pengaruhnya yang menodai bisa tidak kelihatan dengan segera, tetapi pada akhirnya itu akan menimbulkan problem yang serius).
  
 2 PETRUS 2:1-22(9)

2 Petrus 2: 10-19: “(10) terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan, (11)  padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah. (12) Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar, (13) dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu. (14) Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk! (15) Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat. (16) Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu. (17) Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat. (18) Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan. (19) Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.

3)   Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk! (2 Petrus 2: 14).

a)   Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa.
KJV: Having eyes full of adultery, and that cannot cease from sin’ (= Mempunyai mata yang penuh dengan perzinahan, dan yang tidak bisa berhenti dari dosa).

Barnes’ Notes“‘Having eyes full of adultery.’ Margin, as in the Greek, ‘an adulteress;’ that is, gazing with desire after such persons. The word ‘full’ is designed to denote that the corrupt passion referred to had wholly seized and occupied their minds. The eye was, as it were, full of this passion; it saw nothing else but some occasion for its indulgence; it expressed nothing else but the desire. The reference here is to the sacred festival mentioned in the previous verse; and the meaning is, that they celebrated that festival with licentious feelings, giving free indulgence to their corrupt desires by gazing on the females who were assembled with them. In the passion here referred to, the ‘eye’ is usually the first offender, the inlet to corrupt desires, and the medium by which they are expressed. ... The wanton glance is a principal occasion of exciting the sin; and there is much often in dress, and mien, and gesture, to charm the eye and to deepen the debasing passion. ‘And that cannot cease from sin.’ They cannot look on the females who may be present without sinning. Compare Matt 5:28. There are many men in whom the presence of the most virtuous woman only excites impure and corrupt desires. The expression here does not mean that they have no natural ability to cease from sin, or that they are impelled to it by any physical necessity, but only that they are so corrupt and unprincipled that they certainly will sin always” (= ‘Mempunyai mata yang penuh dengan perzinahan’. Catatan tepi, seperti dalam bahasa Yunani, ‘seorang pezinah perempuan’; artinya, memandang dengan keinginan terhadap orang-orang seperti itu. Kata ‘penuh’ dirancang untuk menunjukkan bahwa nafsu yang jahat itu telah dengan sepenuhnya mencengkeram dan menempati pikiran mereka. Mata mereka seakan-akan penuh dengan nafsu ini; dan tidak melihat apapun yang lain selain kesempatan untuk pemuasannya; tidak menyatakan apapun yang lain kecuali keinginan ini. Hal ini menunjuk pada hari raya kudus yang disebutkan di ayat sebelumnya; dan artinya adalah, bahwa mereka merayakan hari raya itu dengan perasaan tak bermoral, dengan memberikan pemuasan bebas pada keinginan-keinginan jahat mereka dengan memandang pada perempuan-perempuan yang berkumpul dengan mereka. Dalam nafsu yang ditunjuk di sini ‘mata’ biasanya adalah pelanggar pertama, sebagai jalan masuk pada keinginan-keinginan jahat, dan pengantara dengan mana keinginan-keinginan itu dinyatakan. Pandangan sekilas yang tanpa alasan adalah peristiwa prinsip yang membangkitkan dosa ini; dan sering dalam pakaian, dan rupa / wajah, dan gerakan-gerakan, mempesonakan mata dan memperdalam nafsu yang merendahkan martabat ini. ‘Dan yang tidak bisa berhenti dari dosa’. Mereka tidak bisa memandang kepada perempuan-perempuan yang hadir tanpa berdosa. Bdk. Matius 5:28. Ada banyak orang-orang laki-laki dalam siapa kehadiran dari perempuan yang paling saleh hanya membangkitkan keinginan-keinginan yang kotor / najis dan jahat. Pernyataan ini tidak berarti bahwa mereka tidak mempunyai kemampuan alamiah untuk berhenti dari dosa, atau bahwa mereka dipaksa kepada hal itu oleh keharusan fisik apapun, tetapi hanya bahwa mereka adalah begitu jahat / rusak dan tidak mempunyai prinsip sehingga mereka pasti akan selalu berdosa).

Catatan: saya tidak percaya pada bagian yang saya garis-bawahi, yang jelas merupakan pandangan Arminianisme.
Matius 5:28 - “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya”.
Bdk. 2Sam 11:2-4 - “(2) Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. (3) Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: ‘Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.’ (4) Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya”.

The Bible Exposition Commentary: New Testament“False doctrine inevitably leads to false living, and false living then encourages false doctrineThe apostate must ‘adjust’ God’s Word or change his way of life, and he is not about to change his lifestyle! So, wherever he goes, he secretly defiles people and makes it easier for them to sin” (= Ajaran palsu / salah secara tak terhindarkan membimbing pada kehidupan yang palsu / salah, dan kehidupan yang palsu / salah mendorong / menganjurkan ajaran yang palsu / salahOrang murtad itu harus ‘menyesuaikan’ Firman Allah atau mengubah gaya hidup mereka, dan ia tidak mau mengubah gaya hidupnya! Demikianlah, kemanapun ia pergi, ia dengan diam-diam mengotori orang-orang dan membuatnya lebih mudah bagi mereka untuk berbuat dosa).

Ada 2 hal yang perlu ditekankan dari kutipan di atas ini:

1.   Ajaran yang salah pasti membimbing pada kehidupan yang salah. Memang kalau ajaran itu hanya salah sedikit-sedikit, mungkin tidak apa-apa. Tetapi kalau ajaran itu salahnya banyak / besar, apalagi kalau ajaran itu sesat, maka tidak mungkin itu tidak membimbing pada kehidupan yang salah. Karena itu, kalau ada orang yang berkata ‘Gereja / pendeta itu ajarannya sesat / buruk sekali, tetapi mereka hidup baik’, ini merupakan omong kosong terbesar! Kalau ajarannya sesat, mereka tidak mungkin percaya dengan benar, dan kalau mereka tidak percaya dengan benar, maka tidak akan mereka mempunyai Roh Kudus, dan kalau tidak ada Roh Kudus dalam diri mereka, maka tidak akan ada buah Roh dalam diri mereka. Hal ini bisa diberlakukan pada banyak kelompok, seperti Saksi Yehuwa (yang mengclaim punya kehidupan yang saleh), dan gerakan pria sejati (yang sekalipun dipenuhi dengan ajaran sesat tetapi juga mengclaim berhasil mengubahkan banyak kehidupan secara positif). Paling-paling kebaikan yang dimaksudkan hanya bersifat lahiriah, atau, merupakan kemunafikan, sama seperti ‘kebaikan / kesalahan’ dari ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi pada jaman Yesus Kristus!

2.   Sebaliknya, kehidupan yang salah biasanya juga membimbing pada ajaran yang salah. Mengapa? Karena pengajar itu akan takut / malu mengajarkan hal-hal yang menyerang / mengecam kehidupan mereka sendiri. Karena itu mereka mengubah penafsiran dari ayat-ayat yang sebetulnya mengecam kehidupan mereka. Ini akhirnya menimbulkan ajaran salah / sesat!

Contoh: dalam Gereja Roma Katolik ada banyak patung-patung yang disembah. Itu menyebabkan mereka akhirnya mengubah 10 hukum Tuhan dalam ajaran mereka, dimana mereka menghapuskan hukum kedua, yang secara explicit melarang penyembahan terhadap patung!

b)   Mereka memikat orang-orang yang lemah.
NIV: they seduce the unstable’ (= mereka menggoda / membujuk orang-orang yang tidak stabil).

Pulpit Commentary“The word for ‘unstable’ (a)sthri/ktou$) occurs only here and in 2 Peter 3:16 [= Kata untuk ‘orang-orang yang tidak stabil’ (a)sthri/ktou$ / ASTERIKTOUS) muncul hanya di sini dan dalam 2Pet 3:16].
2Pet 3:16 - “Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh (ASTERIKTOI - bentuk jamak) imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain”.

Pulpit Commentary“It is a word of peculiar significance in the mouth of St. Peter, conscious, as he must have been, of his own want of stability in times past. He would remember also the charge once given to him, ‘When thou art converted, strengthen (sth/ricon) thy brethren’ (Luke 22:32)” [= Ini adalah suatu kata yang mempunyai arti khusus di mulut Santo Petrus, menyadari, seperti ia pasti telah menyadari, tentang kekurangannya akan kestabilan pada masa yang lalu. Ia juga mengingat perintah yang pernah sekali diberikan kepadanya, ‘jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah (sth/ricon / STERIXON) saudara-saudaramu’ (Luk 22:32)].

Barnes’ Notes“‘Beguiling unstable souls.’ Those who are not strong in Christian principle, or who are naturally fluctuating and irresolute. The word rendered ‘beguiling’ means to bait, to entrap, and would be applicable to the methods practiced in hunting. Here it means that it was one of their arts to place specious allurements before those who were known not to have settled principles or firmness, in order to allure them to sin. Compare 2 Tim 3:6” (= ‘memperdayakan jiwa yang tidak stabil’. Mereka yang tidak kuat dalam prinsip Kristen, atau yang secara alamiah berubah-ubah dan ragu-ragu / tidak tegas. Kata yang diterjemahkan ‘memperdayakan’ berarti mengumpani / memancing, menjerat / menjebak, dan bisa diterapkan pada metode yang dipraktekkan dalam berburu. Di sini kata itu berarti bahwa itu merupakan salah satu keahlian mereka untuk menempatkan sesuatu yang memikat yang kelihatan bagus di depan mereka yang dikenal sebagai orang-orang yang tidak mempunyai prinsip-prinsip yang tetap atau keteguhan, untuk memikat mereka ke dalam dosa. Bdk. 2Tim 3:6).

2Timotius 3:6 - “Sebab di antara mereka terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu”.

Calvin“‘Beguiling,’ or baiting, ‘unstable souls.’ By the metaphor of baiting he reminds the faithful to beware of their hidden and deceitful arts; for he compares their impostures to hooks which may catch the unwary to their destruction. By adding ‘unstable souls’ he shews the reason for caution, that is, when we have not struck firm roots in faith and in the fear of the Lord: and he intimates at the same time, that they have no excuse who suffer themselves to be baited or lured by such flatteries; for this must have been ascribed to their levity. Let there be then a stability of faith, and we shall be safe from the artifices of the ungodly (= ‘Memperdayakan’, atau memberi umpan, ‘jiwa-jiwa yang tidak stabil’. Oleh kiasan tentang pemberian umpan ia mengingatkan orang-orang yang setia untuk waspada terhadap keahlian mereka yang tersembunyi dan bersifat menipu; karena ia membandingkan penipuan mereka dengan kail yang bisa menangkap orang-orang yang tidak waspada pada kehancuran mereka. Dengan menambahkan ‘jiwa-jiwa yang tidak stabil’ ia menunjukkan alasan untuk berhati-hati, yaitu, pada waktu mereka tidak / belum meneguhkan akar dalam iman dan dalam rasa takut kepada Tuhan: dan pada saat yang sama ia mengisyaratkan, bahwa mereka yang dipancing atau dipikat oleh umpakan / jilatan seperti itu tidak mempunyai dalih; karena ini pasti berasal dari kesembronoan mereka. Maka, hendaklah ada kestabilan iman, dan kita akan aman dari kelicikan orang-orang jahat).

Bdk. Ef 4:11-15 - “(11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, (13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, (14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, (15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala”.

The Bible Exposition Commentary: New Testament“Who are the people who ‘take the bait’ that the apostates put into their subtle traps? Peter called them ‘unstable souls.’ Stability is an important factor in a successful Christian life. Just as a child must learn to stand before he can walk or run, so the Christian must learn to ‘stand firm in the Lord.’ Paul and the other Apostles sought to establish their converts in the faith (Rom 1:11; 16:25; 1 Thess 3:2,13). Peter was certain that his readers were ‘established in the present truth’ (2 Peter 1:12), but he still warned them” [= Siapa orang-orang yang ‘mengambil / memakan umpan’ yang diletakkan oleh orang-orang murtad itu dalam jebakan / jerat mereka yang halus / tak ketara? Petrus menyebut mereka ‘jiwa-jiwa yang tidak stabil’. Kestabilan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan Kristen yang sukses. Sama seperti seorang anak harus belajar untuk berdiri sebelum ia bisa berjalan atau berlari, demikian juga orang Kristen harus belajar untuk ‘berdiri teguh dalam Tuhan’. Paulus dan Rasul-rasul yang lain berusaha untuk meneguhkan petobat-petobat mereka dalam iman (Ro 1:11; 16:25; 1Tes 3:2,13). Petrus yakin bahwa pembaca-pembacanya ‘telah teguh dalam kebenaran saat ini’ (2Petrus 1:12) tetapi ia tetap memperingati mereka].
Roma 1:11 - “Sebab aku ingin melihat kamu untuk memberikan karunia rohani kepadamu guna menguatkan kamu.
Roma 16:25 - “Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu, - menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya”.
1Tes 3:2,13 - “(2) Lalu kami mengirim Timotius, saudara yang bekerja dengan kami untuk Allah dalam pemberitaan Injil Kristus, untuk menguatkan hatimu dan menasihatkan kamu tentang imanmu, ... (13) Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudusNya”.
2Petrus 1:12 - “Karena itu aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semuanya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya dan telah teguh dalam kebenaran yang telah kamu terima.

Penerapan: karena itu, hamba-hamba Tuhan harus melakukan banyak pengajaran Firman Tuhan untuk menstabilkan jemaat, dan jemaat harus mau banyak belajar Firman Tuhan, supaya mereka menjadi orang-orang yang stabil dalam iman.

c)   Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan.
Bandingkan dengan:
·         Yeremia 4:22 - “Sungguh, bodohlah umatKu itu, mereka tidak mengenal Aku! Mereka adalah anak-anak tolol, dan tidak mempunyai pengertian! Mereka pintar untuk berbuat jahat, tetapi untuk berbuat baik mereka tidak tahu.
·         Yes 1:16-17 - “(16) Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mataKu. Berhentilah berbuat jahat, (17) belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!”.

Calvin“‘An heart they have exercised with covetous practices,’ or, ‘with lusts.’ Erasmus renders the last word, ‘rapines.’ The word is of a doubtful meaning. I prefer ‘lusts.’ As he had before condemned incontinence in their eyes, so he now seems to refer to the vices latent in their hearts. It ought not, however, to be confined to covetousness (= ‘Hati yang mereka punyai telah terlatih dengan praktek-praktek yang tamak’, atau, ‘dengan nafsu’. Erasmus menterjemahkan kata yang terakhir ‘penjarahan’. Kata itu merupakan kata yang artinya meragukan. Saya lebih memilih ‘nafsu-nafsu’. Sebagaimana ia sebelumnya telah mengecam ketidak-adaan pengekangan pada mata mereka, demikianlah sekarang ia kelihatannya menunjuk pada kejahatan-kejahatan yang tersembunyi dalam hati mereka. Tetapi itu tidak seharusnya dibatasi pada ketamakan).

Barnes’ Notes“‘An heart they have exercised with covetous practices.’ Skilled in the arts which covetous men adopt in order to cheat others out of their property. A leading purpose which influenced these men was to obtain money. One of the most certain ways for dishonest men to do this is to make use of the religious principle; to corrupt and control the conscience; to make others believe that they are eminently holy, or that they are the special favorites of heaven; and when they can do this, they have the purses of others at command. For the religious principle is the most powerful of all principles; and he who can control that, can control all that a man possesses. The idea here is that these persons had made this their study, and had learned the ways in which men could be induced to part with their money under religious pretences. We should always be on our guard when professedly religious teachers propose to have much to do with money matters. While we should always be ready to aid every good cause, yet we should remember that unprincipled and indolent men often assume the mask of religion that they may practice their arts on the credulity of others, and that their real aim is to obtain their property, not to save their souls” (= ‘Hati yang mereka punyai telah terlatih dengan praktek-praktek yang tamak’. Ahli dalam keahlian yang diadopsi oleh orang-orang yang tamak untuk menipu milik orang-orang lain. Tujuan utama yang mempengaruhi orang-orang ini adalah untuk mendapatkan uang. Salah satu dari jalan yang paling pasti bagi orang-orang tidak jujur untuk melakukan hal ini adalah dengan menggunakan prinsip agama; untuk merusak dan mengontrol hati nurani; untuk membuat orang-orang lain percaya bahwa mereka adalah kudus secara menonjol, atau bahwa mereka merupakan orang-orang favorit dari surga; dan pada waktu mereka bisa melakukan hal ini, mereka mendapatkan dompet orang-orang itu tersedia bagi mereka. Karena prinsip agama adalah yang paling kuat dari semua prinsip; dan ia yang bisa mengontrolnya, bisa mengontrol semua yang dimiliki seseorang. Gagasannya di sini adalah bahwa orang-orang ini telah membuat hal ini sebagai bahan pelajaran bagi mereka, dan telah mempelajari jalan-jalan dalam mana orang-orang bisa dibujuk untuk berpisah dengan uang mereka di bawah kepura-puraan agama. Kita harus selalu hati-hati pada waktu orang-orang yang mengaku sebagai guru-guru / pengajar-pengajar agama mengusulkan / mengemukakan untuk banyak berurusan dengan persoalan uang. Sekalipun kita harus selalu siap untuk membantu setiap perkara yang baik, tetapi kita harus ingat bahwa orang-orang yang tidak mempunyai prinsip dan malas, sering mengambil topeng agama sehingga mereka bisa mempraktekkan keahlian mereka kepada orang-orang yang mudah / terlalu cepat percaya, dan bahwa tujuan mereka sebenarnya adalah untuk mendapatkan milik mereka, bukan menyelamatkan jiwa mereka).

The Bible Exposition Commentary: New Testament“Not only is the false teacher’s outlook controlled by his passions (2 Peter 2:14a), but his heart is controlled by covetousness. He is in bondage to lust for pleasure and money! In fact, he has perfected the skill of getting what he wants. ‘They are experts in greed’ says the New International Version, and the Phillips translation is even more graphic: ‘Their technique of getting what they want is, through long practice, highly developed.’ They know exactly how to motivate people to give. While the true servant of God trusts the Father to meet his needs and seeks to help people grow through their giving, the apostate trusts his ‘fund-raising skills’ and leaves people in worse shape than he found them. He knows how to exploit the unstable and the innocent” [= Bukan hanya pandangan dari guru palsu itu dikontrol oleh nafsu-nafsunya (2Petrus 2:14a), tetapi juga hatinya dikontrol oleh ketamakan. Ia terbelenggu pada nafsu untuk kesenangan dan uang! Dalam faktanya, ia telah menyempurnakan keahlian untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. ‘Mereka adalah ahli-ahli dalam ketamakan’ kata NIV, dan terjemahan Phillips bahkan lebih jelas dan hidup: ‘Tehnik mereka untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, melalui praktek yang lama, telah sangat berkembang’. Mereka tahu dengan tepat bagaimana memotivasi orang untuk memberi. Sementara pelayan yang benar dari Allah mempercayai Bapa untuk memenuhi kebutuhannya dan berusaha membantu orang-orang untuk bertumbuh melalui pemberian mereka, orang murtad ini mempercayai ‘keahlian pengumpulan dana’nya dan membiarkan / meninggalkan orang-orang dalam keadaan yang lebih buruk dari pada pada saat ia menemukan mereka. Ia tahu bagaimana memanfaatkan orang-orang yang tidak stabil dan orang-orang yang tidak bersalah].

The Bible Exposition Commentary: New Testament“I have read that the people in North Africa have devised a clever way to catch monkeys. They make a hole in a gourd just large enough for the monkey’s paw, then fill the gourd with nuts and tie it to a tree. At night, the monkey reaches into the gourd for the nuts, only to find he cannot pull his paw out of the gourd! Of course, he could let go of the nuts and escape quite easily - but he doesn’t want to forfeit the nuts! He ends up being captured because of his covetousness. We might expect this kind of stupidity in a dumb animal, but certainly not in a person made in the image of God; yet it happens every day” (= Saya pernah membaca bahwa orang-orang di Afrika Utara telah menemukan suatu cara yang pandai / cerdik untuk menangkap monyet. Mereka membuat suatu lubang di sebuah buah labu persis cukup besar untuk tangan monyet, lalu mengisi buah labu itu dengan kacang-kacangan dan mengikatnya pada sebuah pohon. Pada malam, monyet itu menjangkau ke dalam buah labu itu untuk mengambil kacang-kacangan itu, hanya untuk mendapati bahwa ia tidak bisa menarik tangannya keluar dari buah labu itu! Tentu saja, ia bisa melepaskan kacang-kacangan itu dan lolos dengan cukup mudah - tetapi ia tidak mau kehilangan kacang-kacangan itu! Akhirnya ia ditangkap karena ketamakannya. Kita bisa mengharapkan jenis ketololan ini dalam seekor binatang yang bodoh, tetapi pasti tidak dalam seorang manusia yang dibuat sesuai dengan gambar Allah, tetapi itu terjadi setiap hari).

The Bible Exposition Commentary: New Testament“In these last days there will be an abundance of false teachers pleading for support. They are gifted and experienced when it comes to deceiving people and getting their money. It is important that God’s people be established in the truth, that they know how to detect when the Scriptures are being twisted and the people exploited” (= Dalam hari-hari terakhir ini akan ada banyak guru-guru palsu meminta dukungan dana. Mereka berbakat dan berpengalaman kalau berkenaan dengan penipuan orang-orang dan mendapatkan uang mereka. Adalah penting bahwa umat Allah diteguhkan dalam kebenaran, supaya mereka tahu bagaimana mendeteksi pada waktu Kitab Suci dibengkokkan dan orang-orang dimanfaatkan).

d)   Mereka adalah orang-orang yang terkutuk!.

CalvinBy calling them cursed or execrable children, he may be understood to mean, that they were so either actively or passively, that is, that they brought a curse with them wherever they went, or that they deserved a curse (= Dengan menyebut mereka anak-anak yang terkutuk atau buruk sekali, ia bisa memaksudkan bahwa mereka adalah demikian atau secara aktif atau secara pasif, yaitu bahwa mereka membawa suatu kutuk bersama mereka kemanapun mereka pergi, atau bahwa mereka layak mendapat suatu kutuk).

Barnes’ Notes“‘Cursed children.’ This is a Hebraism, meaning literally, ‘children of the curse,’ that is, persons devoted to the curse, or who will certainly be destroyed” (= ‘Anak-anak terkutuk’. Ini adalah gaya bahasa Ibrani, secara hurufiah berarti ‘anak-anak kutuk’, artinya, orang-orang yang disediakan bagi kutuk, atau secara pasti akan dihancurkan).
  
2 PETRUS 2:1-22(10)

4)   (15) Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat. (16) Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu (2 Petrus 2: 15-16).

a)   Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat (2 Petrus 2: 15).

1.         Beor atau Bosor?
KJV: ‘Balaam the son of Bosor’ (= Bileam anak Bosor).
RSV/NIV/NASB menuliskan ‘Beor’, tetapi dalam Yunani memang ‘Bosor’ seperti KJV.
Penggunaan ‘Bosor’ terjadi karena bermacam-macam kemungkinan alasan:
a.   Perbedaan dialek. Petrus adalah orang Galilea, dan memang mempunyai dialek khusus.
b.   Kemungkinan lain adalah: ada kemiripan antara kata ‘Bosor’ dengan kata Ibrani BASAR, yang artinya ‘daging’, yang merupakan suatu petunjuk pada dosa-dosa daging ke dalam mana Bileam memikat orang-orang Israel.
c.   Kata ‘Bosor’ dianggap sebagai bentuk kata bahasa Aram yang didapatkan dari Babilonia, dan tetap dipakai sampai jaman Kristen.
d.   Ada lagi yang mengatakan bahwa ayah dari Bileam mungkin mempunyai 2 nama.
e.   Kata ‘Beor’ diubah menjadi ‘Bosor’ oleh orang-orang Yunani supaya lebih mudah mengucapkannya.

Pulpit Commentary“The form ‘Bosor,’ instead of ‘Beor,’ arose probably from a peculiar (perhaps Galilaean) pronunciation of the guttural in rouB=. Thus we, perhaps, have here an undesigned coincidence, a slight confirmation of St. Peter’s authorship: he was a Galilaean, and his speech betrayed him (Matt 26:73); one characteristic of the Galilaean dialect was a mispronunciation of the gutturals. But some commentators see in the resemblance of the form ‘Bosor’ to the Hebrew rc*B*, flesh, an allusion to those sins of the flesh into which Balaam allured the Israelites. ... There is another explanation in the ‘Speaker’s Commentary,’ that the word ‘Bosor’ is an Aramaic form, and that ‘the form possibly became familiar to St. Peter during his residence at Babylon, and suggests the probability that Aramaic traditions were still current respecting Balaam at the Christian era, and on the banks of the Euphrates’ (additional note on Num 22:5). But the two oldest manuscripts read ‘Beer’ here” (= ).
Barnes’ Notes“In the Book of Numbers, Balaam is called the son of ‘Beor.’ Perhaps the name Beor was corrupted into Bosor; or, as Rosenmuller suggests, the father of Balaam may have had two names. Schleusner (Lexicon) supposes that it was changed by the Greeks because it was more easily pronounced. The Septuagint, however, reads it as Beoor - ‘Beor.’” (= ).
Catatan: kedua kutipan ini tidak saya terjemahkan karena intinya sudah saya berikan di atas.

2.         Mengikuti kejahatan Bileam.

Pulpit Commentary“‘Following the way of Balaam the son of Bosor.’ The word rendered ‘following’ (e)cakolouqh/sante$) is found also in chapter 1:16 and 2:2 of this Epistle, but nowhere else in the New Testament; it means ‘to follow out to the end.’ [= ‘Mengikuti jalan Bileam, anak Bosor’. Kata yang diterjemahkan ‘mengikuti’ (e)cakolouqh/sante$ / EXAKOLOUTHESANTES) ditemukan juga dalam pasal 1:16 dan 2:2 dari Surat ini, tetapi tidak ada di tempat lain dalam Perjanjian Baru; itu berarti ‘mengikuti sampai akhir’].

Barnes’ Notes“‘Which have forsaken the right way.’ The straight path of honesty and integrity. Religion is often represented as a straight path, and to do wrong is to go out of that path in a crooked way. ‘Following the way of Balaam the son of Bosor.’ See Num 22:5, following. ... The meaning here is, that they IMITATED Balaam. The particular point to which Peter refers in which they imitated him, seems to have been the love of gain, or covetousness. Possibly, however, he might have designed to refer to a more general resemblance, for in fact they imitated him in the following things: (1) in being professed religious teachers, or the servants of God; (2) in their covetousness; (3) in inducing others to sin, referring to the same kind of sins in both cases. Balaam counselled the Moabites to entice the children of Israel to illicit connection with their women, thus introducing licentiousness into the camp of the Hebrews (Num 31:16; compare Num 25:1-9); and in like manner these teachers led others into licentiousness, thus corrupting the church” [= ‘Yang telah meninggalkan jalan yang benar’. Jalan yang lurus dari kejujuran dan kelurusan / ketulusan. Agama sering digambarkan sebagai suatu jalan yang lurus, dan melakukan yang salah berarti keluar dari jalan itu ke dalam jalan yang bengkok / berliku-liku. ‘Mengikuti jalan Bileam anak Bosor’. Lihat Bil 22:5 dan seterusnya. ... Artinya di sini adalah, bahwa mereka MENIRU Bileam. Hal khusus yang ditunjuk oleh Petrus dalam mana mereka meniru dia, kelihatannya adalah kecintaan pada keuntungan, atau ketamakan. Tetapi mungkin, ia telah merancang untuk menunjuk pada kemiripan yang lebih umum, karena dalam faktanya mereka meniru dia dalam hal-hal berikut ini: (1) dalam mengaku sebagai guru-guru agamawi, atau pelayan-pelayan Allah; (2) dalam ketamakan mereka; (3) dalam membujuk orang-orang lain kepada dosa, menunjuk pada jenis dosa yang sama dalam kedua kasus. Bileam menasehati orang-orang Moab untuk membujuk / memikat anak-anak Israel untuk melakukan hubungan gelap / haram dengan perempuan-perempuan mereka, dan dengan demikian memperkenalkan ketidak-bermoralan ke dalam perkemahan orang-orang Ibrani (Bil 31:16; bdk. Bil 25:1-9); dan dengan cara yang sama guru-guru ini membimbing orang-orang lain ke dalam ketidak-bermoralan, dan dengan demikian merusak gereja].
Bilangan 25:1-2 - “(1) Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab. (2) Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu”.
Bilangan 31:16 - “Bukankah perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap TUHAN dalam hal Peor, sehingga tulah turun ke antara umat TUHAN”.

The Bible Exposition Commentary: New Testament (tentang ay 19-20)“It is interesting to compare the three men Peter named in this chapter - Noah, Lot, and Balaam. Noah kept himself completely separated from the apostasy of the world of his day. He boldly preached God’s righteousness and was faithful in his walk and witness, even though no one but his family followed the Lord. Lot knew the truth and kept himself pure, but he did not keep himself separated; he lost his family as a result. Lot hated the wickedness of Sodom, yet he lived in the midst of it and, by doing so, exposed his daughters and wife to godless influences. Balaam not only followed the ways of sin, but he encouraged other people to sin! He told Balak how to seduce the nation Israel and his plan almost succeeded. Lot lost his family, but Balaam lost his life” (= Adalah menarik untuk membandingkan ketiga orang yang disebutkan oleh Petrus dan pasal ini - Nuh, Lot, dan Bileam. Nuh menjaga dirinya terpisah dari kemurtadan dunia pada jamannya. Ia dengan berani memberitakan kebenaran Allah dan setia dalam jalan dan kesaksiannya, sekalipun tak seorangpun kecuali keluarganya mengikuti Tuhan. Lot tahu kebenaran dan menjaga dirinya sendiri murni, tetapi ia tidak menjaga dirinya terpisah; sebagai hasilnya / akibatnya ia kehilangan keluarganya. Lot membenci kejahatan Sodom, tetapi ia hidup / tinggal di tengah-tengahnya, dan dengan melakukan hal itu, membuka anak-anak perempuannya dan istrinya terhadap pengaruh-pengaruh jahat. Bileam bukan hanya mengikuti jalan-jalan dosa, tetapi ia mendorong orang-orang lain kepada dosa! Ia memberitahu Balak bagaimana caranya membujuk bangsa Israel dan rencananya hampir berhasil. Lot kehilangan keluarganya, tetapi Bileam kehilangan nyawanya).

c)   Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu.

1.         Bileam bertindak bertentangan dengan kebenaran gara-gara ketamakannya.
Ay 16b: ‘mencegah kebebalan nabi itu’.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘madness’ (= kegilaan).
Barnes’ Notes“‘Forbade the madness of the prophet.’ That is, the mad or perverse design of the prophet. The word here rendered ‘madness’ means, properly, being aside from a right mind. It is not found elsewhere in the New Testament. It is used here to denote that Balaam was engaged in an enterprise which indicated a headstrong disposition; an acting contrary to reason and sober sense. He was so under the influence of avarice and ambition that his sober sense was blinded, and he acted like a madman. He knew indeed what was right, and had professed a purpose to do what was right, but he did not allow that to control him; but, for the sake of gain, went against his own sober conviction, and against what he knew to be the will of God. He was so mad or infatuated that he allowed neither reason, nor conscience, nor the will of God, to control him!” (= ‘mencegah kegilaan dari sang nabi’. Artinya, rancangan yang gila atau jahat dari nabi itu. Kata yang di sini diterjemahkan ‘kegilaan’ secara tepat berarti ‘berada disamping dari pikiran yang benar’. Kata itu tidak ditemukan di tempat lain dalam Perjanjian Baru. Kata itu digunakan di sini untuk menunjukkan bahwa Bileam terlibat dalam suatu kegiatan / usaha yang menunjukkan suatu kecenderungan yang keras kepala; suatu tindakan yang bertentangan dengan akal dan pikiran yang sehat / waras. Ia begitu berada di bawah pengaruh dari ketamakan dan ambisi sehingga akal sehat / warasnya dibutakan, dan ia bertindak seperti seorang gila. Ia sungguh-sungguh tahu apa yang benar, dan telah mengakui suatu tujuan untuk melakukan apa yang benar, tetapi ia tidak mengijinkan itu untuk mengendalikannya; tetapi, demi keuntungan, ia berjalan bertentangan dengan keyakinannya yang waras, dan bertentangan dengan apa yang ia tahu sebagai kehendak Allah. Ia begitu gila atau dibuat menjadi gila sehingga ia tidak mengijinkan baik akal, ataupun hati nurani, ataupun kehendak Allah, untuk mengendalikannya!).

Ini bahaya dari ketamakan! Dan luar biasa banyak nabi-nabi palsu seperti ini pada jaman sekarang!
Contoh:
a.   Amerika sudah lama tahu tentang manfaat buah sirsak untuk menyembuhkan kanker, tetapi menyembunyikannya, karena tak mau merugi pada saat obat mereka tidak laku! Ini merupakan pembunuhan pasif terhadap jutaan orang!
b.   Ketidak-pedulian terhadap pemanasan global, mayoritas disebabkan persoalan uang (ingin untung atau tak mau rugi).

Kalau dalam dunia sekuler ada hal-hal seperti ini, maka jangan heran kalau dalam dunia rohani juga ada, bahkan sangat banyak, hal-hal seperti ini.

Yeremia 8:10 - “Sebab itu Aku akan memberikan isteri-isteri mereka kepada orang lain, ladang-ladang mereka kepada penjajah. Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar, semuanya mengejar untung; baik nabi maupun imam, semuanya melakukan tipu.
Yeh 34:2-4 - “(2) ‘Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? (3) Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. (4) Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman”.
Mikha 3:11 - “Para kepalanya memutuskan hukum karena suap, dan para imamnya memberi pengajaran karena bayaran, para nabinya menenung karena uang, padahal mereka bersandar kepada TUHAN dengan berkata: ‘Bukankah TUHAN ada di tengah-tengah kita! Tidak akan datang malapetaka menimpa kita!’”.
Titus 1:11 - “Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan.

Contohnya banyak terdapat dalam diri pendeta-pendeta yang memang menggunakan gereja menjadi bisnis! Ada pendeta-pendeta yang mematok tarif pada waktu mereka diundang, minta sekian juta dan sebagainya, masih ditambahi minta tidur di hotel bintang lima, minta dijemput dengan Mercy, dan sebagainya.

Contoh lain: pendeta yang mau berjerih payah memberikan counseling kepada jemaat yang kaya, tetapi tidak kepada jemaat yang miskin!
Sikap mata duitan ini biasanya memang menyebabkan ia baik / ramah kepada orang yang menguntungkannya secara materi, tetapi tidak kepada orang-orang yang tidak menguntungkannya.
Mikha 3:5 - “Beginilah firman TUHAN terhadap para nabi, yang menyesatkan bangsaku, yang apabila mereka mendapat sesuatu untuk dikunyah, maka mereka menyerukan damai, tetapi terhadap orang yang tidak memberi sesuatu ke dalam mulut mereka, maka mereka menyatakan perang.

2.         Peristiwa dimana seekor keledai bisa bicara kepada Bileam jelas merupakan mujijat.
Kalau Tuhan bisa memakai seekor keledai untuk berbicara dan menegur Bileam, lebih-lebih Ia pasti bisa memakai kita untuk memberitakan Injil / Firman Tuhan!
Karena itu, kalau Tuhan memanggil saudara untuk memberitakan Firman Tuhan / memberitakan Injil, jangan menolak dengan alasan ‘aku tidak bisa’!

Bandingkan dengan:
a.   Penolakan Musa.
Kel 3:10 - “Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umatKu, orang Israel, keluar dari Mesir.’”.
Keluaran 4:10-12 - “(10) Lalu kata Musa kepada TUHAN: ‘Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hambaMupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.’ (11) Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: ‘Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? (12) Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan.’”.

Calvin (tentang Keluaran 4:10)whatever difficulty we encounter, this ought to be a sufficient encouragement to us, that as often as God chooses men as His ministers, although they are in themselves good for nothing, He forms and prepares them for their work” (= kesukaran apapun yang kita hadapi, ini harus menjadi dorongan yang cukup bagi kita, bahwa sesering Allah memilih manusia sebagai pelayan-pelayanNya, sekalipun mereka, dalam diri mereka sendiri, tidak baik untuk apapun, Ia membentuk dan mempersiapkan mereka untuk pekerjaan mereka).

b.   Penolakan Yeremia.
Yeremia 1:4-10 - “(4) Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: (5) ‘Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.’ (6) Maka aku menjawab: ‘Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.’ (7) Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: ‘Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. (7) Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.’ (8) Lalu TUHAN mengulurkan tanganNya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: ‘Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataanKu ke dalam mulutmu. (9) Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam.’”.

Awas, kedua text di atas ini (tentang Musa dan Yeremia) tidak boleh dijadikan dasar bagi seadanya orang untuk menjadi hamba Tuhan! Hanya kalau seseorang betul-betul dipanggil Tuhan menjadi hamba Tuhan, barulah ia harus, tanpa memperhitungkan kekurangan-kekurangannya, menjadi hamba Tuhan, dan melayani Tuhan sesuai dengan kehendakNya. Tuhan pasti akan memperlengkapinya sehingga ia mampu melakukan tugasnya.

Bdk. Yeremia 23:30-32 - “(30) Sebab itu, sesungguhnya, Aku akan menjadi lawan para nabi, demikianlah firman TUHAN, yang mencuri firmanKu masing-masing dari temannya. (31) Sesungguhnya, Aku akan menjadi lawan para nabi, demikianlah firman TUHAN, yang memakai lidahnya sewenang-wenang untuk mengutarakan firman ilahi. (32) Sesungguhnya, Aku akan menjadi lawan mereka yang menubuatkan mimpi-mimpi dusta, demikianlah firman TUHAN, dan yang menceritakannya serta menyesatkan umatKu dengan dustanya dan dengan bualnya. Aku ini tidak pernah mengutus mereka dan tidak pernah memerintahkan mereka. Mereka sama sekali tiada berguna untuk bangsa ini, demikianlah firman TUHAN”.

Penekanan saya dengan Yeremia 23:30-32 ini sebetulnya ada pada bagian yang saya garis-bawahi, yang menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah mengutus nabi-nabi palsu itu! Tetapi pada waktu membaca Yer 23:30nya saya ingin tahu apa arti kata-kata ‘yang mencuri firmanKu masing-masing dari temannya’. Ternyata bagian ini lagi-lagi berurusan dengan kejahatan yang dilakukan oleh nabi-nabi palsu itu demi uang! Perhatikan komentar Calvin di bawah ini tentang bagian itu.

Calvin (tentang Yeremia 23:30)He says, first, ‘Behold, I am, against the prophets, who steal my words every one from his neighbor.’ Many explain this verse as though God condemned the false prophets, who borrowed something from the true prophets, so that they might be their rivals and as it were their apes; and no doubt the ungodly teachers had ever from the beginning made some assumptions, that they might be deemed God’s servants. But it seems, however, a forced view, that they stole words from the true prophets, for the words express what is different, that they stole ‘every one from his friend.’ Jeremiah would not have called God’s faithful servants by this name. I rather think that their secret arts are here pointed out, that they secretly and designedly conspired among themselves, and then that they spread abroad their own figments according to their usual manner. For the ungodly and the perfidious, that they might obtain credit among the simple and unwary, consulted together and devised all their measures craftily, that they might not be immediately found out; and thus one took from the other what he afterwards announced and published. And this is what Jeremiah calls stealing, because they secretly consulted, and then declared to the people what they agreed upon among themselves; and they did this as though every one had derived his oracle from heaven. I have, therefore, no doubt but that the Prophet condemns these hidden consultations when he says that every one stole from his neighhour (= Ia berkata, pertama-tama, ‘Lihatlah, Aku menentang nabi-nabi itu, yang mencuri firmanKu, masing-masing dari tetangga / temannya’. Banyak orang  menjelaskan ayat ini seakan-akan Allah mengecam nabi-nabi palsu itu, yang meminjam sesuatu dari nabi-nabi asli, sehingga mereka bisa menjadi saingan-saingan mereka dan seakan-akan monyet mereka; dan tak diragukan guru-guru yang jahat itu sejak semula telah membuat suatu claim / kepura-puraan, supaya mereka bisa dianggap sebagai pelayan-pelayan Allah. Tetapi ini kelihatannya merupakan pandangan yang dipaksakan, bahwa mereka mencuri firman / kata-kata dari nabi-nabi asli, karena kata-katanya menyatakan apa yang berbeda, bahwa mereka mencuri ‘masing-masing dari temannya’. Yeremia tidak akan menyebut pelayan-pelayan yang setia dari Allah dengan sebutan ini. Saya lebih menganggap bahwa di sini keahlian rahasia mereka yang ditunjuk, bahwa mereka secara rahasia / diam-diam dan dengan direncanakan bersekongkol di antara mereka sendiri, dan lalu mereka menyebarkan isapan jempol mereka sendiri menurut cara mereka yang biasa. Karena orang-orang yang jahat dan bersifat mengkhianat, supaya mereka bisa mendapatkan penghargaan / pujian di antara orang-orang yang sederhana / bodoh dan tidak waspada, berunding bersama-sama dan merencanakan semua tindakan mereka dengan licik, supaya mereka tidak segera diketahui; dan demikianlah yang satu mengambil dari yang lain apa yang lalu ia umumkan dan beritakan. Dan ini yang oleh Yeremia disebut ‘mencuri’, karena mereka berunding dengan diam-diam, dan lalu menyatakan kepada orang-orang bahwa mereka setuju di antara mereka sendiri; dan mereka melakukan ini seakan-akan setiap orang dari mereka telah mendapatkan firmannya dari surga. Karena itu, saya tidak mempunyai keraguan bahwa sang Nabi mengecam perundingan-perundingan tersembunyi ini pada waktu ia mengatakan bahwa ‘masing-masing mencuri dari tetangga / sesamanya’).

Catatan: kata Ibrani yang diterjemahkan ‘teman’ adalah REA atau REYA, yang artinya adalah ‘friend, companion, fellow, another person’ (= teman, kawan / rekan, kawan / sesama, orang lain) - Bible Works 7.

Jadi sekalipun penafsiran Calvin memungkinkan, tetapi penafsiran pertama yang ditolak oleh Calvin, juga masih memungkinkan.
Penerapan:
·         pendeta setempat disebut rasul oleh pendeta tamu, dan pendeta setempat juga meninggi-ninggikan si pendeta tamu.
·         orang-orang yang mengambil tulisan saya, tetapi membengkokkannya atau mengambil hanya yang menguntungkan, dan lalu memberitakannya.

3.         Hebatnya, mujijat melalui keledai ini tetap tidak mempertobatkan nabi palsu itu!

Matthew Henry“Those who will not yield to usual methods of reproof will be but little influenced by miraculous appearances to turn them from their sinful courses” (= Mereka yang tidak mau menyerah pada metode-metode teguran yang biasa, hanya akan dipengaruhi sedikit oleh penampilan-penampilan yang bersifat mujijat untuk membalikkan mereka dari jalan-jalan berdosa mereka).

Bdk. Lukas 16:27-31 - “(27) Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, (28) sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. (29) Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. (30) Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. (31) Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.’”.

Penerapan: ini perlu dicamkan oleh orang-orang yang menyatakan mau percaya kalau ada mujijat-mujijat.
2 PETRUS 2:1-22(11)

5)   Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat (2 Petrus 2: 17).

a)   Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering.
KJV: These are wells without water’ (= Mereka adalah sumur-sumur tanpa air).
RSV/NIV/NASB ≈ Kitab Suci Indonesia.

Seorang hamba Tuhan seharusnya adalah seperti mata air / sumur yang memberikan air, karena dari mereka orang-orang seharusnya belajar kebenaran. Tetapi para nabi palsu ini tidak demikian.

Mal 2:7 - “Sebab bibir seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya, sebab dialah utusan TUHAN semesta alam”.

Efesus 4:11-15 - “(11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, (13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, (14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, (15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala”.

Matthew Henry“In vain then are all our expectations of being fed and filled with knowledge and understanding by those who are themselves ignorant and empty” (= Maka sia-sialah semua pengharapan kita untuk diberi makan dan diisi dengan pengetahuan dan pengertian oleh mereka yang dirinya sendiri tidak mempunyai pengetahuan dan kosong).

Adam Clarke“‘These are wells without water.’ Persons who, by their profession, should furnish the water of life to souls athirst for salvation; but they have not this water; they are teachers without ability to instruct; they are sowers, and have no seed in their basket. Nothing is more cheering in the deserts of the east than to meet with a well of water; and nothing more distressing, when parched with thirst, than to meet with a well that contains no water” (= ‘Mereka adalah sumur-sumur tanpa air’. Orang-orang yang, oleh pengakuan mereka, harus memberi air hidup kepada jiwa-jiwa yang haus akan keselamatan; tetapi mereka tidak mempunyai air ini; mereka adalah guru-guru tanpa kemampuan untuk mengajar; mereka adalah penabur-penabur, dan tidak mempunyai benih dalam keranjang mereka. Tidak ada yang lebih menggembirakan di padang gurun di Timur dari pada menjumpai sebuah sumur air; dan tidak ada yang lebih menyedihkan, pada waktu terbakar kehausan, dari pada menjumpai sebuah sumur yang tidak berisikan air).

Calvin“‘These are wells,’ or fountains, ‘without water.’ He shews by these two metaphors, that they had nothing within, though they made a great display. A fountain, by its appearance, draws men to itself, because it promises them water to drink, and for other purposes; as soon as clouds appear, they give hope of immediate rain to irrigate the earth. He then says that they were like fountains, because they excelled in boasting, and displayed some acuteness in their thoughts and elegance in their words; but that yet they were dry and barren within: hence the appearance of a fountain was fallacious (= ‘Ini adalah sumur-sumur’, atau mata air - mata air, ‘tanpa air’. Ini menunjukkan dengan kedua kiasan ini, bahwa mereka tidak mempunyai apapun di dalam diri mereka, sekalipun mereka membuat pameran / pertunjukan yang besar. Sebuah mata air, oleh penampilannya, menarik orang-orang pada dirinya sendiri, karena itu menjanjikan mereka air untuk diminum, dan untuk tujuan-tujuan lain; begitu awan-awan muncul, mereka memberikan pengharapan tentang hujan yang segera turun untuk mengairi bumi. Lalu ia mengatakan bahwa mereka seperti mata air - mata air, karena mereka unggul dalam membanggakan, dan menunjukkan / memamerkan ketajaman tertentu dalam pikiran-pikiran mereka dan kecantikan / keanggunan dalam kata-kata mereka; tetapi mereka kering dan tandus di dalam: karena itu penampilan dari sebuah mata air itu adalah salah / bersifat menipu).

Barnes’ Notes“Nothing to an oriental mind would be more expressive than to say of professed religious teachers, that they were ‘wells without water.’ It was always a sad disappointment to a traveler in the hot sands of the desert to come to a well where it was expected that water might be found, and to find it dry. It only aggravated the trials of the thirsty and weary traveler. Such were these religious teachers. ... they would only grievously disappoint the expectations of all those who were seeking for the refreshing influences of the truths of the gospel. There are many such teachers in the world” (= Bagi pikiran orang Timur tidak ada yang lebih menggambarkan dari pada mengatakan tentang orang-orang yang mengaku sebagai guru-guru agamawi ini, bahwa mereka adalah ‘sumur-sumur tanpa air’. Selalu merupakan suatu kekecewaan yang menyedihkan bagi seorang pelancong di tanah yang panas dari padang gurun untuk datang pada suatu sumur dimana diharapkan akan ditemukan air, dan mendapatinya kering. Itu hanya memperburuk percobaan dari pelancong yang haus dan lelah. Seperti itulah guru-guru agamawi ini. ... mereka hanya dengan / secara menyedihkan mengecewakan harapan dari semua mereka yang sedang mencari pengaruh-pengaruh yang menyegarkan dari kebenaran-kebenaran injil. Ada banyak guru-guru seperti itu dalam dunia).

b)   seperti kabut yang dihalaukan taufan.
KJV/NKJV: ‘clouds’ (= awan).
RSV/NIV/NASB: ‘mists’ (= kabut).

Ada problem text di sini, karena ada manuscript-manuscript yang menuliskan OMIKHLAI (kabut) dan ada manuscript-manuscript yang menuliskan NEPHILAI / NEPHELAI (awan). Pulpit Commentary, dan kelihatannya juga Adam Clarke, memilih ‘kabut’. Tetapi Clarke mengatakan bahwa sekalipun kata yang digunakan berbeda, artinya tidaklah terlalu berbeda.

Pulpit Commentary“The best manuscripts have o(mi/xlai, ‘mists,’ instead of nefe/lai, ‘clouds;’” (= ).
Adam Clarke“It is scarcely necessary to notice a various reading here, which, though very different in sound, is nearly the same in sense. Instead of ‎NEPHILAI‎, ‘clouds,’ which is the common reading, ‎KAI ‎‎HOMICHLAI‎, ‘and mists,’ or perhaps more properly ‘thick darkness,’ from ‎HOMOU‎, together, and ‎ACHLUS‎, darkness, is the reading in ABC, sixteen others, Erpen’s Arabic, later Syriac, Coptic, AEthiopic, and Vulgate, and several of the fathers. This reading Griesbach has admitted into the text” (= ).

Adam Clarke“‘Clouds that are carried with a tempest.’ In a time of great drought, to see clouds beginning to cover the face of the heavens raises the expectation of rain; but to see these carried off by a sudden tempest is a dreary disappointment. These false teachers were equally as unprofitable as the empty well, or the light, dissipated cloud” (= ‘Awan yang dihembuskan taufan’. Pada waktu kekeringan besar, melihat awan mulai menutup wajah dari langit meningkatkan pengharapan akan hujan; tetapi melihat awan ini dihembuskan oleh taufan yang tiba-tiba adalah suatu kekecewaan yang suram. Guru-guru palsu ini sama tidak bergunanya seperti sumur yang kosong, atau awan ringan yang menghilang).

Calvin“He says that they were ‘clouds carried’ by the wind, either without rain, or which burst forth into a calamitous storm. He thereby denotes that they brought nothing useful, and that often they were very hurtful” (= Ia mengatakan bahwa mereka adalah awan yang dibawa oleh angin, apakah tanpa hujan, atau yang meledak menjadi badai yang bersifat bencana. Dengan itu ia menunjukkan bahwa mereka tidak membawa apapun yang berguna, dan bahwa seringkali mereka adalah sangat merugikan).

c)   bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat.
KJV: ‘to whom the mist of darkness is reserved for ever’ (= bagi siapa kabut kegelapan disediakan untuk selama-lamanya).
RSV: ‘for them the nether gloom of darkness has been reserved’ (= untuk mereka kesuraman dari kegelapan di bawah bumi telah disediakan).
NIV: ‘Blackest darkness is reserved for them’ (= Kegelapan yang paling hitam disediakan untuk mereka).
NASB: ‘for whom the black darkness has been reserved’ (= untuk siapa kegelapan yang hitam telah disediakan).

CalvinHe afterwards denounces on them the dreadful judgment of God, that fear might restrain the faithful. By naming the ‘mist’ or the blackness ‘of darkness,’ he alludes to the clouds which obscure the air; as though he had said, that for the momentary darkness which they now spread, there is prepared for them a much thicker darkness which is to continue for ever (= Belakangan ia memberitahukan kepada mereka penghakiman yang menakutkan dari Allah, supaya rasa takut bisa mengekang orang-orang yang setia / beriman. Dengan menyebutkan ‘kabut’ atau kehitaman ‘dari kegelapan’, ia menyinggung pada awan-awan yang mengaburkan udara; seakan-akan ia telah berkata, bahwa untuk kegelapan sementara yang sekarang menyebar, di sana disiapkan untuk mereka kegelapan yang jauh lebih tebal yang akan berlangsung selama-lamanya).

Matthew Henry“seeing these men are for promoting darkness in this world, it is very just that the mist of darkness should be their portion in the next. Utter darkness was prepared for the devil, the great deceiver, and his angels, those instruments that he uses to turn men from the truth, and therefore for them it is reserved, and that for ever” (= melihat bahwa orang-orang ini ada untuk mempromosikan kegelapan dalam dunia ini, adalah sangat benar / adil bahwa kabut kegelapan menjadi bagian mereka dalam dunia yang akan datang. Kegelapan total disiapkan untuk setan / iblis, sang penipu besar, dan malaikat-malaikatnya, alat-alat yang ia gunakan untuk membalikkan manusia dari kebenaran, dan karena itu untuk mereka tempat itu disediakan, dan itu untuk selama-lamanya).

Barnes’ Notes“It refers undoubtedly to the place of future punishment, which is often represented as a place of intense darkness. See the notes at Matt 8:12” (= Tak diragukan itu menunjuk pada penghukuman yang akan datang, yang sering digambarkan sebagai suatu tempat kegelapan yang hebat. Lihat catatan di Mat 8:12).

Matius 8:12 - “sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.’”.

Barnes’ Notes (tentang Matius 8:12)“‘Shall be cast out into outer darkness ...’ This is an image of future punishment. It is not improbable that the image was taken from Roman dungeons or prisons. They were commonly constructed under ground. They were shut out from the light of the sun. They were, of course, damp, dark, and unhealthy, and probably most filthy. Masters were in the habit of constructing such prisons for their slaves, where the unhappy prisoner, without light, or company, or comfort, spent his days and nights in weeping from grief, and in vainly gnashing his teeth from indignation. The image expresses the fact that the wicked who are lost will be shut out from the light of heaven, and from peace, and joy, and hope; will weep in hopeless grief, and will gnash their teeth in indignation against God, and complain against his justice. ... add to his sufferings the idea of eternity, and then remember that this, after all, is but an image, a faint image, of hell!” (= ‘Akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap ...’. Ini adalah suatu gambaran dari hukuman yang akan datang. Bukan tidak mungkin bahwa gambaran ini diambil dari ruang-ruang bawah tanah atau penjara-penjara Romawi. Mereka biasanya dibangun di bawah tanah. Mereka ditutup dari terang matahari. Mereka, tentu saja, lembab, gelap, dan tidak sehat, dan mungkin sangat kotor. Tuan-tuan mempunyai kebiasaan untuk membangun penjara-penjara seperti itu untuk budak-budak mereka, dimana sang tahanan yang malang, tanpa terang, atau teman, atau penghiburan, menghabiskan siang-siang dan malam-malamnya dalam tangisan dari kesedihan, dan dengan sia-sia mengertakkan gigi dari kemarahan. Gambaran ini menyatakan fakta bahwa orang-orang jahat yang terhilang akan ditutup dari terang surga, dan dari damai, dan sukacita, dan pengharapan; akan menangis dalam kesedihan tanpa harapan, dan akan mengertakkan gigi mereka dalam kemarahan terhadap Allah, dan mengeluh terhadap keadilanNya. ... Tambahkan pada hal ini gagasan tentang kekekalan, dan lalu ingat bahwa bagaimanapun juga ini hanya merupakan suatu gambaran, suatu gambaran yang redup, tentang neraka!).

Suatu buku Saat Teduh menceritakan peristiwa sebagai berikut: “Recently I was in a cave in Kentucky. When we had gone deep into the bowels of the earth through many winding passageways, the guide suddenly turned off all the lights and said, ‘I alone know the way out. If I were to leave you in this dark chamber, you would probably never make your way to the surface. Those who have been lost in this cavern have become insane inside of a week from the oppressive loneliness and the maddening, incessant drip of the water from the roof. Be quiet for a moment and feel the darkness!’ I remember my youngster clutching my arm. Soon terror began to edge its way into all of our hearts. After about thirty seconds, someone in the party could endure the ordeal no longer and whimpered piteously, ‘Turn on the light! I’m going crazy now!’ The guide laughed, but none of us will ever forget that eerie experience. I thought of the ‘outer darkness’ of an eternal Hell and shuddered!” (= Baru-baru ini saya ada di sebuah gua di Kentucky. Pada waktu kami telah masuk dalam di dalam perut bumi melalui banyak jalan yang berliku-liku, sang pemandu / penunjuk jalan tiba-tiba mematikan semua lampu dan berkata, ‘Hanya aku yang tahu jalan keluar. Seandainya aku meninggalkan kalian dalam ruangan gelap ini, mungkin kalian tidak akan pernah menemukan jalan ke permukaan. Mereka yang telah terhilang di gua ini telah menjadi gila dalam 1 minggu karena kesendirian yang menekan, dan tetesan air yang tak henti-hentinya dari langit-langit gua. Tenanglah untuk sesaat dan rasakanlah kegelapan itu!’ Saya teringat anak saya menggenggam / mencengkeram lengan saya. Segera rasa takut mulai masuk ke dalam hati kami semua. Setelah kira-kira 30 detik, seseorang dalam kelompok itu tidak bisa menahan siksaan itu lebih lama lagi dan merengek dengan memilukan, ‘Nyalakan lampu! Aku sedang menjadi gila sekarang!’ Sang pemandu / penunjuk jalan tertawa, tetapi tak seorangpun dari kami akan pernah melupakan pengalaman yang mengerikan itu. Saya berpikir tentang ‘kegelapan yang jauh’ dari Neraka yang kekal dan gemetar!) - ‘Bread For Each Day’, September 14.

6)   Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan (ay 18).

a)   Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa.
KJV: For when they speak great swelling words of vanity’ (= Karena pada waktu mereka mengatakan kata-kata membengkak yang besar dari kesia-siaan).

Calvin“‘For when they speak great swelling words of vanity.’ He means that they dazzled the eyes of the simple by high-flown stuff of words, that they might not perceive their deceit, for it was not easy to captivate their minds with such dotages, except they were first besotted by some artifice. He then says that they used an inflated kind of words and speech, that they might fill the unwary with admiration [= ‘Karena pada waktu mereka mengatakan kata-kata membengkak yang besar dari kesia-siaan’. Ia memaksudkan bahwa mereka mempesonakan mata dari orang-orang yang sederhana / bodoh dengan kata-kata dari bahan yang diterbangkan tinggi, sehingga mereka tidak mengerti tipuan mereka, karena tidak mudah untuk memikat / menawan pikiran mereka dengan hal-hal yang kekanak-kanakan / bodoh seperti itu, kecuali mereka pertama-tama dibingungkan / dibuat menjadi bodoh dengan kelicikan tertentu. Ia lalu mengatakan bahwa mereka menggunakan suatu jenis kata-kata dan ucapan yang digelembungkan, supaya mereka bisa mengisi orang-orang yang tidak waspada dengan kekaguman].

Calvin“There are fanatics of a similar kind at this day, who call themselves by the plausible title of Libertines or free-men. For they talk most confidently of the Spirit and of spiritual things, as though they roared out from above the clouds, and fascinate many by their tricks and wiles, so that you may say that the Apostle has correctly prophesied of them. For they treat all things jocosely and scoffingly; and though they are great simpletons, yet as they indulge in all vices, they find favor with their own people by a sort of drollery (= Jaman sekarang ada orang-orang fanatik dari jenis yang mirip, yang menyebut diri mereka sendiri dengan gelar yang masuk akal dari Libertines atau orang-orang bebas. Karena mereka berbicara dengan sangat meyakinkan tentang Roh dan tentang hal-hal rohani, seakan-akan mereka menderu dari atas awan-awan, dan mengherankan banyak orang dengan trik-trik dan tipu-tipu muslihat mereka, sehingga engkau bisa mengatakan bahwa sang Rasul dengan tepat telah menubuatkan tentang mereka. Karena mereka memperlakukan segala sesuatu dengan cara melucu dan mengejek / mencemoohkan; dan sekalipun mereka adalah orang-orang yang sangat tolol, tetapi karena mereka mengijinkan segala kejahatan, mereka disenangi oleh orang-orang mereka sendiri sebagai sejenis lelucon).

Matthew Henry“It is with great swelling words of vanity, lofty expressions, which have a great sound, but little sense” (= Itu disertai kata-kata sia-sia yang menggelembung besar, ungkapan-ungkapan yang megah / tinggi, yang mempunyai bunyi yang besar, tetapi arti yang kecil / sedikit).

Barnes’ Notes“‘For when they speak great swelling words of vanity.’ When they make pretensions to wisdom and learning, or seem to attach great importance to what they say, and urge it in a pompous and positive manner. Truth is simple, and delights in simple statements. It expects to make its way by its own intrinsic force, and is willing to pass for what it is worth. Error is noisy and declamatory, and hopes to succeed by substituting sound for sense, and by such tones and arts as shall induce men to believe that what is said is true, when it is known by the speaker to be false” (= ‘Karena pada waktu mereka mengatakan kata-kata membengkak yang besar dari kesia-siaan’. Pada waktu mereka membuat kepura-puraan dalam hikmat dan pengetahuan, atau kelihatannya melekatkan kepentingan yang besar pada apa yang mereka katakan, dan mendesakkannya dengan cara yang muluk / memegahkan diri dan positif. Kebenaran itu sederhana, dan senang dengan pernyataan-pernyataan yang sederhana. Ia berharap untuk membuat jalannya dengan kekuatan yang ada dalam dirinya, dan mau dipandang sebagaimana ia bernilai. Kesalahan adalah keributan dan bersifat deklamasi, dan berharap untuk berhasil dengan menggantikan arti dengan bunyi, dan dengan nada dan keahlian yang akan membujuk orang untuk percaya bahwa apa yang dikatakan adalah benar, pada waktu diketahui oleh pembicaranya sebagai salah).

The Bible Exposition Commentary: New Testament“the teachers are eloquent promoters of their doctrines. They know how to impress people with their vocabulary, ‘Mated words that say nothing’ (literal translation). The average person does not know how to listen to and analyze the kind of propaganda that pours out of the mouths and printing presses of the apostates. Many people cannot tell the difference between a religious huckster and a sincere servant of Jesus Christ. Do not be impressed with religious oratory. Apollos was a fervent and eloquent religious speaker, but he did not know the right message to preach (Acts 18:24-28). Paul was careful not to build his converts’ faith on either his words or his wisdom (1 Cor 2:1-5). Paul was a brilliant man, but his ministry was simple and practical. He preached to express and not to impress. He knew the difference! between communication and manipulation” [= guru-guru itu adalah promotor-promotor yang fasih dari ajaran-ajaran mereka. Mereka tahu bagaimana untuk membuat orang-orang terkesan dengan perbendaharaan kata-kata mereka, ‘Kata-kata yang cocok (?) yang tidak mengatakan apa-apa’ (terjemahan hurufiah). Orang-orang rata-rata tidak tahu bagaimana untuk mendengar pada dan menganalisa jenis propaganda yang mencurahkan dari mulut-mulut dan cetakan-cetakan dari orang-orang murtad itu. Banyak orang tak bisa mengetahui perbedaan antara seorang pedagang keliling dan seorang pelayan yang tulus / sungguh-sungguh dari Yesus Kristus. Jangan terkesan dengan kefasihan berpidato yang bersifat agamawi. Apolos adalah pembicara / pengkhotbah agama yang bersemangat dan fasih, tetapi ia tidak mengetahui berita yang benar untuk dikhotbahkan (Kisah Para Rasul 18:24-28). Paulus berhati-hati untuk tidak membangun iman dari para petobatnya pada kata-katanya atau hikmatnya (1Korintus 2:1-5). Paulus adalah orang yang brilian, tetapi pelayanannya sederhana dan praktis. Ia berkhotbah untuk menyatakan, dan bukan untuk mengesankan. Ia tahu perbedaannya! antara komunikasi / penyampaian dan manipulasi].

1Korintus 2:1-5 - “(1) Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. (2) Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. (3) Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. (4) Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, (5) supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah”.

1Korintus 1:22-24 - “(22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, (24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah”.

b)   dan mempergunakan hawa nafsu cabul.
KJV: ‘they allure through the lusts of the flesh, through much wantonness’ (= mereka memikat melalui nafsu-nafsu daging, melalui banyak ketidak-bermoralan).
RSV: ‘they entice with licentious passions of the flesh men’ (= mereka memikat dengan nafsu-nafsu yang tidak bermoral dari manusia-manusia daging).

Matthew Henry“they work upon the corrupt affections and carnal fleshly lusts of men, proposing what is grateful to them” (= mereka mempengaruhi / berusaha untuk membujuk perasaan / kecenderungan yang jahat dan nafsu daging dari manusia, menawarkan apa yang menyenangkan bagi mereka).
Bdk. 2Timotius 4:3-4 - “(3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng”.
Bdk. 1Raja 22:6,7,11-14 - “(6) Lalu raja Israel mengumpulkan para nabi, kira-kira empat ratus orang banyaknya, kemudian bertanyalah ia kepada mereka: ‘Apakah aku boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau aku membatalkannya?’ Jawab mereka: ‘Majulah! Tuhan akan menyerahkannya ke dalam tangan raja.’ (7) Tetapi Yosafat bertanya: ‘Tidak adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?’ ... (11) maka Zedekia bin Kenaana membuat tanduk-tanduk besi, lalu berkata: ‘Beginilah firman TUHAN: Dengan ini engkau akan menanduk Aram sampai engkau menghabiskan mereka.’ (12) Juga semua nabi itu bernubuat demikian, katanya: ‘Majulah ke Ramot-Gilead, dan engkau akan beruntung; TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja.’ (13) Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu, berkata kepadanya: ‘Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah seorang dari pada mereka dan meramalkan yang baik.’ (14) Tetapi Mikha menjawab: ‘Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang akan kukatakan.’”.

Matthew Henry“Erroneous teachers have a peculiar advantage to win men over to them, because they have sensual pleasure to take them with; whereas the ministers of Christ put men upon self-denial, and the mortifying of those lusts that others gratify and please: wonder not therefore that truth prevails no more, or that errors spread so much” (= Guru-guru palsu mempunyai keuntungan khusus untuk memenangkan orang-orang ke pihak mereka, karena mereka mempunyai kesenangan yang bersifat hawa nafsu yang mereka gunakan untuk mengambil mereka; sedangkan pelayan-pelayan Kristus membebankan orang-orang penyangkalan diri sendiri, dan pematian dari nafsu-nafsu itu, yang orang-orang lain puaskan dan senangi: karena itu, jangan heran bahwa kebenaran tidak menang / efektif lagi, atau bahwa kesalahan-kesalahan tersebar begitu banyak).

c)   untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan.

The Bible Exposition Commentary: New Testament menceritakan tentang seorang pendeta yang membantu suatu penginjilan di suatu tempat terbuka di Filipina. Orang-orang yang mengambil keputusan untuk menerima Kristus diminta untuk masuk ke ruangan dekat dengan tempat itu, dan di sana mereka dibimbing, dan juga diberi bahan-bahan untuk menolong mereka mulai dalam kehidupan Kristen mereka. Begitu orang-orang baru itu keluar dari tempat itu seorang sesat mendatangi mereka dan mulai memperkenalkan agamanya sendiri! Yang harus dilakukan oleh para penyesat itu hanyalah memperhatikan siapa yang membawa bahan yang diberikan itu, lalu mendekatinya. Prosedur yang sama sering terjadi dalam KKR penginjilan yang besar, dimana para penyesat siap untuk menerkam orang-orang percaya yang membawa ‘paket keputusan’ yang mereka dapatkan dari pembimbingan yang mereka terima. Itu sebabnya para hamba Tuhan harus memperkuat dasar iman dari para petobat baru itu. Seperti bayi-bayi yang baru dilahirkan, orang-orang Kristen yang baru itu perlu dilindungi, diberi makan, dan diteguhkan, sebelum mereka bisa dilepaskan dalam dunia yang berbahaya ini. Kita tidak bisa menyalahkan orang-orang Kristen yang baru itu karena ‘tidak teguh / stabil’ (2Petrus 2:14), jika kita tidak mengajar mereka bagaimana untuk berdiri!

The Bible Exposition Commentary: New Testament“A pastor friend of mine was assisting some missionaries in the Philippines by conducting open-air meetings near the university. Students who wanted to decide for Christ were asked to step into a building near the square, and there they were counseled and also given follow-up material to help them get started in their Christian life. No sooner did a new convert walk out the door and past the crowd than a cultist would join him and start to introduce his own religion! All the apostates had to do was look for the people carrying follow-up material! This same procedure is often used in large evangelistic crusades: the false teachers are ready to pounce on new believers carrying decision packets. This is why it is important that soul-winners, pastors, and other Christian workers ground new converts in the faith. Like newborn babies, new Christians need to be protected, fed, and established before they can be turned loose in this dangerous world. One reason Peter wrote this letter was to warn the church to care for the new Christians, because the false teachers were out to get them! We cannot blame new believers for being ‘unstable’ (2 Peter 2:14) if we have not taught them how to stand”[=].

Matthew Henry“By application and industry men attain a skilfulness and dexterity in promoting error. They are as artful and as successful as the fisher, who makes angling his daily employment. The business of these men is to draw disciples after them, and in their methods and management there are some things worth observing, how they suit their bait to those they desire to catch” (= Dengan penerapan / ketekunan dan kerajinan orang-orang mendapat suatu keahlian dan ketangkasan dalam mempromosikan kesalahan. Mereka sama ahlinya dan suksesnya seperti si penjala ikan, yang membuat memancing sebagai pekerjaan harian mereka. Kesibukan dari orang-orang ini adalah menarik murid-murid untuk mengikuti mereka, dan dalam metode-metode dan kepengurusan mereka ada hal-hal tertentu yang layak diperhatikan, bagaimana mereka menyesuaikan umpan mereka dengan orang-orang yang mereka ingin tangkap).

Penerapan: bandingkan dengan para Saksi Yehuwa yang karena kerajinan dan ketekunan, baik dalam belajar maupun memberitakan ‘Injil’, menjadi ahli dalam melakukan hal itu.

Calvinwe must consider the whole sentence of the Apostle. He says that they who had really escaped from the society of those in error were again deceived by a new kind of error, ... He hereby reminds us how dangerous are the wiles of these men. ... Let us be reminded of what we ought especially to beware of, after having been once enlightened, that is, lest Satan entice us under the pretense of liberty, so as to give ourselves up to lasciviousness to gratify the lusts of the flesh. But they are safe from this danger who seriously attend to the study of holiness (= kita harus mempertimbangkan seluruh kalimat dari sang Rasul. Ia mengatakan bahwa mereka yang telah sungguh-sungguh melepaskan diri dari masyarakat yang salah, ditipu lagi oleh suatu jenis kesalahan yang baru, ... Dengan ini ia mengingatkan kita betapa berbahayanya tipu muslihat dari orang-orang ini. ... Hendaklah kita diingatkan tentang apa yang secara khusus harus kita waspadai, setelah sekali pernah dicerahi, yaitu, supaya jangan Iblis memikat kita di bawah kepura-puraan dari kebebasan, sehingga memberikan diri kita sendiri kepada hal-hal yang menimbulkan hawa nafsu untuk memuaskan nafsu dari daging. Tetapi mereka aman dari bahaya ini, yang dengan serius memperhatikan pelajaran tentang kekudusan).

Ada penterjemahan yang berbeda tentang bagian ini.
Kitab Suci Indonesia: untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan.
KJV: ‘were clean escaped’ (= sama sekali lolos).
RSV: ‘who have barely escaped’ (= yang hampir lolos).
NIV: ‘who are just escaping’ (= yang baru lolos).
NASB: ‘who barely escape’ (= yang hampir lolos).

Jadi, RSV / NASB mengatakan bahwa orang-orang itu hampir lolos. Sedangkan Kitab Suci Indonesia, RSV, NIV mengatakan bahwa mereka baru lolos. Perbedaan ini muncul karena adanya problem text dalam bagian ini. Ada manuscript-manuscript yang menuliskan ONTOS [= really (= sungguh-sungguh)] dan ada manuscript-manuscript yang menuliskan OLIGOS [= scarcely, barely (= hampir, nyaris)]. Baik Albert Barnes maupun Bruce Metzger memilih yang kedua.

Barnes’ Notes“Most of the later editions of the Greek Testament coincide with the reading in the margin, ‎OLIGOOS meaning ‘little, but a little, scarcely.’ This accords better with the scope of the passage; and, according to this, it means that they had ‘almost escaped’ from the snares and influences of those who live in error and sin. They had begun to think of their ways; they had broken off many of their evil habits; and there was hope that they would be entirely reformed, and would become decided Christians, but they were allured again to the sins in which they had so long indulged. This seems to me to accord with the design of the passage, and it certainly accords with what frequently occurs, that those who are addicted to habits of vice become apparently interested in religion, and abandon many of their evil practices, but are again allured by the seductive influences of sin, and relapse into their former habits” (= Kebanyakan dari edisi-edisi belakangan dari Perjanjian Baru bahasa Yunani serupa / bertepatan dengan pembacaan di catatan tepi, OLIGOOS yang berarti ‘sedikit, tetapi sedikit, hampir’. Ini lebih sesuai dengan tujuan dari text; dan, sesuai dengan ini, itu berarti bahwa mereka ‘hampir lolos’ dari jerat dan pengaruh dari mereka yang hidup dalam kesesatan dan dosa. Mereka telah mulai berpikir tentang jalan mereka; mereka telah memutuskan banyak dari kebiasaan-kebiasaan jahat mereka; dan di sana ada harapan bahwa mereka akan direformasi secara keseluruhan, dan akan menjadi orang-orang Kristen yang pasti, tetapi mereka dipikat lagi kepada dosa-dosa dalam mana mereka sudah begitu lama memuaskan diri. Ini kelihatannya bagi saya sesuai dengan rancangan dari text, dan itu pastilah sesuai dengan apa yang sering terjadi, bahwa mereka yang kecanduan terhadap kebiasaan dari kejahatan kelihatannya menjadi tertarik pada agama, dan meninggalkan banyak dari praktek-praktek jahat mereka, tetapi lalu dipikat lagi oleh pengaruh-pengaruh dosa yang bersifat memikat, dan kambuh / kumat ke dalam kebiasaan yang dahulu / semula).
 2 PETRUS 2:1-22(12)

7)   Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu (2 Petrus 2: 19).

Calvin“The name of liberty is sweet, and they abused it for this end, that the hearer, being loosed from the fear of the divine law, might abandon himself unto unbridled licentiousness. But the liberty which Christ has procured for us, and which he offers daily by the gospel, is altogether different, for he has exempted us from the yoke of the law as far as it subjects us to a curse, that he might also deliver us from the dominion of sin, as far as it subjects us to its own lusts. Hence, where lusts reign, and therefore where the flesh rules, there the liberty of Christ has no place whatever. The Apostle then declares this to all the godly, that they might not desire any other liberty but that which leads those, who are set free from sin, to a willing obedience to righteousness. We hence learn that there have ever been depraved men who made a false pretense to liberty, and that this has been an old cunning trick of Satan. We need not wonder that at this day the same filth is stirred up by fanatical men (= Nama / sebutan ‘kemerdekaan’ adalah manis, dan mereka menyalah-gunakan untuk tujuan ini, supaya pendengar, yang dilepaskan dari rasa takut terhadap hukum ilahi, bisa menyerahkan diri mereka sendiri pada ketidak-bermoralan yang tidak dikekang. Tetapi kemerdekaan yang Kristus telah peroleh / dapatkan bagi kita, dan yang Ia tawarkan setiap hari bagi kita oleh injil, adalah sama sekali berbeda, karena Ia telah membebaskan kita dari kuk hukum Taurat sejauh hukum Taurat itu menundukkan kita pada suatu kutuk. Jadi, dimana nafsu-nafsu bertakhta, dan karena itu dimana daging memerintah, di sana kemerdekaan Kristus tidak mempunyai tempat apapun. Lalu sang Rasul menyatakan ini kepada semua orang saleh, supaya mereka tidak menginginkan kemerdekaan yang lain manapun kecuali kemerdekaan yang membimbing mereka, yang dibebaskan dari dosa, pada suatu ketaatan yang rela pada kebenaran. Maka kita belajar bahwa di sana selalu ada orang-orang bejat yang membuat suatu kepura-puraan yang palsu pada kemerdekaan, dan bahwa ini telah menjadi suatu tipu muslihat yang licik dari Iblis. Kita tidak perlu heran bahwa pada jaman ini kotoran yang sama digerakkan oleh orang-orang yang fanatik).

Bdk. Yohanes 8:30-36 - “(30) Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepadaNya. (31) Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu (32) dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.’ (33) Jawab mereka: ‘Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?’ (34) Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. (35) Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. (36) Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.’”.

Yang Yesus tawarkan adalah kemerdekaan dari dosa. Dengan demikian, orang menjadi bisa berbuat baik. Tetapi yang ditawarkan oleh orang-orang sesat ini adalah merdeka / bebas untuk berbuat dosa!

The Bible Exposition Commentary: New Testament“doing whatever you please is not freedom - it is the worst kind of bondage” (= melakukan apapun yang engkau senangi bukanlah kemerdekaan - itu adalah jenis perbudakan yang terburuk).

The Bible Exposition Commentary: New Testament“You cannot set someone free if you are in bondage yourself, and these false teachers were in bondage. ... They professed to be saved but had never really been redeemed (set free) at all! The tenses of the verbs in 2 Peter 2:19 are present: ‘While they promise them (the new believers) liberty, they themselves (the apostates) are the servants of corruption’ ... They claim to be the servants of God, but they are only the servants of sin. It is bad enough to be a slave, but when sin is your master, you are in the worst possible condition a person can experience” [= Kamu tidak bisa memerdekakan seseorang jika kamu sendiri ada dalam perbudakan, dan guru-guru palsu ini ada dalam perbudakan. ... Mereka mengaku diselamatkan tetapi tidak pernah sungguh-sungguh sudah ditebus / dimerdekakan sama sekali! Tensa-tensa dari kata kerja - kata kerja dalam 2Petrus 2:19 adalah present: ‘Sementara mereka menjanjikan mereka (orang-orang percaya yang baru) kemerdekaan, mereka sendiri (orang-orang murtad itu) adalah pelayan-pelayan dari kejahatan’ ... Mereka mengclaim sebagai pelayan-pelayan Allah, tetapi mereka hanya pelayan-pelayan dosa. Adalah cukup buruk untuk menjadi seorang budak, tetapi pada saat dosa adalah tuanmu, engkau ada dalam kondisi terburuk yang memungkinkan yang bisa dialami seseorang].

2 Petrus 2: 20-22: “(20) Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula. (21)  Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. (22) Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: ‘Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.’.

1)   2 Petrus 2: 20: “Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula.

a)   Ini tidak menunjuk kepada orang kristen yang sejati yang lalu murtad.
Orang Arminian mungkin sekali akan menggunakan ayat ini sebagai ayat pendukung kepercayaan / ajaran mereka bahwa orang kristen yang sejati bisa kehilangan keselamatan mereka. Dan Adam Clarke memang menafsirkan seperti itu. Tetapi saya tidak percaya penafsiran seperti itu. Ayat ini tidak menunjuk kepada orang kristen yang sejati, tetapi hanya menunjuk kepada orang yang kelihatannya seperti orang kristen yang sejati!

Barnes’ Notes“‘For if after they have escaped the pollutions of the world.’ This does not necessarily mean that they had been true Christians, and had fallen from grace. People may outwardly reform, and escape from the open corruptions which prevail around them, or which they had themselves practiced, and still have no true grace at heart. ‘Through the knowledge of the Lord and Saviour Jesus Christ.’ Neither does THIS imply that they were true Christians, or that they had ever had any saving knowledge of the Redeemer. There is a knowledge of the doctrines and duties of religion which may lead sinners to abandon their outward vices, which has no connection with saving grace. They may profess religion, and may KNOW enough of religion to understand that it requires them to abandon their vicious habits, and still never be true Christians” (= ‘Sebab jika mereka telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia’. Ini tidak harus berarti bahwa mereka telah menjadi orang-orang Kristen yang sejati, dan telah jatuh dari kasih karunia. Orang-orang bisa direformasi secara lahiriah, dan lolos dari kejahatan-kejahatan terbuka yang banyak ada di sekitar mereka, atau yang mereka sendiri telah praktekkan, dan tetap tidak mempunyai kasih karunia yang sejati dalam hati mereka. ‘Oleh / melalui pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus’. Inipun tidak menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang Kristen yang sejati, atau bahwa mereka pernah mempunyai pengenalan yang menyelamatkan tentang sang Penebus. Ada suatu pengetahuan tentang doktrin-doktrin dan kewajiban-kewajiban agama yang bisa membimbing orang-orang berdosa untuk meninggalkan kejahatan-kejahatan lahiriah mereka, yang tidak berhubungan dengan kasih karunia yang menyelamatkan. Mereka bisa mengaku agama, dan bisa TAHU cukup tentang agama untuk mengerti bahwa itu menuntut / mengharuskan mereka untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan mereka yang jahat / buruk, tetapi tetap tidak pernah menjadi orang-orang Kristen yang sejati).

Matthew Henry“Some men are, for a time, kept from the pollutions of the world, by the knowledge of Christ, who are not savingly renewed in the spirit of their mind” (= Beberapa / sebagian orang, untuk sementara waktu, dijaga dari polusi dunia, oleh pengetahuan tentang Kristus, yang tidak diperbaharui secara menyelamatkan dalam roh / kecondongan dari pikiran mereka).

Matthew Henry“A religious education has restrained many whom the grace of God has not renewed: if we receive the light of the truth, and have a notional knowledge of Christ in our heads, it may be of some present service to us; but we must receive the love of the truth, and hide God’s word in our heart, or it will not sanctify and save us” (= Suatu pendidikan agamawi telah mengekang banyak orang yang tidak diperbaharui oleh kasih karunia Allah: jika kita menerima terang dari kebenaran, dan mempunyai suatu pengetahuan intelektual tentang Yesus Kristus dalam kepala kita, itu bisa memberikan pelayanan / jasa / perbaikan tertentu untuk saat ini; tetapi kita harus menerima kasih dari / terhadap kebenaran, dan menyembunyikan firman Allah dalam hati kita, atau itu tidak akan menguduskan dan menyelamatkan kita).

The Bible Exposition Commentary: New Testament“It is very important that we understand that the pronoun ‘they’ in this entire paragraph (2 Peter 2:17-22) refers to the false teachers and not to their converts. It is also important that we remember that these teachers are not truly born-again people. ... But these apostates did have a ‘religious experience’! And they would boldly claim that their experience brought them into fellowship with the Lord. ... But their experience, like their promises, was false. ... There is no indication that the false teachers had ever experienced the new birth. They had knowledge of salvation and could use the language of the church, but they lacked that true saving experience with the Lord. At one time they had even received the Word of God (2 Peter 2:21), but then they turned away from it. They never trusted Christ and became His sheep. ... These men could point to ‘an experience,’ but it was a false experience. ... ‘Having an experience’ did not change his nature. ... In my ministry, I have met people who have told me about their ‘spiritual experiences,’ but in their narratives I detected no evidence of a new nature [= Adalah sangat penting bahwa kita mengerti bahwa kata ganti orang ‘mereka’ dalam seluruh pasal ini (2Petrus 2:17-22) menunjuk kepada guru-guru palsu ini dan bukan kepada petobat-petobat mereka. Jika adalah penting bahwa kita mengingat bahwa guru-guru palsu ini bukanlah orang-orang yang sudah dilahir-barukan. ... Tetapi orang-orang murtad ini mempunyai ‘pengalaman agamawi’! Dan mereka dengan berani mengclaim bahwa pengalaman mereka membawa mereka ke dalam persekutuan dengan Tuhan. ... Tetapi pengalaman mereka, seperti janji-janji mereka, adalah palsu. ... Tidak ada petunjuk bahwa guru-guru palsu ini pernah mengalami kelahiran baru. Mereka mempunyai pengetahuan tentang keselamatan dan bisa menggunakan bahasa dari gereja, tetapi mereka tidak mempunyai pengalaman menyelamatkan yang benar dengan Tuhan. Pada satu saat mereka bahkan telah menerima Firman Allah (2Petrus 2:21), tetapi lalu mereka berbalik darinya. Mereka tidak pernah mempercayai Kristus dan menjadi dombaNya. ... Orang-orang ini bisa menunjuk pada ‘suatu pengalaman’, tetapi itu adalah pengalaman yang palsu. ... ‘Mempunyai suatu pengalaman’ tidak mengubah hakekat / sifat dasarnya. ... Dalam pelayanan saya, saya telah bertemu dengan orang-orang yang bercerita kepada saya tentang ‘pengalaman rohani’ mereka, tetapi dalam cerita-cerita mereka saya tidak mendeteksi bukti dari seorang yang baru].

Contoh: orang-orang dari kalangan Kharismatik sering menceritakan pengalaman mereka dilawat Roh Kudus, dipenuhi Roh Kudus, bicara bahasa Roh, Tuhan bicara kepada mereka, diangkat ke surga / neraka dan sebagainya. Juga orang-orang dari kalangan pria sejati, menceritakan pengalaman mereka tentang hubungan keluarga / suami istri yang dipulihkan dan sebagainya. Ini semua bisa saja palsu, dan sama sekali tidak membuktikan bahwa mereka adalah orang-orang Kristen sejati!

Calvin“By naming ‘the pollutions of the world,’ he shews that we roll in filth and are wholly polluted, until we renounce the world. ‘By the knowledge of Christ’ he no doubt understands the gospel. He testifies that the design of it is, to deliver us from the defilements of the world, and to lead us far away from them. ... He then alone makes a right progress in the gospel who faithfully learns Christ; and he truly knows Christ, who has been taught by him to put off the old man and to put on the new man, as Paul reminds us in Ephesians 4:22 (= Dengan menyebut ‘kecemaran-kecemaran dunia’, ia menunjukkan bahwa kita berguling-guling dalam kotoran dan sepenuhnya terpolusi, sampai kita meninggalkan / melepaskan dunia. ‘Oleh pengenalan tentang Kristus’ tak diragukan bahwa ia memaksudkan injil. Ia memberi kesaksian bahwa tujuan darinya adalah, untuk membebaskan kita dari pencemaran dunia ini, dan untuk membimbing kita jauh dari hal-hal itu. ... Maka hanya ia yang membuat kemajuan yang benar dalam injil yang dengan setia mempelajari Kristus; dan ia betul-betul mengenal Kristus, yang telah diajar olehNya untuk menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru, seperti Paulus mengingatkan kita dalam Ef 4:22).

Efesus 4:22 - “yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan”.

Bdk. Yohanes 8:31-32 - “(31) Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu (32) dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.’”.
Dari kata-kata Yesus ini jelas bahwa sedikitnya ada 2 syarat supaya seseorang bisa dianggap sebagai murid / orang Kristen yang sejati, yaitu:
1.         Setia terhadap firman.
2.         Bertumbuh dalam pengudusan (perhatikan kata ‘memerdekakan’).

b)   Orang yang ‘menjadi Kristen’ atau ‘bertobat’ tetapi lalu ‘murtad’, biasanya menjadi lebih buruk keadaannya dibandingkan sebelum ia ‘bertobat’!

Barnes’ Notes“‘The latter end is worse with them than the beginning.’ This is usually the case. Apostates become worse than they were before their professed conversion. ‘Reformed’ drunkards, if they go back to their ‘cups’ again, become more abandoned than ever. Thus, it is with those who have been addicted to any habits of vice, and who profess to become religious, and then fall away” (= ‘Akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula’. Ini biasanya adalah kasusnya. Orang-orang murtad menjadi lebih buruk dari pada sebelum pertobatan yang mereka akui / nyatakan. Pemabuk-pemabuk ‘Reformed’, jika mereka kembali pada cawan / gelas mereka lagi, menjadi lebih terbuang dari pada sebelumnya. Demikian juga dengan mereka yang telah kecanduan terhadap kebiasaan kejahatan apapun, dan yang mengaku menjadi orang yang religius, dan lalu murtad).

Mat 12:43-45 - “(43) ‘Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. (44) Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapih teratur. (45) Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini.’”.

Calvin“It would have been better for them, he says, not to have known the way of righteousness; for though there is no excuse for ignorance, yet the servant who knowingly and wilfully despises the commands of his lord, deserves a twofold punishment (= Adalah lebih baik bagi mereka, ia katakan, seandainya mereka tidak pernah mengenal jalan kebenaran; karena sekalipun di sana tidak ada alasan untuk ketidak-tahuan, tetapi pelayan yang secara sadar dan sengaja memandang rendah perintah-perintah / hukum-hukum dari Tuhannya, layak mendapat penghukuman ganda).

Matthew Henry“When men are once entangled, they are easily overcome; therefore should Christians keep close to the word of God, and watch against those who seek to perplex and bewilder them, and that because, if men who have once escaped are again entangled, the latter end is worse with them than the beginning (= Pada waktu orang-orang sekali dijerat, mereka dengan mudah bisa ditanggulangi; karena itu orang-orang Kristen harus tetap dekat dengan firman Allah, dan berjaga-jaga terhadap mereka yang berusaha untuk membingungkan mereka, dan bahwa karena, jika orang-orang yang sekali pernah lolos terjerat lagi, akhirnya adalah lebih buruk bagi mereka dari pada yang semula).

c)   ‘Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus’.
Kata-kata ‘Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus lagi-lagi memenuhi hukum bahasa Yunani yang sudah dibahas dalam 2Petrus 1:1 di atas. Kata-kata ini tidak menunjuk kepada 2 pribadi, tetapi kepada 1 pribadi. Karena itu kata-kata ini menunjukkan Yesus sebagai Juruselamat dan sebagai Tuhan!

2)   Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.

Matthew Henry“The apostle, in the last two verses of the chapter, sets himself to prove that a state of apostasy is worse than a state of ignorance; for it is a condemning of the way of righteousness, after they have had some knowledge of it, and expressed some liking to it” (= Sang rasul, dalam dua ayat terakhir dari pasal ini, membuktikan bahwa keadaan kemurtadan adalah lebih buruk dari pada keadaan ketidak-tahuan / kebodohan; karena itu merupakan suatu pengecaman terhadap jalan kebenaran, setelah mereka mempunyai pengetahuan tertentu tentangnya, dan menyatakan kesenangan tertentu terhadapnya).

Matthew Henry“The devil more narrowly watches and more closely confines those whom he has recovered, after they had once gone off from him and professed to be the followers of the Lord Jesus Christ (Mt. 12:45); they are kept under a stronger guard” [= Iblis dengan lebih seksama menjaga dan dengan lebih teliti membatasi mereka yang telah ia dapatkan kembali, setelah mereka pernah ‘meninggalkan’ dia dan mengaku sebagai pengikut-pengikut Tuhan Yesus Kristus (Matius 12:45); mereka dijaga dibawah penjagaan yang lebih kuat].

Tetapi sekalipun seseorang menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh, bukankah ia masih berbuat dosa? Lalu, apa bedanya itu dengan murtad? Calvin menjawab dengan kata-kata di bawah ini.

Calvinhe declares that they who make themselves slaves again to the pollutions of the world fall away from the gospel. The faithful also do indeed sin; but as they allow not dominion to sin, they do not fall away from the grace of God, ... For they are not to be deemed conquered, while they strenuously resist the flesh and its lusts (= ia menyatakan bahwa mereka yang membuat diri mereka sendiri budak-budak lagi pada polusi / kecemaran dunia murtad dari injil. Orang-orang setia / beriman memang juga berbuat dosa; tetapi karena mereka tidak mengijinkan penguasaan dosa, mereka tidak murtad dari kasih karunia Allah, ... Karena mereka tidak dianggap sebagai dikalahkan, pada waktu mereka dengan kuat menahan daging dan nafsu-nafsunya).

3)   Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: ‘Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.’.
Bdk. Amsal 26:11- “Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya”.

Adam Clarke“Here is a sad proof of the possibility of falling from grace, and from very high degrees of it too” (= Di sini ada suatu bukti yang menyedihkan tentang kemungkinan dari jatuh dari kasih karunia / murtad, dan dari tingkat yang sangat tinggi darinya juga).

Komentar / tanggapan saya tentang kata-kata Clarke ini:
Ini tidak terlalu berbeda dengan orang-orang yang menggunakan Mat 7:21-23 sebagai dasar bahwa orang-orang Kristen yang sejati, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sejati, bisa murtad. Kontext dari Mat 7:21-23 adalah Matius 7:15-23, dan dari Matius 7:15-20 terlihat dengan jelas bahwa yang dibicarakan adalah nabi-nabi palsu.

Juga seluruh kontext dalam 2Pet 2 ini membicarakan nabi palsu. Jadi, bagaimana mungkin kita menganggap mereka ini sebagai orang kristen yang sejati, apalagi hamba Tuhan yang sejati, yang lalu murtad dan kehilangan keselamatan mereka? Dan sangat perlu diperhatikan bahwa dalam bagian ini Petrus tetap menyebut mereka sebagai ‘babi’ dan ‘anjing’. Jadi, bagaimana mungkin ia memaksudkan orang kristen yang sejati / hamba Tuhan yang sejati? Bandingkan dengan beberapa komentar tentang ‘babi dan anjing’ di bawah ini.

Calvin“there are many dogs who swallow again what they have vomited to their own ruin; ... there are many swine who, immediately after washing, roll themselves again in the mud. At the same time the godly are reminded to take heed to themselves, except they wish to be deemed dogs or swine” (= ada banyak anjing yang menelan lagi apa yang telah mereka muntahkan yang menyebabkan kehancuran mereka; ... ada banyak babi yang, segera setelah mandi / dicuci, mengguling-gulingkan diri mereka sendiri lagi dalam lumpur. Pada saat yang sama orang-orang saleh diingatkan untuk memperhatikan / mewaspadai diri mereka sendiri, kecuali mereka ingin untuk dianggap sebagai anjing atau babi).

Bible Knowledge Commentary“Jews considered both dogs and pigs among the lowest of creatures (cf. Matt 7:6) so Peter chose these animals to describe people who knew the truth and turned away from it. The first proverb, ‘A dog returns to its vomit,’ is taken from Prov 26:11. The second proverb, ‘A sow that is washed goes back to her wallowing in the mud,’ was presumably commonly known by Jews in the first century. The underlying principle of both is the same: these apostates (whether false teachers, their victims, or both) never were what they seemed to be and returned to what they had been all along. Dogs and pigs can be scrubbed but not kept clean, for it is in their very nature to return to unclean living. Such apostates are in a tighter bondage, they are farther from the truth, and they are deeper in spiritual filth than ever before” [= Orang-orang Yahudi menganggap baik anjing dan babi di antara makhluk-makhluk ciptaan yang paling rendah / hina (bdk. Mat 7:6), maka Petrus memilih binatang-binatang ini untuk menggambarkan orang-orang yang pernah tahu kebenaran dan lalu berbalik darinya. Pepatah pertama, ‘Anjing kembali lagi ke muntahnya’, diambil dari Amsal 26:11. Pepatah yang kedua, ‘Babi yang mandi / yang telah dicuci kembali ke kubangannya dalam lumpur’, rupanya dikenal secara umum oleh orang-orang Yahudi pada abad pertama. Prinsip yang mendasari dari kedua pepatah itu adalah sama: orang-orang murtad ini (apakah guru-guru palsu, korban-korban mereka, atau keduanya) tidak pernah adalah seperti mereka kelihatannya dan kembali pada apa adanya mereka selama ini. Anjing dan babi bisa digosok / disikat tetapi tidak bisa dijaga tetap bersih, karena merupakan sifat dasar / alamiah mereka untuk kembali pada kehidupan yang najis / kotor. Orang-orang murtad seperti itu ada dalam perbudakan yang lebih ketat, mereka lebih jauh dari kebenaran, dan mereka lebih dalam dalam kotoran rohani dari pada sebelumnya].

Matius 7:6 - “‘Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.’”.

Barnes’ Notes“Under all the appearances of reformation, still their evil nature remained, as really as that of the dog or the swine, and that nature finally prevailed. There was no thorough internal change, any more than there is in the swine when it is washed, or in the dog. This passage, therefore, would seem to demonstrate that there never had been any real change of heart, and of course there had been no falling away from true religion. It should not, therefore, he quoted to prove that true Christians may fall from grace and perish. The dog and the swine had never been anything else than the dog and the swine, and these persons had never been anything else than sinners” (= Dibawah semua penampilan reformasi, sifat dasar mereka yang jahat tetap, seperti sifat dasar dari anjing dan babi, dan sifat dasar itu akhirnya menang. Tidak pernah ada perubahan di dalam yang menyeluruh, lebih dari perubahan di dalam yang ada dalam babi yang dicuci, atau dalam anjing. Karena itu, text ini kelihatannya menunjukkan bahwa disana tidak pernah ada perubahan hati yang sungguh-sungguh, dan tentu saja tidak ada kemurtadan dari agama. Karena itu, ini tidak boleh dikutip untuk membuktikan bahwa orang-orang kristen yang sejati bisa jatuh dari kasih karunia dan binasa. Anjing dan babi tidak pernah menjadi apapun yang lain dari pada anjing dan babi, dan orang-orang ini tidak pernah menjadi apapun yang lain dari pada orang-orang berdosa).

Barnes’ Notes“No matter how clean the swine is made by washing, this would not prevent it, in the slightest degree, from rolling in filth again. ... So it is with the sinner. No external reformation will certainly prevent his returning to his former habits; and when he does return, we can only say that he is acting according to his real nature - a nature which has never been changed, any more than the nature of the dog or the swine. ... This passage is often quoted to prove ‘the possibility of falling from grace, and from a very high degree of it too.’ But it is one of the last passages in the Bible that should be adduced to prove that doctrine. The true point of this passage is to show that the persons referred to never ‘were changed;’ that whatever external reformation might have occurred, their nature remained the same; and that when they apostatized from their outward profession, they merely acted out their nature, and showed that in fact there had been ‘no’ real change. This passage will prove - what (that?) there are abundant facts to confirm - that persons may reform externally, and then return again to their former corrupt habits; it can never be made to prove that one TRUE Christian will fall away and perish. It will also prove that we should rely on no mere external reformation, no outward cleansing, as certain evidence of piety. Thousands who have been externally reformed have ultimately shown that they had no religion, and there is nothing in mere outward reformation that can suit us for heaven. God looks upon the heart; and it is only the religion that has its seat there, that can secure our final salvation” (= Tak peduli betapa bersih babi dibuat oleh pemandian, ini tidak mencegahnya, dalam tingkat yang terendah, untuk berguling-guling dalam kotoran lagi. ... Demikianlah dengan orang berdosa. Tak ada reformasi luar / lahiriah akan dengan pasti mencegah kembalinya ia pada kebiasaan lamanya; dan pada waktu ia kembali, kita hanya bisa mengatakan bahwa ia sedang bertindak sesuai dengan sifat dasarnya yang sesungguhnya - suatu sifat dasar yang tidak pernah diubah, sama seperti sifat dasar dari anjing dan babi. ... Text ini sering dikutip untuk membuktikan ‘kemungkinan jatuh dari kasih karunia / murtad, dan dari tempat yang sangat tinggi juga’. Tetapi ini adalah salah satu dari text yang terakhir dalam Alkitab yang harus dikemukakan untuk membuktikan doktrin itu. Point sebenarnya dari text ini adalah untuk menunjukkan bahwa orang-orang yang ditunjuk tidak pernah ‘diubahkan’; bahwa reformasi luar / lahirah apapun yang bisa terjadi, sifat dasar mereka tetap sama; dan bahwa pada waktu mereka murtad dari pengakuan lahiriah mereka, mereka hanya bertindak dari sifat dasar mereka, dan menunjukkan bahwa sebetulnya di sana ‘tidak ada’ perubahan yang sejati. Text ini akan membuktikan - bahwa ada banyak fakta untuk menegaskan - bahwa orang-orang bisa direformasi secara lahiriah, dan lalu kembali lagi pada kebiasaan jahat yang lama; itu tidak pernah bisa dipakai untuk membuktikan bahwa satu orang Kristen SEJATI akan murtad dan binasa. Itu juga akan membuktikan bahwa kita harus bersandar bukan semata-mata pada reformasi luar / lahiriah, bukan pembersihan luar, sebagai bukti pasti dari kesalehan. Ribuan orang yang telah direformasi secara lahiriah akhirnya menunjukkan bahwa mereka tidak mempunyai agama, dan tidak ada apapun dalam semata-mata reformasi lahiriah yang bisa menyesuaikan kita untuk surga. Allah melihat hati; dan hanyalah agama yang mempunyai kedudukannya di sana, yang bisa memastikan keselamatan akhir kita).

Catatan: pada bagian yang saya garis-bawahi, kelihatannya Barnes mengutip kata-kata Adam Clarke di atas.

The Bible Exposition Commentary: New Testament“To use Peter’s vivid images, the pig was washed on the outside, but remained a pig; the dog was ‘cleaned up’ on the inside, but remained a dog. The pig looked better and the dog felt better, but neither one had been changed. They each had the same old nature, not a new one. This explains why both animals returned to the old life: it was part of their nature. A pig can stay clean only a short time and then must head for the nearest mud hole. ... Certainly the dog feels better after emptying his stomach, but it is still a dog. ... It is a disgusting picture, but that is exactly the response Peter wanted to produce” [= Menggunakan gambaran yang hidup dari Petrus, babi dicuci pada bagian luarnya, tetapi tetap adalah babi; anjing ‘dibersihkan’ pada bagian dalamnya, tetapi tetap adalah anjing. Babi itu kelihatan lebih baik, dan anjing itu merasa lebih baik, tetapi yang manapun dari mereka tidak / belum diubahkan. Mereka masing-masing mempunyai sifat dasar lama yang sama, bukan sifat dasar yang baru. Ini menjelaskan mengapa kedua binatang kembali pada hidup yang lama: itu adalah bagian dari hakekat / sifat dasar mereka. Seekor babi bisa tetap bersih hanya untuk sementara waktu dan lalu harus menuju ke lubang lumpur yang terdekat. ... Pastilah anjing merasa lebih baik setelah mengosongkan perutnya, tetapi ia tetap adalah anjing. ... Ini merupakan penggambaran yang menjijikkan, tetapi itu adalah tanggapan persis seperti yang Petrus ingin hasilkan]

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
12 EKSPOSISI 2 PETRUS 2:1-22.
Next Post Previous Post