SIMON ORANG KIRENE dan TUNTUTAN KRISTUS BAGI KITA
Pdt. Esra Alfred Soru,MPdK.
Kita akan belajar dari seorang yang sebenarnya cukup terkenal tetapi kurang diperhatikan karena keterangan yang sangat singkat tentang dirinya di dalam Alkitab. Orang ini adalah “SIMON” yang membantu Yesus memikul salib menuju Golgota. Mari kita lihat teks kita :gadget, bisnis, otomotif |
Matius 27:32 - Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Kita akan belajar tentang Simon ini dalam beberapa point :
I. DARI MANA ASAL SIMON DAN BAGAIMANA IA BISA BERADA DI YERUSALEM?
Dari mana asal Simon? Secara eksplisit dikatakan bahwa ia berasal dari Kirene.
Matius 27:32 - Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Lalu di mana Kirene ini?
Easton's Bible Dictionary – Sebuah kota (sekarang Tripoli) di bagian atas dari Lybia di Afrika Utara, ….”
International Standard Bible Encyclopedia – Sebuah kota di Afrika Utara, ibukota dari propinsi Roma Kirenaika (Lybia kuno dan modern).
Bandingkan dengan catatan Kisah Para Rasul 2:10.
Kis 2:10 - Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma,…
Jadi sebenarnya Simon ini termasuk orang Yahudi Diaspora (orang Yahudi yang tidak tinggal di Yerusalem). Lalu bagaimana ia bisa ada di Yerusalem saat itu? Ingat bahwa saat Yesus disalibkan itu bertepatan dengan hari raya Paskah orang Yahudi.
Matius 26:2 - "Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan."
Yohanes 19:14 - Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: "Inilah rajamu!"
Dan bagi seorang Yahudi Diaspora, merayakan Paskah di kota Yerusalem adalah sesuatu yang sangat diidam-idamkan. Persis seperti orang Islam mau naik haji. Dugaan sangat kuat bahwa Simon hadir di kota Yerusalem dengan tujuan untuk merayakan Paskah Yahudi ini dan kelihatannya ia bertemu dengan Yesus sesaat setelah ia tiba di Yerusalem. Ini nyata lewat kata-kata bahwa Simon baru datang dari luar kota.
Lukas 23:26 - Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus.
Markus 15:21 - Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, …. yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
II. MENGAPA DIA HARUS DIPAKSA DAN TERPAKSA MEMIKUL SALIB YESUS?
Alkitab mengatakan bahwa Simon ini dipaksa untuk memikul salib Yesus.
Matius 27:32 - Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Markus 15:21 - Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, …. yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Jika ini adalah sebuah paksaan, maka tentu ada yang memaksa dan ada yang dipaksa dan tentu melakukan hal tersebut dengan terpaksa. Yang memaksa jelas adalah para prajurit Romawi. Mengapa mereka memaksa Simon untuk memikul salib Yesus? Matthew Henry (Injil Matius 15-28, hal. 1489) mengemukakan 3 alasan :
Mereka merasa kasihan pada Yesus karena ternyata salib itu terlalu berat untuk dipikul-Nya.
Mungkin juga karena dengan salib di pundak-Nya, Yesus tidak bisa berjalan maju secepat yang mereka mau.
Mereka takut Yesus akan jatuh pingsan dan lalu mati sehingga skenario penyaliban yang sudah mereka rancangan menjadi gagal.
Matthew Henry – “…mereka tidak mau Yesus sampai pingsan dan mati seketika di sana, karena itu akan menggagalkan rancangan jahat mereka berikutnya. Kelihatannya mereka memang berbelaskasihan pada Kristus, tetapi belaskasihan mereka itu kejam.(Injil Lukas 13-24, hal. 845).
Tetapi Jakob Van Bruggen (Markus : Injil Menurut Petrus, hal. 588-589) memberikan kemungkinan yang lain di mana pemaksaan terhadap Simon untuk memikul salib Yesus ini sebagai suatu bentuk olok-olokan atau ejekan terhadap Yesus. Perhatikan bahwa sepanjang drama penyaliban Yesus mulai dari ruang penyiksaan hingga Ia tergantung di atas salib, mereka selalu mengolok-olok Dia. Mereka memakaikan jubah ungu dan mahkota duri di kepalanya sebagai olok-olokan terhadap Kristus sebagai raja. Di Gologta mereka sengaja menyalibkan dia di antara penjahat, orang-orang yang lewat di sana mengolok-olok Yesus, demikian juga seorang penjahat yang disalibkan bersama-sama dengan Dia. Dengan demikian pemaksaan Simon orang Kirene untuk memikul salib Yesus harus dilihat dari kaca mata ejekan/olok-olokan terhadap Yesus.
Jakob Van Bruggen – Kalau para prajurit dalam perjalan ke luar kota memaksa seorang Yahudi dari Afrika Utara (Kirene) melakukan pekerjaan itu bagi Yesus, mereka meneruskan sandiwara tadi; mereka kembali berpura-pura menghormati Yesus sebagai seorang raja. Bukankah Yesus raja orang Yahudi? Maka baiklah seorang bawahan-Nya yang juga orang Yahudi memikul beban itu sambil mengikuti Tuannya (Lukas 23:26). Dengan demikian prajurit-prajurit itu mengerahkan pengiring bagi Sang Raja. Hal itu membuat perjalanan-Nya ke Golgota mengundang tawa. Seorang Raja dengan satu hamba yang dipaksa ikut dan yang berjalan di belakang Dia sambil memikul alat untuk menghukum mati Rajanya! Para prajurit yang telah mengadakan upacara penyambutan tiruan bagi Yesus ketika Dia memasuki tangsi, sekarang juga menggelar upacara tiruan untuk melepas Sang Raja keluar kota. (Markus : Injil Menurut Petrus, hal. 589).
Ini dari sisi Yesusnya. Tapi dari sisi Simon sendiri, jelas dari kata “paksa” yang muncul menunjukkan bahwa Simon sebenarnya terpaksa memikul salib Yesus ini. Lalu kira-kira mengapa Simon terpaksa memikul salib Yesus ini? Kemungkinan karena 2 alasan :
Karena memikul salib saat itu adalah sebuah kehinaan.
Matthew Henry – Memang, memikul salib itu merupakan suatu penghinaan sehingga tidak ada seorang pun yang mau melakukannya kecuali dipaksa. (Injil Matius 15-28, hal. 1490).
Penghinaan ini semakin bertambah jika apa yang dikatakan Bruggen di atas benar di mana pemikulan salib Yesus itu dijadikan semacam drama olok-olokan bagi Yesus. Dengan demikian Simon ikut menjadi bagian dari olok-olokan/ejekan pada Kristus tersbut.
Karena Simon datang ke Yerusalem bukan demi tujuan ini.
William Barclay - Hari itu pastilah hari yang suram bagi Simon dari Kirene….Simon berasal dari Kirene di Afrika. Pastilah ia datang dari tempat yang jauh itu untuk merayakan Paskah. Bisa jadi juga, ia telah berhemat dan menabung selama bertahun-tahun agar dapat datang ke Yerusalem. Pastilah ia sedang memenuhi ambisi seumur hidupnya, yakni untuk dapat makan Paskah di Yerusalem setidak-tidaknya sekali seumur hidup. Lalu hal ini menimpanya. Pada saat itu Simon pasti sangat sedih terhadap kejadian itu. Ia pasti membenci orang-orang Romawi dan juga membenci terhukum ini karena ia dipaksa untuk memikul salib-Nya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Injil Markus, hal. 603).
Demikianlah Simon orang Kirene ini dipaksa dan terpaksa memikul salib Yesus.
III. BAGAIMANA HIDUP SIMON SELANJUTNYA?
Setelah Simon secara terpaksa memikul salib Yesus menuju Golgota, lalu apa yang terjadi dengan dia? Injil-Injil tidak lagi menceritakan apa-apa tentang Simon ini. Catatan Injil-Injil tentang dia begitu singkat sekali. Injil Yohanes tidak menceritakan sama sekali tentang Simon ini dan Injil Sinoptik (Matius, Markus, Lukas) yang menceritakan kisah ini hanya menceritakannya masing-masing 1 ayat saja (Matius 27:32; Markus 15:21; Lukas 23:26). Tapi ada sedikit keterangan dalam catatan Injil Markus yang dapat menjadi mata rantai bagi kita untuk memperkirakan apa yang terjadi dengan Simon orang Kirene ini.
Markus 15:21 - Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Menarik sekali bahwa Simon ini diperkenalkan oleh Markus sebagai ayah dari Aleksander dan Rufus. Kita tidak biasanya memperkenalkan seseorang dengan nama anak-anaknya, kecuali anak-anak tersebut sangat dikenal dalam masyarakat kepada siapa kita berbicara. Demikian juga dari kata-kata Markus ini, kelihatannya Aleksander dan Rufus adalah orang-orang yang sudah dikenal luas oleh pembaca Injil Markus saat itu. Hampir semua penafsir Alkitab setuju bahwa Injil Markus ditujukan kepada gereja/jemaat di Roma. Sekarang mari kita perhatikan surat rasul Paulus kepada jemaat di Roma.
Roma 16:13 - Salam kepada Rufus, orang pilihan dalam Tuhan, dan salam kepada ibunya, yang bagiku adalah juga ibu.
Jadi dalam gereja Roma ada Rufus, seorang Kristen yang disebut sebagai salah seorang pilihan Allah, dengan ibunya yang begitu dikasihi oleh Paulus sehingga ia sebut sebagai ibunya. Bisa jadi bahwa ini adalah Rufus yang sama dengan Rufus yang adalah anak dari Simon, dan bahwa ibunya adalah istri dari Simon. Jika ini benar maka ini dapat menjadi jembatan bagi kita untuk menebak apa yang kira-kira terjadi dengan Simon dari Kirene setelah terpaksa memikul salib Yesus. Maksudnya adalah, bahwa anak-anak Simon dan juga isterinya bisa menjadi Kristen, yang percaya kepada Yesus Kristus yang disalibkan itu, rasanya kecil kemungkinan untuk berpikir bahwa Simon sendiri tidak menjadi Kristen. Besar kemungkinan bahwa Simon menjadi Kristen dan tentu satu faktor yang penting dan moment tak terlupakan dalam hidup Simon adalah ketika ia memikul salib di mana Kristus mati di atasnya. Barclay berkata bahwa mungkin pertobatan Simon terjadi pada saat ia memikul salib Yesus itu atau saat tiba di Golgota.
William Barclay – Barangkali ia bermaksud bila sudah sampai di Golgota, ia akan melemparkan salib itu dan secepat mungkin menyingkir dari sana, akan tetapi mungkin bukan itu yang terjadi. Mungkin ia tetap di sana karena ada sesuatu mengenai Yesus yang menarik hatinya.(Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Injil Markus, hal. 603).
William Barclay - Bisa jadi bahwa pada saat ia memandang kepada Yesus, kepahitan Simon berbalik menjadi keheranan dan akhirnya menjadi iman; sehingga ia menjadi orang Kristen; dan keluarganya menjadi jiwa-jiwa yang paling berharga dalam gereja Roma. Merupakan sesuatu yang memungkinkan bahwa Simon dari Tripoli berpikir bahwa ia akan mewujudkan ambisi hidupnya, untuk akhirnya bisa merayakan Paskah di Yerusalem; bahwa ia mendapati dirinya, sangat bertentangan dengan kehendaknya, mengangkat salib seorang kriminil; bahwa pada saat ia memandang, kepahitannya berbalik menjadi keheranan dan menjadi iman; dan bahwa dalam hal yang kelihatannya merupakan aib baginya ia menemukan seorang Juruselamat. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Injil Lukas, hal. 238).
Selain itu kita menemukan sesuatu di dalam kitab Kisah Para Rasul.
Kisah Para Rasul 13:1 - Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus.
Kata-kata yang bergaris bawah ini memungkin untuk dibaca dengan 2 cara :
a. [Simeon yang disebut Niger] dan [Lukius orang Kirene]
Jika demikian maka Simeon ini bukan orang Kirene melainkan Lukius.
b. [Simeon yang disebut Niger, dan Lukius] orang Kirene.
Jika demikian maka baik Simeon dan Lukius, keduanya orang Kirene.
Lalu pembacaan manakah yang benar? Jika menghadapi kasus seperti ini maka ada satu hukum bahasa Yunani yang mengaturnya, namanya “Granvile Sharp Rule”. Dan sesuai dengan aturan hukum ini, ayat Kisah Para Rasul 13:1 harus dibaca dengan cara kedua dan dengan demikian Simeon juga adalah orang Kirene. Nah, nama Simeon sendiri adalah bentuk lain dari Simon. Itulah sebabnya sejumlah terjemahan menerjemahkannya dengan Simon dan bukan Simeon.
ALT - Now [there] were some prophets and teachers in the assembly being in Antioch: both Barnabas and Simon (the one being called Niger), …
DRB - Now there were in the church which was at Antioch prophets and doctors, among whom was Barnabas and Simon who was called Niger, …
Murdock - Now there were in the church at Antioch, [several] prophets and teachers; Barnabas, and Simon called Niger, ….
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nama di dalam Kis 13:1 itu adalah Simon orang Kirene. Dan secara eksplisit dikatakan bahwa dia adalah seorang nabi/pengajar di gereja Antiokhia.
Kisah Para Rasul 13:1 - Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus.
Hal lain yang memperkuat dugaan ini adalah bahwa Simeon/Simon ini disebut Niger yang artinya “hitam”.
William Barclay – Niger adalah nama biasa untuk seorang berkulit hitam yang datang dari Afrika….” (Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Injil Markus, hal. 604).
Dan karena itulah Alkitab TEV menerjemahkan ayat ini sebagai berikut :
TEV - In the church at Antioch there were some prophets and teachers: Barnabas, Simeon (called the Black = yang disebut si hitam), …”
Dari kata Niger inilah munculah nama negara “NIGERIA” dan ingat tadi sudah saya tunjukkan bahwa Simon ini berasal dari Kirene yang ada di Afrika Selatan.
Jika ini benar maka apa yang dikatakan sebelumnya bahwa Simon akhirnya menjadi percaya pada Yesus menjadi lebih kuat, dan bukan itu saja, ia bahkan menjadi salah satu tokoh penting/pengajar di dalam jemaat Antiokhia yang turut mengutus Paulus dan Barnabas untuk memberitakan Injil bagi orang-orang non Yahudi.
Kisah Para Rasul 13:1-3 – (1) Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. (2) Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." (3) Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.
William Barclay – Barangkali pengalaman Simon dalam perjalanan ke Golgota membuat hatinya melekat kepada Yesus untuk selamanya. Barangkali pengalaman inilah yang membuat ia menjadi seorang Kristen. Barangkali pada hari-hari sesudahnya ia menjadi pemimpin di Antiokhia dan menjadi alat untuk pemberitaan Injil pertama kali kepada orang-orang non Yahudi. Barangkali oleh karena Simon dipaksa untuk memikul salib Yesus, maka terjadilah pekabaran Injil pertama kepada orang non Yahudi. Itu berarti, kita ini menjadi Kristen karena pada satu hari seorang peziarah Paskah, dengan sangat marah, telah dipaksa oleh seorang aparat Romawi yang tak dikenal namanya untuk memikul salib demi Yesus bagi diri-Nya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Injil Markus, hal. 604-605).
Boleh jadi ia jugalah yang memberitakan Injil kepada isteri dan anak-anaknya (Aleksander dan Rufus) sehingga mereka akhirnya menjadi tokoh-tokoh jemaat di Roma yang sangat dihargai oleh rasul Paulus.
IV. TUNTUTAN KRISTUS BAGI KITA.
Satu pelajaran berharga yang bisa kita petik dari kisah Simon ini adalah betapa pentingnya sebagai pengikut Kristus kita mau memikul salib juga. Ini sesuai dengan apa yang Yesus ajarkan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia disalib.
Matius 16:24 - Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Lukas 9:23 - Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
Matius 10:38 - Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
Menarik untuk diamati bahwa “memikul salib dan mengikuti Yesus” ini ternyata sudah dilakukan oleh Simon padahal pada saat itu ia belum menjadi murid Yesus/orang beriman.
Lukas 23:26 - Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus.
Nah, jika seorang yang bukan murid Yesus ternyata sudah melakukan apa yang Yesus perintahkan “memikul salib dan mengikuti Aku” walaupun dipaksa tentara Roma, apalagi kita yang sudah menjadi murid Kristus? Kita seharusnya mau memikul salib sesuai perintah Yesus itu dengan rela, tanpa dipaksa atau merasa terpaksa.
Berbicara tentang salib, itu berarti berbicara tentang penderitaan yang hebat. Yesus mengalami penderitaan yang hebat sewaktu memikul salib hingga naik ke atas salib. Jika Ia meminta kita untuk juga memikul salib sambil mengikuti Dia, itu berarti Ia juga mau agar kita juga ambil bagian di dalam penderitaan ketika kita memutuskan untuk menjadi pengikut-Nya.
Matthew Henry – Yang dimaksudkan dengan salib di sini adalah seluruh penderitaan kita, baik yang kita derita sebagai manusia maupun sebagai orang Kristen, meliputi segala kemalangan karena ketentuan ilahi, penganiayaan oleh karena kebenaran, setiap masalah yang menimpa kita, baik karena berbuat baik ataupun karena tidak melakukan sesuatu yang jahat. Segala kesukaran yang kita derita sebagai orang Kristen sangat cocok disebut salib-salib karena mengingatkan kita akan kematian di atas kayu salib yang dialami Kristus karena ketaatan-Nya. Salib-Nya itu seharus membuat kita sadar bahwa sama dengan Dia, kita juga harus menanggung kesukaran, karena Dia juga telah menanggungnya sebelumnya bagi kita. (Injil Matius 15-28, hal. 818).
Di sini Yesus mengajarkan kepada kita bahwa menjadi seorang pengikut Kristus bukanlah enak/gampang. Kita pasti diperhadapkan dengan berbagai macam kesukaran dan penderitaan (sakit penyakit, masalah rumah tangga, masalah pekerjaan, masalah, pelayanan, masalah pergaulan, dll). Itulah salib! Dan kita diwajibkan untuk memikulnya sambil tetap mengikuti Dia. Jika tidak, maka kita tidak layak bagi Dia.
Matius 10:38 - Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
Salib masing-masing orang bereda-beda. Dan Tuhan meletakkan salib itu di pundak kita masing-masing sesuai dengan ukuran iman kita dan penetapan ilahi. Karena itu jangan heran kalau tingkat penderitaan kita berbeda-beda. Semakin kuat iman seseorang, semakin berat salib yang ditaruh di atasnya. Atau semakin besar salib yang ditaruh di atas pundak kita, itu bukti bahwa iman kita makin kuat. Ingat bahwa Tuhan tidak memberikan salib yang lebih berat dari kemampuan kita.
1 Korintus 10:13 - Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Bahwa salib itu tidak melampaui kemampuan kita tidak berarti bahwa salib itu ringan. Salib itu tetap berat dan kita kadang kepayahan memikulnya, tetapi kita tetap dituntut untuk memikulnya sambil mengikut Yesus/setia kepada-Nya.
Kembali ke Simon, perhatikan fakta menarik ini. Pemikulan salib Yesus oleh Simon adalah sebuah beban dan aib bagi dia tetapi ternyata itu bisa mendatangkan sesuatu yang berharga bagi dia yakni perjumpaan dia dengan Kristus secara pribadi dan bahkan menjadi alat pemberitaan Injil untuk orang-orang non Yahudi.
William Barclay – Pastilah pada hari naas itu Yesus telah menyentuh hati Simon. Hari yang bagi Simon tampaknya seperti hari aibnya ternyata menjadi hari kemuliaannya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Injil Matius 11-28, hal. 580).
B.J. Boland – Dipaksa memikul salib itu dan turut pergi ke Golgota mungkin telah menjadi berkat besar bagi Simon. (Tafsiran Alkitab Injil Lukas, hal. 561).
Ya, jika Simon yang awalnya bukan orang beriman dan dipaksa untuk memikul salib dan itu telah membawa sebuah kebaikan bagi dia, apalagi kita yang sudah beriman kepada Kristus yang mau setia memikul salib/bertahan dalam penderitaan dan tantangan di dalam mengikuti Tuhan, kita pasti akan mendapatkan perkenanan Tuhan dan kebaikan akan datang pada kita seperti pada Simon dari Kirene. Ini senada dengan paa yang dikatakan rasul Paulus :
BACA JUGA: PEMIKULAN SALIB OLEH YESUS KRISTUS
Kita akan belajar tentang Simon ini dalam beberapa point :
I. DARI MANA ASAL SIMON DAN BAGAIMANA IA BISA BERADA DI YERUSALEM?
Dari mana asal Simon? Secara eksplisit dikatakan bahwa ia berasal dari Kirene.
Matius 27:32 - Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Lalu di mana Kirene ini?
Easton's Bible Dictionary – Sebuah kota (sekarang Tripoli) di bagian atas dari Lybia di Afrika Utara, ….”
International Standard Bible Encyclopedia – Sebuah kota di Afrika Utara, ibukota dari propinsi Roma Kirenaika (Lybia kuno dan modern).
Bandingkan dengan catatan Kisah Para Rasul 2:10.
Kis 2:10 - Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma,…
Jadi sebenarnya Simon ini termasuk orang Yahudi Diaspora (orang Yahudi yang tidak tinggal di Yerusalem). Lalu bagaimana ia bisa ada di Yerusalem saat itu? Ingat bahwa saat Yesus disalibkan itu bertepatan dengan hari raya Paskah orang Yahudi.
Matius 26:2 - "Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan."
Yohanes 19:14 - Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: "Inilah rajamu!"
Dan bagi seorang Yahudi Diaspora, merayakan Paskah di kota Yerusalem adalah sesuatu yang sangat diidam-idamkan. Persis seperti orang Islam mau naik haji. Dugaan sangat kuat bahwa Simon hadir di kota Yerusalem dengan tujuan untuk merayakan Paskah Yahudi ini dan kelihatannya ia bertemu dengan Yesus sesaat setelah ia tiba di Yerusalem. Ini nyata lewat kata-kata bahwa Simon baru datang dari luar kota.
Lukas 23:26 - Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus.
Markus 15:21 - Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, …. yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
II. MENGAPA DIA HARUS DIPAKSA DAN TERPAKSA MEMIKUL SALIB YESUS?
Alkitab mengatakan bahwa Simon ini dipaksa untuk memikul salib Yesus.
Matius 27:32 - Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Markus 15:21 - Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, …. yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Jika ini adalah sebuah paksaan, maka tentu ada yang memaksa dan ada yang dipaksa dan tentu melakukan hal tersebut dengan terpaksa. Yang memaksa jelas adalah para prajurit Romawi. Mengapa mereka memaksa Simon untuk memikul salib Yesus? Matthew Henry (Injil Matius 15-28, hal. 1489) mengemukakan 3 alasan :
Mereka merasa kasihan pada Yesus karena ternyata salib itu terlalu berat untuk dipikul-Nya.
Mungkin juga karena dengan salib di pundak-Nya, Yesus tidak bisa berjalan maju secepat yang mereka mau.
Mereka takut Yesus akan jatuh pingsan dan lalu mati sehingga skenario penyaliban yang sudah mereka rancangan menjadi gagal.
Matthew Henry – “…mereka tidak mau Yesus sampai pingsan dan mati seketika di sana, karena itu akan menggagalkan rancangan jahat mereka berikutnya. Kelihatannya mereka memang berbelaskasihan pada Kristus, tetapi belaskasihan mereka itu kejam.(Injil Lukas 13-24, hal. 845).
Tetapi Jakob Van Bruggen (Markus : Injil Menurut Petrus, hal. 588-589) memberikan kemungkinan yang lain di mana pemaksaan terhadap Simon untuk memikul salib Yesus ini sebagai suatu bentuk olok-olokan atau ejekan terhadap Yesus. Perhatikan bahwa sepanjang drama penyaliban Yesus mulai dari ruang penyiksaan hingga Ia tergantung di atas salib, mereka selalu mengolok-olok Dia. Mereka memakaikan jubah ungu dan mahkota duri di kepalanya sebagai olok-olokan terhadap Kristus sebagai raja. Di Gologta mereka sengaja menyalibkan dia di antara penjahat, orang-orang yang lewat di sana mengolok-olok Yesus, demikian juga seorang penjahat yang disalibkan bersama-sama dengan Dia. Dengan demikian pemaksaan Simon orang Kirene untuk memikul salib Yesus harus dilihat dari kaca mata ejekan/olok-olokan terhadap Yesus.
Jakob Van Bruggen – Kalau para prajurit dalam perjalan ke luar kota memaksa seorang Yahudi dari Afrika Utara (Kirene) melakukan pekerjaan itu bagi Yesus, mereka meneruskan sandiwara tadi; mereka kembali berpura-pura menghormati Yesus sebagai seorang raja. Bukankah Yesus raja orang Yahudi? Maka baiklah seorang bawahan-Nya yang juga orang Yahudi memikul beban itu sambil mengikuti Tuannya (Lukas 23:26). Dengan demikian prajurit-prajurit itu mengerahkan pengiring bagi Sang Raja. Hal itu membuat perjalanan-Nya ke Golgota mengundang tawa. Seorang Raja dengan satu hamba yang dipaksa ikut dan yang berjalan di belakang Dia sambil memikul alat untuk menghukum mati Rajanya! Para prajurit yang telah mengadakan upacara penyambutan tiruan bagi Yesus ketika Dia memasuki tangsi, sekarang juga menggelar upacara tiruan untuk melepas Sang Raja keluar kota. (Markus : Injil Menurut Petrus, hal. 589).
Ini dari sisi Yesusnya. Tapi dari sisi Simon sendiri, jelas dari kata “paksa” yang muncul menunjukkan bahwa Simon sebenarnya terpaksa memikul salib Yesus ini. Lalu kira-kira mengapa Simon terpaksa memikul salib Yesus ini? Kemungkinan karena 2 alasan :
Karena memikul salib saat itu adalah sebuah kehinaan.
Matthew Henry – Memang, memikul salib itu merupakan suatu penghinaan sehingga tidak ada seorang pun yang mau melakukannya kecuali dipaksa. (Injil Matius 15-28, hal. 1490).
Penghinaan ini semakin bertambah jika apa yang dikatakan Bruggen di atas benar di mana pemikulan salib Yesus itu dijadikan semacam drama olok-olokan bagi Yesus. Dengan demikian Simon ikut menjadi bagian dari olok-olokan/ejekan pada Kristus tersbut.
Karena Simon datang ke Yerusalem bukan demi tujuan ini.
William Barclay - Hari itu pastilah hari yang suram bagi Simon dari Kirene….Simon berasal dari Kirene di Afrika. Pastilah ia datang dari tempat yang jauh itu untuk merayakan Paskah. Bisa jadi juga, ia telah berhemat dan menabung selama bertahun-tahun agar dapat datang ke Yerusalem. Pastilah ia sedang memenuhi ambisi seumur hidupnya, yakni untuk dapat makan Paskah di Yerusalem setidak-tidaknya sekali seumur hidup. Lalu hal ini menimpanya. Pada saat itu Simon pasti sangat sedih terhadap kejadian itu. Ia pasti membenci orang-orang Romawi dan juga membenci terhukum ini karena ia dipaksa untuk memikul salib-Nya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Injil Markus, hal. 603).
Demikianlah Simon orang Kirene ini dipaksa dan terpaksa memikul salib Yesus.
III. BAGAIMANA HIDUP SIMON SELANJUTNYA?
Setelah Simon secara terpaksa memikul salib Yesus menuju Golgota, lalu apa yang terjadi dengan dia? Injil-Injil tidak lagi menceritakan apa-apa tentang Simon ini. Catatan Injil-Injil tentang dia begitu singkat sekali. Injil Yohanes tidak menceritakan sama sekali tentang Simon ini dan Injil Sinoptik (Matius, Markus, Lukas) yang menceritakan kisah ini hanya menceritakannya masing-masing 1 ayat saja (Matius 27:32; Markus 15:21; Lukas 23:26). Tapi ada sedikit keterangan dalam catatan Injil Markus yang dapat menjadi mata rantai bagi kita untuk memperkirakan apa yang terjadi dengan Simon orang Kirene ini.
Markus 15:21 - Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Menarik sekali bahwa Simon ini diperkenalkan oleh Markus sebagai ayah dari Aleksander dan Rufus. Kita tidak biasanya memperkenalkan seseorang dengan nama anak-anaknya, kecuali anak-anak tersebut sangat dikenal dalam masyarakat kepada siapa kita berbicara. Demikian juga dari kata-kata Markus ini, kelihatannya Aleksander dan Rufus adalah orang-orang yang sudah dikenal luas oleh pembaca Injil Markus saat itu. Hampir semua penafsir Alkitab setuju bahwa Injil Markus ditujukan kepada gereja/jemaat di Roma. Sekarang mari kita perhatikan surat rasul Paulus kepada jemaat di Roma.
Roma 16:13 - Salam kepada Rufus, orang pilihan dalam Tuhan, dan salam kepada ibunya, yang bagiku adalah juga ibu.
Jadi dalam gereja Roma ada Rufus, seorang Kristen yang disebut sebagai salah seorang pilihan Allah, dengan ibunya yang begitu dikasihi oleh Paulus sehingga ia sebut sebagai ibunya. Bisa jadi bahwa ini adalah Rufus yang sama dengan Rufus yang adalah anak dari Simon, dan bahwa ibunya adalah istri dari Simon. Jika ini benar maka ini dapat menjadi jembatan bagi kita untuk menebak apa yang kira-kira terjadi dengan Simon dari Kirene setelah terpaksa memikul salib Yesus. Maksudnya adalah, bahwa anak-anak Simon dan juga isterinya bisa menjadi Kristen, yang percaya kepada Yesus Kristus yang disalibkan itu, rasanya kecil kemungkinan untuk berpikir bahwa Simon sendiri tidak menjadi Kristen. Besar kemungkinan bahwa Simon menjadi Kristen dan tentu satu faktor yang penting dan moment tak terlupakan dalam hidup Simon adalah ketika ia memikul salib di mana Kristus mati di atasnya. Barclay berkata bahwa mungkin pertobatan Simon terjadi pada saat ia memikul salib Yesus itu atau saat tiba di Golgota.
William Barclay – Barangkali ia bermaksud bila sudah sampai di Golgota, ia akan melemparkan salib itu dan secepat mungkin menyingkir dari sana, akan tetapi mungkin bukan itu yang terjadi. Mungkin ia tetap di sana karena ada sesuatu mengenai Yesus yang menarik hatinya.(Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Injil Markus, hal. 603).
William Barclay - Bisa jadi bahwa pada saat ia memandang kepada Yesus, kepahitan Simon berbalik menjadi keheranan dan akhirnya menjadi iman; sehingga ia menjadi orang Kristen; dan keluarganya menjadi jiwa-jiwa yang paling berharga dalam gereja Roma. Merupakan sesuatu yang memungkinkan bahwa Simon dari Tripoli berpikir bahwa ia akan mewujudkan ambisi hidupnya, untuk akhirnya bisa merayakan Paskah di Yerusalem; bahwa ia mendapati dirinya, sangat bertentangan dengan kehendaknya, mengangkat salib seorang kriminil; bahwa pada saat ia memandang, kepahitannya berbalik menjadi keheranan dan menjadi iman; dan bahwa dalam hal yang kelihatannya merupakan aib baginya ia menemukan seorang Juruselamat. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Injil Lukas, hal. 238).
Selain itu kita menemukan sesuatu di dalam kitab Kisah Para Rasul.
Kisah Para Rasul 13:1 - Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus.
Kata-kata yang bergaris bawah ini memungkin untuk dibaca dengan 2 cara :
a. [Simeon yang disebut Niger] dan [Lukius orang Kirene]
Jika demikian maka Simeon ini bukan orang Kirene melainkan Lukius.
b. [Simeon yang disebut Niger, dan Lukius] orang Kirene.
Jika demikian maka baik Simeon dan Lukius, keduanya orang Kirene.
Lalu pembacaan manakah yang benar? Jika menghadapi kasus seperti ini maka ada satu hukum bahasa Yunani yang mengaturnya, namanya “Granvile Sharp Rule”. Dan sesuai dengan aturan hukum ini, ayat Kisah Para Rasul 13:1 harus dibaca dengan cara kedua dan dengan demikian Simeon juga adalah orang Kirene. Nah, nama Simeon sendiri adalah bentuk lain dari Simon. Itulah sebabnya sejumlah terjemahan menerjemahkannya dengan Simon dan bukan Simeon.
ALT - Now [there] were some prophets and teachers in the assembly being in Antioch: both Barnabas and Simon (the one being called Niger), …
DRB - Now there were in the church which was at Antioch prophets and doctors, among whom was Barnabas and Simon who was called Niger, …
Murdock - Now there were in the church at Antioch, [several] prophets and teachers; Barnabas, and Simon called Niger, ….
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nama di dalam Kis 13:1 itu adalah Simon orang Kirene. Dan secara eksplisit dikatakan bahwa dia adalah seorang nabi/pengajar di gereja Antiokhia.
Kisah Para Rasul 13:1 - Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus.
Hal lain yang memperkuat dugaan ini adalah bahwa Simeon/Simon ini disebut Niger yang artinya “hitam”.
William Barclay – Niger adalah nama biasa untuk seorang berkulit hitam yang datang dari Afrika….” (Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Injil Markus, hal. 604).
Dan karena itulah Alkitab TEV menerjemahkan ayat ini sebagai berikut :
TEV - In the church at Antioch there were some prophets and teachers: Barnabas, Simeon (called the Black = yang disebut si hitam), …”
Dari kata Niger inilah munculah nama negara “NIGERIA” dan ingat tadi sudah saya tunjukkan bahwa Simon ini berasal dari Kirene yang ada di Afrika Selatan.
Jika ini benar maka apa yang dikatakan sebelumnya bahwa Simon akhirnya menjadi percaya pada Yesus menjadi lebih kuat, dan bukan itu saja, ia bahkan menjadi salah satu tokoh penting/pengajar di dalam jemaat Antiokhia yang turut mengutus Paulus dan Barnabas untuk memberitakan Injil bagi orang-orang non Yahudi.
Kisah Para Rasul 13:1-3 – (1) Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. (2) Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." (3) Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.
William Barclay – Barangkali pengalaman Simon dalam perjalanan ke Golgota membuat hatinya melekat kepada Yesus untuk selamanya. Barangkali pengalaman inilah yang membuat ia menjadi seorang Kristen. Barangkali pada hari-hari sesudahnya ia menjadi pemimpin di Antiokhia dan menjadi alat untuk pemberitaan Injil pertama kali kepada orang-orang non Yahudi. Barangkali oleh karena Simon dipaksa untuk memikul salib Yesus, maka terjadilah pekabaran Injil pertama kepada orang non Yahudi. Itu berarti, kita ini menjadi Kristen karena pada satu hari seorang peziarah Paskah, dengan sangat marah, telah dipaksa oleh seorang aparat Romawi yang tak dikenal namanya untuk memikul salib demi Yesus bagi diri-Nya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Injil Markus, hal. 604-605).
Boleh jadi ia jugalah yang memberitakan Injil kepada isteri dan anak-anaknya (Aleksander dan Rufus) sehingga mereka akhirnya menjadi tokoh-tokoh jemaat di Roma yang sangat dihargai oleh rasul Paulus.
IV. TUNTUTAN KRISTUS BAGI KITA.
Satu pelajaran berharga yang bisa kita petik dari kisah Simon ini adalah betapa pentingnya sebagai pengikut Kristus kita mau memikul salib juga. Ini sesuai dengan apa yang Yesus ajarkan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia disalib.
Matius 16:24 - Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Lukas 9:23 - Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
Matius 10:38 - Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
Menarik untuk diamati bahwa “memikul salib dan mengikuti Yesus” ini ternyata sudah dilakukan oleh Simon padahal pada saat itu ia belum menjadi murid Yesus/orang beriman.
Lukas 23:26 - Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus.
Nah, jika seorang yang bukan murid Yesus ternyata sudah melakukan apa yang Yesus perintahkan “memikul salib dan mengikuti Aku” walaupun dipaksa tentara Roma, apalagi kita yang sudah menjadi murid Kristus? Kita seharusnya mau memikul salib sesuai perintah Yesus itu dengan rela, tanpa dipaksa atau merasa terpaksa.
Berbicara tentang salib, itu berarti berbicara tentang penderitaan yang hebat. Yesus mengalami penderitaan yang hebat sewaktu memikul salib hingga naik ke atas salib. Jika Ia meminta kita untuk juga memikul salib sambil mengikuti Dia, itu berarti Ia juga mau agar kita juga ambil bagian di dalam penderitaan ketika kita memutuskan untuk menjadi pengikut-Nya.
Matthew Henry – Yang dimaksudkan dengan salib di sini adalah seluruh penderitaan kita, baik yang kita derita sebagai manusia maupun sebagai orang Kristen, meliputi segala kemalangan karena ketentuan ilahi, penganiayaan oleh karena kebenaran, setiap masalah yang menimpa kita, baik karena berbuat baik ataupun karena tidak melakukan sesuatu yang jahat. Segala kesukaran yang kita derita sebagai orang Kristen sangat cocok disebut salib-salib karena mengingatkan kita akan kematian di atas kayu salib yang dialami Kristus karena ketaatan-Nya. Salib-Nya itu seharus membuat kita sadar bahwa sama dengan Dia, kita juga harus menanggung kesukaran, karena Dia juga telah menanggungnya sebelumnya bagi kita. (Injil Matius 15-28, hal. 818).
Di sini Yesus mengajarkan kepada kita bahwa menjadi seorang pengikut Kristus bukanlah enak/gampang. Kita pasti diperhadapkan dengan berbagai macam kesukaran dan penderitaan (sakit penyakit, masalah rumah tangga, masalah pekerjaan, masalah, pelayanan, masalah pergaulan, dll). Itulah salib! Dan kita diwajibkan untuk memikulnya sambil tetap mengikuti Dia. Jika tidak, maka kita tidak layak bagi Dia.
Matius 10:38 - Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
Salib masing-masing orang bereda-beda. Dan Tuhan meletakkan salib itu di pundak kita masing-masing sesuai dengan ukuran iman kita dan penetapan ilahi. Karena itu jangan heran kalau tingkat penderitaan kita berbeda-beda. Semakin kuat iman seseorang, semakin berat salib yang ditaruh di atasnya. Atau semakin besar salib yang ditaruh di atas pundak kita, itu bukti bahwa iman kita makin kuat. Ingat bahwa Tuhan tidak memberikan salib yang lebih berat dari kemampuan kita.
1 Korintus 10:13 - Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Bahwa salib itu tidak melampaui kemampuan kita tidak berarti bahwa salib itu ringan. Salib itu tetap berat dan kita kadang kepayahan memikulnya, tetapi kita tetap dituntut untuk memikulnya sambil mengikut Yesus/setia kepada-Nya.
Kembali ke Simon, perhatikan fakta menarik ini. Pemikulan salib Yesus oleh Simon adalah sebuah beban dan aib bagi dia tetapi ternyata itu bisa mendatangkan sesuatu yang berharga bagi dia yakni perjumpaan dia dengan Kristus secara pribadi dan bahkan menjadi alat pemberitaan Injil untuk orang-orang non Yahudi.
William Barclay – Pastilah pada hari naas itu Yesus telah menyentuh hati Simon. Hari yang bagi Simon tampaknya seperti hari aibnya ternyata menjadi hari kemuliaannya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Injil Matius 11-28, hal. 580).
B.J. Boland – Dipaksa memikul salib itu dan turut pergi ke Golgota mungkin telah menjadi berkat besar bagi Simon. (Tafsiran Alkitab Injil Lukas, hal. 561).
Ya, jika Simon yang awalnya bukan orang beriman dan dipaksa untuk memikul salib dan itu telah membawa sebuah kebaikan bagi dia, apalagi kita yang sudah beriman kepada Kristus yang mau setia memikul salib/bertahan dalam penderitaan dan tantangan di dalam mengikuti Tuhan, kita pasti akan mendapatkan perkenanan Tuhan dan kebaikan akan datang pada kita seperti pada Simon dari Kirene. Ini senada dengan paa yang dikatakan rasul Paulus :
BACA JUGA: PEMIKULAN SALIB OLEH YESUS KRISTUS
Roma 5:3-5 – (3) Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, (4) dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. (5) Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Karena itu, jikalau saat ini sebagai orang beriman saudara mengalami banyak tantangan, persoalan, penderitaan, kesulitan, dll, janganlah mundur, atau buang salib itu dan lari dari Kristus. Tetaplah setia memikul salib itu sambil mengikut Tuhan. Kalau saudara mundur maka saudara akan kehilangan banyak berkat dan hal yang baik. Charles Haddon Spurgeon menghubungkan Simon dari Kirene ini dengan Simon Petrus. Ia berkata mengapa Simon dari Kirene yang memikul salib Yesus? Karena Simon Petrus tidak ada! Perhatikan kata-katanya yang indah :
C. H. Spurgeon - Namanya adalah Simon : dan di mana Simon yang satunya? Ini merupakan suatu hardikan yang tenang tetapi keras baginya. Simon Petrus, Simon bin Yunus / Yohanes, di manakah engkau? Seorang Simon yang lain telah mengambil tempatmu. Kadang-kadang pelayan-pelayan Tuhan mundur pada saat mereka diharapkan untuk maju, dan Tuhan mendapatkan pelayan-pelayan yang lain saat itu. Jika ini pernah terjadi pada kita, ini seharusnya menegur kita dengan lembut selama kita hidup. Saudara-saudara dan saudari-saudari, tetaplah di tempatmu, dan jangan biarkan seorang Simon yang lain menempati tempatmu. Tentang Yudas dikatakan ‘Biarlah jabatannya diambil orang lain’ (Kisah Para Rasul 1:20b); tetapi seorang murid sejati akan mempertahankan jabatannya. Ingatlah kata-kata Tuhan kita ‘Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu’ (Wahyu 3:11). Simon Petrus kehilangan mahkota di sini, dan sebuah kepala yang lain memakai mahkota itu. (A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, Vol VI, hal. 447-448).
Ya, ada mahkota yang tersedia bagi setiap salib yang saudara pikul. Semakin besar dan berat sebuah salib, semakin indah dan mulianya mahkota untuk itu. Jikalau saudara membuang salibnya atau berhenti mengikuti Kristus, saudara akan kehilangan mahkota itu. Karena itu tetaplah setia mengiring Tuhan dalam setiap penderitaan/salib saudara.
Anonim – Jikalau salib terasa berat, janganlah meminta kepada Tuhan untuk mengangkat atau meringankan salib itu, tetapi mintalah pundak yang kuat untuk dapat memikulnya.
Selamat berjuang, selamat memikul salib saudara masing-masing sambil tetap mengikut Yesus!
Karena itu, jikalau saat ini sebagai orang beriman saudara mengalami banyak tantangan, persoalan, penderitaan, kesulitan, dll, janganlah mundur, atau buang salib itu dan lari dari Kristus. Tetaplah setia memikul salib itu sambil mengikut Tuhan. Kalau saudara mundur maka saudara akan kehilangan banyak berkat dan hal yang baik. Charles Haddon Spurgeon menghubungkan Simon dari Kirene ini dengan Simon Petrus. Ia berkata mengapa Simon dari Kirene yang memikul salib Yesus? Karena Simon Petrus tidak ada! Perhatikan kata-katanya yang indah :
C. H. Spurgeon - Namanya adalah Simon : dan di mana Simon yang satunya? Ini merupakan suatu hardikan yang tenang tetapi keras baginya. Simon Petrus, Simon bin Yunus / Yohanes, di manakah engkau? Seorang Simon yang lain telah mengambil tempatmu. Kadang-kadang pelayan-pelayan Tuhan mundur pada saat mereka diharapkan untuk maju, dan Tuhan mendapatkan pelayan-pelayan yang lain saat itu. Jika ini pernah terjadi pada kita, ini seharusnya menegur kita dengan lembut selama kita hidup. Saudara-saudara dan saudari-saudari, tetaplah di tempatmu, dan jangan biarkan seorang Simon yang lain menempati tempatmu. Tentang Yudas dikatakan ‘Biarlah jabatannya diambil orang lain’ (Kisah Para Rasul 1:20b); tetapi seorang murid sejati akan mempertahankan jabatannya. Ingatlah kata-kata Tuhan kita ‘Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu’ (Wahyu 3:11). Simon Petrus kehilangan mahkota di sini, dan sebuah kepala yang lain memakai mahkota itu. (A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, Vol VI, hal. 447-448).
Ya, ada mahkota yang tersedia bagi setiap salib yang saudara pikul. Semakin besar dan berat sebuah salib, semakin indah dan mulianya mahkota untuk itu. Jikalau saudara membuang salibnya atau berhenti mengikuti Kristus, saudara akan kehilangan mahkota itu. Karena itu tetaplah setia mengiring Tuhan dalam setiap penderitaan/salib saudara.
Anonim – Jikalau salib terasa berat, janganlah meminta kepada Tuhan untuk mengangkat atau meringankan salib itu, tetapi mintalah pundak yang kuat untuk dapat memikulnya.
Selamat berjuang, selamat memikul salib saudara masing-masing sambil tetap mengikut Yesus!
Ikuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya :